Pecah Utak
Pertapa Semprot
Cerita 55 – Matang Dikarbit Tetangga..
Part 2
Besoknya tengah hari.. aku ke rumahnya lagi.. karena pagi-pagi tadi aku terbangun sudah tegang sekali.. terbawa ke impian segala pengalaman pertama itu.
Aku mengharapkan bisa ‘main’ lagi.. karena biasanya anak-anaknya suka dibawa jalan-jalan sama ibunya Tante Ida kalau hari Minggu.
Rupanya sudah pada pergi.. karena terlihat sepi sekali.
Wah asyik.. aku pikir. Nafasku terasa sudah terengah-engah membayangkan apa yang akan aku alami.
Kok sepi sekali..? Tidak kedengaran suara. Ah.. mungkin si tante tidur.. aku pikir.
Pelan-pelan aku ke kamarnya.. tidak ada. Ke mana ya..? Di kamar mandi aku lihat juga tidak ada.
Aku ke paviliun kamar Bu Etty ibunya Tante Ida.. mungkin lagi beres-beres di situ.. pikirku.
Tanpa mengetuk aku masuk.. dan dari balik pintu aku lihat ada bayangannya sedang membungkuk membelakangi di dekat ranjang..
Segera aku masuk dan kupeluk dari belakang sambil meremas-remas buah dadanya.
"Aiihh..!!" Jeritnya kaget akibat diremas dadanya.
Astaga..! Rupanya Bu Etty.. bukan Tante Ida sedang setengah telanjang baru mandi.
Aku ternganga dan tidak bisa bicara.. sedangkan Bu Etty lemas karena kaget.. terduduk di ranjangnya.
"Duhh nak Toto kenapa ngagetin Ibu..?" Katanya bagaikan vonis kudengar.
Dia terduduk di ranjangnya.. handuk yang sekedar menutup tubuhnya tidak cukup panjang..
sehingga bagian atas handuk turun ke perutnya.. buah dadanya menggandul lepas bebas.
Aku tambah menganga melihat itu.. Toewew..!
Penisku di dalam celana pendekku tidak tau diri.. dia masih tegak saja seperti tiang bendera tujuhbelasan.
Kami terdiam.. Bu Etty tak berusaha menutup buah dadanya yang ternyata masih sintal.
Memang ibu dan anak ini dikaruniai tubuh yang amat seksi.
Bu Etty umurnya kurasa sudah berumur.. tapi badannya amat terpelihara.. Ya seperti itu loh.. ibu-ibu yang rajin minum jamu-jamuan.
Buah dadanya sama seperti Tante Ida.. biar agak sedikit turun dan dia lebih tinggi dari Tante Ida.. jadi anggun sekali.
"Mau ngapain nyari Tante Ida..?" Tanyanya tanpa sungkan. Aku tergagap-gagap.
"Eh.. oh itu.. mm.. nyari majalah..”
"Lho kok meluk-meluk dan meremes-remes tetek orang..!?” Sergahnya.
Aku tambah pucat.. tidak sadar atau terpikir bahwa Bu Etty kok tidak berusaha menutupi payudaranya itu yang kontal-kantil di depanku.
"Itu anu.. anu .. aku.. sa..sa.. saya tidak sengaja..” gagapku.
"Mana bisa tidak sengaja.. Orang kamu sudah ngeremes-remes, sakit tau..!!" Bentaknya lagi.
"Sini kamu..!" Sergahnya pula.
"Tanganmu lancang sekali ya..? Coba, sini mana tanganmu..! Aku mesti laporin sama ayah kamu..” katanya datar.. tapi bagaikan petir di telingaku.
Saat itu kurasa wajahku sudah tambah hijau biru pucat pasi.. keringat dinginku deras mengalir di punggungku.
Penisku yang tadi sudah tegang jadi mengkerut kecil sekecil-kecilnya.. lembek di dalam celanaku seperti kura-kura kena gertak kepalanya..
masuk deh ke dalam batoknya. Malah ingin ngompol rasanya.
Kuulurkan tangan yang gemetar dingin dan dipegang oleh Bu Etty.
"Ya sudah..” katanya. "Ini ayo remas-remas lagi, kan kamu pengen..” sambil menaruh kedua telapak tanganku di atas buah dadanya.
Gubrakk..! Aku tambah takut dan bingung.. tidak percaya.
Kutarik tanganku kembali begitu menyentuh buah dadanya.. seperti kena panci panas. Bu Etty malah jadi tertawa kecil.
"Nak To.. jangan cemas. Tidak ngegigit kok buah dadaku..” derainya sambil tersenyum sekarang.
"Aku kemarin malem lihat kok kamu jam berapa pulang dari sini.. dan ya aku ngerti kok.. si Ida itu sama saja.
Memang nafsunya besar sekali. Seperti aku juga..” ujarnya.
"Ibu juga seminggu mesti sedikitnya 4 kali main..” katanya tanpa malu-malu atau tedeng aling-aling.
Aku hanya bisa mengangguk-angguk tidak tau mesti menjawab apa.
Tau dong kalian.. kalau habis begitu kan perut masih mual enek.. terkaget-kaget.. Duh.. untung aku tidak ngompol di depan dia deh.
Mana dia ngomongnya blak-blakan begitu.. seperti bukan orang Indonesia saja. Sontak aku merasa pening sakit kepala.
"Duh nak Toto kaget ya..?” Sambil berdiri ia menarikku dan dipeluknya kepalaku ke buah dadanya.
Baru aku agak tenang.. tiba-tiba terasa tangan Bu Etty turun ke pinggangku.. dan Srett..!
Sekali tarik celana kaosku sudah dipelorotnya separuh turun.
"Hi.. hi.. hi.. lihat nak.. mengkerut kecil tuh si buyung. Kasian deh kamu. Sini.. Ibu hiburin dia..” sambil ditariknya kepala penisku yang tidur..
ia membungkuk dan seketika handuknya terlepas total jatuh di kakinya.. bebaslah tubuhnya yang jangkung itu dari segala hambatan.
Beda dengan Tante Ida.. Bu Etty kulitnya kuning.. turunan Sunda sih.
Tante Ida mungkin dapat kulitnya hitam begitu dari bapaknya yang turunan Ambon.. barangkali.
Ia lantas berjongkok di depanku. Ditaruhnya penisku di tapak tangannya kemudian disaputkan ciumannya di penisku sepanjang batangnya..
Disaputkan dengan halus batangnya.. disaputkan dengan halus..
Rrrrbbb..! Nah loh..! Ketika si ‘Joni’ dikasih angin begitu.. langsung ‘dia’ tak tau diri.. mulai memanjang dan membengkak deh. Hehe..
Tangannya meremas-remas lembut sekali di buah zakarku dan aku juga masih syok karena belum pernah tau ada soal cium mencium alat vital.
Dengan jelas kemarin sama Tante Ida cuma dia kenyot sebentar saja.. Duh.. bodoh benar deh kalau ingat itu. Haha..
Tak lama kemudian didorongnya aku ke tempat tidurnya.. mulutnya sekarang mulai merekah dan lidahnya terasa kasap keluar menjilat-jilat batang penisku.
Wuahhhh..! Tak terkira nikmatnya..! Aku cuma bisa mengeluh lenguh.. "Aahh.. ahh.. ohhh..”
Kubaringkan tubuhku di tempat tidur Bu Etty dan si ibu pelan-pelan sambil terus mengisap.. menjilat..
menyedoti kepala hingga batang penisku yang makin tegang menjulang gagah seperti tiang bendera.
Secara perlahan bu Etty kemudian berputar.. dan akhirnya vaginanya di atas mulutku.
Terbelalak aku melihat rimba lebat dan mulai merekah lubangnya yang merah seperti kerang mentah itu.
Aku cuma mencium bau nafsu yang keluar dari situ.. dan kelihatan mulai basah lubangnya.
Tiba-tiba Bu Etty menurunkan pinggangnya.. dan seketika vaginanya hanya tinggal 1 cm dari mulutku.
Aku angkat kepalaku dan mencium sedikit bibir vaginanya. Crupp..!
"Ahhh..” lenguh Bu Etty.
"Terushh.. terushh To.. hhhh..”
Wahh.. langsung saja kusergap dan kukenyot kencang-kencang bibir vaginanya.
Secara naluri saja.. lidahku beputar-putar menjilat-jilat lubang dan tepian bibir vaginanya. Tidak mengerti sih mesti diapain. Haha..
Tak lama berselang bu Etty melepas penisku.. lalu ia duduk di atas bibirku sambil menggosokkan berputar di atas mulutku..
Wah.. aku hampir tidak bisa bernafas.
Paha atasnya terasa mengepit kepalaku dan terasa cairan dari lubangnya tambah banyak keluar membasah.
"Ayo To.. lidahnya jilatkan ke atas.. ke bawah.. hhh.. D-di seppanjanghh bibirhh vaginaahh Ibuuu.. hhh..” jelasnya terbata-bata.
Widihh.. tambah deh ilmuku.
Kelak ilmuku ini ternyata digemari sekali oleh wanita-wanita yang pernah kutiduri.. ya ini dapatnya waktu sama Bu Etty ini.
Eh.. ngomong-ngomong hati-hati ya kalau oral.. karena salahsatu sumber penyebaran AIDS juga dari cara ini.
–Hayo.. mau kamu kondomin gimana tuh..? Hehehe..–
Tiba-tiba kurasa tekanan pinggangnya tambah kencang.. kandas memepetkan gundukan vaginanya ke bibirku.. lantas ia menjerit-jerit kecil..
"Ahhkk.. ahhhh.. enakkhh.. hebat kamu Too.. Ibu enakk sekalii.. hhh..!” Rupanya ia orgasme dengan hebat sekali.
"Hah.. hah.. hahh.. uhh..” ia terengah-engah dengan bibir vagina dan selangkangannya menempel di wajahku..
Ia terbadai terduduk. Vaginanya masih menempel di mulutku dengan rapatnya.
Slrupp..! Kutelan cairan-cairan yang mengalir menetes dari dalam liangnya.
Lalu kudorong sedikit pantatnya itu.. sambil lidahku menjilat di sekitar sisi luar bibir vaginanya.. terus ke arah pantatnya.. aku jilat-jilat pelan.
Terasa kasarnya lidahku membuat ia bergelinjang geli.. "Ahh.. ahh.. Toto kamu kok.. pin..ter.. sekaliihh..”
Dan penisku sudah tegang keras bukan main yang tadi tersia-sia disergapnya lagi.. lalu dimasukkannya lagi ke dalam mulutnya dan disedotnya dengan kuat.
Lidahnya melilit-lilit di sekitar kepala penis.. mengikuti lekak lekuk..
Wuaduhh..! Nikmat dan wuenakknya tak terbayangkan..! Sulit kuceritakan di sini. Sungguh deh. Hehe..
Aku mengejangkan kakiku.. pinggul dan pantatku sampai terangkat-angkat dari kasur.. sehingga penisku tambah panjang terisap-isap Bu Etty.
Dengan cekatan bu Etty mengambil bantal kemudian disedakkannya di bawah pantatku..
sehingga terasa sekali penisku seperti terdorong ke atas tambah panjang.
Bu Etty terus mengenyot.. mencucup.. menyedot sampai kepalanya ikut maju-mundur sambil kedua tangannya meraba-raba zakarku.
Sekali-kali dirabanya sekitar antara pantatku dan zakar.
Kukunya yang panjang menggaruk-garuk halus dan gelinya bukan main.. menambah nafsuku.
Sampai merinding semua kulitku. Aku terengah-engah sudah tak sadar bagaimana tingkah kelakuanku.
Bu Etty masih tetap nungging di atas kepalaku dan pemandangan vaginanya menambah nikmat.
Kutarik lagi pantatnya dan kulumat-lumat dengan mulutku lagi.
"Auhh aihh..” terdengar suara Bu Etty terhalang penisku dan seketika kulitnya terasa meremang merinding di telapak tanganku..
karena geli dan nafsu.
Tiba-tiba aku merasa spermaku mulai bergelombang mau keluar.. segera kulepas ciuman dan selomotan bibirku di vagina Bu Etty..
Aku berderau parau.. "Ahh.. Buu.. terus.. terus..”
Tapi tiba-tiba Bu Etty melepaskan mulutnya.. lalu.. Ctapp..! Dicekiknya batang penisku sampai terasa sakit sekali dengan kukunya..
"Aauu..! Aduhh.. aduhh..!!" Jeritku kesakitan.
Aku terkejut sekali dan kecewa karena gelombang nikmatnya jadi hilang lenyap.. Jelas saja aku frustasi dan mau meledak marah rasanya.
Bu Etty sambil bangkit duduk di sisiku sambil tertawa dan katanya.. "Sudah ya nak Toto.. pakai bajunya gih..” ujarnya tanpa 'dosa'..
Anjritt..! Mulutku selebar Goa Gajah ternganga bingung. Sadis amat ini orang.. kok begini Bu Etty..? Pikirku dongkol. Maksudnya apa, coba..?
Mataku merah dan rasanya berkunang-kunang.. pusing rasanya kepalaku dan aku tidak tau mesti ngapain.
Nafsuku masih menggebu-gebu, nafasku terasa menderu.
Akhirnya aku gelap mata.. langsung kutubruk Bu Etty sampai terjatuh di atas ranjang.. Rrrbb.. kubuka.. kukangkangkan pahanya dengan paksa.
Terasa ia mencoba menutup pahanya melawan.. namun segera kucegah dengan kedua pahaku.
Tangannya kutekan ke kiri dan kanan di atas ranjang dan ia meronta-ronta.
Kutabrakkan penisku ke lubangnya..! Waduh susahnya.. karena ia menggelinjang-gelinjang. Mulutku mengecup dan mengisap putingnya.
Aduh gimana nih..? Aku sudah nafsu sekali tapi penisku tidak masuk-masuk. Geramku dalam hati..
Ide datang akibat kedongkolan.. Dengan tiba-tiba kucoba gigit sedikit putingnya..
Kres..! Kucengkeramkan gigiku. "Auuhh..!!" Jeritnya dan pinggangnya terdiam..
Maka langsung saja aku manfaatkan ‘kediamannya’ itu.. Jlebb..! Kepala penisku kudesakkan masuk ke lubangnya yang basah.
"Nggghhh.. aahh.." erangnya kecil ketika bibir vagina terkuak terbelah kepala penisku.
Dengan hentakan keras.. mantab dan ganas aku genjot kandas batang penisku sedalam-dalamnya di liang vaginanya..
biar Bu Etty tidak berontak-berontak lagi.. takut lepas.
Ia masih mencoba meronta-ronta dan nikmatnya hentakan ronta-rontaan itu ke vaginanya di batangku.
"Ughh.. oghh.. akkhhh.." rintihnya di sela rontaan tubuhnya.
Jlebgh..! Kupaku dengan penisku dan aku tindih dengan badan juga.. buah dadanya yang sintal lepas tertekan dadaku..
tanganku masih mencengkeram kedua tangan Bu Etty.
Setelah dia agak diam aku goyang hanya berputar-putar tanpa mencabut batangku lagi kencang-kencang.. habis takut dia berontak lagi.
Terasa buah zakarku gondal gandul bergesek-gesek menghantam menekan sisi bibir vaginanya yang tebal..
Bulunya terasa menggesek-gesek buah zakarku.. Ughhh.. geli sekali dan meledak-ledak spermaku dalam 2 menit di situ.
Aku lupa diri.. luar biasa nikmatnya.. karena tadi tidak jadi keluar waktu ‘dikaraoke’ sama Bu Etty dan badan kami kejang-kejang.
Tiba-tiba Bu Etty membalik dan ia sudah di atas.. lalu ia menggoyang-goyang pinggulnya dengan putaran kuat.
Seketika mataku terbeliak-beliak nikmat mendapat ‘uleg’an’ liang vagina yang ruaarr biasaa itu..!
Buah dadanya bergoyang-goyang liar dan kutangkap dengan kedua tanganku dan kuperah.
Bu Etty juga mendesah-desah keras.. akhirnya orgasme lagi.. akhirnya terhempas ia ke atas tubuhku yang penuh keringat.
"Nak Toto enak ya..?” Katanya sambil tersenyum dalam ringisan nikmat.
"Tadi kusengaja.. itu karena dengan gitu nikmatnyaahh.. ahh.. lebih tinggi lagi..ihhh.. ohhh..”jelasnya terbata dengan nafas kian memburu.
"Aaahh.. duh.. Ibu pintarrr sekalihh sihhh.. Erghh.. belajar di mana sih..?” Tanyaku di sela hentakan selangkangannya.
"Hihihi.. khannnhh Ibuuu..ahhh.. turr-rrunan oranghh Sun..dahhh aahh.. jugaahh nak Totohh.. oohh.. K-kalau ituhh mm-memanghh bakat alamm.. hhh.. sos..aal ginianhhh.. erghh.. Ma-makkanyahh padahh pin-pinterhh kalau jaiponghh.. hhh..”
"Ohh.. itu tadiihh.. hhh.. gerak jaipong ya Bu.. eerghh..?" Tanyaku pingin tau.
"Iyahh donghh.. okkhh..” katanya sambil mencubit pelan di buah zakarku yang sudah mengkerut keriput.
Penisku masih setengah berdiri dan kepalanya merah tua basah..
–With an apology to our Sundanese reader or is it a compliment..?
No offence meant ladies buddy.. that was my best experience ever.. viva Sundanese..–
Kami lalu mandi bebersih bersama-sama saling menyabuni. Kemudian ya jadinya main juga sekali di kamar mandi sambil berdiri.
Aku bereksperimen diajarkan sama si ibu, memasukkan penisku dari belakang.
Bu Etty membungkuk dan goyang jaipongnya hanya di kepala penisku tanpa memasukkan seluruh batang.
Beda kemarin sama Tante Ida, kami pakai gaya klasik maju-mundur penisku biar sambil Tante Ida nungging juga.
Kemudian aku diajarkan menjilati klitorisnya tanpa menyentuh bibir vaginanya.. kakinya yang satu ditumpangkannya di tepi bak mandi..
sehingga terkuak bebas vaginanya di depan mukaku.
Kulilitkan ujung lidahku di kepala klitorisnya dan ia menggelinjang.. buah dadanya terpontal-pantil menahan geli.
Tanganku segera meraba ke atas dan berusaha kuperas-peras kedua buah dada itu. Tapi karena aku di bawah hanya dapat sedikit.
Akhirnya Bu Etty agak membungkuk dan buah dadanya bergantung bebas.
Gemas sekali aku dan kami bermain-main di dalam kamar mandi sampai hampir 1 jam.
Rupanya hari itu Tante Ida sekalian mau belanja.. jadi ia pergi sama anak-anaknya.. makanya Bu Etty yang di rumah.
Sambil istirahat kami membuat minuman hangat dari termos di kamarnya dan duduk di ranjang di kamar Bu Etty.
Kami tetap masih telanjang bulat.
"Bu.. jadi tau ya tadi malam aku main sama Tante Ida..?” Tanyaku masih penasaran.
"Iya dong nak.. kan Ibu sudah pengalaman.. dan lumrah kok. Seperti Ibu bilang tadi.. kami memang wanita yang nafsunya kuat sekali..”
"Lalu kata ibu tadi seminggu sedikitnya 4 kali.. sama siapa biasanya Bu..?"
Tanyaku sambil membaringkan badan memegang memilin-milin puting susunya.
"Oh.. Ibu sama teman-teman bertiga.. ada semacam klub kecil..”
katanya sambil tertawa renyah sambil ekspresi mukanya menahan geli dari pilinan jariku.
"Biasa kami nyari anak SMA, mahasiswa atau anak-anak muda dan kami bawa ke villa teman Ibu atau ke hotel juga..
Ibu makanya awet muda ya, itu kami selalu nyari perjaka-perjaka untuk diperawanin..” cekikiknya manja.
Tangannya juga iseng meraba-raba pantatku dan dari bawah pahaku ke belakang dijamahnya lagi buah zakarku.
"Ibu paling demen sama anak seumur kamu deh, nafsunya besar dan cepet sekali pulihnya, bentar-bentar sudah ngaceng lagi..” ujarnya.
Sambil terus meremas-remas buah zakarku dan batang penisku yang sudah mulai berdiri lagi.
Didorongnya badanku.. sehingga aku rebah dan Bu Etty naik ke atas mengangkangkan pahanya ia berjongkok di atas penisku yang separuh tegang.
"Diam ya nak To..”
Pelan-pelan dipegangnya daging sosisku dan disaputkannya kepala penisku di tepi-tepi bibir vaginanya yang ada rambutnya.
Aduhaaiii.. nikmat sekali..! Pelan diarahkannya ke lubang nikmat itu.. Blessepp..!
Mulai masuk lagi.. nikmat luar biasa.. walau penisku terasa agak perih digeber dua hari ini.
Belum tegang penuh tapi vagina Bu Etty seperti bisa menarik masuk dan tekanan pinggulnya sedemikian rupa.
"Nghhhh.. Akkhu uuhh.. sukkhha sekaliihh di.. aaahh..tas..” kata Bu Etty.. mulai terbata.
"K-karenahh bisa..aahh.. ngontrolll gerakanhh.. dannhh garukannhh batang penis ke k-klitorissskuu.. hhhh..” katanya makin bernafsu.
"Sekaranghh..aahh.. diam. N-nak Toto rasakan merem dehh..hhh.. meremhh..”
Aku merem dan senut-senut terasa sekali dinding lubangnya berdenyut-denyut kencang.
Bu Etty tidak ngapa-ngapain.. hanya merem juga waktu kuintip.
Aku merem lagi.. dan kuulurkan tanganku ke buah dadanya yang montok sekali itu. Duh.. seperti memegang melon.
"Aahhh.. Remeshh To..oohh.. remeshh..!" Keluhnya manja sekali dan penuh nafsu.
Suaranya makin berdesah-desah.. "Ahh.. ahh.. enakk.. Putingnya To.. ohhh.. putingnya ibu atuhh.. uughh..”
Pinggulnya mulai berputar pelan-pelan sekali.. gaya penari jaipong.. dan kadang sambil jongkok ia menaik-turunkan pinggulnya.
Hebatnya lagi sedotan dari dalam vaginanya itu lho..! Aku rasa kalau vacuum cleaner-nya rusak bisa tuh dipakai menyedot debu. Hahaha..
Buat aku ya enaknya buah dadanya tersaji di depan mataku.. dan tinggal ulurkan tangan saja. Aku meremas-remas buah melon yang kenyal itu.
"Bu, akku.. diajakhh ke tempat teman-teman Ibu donghh..” ujarku tiba-tiba di sela nikmat mendera.
"Aahh.. ahh.. Hah hah.. hah.. entarhh kamu apa kuatthh ngelayaniiinnhh kami-kamiihh To.. oohh..?"
"Coba deh Bu..” bisikku sambil terus meremas buah dadanya.
"G-giniihh ajaahh dehh.. L-lain kalihhh akkhuuu uuhhh.. ajak kamuhh.. t-tapiihh aaahh..aku tidak bilangin mereka.. hhh.. kamuuhh sud-dahhh pernahhh maiinn.. yaa.. aahh..
B-biarrhh lebihh serruu..uughh.. K-kemarinn.. samma..ahh nak Ida..aah.. gi-manna ahh.. ennakhh..?"
"Enak juga Bu.. tappiihh k-kayaknya..aahh bu Etty lebih jago ya.. hhh” pujiku sambil mataku terbelalak-belalak karena genjotan pinggul Bu Etty tambah seru saja.
Keringatnya sampai menetes-netes ke dadaku dan bau harum badannya tambah kuat karena hawa panas badannya.
Harum sekali si ibu ini.. pikirku sambil menikmati hentakan pinggulnya yang tambah cepat.
Dan tiba-tiba Bu Etty kandas dan vaginanya merapat lagi dengan buah zakarku.
Sekarang ia berputar-putar tanpa naik-turun.. seolah ingin ‘menelan’ dan meremat habis sepanjang batang penisku hingga ke lubuk vaginanya.
Erghhhh..! Terasa ujung penisku di dalam itu seperti diperas.. diremas dengan kuat sekali hingga ..
Crott.. crott.. crott.. crott..! Aku meledak-ledak tak terkendali lagi. Ughh.. Letih betul rasanya.. hingga kami tertidur kecapean setelah itu.
-------------------
Part 2
Besoknya tengah hari.. aku ke rumahnya lagi.. karena pagi-pagi tadi aku terbangun sudah tegang sekali.. terbawa ke impian segala pengalaman pertama itu.
Aku mengharapkan bisa ‘main’ lagi.. karena biasanya anak-anaknya suka dibawa jalan-jalan sama ibunya Tante Ida kalau hari Minggu.
Rupanya sudah pada pergi.. karena terlihat sepi sekali.
Wah asyik.. aku pikir. Nafasku terasa sudah terengah-engah membayangkan apa yang akan aku alami.
Kok sepi sekali..? Tidak kedengaran suara. Ah.. mungkin si tante tidur.. aku pikir.
Pelan-pelan aku ke kamarnya.. tidak ada. Ke mana ya..? Di kamar mandi aku lihat juga tidak ada.
Aku ke paviliun kamar Bu Etty ibunya Tante Ida.. mungkin lagi beres-beres di situ.. pikirku.
Tanpa mengetuk aku masuk.. dan dari balik pintu aku lihat ada bayangannya sedang membungkuk membelakangi di dekat ranjang..
Segera aku masuk dan kupeluk dari belakang sambil meremas-remas buah dadanya.
"Aiihh..!!" Jeritnya kaget akibat diremas dadanya.
Astaga..! Rupanya Bu Etty.. bukan Tante Ida sedang setengah telanjang baru mandi.
Aku ternganga dan tidak bisa bicara.. sedangkan Bu Etty lemas karena kaget.. terduduk di ranjangnya.
"Duhh nak Toto kenapa ngagetin Ibu..?" Katanya bagaikan vonis kudengar.
Dia terduduk di ranjangnya.. handuk yang sekedar menutup tubuhnya tidak cukup panjang..
sehingga bagian atas handuk turun ke perutnya.. buah dadanya menggandul lepas bebas.
Aku tambah menganga melihat itu.. Toewew..!
Penisku di dalam celana pendekku tidak tau diri.. dia masih tegak saja seperti tiang bendera tujuhbelasan.
Kami terdiam.. Bu Etty tak berusaha menutup buah dadanya yang ternyata masih sintal.
Memang ibu dan anak ini dikaruniai tubuh yang amat seksi.
Bu Etty umurnya kurasa sudah berumur.. tapi badannya amat terpelihara.. Ya seperti itu loh.. ibu-ibu yang rajin minum jamu-jamuan.
Buah dadanya sama seperti Tante Ida.. biar agak sedikit turun dan dia lebih tinggi dari Tante Ida.. jadi anggun sekali.
"Mau ngapain nyari Tante Ida..?" Tanyanya tanpa sungkan. Aku tergagap-gagap.
"Eh.. oh itu.. mm.. nyari majalah..”
"Lho kok meluk-meluk dan meremes-remes tetek orang..!?” Sergahnya.
Aku tambah pucat.. tidak sadar atau terpikir bahwa Bu Etty kok tidak berusaha menutupi payudaranya itu yang kontal-kantil di depanku.
"Itu anu.. anu .. aku.. sa..sa.. saya tidak sengaja..” gagapku.
"Mana bisa tidak sengaja.. Orang kamu sudah ngeremes-remes, sakit tau..!!" Bentaknya lagi.
"Sini kamu..!" Sergahnya pula.
"Tanganmu lancang sekali ya..? Coba, sini mana tanganmu..! Aku mesti laporin sama ayah kamu..” katanya datar.. tapi bagaikan petir di telingaku.
Saat itu kurasa wajahku sudah tambah hijau biru pucat pasi.. keringat dinginku deras mengalir di punggungku.
Penisku yang tadi sudah tegang jadi mengkerut kecil sekecil-kecilnya.. lembek di dalam celanaku seperti kura-kura kena gertak kepalanya..
masuk deh ke dalam batoknya. Malah ingin ngompol rasanya.
Kuulurkan tangan yang gemetar dingin dan dipegang oleh Bu Etty.
"Ya sudah..” katanya. "Ini ayo remas-remas lagi, kan kamu pengen..” sambil menaruh kedua telapak tanganku di atas buah dadanya.
Gubrakk..! Aku tambah takut dan bingung.. tidak percaya.
Kutarik tanganku kembali begitu menyentuh buah dadanya.. seperti kena panci panas. Bu Etty malah jadi tertawa kecil.
"Nak To.. jangan cemas. Tidak ngegigit kok buah dadaku..” derainya sambil tersenyum sekarang.
"Aku kemarin malem lihat kok kamu jam berapa pulang dari sini.. dan ya aku ngerti kok.. si Ida itu sama saja.
Memang nafsunya besar sekali. Seperti aku juga..” ujarnya.
"Ibu juga seminggu mesti sedikitnya 4 kali main..” katanya tanpa malu-malu atau tedeng aling-aling.
Aku hanya bisa mengangguk-angguk tidak tau mesti menjawab apa.
Tau dong kalian.. kalau habis begitu kan perut masih mual enek.. terkaget-kaget.. Duh.. untung aku tidak ngompol di depan dia deh.
Mana dia ngomongnya blak-blakan begitu.. seperti bukan orang Indonesia saja. Sontak aku merasa pening sakit kepala.
"Duh nak Toto kaget ya..?” Sambil berdiri ia menarikku dan dipeluknya kepalaku ke buah dadanya.
Baru aku agak tenang.. tiba-tiba terasa tangan Bu Etty turun ke pinggangku.. dan Srett..!
Sekali tarik celana kaosku sudah dipelorotnya separuh turun.
"Hi.. hi.. hi.. lihat nak.. mengkerut kecil tuh si buyung. Kasian deh kamu. Sini.. Ibu hiburin dia..” sambil ditariknya kepala penisku yang tidur..
ia membungkuk dan seketika handuknya terlepas total jatuh di kakinya.. bebaslah tubuhnya yang jangkung itu dari segala hambatan.
Beda dengan Tante Ida.. Bu Etty kulitnya kuning.. turunan Sunda sih.
Tante Ida mungkin dapat kulitnya hitam begitu dari bapaknya yang turunan Ambon.. barangkali.
Ia lantas berjongkok di depanku. Ditaruhnya penisku di tapak tangannya kemudian disaputkan ciumannya di penisku sepanjang batangnya..
Disaputkan dengan halus batangnya.. disaputkan dengan halus..
Rrrrbbb..! Nah loh..! Ketika si ‘Joni’ dikasih angin begitu.. langsung ‘dia’ tak tau diri.. mulai memanjang dan membengkak deh. Hehe..
Tangannya meremas-remas lembut sekali di buah zakarku dan aku juga masih syok karena belum pernah tau ada soal cium mencium alat vital.
Dengan jelas kemarin sama Tante Ida cuma dia kenyot sebentar saja.. Duh.. bodoh benar deh kalau ingat itu. Haha..
Tak lama kemudian didorongnya aku ke tempat tidurnya.. mulutnya sekarang mulai merekah dan lidahnya terasa kasap keluar menjilat-jilat batang penisku.
Wuahhhh..! Tak terkira nikmatnya..! Aku cuma bisa mengeluh lenguh.. "Aahh.. ahh.. ohhh..”
Kubaringkan tubuhku di tempat tidur Bu Etty dan si ibu pelan-pelan sambil terus mengisap.. menjilat..
menyedoti kepala hingga batang penisku yang makin tegang menjulang gagah seperti tiang bendera.
Secara perlahan bu Etty kemudian berputar.. dan akhirnya vaginanya di atas mulutku.
Terbelalak aku melihat rimba lebat dan mulai merekah lubangnya yang merah seperti kerang mentah itu.
Aku cuma mencium bau nafsu yang keluar dari situ.. dan kelihatan mulai basah lubangnya.
Tiba-tiba Bu Etty menurunkan pinggangnya.. dan seketika vaginanya hanya tinggal 1 cm dari mulutku.
Aku angkat kepalaku dan mencium sedikit bibir vaginanya. Crupp..!
"Ahhh..” lenguh Bu Etty.
"Terushh.. terushh To.. hhhh..”
Wahh.. langsung saja kusergap dan kukenyot kencang-kencang bibir vaginanya.
Secara naluri saja.. lidahku beputar-putar menjilat-jilat lubang dan tepian bibir vaginanya. Tidak mengerti sih mesti diapain. Haha..
Tak lama berselang bu Etty melepas penisku.. lalu ia duduk di atas bibirku sambil menggosokkan berputar di atas mulutku..
Wah.. aku hampir tidak bisa bernafas.
Paha atasnya terasa mengepit kepalaku dan terasa cairan dari lubangnya tambah banyak keluar membasah.
"Ayo To.. lidahnya jilatkan ke atas.. ke bawah.. hhh.. D-di seppanjanghh bibirhh vaginaahh Ibuuu.. hhh..” jelasnya terbata-bata.
Widihh.. tambah deh ilmuku.
Kelak ilmuku ini ternyata digemari sekali oleh wanita-wanita yang pernah kutiduri.. ya ini dapatnya waktu sama Bu Etty ini.
Eh.. ngomong-ngomong hati-hati ya kalau oral.. karena salahsatu sumber penyebaran AIDS juga dari cara ini.
–Hayo.. mau kamu kondomin gimana tuh..? Hehehe..–
Tiba-tiba kurasa tekanan pinggangnya tambah kencang.. kandas memepetkan gundukan vaginanya ke bibirku.. lantas ia menjerit-jerit kecil..
"Ahhkk.. ahhhh.. enakkhh.. hebat kamu Too.. Ibu enakk sekalii.. hhh..!” Rupanya ia orgasme dengan hebat sekali.
"Hah.. hah.. hahh.. uhh..” ia terengah-engah dengan bibir vagina dan selangkangannya menempel di wajahku..
Ia terbadai terduduk. Vaginanya masih menempel di mulutku dengan rapatnya.
Slrupp..! Kutelan cairan-cairan yang mengalir menetes dari dalam liangnya.
Lalu kudorong sedikit pantatnya itu.. sambil lidahku menjilat di sekitar sisi luar bibir vaginanya.. terus ke arah pantatnya.. aku jilat-jilat pelan.
Terasa kasarnya lidahku membuat ia bergelinjang geli.. "Ahh.. ahh.. Toto kamu kok.. pin..ter.. sekaliihh..”
Dan penisku sudah tegang keras bukan main yang tadi tersia-sia disergapnya lagi.. lalu dimasukkannya lagi ke dalam mulutnya dan disedotnya dengan kuat.
Lidahnya melilit-lilit di sekitar kepala penis.. mengikuti lekak lekuk..
Wuaduhh..! Nikmat dan wuenakknya tak terbayangkan..! Sulit kuceritakan di sini. Sungguh deh. Hehe..
Aku mengejangkan kakiku.. pinggul dan pantatku sampai terangkat-angkat dari kasur.. sehingga penisku tambah panjang terisap-isap Bu Etty.
Dengan cekatan bu Etty mengambil bantal kemudian disedakkannya di bawah pantatku..
sehingga terasa sekali penisku seperti terdorong ke atas tambah panjang.
Bu Etty terus mengenyot.. mencucup.. menyedot sampai kepalanya ikut maju-mundur sambil kedua tangannya meraba-raba zakarku.
Sekali-kali dirabanya sekitar antara pantatku dan zakar.
Kukunya yang panjang menggaruk-garuk halus dan gelinya bukan main.. menambah nafsuku.
Sampai merinding semua kulitku. Aku terengah-engah sudah tak sadar bagaimana tingkah kelakuanku.
Bu Etty masih tetap nungging di atas kepalaku dan pemandangan vaginanya menambah nikmat.
Kutarik lagi pantatnya dan kulumat-lumat dengan mulutku lagi.
"Auhh aihh..” terdengar suara Bu Etty terhalang penisku dan seketika kulitnya terasa meremang merinding di telapak tanganku..
karena geli dan nafsu.
Tiba-tiba aku merasa spermaku mulai bergelombang mau keluar.. segera kulepas ciuman dan selomotan bibirku di vagina Bu Etty..
Aku berderau parau.. "Ahh.. Buu.. terus.. terus..”
Tapi tiba-tiba Bu Etty melepaskan mulutnya.. lalu.. Ctapp..! Dicekiknya batang penisku sampai terasa sakit sekali dengan kukunya..
"Aauu..! Aduhh.. aduhh..!!" Jeritku kesakitan.
Aku terkejut sekali dan kecewa karena gelombang nikmatnya jadi hilang lenyap.. Jelas saja aku frustasi dan mau meledak marah rasanya.
Bu Etty sambil bangkit duduk di sisiku sambil tertawa dan katanya.. "Sudah ya nak Toto.. pakai bajunya gih..” ujarnya tanpa 'dosa'..
Anjritt..! Mulutku selebar Goa Gajah ternganga bingung. Sadis amat ini orang.. kok begini Bu Etty..? Pikirku dongkol. Maksudnya apa, coba..?
Mataku merah dan rasanya berkunang-kunang.. pusing rasanya kepalaku dan aku tidak tau mesti ngapain.
Nafsuku masih menggebu-gebu, nafasku terasa menderu.
Akhirnya aku gelap mata.. langsung kutubruk Bu Etty sampai terjatuh di atas ranjang.. Rrrbb.. kubuka.. kukangkangkan pahanya dengan paksa.
Terasa ia mencoba menutup pahanya melawan.. namun segera kucegah dengan kedua pahaku.
Tangannya kutekan ke kiri dan kanan di atas ranjang dan ia meronta-ronta.
Kutabrakkan penisku ke lubangnya..! Waduh susahnya.. karena ia menggelinjang-gelinjang. Mulutku mengecup dan mengisap putingnya.
Aduh gimana nih..? Aku sudah nafsu sekali tapi penisku tidak masuk-masuk. Geramku dalam hati..
Ide datang akibat kedongkolan.. Dengan tiba-tiba kucoba gigit sedikit putingnya..
Kres..! Kucengkeramkan gigiku. "Auuhh..!!" Jeritnya dan pinggangnya terdiam..
Maka langsung saja aku manfaatkan ‘kediamannya’ itu.. Jlebb..! Kepala penisku kudesakkan masuk ke lubangnya yang basah.
"Nggghhh.. aahh.." erangnya kecil ketika bibir vagina terkuak terbelah kepala penisku.
Dengan hentakan keras.. mantab dan ganas aku genjot kandas batang penisku sedalam-dalamnya di liang vaginanya..
biar Bu Etty tidak berontak-berontak lagi.. takut lepas.
Ia masih mencoba meronta-ronta dan nikmatnya hentakan ronta-rontaan itu ke vaginanya di batangku.
"Ughh.. oghh.. akkhhh.." rintihnya di sela rontaan tubuhnya.
Jlebgh..! Kupaku dengan penisku dan aku tindih dengan badan juga.. buah dadanya yang sintal lepas tertekan dadaku..
tanganku masih mencengkeram kedua tangan Bu Etty.
Setelah dia agak diam aku goyang hanya berputar-putar tanpa mencabut batangku lagi kencang-kencang.. habis takut dia berontak lagi.
Terasa buah zakarku gondal gandul bergesek-gesek menghantam menekan sisi bibir vaginanya yang tebal..
Bulunya terasa menggesek-gesek buah zakarku.. Ughhh.. geli sekali dan meledak-ledak spermaku dalam 2 menit di situ.
Aku lupa diri.. luar biasa nikmatnya.. karena tadi tidak jadi keluar waktu ‘dikaraoke’ sama Bu Etty dan badan kami kejang-kejang.
Tiba-tiba Bu Etty membalik dan ia sudah di atas.. lalu ia menggoyang-goyang pinggulnya dengan putaran kuat.
Seketika mataku terbeliak-beliak nikmat mendapat ‘uleg’an’ liang vagina yang ruaarr biasaa itu..!
Buah dadanya bergoyang-goyang liar dan kutangkap dengan kedua tanganku dan kuperah.
Bu Etty juga mendesah-desah keras.. akhirnya orgasme lagi.. akhirnya terhempas ia ke atas tubuhku yang penuh keringat.
"Nak Toto enak ya..?” Katanya sambil tersenyum dalam ringisan nikmat.
"Tadi kusengaja.. itu karena dengan gitu nikmatnyaahh.. ahh.. lebih tinggi lagi..ihhh.. ohhh..”jelasnya terbata dengan nafas kian memburu.
"Aaahh.. duh.. Ibu pintarrr sekalihh sihhh.. Erghh.. belajar di mana sih..?” Tanyaku di sela hentakan selangkangannya.
"Hihihi.. khannnhh Ibuuu..ahhh.. turr-rrunan oranghh Sun..dahhh aahh.. jugaahh nak Totohh.. oohh.. K-kalau ituhh mm-memanghh bakat alamm.. hhh.. sos..aal ginianhhh.. erghh.. Ma-makkanyahh padahh pin-pinterhh kalau jaiponghh.. hhh..”
"Ohh.. itu tadiihh.. hhh.. gerak jaipong ya Bu.. eerghh..?" Tanyaku pingin tau.
"Iyahh donghh.. okkhh..” katanya sambil mencubit pelan di buah zakarku yang sudah mengkerut keriput.
Penisku masih setengah berdiri dan kepalanya merah tua basah..
–With an apology to our Sundanese reader or is it a compliment..?
No offence meant ladies buddy.. that was my best experience ever.. viva Sundanese..–
Kami lalu mandi bebersih bersama-sama saling menyabuni. Kemudian ya jadinya main juga sekali di kamar mandi sambil berdiri.
Aku bereksperimen diajarkan sama si ibu, memasukkan penisku dari belakang.
Bu Etty membungkuk dan goyang jaipongnya hanya di kepala penisku tanpa memasukkan seluruh batang.
Beda kemarin sama Tante Ida, kami pakai gaya klasik maju-mundur penisku biar sambil Tante Ida nungging juga.
Kemudian aku diajarkan menjilati klitorisnya tanpa menyentuh bibir vaginanya.. kakinya yang satu ditumpangkannya di tepi bak mandi..
sehingga terkuak bebas vaginanya di depan mukaku.
Kulilitkan ujung lidahku di kepala klitorisnya dan ia menggelinjang.. buah dadanya terpontal-pantil menahan geli.
Tanganku segera meraba ke atas dan berusaha kuperas-peras kedua buah dada itu. Tapi karena aku di bawah hanya dapat sedikit.
Akhirnya Bu Etty agak membungkuk dan buah dadanya bergantung bebas.
Gemas sekali aku dan kami bermain-main di dalam kamar mandi sampai hampir 1 jam.
Rupanya hari itu Tante Ida sekalian mau belanja.. jadi ia pergi sama anak-anaknya.. makanya Bu Etty yang di rumah.
Sambil istirahat kami membuat minuman hangat dari termos di kamarnya dan duduk di ranjang di kamar Bu Etty.
Kami tetap masih telanjang bulat.
"Bu.. jadi tau ya tadi malam aku main sama Tante Ida..?” Tanyaku masih penasaran.
"Iya dong nak.. kan Ibu sudah pengalaman.. dan lumrah kok. Seperti Ibu bilang tadi.. kami memang wanita yang nafsunya kuat sekali..”
"Lalu kata ibu tadi seminggu sedikitnya 4 kali.. sama siapa biasanya Bu..?"
Tanyaku sambil membaringkan badan memegang memilin-milin puting susunya.
"Oh.. Ibu sama teman-teman bertiga.. ada semacam klub kecil..”
katanya sambil tertawa renyah sambil ekspresi mukanya menahan geli dari pilinan jariku.
"Biasa kami nyari anak SMA, mahasiswa atau anak-anak muda dan kami bawa ke villa teman Ibu atau ke hotel juga..
Ibu makanya awet muda ya, itu kami selalu nyari perjaka-perjaka untuk diperawanin..” cekikiknya manja.
Tangannya juga iseng meraba-raba pantatku dan dari bawah pahaku ke belakang dijamahnya lagi buah zakarku.
"Ibu paling demen sama anak seumur kamu deh, nafsunya besar dan cepet sekali pulihnya, bentar-bentar sudah ngaceng lagi..” ujarnya.
Sambil terus meremas-remas buah zakarku dan batang penisku yang sudah mulai berdiri lagi.
Didorongnya badanku.. sehingga aku rebah dan Bu Etty naik ke atas mengangkangkan pahanya ia berjongkok di atas penisku yang separuh tegang.
"Diam ya nak To..”
Pelan-pelan dipegangnya daging sosisku dan disaputkannya kepala penisku di tepi-tepi bibir vaginanya yang ada rambutnya.
Aduhaaiii.. nikmat sekali..! Pelan diarahkannya ke lubang nikmat itu.. Blessepp..!
Mulai masuk lagi.. nikmat luar biasa.. walau penisku terasa agak perih digeber dua hari ini.
Belum tegang penuh tapi vagina Bu Etty seperti bisa menarik masuk dan tekanan pinggulnya sedemikian rupa.
"Nghhhh.. Akkhu uuhh.. sukkhha sekaliihh di.. aaahh..tas..” kata Bu Etty.. mulai terbata.
"K-karenahh bisa..aahh.. ngontrolll gerakanhh.. dannhh garukannhh batang penis ke k-klitorissskuu.. hhhh..” katanya makin bernafsu.
"Sekaranghh..aahh.. diam. N-nak Toto rasakan merem dehh..hhh.. meremhh..”
Aku merem dan senut-senut terasa sekali dinding lubangnya berdenyut-denyut kencang.
Bu Etty tidak ngapa-ngapain.. hanya merem juga waktu kuintip.
Aku merem lagi.. dan kuulurkan tanganku ke buah dadanya yang montok sekali itu. Duh.. seperti memegang melon.
"Aahhh.. Remeshh To..oohh.. remeshh..!" Keluhnya manja sekali dan penuh nafsu.
Suaranya makin berdesah-desah.. "Ahh.. ahh.. enakk.. Putingnya To.. ohhh.. putingnya ibu atuhh.. uughh..”
Pinggulnya mulai berputar pelan-pelan sekali.. gaya penari jaipong.. dan kadang sambil jongkok ia menaik-turunkan pinggulnya.
Hebatnya lagi sedotan dari dalam vaginanya itu lho..! Aku rasa kalau vacuum cleaner-nya rusak bisa tuh dipakai menyedot debu. Hahaha..
Buat aku ya enaknya buah dadanya tersaji di depan mataku.. dan tinggal ulurkan tangan saja. Aku meremas-remas buah melon yang kenyal itu.
"Bu, akku.. diajakhh ke tempat teman-teman Ibu donghh..” ujarku tiba-tiba di sela nikmat mendera.
"Aahh.. ahh.. Hah hah.. hah.. entarhh kamu apa kuatthh ngelayaniiinnhh kami-kamiihh To.. oohh..?"
"Coba deh Bu..” bisikku sambil terus meremas buah dadanya.
"G-giniihh ajaahh dehh.. L-lain kalihhh akkhuuu uuhhh.. ajak kamuhh.. t-tapiihh aaahh..aku tidak bilangin mereka.. hhh.. kamuuhh sud-dahhh pernahhh maiinn.. yaa.. aahh..
B-biarrhh lebihh serruu..uughh.. K-kemarinn.. samma..ahh nak Ida..aah.. gi-manna ahh.. ennakhh..?"
"Enak juga Bu.. tappiihh k-kayaknya..aahh bu Etty lebih jago ya.. hhh” pujiku sambil mataku terbelalak-belalak karena genjotan pinggul Bu Etty tambah seru saja.
Keringatnya sampai menetes-netes ke dadaku dan bau harum badannya tambah kuat karena hawa panas badannya.
Harum sekali si ibu ini.. pikirku sambil menikmati hentakan pinggulnya yang tambah cepat.
Dan tiba-tiba Bu Etty kandas dan vaginanya merapat lagi dengan buah zakarku.
Sekarang ia berputar-putar tanpa naik-turun.. seolah ingin ‘menelan’ dan meremat habis sepanjang batang penisku hingga ke lubuk vaginanya.
Erghhhh..! Terasa ujung penisku di dalam itu seperti diperas.. diremas dengan kuat sekali hingga ..
Crott.. crott.. crott.. crott..! Aku meledak-ledak tak terkendali lagi. Ughh.. Letih betul rasanya.. hingga kami tertidur kecapean setelah itu.
-------------------
Terakhir diubah: