Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Pecah Utak

Pertapa Semprot
Daftar
18 Oct 2014
Post
5.260
Like diterima
14.655
Lokasi
Serenity
Bimabet
-------------------------------------
Just Share..!
-------------------------------------

Salam Semprot.

Mohon mangap kalo Nubi 'kembali mengotori' di sini. Nubi cuma pingin menghibur..
berbagi cerita yang sempat Nubi save dan edit..
serta yang Nubi anggap 'asyik n layak' dishare di Forum Tercinta ini.. plus sekalian Nubi belajar posting..

Cerita-Cerita di Trit ini sebenarnya semacam SERIAL.. dan masing-masing berdiri sendiri-sendiri.
Karena memang merupakan Karya dari Banyak Maestro penulis-penulis CerPan dari berbagai situs..
yang – kebanyakan – telah almarhum. Lagian memang cerita-ceritanya asyik-asyik, kog.

Beberapa cerita lain masih belum sempat Nubi Edit.
Mungkin nanti, bila telah diedit.. secara bertahap akan Nubi posting per kisahnya.
Dan mudah-mudahan juga Nubi sempat 'meluangkan waktu' mengedit serta memposting di Forum Tercinta ini.

Sayangnya.. hingga kini Nubi ga tau siapa 'Maestro-Maestro' penulis-penulisnya. So.. Untuk Para Penulis Asli Cerita.. -Siapapun itu..-
Nubi juga mohon mangap.. telah menyebarkan karyanya tanpa izin. Bukan kenapa-napa.. cuman lantaran emang Nubi ga tau siapa yang nulis.
Juga karena keterbatasan Nubi berselancar di dunia maya belaka, yang menghambat.

Sebab.. menurut Nubi.. sayang rasanya kalo sebuah Karya yang Bagus ga dishare atau dinikmati di Tempat yang Bagus juga.
Mudah-mudahan dengan share ini.. siapa tau Nubi jadi bisa kenalan dengan penulis aslinya. Haha..
Lagian juga.. "Sebuah karya yang telah dipublikasikan.. adalah milik audiens..! Plus.. telah memiliki 'ruh-nya' sendiri.."
Menyitir pernyataan Rendra Hehe..
------------------

O ya.. sedikit PESAN NUBI buat Brada+Sista.. ALL SEMPROTERS.. baik SR Silent Readers.. .. AR Active Readers.. .. apalagi yang bergelar SUHU.
Jika berkenan untuk berkomentar.. Plis.. Jangan OOT..! Apalagi yang berkesan menyerang TS tanpa alasan.
Belajarlah untuk lebih santun dan ga OOT dalam menyampaikan suatu pendapat pada suatu Thread di FORUM ini..
alias TIDAK OUT OF TOPIC (Cukup Fokus Pada Cerita dan atau Teknik Penulisan serta yang berhubungan dengan hal tersebut saja).
Sebab.. sudah ada THREAD KHUSUS-nya masing-masing..!

Ga ada samasekali kepentingan atau keuntungan pribadi yang Nubi dapat dari nge-posting CerPan yang menyertakan nama seorang almarhum Penyair Besar, Penyair Sedang atau Penyair Kecil..! (Kok jadi Kayak Ukuran baju.. ya..? S, M, L.. LL, XL, XXLL.. hehe..) Apalagi yang berbentuk Materi.
Niat Nubi murni sekedar sharing dan menghibur doang..! Jadi.. Nubi TEKANKEN.. Nubi bukan plagiat..!

Kalo.. sekiranya.. jika.. andai.. umpama.. Ada yang Ga Suka dengan ATURAN memposting CerPan CoPas.. meskipun sudah diedit dan dirapikan
Silakan LAPORKAN ke Thread PELAPORAN. Udah tersedia dan ada Thread KHUSUS-nya, kok. Plus.. sekalian bisa buat permohonan ke Om Momod
dan Om Satpam supaya poin ke-4 dalam ATURAN atau RULES pemostingan.. (seperti di bawah ini..) diganti atau dihapuskan saja.

Untuk cerita yang copy paste dari website luar, jangan asal copy paste saja tapi liat dulu dan perbaiki bagian-bagian yang memang perlu diperbaiki, ditambah/dikurangi. Dan tidak perlu menaruh link website cerita itu berasal ! Anda cukup bilang "cerita ini copy paste dari website/forum tetangga". Dengan alasan: Ga suka.. atau apaan kek. Whatever.

O ya.. terakhir: So.. kalo masih ngeyel dan OOT ga karu-karuan.. Nubi saranin agar ngebuat aja BLOG, WEB atau SITUS sendiri.
Supaya Anda bisa bebas sebebasnya menikmati sendiri.. nulis sendiri.. posting sendiri.. baca sendiri.. komen sendiri.. balas komen sendiri..
dan Coli sendiri.. apapun itu.

Akhirnya.. met nge-reread aja dah, buat yang udah pernah baca..! Semoga terhibur. Adios.
------------------------------
I N D E X
------------------------------
Cerita 1 – 4 Page 1
Cerita 5 – 7
https://v1.semprot.com/threads/komp...-hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-2
Cerita 8 – 12
https://v1.semprot.com/threads/komp...-hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-3
Cerita 13
https://v1.semprot.com/threads/komp...-hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-4
Cerita 14 – 16 https://v1.semprot.com/threads/komp...-hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-5
Cerita 17, 18
https://v1.semprot.com/threads/komp...-hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-6
Cerita 19
https://v1.semprot.com/threads/komp...-hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-7
Cerita 20 – 23
https://v1.semprot.com/threads/komp...-hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-8
Cerita 24 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-11
Cerita 25 – 28
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-12
Cerita 29 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-14
Cerita 30
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-15
Cerita 31 – 35
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-16
Cerita 36, 37
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-18
Cerita 38 – 40
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-19
Cerita 41 – 44
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-20
Cerita 45, 46 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-21
Cerita 47, 48
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-22
Cerita 49 – 52
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-23
Cerita 53 – 55
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-24
Cerita 56
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-25
Cerita 57 – 59
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-26
Cerita 60 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-27
Cerita 61 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-28
Cerita 62 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-30
Cerita 63, 64 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-31
Cerita 65
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-32
Cerita 66 – 68
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-33
Cerita 69 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-34
Cerita 70, 71
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-35
Cerita 72
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-38
Cerita 73 – 75
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-39
Cerita 76
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-40
Cerita 77
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-46
Cerita 78 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-47
Cerita 79 – 81
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-48
Cerita 82
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-49
Cerita 83, 84
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-50
Cerita 85
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-51
Cerita 86
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-59
Cerita 87, 88
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-60
Cerita 89 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-61
Cerita 90. 91
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-62
Cerita 92
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-63
Cerita 93
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-69
Cerita 94, 95
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-70
Cerita 96
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-73
Cerita 97
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-77
Cerita 98
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-78
Cerita 99
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-81
Cerita 100
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-82
Cerita 101
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-84
Cerita 102
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-87
Cerita 103
https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-88
Cerita
104 https://v1.semprot.com/threads/komp...hijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-99
Cerita 105, 106 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-100
Cerita 107 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-102
Cerita 108, 109 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-103
Cerita 110, 111 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-104
Cerita 112 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-105
Cerita 113 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-106
Cerita 114 - 117
https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-107
Cerita 118, 119
https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-108
Cerita 120 - 123
https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-109
Cerita 124, 125
https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-110
Cerita 126, 127
https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-111
Cerita 128 - 130
https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-112
Cerita 131, 132 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-113
Cerita 133 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-115
Cerita 134, 135 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-116
Cerita 136 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-117
Cerita 137 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-119
Cerita 138 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-120
Cerita 139 - 141 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-121
Cerita 142 - 144 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-122
Cerita 145 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-123
Cerita 146, 147 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-124
Cerita 148, 149 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-128
Cerita 150 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-129
Cerita 151 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-130
Cerita 152 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-131
Cerita 153 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-132
Cerita 154, 155 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-133
Cerita 156 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-134
Cerita 157 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-136
Cerita 158 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-137
Cerita 159 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-140
Cerita 160 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-141
Cerita 161 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-144
Cerita 162 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-146
Cerita 163 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-147
Cerita 164 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-152
Cerita 165 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-153
Cerita 166, 167 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-154
Cerita 168, 169 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-155
Cerita 170 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-156
Cerita 171, 172 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-157
Cerita 173 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-159
Cerita 174, 175 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-161
Cerita 176 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-163
Cerita 177 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-165
Cerita 178 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-169
Cerita 179, 180 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-170
Cerita 181 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-171
Cerita 182, 183 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-176
Cerita 184, 185 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-177
Cerita 186 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-178
Cerita 187 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-179
Cerita 188 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-180
Cerita 189 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-180
Cerita 190 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-181
Cerita 191 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-182
Cerita 192 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-183
Cerita 193 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-185
Cerita 194, 195 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-187
Cerita 196 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-189
Cerita 197 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-192
Cerita 198 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-193
Cerita 199 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-196
Cerita 200 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-197
Cerita 201 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-200
Cerita 202 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-201
Cerita 203 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-202
Cerita 204 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-203
Cerita 205 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-204
Cerita 206 – 208 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-205
Cerita 209 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-206
Cerita 210 – 212 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-208
Cerita 213 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-209
Cerita 214, 215 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-210
Cerita 216, 217 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-211
Cerita 218 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-212
Cerita 219 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-213
Cerita 220 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-214
Cerita 221 – 223 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-215
Cerita 224 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-216
Cerita 225 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-218
Cerita 226 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-221
Cerita 227 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-222
Cerita 228, 229 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-223
Cerita 230 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-224
Cerita 231 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-225
Cerita 232 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-226
Cerita 233 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-227
Cerita 234 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-228
Cerita 235, 236 https://v1.semprot.com/threads/komp...ari-tetangga.1296262/page-231#post-1906705479
Cerita 237 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-232
Cerita 238 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-233
Cerita 239 https://v1.semprot.com/threads/komp...ijau-copasedit-dari-tetangga.1296262/page-237
Cerita 240
Cerita 24
Cerita 24
Cerita 24
Cerita 24
Cerita 24
Cerita 24
Cerita 24
Cerita 24
Cerita 24
 
Terakhir diubah:
-----------------------------------------------------

Cerita 001 -
Nikmatnya Tetangga

Anty


Kisah ini dimulai ketika aku memutuskan untuk pindah dari rumah orangtuaku..
dan mengontrak sebuah rumah mungil di pinggiran Jakarta.

Kulakukan itu karena aku dan istriku ingin belajar mandiri..
apalagi kini sudah hadir si kecil anggota keluarga baru kami.

Kuakui.. aku bukanlah suami yang baik.. mengingat petualangan liarku ketika masih belum menikah.
Sering aku bergonta ganti pacar yang ujung-ujungnya hanya untuk memuaskan libidoku yang cukup tinggi.

Setelah menikah.. kuredam keinginanku untuk berpetualang lagi.
Di hadapan istri dan lingkunganku aku mencoba menampilkan sebagai sosok yang baik-baik.
Tidak neko-neko. Rahasia masa laluku pun aku simpan rapat-rapat.

Namun setelah satu bulan aku tinggal di lingkungan ku yang baru.. tampaknya tabiat lamaku bisa kumat kembali.
Apalagi di sekitar rumahku.. banyak aku menemukan wanita yang menarik perhatianku.
Mulai dari ibu-ibu tetangga yang rata-rata tidak bekerja.. dan mahasiswi yang banyak kost di sekitar tempat tinggalku.

Satu sosok yang menarik perhatianku adalah Anty.. tetangga kontrakanku..
Namun tetangga-tetangga yang lain memanggilnya Mama Ryan.. sesuai dengan nama anaknya.

Ketika pertamakali bertemu.. ia terlihat berbeda dibanding ibu-ibu lain di sekitar situ.
Wajahnya cukup cantik dengan kulitnya yang kuning langsat..

Bodinya cukup montok.. namun tetap kencang walau usianya sudah di atas 37 tahun.
Payudaranya pun terlihat proporsional di balik kaus yang sering ia kenakan.

Ia berasal dari Garut.. jadi wajarlah kalo wajahnya cantik khas wanita priangan.
Namun segala pesonanya itu tertutupi oleh kehidupannya yang sederhana.

Suaminya hanya seorang supir pribadi yang penghasilannya cukup terbatas.. lalu kedua anaknya sudah beranjak remaja..
yang tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar.

Hubungan istriku dengan Anty cukup baik.. sering Anty berkunjung ke rumahku dan ngobrol dengan istriku.
Pada saat itu aku sering curi-curi pandang ke arahnya.

Sering ia hanya mengenakan kaos longgar dan celana pendek kalau main ke rumah..
sehingga belahan dada dan sebagian pahanya yang putih mulus menjadi santapanku.

Dan kalo sudah begitu.. kontolku bisa ngaceng diam-diam. Kapan ya aku bisa menidurinya..?
Dari istriku pun akhirnya aku tau kalo ternyata Anty bekerja paruh waktu sebagai pembantu.

Seminggu tigakali ia bekerja membersihkan apartemen seorang ekspatriat.
Apartemen ini sering kosong karena sering di tinggal pemiliknya berdinas ke luar negeri..
jadi ia di percaya untuk memegang kunci apartemen itu.

Namun kegiatannya itu tidak membantu banyak dalam masalah keuangan keluarga..
di tengah kebutuhan sehari-hari yang semakin mahal..

Nah.. inilah kesempatanku untuk menjadi dewa penolong baginya.. walau ada udang di balik batu..
ingin merasakan bagaimana rasanya jepitan memek bini orang.. hehehe..

Strategi untuk mendekatinya pun mulai aku jalankan.
Dia berangkat kerja selalu pagi hari pada hari Senin.. Rabu dan Jumat pada pukul 7 pagi.
Aku tau karena dia selalu lewat depan rumahku ketika berangkat untuk menuju jalan raya.
Dia berangkat kerja menggunakan metro Mini.

Setelah tahu jadwalnya.. aku pun mulai mengatur siasat agar bisa berangkat bareng dengannya.
Kuatur waktu berangkat kerjaku yang biasanya jam 8 menjadi lebih pagi lagi.
Kebetulan arah apartemen tempatnya bekerja searah dengan kantorku di Sudirman.

Senin pagi itu kulihat dia sudah lewat depan rumahku untuk berangkat kerja..
Aku segera bersiap-siap mengeluarkan mobilku dari garasi.
Istriku sempat bertanya.. koq hari ini berangkat lebih pagi. Kujawab saja ada meeting mendadak.

Mobil kulajukan perlahan menuju jalan besar dan kulihat di ujung gang.
Anty sedang menunggu Metro Mini yang akan membawanya ke Kampung Melayu.

Kuhampiri dia dan kubuka jendela mobil dan menyapanya.
“Berangkat kerja Mbak Anty..?”
“Eh.. iya mas Bowo..” jawabnya agak kaget.

“Bareng saya aja yuk.. Mbak mau ke Kampung Melayu kan..?’ Tawarku.
“Iya mas.. tapi gak apa apa saya naik Metro aja..” Tolaknya dengan halus.

“Gak apa apa Mbak.. kita kan searah ini.. lagian metro mini kalo pagi pasti penuh..” ujarku coba membujuknya.
Dia sedikit bimbang.. tapi akhirnya menyetujui ajakanku.

Dibukanya pintu depan mobilku dan masuklah dia..
Splashh..! Seketika aroma parfum nya pun menyeruak ke indera penciumanku.

“Terimakasih Mas Bowo. Maaf merepotkan..”
“Merepotkan apa sih mbak.. wong kita searah koq..” ujarku sambil tertawa ringan.

Khas senin pagi.. lalulintas pagi itu sangat macet.
Di dalam mobil akupun menghabiskan waktu dengan ngobrol ringan dengannya.

Banyak hal yang kami perbincangkan.. mulai dari keluarganya..
anak-anaknya.. suaminya.. lingkungan kerjanya.

Intinya aku ingin lebih mendekatkan diri padanya agar tujuanku menidurinya bisa terlaksana.
Tapi aku tidak mau terburu-buru.

Akhirnya kami tiba di Apartemen tempatnya bekerja.. kuturunkan ia di pinggir jalan.
Aku pun kembali melajukan mobilku ke arah kantor.
---------

Selama dua minggu aku intens melakukan pendekatan..
dengan mengajaknya berangkat bareng setiapkali ia berangkat kerja.
Untuk menghindari gunjingan tetangga.. ia hanya mau naik ke mobilku di ujung gang.

Semakin dekat hubungan kita.. ia semakin berani menceritakan hal-hal pribadinya.
Kami pun sering bercanda.. dan ia pun mulai berani mencubit lengan atau pinggangku ketika ku candai dia.

Pada ujungnya obroloan pun kadang-kadang kubuat menjurus ke urusan ranjang.
Dan dari situ pula aku tau kalau Anty sudah tidak berhubungan intim dengan suaminya sejak tiga bulan lalu..
Ini dikarenakan suaminya sudah terlalu lelah bekerja.. dan sering pulang larut malam. Wah kesempatan nih.. pikirku.

Pagi itu kembali kami berangkat bareng.. namun kulihat dia agak murung..
Aku pun memberanikan diri bertanya padanya.

“Ada apa mbak Anty.. saya lihat mbak agak murung pagi ini..?”
“Gak apa-apa koq mas.. biasa kali saya kayak gini..” ia berusaha menyangkalnya.

“Mbak gak usah bohong sama saya.. saya tau mbak orangnya ceria.. Jadi kalau murung sedikit.. pasti saya tau..”
Anty tersenyum mendengar perkataanku. “Enggak apa-apa mas. Ya.. namanya dalam hidup pasti ada aja masalahnya..”

“Kalo mbak gak keberatan cerita aja mbak.. siapa tau saya bisa bantu..”
“Gimana ya Mas ..” Anty memutus pembicaraan sepertinya ragu untuk melanjutkannya

Aku menoleh kepadanya dan kupandangi wajahnya dalam sambil membujuknya untuk terus bercerita.

“Ini mas.. si Ryan – anaknya yang bungsu..– lagi butuh biaya untuk study tour ke Bandung..
Biayanya Rp500.000,-.. sedangkan aku sama bapaknya belum ada duit..
Karena sudah terpakai kakaknya untuk biaya praktikum kemarin.
Sedangkan uangnya harus di kumpulkan besok. Study tour ini wajib..
karena sebagai syarat agar Ryan bisa lulus. Pusing saya mas..” jelasnya lemas.

Aku tersenyum sambil menatap matanya.
“Ah.. gampang itu mbak.. nanti saya bantu..”
“Tuh kan saya jadi merepotkan mas Bowo..”

“Gak apa-apa mbak.. namanya kita bertetangga.. kalau ada yang kesusahan.. apa salahnya kita bantu..”
“Iya sih mas.. ya udah.. kalo mas Bowo ada.. saya mau pinjam uang dulu sama mas Bowo..”
“Gampang itu mbak..”

Ketika sampai di depan apartemen tempatnya bekerja.. segera kubuka dompetku..
dan kuambil uang 1 jt dan kuberikan padanya.

Anty kaget dengan pemberianku yang sebanyak itu.
“Koq banyak sekali Mas.. saya kan butuh nya cuma lima ratus ribu..?”

“Iya.. sisanya buat bekal Ryan di jalan.. atau buat Mamahnya juga ga apa-apa..”
Anty tertawa mendengar ucapanku.

“Tapi saya belum bisa mengembalikan dalam waktu dekat mas..”
“Gak dikembalikan juga gak apa-apa mbak..”

“Lho koq gak dikembalikan....? Saya khan pinjem mas.. jadi harus kembali..”
“Ya udah gampang itu mbak.. kalo ada ya dikembalikan.. kalo ga ada ya dikembalikan dengan cara lain..”
ujarku mencoba memancing di air bening. Hehehe..
“Lho cara lain apa sih mas..? Koq saya bingung jadinya..” aku cuma tertawa dan Anty semakin bingung dengan sikapku.

“Ya udah nanti mbak telat loh ke kantornya..” Ujarku sambil bercanda.
"Kantor apa sih Mas..? Bisa aja deh..” Anty tertawa sambil mencubit lenganku.
"Ya udah terimakasih ya Mas atas bantuannya..”
“Sama-sama Mbak”

Anty pun turun dari mobilku dan melangkah ke dalam area apartemen itu.
---------

Siang itu.. tiba-tiba ada SMS masuk ke ponselku.. ternyata ada pesan dari Anty.
Setelah kubaca.. ia menyampaikan ucapan terimakasih sekali lagi padaku karena sudah dibantu.

Akupun membalasnya untuk tidak memikirkannya lagi..
sekaligus menanyakan posisinya sedang ada di mana saat ini.

Ternyata dia masih ada di apartemen majikannya dan sedang beristirahat..
karena baru saja selesai mengerjakan tugas-tugasnya.

Kucoba iseng minta izin padanya untuk main ke apartemen tempatnya bekerja..
apabila majikannya sedang tidak ada di tempat.

Anty mengizinkan karena Majikannya sedang keluar negeri selama seminggu.
Dia lalu memberi tau tower dan nomor unit apartemennya.

Aku pun segera bergegas membereskan pekerjaanku di kantor..
dan ijin pada temanku untuk ke luar dengan alasan bertemu klien.

Karena aku sering dinas luar.. jadi gampang saja dapat izinnya.
Segera kupacu mobilku menuju apartemennya.

Tapi sebelumnya aku mampir ke salahsatu restoran cepat saji dan membelikannya makan siang.
Mobilku kuparkir di basement apartemen.. aku pun menuju ke unit apartemen tempatnya bekerja.

Kubunyikan Bel.. dan tak lama Anty pun mempersilakan aku masuk.
Akupun segera duduk di sofa yang cukup lebar dan empuk yang ada di ruangan itu.

Unit apartemen itu cukup luas.. ada dua kamar di dalamnya lengkap ada dapur dan minibarnya.
Aku tebak majikannya seorang eksekutif di suatu perusahaan ternama..
dan apartemen ini disediakan oleh perusahannya.

“Mau minum apa mas..?”
Tiba-tiba Anty menyadarkanku yang sedari tadi memperhatikan partemen beserta isinya.
“Eh.. air putih aja mbak..”

“Masa' air putih sih..? Aku bikinin sirup ya..”
“Boleh Mbak kalau gak merepotkan..”

Tak lama dia pun membawa dua gelas es sirup..
"Wah jadi seger nih.. siang-siang minum es sirup.. apalagi di temani Mbak Anty yang seger..”
“Iihh.. apaan sih Mas Bowo..”

Dia tertawa sambil mencubit pinggangku.
Wajahnya sudah kembali ceria tidak semuram pagi tadi

Kami pun lantas ngobrol sambil menyantap makanan yang aku bawa.
Setelah makan kami pun melanjutkan obrolan sambil menonton acara tv kabel

Aku mulai memberanikan diri mendekatkan posisi dudukku mendekat padanya..
Dan Anty diam saja..

Kucoba pegang tangannya.
Awalnya ia sepertinya canggung.. tapi akhirnya dapat kugenggam erat tangannya..

Kumulai membelai rambutnya yang panjang sebahu dan meniup tengkuknya..
Tak lama.. bibir kami pun sudah saling bersilaturahmi. Berpagutan dengan bebasnya.

Bibirku dilumat habis oleh bibirnya.. nafasnya pun tersengal-sengal. Nampak birahinya mulai naik.
Wajar saja.. wong 3 bulan tidak disetubuhi suaminya.

Tanganku pun kuberanikan menelusup di balik kemeja yang dikenakannya.. ia pun diam saja..
Ctapp.. Kuraih payudara kiri di balik branya dengan tangan kananku..

Perlahan kuremas-remas halus sambil kumainkan putingnya.
Ia mengelinjang sambil melenguh tertahan. “Auhhh.. achhh..”

Sambil melumat bibirnya.. kucoba membuka kancing bajunya satu per satu..
ia pun mengikutinya dengan membuka kancing kemeja kerja yang aku kenakan.
Kemeja-kemeja itu pun akhirnya terhampar di lantai.

Terpampang jelas di hadapanku tubuh mulus Anty dengan payudara yang masih tertutup bra warna krem..
Walau perutnya sedikit berlipat karena lemak.. tetap saja tidak mengurangi keinginanku untuk menyetubuhinya.

Segera saja kubuka kait bra-nya dan bra itu pun jatuh di pangkuannya.
Blubb..! Payudara Anty segera menyembul.

Cukup besar.. dengan warna puting coklat tua.. serta areola berwarna lebih muda.
Puting itu mencuat dengan tegaknya. Keras.

Cplokk..! Segera saja kuisap putting susunya.. Anty melenguh lebih keras.
“Aaaccchhhh.. Maasss. Aahhh.. ouchhh..” Ia semakin terangsang dengan perbuatanku.

Terus kuisap puting susunya kanan dan kiri bergantian..
Ia pun menggelinjang makin keras.. kepala tengadah menatap langit-langit.

Matanya terpejam namun mulutnya meracau mengeluarkan suara desahan dan rintihan.
Kedua tangannya menjambak-jambak rambut di kepalaku.

Cukup lama kumainkan kedua puting susunya.
Setelah puas aku pun bangkit dari sofa dan segera berdiri.

Anty mengerti maksudku. Sambil tetap duduk di sofa..
ia membuka ikat pingang dan celana yang kukenakan.. tidak lupa celana dalamku pun ikut dipelorotkannya ke bawah.

Tuinkk..! Seketika itu juga kontolku yang cukup besar dan berurat..
mengacung ke depan dengan gagahnya.

Anty tersenyum sambil melirikku.
Dipegang dan dibelainya kepala kontolku.. dikocok-kocoknya perlahan batang kontolku berulangkali.

Tak lama dimasukkanlah batang kontolku ke dalam mulutnya..
dikulumnya batang kontolku sampai ke pangkalnya.

Karena ukuran kontolku yang cukup besar ia sedikit tersedak.. aku pun tertawa geli.
Tapi dengan usil.. digigitnya batang kontolku.. aku pun menjerit.

Dikocok lagi batang kontolku dengan gerakan yang lebih cepat..
sambil lidahnya dengan liar menjilat-jilat kantung zakarku.

Perlakuan Anty sungguh-sungguh luar biasa.. tidak tahan aku dibuatnya.
Aku pun ingin segera buru-buru menyetubuhinya.

Kupinta Anty bangkit berdiri dan melepaskan celana jins yang masih di kenakannya.
Kubalik badannya dan memintanya menungging.

Lututnya ditumpukan ke sofa.. dan ia menungging di hadapanku..
dengan tangannya menyangga tubuhnya pada sandaran sofa.

Segera saja belahan memeknya yang tertutup bulu jemput yang cukup lebat terlihat merekah di hadapanku.
Bibir vaginanya mulai berwarna kecoklatan.. namun liang vaginanya masih menampakkan warna kemerahan..
Kini tampak berkilat dan basah oleh cairan kewanitaan yang terus keluar.. akibat rangsanganku tadi.

Segera saja kupegang batang kontolku dan kuarahkan kepalanya ke arah liang kewanitaan Anty.
Segera kumajukan pinggulku.. Slebbhh.. "Nghhh.. mashhh.." erang nikmat Anty terdengar.

Blessh..! Tak lama.. kepala dan batang kontolku pun amblas sampai ke pangkalnya.
Terbenam sepenuhnya dalam memek tetanggaku ini.

"Nggghh.." Anty tercekat dan berteriak..
karena kontolku yang cukup besar memenuhi rongga kewanitaannya.

Ia menoleh padaku dengan mulut terbuka lebar sambil merintih.. “Aaaahhhh..”
Sambil tanganku memegang pantatnya yang cukup besar.. mulai kumaju-mundurkan pingulku..

Batang kontolku pun keluar-masuk di liang vaginanya dengan tempo yang cukup cepat.
Clebb-crebb-crebb-clebb-clebb..

Anty terus merintih dengan riuhnya.
“Acchhh.. ouuchhh.. achhh.. ouchhhh.. Uhhh.. masss..”

“Ouuhhh.. ouuchhh.. ouhhh.. ouchhhh..”
Erangnya nikmat berkali-kali.. berselang-seling dengan deru napasku.

Sambil terus memaju-mundurkan pinggulku..
aku pun mulai meraih payudaranya yang mengantung dengan kedua tanganku.
Kumainkan puting susunya dengan kasar. Anty pun semakin keras merintih dan meracau..

Tak lama ia pun menjerit keras dan kurasakan ada kedutan di lubang memeknya.
Otot vaginanya pun semakin mencengkram dengan erat batang kontolku.

Kali ini Anty pun mengalami orgasme yang pertama.
Tubuhnya melemaa.. tangannya tidak sanggup lagi menahan tubuhnya.
Kepalanya jatuh terkulai di sofa dengan posisi tetap menungging.

Kupercepat permainanku.. tetapi tampaknya spermaku tidak ingin keluar cepat-cepat.
Plopp.. Segera Kucabut batang kontolku dari liang kewanitaannya. Segera kubalik tubuh Anty menghadapku.

Dengan posisi setengah duduk..
Punggungnya bersandar di sandaran sofa kuangkat dan kurenggangkan kedua kakinya.

Ahh.. Terlihat liang vagina yang menganga cukup lebar..
Clebbh.. segera saja kuhujamkan lagi kepala kontoku ke liang vaginanya.

"Oughhh.. nghhh..!"
Lagi-lagi Anty menjerit tertahan ketika batang kontolku menerobos liang vaginanya.

Kumaju-mundurkan pinggulku dan terlihat kontolku yang besar keluar-masuk..
dengan bebasnya di liang kewanitaan Anty.. menciptakan pemandangan yang indah.

Bibir vagina itu menguncup ketika kontolku menerobos masuk dan merekah ketika kontol itu kutarik.
Kedua tungkai Anty kupegang dengan tanganku dan aku terus menyetubuhinya sambil tetap berdiri.

Payudara yang begitu menantang dengan puting yang mencuat sudah basah oleh keringat.
Payudara itu bergoyang-gotang dengan hebatnya..
Mengikuti irama sodokan kontolku yang maju-mundur di liang vagina Anty.

Kepala Anty tergolek ke kanan dan kiri dengan mulut yang terus mendesis dan merintih.

Limabelas menit aku terus menyodok liang vagina Anty.
Anty pun mengimbanginya dengan menggoyang pinggulnya ke kanan ke kiri.

Setelah hampir duapuluh menit akupun tidak tahan lagi.
Kupercepat sodokan batang kontolku di liang kewanitaannya..

Cratt.. cratt.. cratt.. Cairan spermaku pun meyemprot deras ke dalam rahimnya.
Berbarengan dengan kedutan keras di vaginanya menandakan ia mengalami orgasme keduanya.

Kami pun terkulai lemas di atas sofa.
Tubuhku menindih tubuhnya dengan batang kontolku masih tertanam di liang vaginanya.

Nafas kami tersengal sengal karena pertempuran yang luar biasa nikmatnya.

Aku pun segera bangkit dan menarik kontolku yang mulai mengendur dari lubang memeknya.
Memeknya terlihat terngangga dan tampak carian putih meleleh keluar dari liang kewanitaannya.

Anty masih terkulai lemas di sofa. kakinya terjuntai ke lantai dan tangannya tergolek lemah di sebelah tubuhnya..
Segera kuhampiri dan kuciumi bibirnya. “Enak mas.. kapan-kapan lagi ya..” ujarnya sambil tersenyum..

“Siap.. kapan aja kamu butuh.. Aku siap melayani..” Candaku.
Diapun tertawa sambil mencubit pinggangku penuh arti..

Akhirnya kesampaian juga niatku menyetubuhi tetanggaku ini.

Setelah kejadian itu kami pun sering mencari-cari waktu untuk dapat bersetubuh kembali.
Tampaknya sentuhan dari suaminya tidak diperlukan lagi..

Karena dia sudah mendapatkan kepuasan dariku sebagai penggantinya. (. ) ( .)
-------------------------------------oOo-----------------------------------
 
Terakhir diubah:
----------------------------------------------------

Cerita 002 Nikmatnya Tetangga (Lain)

Tya

S
emenjak pengalamanku menyetubuhi Anty.. tetanggaku yang berstatus istri orang..
aku semakin terobsesi untuk mencari sasaran lain untuk memuaskan libidoku yang tinggi.
Kali ini sasaranku juga istri tetanggaku yaitu Tya. Tya seorang ibu satu anak berusia 3 tahun. Usianya kutaksir baru sekitar 25 tahunan.

Berbeda dengan Anty yang tergolong type STNK – Setengah Tua Namun Kenyal..– Tya jauh lebih muda.
Hal ini terlihat dari tubuhnya yang ramping dengan kulit yang masih kencang.

Perawakan Tya cukup mungil.. dengan tinggi hanya 155 an cm dengan rambut ikal sepunggung.
Namun ada aset milik Tya yang sering membuatku menelan ludah jika melihatnya.
Dengan tubuh semampai.. Tya memiliki ukuran payudara yang cukup besar dengan bentuk bulat sempurna.

Hal ini terlihat jelas.. karena ia sering mengenakan kaus ketat di lingkungan rumahnya. Dan ia pun memiliki bentuk bokong yang sama bulatnya.
Intinya.. Tya memiliki body yang cukup aduhai. Tampaknya ia cukup pandai merawat diri. Sungguh beruntung lelaki yang mampu meyetubuhinya.

Di lingkungan tempat tinggal kami.. Tya dan suaminya masih menumpang di rumah kedua orangtuanya. Tya dan suaminya sama-sama bekerja.
Menurut informasi yang aku dapatkan dari istriku.. Tya bekerja sebagai staf administrasi di suatu perusahaan di Kelapa Gading.
Sedangkan pekerjaan suaminya aku tidak tahu. Lagipula ngapain aku cari informasi tentang suaminya..? Hehehe.

Tya memiliki dua orang adik perempuan yang tidak kalah cantiknya.. Kiki yang berusia 22 tahun dan baru saja lulus kuliah..
Kemudian Maya.. yang baru berusia 17 tahun.. masih duduk di kelas 3 SMA.
Dengan kedua adiknya ini aku pun nantinya memiliki kisah tersendiri yang akan aku ceritakan di bagian yang terpisah.

Hubunganku dengan Tya memang tidak terlalu dekat.. namun kami sering saling menyapa apabila berpapasan di jalan.
Dan anaknya pun sering bermain dengan anakku. Ia tipe wanita yang ramah dan supel.

Untuk berangkat bekerja Tya menggunakan sepeda motor maticnya. Ia berangkat sendirian.
Tampaknya tempat kerjanya dan suaminya berbeda arah.. sehingga mereka menggunakan sepeda motor masing-masing.
Dan ini menyulitkanku untuk melakukan pendekatan padanya.

Tak bisa kulakukan lagi cara pendekatan yang sama dengan Anty.. yaitu beralasan berangkat bareng-bareng.
Aku harus putar otak untuk bisa mendekatinya. Namun yang namanya rejeki kadang datang tiba-tiba.

Pagi itu aku sedang memanaskan mesin motorku dan bersiap untuk berangkat kerja.
Ketika itu kulihat Tya berjalan kaki ke ujung gang untuk berangkat kerja. Koq.. tumben gak bawa motor..? Gumanku dalam hati.

Karena hari itu hari Jumat.. kulihat penampilan Tya cukup kasual. Dengan setelan celana jeans warna hitam dan blouse batik sebagai atasan..
namun semua itu tidak mampu menyembunyikan bentuk tubuhnya yang aduhai.
Bentuk dadanya yang membusung ke depan dan bokongnya yang melenggak-lenggok ke kanan ke kiri dengan indahnya.

Bergegas kuambil helm serta jaket.. dan buru-buru pamit pada istriku untuk berangkat kerja.
Kuikuti Tya dari kejauhan. Dan begitu sampai di ujung gang segera kuhampiri dia.

“Lho koq ga bawa motor mbak Tya..? Mau kerja ya..?”
“Iya mas.. kebetulan motorku lagi dipinjem adik untuk interview..”
“Oh begitu..” ujarku pura-puranya maklum.
“Eh, Mbak Tya kerja di Kelapa Gading khan..? Kebetulan aku lagi ada urusan ke Sunter dan lewat kelapa gading. Bareng aja yuk..” Ajakku.

Sebenarnya alasanku ke Sunter hanya akal-akalanku saja.. agar aku bisa ada alasan mendekatinya..
kalo aku bilang mau ke Kelapa Gading.. nanti terbaca donk niatku sesungguhnya. Hehehe

Tya tampak ragu dengan ajakanku. “Gak usah deh mas.. aku naik angkot saja.. lagipula saya gak bawa helm..”
“Udah.. gak apa apa Mbak.. kalo pagi gini khan polisi belum ada. Masih pada tidur..’” candaku.

Akhirnya ia luluh dengan ajakanku dan segera naik ke atas motorku.
Motorku berjenis motor sport.. sehingga posisi duduk pembonceng agak menunduk..
dan tentu saja ini memberikan manfaat tambahan bagiku.

Untuk mengantisipasi hal tersebut Tya menempatkan tasnya di antara posisi dudukku dengan duduknya.
Namun tetap saja sesekali tonjolan payudara nya menyentuh punggungku.

Kulajukan sepeda motorku dengan santai agar aku punya waktu yang cukup lama untuk ngobrol dengannya.
Obrolan kami ringan-ringan saja seputar pekerjaan dan kantornya.

Tak lama kami pun tiba di kantornya yang berupa komplek ruko yang terletak tidak jauh dari Mall Kelapa Gading.
Setelah Tya turun dari motorku.. ia pun mengucapkan terimakasih.. “Terimakasih Mas Bowo atas tumpangannya..”
“Iya sama-sama Tya..”
Karena sudah mulai akrab.. aku pun tidak lagi memanggilnya Mbak. Itupun karena Tya yang memintanya.

“Oya nanti pulang bareng yuk. Aku pulang dari Sunter sore hari.. kamu pulang jam berapa..?”
“Aku pulang jam 5 sore sih mas.. tapi gak usah repot-repot.. aku naik angkot aja.. nanti merepotkan mas Bowo lagi..” elaknya halus.

“Enggak merepotkan koq Ty.. daripada kamu naik angkot kemaleman sampe rumah..”
“Nanti jam 5 aku tunggu di sini ya..” Desakku.

“Ya udah deh mas.. tapi bener gak ngerepotin khan..?” Tanyanya lagi seolah memastikan.
“Enggak koq.. tenang aja..”

“Oya aku minta pin BB donk biar nanti gampang ngabarin kalo sudah sampai..”
Dia lalu menyebutkan serangkain huruf dan angka Pin BB-nya.

“Ya udah aku masuk dulu ya mas..”
“Oke Tya. Selamat bekerja ya..”

Tya pun tersenyum manis padaku. Aku segera melajukan motorku dengan cepat ke arah kantorku di Sudirman..
Sudah pasti terlambat ini. Tapi ya sudahlah.. tinggal nanti cari alasan kenapa terlambat sama si boss.
---------

Pukul 4 sore.. aku buru-buru menuju mesin absen finger scan dan keluar dari kantor secepatnya.
Segera aku menuju ke parkiran motor dan melaju ke Kelapa Gading untuk menjemput Tya.. sang wanita idaman lain.. hehehe

Pukul 4. 40 aku pun tiba di Kelapa Gading.
Aku sengaja menunggunya agak jauh dari kantornya agar tidak menimbulkan gossip dari rekan-rekan kerjanya.

Segera kukirim pesan via BBM yang mengabarkan keberadaanku.
Tak lama BBM itu pun berbalas kalo ia sedang membereskan pekerjaannya dan bersiap pulang.

Tak lama masuk lagi BBM darinya. Kali ini Tya mengabarkan kalo ia harus mengikuti meeting mendadak dengan pimpinan..
karena ada kekacauan sistem administrasi yang terjadi di bagiannya.

Dia mempersilakan aku untuk pulang saja dan tidak usah menunggunya.. karena dia tidak tau jam berapa meeting akan selesai.
Tapi aku meyakinkan dia kalo aku akan tetap menunggu saja. Kasian juga kalo dia harus pulang malam naik angkot.
Padahal sih dalam hati karena ada maunya.. hehe

Aku pun kembali menunggu di dekat sebuah kios rokok di pojokan tempat parkir komplek ruko tersebut.
Untuk membunuh waktu aku pun ngobrol dengan tukang parkir dan penjaga kios rokok tersebut.

Pukul 19.30.. masuk BBM yang mengabarkan kalo Tya sudah menyelesaikan meeting dengan pimpinannya.. dan sebentar lagi akan keluar kantor.
Aku pun memberi tahu di mana posisiku. Tak lama sosok Tya terlihat keluar disertai dua orang temannya.
Setelah berpisah dengan teman-temannya.. Tya lalu berjalan menghampiriku di kios rokok.

“Iihh.. mas Bowo.. sudah dibilangin pulang saja.. masih aja nungguin aku..” gerutunya, tapi sambil tersenyum.
“Biarin.. abisnya kasian ngeliat kamu cantik-cantik malam-malam naik angkot..”
Ujarku sambil memujinya. Tya sedikit tersipu mendengar pujianku.

“Iihh mas Bowo bisa aja.. cantikan juga mbak Santi..” ia menyebut nama istriku. Aku hanya tertawa saja menanggapinya.
“Ya.. sudah.. pulang yuk..” ajakku padanya.

Segera kupakai jaket serta helmku dan menyalakan mesin motor.. Tya pun segera menaiki jok motor.
Akupun mulai melajukan motorku ke arah tempat tinggal kami.

Kurasakan hawa malam itu begitu dingin dan udara terasa lembab.. tanda-tanda akan turun hujan.
Dan benar saja.. ketika aku melaju di jalan Pegangsaan Dua.. tanpa pemberitahuan terlebih dahulu hujan turun dengan derasnya secara tiba-tiba.

Aku segera berusaha mencari tempat berteduh.
Tak lama aku pun menemukan sebuah warung yang sudah tutup dengan teras yang cukup untuk kami berteduh.

Warung itu letaknya cukup tersembunyi dan tidak ada penerangan di terasnya.
Penerangan hanya dari kendaraan yang lewat dan sedikit cahaya dari lampu merkuri penerang jalan.

Aku dan Tya setengah berlari menghindari hujan.. menuju teras warung tersebut.. sedang motorku kubiarkan di bawah guyuran hujan.
Karena terlambat mencari tempat berteduh.. kulihat pakaian Tya sudah cukup basah terkena guyuran Hujan.
Sedang aku.. karena mengenakan Jaket kulit.. hanya celanaku saja yang basah.

Segera kulepaskan jaket yang kukenakan dan kukibaskan agar air yang menempel di bagian luarnya mengering.
Kusampirkan jaketku di pundak Tya yang kulihat mulai menggigil kedinginan.

Tangannya menyilang di depan dadanya. Kurapatkan jaketku agar ia bisa merasa lebih hangat.
Ia melihat ke arahku dan megucapkan terimakasih dengan bibir yang sedikit gemetar menahan dinginnya suhu udara malam itu.

Kuperhatikan keadaan warung tersebut. Warung semi permanen itu dibangun dengan setengah tembok.. setengahnya lagi kayu.
Lantainya terbuat dari adonan semen dan pasir saja yang tidak diberi ubin.

Kulihat kondisinya mulai sedikit berdebu.. tampaknya warung ini sudah cukup lama tutup.. mungkin karena bangkrut.
Memang kulihat di sekitar warung tersebut suasananya cukup sepi.. di sebelah kirinya terdapat lahan yang cukup luas..
Tampaknya adalah garasi truk-truk ekspedisi yang malam itu terlihat kosong.
Di sebelah kanannya adalah lahan kosong yang ditumbuhi ilalang cukup tinggi.

Cukup lama kami berteduh di teras warung tersebut.. hujan turun semakin deras disertai kilat dan petir.
Tya sering terpekik kala kilat menampakkan cahayanya di langit.. disertai suara petir yang menggelegar.
Posisi berdirinya didekatkannya padaku.

Aku pun berinisiatif setengah memeluknya dari belakang. Awalnya aku hanya memegang pinggangnya..
tetapi lama-kelamaan aku pun melingkarkan tanganku di depan perutnya.

Entah karena terbawa suasana atau kedinginan.. Tya mendiamkan saja perbuatanku itu. Kepala dan punggungnya malah disandarkan ke dadaku.
Aku terus memeluknya dari belakang sambil melihat ke arah jalan raya di mana lalulintasnya semakin sepi.

Sudah satu jam-an kami berteduh di tempat tersebut. Tidak ada satupun dari kami yang bersuara.. sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sambil memeluknya dari belakang.. aku mencium wangi harum rambutnya yag tergerai basah.

Karena posisi kami yang berhimpitan.. mau tidak mau batang kemaluanku menempel di bongkahan pantatnya yang cukup kenyal..
Dan sesekali bergesekan. Lama-kelamaan hasrat kelelakianku pun bangkit.
Kejantananku sedikit demi sedikit mengeras di balik celana jeansku.

Tya tampaknya menyadari perubahan biologis di tubuhku itu.. tetapi ia hanya melirikku sekilas sambil tersenyum.
Merasa mendapat lampu hijau.. aku mulai berani untuk berbuat lebih.

Segera kususupkan tanganku ke balik blus batiknya dan mengusap-usap dengan halus dinding perutnya.
Kurasakan otot-otot perut yang cukup liat dengan kulit yang halus. Bener-benar aduhai bodi si Tya.. batinku.

Tya sedikit mengelinjang ketika telapak tanganku menyentuh kulit perutnya.
Karena malam makin dingin dan hasrat kelelakianku terus bergejolak.. kuberanikan diri.. tanganku main lebih ke atas.
Slapp.. Dengan cepat kususupkan ke balik bra yang dikenakannya.

Tya cukup kaget dengan apa yang kulakukan.. ia berusaha berontak serta menepis kedua tanganku..
tetapi dengan tidak kalah cekatan aku memeluknya lebih keras dari belakang..
dan kedua telapak tanganku mencengkram dengan cukup kuat payudaranya.

Kurasakan payudara itu memiliki daging yang begitu kenyal dan terasa tonjolan puting susu yang makin mengeras.
Segera saja aku mengusap-usap puting dan payudara Tya dengan telapak tanganku.

Akhirnya pertahanan Tya pun melemah.. nafasnya mulai tersengal-sengal.
Kuciumi leher jenjangnya dan ia pun menggelinjang sambil merintih tertahan.. “Aaahhhh..!”

Karena tubuh Tya yang menggelinjang.. tubuhku pun sedikit terdorong ke belakang dan tersandar pada pintu warung.
Tiba-tiba kunci pada pintu warung itu terlepas..
dikarenakan dudukan kayu tempat kait gembok pengunci warung tersebut sudah lapuk termakan rayap.

Pintu warung itu pun terdorong sedikit terbuka.
Aku segera menghentikan kegiatanku dan segera menarik kedua tanganku dari balik bajunya.

Segera kuambil senter kecil yang selalu kubawa dari kantong jaketku.
Kudorong pintu warung itu agar terbuka lebih lebar dan segera kusinari seisi ruangan itu dengan cahaya senterku.

Ruangan di dalam warung itu berukuran 3 x 3 meter. Di dalamnya sudah kosong.. hanya ada sebuah lemari kaca yang sudah usang..
mungkin bekas tempat meletakkan barang dagangan.
Sebuah bangku kayu seperti bangku yang biasa kita temui di sekolah dasar dan di pojokan ada sebuah bale/dipan..
yang terbuat dari potongan-potongan bilah bambu berukuran 1,5 x 2 m.

Ruangan itu sedikit berdebu dan di langit-langit kutemukan fiting lampu yang berisi bohlam kecil berdaya 5 watt dan saklar model tarik.
Kutarik saklar tersebut dan ternyata lampu itu masih menyala.. entah mendapat pasokan listrik dari mana..
mungkin ada sambungan dari garasi truk di sebelahnya.

Ruangan itu menjadi lebih terang walau cahayanya masih temaram. Suhu dalam ruangan tersebut lebih hangat dibanding di luar.
Segera saja Tya kuajak masuk ke bagian dalam warung. Tya agak ragu.. tetapi kutarik lengannya agar ia segera masuk.
Jauh lebih baik dan hangat di dalam dibanding di luar.

Tya meniup sedikit debu yang menempel pada bale-bale dan ia pun duduk di sisi bale tersebut.
Aku segera menutup pintu warung dari dalam.. agar ruangan menjadi lebih hangat dan aku pun duduk di samping Tya..

Lama kami terdiam sambil menelisik dengan seksama keadaan ruangan tersebut.
Akhirnya aku teringat akan permainan kami yang terputus di luar tadi.

Tya lalu membuka jaket yang disampirkan di bahunya dan meletakkan di sandaran kursi kayu.
Aku segera menggeser tubuhku dan memposisikan tubuhku berhadapan dengan Tya.

Tya terlihat cantik di bawah cahaya temaram lampu 5 watt.. rambutnya sedikit acak-acakan dan basah.
Segera saja kuraih tengkuk Tya dengan tangan kananku dan mendekatkan wajahnya ke padaku.
Segera kulumat bibir Tya yang telah merekah. Sementara tangan kiriku melingkar di pinggangnya.

Cukup lama kami berpagutan dengan posisi duduk saling berhadapan.
Aku pun mulai merebahkan tubuh Tya ke bale-bale.. sambil mulut kami tetap berpagutan.

Kugeser tubuhnya agak ke tengah dan ia pun mengangkat kakinya naik ke atas bale-bale.
Sudah tak kupedulikan lagi debu tipis yang menempel di bale tersebut. Hasrat kami jauh lebih menggebu di banding debu.

Sambil terus mengulum bibirnya.. lidahku dengan liar mengeksplore rongga mulut Tya.
Kususupkan kembali tanganku ke balik blousenya dan berusaha meraih payudaranya.
Kumainkan lagi puting susu itu dengan telapak tanganku walapun blouse dan bra masih menempel di tubuhnya.

Namun lama-kelamaan posisi itu tidak membuatku nyaman. Kuhentikan pagutan bibirku dan segera kutarik ke atas blouse batiknya.
Tya mengangkat tangannya ke atas dan mengangkat sedikit kepalanya. Blouse itu pun lolos dari tubuhnya.

Setelah blousenya terlepas.. segera kuraih kait bra di punggung Tya.
Ia sedikit melengkungkan punggungnya agar tanganku mudah meraih dan melepas kait bra yang dikenakannya.

Jrengg..! Bra itu pun akhirnya terlepas.
Kini tampak di hadapanku tubuh Tya yang setengah telanjang dengan bentuk payudara yang bulat sempurna..

Dan puting susu yang tidak terlalu besar berwarna coklat muda mendekati merah muda.
Sesaat aku terpana dengan keindahan tubuh Tya.

Tya sadar aku memperhatikan tubuhnya lekat-lekat.. ia pun mendekapkan tangannya menutupi payudaranya.
Aku segera manarik tangan Tya ke atas dan menahannya dengan tanganku.

Payudara itu kembali mencuat dengan puting susu yang sepertinya menantang untuk diisap.
Segera saja kudekatkan wajahku ke payudaranya dan kuhisap puting susu payudara sebelah kirinya.

Tya melenguh dan punggungnya melengkung.. merasakan nikmat dari rangsangan yang kuberikan.
Tanganku tetap menahan tangan Tya di atas.
Mulutku terus menghisap puting susu dan memainkannya dengan lidahku bergantian di kedua payudaranya.

Tya menggelinjang makin hebat.. kepalanya tergolek ke kanan ke kiri dengan mulut yang terus meracau menahan nikmat.
“Aahhh.. ouuhhh.. issshhhh..”

Cukup lama aku memainkan kedua payudaranya.
Setelah puas aku pun mulai membuka kancing dan retsleting celana jeans Tya.. lalu meloloskannya melewati kedua tungkai kakinya.
Celana dalam hitam berenda yang dikenakannya kulepas juga.

Di hadapanku kini tampak gundukan daging yang ditumbuhi bulu halus yang tersusun rapi.
Terlihat garis yang membentuk belahan memeknya berwarna kemerahan.
Liang vagina itu terlihat sempit.. hampir tidak percaya kalau Tya sudah pernah melahirkan.

Dengan setengah berlutut di hadapannya.. kurenggangkan kedua pahanya dan kudekatkan wajahku ke liang vaginanya.
Segera saja kusapukan dengan lembut lidahku ke liang vaginanya. Slrupp..!

"Oughhh..!!" Sontak Tya kembali menjerit.. dan punggungya kembali melengkung.
Kumainkan lidahku terus menembus liang vagina. Vagina itu benar-benar rapat dan wangi.

Terus saja kusapukan lidakhku menerobos lobang kenikmatannya dan sesekali menyentuh klitorisnya.
Tya terus merintih dan menggelinjang. Liang itu benar-benar basah oleh cairan kewanitaannya.
Kurasakan kedutan halus otot-otot vaginanya di lidahku.

Setelah cukup lama aku pun bangkit.
Sambil tetap berlutut di atas bale aku melepaskan seluruh pakaian dan celana yang kukenakan termasuk celana dalamku.

Tuink..! Kontolku langsung melejit keluar.. tegak mengacung dengan urat-urat yang terlihat menonjol.
Tya sedikit kaget melihat ukuran kontolku. Ia lantas bangkit. Sambil duduk bersimpuh di hadapanku..

ia mulai memegang dan membelai kantung zakar dan batang penisku. Perlahan dikulumnya batang kontolku.
Batang kontol yang cukup besar dan panjang terlihat tidak sanggup dikulum seluruhnya oleh bibir mungil Tya.

Tetapi aku cukup puas karena isapan dan sapuan lidahnya yang lembut di batang dan kepala kontolku..
membuat aliran darah semakin deras mengalir ke urat-urat kejantananku. Kontolku pun semakin keras.

Cukup lama Tya mengisap kontolku..
Akhinya kucabut perlahan batang kontolku dari mulutnya dan kurebahkan tubuh Tya ke bale-bale.

Kudekatkan kepala kontolku yang sudah basah oleh air liurnya ke arah liang vagina Tya.
Kedua pahanya direnggangkan dan lututnya ditekuk. Liang vagina itu sedikit merekah.
Terlihat berwarna merah muda dan berkilat basah oleh cairan yang membanjirinya.

Perlahan kutempelkan kepala kontolku tepat di pintu masuk liang vaginanya.
Sleepph.. Kumajukan perlahan pinggulku dan kepala kontolku pun menyeruak masuk.. mencoba menembus pertahanan Tya.

Slebbh.. Clebbh.. "Erghh.." Terasa sempit. Tya pun sepertinya menahan rasa sakit.
Ketika batang kontolku terbenam setengahnya di liang vaginanya.. kucoba memaju-mundurkan batang kontolku perlahan.

Akhirnya dengan sedikit paksaan.. blessebb..! Batang kontoku terbenam seluruhnya dalam liang vagina Tya.
Tya menjerit tertahan merasakan tubuhnya di masuki batang kontol yang cukup besar.

Jlebbhh..! “Aaacchhhhh.. iiissshhhhttt.. ooouuuuchhhh..”
Saking sempitnya.. vaginanya terlihat menggembung.. sesak menampung batang kontolku.

Kudiamkan sesaat batang kontolku di dalam vagina Tya.
Merasakan sensasi kedutan-kedutan halus otot vaginanya yang mencengkram erat seluruh batang kontolku.
Sungguh sensasi yang tidak terkira.

Setelah beberapa saat perlahan kumaju-mundurkan pinggulku lagi dan penisku terlihat bergerak maju-mundur di liang vaginanya.
Batang itu terlihat basah berkilat dilumuri cairan kewanitaan Tya.

Semakin lama kupercepat gerakan pinggulku dan Tya pun makin meracau dan merintih..
merasakan kenikmatan persetubuhan kami. “Aaacchhhhh.. ooouuchhhh.. acchhhhh.. sssttt.. mmmaaa asss..”

Terus saja kuhujamkan batang kontolku ke vagina Tya.
Posisiku setengah berlutut ditopang kedua tanganku yang diposisikan mengapit kedua payudara Tya.

Daging kenyal itu bergesekan dengan kulit lenganku mencipatan sensasi tersendiri.
Payudara itu terus berguncang mengikuti irama sodokan pinggulku.

Serunya aktivitas kami di atas bale-bale menciptakan bunyi berderit yang cukup riuh di ruangan tersebut.
Belum lagi suara nafas kami yang memburu dan rintihan serta suara Tya yang terus meracau.. menciptakan suara-suara di malam sunyi itu.

Tiba-tiba Blackberry Tya berdering.. Tya agak kaget. Segera diraihnya Blackberry yang diletakkan di dalam tas tak jauh dari tubuhnya.
Terlihat nama suaminya di layar BB. Tya memberi kode dengan telunjuknya.. memintaku agar berhenti sesaat menggenjot tubuhnya.

“Iya mas..” jawab Tya.
“Aku masih di jalan.. ini lagi berteduh. Aku numpang sama temen naik motor..”
Tya pun berbohong pada suaminya.. “Iya sebentar lagi aku jalan..” tutupnya.
Begitu bunyi percakapan Tya dengan suaminya di telepon.

Ketika menerima telpon.. aku tidak menghentikan genjotanku.. aku hanya mengurangi temponya..
sehingga ia pun berbicara sedikit tertatah agar tidak sampai merintih.

Dicubitnya perutku.. sambil merajuk. “Hampir aja ketahuan..” ujarnya lagi.
Tidak tampak perasaan bersalah di wajahnya.. walau vagina yang seharusnya menjadi hak suaminya tengah dimasuki oleh kontol tetangganya.
Tampak birahinya yang menggebu mengalahkan logika dan akal sehatnya.

Segera aku menggenjot kembali pinggulku denga tempo yang lebih cepat.
Tya kembali merintih dan tak lama ia pun menjerit panjang sambil meremas lenganku dengan kerasnya.

Di bawah sana.. terasa kedutan dan otot vaginanya mencengkram makin keras..
dibarengi dengan punggungnya yang sedikit melengkung menahan ledakan kenikmatan yang dirasakannya. Tya mencapai klimaksnya.

Melihatnya mengalami orgasme.. aku pun makin mempercepat tempo permainanku.
Sudah hampir 40 menit aku menggempurnya dengan posisi misionaris.

Tak lama.. pertahananku pun mulai jebol. Tempo sodokanku makin cepat lagi.
Tubuhku mengejang dan pinggulku kudorong kuat-kuat.. sehingga kantong zakarku membentur bibir vaginanya.

Ujung penisku pun terasa menyentuh mulut rahimnya.
Crett.. crett.. crett..crett..! Spermaku menyemprot dengan deras ke dalam liang vaginanya.
Batang kontolku berdenyut dengan kerasnya.

Tya merasakan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Matanya terpejam.. mulutnya setengah terbuka.
Suara rintihan tertahan keluar dari mulutnya seiring sensasi aliran lava hangat yang mengalir ke dalam tubuhnya.

Tangannya tiba-tiba mencengkram tengkukku dan menarik wajahku mendekat padanya. Dilumatnya bibirku dengan liarnya.
Digigit-gigit juga bibir bawahku dan lidahnya menyapu liar setiap sisi rongga mulutku. Terlihatlah sisi liar Tya.

Tubuh kami berhimpitan.. tubuhku masih menindih tubuhnya.
Payudaranya yang cukup keras tertindih dadaku. Keringat kami bercampur jadi satu.

Cairan kelamin kami pun berpadu di liang vagina Tya. Batang kontolku masih tertanam seluruhnya.
Otot vagina Tya mencengkram dengan erat.. sepertinya enggan melepaskan batang kontolku.

Hujan di luar makin reda seiring berakhirnya pertempuran kami.
Suhu ruangan tidak lagi dingin namun panas diiringi suara nafas yang terengah-engah.

Perlahan aku melepaskan bibir Tya dan mengeluarkan batang kontolku dari vaginanya. Terlihat batang kontolku sangat basah.
Dan kulihat lubang memeknya yang tadi sempit kini merekah seperti bunga dan terlihat lelehan cairan putih spermaku.

Aku pun bangkit berdiri dan mulai berpakaian.
Hampir satu jam kami bersetubuh di warung itu. Sementara Tya tampaknya benar-benar kepayahan.

Aku pun lantas membantunya untuk bangkit dan mengenakan pakaiannya.
Kepalanya disandarkan di bahuku dan kupapah tubuhnya menuju motor yang terparkir di luar.

Dengan lembut Tya mencium pipiku sambil berbisik mesra.. “Besok lagi ya sayang..” Ahayyy..!! (. ) ( .)
----------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
----------------------------------------------------------------------

Cerita 03 – Rumput Tetangga Lebih Hijau dan Lebih Nikmat

Teh Imas


Namanya Imas.. aku biasa memanggilnya Teh Imas.. sementara ia biasa memanggilku Mas Tody.
Perawakannya sedang-sedang saja.. wajahnya pun sedang-sedang saja..
bila dibandingkan dengan istriku jelas lebih cantik istriku.

Tapi entah mengapa ia begitu menggairahkan diriku..
sehingga aku sering berangan-angan untuk dapat bersetubuh dengannya.
Mungkin itulah yang dimaksud dengan peribahasa ‘Rumput di halaman tetangga nampak lebih hijau’.

Angan-anganku tersebut sebenarnya tidak berlebihan.. karena Teh Imas sendiri sering memancing perhatianku..
baik dengan perkatan-perkataannya saat ia mengobrol denganku.. maupun dengan sikap dan gerak-geriknya.
Rumah kami yang saling berhadapan memungkinkan diriku untuk sering mengamatinya sambil berkhayal.

Apalagi bila ia selesai mandi.. – kebetulan kamar mandinya berada di luar rumah..–
seolah sengaja memamerkan tubuhnya yang sintal dan mulus yang hanya ditutupi dengan handuk yang minim.
Tak ayal lagi.. bila melihat itu aku pun asyik memelototinya dari balik kaca rumahku sambil beronani.

Pernah pada suatu hari ketika aku berjalan di gang yang sempit dekat rumahnya.. aku dikagetkan olehnya di tikungan.
Kontan saja aku merasa kaget..
namun ketika mengetahui bahwa yang mengagetkanku itu Teh Imas aku pun memeluknya erat-erat.

Pada mulanya ia meronta-ronta hendak melepaskan diri dari pelukanku..
Namun dari rontaannya aku mengetahui bahwa ia hanya berpura-pura..

Terlebih-lebih ketika aku berhasil mendaratkan ciuman di bibirnya yang seksi..
Ia memberi respons dengan membalas ciumanku.

Tanganku pun bergerilya di sekitar dadanya.
Teh Imas hanya dapat menggelinjang sambil merintih keenakan.

Untung kami sadar bahwa gang tersebut adalah jalan umum..
walaupun pada saat itu sangat sepi maka kami pun melepaskan ciuman kami.
Teh Imas tersenyum tersipu sambil berkata.. “Ah.. Mas Tody nakal..!” sambil mencubit mesra pahaku.

Sejak saat itu khayalanku bertambah menjadi-jadi.. karena mengetahui bahwa Teh Imas membalas hasratku.
Teh Imas pun jadi semakin atraktif bila di hadapanku..
seolah-olah memberi isyarat bahwa ia menginginkan peristiwa di gang sepi itu terulang lagi. Bahkan lebih dari itu.

Pada suatu hari.. ketika aku akan pergi ke kampung untuk menjemput orangtuaku..
tanpa curiga suami Teh Imas menyuruh istrinya untuk ikut bersamaku guna menengok adiknya..
yang kebetulan tinggal di kota yang sama dengan tempat orangtuaku tinggal.. dan Teh Imas pun setuju.

Waktu itu aku membawa mobil kakakku dan pergi sendirian. Wah pucuk dicinta ulam pun tiba.. pikirku.

Singkat kata kami berdua pun pergi bersama-sama. Sepanjang perjalanan kami tidak banyak bicara..
karena bagaimanapun aku merasa rikuh.. takut Teh Imas tidak merasa senang.

Yang kulakukan hanya membayangkan alangkah nikmatnya..
bila aku dapat menyetubuhi Teh Imas yang bahenol nerkom itu..
sehingga sepanjang perjalanan kontolku ngaceng terus.

Ketika tiba di kota S kami pun mampir di sebuah restoran..
yang berdampingan dengan sebuah hotel untuk beristirahat sambil mengisi perut..
karena di rumah kami belum sempat sarapan.

Sembari menikmati sarapan.. otakku berputar mencari jalan:
bagaimana caranya agar aku dapat menyetubuhi Teh Imas sepuas-puasnya.

Setelah selesai makan saya berkata kepada Teh Imas..
“Teh kita istirahat dulu di hotel yach untuk mengembalikan stamina karena perjalanan kita masih jauh..”

Teh Imas tersenyum sambil menjawab.. “Alaaaaah Mas Tody kok pura-pura segala..
Bilang saja terus terang kalau Mas Tody ingin ngewe dulu dengan saya. Saya juga mau kok.
Karena dari dulu juga memek saya sebetulnya sudah kepingin dimasuki oleh kontol Mas Tody.
Tadi juga saya selalu memperhatikan celana Mas Tody yang kembung karena kontolnya ngaceng ya..?”

Aku merasa agak malu karena tipu muslihatku diketahui oleh Teh Imas..
Tapi aku pun merasa lega karena keinginanku tidak bertepuk sebelah tangan.

Teh Imas pun melanjutkan ceritanya..
“Mas.. sebenarnya hasrat seks saya tidak terpuaskan oleh suami saya yang kontolnya kecil.. lagipula loyo..
Oleh karena itu saya selalu beronani sambil membayangkan bahwa saya sedang diewe oleh Mas Tody..”

Mendengar pengakuannya yang polos dan terus terang itu kontan kontol saya semakin mengeras..
apalagi setelah saya perhatikan ternyata di balik T-Shirtnya yang ketat Teh Imas tidak mengenakan BH..
sehingga buah dadanya yang besar terlihat menggelantung dan putingnya tercetak jelas.

Akhirnya kami memutuskan untuk cek-in di hotel di sebelah restoran tadi.
Hotel tersebut lumayan bersih dengan suasana yang tenang.

Begitu kami masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya..
kontan Teh Imas memeluk diriku dan mendaratkan ciumannya ke bibirku..
sambil tangannya berusaha untuk membuka ritsleting celanaku.. seolah-olah tidak sabar untuk memegang kontolku.

Aku pun segera mengimbangi kebuasannya dengan melumat bibirnya sambil meremas-remas teteknya.
Untuk membantu Teh Imas aku pun segera membuka celanaku sehingga Teh Imas leluasa memegang..
dan mempermainkan kontolku yang berukuran sedang.. panjang 14 -15 cm. dengan diameter 4 cm.

Ketika aku mendaratkan bibirku di lehernya..
Teh Imas pun menggelinjang kegelian sambil mendesah nikmat. “Aaaah.. Masssssss.. geli tapi nikmaaaaaaaat..”

Aku pun meneruskan pengembaraan bibirku ke bagian dada Teh Imas yang kausnya sudah dibuka.
Segera ketika kudapatkan teteknya yang besar aku pun menghisap dan mempermainkan pentilnya dengan bibirku.

Teh Imas menjerit tertahan sambil mengelinjang kegelian campur nikmat.
“Aaaaawwww.. Massssss.. Terus.. jangan biarkan saya menderita Maaaassss.
Aku sangat menginginkan kontolmuuuuuu..” sambil tangannya tidak henti-hentinya mempermainkan kontolku.

Dengan tetap mengulum dan menghisap teteknya aku pun melepaskan celana panjang dan celana dalam Teh Imas..
sambil perlahan-lahan membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

Aku pun menempelkan kontolku serta menggesek-gesekkannya..
pada permukaan memek Teh Imas yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat.
Nampaknya Teh Imas sudah tidak sabar ingin segera merasakan kenikmatan kontolku..

Ia berusaha memasukkan kontolku ke dalam memeknya dengan jalan menggoyang-goyangkan pantatnya..
sambil mengarahkan lubang memeknya yang sudah basah kepada kontolku.

Namun aku sengaja menahannya tidak memasukkan kontolku tersebut ke dalam memeknya karena aku ingin tau..
sampai sejauh mana nafsu wanita yang seksi ini.

Aku malah mempermainkan memeknya dengan tanganku.. kuusap-usap klitorisnya dengan jariku.
Dipermainkan begitu Teh Imas semakin hebat menggelinjang.. pantatnya tidak berhenti bergoyang..

Sementara bibirnya semakin ramai mendesah dan meracau..
“Ssshhh.. ssshh.. shhh.. Maasss.. aku sudah tidak tahan Masss. Cepat masukkan kontolmuu.. Masss..
Aku bisa gila Maaasss.. ingin cepat merasakan kontolmuuuu.. sudah lama aku menginginkan diewe olehmu Massss..”

Nafasnya semakin memburu. Kulihat matanya membeliak dan yang tampak hanya bagian putihnya saja.
Melihat nafsunya yang sudah demikian memuncak aku pun merasa iba.. sehingga secara perlahan-lahan..

Slepph.. Kumasukkan kontolku ke dalam lubang memeknya..
Ketika sudah masuk separohnya.. kucabut kontolku.. untuk dimasukkan kembali separohnya.
Demikianlah kulakukan berulang-ulang.

Teh Imas matanya setengah terpejam sambil mulutnya tidak henti-hentinya..
mengeluarkan desahan seperti orang yang kepedasan karena makan sambal..

Sambil pinggulnya tidak berhenti bergoyang dan berputar yang menambah kenikmatan kontolku.
“Sssssshhhhh.. ssssshhhhhtttt.. ssssshhhhhh.. ssssshhhhh..”

Ketika kuhujamkan seluruh kontolku ke dalam memeknya..
Teh Imas pun menjerit tertahan sambil wajahnya mendongak.. “Aaww..!”

Melihat lehernya terbuka aku pun menciumi lehernya..
tapi aku membairkan kontolku tertanam di dalam memek Teh Imas tanpa memajumundurkan atau menggerakkannya.

Teh Imas nampak kesal dan ia memintaku untuk memaju-mundurkan kontolku.
“Jangan didiamkan dong kontolmu Masss.. kurang nikmat.. nanti aku imbangin permainan kontolmu dengan goyang jaipongku..”
memang kebetulan Teh Imas pandai menari jaipong yang seksi itu.

Permainan kami sudah berlangsung 30 menit.. berbagai posisi telah kami coba dan Teh Imas selalu menuruti posisi yang aku minta..
dan kelihatannya ia sangat menyukai setiap posisi tersebut..

Terlebih-lebih ketika aku memintanya untuk menungging dan aku hujamkan kontolku dari belakang..
sehingga terasa betul bahwa seluruh kontolku ditelan oleh memeknya.

Ia sudah mengalami orgasme sebanyak lima kali dan terlihat sudah kelelahan.
Maka akupun memberi isyarat kepadanya bahwa aku pun akan mengeluarkan maniku di dalam memeknya..
ia pun menyetujuinya dan menghendaki untuk keluar bersama-sama.

Dalam keadaan bugil kami pun berpelukan tanpa menghiraukan keringat kami yang bercucuran.

Teh Imas pun lantas bercerita bahwa suaminya terlalu kuno dalam bermain cinta.. tidak lihai membangkitkan gairah istri..
sehingga Teh Imas sering merasa malas meladeninya.. di samping ukuran kontolnya yang kecil dan pendek serta tidak tahan lama.

Kebetulan aku pun mengalami masalah yang sama.. istriku terlalu kuno dalam bercinta.. tidak mau bereksperimen..
hal itu membuat aku kadang-kadang merasa jenuh.

Tanpa terasa kami pun tertidur sambil berpelukan.

Ketika aku terbangun kulihat Teh Imas masih tertidur lelap dalam keadaan telanjang. Posisinya sangat menggairahkan..
kedua kakinya tertekuk agak mengangkang.. sehingga terlihat memeknya yang berwarna merah kehitam-hitaman agak merekah.

Melihat pemandangan itu kontan saja kontolku ngaceng kembali tapi aku tidak segera memasukkan kontolku ke dalam memek Teh Imas..
melainkan secara pelan-pelan mendekatkan bibirku ke arah memek tersebut.
Aku ingin memberi pengalaman baru yang mengasyikkan kepada Teh Imas.

Segera saja kudaratkan bibirku ke memek Teh Imas tanpa menghiraukan bau yang keluar dari lubang kenikmatan tersebut..
dan juga tanpa menghiraukan bekas-bekas mani yang masih menempel.

Kujulurkan lidahku untuk mengorek-ngorek lubang memek tersebut sambil sesekali kuhisap dan kupermainkan klitorisnya dengan lidahku.
Teh Imas belum terbangun.. tapi pantatnya bergoyang-goyang dan terangkat sambil mengerang-erang..
kelihatannya karena geli dan nikmat.
Mungkin ia sedang bermimpi nikmat.

Ketika tidak berapa lama kemudian Teh Imas terbangun ia melihat bahwa aku sedang bermain-main di seputar memeknya..
ia pun menjambak rambutku dan membenamkan kepalaku ke memeknya..
pahanya segera menjepit erat kepalaku dan kakinya ditumpangkannya di pundakku.

Badannya menggelepar-gelepar.. kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan..
tangannya menjambak rambutku dan menekan kepalaku agar lebih keras mempermainkan memeknya.
Sepertinya kalau bisa ia ingin membenamkan seluruh kepalaku ke dalam lubang memeknya.

Aku pun semakin agresif memberi kenikmatan kepada memek Teh Imas..
yang tidak henti-hentinya menggelinjang sambil mengerang.

“Aahhh.. Ssshhh.. ssshhh.. Adduhhh.. Masss.. Pandai nian Massss memberi kenikmatan padaku..
Aku rela diperlakukan bagaimana pun asal nikmaat bagikuuu.. telan saja memekku Maaaaassss..” racaunya makin tak jelas..

Aku pun melanjutkan permainan bibirku ke bagian atas.
Aku menjilati pusarnya.. terus naik lagi semakin ke atas..

Dan segera kutemukan tetek Teh Imas yang menjadi favoritku..
aku senang berlama-lama mempermainkan serta mengisapnya.

Teh Imas semakin liar gerakan tubuhnya.. menggelinjang ke sama ke mari.
Mulutnya tidak henti-hentinya meracau..
mengeluarkan desahan serta kata-kata yang jorok menyebabkan aku semakin terangsang.

"Maasss.. cepet doong.. masukkan kontolmuu.. jangan siksa aku Mass..
Ooohhh nikmatnyaaa.. Aku ingin segera naik ke surga duniaaaa.. Massss..”

Aku merasa iba mendengar rintihan serta ratapannya.. di samping aku pun memang sudah tidak tahan.
Segera kuhujamkan kontolku keras-keras ke dalam memek Teh Imas..

Jlebb.. "Ngghh.." Ia seperti tersedak.. nafasnya seolah-olah terhenti sejenak..
kemudian terdengarlah erangannya yang semakin meningkatkan nafsu birahiku.

Aku pun tidak berhenti memaju-mundurkan kontolku..
sehingga terdengar bunyi seperti bunyi langkah kaki orang yang berlari-lari di tempat yang becek.. clek clek clek clek clek..

Lalu ditimpali bunyi beradunya pahaku dengan paha Teh Imas yang mengeluarkan bunyi plok plok plok.
Bunyi-bunyi tersebut dipadukan dengan suara rintihan serta erangan yang keluar dari mulutku dan mulut Teh Imas.
Ah.. nikmat benar ngeweeeeeeeeee dengan Teh Imas..!

Tidak berhenti sampai di situ.. kami pun berguling-guling untuk menambah variasi permainan..
Kadang aku di atas kadang di bawah. Ketika aku berada di atas kendali permainan ada pada diriku..

Tapi ketika aku berada di bawah maka Teh Imaslah yang mengendalikan permainan..
Dengan liar ia menaikturunkan serta memaju-mundurkan pantatnya.. sementara aku mengimbanginya dari bawah.

Teh Imas tidak henti-hentinya memuji kelihaianku dalam memuaskan dirinya.
“Maassss.. Pandai benar engkau memuaskan diriku.. Masss andaikata engkau suamiku..
aku akan memintamu mengewe diriku setiap saat maass.. aduuhh.. Nikmaattt.. Ssshhh.. Sshhhh.. kontoll.
Masss.. rendam kontolmu di dalam memekku selama mungkiinn.. Aaww.. sssshhh..” racaunya tak henti.

Aku pun mengimbangi pujiannya dengan memuji pula. “Teehh.. Sudah kuduga pasti memekmu enaakkkk.. ssshhh..”
Setelah berlangsung cukup lama aku merasa ada sesuatu yang mendesak-desak di dalam kontolku ingin keluar..

Teh Imas pun nampaknya mengejang.. maka aku mengajak agar mencapai orgasme secara bersama-sama.. teh Imas mengangguk.
Terjadilah kontraksi pada diri kami berdua.. sejenak kemudian memancarlah air maniku di dalam memek Teh Imas.

Diiringi oleh jeritan tertahan dari kami berdua. “Awww.. aduhh.. Masss..”
“Teehhhh.. aahh..!” Kami pun terkulai lemas..
Tubuh Teh Imas menindih tubuhku.. tangannya memeluk erat tubuhku dengan mesra.

Ketika hari menjelang sore kami berdua mandi bersama-sama karena hendak melanjutkan perjalanan ke kota tujuan.
Kami saling menyabuni tubuh kami masing-masing..
dan di dalam kamar mandi itu terjadilah lagi persetubuhan dengan gaya dan posisi yang benar-benar baru bagi Teh Imas.

Ia sendiri mengakui bahwa pengalaman ngewe bersamaku di hotel itu merupakan pengalamannya yang baru dalam bersetubuh..
dan membawa kenikmatan yang luar biasa baginya.

Setelah selesai mandi sambil ngewe kami pun cek-out dari hotel tersebut dan melanjutkan perjalanan ke kota tujuan kami.
Tapi berbeda dengan ketika kami baru berangkat dari rumah kami suasana di perjalanan sekarang jauh lebih santai lebih menyenangkan.
Aku dipaksa untuk melepaskan celana dalamku oleh Teh Imas.. agar ia leluasa mempermainkan kontolku dan kadang-kadang mengulumnya.

Perlu diketahui bahwa setelah keluar dari hotel aku mengenakan sarung sedangkan Teh Imas mengenakan rok.
Bukan satu duakali aku harus meminggirkan mobilku yang kukemudikan di tempat yang sepi..
karena merasa tidak tahan dengan kenikmatan yang diberikan oleh Teh Imas kepada kontolku.

Kebetulan sepanjang perjalanan kami banyak melewati hutan jati.
Bila sudah demikian Teh Imas pun meminta kepadaku untuk menjilat dan menyedot itilnya karena ia pun tidak memakai cd.
Aaaah.. Teh Immaass.. betapa nikmatnya itilmu seperti yang selama ini aku bayangkan.

Sesampai di kota yang dituju kami pun berpisah..
Karena rumah orangtuaku dan rumah adiknya berjauhan.. sekaligus untuk menghilangkan jejak.

Sebelum berpisah kami sama-sama berjanji untuk merahasiakan peristiwa nikmat ini..
Sekaligus juga berjanji untuk melakukannya lagi pada waktu yang lain bila keadaan memungkinkan.

Aahhh.. Teh Imaasss.. aku selalu merindukan memekmu..
Kapankah kontolku bisa menembus dan mengaduk-aduk lagi memekmu..?

Aku pun yakin bahwa perasaanmu juga sama. Teh Imas ewean lagi yu..?
Aku ingin mengewemu setiap saat. Semoga Teh Imas membaca cerita ini dan menyambut keinginanku ini.

Bagiku sekarang rumput di halaman tetangga itu bukan saja ‘lebih hijau’ namun juga ‘lebih nikmat..’ Aaahhh.. (. ) ( .)
--------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
----------------------------------------------------------------

Cerita 004 – Dulu Meronta.. Kini Meminta-minta

Heni

Setelah membaca tulisan
yang berjudul ‘Rumput Tetangga Lebih Hijau & Lebih Nikmat’ ..
aku terilhami untuk menuliskan pengalamanku bermain seks dengan tetanggaku sendiri..
walaupun jalan ceritanya berbeda dengan yang diceriterakan oleh penulis ceritera tersebut.
Aku harus menjalani dulu perjuangan yang berat.

Aku.. sebut saja Riyans.. adalah seorang laki-laki yang sudah beristri..
dan mempunyai seorang anak yang sudah berumur 7 tahun.. sudah bersekolah di kelas 1 SD.

Karena anak kami masih kecil.. dan jarak antara rumah kami dengan SD tempat anak kami bersekolah cukup jauh..
maka setiap hari istriku mengantarkan anak kami ke sekolah.

Kami mempunyai tetangga.. suami istri.. yang sudah sangat akrab dengan kami.
Istrinya.. sebut saja Heni.. sangat akrab dengan istriku.. sehingga hampir setiap hari ia bermain ke rumah kami..

Dan kalau berkunjung ke rumah kami biasanya ia langsung masuk.. tanpa mengucapkan salam atau membunyikan bel.
Suaminya sendiri bekerja di perusahaan swasta yang seringkali pulang malam dan kebetulan mereka belum dikaruniai anak.

Heni biasa memanggil istriku dengan sebutan Teteh.. sedangkan kepadaku ia biasa memanggil Mas Ary.
Ia adalah seorang wanita yang cantik.. kulitnya putih mulus dan bodinya pun menggiurkan namun sangat bersahaja dan lugu..
tidak pernah neko-neko.. baik dalam cara berpakaian maupun cara bergaul.. pokoknya polos.

Kalau berkunjung ke rumah kami.. biasanya ia hanya memakai daster..
atau kadang-kadang memakai kain.. namun bagiku hal tersebut menjadikan dia sangat seksi.

Aku merasa sangat senang kalau ia berkunjung ke rumah kami dan berlama-lama mengobrol dengan istriku..
sebab aku bisa berlama-lama pula mengintipnya dari balik garden kamar.. memperhatikan tubuhnya yang sintal.

Kalau sudah tidak tahan.. aku pun melakukan onani sambil mengintipnya..
Membayangkan seandainya tubuh Heni itu bugil dan aku menggumulinya. Ahhh..

Bahkan tidak jarang.. ketika aku sedang menyetubuhi istriku.. pikiranku berfantasi seolah-olah aku sedang menyetubuhi Heni..
Dan memang dengan berfantasi seperti itu aku merasakan kenikmatan yang lebih dari biasanya.

Namun aku sering merasa kesal.. karena orang yang sering kubayangkan tersebut selalu bersikap acuh terhadap diriku.
Aku sering mencoba memancing ke arah pembicaraan yang agak menjurus.. namun ia tidak pernah menanggapinya..
Bahkan pura-pura tidak mendengarnya. Sikapnya tersebut jelas membuat diriku semakin merasa penasaran.

Pada suatu hari.. istriku minta izin kepadaku untuk pergi ke rumah saudaranya yang rumahnya agak jauh..
setelah pulang dari sekolah anak kami.. dan diperkirakan baru akan pulang ke rumah sore harinya.

Aku tidak berkeberatan.. karena aku pun tidak akan pergi ke mana-mana..
sehingga tidak khawatir dengan keadaan rumah kami.

Aku lalu bersantai-santai saja di rumah.. sambil menyetel Vcd porno..
yang tentu saja tidak berani kusetel bila anak kami sedang berada di rumah.

Kunikmati tontonan yang merangsang tersebut..
sambil membayangkan bahwa yang bermain di dalam film porno tersebut adalah aku dan Heni. Hehe..

Tak perlu waktu lama aku jadi terhanyut dalam bayangan bahwa diriku sedang menggumuli tubuh bugil Heni.
Kebetulan sudah seminggu kontolku tidak mendapat jatah..
karena istriku sedang berhalangan. Kontolku sudah sangat ngaceng.

Sedang asyik-asyiknya aku menonton sambil mempermainkan kontolku.. tiba-tiba pintu yang lupa aku kunci dibuka orang..
sehingga kontan kumatikan Vcd player yang sedang kusetel.

Ternyata yang membuka pintu tersebut adalah Heni..
Yang langsung masuk sambil memanggil-manggil istriku: “Teh.. Teh..!”

Ia memakai kain dan baju atasannya agak terbuka atasnya..
sehingga pangkal buah dadanya yang putih mulus dan montok terlihat sedikit.

Kain yang dipakainya agak basah.. mungkin ia baru selesai mencuci.. sehingga pinggulnya tercetak dengan jelas..
aku juga tidak melihat garis segitiga di balik kain yang dikenakannya itu..
sehingga aku berkeyakinan bahwa ia tidak memakai celana dalam.
Hal itu menyebabkan aku semakin terangsang.

“Mas.. Tetehnya ke mana..?” Tanyanya cuek seperti biasanya.
“Ke rumah saudara.. pulangnya nanti sore..” jawabku.

“Memangnya mau apa sih Hen..?” Tanyaku lagi.
“Anu Mas.. mau pinjam seterikaan.. kepunyaan saya rusak..”

Maka.. dengan riangnya datanglah setan membisikkan ke dalam diriku ..
bahwa aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mewujudkan hal yang selama ini selalu menjadi fantasiku.

Aku berkata: “Biasanya sih di kamar tidur.. ambil saja sendiri..!”
Padahal aku tau bahwa seterikaan tersebut tidak disimpan di kamar tidur.

Ketika Heni pergi ke kamar tidur untuk mencari seterikaan.. aku segera mengunci pintu..
agar tidak ada orang lain yang mengganggu rencanaku.
Kontolku sudah sangat keras karena ingin segera mendapat jatah.

Dari dalam kamar tidur terdengar Heni berkata: “Kok enggak ada Mas.. di sebelah mana ya..!?”
Segera saja aku masuk ke kamar tidur dengan hanya mengenakan sarung tanpa memakai celana dalam..
supaya rencanaku tidak terhambat dengan CD.

Nampaknya Heni tidak menaruh curiga apa-apa. “Mungkin di bawah tempat tidur..” kataku pura-puranya.
Kemudian Heni pun melihat ke bawah tempat tidur.. tentu saja sambil menungging.

Ketika Heni menungging.. aku melihat sebuah pemandangan yang sangat indah dan sangat menggairahkan.
Betapa tidak.. pPantat Heni yang bahenol tercetak pada kain yang dikenakannya..

Dan sekali lagi aku yakin.. bahwa Heni tidak memakai celana dalam..
Sebab aku tidak melihat garis segitiga pada pantatnya yang bahenol itu.

Karena sudah tidak tahan maka aku pun segera memeluk tubuh Heni dari belakang.
sambil menggesek-gesekkan kontolku pada pantatnya.

Ternyata Heni memberikan reaksi yang tidak kuharapkan.
Ia meronta-ronta.. berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukanku sambil memaki-maki diriku..

“Mas apa-apaan sih..!? Lepaskan..! Aku tidak mau melakukan ini.. kamu bajingan Mas.. Tidak kusangka..!”
Melihat reaksinya yang seperti itu pada mulanya aku pun merasa ragu untuk melanjutkan perbuatanku..

Namun rupanya bisikan setan lebih dahsyat daripada akal sehatku..
Sehingga.. walaupun Heni meronta-ronta sambil memaki-maki.. aku tidak peduli.. bahkan aku semakin bernafsu.

“Ampun Mas.. lepaskan aku.. aku tidak mau melakukan hal yang seperti ini..!”
Heni berkata sambil menangis dan meronta-ronta.

Aku semakin ganas.. kuhempaskan tubuh Heni ke atas tempat tidur sambil kutarik kainnya secara paksa..
sehingga kain tersebut lepas.. dan terlihatlah kemaluan Heni yang ditumbuhi bulu yang lebat.

Aku semakin bernafsu.. aku berusaha untuk membuka pakaian bagian atasnya..
Namun aku mendapat kesulitan..
karena Heni selalu mendekapkan tangannya erat-erat di dadanya sambil terus menangis..

Kakinyapun selalu dia rapatkan erat-erat sambil menendang-nendang..
sehingga aku mendapat kesulitan untuk memasukkan tubuhku di sela-sela pahanya.

Mungkin akibat sudah lelah atau karena lengah..
pada suatu kesempatan aku mendapat kesempatan untuk merenggangkan pahanya..
Hingga tubuhku berhasil masuk ke sela-sela pahanya.

Dari sana aku berusaha untuk melepaskan pakaian bagian atas Heni..
sekaligus bh-nya yang ia pertahankan dengan gigih.. sambil meronta-ronta..
Menjerit-jerit.. memukul dan mencakari tubuhku.

Krekk.. Akhirnya aku berhasil menyobekkan pakaian bagian atasnya dan melepaskan bh-nya..
lantas aku pun berhasil mendaratkan bibirku pada susunya yang masih keras..
maklum.. belum dipakai menyusui.. kecuali suaminya.

Tak ayal lagi.. aku pun menciumi susunya dan sesekali mengulum putingnya dan menyedotnya.
Diperlakukan demikian Heni mendesah..
namun ia masih terus melakukan perlawanan dengan cara meronta-ronta sambil menangis..

Walaupun rontaannya sudah agak melemah.. entah karena kecapekan entah karena mulai terangsang.
Sejalan dengan itu pertahanan pahanya pun mengendur..

Sehingga lambat laun kontolku yang sudah super tegang berhasil menyentuh bagian luar memeknya..
Plepp.. slebb.. slepp.. slepp.. slepp..
Langsung saja kugesek-gesekkan kontolku untuk mencari lubang yang selama ini aku idam-idamkan.

Clebbh..! Akhirnya kepala kontolku berhasil menemukan lubang idaman tersebut.. perlahan membelah bibirnya.
Lalu.. Slebb.. secara perlahan tapi pasti.. aku pun memasukkan kontolku ke dalam lubang tersebut.

Ketika kontolku berhasil melakukan penetrasi ke dalam lubang memeknya..
serta merta terdengar mulut Heni mendesah dan merintih..
Badannya pun menjadi lemas.. perlawanannya mengendur..

Ketika penetrasi kontolku kusempurnakan dengan tekanan yang mantap ia pun menjerit tertahan.
“Aaaaaaahhhh..!! Maaaassssssss..!” Inilah reaksi yang sangat aku harapkan..

Ketika kontolku telah mantap terjepit di lepitan memeknya yang hangat.. mulailah aku naik-turunkan pantatku..
menyodok-nyodokkan kontolku dengan cepat.. pantat Heni pun mengimbanginya dengan gerakan sebaliknya.

Sekarang bibirku pun dengan leluasa tanpa hambatan bermain di puting susunya..
Sesekali aku bergerilya di ketiaknya yang ditumbuhi bulu yang lebat..
Uhmm.. aromanya yang agak bau keringat sangat aku senangi.. sehingga semakin meningkatkan gairahku.

Tangan Heni yang tadinya dipergunakan untuk memukuli dan mencakar tubuhku..
kini ia gunakan untuk memeluk dan mengelus-elus punggungku.

Tadinya ia menangis dan menjerit-jerit karena menolak..
kini ia menjerit-jerit dan mendesah serta mengerang karena gairah yang memuncak.
“Aahhh.. Eeemmhh.. Aduuhhhhh.. Ssshhh.. Ssshhhh.. ssshhh.. Hhhmmmhhh.. Masss.. Nikmaatttt..”

Heni meladeni semua permainanku dengan sangat agresif.. Kami berguling-guling di atas tempat tidur..
kadang aku di atas kadang Heni yang di atas.
Nampak sekali ia sangat menikmati permainan ini.. sama sekali tidak tampak bekas-bekas penolakannya.

Ketika aku suruh dia menungging untuk melakukan posisi dog-style ia menolak..
“Jangaan Masssss.. jangan dari dubuur.. aku tidak suka.. jijiikk..”

Rupanya ia mengira bahwa aku akan menyodominya..
sebab oleh suaminya ia tidak pernah disetubuhi dari arah belakang.

Dengan sedikit tekanan aku agak memaksanya untuk menungging..
Posisi yang sangat aku sukai ketika bersetubuh dengan istriku. Akhirnya.. dengan terpaksa Heni menuruti keinginanku.

Wuahhh..! Pemandangan yang aku lihat saat Heni menungging semakin meningkatkan birahiku..
Pantatnya yang putih dan bulat serta memek berbulu yang terjepit oleh pahanya..
Aaaahhhh.. sungguh menggairahkan.

Segera aku arahkan kontolku yang masih sangat tegang dan berlumuran lendir itu ke arah memeknya yang terjepit oleh paha mulus.
Clepp.. slebbh..! Ketika kontolku secara perlahan-lahan masuk ke dalam memeknya.. Heni menggelepar-gelepar.. sambil kelojotan..
Baru kali ini ia merasakan sensasi yang baru ia rasakan setelah beberapa tahun menikah.

“Aaww.. Maassss.. Enak sekaliii.. Terus Maasss jangan lepaskan kontolmuu..
Adduhh.. teruus tekan yang kerass.. kalau bisa dengan kanjutnyaaa (bijinya)..!

Tangannya menggapai-gapai ke belakang.. ingin menarik pantatku.. agar kontolku masuk lebih dalam lagi.
Dengan leluasa pula kedua tanganku mempermainkan susunya yang menggelantung dengan indah.

Maka erangan Heni pun semakin menjadi-jadi karena ia mendapat kenikmatan dari dua arah.
Clobb.. clepp.. clepp.. clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. clebb,, clebb,, crebb.. crebb..

Memeknya aku kocok terus dengan kontolku.. dan susunya yang terus aku permainkan dengan tanganku.
Heni pun menjerit dan mengerang dengan histeris..
Mulutnya meracau mengeluarkan kata-kata jorok yang semakin merangsang diriku.

“Maasss.. jangan lepaskan kontolmu dari memekku.. puaskanlah memekku dengan kontolmuu.. Oghh.. oghhh..
Aku baru merasakan kenikmatan yang seperti ini.. kontooll.. Aawww.. Maasss.. aku ingin kontolmu dalam memekku..
Aahhh.. sshh.. ssshhh..”

Beberapa saat berselang kucabut kontolku dari memek Heni.. karena aku sudah merasa agak lelah dengan posisi tersebut.
Heni menyangka bahwa aku akan menyelesaikan eweanku terhadap dirinya..
sontak ia seperti marah-marah dan meminta agar aku segera memasukkan lagi kontolku ke dalam memeknya..

“Mas jangan dicabut dong kontolnya.. aku belum orgasme nih..!
Ayo masukkan lagi..! Ahh.. masukin donk kontolmu Maasss..”

Namun aku mempunyai rencana lain. aku minta agar Heni berbaring telentang dengan kaki menekuk..
Aku segera mengarahkan mukaku ke memeknya.. mula-mula aku jilati bagian dalam pahanya..
kemudian aku jilati memeknya dan aku isap itilnya.

Diperlakukan demikian.. kontan Heni menjerit karena ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu..
dan memang ia tidak pernah diperlakukan demikian oleh suaminya. Suaminya sangat konvensional.

“Aaaww.. Maasss.. Geliiiiii.. tapi nikmaatt.. Terus Mas isap itilkuu.. jilat memekkkuu.. Agak ke bawah Masss..
Ya.. ya.. benar di situ Maassss .. Aaawwww.. Maasss.. mana kontolmu..? Ke sinikan.. aku ingin mengulumnya..”

Maka aku pun berputar untuk menyodorkan kontolku ke mulut Heni dan kami pun mempraktekkan posisi 69.
Kontolku dijilati oleh Heni.. kadang-kadang dikenyotnya dalam-dalam..
membuatku mengerang sambil terus mengisap memek Heni yang sudah dipenuhi oleh lendir.

Ketika aku merasa bahwa aku akan mencapai orgasme aku pun mencabut kontolku dari mulut Heni..
Blessebb.. segera memasukkannya ke dalam memeknya.. sambil terus digenjot.

Nampaknya Heni pun sama akan mencapai orgasme.. gerakan pantatnya semakin liar.. desahannya semakin kerap.
Dan ketika aku merasa ada yang mendesak di dalam kontolku aku pun menekankannya keras-keras ke dalam memek Heni..
sambil memeluk tubuhnya erat-erat..

Heni pun demikian pula.. ia memeluk tubuhku erat-erat sambil menahan tekanan kontolku.
Maka kami pun mengalami orgasme secara bersamaan..

Kami pun sama-sama mengeluarkan suara erangan yang panjang.. sebagai tanda bahwa kami berada pada puncak kepuasan.
“Aahhhh.. Maasss..” Srrr.. srrr.. srrr.. srrr..

“Sshhh.. Heennn..” crott.. crott.. crott.. crott..
Tubuh kami pun terkulai bermandikan keringat.. Heni memeluk erat-erat tubuhku seolah-olah tidak mau lepas selamanya.

Ia berbisik dengan manja sambil nafasnya terengah-engah.. “Mas maaf yah atas kelakuanku terhadap Mas Ary tadi..!
Tadinya Heni kira ngewe itu dengan siapa pun rasanya sama saja.. ternyata ngewe dengan Mas Ary itu beribu-ribukali lebih nikmat..
dibandingkan dengan ngewe bersama suami Heni.." ujarnya sambil mengatur napas.

"Terus terang saja.. kadang-kadang Heni merasa bosan ngewe dengan suami Heni.. karena ia hanya mementingkan diri sendiri.
Baru kali ini Heni mengalami yang namanya orgasme. Ah kontol Mas Ary sangat perkasa.. aahhh.. Kontool.. Kamu ini kok nikmat sekali..!”
Lanjutnya lagi sambil ia mempermainkan kontolku.. sehingga kontolku tegang kembali.

Melihat kontolku sudah ngaceng kembali Heni merengek meminta ngewe kembali.
“Mas.. ngewe lagi yu..? Tuh kan kontolnya sudah tegang juga..
Heni ladeni Mas Ary sampai kapan pun kontol Mas Ary sanggup menancap di dalam memek Heni..! Ayo dong Mas..!” Rengeknya.

Aku pura-pura tidak mau.. – padahal nafsu sih sudah sampai ke puncak ubun-ubun..–
“Enggak mau ah.. nanti suamimu keburu pulang. Lagipula Heni kan mau menyeterika..
Kita cari saja seterikaan itu..” kataku menggodanya.

“Enggak Mas.. suamiku sedang pergi ke luar kota.. baru besok ia pulang.
Soal seterikaan sekarang sudah menjadi.. nomor keberapa.. Jauh lebih penting kontolmu ini Mas dibanding dengan seterikaan.
Menyeterika itu seringkali terasa membosankan.. tapi ngewe denganmu rasanya aku tidak akan pernah bosan mass..
Cepet doong.. coba raba memekku Mas.. sudah sangat basahh mass..Ayo doong.. kontoolll.. mass..” Heni menjawab..
Ia tetap merengek meminta agar aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya.. namun aku diam saja seperti tidak mau.

Karena aku tidak bereaksi maka Heni pun mengambil inisiatif.. ia segera naik ke atas tubuhku.. menciumi dadaku..
menyodorkan susunya ke mulutku agar kuisap.. menyodorkan ketiaknya agar aku menjilatnya..
Dan jug menyodorkan memeknya ke mukaku..

“Mas.. jilat dong memekku.. isap itilnya sesukamu.. aku ingin mendapat kenikmatan lagi.. silakan dong Maaasssss..!”
Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang menggairahkan ini..
Segera aku menjilati memeknya dan mengisap itilnya.. kadang-kadang menggigitnya.

Diperlakukan demikian Heni mendesah dan mengerang sambil pinggulnya tidak henti-hentinya menggelinjang..
“Aahh.. Maasss.. terus beri aku kenikmatan.. aaawww.. jangan terlalu keras menggigitnya dong Mas.. aahhh.. Ssshh.. ssshhh.. nikmaatt..”

Tidak lama kemudian ia mengarahkan lubang memeknya ke arah kontolku yang memang sudah ngaceng daritadi..
kontolku pun menyambutnya.. Slebb..! Melakukan penetrasi..
sambil terus kunaik-turunkan pantatku untuk mengimbangi goyangan pantat Heni.

“Ahhhh.. ssssshhhhhhh..” Heni menjerit karena merasa senang diperlakukan demikian..
“Aahh.. hmmhhh.. Massss.. terus tancapkan kontolmu ke dalam memekku.. ssshhh.. aku rela masss..
Maasss.. bulu kanjutmu menambah kenikmatan memekku masss.. aaahhh..! Kontoll..”

Setelah berlangsung agak lama Heni meminta aku mencabut kontolku dan menusuknya dari belakang..
“Massss.. cabut dulu kontolmuu.. tusuk lagi dari belakang mass.. ahhh..
Cepet masss.. tusuk memekku dari belakang masss.. aahh.. ssshh.. Maaassssss..”

Heni memang hebat.. kini ia sangat agresif dan pandai merangsang serta memuaskan lawan mainnya.
Ia langsung bisa mengimbangi permainanku dalam bersetubuh.
Kami pun melakukan berbagai variasi dan posisi dalam bersetubuh dan kami selalu mengalami orgasme secara bersamaan.

Sejak saat itu aku dan Heni sering melakukan persetubuhan..
tergantung siapa yang lebih dulu menginginkan maka dialah yang menghampiri lebih dulu.

Kadang-kadang Heni datang ke rumahku ketika istriku sedang tidak ada di rumah.
Kadang-kadang aku yang datang ke rumahnya ketika suaminya sudah pergi.

Tidak jarang ketika aku datang ke rumahnya Heni sedang mencuci pakaian di kamar mandi..
maka kami pun bersetubuh di kamar mandi.. kadang-kadang kami bersetubuh di dapur kalau kebetulan ia sedang memasak..

Kadang-kadang pula kami melakukannya dengan berbasah-basah di lantai bila ia sedang mengepel.
Dan setiap variasi persetubuhan yang kami lakukan selalu memberi sensasi baru kepada kami.

Heni semakin sering berkunjung ke rumahku.. walaupun sedang ada istriku.
Kalau ia berkunjung ke rumahku dan istriku sedang di kamar mandi atau sedang ke warung..
kami memanfaatkan waktu yang sebentar tersebut dengan seefektif mungkin untuk ngewe..
atau sekedar saling mempermainkan kemaluan kami masing-masing.

Atau kalau kami berpapasan.. maka tangan Heni tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk menjawil kontolku..
dan aku pun selalu mencubit memeknya yang memang seolah-olah ia sodorkan untuk kucubit atau kujawil dan kuremas susunya.

Kini.. setelah aku mempunyai lubang kenikmatan yang baru.. yaitu memek Heni.. aku pun tidak terlalu banyak menuntut kepada istriku..
Demikian juga Heni.. ia tidak lagi suka meminta jatah kepada suaminya.

Ah Heniiiiiii.. Heni.. dulu kamu meronta-ronta.. kini kamu meminta-minta..! Haha.. (. ) ( .)
----------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
kurangnya cuma satu sih : kalo masih punya jejak credit to writer, trit ini akan sempurna karena disusun berdasarkan genre :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd