Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Bimabet
-------------------------------------------------------------------------

Cerita 14 – Tetangga oh.. Tetangga

Aku
adalah seorang pria berumur 42 tahun.. menikah dan sudah memiliki dua anak yang lucu-lucu. Setelah membaca kisah-kisah di *****
Aku ingin menceritakan pengalamanku sendiri dengan ibu tetanggaku 3 tahun yang lalu kepada pembaca sekalian. Selamat membaca.

Setiap Sabtu malam Minggu aku punya kebiasaan main catur di rumah tetanggaku.
Catur adalah salahsatu dari sekian banyak hobiku selain olahraga.. membaca.. otak-atik elektronik dan bercocok tanam.

Aku biasanya main catur dengan tetanggaku.. seorang bujangan yang rumahnya tak jauh dari rumahku.
Tetanggaku itu tinggal hanya dengan ibunya saja. Kakak perempuannya sudah menikah dan tinggal dengan suaminya di lain kota.

Hubunganku dengan sahabatku terjalin sangat akrab.. juga dengan ibunya.
Kami saling menghormati satu sama lain.. meskipun beda usiaku dengan sang ibu hanya 5 tahun.. dia 5 tahun lebih tua dariku saat itu.
Hingga terjadilah peristiwa itu.. yang tak pernah kusangka-sangka sebelumnya. Peristiwa yang akhirnya mengubah diriku 180 derajat.

Seperti pada sabtu sebelumnya.. aku bermaksud main ke rumahnya buat caturan. Aku pamit pada istriku dan segera bergegas ke rumahnya.
Udara malam itu memang dingin sekali akibat hujan lebat selama 2 jam yang terjadi sore tadi.
Singkat kata aku sudah berada di pintu rumahnya. Kuketuk pintunya dan tak lama pintu itu terbuka. Ternyata si ibu yang membukanya.

“Oh Ibu.. ada Barinya bu..?” Tanyaku ramah.
“Nak Surya..? Oh Barinya lagi pergi tuh..” jawab si ibu sama ramahnya.

“Ke mana.. Bu..?”
“Ke pesta pernikahan teman SMUnya. Baru aja dia jalan..”

“Oh gitu ya..?” Sahutku. “Kalau gitu.. saya pamit aja deh..”
“Oh.. kenapa buru-buru.. kan Nak Surya baru sampai..?”

“Ah.. nggak. Kalau Bari nggak ada.. saya pamit aja deh..”
“Ah.. jangan terburu-buru begitu. Temani Ibu ya..?”

Walau agak heran dengan permintaannya.. aku akhirnya menurut juga. Kuikuti dia masuk.
Kamipun tak lama asyik berbincang-bincang di ruang tamunya. Hingga akhirnya si ibu menawariku kopi.

“Oh iya.. Nak. Keasyikan ngobrol jadi lupa nawari minum. Sebentar saya siapkan dulu ya..”
“Ah.. Ibu. Nggak usah repot-repot..”

“Ah.. nggak kok. Masa repot..?” kata si ibu sambil tersenyum ramah. Setelah itu.. dia segera beranjak ke dapur.
Sambil menunggu.. kuambil koran terbitan hari ini yang tergeletak di meja tamu lalu kubaca-baca.

Sedang asyik kubaca koran itu.. tiba-tiba si ibu memanggil dari dapur.
“Nak.. Nak.. bisa saya minta tolong..?”
“Oh.. ada apa.. Bu..?”

Spontan aku segera beranjak dari sofa itu dan langsung menghampirinya.
Ternyata kompor gas si ibu agak macet dan dia memintaku membetulkannya.

Pas sedang membetulkannya.. tak sengaja aku melihat ke arah gundukan payudara si ibu.
Saat itu si ibu sedang membungkuk memperhatikanku yang sedang sibuk mengutak-atik kompor gasnya yang macet.

Apalagi si ibu hanya mengenakan daster yang belahan dadanya agak rendah.
Aku langsung terpana melihatnya. Selain besar.. payudaranya juga tampak ranum dan kenyal.

Tak kusangka perempuan ini masih memiliki payudara seindah itu di usianya yang tak muda lagi.
Pemandangan indah itu membuat Kontolku mulai tegak membesar dari balik celana jeans yang kukenakan tanpa kusadari.
Aku begitu terangsang melihat keindahan payudara si ibu.

Si ibu yang semula perhatiannya ke pekerjaanku.. tak urung kaget juga melihat perubahan ukuran Kontolku.
Tapi anehnya.. dia tak juga mengubah posisinya.
Sepertinya dia sih tahu aku terangsang dengan kemolekan payudaranya tapi dia tampak cuek saja.. pura-pura tak tahu.

Akhirnya setelah berusaha sekuat tenaga mengendalikan malu sekaligus mengendalikan Kontolku..
supaya tak semakin membesar ukurannya.. selesai juga masalah kompor itu.

“Wah.. Nak Surya hebat..!” pujinya di sampingku.
“Ah.. nggak masalah.. cuma masalah kecil kok Bu..” sahutku.
“Kalau gitu ibu bisa minta tolong lagi..?” katanya sambil menatapku nakal dan tersenyum genit.

Walau aku sudah menduga apa yang akan dia minta itu.. tak urung hatiku berdebar-debar juga menanti pertanyaannya.
Apalagi kulihat dia semakin mendekatkan dirinya ke tubuhku.

“A.. aa.. pa Bu..?” Lidahku mendadak kelu.. menyadari betapa dekat wajahnya denganku saat ini.
Sambil mendesah.. si ibu berkata parau.. “Ibu mau kamu cium ibu..”

Belum sempat menyahut.. dia langsung berjinjit.. memeluk leherku lalu mencium bibirku.
Sejenak aku terkesiap.. namun tak lama kemudian kami sudah asyik berciuman di dapur itu.
Hilang sudah akal sehatku setelah bibirku bersentuhan dengan bibirnya yang tipis dan indah itu.

Sambil asyik berciuman.. diraihnya tangan kananku untuk meremasi payudaranya di sebelah kanan..
Sedangkan diarahkannya tangan kiriku ke pantatnya.

Tangankupun langsung bergerak terampil. Keduanya langsung bergerak nakal menjalari payudara dan pantatnya yang ranum dan montok itu.
Si ibu tampak melenguh-lenguh merasakan nakalnya tanganku meremasi payudara dan jari-jariku menyusuri belahan pantatnya.

Di lain pihak.. tangan si ibu aktif meremasi Kontolku dari luar celanaku.. membuat juniorku itu semakin meradang saja ukurannya.
Satu tangannya dia julurkan ke dadaku untuk meremasi puting susuku yang tercetak jelas dari balik kemeja kaus ketat yang kukenakan ini.

Ketika nafsu kami semakin memuncak.. dituntunnya aku ke ruang keluarganya.
Di sana dengan serempak.. kami saling melucuti pakaian masing-masing.. sehingga tak lama kamipun sudah bugil.

Kupandangi dengan sepenuh nafsu tubuhnya yang bugil itu. Luar biasa..!
Usia boleh kepala 4.. tapi bodinya tak kalah dengan bodi para perempuan yang lebih muda.

Tanda-tanda ketuaan memang tak bisa ditutupi.. tapi secara garis besar..
Dia masih sangat menggiurkan bagi para lelaki mana saja yang menatapnya. Apalagi kalau sudah bugil begini.

Bahunya lebar.. payudaranya besar.. ranum dan mengkal. Tak tampak tanda-tanda melorot seperti payudara para wanita seusianya.
Perutnya rata.. nyaris tak ada lemaknya. Pinggangnya bundar.. pinggulnya montok. Kaki dan betisnya tampak mulus dan kencang.
Mungkin si ibu suka olahraga juga nih.. makanya bodinya begitu terawat dan indah.

Di lain pihak.. si ibu tampak tak kalah kagumnya melihatku telanjang.
Maklumlah.. hobi olahragaku yang sudah kutekuni sejak SD.. membuat fisikku menjadi sangat bugar.

Otot-otot kekar nan liat tampak bersembulan di sekujur tubuhku. Membuat banyak wanita sering kelimpungan kalau melihatku telanjang.
“Tubuh Nak Surya keren banget deh.. Ibu suka sama lelaki macho kayak Nak Surya ini..” kata si ibu sambil menatapku penuh nafsu.

Dia mendekatiku lalu memelukku lagi. Kedua tangannya bergerak liar.. meraba-raba bukit dada dan perut simetrisku..
lalu bergerak turun ke arah Kontolku.

Sesaat kemudian.. kami kembali asyik berciuman liar dan saling meremas apa yang bisa kami remas.
Hanya sebentar kami melakukan itu.

Berikutnya.. kami saling membaringkan diri di atas karpet tebal di ruangan itu. Kami seakan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Kami membentuk posisi 69 dan tak lama kami sudah asyik saling menjilati kemaluan lawan mainnya.
Si ibu tampak bersemangat mengulum kemaluanku sambil asyik mengocoknya. Sesekali dia ikut menjilat dan meremasi kantung spermaku.

Rasanya sangat dahsyat kulumannya. Bahkan kuluman istriku tidak sedahsyat kulumannya.
Tampaknya si ibu ini benar-benar sudah lama tidak disentuh lelaki.. hingga kulumannya tampak begitu ganas.

Di bawah sana.. lidah dan jari-jariku tak kalah aktifnya dengan tangan si ibu.
Lidahku bergerak naik-turun sambil menjilati bibir kemaluannya.. labia mayoranya dan semua yang ada di sekitarnya.
Tangan kiriku asyik meremasi bokongnya.. sedangkan jari-jari tangan kananku asyik menusuki lubang memeknya.

Kami terus saling merangsang sambil mendesis-desis penuh kenikmatan.
Kami saling mencium.. menjilat.. meremas dan menggigit dengan rakusnya.

Sampai akhirnya kami sendiripun merasa tidak tahan. Tanpa ada aba-aba sebelumnya.. serentak kami berubah posisi.
Si ibu ambil posisi di bawah.. sedangkan aku bergerak menindih di atas tubuh moleknya.

Sambil tersenyum mesum.. dia buka selangkangannya lebar-lebar. Memamerkan liang surganya yang sangat indah nan menggiurkan itu.
Membuat jakunku naik-turun berulangkali. Tak sabar segera kutuntun Kontolku ke lubang memeknya.

Kugesek-gesekkan sejenak kepala Kontolku di bibir memeknya.. sebelum akhirnya kudorong pelan. Ssleebb.. ssleebbb.. bblessshhh..
Sedikit demi sedikit Kontolku tertelan liang surganya.. menimbulkan sensasi nikmat yang susah digambarkan rasanya.

Si ibu sendiri tampak meringis-ringis nikmat merasakan sodokan kemaluanku yang hangat dan keras ini memasuki liang surganya.
Memek si ibu kurasakan masih sempit dan legit. Tidak kalah dengan memek para gadis.

Tampaknya si ibu sangat pintar dalam menjaga kemaluannya itu.
Membuat batang Kontolku yang ukurannya king size itu tampak agak kesulitan menembusnya.
Namun dengan rangsangan terus menerus dariku di titik-titik erotisnya.. akhirnya memek si ibu menyerah juga.

Lorong yang hangat itu terasa semakin basah seiring meluapnya cairan pelumasnya.. akibat rangsangan lidah dan tanganku di payudaranya.
Kontolku terus melaju hingga sampai di bagian terdalam liang surganya. Lalu mulai kupompa dia.
Aku bergerak dalam posisi push-up di atasnya. Sementara pantatku bergerak maju-mundur mengebor memeknya.

Semakin lama gerak pantatku semakin kupercepat. Membuat jeritan erotis si ibu semakin keras terdengar.
Membuatku semakin bersemangat dalam menjajah lubang kemaluannya. Keringat mulai mengalir deras membasahi tubuh bugil kami.

Si ibu tampak menjerit-jerit keenakan dipompa senjataku. Sepasang tangannya meremasi rambutku.
Tak jarang tangan-tangan itu aktif mencakari punggungku yang liat ini.. membuat sedikit pedih di kulitnya karena kukunya yang agak panjang itu.

Aku sendiri tak mau kalah. Sambil terus memompa Kontolku dalam-dalam.. aku asyik mencumbui bibirnya yang seksi.
Aku juga gigit-gigit pelan lehernya yang mulus kulitnya itu.

Sesekali aku menyusui sepasang payudaranya yang menggiurkan itu secara bergantian.
Pantat dan pinggul si ibu tampak bergoyang-goyang liar menyambut sodokan Kontolku..
membuatku nyaris gila karena begitu nikmat pengaruhnya di batang Kontolku.

Sekitar 15 menit kemudian si ibu keluar. Dia semakin erat memeluk tubuh atletisku yang basah kuyup oleh keringat kami berdua.
Kubiarkan dia beristirahat sejenak setelah orgasmenya itu. Kemudian kembali kuserang dia.

Kucoba bangkitkan gairahnya lagi dengan meremasi setiap jengkal titik erotisnya.
Tak lama kami sudah asyik berciuman dengan liarnya sambil saling meremas dan meraba.

Tak butuh lama untuk membangkitkan gairahnya. Ciuman kami yang liar berhasil membuatnya panas kembali.

Ketika aku hendak menggaulinya lagi dengan posisi serupa.. dia menggeleng.
Dia berdiri lalu memintaku untuk bercinta lagi di posisi lain.

Aku tersenyum mendengar permintaannya itu.
Lalu segera kubopong dia ke atas sofa di ruang keluarganya.

Di sana kami masih sempat bergelut sebentar sebelum dia bergerak lagi.
Dia naik ke atas pangkuanku membelakangiku.

Dipegangnya batang Kontolku yang masih perkasa ini ke arah memeknya yang sudah mulai basah kembali..
Lalu.. blessephh..! Masuk sudah seluruh batang Kontolku ditelan memeknya.

Pada posisi yang kedua ini.. rasa nikmat yang kami rasakan terasa luar biasa.
Kemaluanku yang king size ini begitu menikmati pijatan otot-otot memeknya si ibu.

Di lain pihak si ibu tak henti-hentinya mendesis kenikmatan.
Kepalanya tampak bergoyang-goyang liar merasakan pompaan Kontolku.

Kepala kemaluanku yang besar ini rupanya berhasil sampai di mulut rahimnya dan memberikan kenikmatan tak terhingga baginya.
Turun-naik.. keluar-masuk.. memompa dan dipompa.. menggoyang dan digoyang. Semakin lama semakin liar dan cepat.

Sambil memompa.. tak henti-hentinya kuremasi payudaranya yang montok itu dari belakang.
Seperti tadi.. sekitar 15 menit kupompa memeknya.. dia keluar lagi untuk yang keduakalinya.

Sebelum aku keluar.. kami sempat bercinta dalam 2 posisi lagi.
Kami melakukannya dalam gaya berhadapan dan gaya anjing di sofa itu.

Aku berhasil membuatnya keluar sebanyak 2 kali. Masing-masing dalam setiap gaya persetubuhan yang kami lakukan.
10 menit kemudian.. setelah lebih dari sejam kami bercinta.. jebol juga pertahananku.

Kutarik Kontolku keluar dari jepitan memeknya semenit sebelum aku sampai di puncak..
lalu kusemburkan spermaku berkali-kali ke wajah dan payudara si ibu.

Spermaku yang kental dan banyak itu membasahi wajah.. leher.. payudara dan rambutnya.
Dikocoknya batangku.. seolah-olah dia tak puas dengan seluruh sperma yang kutumpahkan tadi.

Setelahnya.. dia raih sperma-sperma itu untuk ditelannya hingga habis. Sisanya dia balurkan ke dada dan kedua puting susuku..
untuk dia jilati seperti seorang anak menjilati sisa-sisa es krimnya. Membuatku meringis-ringis kegelian.

Puas bercinta.. kami sama terkapar di atas sofa. Kami bercanda sambil sesekali berciuman dan saling meremas.
Sesudahnya aku mandi di rumahnya untuk membersihkan tubuhku dari sisa-sisa pergumulan dahsyat tadi.. agar tidak ketahuan istriku.
Selesai mandi.. si ibu membuatkanku teh manis hangat dengan cemilan ringan.

Kamipun berbincang-bincang sejenak seperti tidak ada terjadi apa-apa di antara kami.
Begitu kudapannya habis dan aku hendak pamit.. si ibu buru-buru mencekal lenganku.

Sambil menatapku genit.. dia berpesan aku lebih sering-sering mampir ke rumahnya.
Aku hanya tersenyum saja mendengar permintaannya itu.

Dia lalu mencium bibirku dengan sepenuh perasaan.
Dia juga sempat meremas kemaluanku dari balik celana.. sebelum dia melepasku di teras rumahnya

Dalam perjalanan ke rumah.. aku berkali-kali menghembuskan nafas panjang.
Aku tak pernah menyangka akhirnya aku berselingkuh juga.

Dengan wanita yang tak kusangka-sangka pula. Tetangga sekaligus ibu sahabat baikku selama ini.
Sebelumnya tak pernah sekalipun aku mengkhianati istriku selama 15 tahun pernikahan kami.

Banyak wanita di luar sana yang begitu menarik.. namun tak sedetikpun aku tertarik untuk berselingkuh dengan mereka.
Apalagi istriku juga termasuk wanita yang pandai memuaskanku di atas ranjang. Kali ini semuanya terasa berbeda.

Walaupun aku sangat menyesal telah mengkhianati istriku..
Aku tak bisa membohongi diriku sendiri kalau perselingkuhan itu ternyata nikmat juga. Sangat nikmat malah.

Ibarat kalau selama ini kita hanya makan ‘opor’ di rumah tangga kita..
Selingkuh berarti kita makan ‘opor’ di luar sana.. tetapi dengan variasi.. rasa dan sensasi yang berbeda.

Begitu aku sampai di depan pagar rumahku sendiri.. sesungging senyum tiba-tiba muncul di sudut bibirku.
Aku merasa yakin.. bahwa perselingkuhan ini bukanlah yang pertama dan terakhirkalinya terjadi dalam hidupku. (. ) ( .)
-------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Mantep..komplit menjerit nih hu..lengkap banget.
Terimakasih updatenya .
:ampun:
 
----------------------------------------------------------------------------

Cerita 15 – Istri Tetangga yang Kesepian

Mbak Astrid


Kejadian ini sudah terjadi beberapa tahun yang lalu..
Ketika aku baru beberapa bulan pindah ke sebuah perumahan yang masih sepi dari penghuni.

Jika malam itu adalah malam sial bagiku.. mungkin benar.. pasalnya siangnya Puspa istriku berangkat ke Semarang..
dijemput mas Tono.. kakak lelakinya.. untuk menghadiri pernikahan sepupu mereka..
Sedangkan aku memang ga ikut karena ga mungkin meninggalkan tugas kantor yang memang sedang tinggi loadnya di akhir tahun ini..

Yang pertama malam ini aku bakal kesepian di rumah.. yang kedua baru tadi pagi menstruasi Puspa istriku berhenti..
Seharusnya malam ini aku dapat jatah setelah selama hampir seminggu kejantananku ga ketemu musuh..

Makanya sepulang kantor aku mampir ke Glodok.. tempat yang memang sehari-hari aku lewati..
Kubeli beberapa filem bokep.. pikirku lumayan untuk menghabiskan week end ini..

Menjelang memasuki gerbang perumahan yang masih sepi dari penghuni ini.. hampir aku mengumpat keras..
ketika ingat kalao DVD playerku masih berada di tukang service yang seharusnya sudah bisa diambil beberapa hari yang lalu.
Dan sekarang.. gila aja kalau aku harus putar balik menembus kemacetan Jakarta hanya untuk mengambil benda itu..

Aaaah.. aku ingat mas Budhi.. satu-satunya tetangga terdekatku yang rumahnya bersebelahan dengan rumahku..
Aku bisa pinjam dia.. kembali aku bernafas lega.

Sehabis mandi.. segera aku bertandang ke rumah sebelah.. Aku sempat heran.. ga biasanya masih jam 20.30 ruang tamunya sudah gelap..
Padahal mobil Avanza hitam miliknya ada di rumah.. berarti mas Budhi ada di rumah.. simpulku sederhana..

“Mas Budhii.. maaas..!” Panggilku dari luar pagar..
Sesekali kuketok-ketokkan gembok ke pagar besi.. sehingga terdengar gemerincing besi beradu nyaring..

Agak lama kulihat lampu ruang tamu menyala.. tapi pintu tidak segera dibuka..
Kulihat tirai sedikit tersingkap dan ada yang mengintip dari dalam.. tumben pake diintip segala..
Biasanya mas budhi langsung buka pintu.

“Eeeiii.. Bimooo.. sorry ya.. ayo masuk pagar ga dikunci kan..!?”
Seru suara wanita yang sangat aku kenal.. mbak Astrid istri mas Budhi keluar dari pintu dengan pakaian tidurnya dilapisi sweater.

“Lho mas Budhi mana mbak.. sudah tidur..? Waduuh jadi ngganggu neeh..?”
Kataku agak kikuk ketika aku sudah duduk di ruang tamu itu mas Budhi ga muncul..

“Mas Budhi sedang tugas ke Medan Bim.. eh mau minum apa neeh..?”
Mbak Astrid wanita berwajah cantik ini menawarkan minum yang membuatku semakin jengah untuk duduk berlama-lama di situ..

Pasalnya .. mba Astrid dengan pakaian tidur yang tipis memperlihatkan bayangan celana G-String putihnya..
Aku yakin bagian atas jika tak tertutup sweater akan membayang behanya..
Atau mungkin ga pake.. yang aku tahu ibu ini buah dadanya sangat montok..

Sebenarnya antara aku dan mbak Astrid sudah akrab sekali.. bahkan kalo bercanda kadang-kadang agak seronok..
Tapi itu justru jika ada di depan mas Budhi atau ada Puspa istriku..
Ketika berdua begini aku jadi kaya mati angin.. sementara mba Astrid masih bersikap wajar..

“Waah.. ga usah repot-repot mbak.. aku hanya mau pinjem DVD player aja kalo bisa..” kataku dengan agak sungkan..
“Ada kok Bim.. bentar aku lepasin kabel-kabelnya yah.. sendirian di rumah.. Mau nonton film jorok ya..?”

Tebak mbak Astrid yang tengah berlutut di lantai mencabuti kabel DVD player yang berada di bawah kolong membelakangiku..
sehingga pantatnya yang montok itu ngepress di baju tidurnya yang tipis dengan celana G-String..

Jrengg..! Terlihat pantat montok itu bagaikan tanpa celana..
Mau ga mau kejantananku yang sudah seminggu ga ketemu musuhnya merespon positif.. mulai menggeliat bangun.

“Waaah.. eeehhh.. anuu.. buat nonton video pengantin temen yang baru diedit..” jawabku sempat gagap..
“Alllaaaaaa.. ga usah ngelesslaaah.. iya juga ga papa.. udah gede ini.. haa..haaa..”
Potong mbak Astrid sambil meletakkan benda elektronik tipis ini di meja..

Dengan posisi agak menunduknya ini mataku menangkap dua gundukan montok putih mulus.. tanpa lapisan..
dari sela-sela sweaternya di dalam daster yang memang berleher rendah.. dan mbak Astrid seolah ga merasa akan hal itu..

“Haaa.. haaa.. mbak Astrid nuduh neeh.. nonton bokep sendirian ga seru.. kalo ditemenin mbak Astrid baru seruuu..”
Jawabku mulai terbawa gaya sembarangannya mbak Astrid..

“Heeee..!? Bener ya Bim..? Seumur-umur aku belom pernah nonton bokep.. soalnya mas Budhi ga pernah ngasih..
Kamu ada kan filemnya..?” Cerocos mbak Astrid tanpa bisa kujawab..

Dan sebelum aku bisa jawab.. “Ya udah sana kamu duluan.. aku ngunciin pintu sama matiin lampu dulu..”
Tanpa menunggu jawabanku.. ibu muda ini sudah menghilang ke belakang..

Dengan gontai aku melangkah pulang sambil nenteng DVD player milik mba Astrid..
Pikiranku jadi kacau.. karena mba Astrid kepengen ikut nonton bokep sama aku..

Sampai di rumah sambil masangin kabel-kabel ke monitor aku bingung sendiri.. aku bakal mati gaya..
Nonton bokep berduaan dengan istri orang..

Lain semasa bujangan dulu.. kalo nonton bokep justru cari pendamping yang bisa dijadikan pelampiasan..
Lulu anak Fakultas Psikologi.. pendampingku setia nonton bokep..
Ujung-ujungnya kami saling melampiaskan walaupun hanya sampe oral sex..

Lulu ga mau aku setubuhi.. katanya waktu itu dia masih perawan.. Trus beberapa lagi Titiek.. Anita.. Mimi..
Kalo mereka bertiga memang sudah dapat predikat ayam kampus. Bahkan pernah aku dikeroyok mereka bertiga semaleman..

“Heeeiii aku datang..! Ko malah ngelamun Bim..?” Suara mba Astrid membuyarkan lamunanku.
Mba Astrid datang dengan membawa tentengan berupa beberapa minuman kaleng dan makanan kecil..

“Busyeeet bekalnya banyak bener..? Mau sampe pagi..!?” Seruku untuk menetralisir kebingunganku..
Waddduuuh.. aku pikir mba Astrid tadi berganti baju yang lebih pantas..
Ternyata masih menggunakan baju tidur yang sama.. ini namanya sial atau keberuntungan siiih..??


“Heh..? Siapa tau sampe pagi..? Bim aslinya.. sebelum kamu datang tadi aku di dalam rumah sendirian.. tuh takut.. tau ga siih..?
Sepi bangeeet.. makanya aku bawa banyak bekal.. ntar kita ngobrol aja sampe pagi.. Setuju..?”
Celoteh mba Astrid panjang lebar.. bener-bener ga berubah sikapnya ada atau ga ada suaminya..

“Sekarang mau nonton yang mana dulu..? Silakan nyonya Astrid menentukan pilihan..”
Kataku sambil menyodorkan segepok piringan DVD lengkap dengan sampulnya..

Pilihan mba Astrid rupanya tepat.. pilihan filmnya masih yang XX..
Jadi sewaktu nonton kami masih bisa sambil santai bercanda mengkomentari adegan demi adegan..

Walaupun 2 jam kemudian setelah film pertama selesai aku lihat wajah mba Astrid agak memerah..
dan sesekali merapatkan sweaternya.. seolah-olah menyembunyikan dadanya yang montok..

“Mmm.. apa sih yang dikuatirkan mas Budhi dengan aku nonton Bokep..? Kalo beginian sih ga begitu ngaruh aku rasa Bim..?”
Kata mba Astrid sedikit arogan.. sambil milih-milih lagi film yang akan ditonton berikutnya..

“Yang bener aja deeeh Nyonya Astrid..? Kalo nontonnya sama suami orang..?”
Jawabku menggodanya.. entah kenapa aku bisa menemukan panggilan Nyonya Astrid untuknya yang selama ini ga pernah muncul..

“Haa.. haaa.. suami Puspa sih anak kemaren sore.. mana berani macem-macem..?”
Sahutnya setengah menantang dengan bibir manisnya dicibirkan padaku..

Memang usia mba Astrid lebih tua 2 - 3 tahun dari aku..
Makanya sering ledekannya kepadaku selalu menyangkut umur.. dan apalagi memang wajahku kata orang adalah baby face.. innocent..

Seandainya orang tau kelakuanku di zaman kuliah dulu..
Pernah kencan ranjang dengan dosen manajemen.. Pernah pacarin anaknya sekaligus nidurin mamanya..

Ibu kospun pernah aku embat.. mungkin akan lain kesannya padaku..
Dan kebetulan Puspa istriku aku dapatkan ketika aku sudah di Jakarta dan sama sekali tak tau masa laluku yang brengsek..

“Biim.. iihh asyik banget tuh mereka yak..?”
Gumam mba Astrid yang memang dasar mulutnya ga bisa diem.. melihat adegan pose 69 kayanya heran banget..

“Emang kamu belum pernah mba..?” Sahutku polos..
“Eeeh.. enggak.. no comment.. sssst diem aja ya sekarang..” kudengar mba Astrid menjawab gagap dan suaranya agak bergetar..

Benar saja suasana jadi hening.. apalagi volume film memang kecil supaya ga kedengaran dari luar..
Tapi kini yang aku dengar adalah suara nafas mba Astrid yang tidak teratur.. seolah-olah terengah-engah..

Sedangkan aku juga sudah terhanyut dengan adegan syuuur yang terpampang di monitor.. dan film kali ini adalah XXX..
Celana pendekku yang gombrong.. di bagian selangkanganku sudah menggembung..
Akibat batang kemaluanku sudah menegang kencang.. makanya kutumpangkan bantalan kursi agar ga terlihat oleh mba Astrid..

Awalnya aku ga begitu memperhatikan mba Astrid.. karena aku sangat terbawa oleh adegan dan wajah-wajah seksi di film itu..
Tapi beberapakali kudengar mba Astrid menghela nafas panjangnya dan beberapakali mengubah posisi duduknya.. seolah gelisah..

Mulailah aku memperhatikan tingkah wanita yang menahan gejolak birahi..Kulihat sering nyonya muda ini meregangkan jari-jari tangannya..
Dan kulihat wajah yang cantik berkulit putih ini makin memerah seperti layaknya orang habis minum arak..

Satu setengah jam berlalu.. sesekali kulirik mba Astrid yang duduk di sebelahku persis..
kegelisahannya kulihat semakin hebat dan hilang sudah komentar-komentar konyolnya seperti pada film pertama..

Pada suatu saat menjelang film ini selesai.. mata kami bertemu pandang..
kulihat sorot mata yang aneh dari mba Astrid.. sementara kurasa matakupun sudah aneh juga.. di mata mba Astrid..

“Biiiiiimmmm..” Kudengar suaranya mendesah memanggil namaku.
“Ya mbaa..” jawabku tak kalah lirih.. dalam pandanganku saat itu yang di hadapanku bukanlah Astrid sebagai wanita yang sudah kukenal baik..
Tetapi Astrid sebagai wanita yang sangat menggairahkan sedang menggelar libidonya..

Entah siapa yang memulai.. tahu-tahu tangan kami sudah saling menggenggam.. Kuremas lembut jari-jari halus mba Astrid.
Mba Astrid menundukkan wajahnya ketika wajahku mendekat.. kusibakkan rambut panjangnya yang jatuh menutup sebagian wajahnya..

Kembali dia mengangkat wajahnya dan wajah kami hampir tak berjarak..
Embusan nafasnya terasa hangat di hidungku.. matanya menatapku penuh makna..

Entah keberanian dari mana yang mendorongku mengulum bibir indah yang setengah terbuka milik mba Astrid..
Aah.. reaksi positif kudapatkan.. kulumanku dibalasnya..

Sejenak bibir kami berpagutan mesra.. sampe akhirnya dia melepaskan pagutan bibirnya dengan nafas terengah-engah.
“Aaah Biimo.. jangan.. jangan diteruskan.. bahaya..” Katanya setengah berbisik sambil berusaha melepaskan rengkuhanku..

Tak akan kulepaskan nyonya cantik ini.. kepalang tanggung.. pikirku.
“Kenapa mba..? Apanya yang berbahaya..?” Sahutku sekenanya sambil mendaratkan kecupan bibirku di lehernya yang jenjang..

Sejenak dia meronta-ronta kecil.. berusaha menghindari kenakalan bibirku pada leher mulusnya..
Sementara tanganku tengah meremasi kemontokan buah dada yang ternyata memang tak mengenakan bra..

Beberapakali tangan halusnya menepiskan tanganku dari dadanya.. tapi segera tanganku kembali ke tempat semula..
sampai sesaat kemudian perlawanannya berhenti dengan sendirinya.. berubah dengan desah nafas memburu dan geliatan tubuhnya..

Serangankupun kukendorkan.. Kecupan bibirku kuperlembut..
Demikian juga remasan tanganku berubah menjadi elusan lembut pada kulit payudaranya..
dan gelitikan mesra pada puting susunya yang sudah mengeras..

“Bimo.. sssshhh.. aku ngga tahaaan..” bisiknya pendek.. dekat sekali suara itu di telingaku..
Ooowww.. daun telingaku dikulumnya.. dijilatinya..

“Ikuti aja mba.. nikmati aja..” bisikku mesra sambil menarik tali daster yang tersimpul di pundaknya..
sehingga memperlihatkan kesempurnaan bukit montok di dadanya..
Begitu mulus dengan puting mungil mengeras berwarna merah kecoklatan..

Kudaratkan jilatan ujung lidahku pada benda itu.. tubuh mba Astrid menggeliat sambil mendesah panjang..
“Ssssssshhh.. aaahh.. Biimm..ooo.. aku.. takuut.. mmmmmhh..”

Tak kupedulikan lagi kalimat-kalimat mba Astrid.. karena nafsukupun sudah di ubun-ubun..
Apalagi menghadapi kenyataan ternyata tubuh ibu muda ini memang tak layak untuk dilewatkan sesentipun..

Desah-desah resah berhamburan dari mulut mba Astrid..
Deliatan tubuhnya sudah menunjukkan kepasrahannya kepada birahinya sendiri..

Tangannya mulai melingkar di leherku.. betapa rambutku digerumasinya..
Betapa kuatnya jari lentik mba Astrid mencengkeram kulit punggungku manakala puting susunya kukulum dalam waktu yang lama..

“Duuuh.. ampuuunn..” desahnya lirih..
Perutnya yang rata berkulit putih dihiasi lubang pusar berbentuk bagus ini menggeliat erotis.. manakala bibirku mengecupinya..

Tubuh atas mba Astrid sudah kutelanjangi.. entah ke mana daster dan sweaternya jatuh ketika kulempar tadi.
Tubuhnya setengah rebah dengan kepala berada di sandaran tangan sofa.. sementara kulihat tangannya meremasi payudaranya sendiri..

Mba Astrid mengerang panjang dengan menggoyang-goyangkan kepalanya yang mendongak..
ketika lubang pusarnya kukorek-korek mesra dengan lidahku.. tubuhnya menggeliat erotis sekali..
Rupanya di situ adalah salahsatu daerah sensitifnya..

“Owww.. Biimmoo.. jangaaan.. aku ga mauu..” bisiknya sambil tangannya menahan daguku..
ketika kukecupi gundukan kemaluannya dari balik celana G Stringnya yang sudah tampak bercak basah..

“Kenapa mbak..?” Tanyaku lembut..
“Ssssshh.. aku belum.. pernah.. Maluuu..” jawab mba Astrid.. sambil berusaha menarik tubuhku ke atas..
Busyeet jadi diapain aja tubuh indah ini sama mas Budhi..?

Selanjutnya tanpa permisi celana G String itu kusingkap ke samping..
Fuuuiii..! Sebuah gundukan kecil yang dibelah tengah dengan rambut kemaluan ga begitu lebat..

Sebuah bentuk luar kemaluan wanita yang masih orisinil.. Indah sekali belahan yang basah kulihat berdenyut-denyut..
Tak ayal lagi lidahku terjulur menyapu cairan yang membasahi belahan indah itu..

“Aaaaahhh.. Biiiimmoooo.. kamu bandeeelll..” Erang mba Astrid dengan tubuh semakin hebat menggeliat..
Sepasang kaki panjangnya semakin terkangkang lebar.. kaki sebelah kiri terjuntai ke lantai yang beralaskan karpet tebal..
Dan kaki sebelah kanannya ditumpangkan di atas sandaran sofa.. setelah G Stringnya kutanggalkan.

Rambutku habis diacak-acak tangannya yang gemas.. yang kadang mencengkeram erat kulit pundakku..
hal ini membuat aku semakin kesetanan.. ditambah aroma vaginanya yang segar..

Bibirku menciumi bibir vaginanya selayaknya mencium bibir mulutnya..
Lidahku menyelip-nyelip memasuki liang yang basah itu sampai sedalam-dalamnya.. sesekali kukulum clitoris mungil yang sudah mengeras..

“Biiimmmmooo.. ampuuuunn.. nikmaaaaat bangeeettt..” Mba Astrid merintih-rintih dengan suara seperti orang mau menangis..
Pinggulnya bergerak-gerak merespon ulah lidah dan bibirku di selangkangannya..

“Ooowwh.. Biiimmm.. sudaaaaahhhh aku ga tahaaaaan..” Suara mba Astrid semakin memilukan..
Tiba-tiba tubuh mba Astrid bangkit dan mendorong lembut tubuhku yang tengah bersimpuh di karpet tebal.. kuikuti saja..

Sehingga tubuhku telentang di karpet sedangkan tubuh mba Astrid mengikuti arah rebah tubuhku.. hingga tubuhku kini ditindihnya..
Payudaranya yang montok dan kenyal itu kini menempel ketat di dadaku..

Wajah kami begitu dekat.. dan wajah wanita yang tengah diamuk birahi memang akan semakin terlihat memikat..
Seperti wajah mba Astrid ini kulihat semakin mempesonaku..

“Bimooo.. ayo masukin yaaah..?” Desisnya dengan bibir indahnya kulihat gemetar..
Alis indah di wajah cantik mba Astrid mengerinyit.. matanya yang agak sipit semakin menyipit sayu..

“Ouught.. pelaaan Biiimm.. ssssss.. nyeriii..” keluhnya.. sambil mempererat pelukannya..
Slebbhh.. Kurasakan liang sanggama ibu muda ini sempit sekali ketika Kepala kontolku berusaha menerobosnya..

Tapi ibu muda ini sangat bersemangat untuk menuntaskan gairah binalnya..
Walaupun dengan ekspresi yang nampak kesulitan dan kesakitan.. diiringi geal-geol pinggulnya..

Jlebb..! Akhirnya amblaslah seluruh batang kemaluanku tertanam di liang sanggamanya yang sempit..
“Sssshhh.. gilaaa.. gede banget punya kamu.. hhh.. hhh.. tunggu Biimm..”

Tubuh sintal mba Astrid ambruk ke tubuhku ketika penetrasi itu berhasil..
Kudiamkan sejenak tubuh sintal itu diam tak bergerak di atas tubuhku dengan nafas memburu tak beraturan..

Besutan-besutan kecil kurasakan ketika mba Astrid mulai menggerakkan pinggulnya..
Dan gerakan itu semakin keras.. dan besutan-besutan itu semakin nikmat kurasakan.. aku ga bisa menahan diri lagi untuk mengcounternya..

Aku mulai mengayun batang kemaluanku.. clebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. “Biimmooo.. oooohhh.. sssshhhh..”
Hanya itu desah-desah kalimat pendek yang sering terucap dari mulut mba Astrid yang dengan gemulai menarikan pinggulnya..

Diiringi erangan dan rintihan kami yang sangat ekspresif.. sesekali bibir kami berpagutan liar..
Remasan gemas tanganku pada payudara montok yang terayun-ayun itu seakan tak mau lepas..

“Biimm.. Biimmoooo.. ssssshh.. aku hampiiirrr.. ookkkhhh..” Gerakan tubuh mba Astrid semakin tak beraturan..
Dan rasanya akupun ga perlu menahan bobolnya tanggul spermaku untuk lebih lama..

“Tunggu mba..” desisku pendek.. Dan bagaikan dikomandoin.. tubuh kami bisa serentak meregang..
Dan aku terpaksa mengayunkan batang kemaluanku sehebat-hebatnya untuk menghasilkan kenikmatanku secara maksimal..

“Aaaaarrgh.. Biiiimmooo.. aammmpuuuunn..” Tubuh mbak Astrid menggelepar hebat di atas tubuhku..
Betapa kejam kuku jarinya mencengkeram dadaku sebagai pelampiasan meledaknya puncak birahi betinanya..

Hening.. sesaat setelah terjadinya ledakan hebat.. kulihat jarum jam dinding menunjukkan angka 11.30..
Tubuhku tetap rebah telentang.. sedangkan tubuh mba Astrid tergolek di samping membelakangiku..

Ketika deru nafas memburu kami mulai mereda.. dan ketika keringat birahi kami mulai mengering.. kupeluk tubuh sintal mba Astrid dari belakang..
Tapi dengan lembut tanganku diangkat dan dipindahkan ke tubuhku sendiri.. dan tubuh mbak Astrid beringsut menjauhiku..

Kudekati lagi tubuh itu dan kudaratkan kecupan di punggung berkulit mulus itu.. kudengar isak tangisnya..
“Kenapa mba..?” Tanyaku lembut..

Lama ga ada jawaban.. isak tangis mba Astrid makin keras.. Kubelai lembut pundaknya.. tapi tanganku ditepisnya..
“Bimo.. aku sedih dengan kejadian ini.. aku malu sama kamu.. dan aku merasa sudah melukai hati Puspa dan mas Budhi..”
Terdengar suara mba Astrid serak..

“Malu kepadaku..? Untuk apa malu..? Justru aku merasa lebih dekat dan bahagia sama kamu mbak..
Walaupun sebenarnya ga seharusnya dengan jalan seperti ini.. Selama kita bisa memposisikan masalah ini pada porsinya..
kurasa mas Budhi ataupun Puspa ga akan merasa kita sakiti..” jawabku panjang lebar..

“Aku takut mereka tau apa yang telah kita lakukan..” Sahut mba Astrid dengan suara yang semakin tenang..
"Mereka ga akan tau.. selama kita ga memberitahu.. Dan kondisi kita saat ini adalah seorang lelaki dan wanita yang punya keinginan..
yang harus terpenuhi saat ini juga.. kita tidak bisa menghindari mbak..” sahutku lagi.. sambil kutumpangkan tanganku di pinggul bulatnya..

Mba Astrid tak bereaksi walaupun masih mempunggungiku..

“Lebih tepatnya harus terpenuhi malam ini.. bukan hanya sesaat..” Sahut mba Astrid sambil membalikkan badannya..
sehingga kembali payudara montoknya menempel di dadaku..

Matanya menatapku tajam penuh tantangan.. dan kini wajah sembab sehabis menangis ini tersenyum manis sekali..
“Sepanjang malam ini mba..?” Tanyaku menegaskan.. sambil kulingkarkan lenganku ke pinggangnya yang ramping..

“Yah.. bukankah malam masih panjang Bim..?” bisiknya manja..
Wajahnya ditengadahkan ke wajahku. Kupagut bibir bagus itu dan disambut dengan sangat bergairah..

Gairah liar birahi betina mba Astrid meletup dahsyat..
Aku benar-benar tak menyangka ibu muda yang kalem dan polos bisa berubah sedemikian agresif..

Batang kemaluanku rupanya benar-benar membikin ibu muda ini gemas setengah mati..
Tak hentinya tangan berjari lentik ini mengocok dan meremas-remasnya..

“Bimo aku pengen ‘ini’ kamu..” bisiknya manja sambil meremas lebih keras saat mengucap kata ‘ini..’
“Emang bisa..?” Sahutku menggoda.. wooww.. perutku digigit kecil mba Astrid dengan gemas..

“Boleeeh enggaaa..?” Rajuknya.
“Iyaaaa.. habisiiin deeeh..” jawabku sambil kuremas pantat bulatnya..

Awalnya kurasakan mba Astrid masih coba-coba.. dengan sabar aku memberi arahan..
Karena beberapakali Kepala kontolku terkena giginya.. lumayan sakiit..

Selanjutnya tubuhku dibuat melintir dan menggeliat merasakan permainan lidah..
dan lembutnya bibir mba Astrid membasuh batang kemaluanku..

Kadang-kadang dengan nekadnya batang kemaluanku ditanamnya dalam-dalam sampai ujung kerongkongannya..
Sampai mba Astrid tersedak.. “Eeeii.. jangan diabisin mbaa..” kataku lembut.. melihat mba Astrid tersedak..
“Abis gemeees aku Bim.. punya kamu panjaaang bangeeet.. gede lagi..” Bisiknya manja.. memberi alasan..

Akhirnya kami membuat posisi 69.. mba Astrid menindihku dengan posisi mengangkangi wajahku..
Kami sepakat dengan posisi ini sampai mencapai orgasme..

Kembali erangan dan rintihan kami bersahutan.. gerak tubuh kami sudah tak berirama..
Detik-detik akhir mba Astridpun kurasakan.. beberapakali kaki panjangnya meregang dan besotan mekinya di bibirku makin liar..

Aksi lidah dan bibirnya pada batang kemaluankupun makin liar.. membuatku semakin mendekati titik kulminasi..
“Eeeeeehhhkkk.. Biiiimmmm.. niiiikkkkmaaaattnyaaa..”
Rengek mba Astrid panjang.. tubuhnya menggeliat hebat.. kedua kakinya meregang..

Besotan meki ke mulutkupun makin hebat.. lidahku kujulurkan jauh ke dalam liang becek yang kurasakan mengedut-ngedut..
“Oooowww.. mbak akuu.. hampiiirr..” Desahku selang tak lama setelah kepala kontolku kembali dihajar lidah dan mulut mba Astrid..

Busyeeet.. bukannya melepaskan kuluman bibirnya di kepala kontolku..
Mba Astrid malah memperhebat aksi mulut dan lidahnya ditambah kocokan tangannya pada batang kemaluanku..

Apa dayaku.. tak ampun lagi diiringi eranganku.. tubuhku mengejang keras mengantarkan semprotan spermaku..
bertubi-tubi di dalam mulut mba Astrid yang makin lengket seperti lintah menempel di tubuhku..
tak luput kantong pelerku diremas-remas lembut.. seakan spermaku ingin diperas habis..

Setelah dirasa tetes terakhir.. buru-buru mba Astrid bangun dari tubuhku..
Lalu menyambar botol air mineral yang tadi dibawa dari rumah dan diteguknya sampai tandas..

“Iiih.. rasanya aneh.. banyak banget.. kentel lagi.. kenyang deh aku Bim.. Tapi enaak kok.. asin ada gurihnya..”
Komentar mba Astrid dengan pengalaman barunya.. Kembali kami berbaring di karpet tebal merasakan lemasnya tubuh..

Setelah mengguyur tubuh dengan shower di kamar mandi kembali kami rebahan santai di karpet tebal di depan televisi..
Saat itulah mba Astrid menceritakan rahasia kehidupan ranjangnya dengan mas Budhi.. yang monoton..
Mas Budhi terlalu polos dan lurus dalam soal seks.. sedikit-sedikit takut dosa.

Dalam hal kepuasan seks sebenernya mba Astrid tidak merasa kekurangan..
Karena selain mas Budhi memang punya stamina tubuh yang bagus dengan hidup sehatnya..
di sisi lain memang mba Astrid adalah tipe wanita yang gampang tersulut gairah seksualnya dan dengan cepat mencapai puncak orgasme..

“Pernah hari Minggu pagi aku liat mas Budhi sedang nyuci mobil dengan kaos yang basah.. sehingga nempel di badannya yang atletis..
Sseerrrr.. langsung.. basah juga deh celana dalamku.. langsung kutarik mas budhi ke kamar dan aku telanjangi.. haa.. haaa.. dapet duakali..”
Tutur mba Astrid sambil menyuapi aku dengan anggur yang dibawanya tadi..

Kembali kami nonton bokep yang belum kami tonton.. belum seperempat jam Asia Carrera beraksi..
“Biiiimmm.. nggaaa tahaaan neeh.. keburu pagi..” Desah mba Astrid manja dengan nafas yang sudah ngos-ngosan..
Apalagi dengan membengkaknya batang kemaluanku yang daritadi ga lepas dari genggamannya.

“Mba Astrid pingin diapain..?” Bisikku sambil kudaratkan kecupan di lehernya
“Pingin kaya di film itu..” jawabnya manja..

Tanpa disuruh mba Astrid menelungkupkan tubuhnya di sofa dengan kaki berlutut di karpet agak mengangkang..
Kuminta pantatnya ditunggingkan.. sehingga gundukan bukit kemaluannya mengarah keluar..

Mba Astrid kembali mengerang gemas ketika kepala kontolku mulai merentangkan otot liang sanggamanya..
Ketika pantat montok itu mulai menggeol gemulai dan ketika batang kemaluanku mulai memompa..
Mulailah kuda jantan dan kuda betina ini berpacu birahi..

Aku membuktikan mba Astrid memang wanita yang cepat mencapai orgasme dan cepat kembali berkobar birahinya..
Dan mba Astrid menghendaki berganti posisi setelah dia mencapai orgasme..

Saking seringnya dia mencapai orgasme.. hampir-hampir kami kehabisan posisi..
Dan di setiap posisi mba Astrid mengaku bisa mencapai orgasme dengan kenikmatan yang maksimal..

Ketika pada orgasme mba Astrid yang kelima.. aku juga merasakan orgasmeku hampir sampai.. mba Astrid menyadari itu..
“Biimm.. tumpahkan di mulutku sayaaang.. aku suka peju kentel kamu..” rengeknya di sela-sela nafas kuda betinanya..

Dan dengan bernafsu sekali mba Astrid menyambut semburan demi semburan sperma kentalku..
dengan mulut terbuka lebar dan lidah yang menggapai-gapai..

Tubuh mba Astrid kembali rebah telentang di karpet setelah menenggak setengah botol air mineral..
Rambutnya yang panjang tampak kusut dan basah oleh keringatnya..

Tubuhnya yang berkulit putih juga tampak berkilat basah oleh keringat..
Terlihat sinar matanya yang kecapekan dan wajah agak memucat..

Ketika aku keluar dari kamar mandi setelah kembali mengguyur tubuhku dengan shower..
Kulihat mba Astrid tertidur pulas dengan bibir tersenyum..Jam menunjukkan jam 03.45.. kurebahkan tubuhku di sisinya..

Kubelai lembut rambutnya yang masih basah oleh keringat birahi.. kukecup keningnya yang sedikit nonong..
Kuamati tubuh telanjang ibu muda ini.. sebuah struktur yang sempurna..

Wajahnya berbentuk oval.. bibir berbentuk bagus.. hidung mancung berbentuk ramping..
Mata agak sipit tapi memanjang dengan kelopak besar.. Bulu mata yang lentik dan panjang.. alisnya seperti di gambar..

Postur tubuhnyapun proporsional antara tinggi dan beratnya.. sekitar 165 – 170 cm.. Buah dadanya yang montok kutaksir cup branya B..
Memang masih kenyal menggemaskan dengan puting susu bak perawan.. mencuat mungil ke depan.. berwarna merah kecoklatan..

Perutnya yang rata dengan lubang pusar berbentuk indah..
pinggang ramping menyambung dengan pinggul yang padat ditopang sepasang kaki yang panjang berbentuk atletis..

Rupanya aku tak dapat menahan kantukku.. Aku membuka mata.. kulihat mbak Astrid bersimpuh di sebelah tubuhku..
Dengan pakaian sudah lengkap membalut tubuhnya.. rupanya dia yang membangunkanku kulihat jam dinding menunjukkan pukul 05.15..

“Biim.. aku pulang dulu yaa..?” Kata mbak Astrid.. wajahnya sudah segar.. rupanya sempat mencuci mukanya sebelum membangunkanku..
“Eeeh.. buru-buru sih..? Kan masih pagi..” jawabku sambil menarik pinggangnya..

“Bimo kamu gila.. liat tuh udah terang..” Protesnya ketika tubuhnya menindih tubuhku akibat tarikan tanganku..
Dan aku memang ga peduli.. karena seperti biasa kalo pagi hari.. batang kemaluanku pasti ikut menggeliat bangun saat aku bangun..

Kembali kugumuli tubuh indah yang kini sudah berdaster lengkap dengan sweaternya..
“Aaaahhh Bimmooo.. ga mauuk.. bauuuk ga enak..” Protesnya manja.. tapi tidak menolak..
Bahkan kudengar desisan panjang ketika batang kemaluanku kembali menggelosor memasuki tubuhnya..

“Biiimmo.. asli aku ga mampu menolak yang begini iniii ooohhkk..”
Desisnya gemas merasakan pompaan batang kemaluanku ke liang sanggamanya yang sempit..

“Ayyuu Biiimmm.. keburu mbak Suti dateng..” Bisik mbak Astrid di deket telingaku.. setelah orgasmenya yang kedua..
Mbak Suti adalah tukang cuci yang tiap pagi datang ke rumahnya..

“Owwkk.. Biiimmm.. giiilllaa kamuuu.. aku berasaa lagiii..” rengek mbak Astrid lirih..
Kurasakan tubuhnya mulai menegang.. “Mmmhh.. tuungguuu mbaakk..”

Kupergencar pompaanku.. tubuh mbak Astrid makin kuat menegang.. memperkuat pelukan dan cengkeramannya di tubuhku..
“Oooowww.. nggaaaaa tahaaaan Biiiimmm..!”

Teriakan keras mba Astrid menghantarkan geleparan tubuhnya yang tak terkontrol..
Hal ini ternyata mendorong dengan cepat semburatnya spermaku kembali memenuhi liang sanggama mba Astrid..

Kembali kami terkapar di atas karpet.. kali ini mbak Astrid ngga lagi telanjang.. hanya dasternya aja tersingkap sampai ke perut..
Setelah nafasnya kembali teratur mbak Astrid beringsut bangkit sambil memungut celana G Stringnya dimasukkan ke kantong dasternya..

“Udah ya Bim.. makasih banget untuk malam panjang ini.. aku ga akan melupakan malam indah sama kamu ini..
Tapi aku berharap cukup sekali ini saja.. jangan sampai kita ulang ya Biim.. janji ya..?”
Kata mbak Astrid sendu.. akupun mengangguk saja.. ngga ada kalimat yang mampu terucap dari mulutku..

Kuantar mbak Astrid sampai pintu ruang tamu.. karena aku masih telanjang bulat..
Nggak sampai setengah menit mba Astrid menutup pintu rumahnya.. kulihat dari balik kaca jendela mba Suti tukang cuci itu datang..

Memang kejadian itu ga terulang lagi sampai saat ini.. dan hu bungan keluarga kami tetap seperti sediakala..
Sampai akhirnya mba Astrid dan Puspa istriku melahirkan anak dengan waktu hampir bersamaan..
Tapi kejadian semalam itu rupanya benar-benar menjadi ikon yang hidup di hati aku dan mbak Astrid..

Beberapakali kami melakukan phone seks setiapkali mbak Astrid Curhat tentang kehidupan seksnya yang tetap monoton..
Ya.. hanya sebatas itu.. (. ) ( .)
----------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
------------------------------------------------------------------------------

Cerita 16 – Poliandri Sekaligus Poligami

Saya
baru 2 tahun berumah tangga, tinggal di satu kompleks real estate yang di pinggir Jakarta. Kompleksnya tidak terlalu besar.
Rumahku juga tidak terlalu besar.. yah ukuran 140 dan bangunan 100, karena sudah dikembangkan.
Kami memang belum menginginkan anak karena di usia kami yang baru 24 dan istri 22 masih ingin menikmati masa muda.

Hubungan kami tidak ada masalah. Istriku adalah yang kupacari sejak dia kelas 3 SMP dan perawannya kujebol 6 bulan setelah pacaran.
Hubungan kami baik-baik saja dan dalam masalah sex kami sudah saling terbuka, jadi istri tidak malu-malu kalau dia lagi pengin

Istriku cukup cantik dengan kulit putih dan penampilannya masih seperti remaja. Sejak dia lulus D-3 dia belum pernah bekerja.
Awalnya dia ingin juga kerja.. tetapi karena rumah kami jauh dari pusat kota, jadi dia akhirnya malas menempuh kemacetan setiap hari.
Jadilah dia ibu rumah tangga yang anteng.

Kami bertetangga dengan pasangan yang usianya sudah di atas kami.
Mas Bardi kutaksir berumur sekitar 35 tahun dan istrinya Mbak Lina mungkin sekitar 28 tahun.
Mbak Lina pintar dalam hal masak memasak. Istriku akrab dengan Mbak Lina, karena dia sering belajar masak dari Mbak Lina.

Pasangan tetanggaku ini menurut pengamatanku adalah pasangan yang tidak seimbang.
Mas Bardi perawakannya agak kurus dan tidak tinggi.
Sedangkan Mbak Lina adalah sosok wanita yang montok meski tidak termasuk gemuk.

Kadang-kadang aku berpikir.. apakah mas Bardi sanggup melawan Mbak Lina..
Yang kelihatannya kalau ngeseks agak hot juga, karena dari penampilannya yang aktif dan bicaranya banyak.
Sementara mas Bardi perawakannya kecil dan penampilannya agak loyo.

Pernah juga aku tanya istriku mengenai apakah Mbak Lina pernah cerita mengenai kehidupan sex mereka.
Aku hanya penasaran aja melihat pasangan yang tidak seimbang itu.

Dalam hatiku.. kok mau Mbak Lina punya suami yang tampilannya tidak perkasa, padahal dia modelnya kaya Vina Panduwinata.
“Iihh.. papa ada-ada aja, malu kali dia cerita-cerita gituan..?” Kata istriku.

Meski umur kami dengan pasangan mas Bardi tidak terlalu terpaut jauh..
Tetapi penampilannya yang lebih tua dari umurnya mendorong aku merasa pantas memanggil mereka Mas dan mbak.
Mereka pun memanggil kami mas dan mbak. Maklumlah kami memang sama sama bibit Jawa.

Suatu hari Istriku menarikku masuk kamar.. katanya dia mau cerita penting.
Ternyata yang diceritakannya adalah hasil ngrumpi dengan Mbak Lina.

Menurut pembicaraan ngrumpi mereka ternyata mas Bardi sudah hampir 2 tahun tidak bisa ereksi.. akibat penyakit gula.
Pantas penampilannya agak loyo dan layu.. pikirku dalam hati.
Padahal pasangan itu ingin punya keturunan dan mereka baru 3 tahun menikah.

Istriku dan Mbak Lina sudah seperti kakak adik..
Mereka kompak sekali dan sering jalan bareng pergi belanja atau sekedar jalan-jalan ke Mall.

Aku juga cukup akrab dengan mas Bardi, karena hobby kami sama; yaitu main catur.
Ada kalanya kami ngobyek bareng, jual tanah, jual rumah atau apa saja.
Hasilnya sih lumayanlah untuk tambah-tambah up grade mobil.

Istriku jadi sering bercerita soal kehidupan sex keluarga mas Bardi.
Mbak Lina katanya paling senang mendengar petualangan sex kami.

Istriku memang agak-agak jahil.
Dia senang sekali bercerita hal-hal yang membuat Mbak Lina penasaran dan terangsang.

Mungkin istriku senang melihat Mbak Lina tersiksa oleh dorongan sexnya yang tidak tersalur.
Kebahagiaan yang aneh. Kami memang sering mempraktikkan fantasi sex kami.

Bahkan kami sering di rumah hanya bertelanjang saja.
Rumah kami pagarnya tinggi.. sehingga tidak bisa terlihat dari luar.

Hal itu malah diceritakan istriku ke Mbak Lina.
Kata istriku.. Mbak Lina kadang-kadang sampai menangis karena keinginan sexnya tidak bisa tersalur.

Istriku memang keterlaluan, dia bercerita.. lalu Mbak Lina mendengarnya sampai terangsang berat, akhirnya dia menangis.
Aku nasihatkan istriku agar jangan menyiksa Mbak Lina dengan cara itu, kasihan dia.

“Abis selalu dia yang minta aku bercerita soal-soal sex.. aku sudah bilang nanti akan bikin susah mbak lho..
Tapi Mbak Lina tetap maksa.. ya jadi aku cerita aja..” kata istriku polos.

Aku sudah minta kepada Lina agar dia mengajari cara-cara oral..
Sehingga meski mas Bardi gak sanggup penetrasi, tapi masih bisa melayani istrinya dengan oral.

“Sudah pa.. tapi mas Bardi katanya cepet cape..
Jadi belum sampai Mbak Lina Nyampe, mas Bardi udah bilang gak bisa nerusin karena kecapean..” kata istriku.

Mas Bardi udah pasrah soal urusan sex dengan istrinya..
Malah katanya dia membolehkan istrinya cari kepuasan sex dengan orang lain, asal jangan membawa penyakit.

Tapi Mbak Lina tipe wanita yang pemalu serta mencintai suaminya, dia tidak sanggup menuruti kebebasan yang diberikan mas Bardi.
Mbak Lina berasal dari keluarga yang miskin di kampung.. Kehidupannya terangkat ke atas setelah menjadi istri Bardi.
Bahkan dia menunjang biaya orangtuanya di kampung.

Mas Bardi memang tipe orang yang gigih dalam mencari uang..
Sehingga meskipun hidup di perumahan tipe di pinggir Jakarta gini, tapi mobilnya mentereng.

Mbak Lina juga dia belikan Honda Jazz. Mobil itulah yang sering digunakan bersama istriku jalan-jalan ke mall.
Aku sendiri hanya bisa punya Avanza, itupun nyicil dengan cicilan yang mati-matian aku usahakan agar tidak sampai telat.

“Pa aku lama sekali ingin ngomong ke papa.. tapi rasanya susah sekali keluarnya..” kata istriku suatu hari.
“Ngomong apaan sih..? Kamu kan biasanya ceplas ceplos, kok jadi nervous gitu..?” Kataku.

“Enggak pa.. ini karena masalahnya sensisitif..” kata istriku.
“Apaan sih..?” Kataku agak penasaran.

“Gini lho pa, tapi janji jangan marah ya, papa harus bener-bener pegang janji lho..” kata istriku.
“Ya deh, apaan sih bikin orang penasaran aja..” kataku.

“Ah nggak jadi deh, susah ngomongnya sekarang..” kata istriku tiba-tiba.
Aku sudah mengenal wataknya yang senang membuat orang tersiksa karena penasaran.

“Ya udah.. kalau gak jadi.. aku mau main catur ke rumah mas Bardi..” kataku.
“Eh jangan pa.. iya deh aku cerita sekarang..” katanya.

“Gini lho pa.. aku lama-lama kasian liat Mbak Lina. Dia makin lama rasanya makin tersiksa..
meskipun hartanya cukup dan suaminya selalu baik terhadap dia ..”

“Selanjutnya..” kataku.
“Aku ingin menolong Mbak Lina, papa setuju nggak..?” Katanya.

Aku belum bisa menangkap arah pembicaraan istriku.. apa yang dia akan lakukan bagiku masih gelap.
“Kalau kita bisa nolong ya lebih baguslah.. mereka kan sering nolong kita juga..” kataku datar.

“Bener nih Pa.. papa juga mau nolong mereka..?” Kata istriku serius.
“Ya iyalah..” kataku.

Lalu sambil memeluk lenganku.. istriku bercerita bahwa dia ingin aku sekali waktu membantu Mbak Lina.
Meskipun kata-katanya muter-muter.. tapi singkatnya aku diminta melakukan hubungan dengan Mbak Lina.

Katanya Mbak Lina sudah bersedia.. dan mas Bardi juga mengizinkan.. bahkan sangat mendukung.
Rencana mereka ini ternyata sudah 3 bulan disusun, katanya.

Tiap hari sibuk memikirkan strategi apa yang akan dilaksanakan. Masalah yang paling berat adalah menyampaikannya ke aku oleh istriku.
Aku tidak munafik.. sebagai laki-laki, Mbak Lina adalah idamanku.. sebagai variasi menu selain menu istriku.

Tapi mana mungkin aku menggodanya.. karena dia bersahabat dengan istriku.
Eh, sekarang malah istriku yang minta aku ngembat Mbak Lina.

“Apa benar mama gak keberatan berbagi dengan Mbak Lina..?” Kataku meyakinkan.
“Nggaklah.. mama kasihan banget liat penderitaan Mbak Lina.. paling tidak kita bisa menyelamatkan keutuhan rumah tangga mereka..
daripada Mbak Lina main sama orang yang gak jelas..” kata istriku.

“Okelah selanjutnya bagaimana skenarionya..?” Tanyaku. Istriku bingung, karena ternyata skenario selanjutnya luput mereka susun.
Sebab selama ini mereka berpikir keras bagaimana menyampaikan ke aku.
“Belum ada skenario selanjutnya.. ntar deh mama ngomong dulu ke Mbak Lina..” kata istriku.

Akhirnya aku berkeputusan untuk menemui mas Bardi langsung dengan alasan main catur.
Begitu aku bertemu mas Bardi, dia langsung aku salami dan kukatakan aku siap menolong.

Mas Bardi tidak sempat berpikir dan menyusun kata-kata, dia langsung memelukku.
“Terimakasih ya mas, kita memang sudah seperti saudara..” katanya dengan mata agak berkaca-kaca.
“Ayo Mas kita main catur lagi..”

Kami pun terlibat serius main catur. Kali ini pertahanan mas Bardi selalu lemah.
“Mas, koq gak kayak biasanya..” kataku.
“Gak tau dik, saya jadi sulit konsentrasi..” katanya.

Aku langsung menebak bahwa mas Bardi pasti memikirkan cara memulai hubungan baru kami.
“Mas ini kan malam Minggu, bagaimana kalau kita pesta barbeque di rumah saya, sambil merayakan hubungan baru kita..”
aku menawarkan solusi.

“Ok juga tuh mas, biar saya yang siapkan semua bahan-bahannya, nanti biar ibu-ibu yang belanja..”
kata mas Bardi lalu masuk ke dalam menemui istrinya.

Aku lalu pamit pulang dan ingin istirahat tidur, untuk menyiapkan stamina..
siapa tau nanti malam sudah mulai dibuka hubunganku dengan Mbak Lina.

Istriku pamit, katanya mau belanja sama Mbak Lina.
------------

Jam 8 malam kami mulai menggelar pesta barberque di halaman belakang. Kami kekenyangan dan puas.
Aku menyarankan, acara dance party untuk dua pasang suami istri. Musik segera kupilih yang syahdu.

Mulanya kami dance dengan pasangan kami masing-masing. Lampu memang sudah aku redupkan.
Tapi lama-lama rasanya lampunya masih terlalu terang.

Akhirnya semua lampu kumatikan, cahaya hanya mengandalkan lampu dari luar.
Mulanya terasa sangat gelap, tetapi lama-lama mata kami mulai bisa menyesuaikan, meski pemandangan tidak begitu jelas.

Istriku melontarkan ide agar kami bertukar pasangan dance.
Istriku menarik tanganku dan dia menarik Mbak Lina agar merapat ke badanku.

Mbak Lina mulanya agak canggung.
Mungkin di pikirannya dia malu.. karena soal keinginannya main denganku.

Aku berusaha mencairkan suasana dengan langsung kupeluk Mbak Lina.
Mbak Lina melemaskan badannya merapat ke tubuhku.

Sementara itu istriku menarik tangan mas Bardi untuk juga turun melantai.
Lagunya mendukung sekali dan amat syahdu.

Aku langsung melakukan serangan ke leher Mbak Lina.
Leher dan telinganya menjadi sasaran ciumanku.

Mbak Lina agak terkejut.. karena tidak menyangka mendapat serangan begitu cepat.
Namun sebentar kemudian dia sudah pasrah.

Sampai kami berdiri tidak bergerak.
Aku merasa nafsu birahi Mbak Lina sudah mulai meningkat.

Bibirnya aku kecup dengan gerakan yang ganas.
Aku memperlakukan Mbak Lina dan menganggap di ruangan ini tidak ada orang lain.
Mbak Lina benar-benar terbuai dengan seranganku.

Begitu lagu selesai. istriku bertepuk kecil. Mbak Lina kaget dan dia malu. Kami lalu duduk di sofa.
Aku berpasangan dengan Mbak Lina dan Istriku dengan mas Bardi. Kami istriahat dengan menenggak bir dingin.

“Sekarang party kita tingkatkan dengan Lingerie party..” kata istriku yang langsung mencopot semua baju luarnya.
Mas Bardi ragu-ragu tapi dia ikut-ikutan juga membuka baju luarnya, hingga tinggal celana dalam koloran dan singlet.

Aku membuka semua, kecuali celana dalamku.
Mbak Lina agak malu.. sehingga terpaksa dibantu istriku yang sudah memakai beha dan celana dalam saja.

Tiga lagu kami habiskan dalam acara pesta pakaian dalam.
Istriku tiba-tiba membuka behanya dan dia menghampiri Mbak Lina untuk membuka BHnya.

Mbak Lina mulanya agak menahan, tapi akhirnya dia turuti.
Tetek Mbak Lina yang lebih besar dari tetek istriku menempel erat ke dadaku.

Pantatnya yang tebal aku remas-remas. Kami bercumbu berat dan posisi dance kami tidak lagi saling berhadapan..
tetapi aku memeluk Mbak Lina dari belakang, sambil meremasi susunya yang montok banget.

Jari tanganku pelan-pelan juga sudah menyusup ke balik celana dalam Mbak Lina dan mengerayangi jembut tebal dan celah basah.
Mbak Lina menyandarkan kepalanya ke bahuku.

Entah berapa lagu sudah dimainkan.. bahkan tanpa lagu pun kami tetap berpelukan di tengah ruangan.
Istriku tiba-tiba menghampiri Mbak Lina dan segera menarik turun celana dalam Mbak Lina.
Mbak Lina Kaget, tapi dia tidak menolak.

Celanaku giliran berikutnya dipelorotkan. Istriku sendiri sudah total naked.
“Ayo mas jangan malu-malu..” kata istriku ketika melihat mas Bardi ragu mau mencopot celananya.
Dia jadi jengah karena tinggal dia yang masih pakai celana.. sehingga akhirnya dibuka juga.

Aku dan Mbak Lina sudah makin dalam bercumbu. Kami kembali berpelukan berhadap-hadapan.
Kebetulan tinggi Mbak Lina tidak beda jauh denganku.. sehingga kemaluan kami bisa langsung bertatap muka.

Kujepitkan penisku di antara kedua paha Mbak Lina.. kami dance dalam keadaan penisku terjepit paha Mbak Lina.
Aku sudah makin terangsang.. sehingga berusaha memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Awalnya agak susah.. tetapi karena kegigihanku akhirnya ambles juga semuanya.
Mbak Lina melenguh. Tapi posisi dancenya jadi kurang nyaman karena aku terpaksa agak menekuk dengkulku.

Lama-lama dengkulku pegel.. sehingga aku mengajak Mbak Lina untuk berbaring di lantai karpet.
Dia kutelentangkan di karpetku yang agak tebal. Aku mengatur posisi misonaris..

Dan dalam gerakan lambat aku menghujam-hujamkan penisku sedalam-dalamnya ke lubang kenikmatan Mbak Lina.
Mbak Lina agresif sekali bergerak memutar pantatnya sampai aku susah mengikuti iramanya.
Aku berusaha bertahan selama mungkin untuk ‘mengalahkan’ Mbak Lina.

Hampir 15 menit aku genjot Mbak Lina tapi dia masih belum ada tanda-tanda orgasme.
Badanku mulai lelah. Kulihat istriku meremas-remas penis mas Bardi tapi masih terlihat kuyu.

Mas Bardi seperti memberi isyarat ke istriku agar bergabung bersamaku, sedang mas Bardi duduk di sofa mengamati istrinya yang aku mainkan.
Istriku lalu duduk bersila di samping pertarungan kami. Istriku memberi semangat agar Mbak Lina berkonsentrasi.

Mbak Lina memejamkan mata dan tak lama kemudian dia melenguh dan berusaha mendekapku erat sekali.
Aku merasakan vaginanya mulai berdenyut.
Aku tidak memberi kesempatan dia menuntaskan orgasmenya, malah aku percepat dengan dengan gerakan kasar.

Mbak Lina melolong-lolong.. karena tidak sampai 5 menit kemudian dia menjerit..
lalu menutup sendiri mulutnya setelah sadar ada orang yang memperhatikannya.

Meski mulutnya ditutup tapi dia tetap menjerit di sekapan tangannya sendiri.
Tampaknya Mbak Lina mencapai orgasme berkualitas tinggi.
Aku padahal sudah hampir juga sih, tapi karena aku tahan jadi bisa agak lama.

Mbak Lina terkulai lemas, tergeletak di karpet dengan badannya penuh keringat.
Padahal ruangan ini awalnya dingin karena ada AC.

Aku segera meraih istriku dan dia kuminta bermain di atasku. Terus terang kalau aku di atas, aku bisa jebol duluan.
Istriku berputar-putar di atasku sampai dia mencapai orgasme aku juga bersamaan menyertainya.

Kami berbaring berjajar bertiga dengan aku di tengah. Kiri kananku mereka berdua memelukku.
Di sofa mas Bardi hanya duduk memperhatikan kami. Dia tersenyum.
Mungkin batinnya bahagia karena akhirnya istrinya mendapat nafkah batin.

Mas Bardi mendekat dan menyalamiku. “Terimakasih ya mas..” katanya.
Mas Bardi lalu menyarankan agar istrinya tetap tinggal malam ini bersama aku dan istriku, sementara dia pamit pulang.
Mas Bardi berkemas dan dia segera meninggalkan kami.

Istriku membimbing Mbak Lina ke kamar mandi, dan aku juga ikutan. Kami membersihkan diri dengan mandi air hangat.
Setelah mengeringkan dengan handuk kami bertiga bertelanjang tidur bersama di ranjangku yang memang king size.
Aku diapit oleh Mbak Lina dan Istriku.

Istriku memulai babak baru. Dia bangkit dan mulai mengulumi penisku.
Tak lama kemudian tangan mbak Lina ditariknya dan diarahkan agar dia ikut mengulum penisku.

Mbak Lina sudah tidak lagi merasa malu. Dia mengisap penisku dan tarikan yang kuat.
Rasanya air mani seperti ditarik keluar secara paksa. Pelan-pelan penisku mulai mengembang sampai ukuran setengah keras.

Mbak Lina kusuruh berbaring dan kini giliranku mengoral memey-nya.
Dia mendesah-desah sambil meremas-remas susunya sendiri. Pertahanannya jebol karena dia segera mencapai orgasme.

Istriku kuminta menghidupkan lampu.. sehingga kamar tidur jadi terang benderang.
Mbak Lina segera menarik selimut karena merasa malu. Istriku melarangnya.. sehingga akhirnya dia pasrah telentang telanjang.

Kuajarkan bagaimana cara membuat Mbak Lina mencapai orgasme sempurna tanpa oral dan tanpa hubungan badan.
Aku memasukkan jari manis dan jari tengah ke dalam lubang vagina Mbak Lina..

Setelah semua masuk terbenam lalu aku melakukan gerakan seperti mengangkat benda..
dengan bertumpu pada kedua jariku di lubang vagina Mbak Lina.

Dia mulanya heran, tapi lama-lama merasakan kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Mbak Lina lalu mengerang-ngerang seperti orang kesurupan.. sehingga tidak sampai 5 menit dia sudah menjerit karena orgasmenya.

Mbak Lina berteriak ampun-ampun agar aku menghentikan rangsangannya.. Tapi setelah berhenti sebentar aku mulai lagi gerakan tadi..
dia kembali mencapai orgasme dan berteriak nikmat, lalu memegangi tanganku agar aku menyudahinya.
“Lemes banget mas, tapi enak banget..” katanya. Tidak lama kemudian dia jatuh tertidur pulas.

Giliran berikutnya aku bermain dengan istriku. Istriku malah kelihatan bersemangat sekali.
Aku tahu, meskipun dia sudah mengatakan rela, tapi ada juga rasa cemburunya melihat suaminya mesra dengan perempuan lain.

Main dengan istri yang sedang diliputi rasa seperti itu, rasanya nikmat sekali, karena dia sangat bergairah.
Kami akhirnya tertidur lelap sampai jam 7 pagi.

Ketika aku terjaga kulihat kedua wanita di sampingku masih tertidur nyenyak.
Aku mulai menciumi pipi Mbak Lina lalu menyedoti susunya yang menggelembung.

Akhirnya aku menggenjotnya meskipun Mbak Lina belum siuman benar dari tidurnya, tapi vaginanya sudah cukup basah.
Penisku yang keras sempurna pada pagi hari terasa sesak berada di dalam vagina Mbak Lina.

“Mas rasanya kok penuh banget ya, enak mas..” kata Mbak Lina.

Mendengar suara berisik Istriku bangun. Dia menonton permainan kami sebentar lalu dengan tetap bertelanjang menuju kamar mandi.
Dia tidak balik lagi, tetapi keluar kamar. Aku meneruskan misiku memuaskan Mbak Lina yang mendesis-desis seperti kepedasan.

“Mas aku sebenarnya kebelet kencing, tapi udah keburu disodok duluan jadi rasanya bingung gitu mas..” kata Mbak Lina.

Aku bangun lalu membimbing Mbak Lina ke kamar Mandi.
Aku segera duduk di closet dan kuminta Mbak Lina duduk di pangkuanku sambil menghujamkan barangku ke dalam vaginanya.

“Lho kirain saya disuruh pipis, kok malah disodok lagi..?“ Protes Mbak Lina yang katanya sudah kebelet banget mau pipis.
Aku tidak menghiraukan, dan aku meminta Mbak Lina untuk memutar-putarkan pinggulnya.

“Oh mas enak banget mas..” katanya. Mbak Lina jadi urung kebelet pipis, dia malah bersemangat menggenjotku.
Aku ingin ganti posisi. Dan Mbak Lina kuminta berbaring di lantai kamar mandi yang masih kering.

Kedua kakinya kutekuk dan aku bersimpuh menggenjot dirinya sambil tanganku menekan dan memutar di clitorisnya.
Mbak Lina mencapai orgasme.

Sesaat kemudian kutarik penisku dan kini tanganku kucolokkan ke dalam vaginanya mencari titik g spotnya.
Dengan gerakan halus aku raba bagian sensitif di dalam lubang vagina itu, sampai Mbak Lina menggelinjang-gelinjang.

Dia mulai mengerang keenakan.. tak lama kemudian seperti ada cairan kental yang muncrat pelan dari lubang kencingnya..
ketika itu dia orgasme dengan ejakulasi.. tetapi kemudian air kencing yang terpancar dari lubang itu dengan semprotan yang keras..
sehingga mengenai mukaku.

Aku hanya memejamkan mata dan tidak berusaha menghindar. Mbak Lina bingung karena dia tidak bisa menghentikan semprotan air seninya.
Sementara aku menahan posisinya agar tidak berubah. Sempurnalah dia mengencingiku sebanyak-banyaknya.

“Eh.. mas.. sorry ya.. aku gak bisa tahan lagi.. abis mas nahan aku sih jadi aku gak bisa ngalih..” katanya.
“Gak apa-apa mbak, saya sudah tahu, makanya saya ajak ke kamar mandi..” kataku.

Istriku masuk bergabung dan kami mandi bertiga. Selepas mandi Istriku melarang Mbak Lina berpakaian.
Kami akan melakukan nude breakfast. Mbak Lina diminta menelpon suaminya untuk sarapan Bareng.

Tak lama kemudian Mas Bardi mengetuk pintu, dia rupanya baru selesai jalan pagi.. sehingga masih mengenakan sepatu dan celana pendek.
Dia kaget melihat kami bertiga telanjang.
Aku mencegah dia buka baju, karena kurasa dia lebih nyaman dengan berpakaian. Kami lalu sarapan bersama.

Seharian itu kami bernudis di rumah dengan mas Bardi yang tetap mengenakan baju.
Tapi dia kemudian berganti baju dengan berkaus oblong dan sarung.

Seharian itu entah berapakali kami main berhenti dan main lagi.
Aku yang sehari sebelumnya sudah doping dengan obat-obat kuat.. sehingga stamina dan nafsuku tetap prima.

Kami akhirnya makin akrab dengan keluarga mas Bardi dan memutuskan untuk membuat pintu penghubung di bagian belakang rumah kami.
Mbak Lina sudah tidak canggung-canggung lagi minta jatah dan seringkali langsung menerobos ke kamar kami.
Kadang-kadang kami sedang asyik bertempur dia masuk. Mbak Lina lebih sering tidur di rumahku dibanding tidur dengan suaminya.

Mengenai cara yang kuminta dipraktekkan hubungan tanpa oral dan penetrasi bersama mas Bardi..
kata Mbak Lina kurang mantap kalau suaminya yang melakukan.

Hampir setahun kami berhubungan.. Mbak Lina akhirnya hamil dan lahirlah bayi laki-laki.
Untung wajahnya mirip Mbak Lina.. sehingga tidak ada orang yang curiga kalau itu adalah bibitku.

Kami pun mengakhiri masa menahan tidak punya anak.. dan istriku kemudian hamil dengan melahirkan anak laki-laki juga.
Sampai anak kami sekolah kami masih tetap melakukan dengan Mbak Lina. (. ) ( .)
------------------------------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd