Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

--------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------

Cerita 222 – “Kamu Gatal ya..!?”

Mona
Julietta

“Huuuh.. nyebelin banget
sih tuh aki-aki..!!” Gerutu Mona sambil mengunci pintu kamar kostnya.
Kembali hari ini ia sebel dengan Pak Mahmud.. si bapak kostnya yang sering bersikap genit..
Dan terkadang menjurus kurang ajar terhadap dirinya.

Kejadiannya tadi..
saat dia pulang kantor berpapasan dengan Pak Mahmud yang sedang berusaha memaku sesuatu di dinding.

“Sore pak.. lagi ngapain pak..?” Sapa Mona demi kesopanan.
“Eh.. mba Mona dah pulang..” sahut Mahmud dengan mata berbinar.

“Kebetulan aku mau minta tolong sebentar bisa..?”
Mona yang mau buru-buru ke kamar terpaksa menghentikan langkahnya dan menoleh.

“Apaan pak..?” Tanyanya sekenanya.
Kembali ia kesal melihat pandangan mata pak tua itu yang jelalatan ke arah dadanya.

“Ini loh.. kamu bisa pasangin lukisan ini ga ke paku yang dah saya pasang itu.
Takutnya tangganya goyang banget karena berat badan saya.. maklum agak gendut gini ribet jadinya..”
Katanya sambil cengengesan dan kembali pandangan matanya menyantap kulit leher Mona yang mulus.

”Hmm.. nanti saya pegangin tangganya..” Mona menyanggupi dan dia menaiki tangga yang memang sudah goyang itu.
Gadis itu baru sadar pas naik ke pijakan kedua bahwa tangga itu memiliki jarak yang cukup lebar antara pijakan-pijakannya.

Jadi saat kakinya naik ke pijakan kedua.. dirinya yang saat ini menggunakan rok span ketat agak kesulitan..
dan roknya menjadi tertarik ke atas.. sehingga pahanya menjadi terbuka.

Kejadian itu berulang lagi saat ia ke pijakan ketiga.. bahkan jaraknya makin jauh.. sehingga pahanya makin terbuka lebih lebar.
Mona mengutuk dalam hati.. saat melirik Pak Mahmud yang dengan senyum mesumnya..
Menikmati pahanya yang jenjang dan berkulit mulus bersih itu.

Melihat pemandangan indah ini.. Pak Mahmud merasa nafasnya sesak sama sesaknya dengan penisnya yang jadi menegang.
Sungguh indah bentuk paha gadis ini.. dan ia dengan bebas bisa melihat dari dekat.
Betapa ingin rasanya mengelus paha montok nan mulus itu, tapi ia menahan diri.

Ia menyerahkan lukisan ke Mona untuk dipasang.. tapi karena nyantolinnya masih agak tinggi..
maka gadis itu harus memasangnya dengan mengangkat tangannya setinggi mungkin.

Ia tidak sadar bahwa karena gerakannya itu blusnya yang pendek ikut tertarik ke atas..
Sehingga kini terlihat kulit pinggangnya yang ramping sampai ke perut di bawah dadanya.

Dengan sengaja Pak Mahmud menggoyangkan tangganya..
sehingga memperlama dirinya untuk bisa menikmati pemandangan pinggang berkulit mulus gadis itu.

Setelah selesai terpasang.. Mona menurunkan kaki kirinya ke pijakan kedua..
Yang ternyata tanpa sepengetahuannya telah dilonggarkan pakunya.

Sambil terus menikmati kemulusan paha Mona yang terbuka kembali.. Pak Mahmud bersiap-siap.
“Eiiihh.. eiihh..!!” Mona menjerit kecil.. saat pijakannya lepas dan ia terjatuh ke belakang.

Dan saat itu dengan sigap Pak Mahmud menangkapnya.. hingga Mona tidak sampai terjatuh lebih parah.
Seketika merahlah muka gadis itu karena satu tangan yang menahan dirinya memegang tepat ke pantatnya.
Dan sepertinya ia merasa tangan itu sedikit meremasnya.

Dengan cepat ia menjauhkan badannya dari ‘pelukan’ Pak Mahmud yang mengambil kesempatan itu.
“Waduh.. untung sempet saya pegangin mba nya, kalo ngga bisa berabe tuh..” ujar Pak Mahmud cengengesan..
yang masih menikmati hangatnya tubuh dan kenyalnya pantat Mona tadi walau sesaat.

“Mmm.. iya pak, makasih.. udah kan pak ya..!?” Tukas Mona sambil ngeloyor pergi..
dengan diikuti pandangan Mahmud yang menikmati gerakan pinggul gadis yang montok itu.

Hmmm.. tunggu aja ntar ya.. lo bakal kena ama gua.. pikir pria tambun setengah tua ini dalam hati.
Sudah banyak planning yang kotor dan mesum darinya yang memang punya sedikit kelainan seks ini.
-------ooOoo-------

Di dalam kamar.. Mona masih sebel sama kejadian tadi.
Sudah terlalu sering ia mendapat perlakukan atau kata-kata yang menjurus mesum dari bandot tua itu.

Tapi ia berusaha menahan diri.. mengingat bahwa tempat kost ini cukup murah dengan fasilitas yang ada.
Juga ditambah lagi dengan lokasi yang di tengah kota dan dekat ke tempat kerja atau mau ke mana-mana.

Maka ia memutuskan untuk tetap bertahan.. asalkan si mesum itu tidak terlalu kurang ajar.
Bila ketemu pasti Mona merasa risih dan agak ngeri ngeliat mata Mahmud yang seperti menelanjangi sekujur tubuhnya.

Tapi terkadang selain ngeri dan risih gadis itu juga merasakan bangga dan senang..
Karena kecantikan dan tubuhnya menjadi perhatian sampai seperti itu..
Walau Mahmud bukan levelnya untuk bisa menikmati dirinya.

Beberapakali kalau berpapasan sama Mahmud dan berbincang-bincang.. selalu saja tangannya tidak pernah diam menjamah.
Walau hanya menjamah pundak atau lengannya.. tetap saja gadis itu merasa risih..

Karena sambil melakukan itu bapak kost itu merayu dengan kata-kata yang kampungan.
Ahh.. udahlah.. ga penting juga. Mendingan gua mandi.. kata Mona dalam hati

Sambil berkaca ia mulai melepas satu per satu kancing blusnya dan melepasnya..
Hingga bagian atasnya kini hanya tertutup BeHa biru muda..
yang susah payah berusaha menutupi payudara berukuran 34D itu.

Dengan pinggang yang ramping.. maka buah dada itu tampak sangat besar dan indah.
Apalagi karena Mona rajin ke fitness.. maka bentuknya makin tampak kencang dan padat.
Sungguh merupakan idaman bagi semua laki-laki di dunia bagi yang dapat menikmatinya.

Lalu ia melanjutkan dengan melepas rok span-nya ke bawah.. kini tubuh yang memiliki tinggi 168 cm ini..
hanya ditutupi bra dan cd yang berwarna senada.
Body yang akan membuat laki-laki rela untuk mati agar bisa mendapatkannya.

Ditambah lagi ia memiliki kulit putih asia dan dihiasi dengan bulu-bulu halus nan lembut.
Menjanjikan kehangatan dan kenikmatan dunia tiada tara.

Mona melepas kaitan bra.. disusul dengan cd-nya yang segera dilemparkan ke ember tempat baju kotor.
Ia memandang sejenak ke cermin, melihat payudaranya seperti ‘bernafas’ setelah seharian dibungkus dengan bra.

Gumpalan daging yang kenyal dan padat dengan puting berwarna coklat muda sungguh menggairahkan.
“Auuh..!!” Gadis itu sedikit merintih atau tersentak saat ia memegang kedua putingnya.

Serasa ada aliran listrik menyengat lembut.. dan menimbulkan rasa sensasi geli pada kemaluannya..
yang tanpa sadar tangan kirinya turun ke arah vaginanya dan sedikit membelainya.

Sambil senyum-senyum sendiri.. gadis itu membayangkan dada telanjangnya dan membusung ini..
selalu menjadi sasaran remasan dari Roy pacarnya..
Yang tidak penah bosan juga mengulum puting dan menciumi kulit payudaranya yang mulus dan harum itu.

Tidak percuma ia setiap 3 hari sekali memberikan lulur pada tubuhnya.. terutama pada payudaranya.
Yang sampai sekarang memiliki aroma yang memabukkan walau pun dalam kondisi berkeringat.

Mona menghela nafas panjang menahan gejolak birahi yang timbul.. dan sekarang ia merasa ingin dilampiaskan.
Padahal baru tadi malam ia berenang di lautan asmara yang menggelora dengan pacarnya.

Ia merasa dirinya selalu saja haus akan belaian pacarnya. Padahal hampir setiap ketemu mereka bercumbu dengan hot.
Dan yang suka bikin ngiler adalah mengulum penis Roy sampe bisa keluar spermanya.

Kini ia membayangkan ukuran penis Roy saja udah bikin deg-degan..
Ga sabar untuk ketemu dan mengemut-ngemut batang kemaluan yang kokoh itu.
Huuuh.. mending gua mandi aja deh.. otak gua jadi kotor nih..!! Batinnya mengingatkan.

Selesai mandi.. sedikit terusir pikiran-pikiran tadi karena sudah tersiram air dingin.
“Loh, kok ga bisa sih nih..!?” Mona sudah beberapa saat ngga bisa memutar kunci lemari bajunya.

Ia masih coba terus beberapa saat tapi masih ga bisa juga.
“Duh, mesti minta tolong ama bandot itu dong..” keluhnya.
Untungnya masih ada baju di keranjang yang belum sempat dimasukkan ke dalam lemari.

Tapi setelah memilih-milih.. di keranjang baju itu hanya ada underwear 2 pasang..
dan baju-baju khusus tidur yang tipis dan seksi..
serta baju dalaman sexy seperti tanktop dan rok mini yang mininya 20 cm dari lutut.
Daripada pakai baju tidur tipis ia memilih rok mini dan tank top yang rendah belahannya.

Sebelum ke Pak Mahmud.. Mona memilih untuk makan malam dulu di ruang makan bersama..
Sambil makan ia menyalakan tv dan duduk di ujung sofa.

“Ehh.. mba Mona baru makan ya..? Bapak temenin ya..? Ga baik cewe seseksi kamu makan sendirian..”
Tiba-tiba si bandot itu muncul.. dan langsung menyantap paha Mona yang disilangkan itu.. sungguh mulus.
Lalu ia duduk di samping gadis itu.

“Iya pak.. sekalian makan pak.. terus sama minta tolong kok lemari baju saya ga bisa dibuka yah..?”
Pinta Mona sambil menggeser menjauh.. dan berusaha dengan sia-sia menarik turun rok mininya.
Buset tuh mataaaa.. abis gua..! Katanya dalam hati.

“Ooo gitu, nanti saya periksa deeeh..”
“Makasih ya pak..”
Mona buru-buru nyelesaiin makannya, saat tiba-tiba ia merasa dadanya bagian putingnya terasa gatal.

Awalnya berusaha ditahan saja.. tapi makin lama makin meningkat rasa gatalnya.
Dan bukan itu saja. Kini ia juga merasakan hal yang sama pada vaginanya.

Ia masih berusaha menahan.. tapi sudah hampir tidak kuat. Duduknya jadi gelisah.
ia berusaha menggoyangkan badannya.. agar rasa gatal itu hilang bergesekan dengan bahan bra-nya.

Sementara itu di bawah.. ia mempererat silangan kakinya. Tapi rasa gatalnya tidak berkurang.
Bahkan kini seluruh daging kenyal payudaranya terasa gatal. “Ouuuhh..!!”

Akhirnya Mona tidak tahan dan ia menggaruk sedikit kedua payudaranya dengan tangannya.
Uhhh..!! Saat ia menggaruk terasa nyaman sekali karena gatalnya berkurang tapi sulit untuk berhenti menggaruk.

Sambil memejamkan matanya karena keenakan menggaruk ia lupa ada Pak Mahmud di situ.
“Kenapa kamu..? Kamu kegatelan yaah..?” Tegur pqak Mahmud terkekeh.

“Uuuhh.. sssshh.. ehm, i..iya pak..” terkejut Mona karena baru ingat ada si bandot di sampingnya.
Tapi ia terus menggaruk makin cepat dan karena tak tahan ia menggaruk juga ke pangkal pahanya.

“Uuuuuffh.. ssshh..” aliran darah Mona berdesir cepat karena sensasi menggaruknya itu..
selain menghilangkan rasa gatal juga membuat birahinya tergelitik.

“P-per.. permisi pak.. uuffh..” sambil terus menggaruk ia mau bangkit dari kursi..
Tapi rasa gatal itu makin menghebat yang akhirnya dia hanya terduduk kembali sambil terus menggaruk.

Sedetik ia melihat Mahmud hanya menonton.. menyaksikan 'aksi erotisnya'.
Tersenyum dengan pandangan penuh nafsu setan ke dirinya.. yang terus menggaruk itu.
Gadis itu mengutuk karena ia memberikan tontonan gratis kepada pria tua itu tanpa dapat mencegah.

Gerakannya makin cepat dan tidak keruan..
karena kedua tangannya hanya bisa menggaruk-garuk bagian dari 3 bagian tubuhnya yang terserang itu.

Kini rok mininya sudah tersingkap semua karena ia harus menggaruk liang kemaluannya..
Sehingga memperlihatkan kedua pahanya yang jenjang dan berkulit putih mulus itu.

Gadis itu terus merintih-rintih.. karena kini rasa gatalnya sepertinya tidak bisa digaruk hanya dengan garukan..
yang masih terhalang kaos dan beha untuk kedua payudaranya dan celana dalam tipisnya untuk vaginanya.

Tubuhnya serasa lemas karena rasa gatal..
dan birahinya yang kini membuat vaginanya menjadi basah dan ia merasa putingnya mengeras.

“Misi pak.. mau ke kamar dulu niiih.. uuhh..!” Kata Mona.. tapi Pak Mahmud diam saja menghalangi jalan keluarnya.
Rasanya ingin marah saja tapi rasa gatal itu menghalangi rasa marahnya.

Karena akhirnya ia tidak tahan dan tidak bisa mencegah lagi.. dengan serabutan dan cepat..
ia menarik tali tank topnya ke bawah dan menarik turun branya..

Sehingga kini buah dadanya telanjang.. yang segera ia menggaruk dengan cepat dua gunung indah itu..
Terutama putingnya yang kini sudah mancung dan mengeras..
Kakinya juga bergerak blingsatan.. karena rasa gatal pada vaginanya makin menghebat.

Pak Mamud terkekeh dalam hati.. ia menikmati melihat indahnya pemandangan di depannya itu.
Betapa buah dada Mona yang berbentuk bulat kencang itu tidak tertutup apa pun..
Serta baju Mona yang sudah tidak keruan.

Senang ia melihat gadis yang cantik tapi sombong ini kini tampak tidak berdaya.
Rencana awal ini berhasil dengan baik.. yang ternyata ia telah mengganti kunci lemari baju Mona.

Kemudian menaruh bubuk gatal pada pakaian dalam gadis itu..
Dan sengaja memilihkan baju yang seksi tertinggal di luar lemari.

Tangan Mona masih bergerak cepat berpindah-pindah.. mencoba menggaruk 3 bagian tubuh.
Makin lama makin menghebat dan dari mulutnya meracau tidak jelas.

Dengan susah ia berusaha menggaruk vaginanya secara langsung..
tapi ia kesulitan karena harus menggaruk putingnya.

“Saya bantu ya sayang..?” Srettt..!! Tanpa disuruh ia menarik turun celana dalam tipis Mona.
Hingga sekarang terlihat ‘bibir’ bawah tersebut yang dihiasi bulu-bulu halus.
Tampak indah sekali dan menggairahkan.

“Nggeeh.. ja..ngan kurang .. ooouhh..!!” Mona tidak dapat melanjutkan umpatannya.. karena
Ka menikmati garukan pada vaginanya.. walau ia harus berpindah lagi sambil merintih-rintih terus.

Ia terkejut sesaat ketika tangan Pak Mahmud mengelus-elus pahanya.. tapi ia tidak bisa mempedulikannya lagi..
Yang penting ia harus terus menggaruk.

Dengan leluasa Pak Mahmud menjelajahi lekuk liku tubuh montok itu tanpa penolakan..
Kulit pahanya terasa lembut dan daging paha sintal itu terasa kenyal dan hangat dalam usapannya.

Karena belaian-belaian yang dilakukannya ini membuat Mona makin menggelinjang karena kini birahinya sudah melonjak.
“Biar ini aku yang bantu yaah..?” Dengan sigap jari-jari tangannya hinggap di vagina Mona dan menggeseknya dengan liar.

“Ouuuuhh.. ss..stoopp.. aiiieh.. iyaa..!! Oouuhh..!!” Ngga jelas Mona mau ngomong apa.
Sedetik ia tau vaginanya sedang diobok-obok oleh orang yang dia sebel.

Tapi ia tidak tau dan tidak berdaya.. karena rasa gatal dan nafsunya yang memuncak..
Sehingga dia tidak mampu menolak perbuatan Mahmud.

Kini ia fokus menggaruk payudaranya, tidak hanya digaruk tapi juga diremas-remas dan memuntir-muntir putingnya sendiri.
Dengan leluasa Mahmud menggesek-gesek bagian tubuh yang paling rahasia milik gadis itu.

Hampir 5 menit kini liang vagina itu sudah becek dan menimbulkan bunyi kecipak..
Karena gerakan jari-jari Mahmud yang sudah ahli itu. “Aaaahh.. jangan dilepas.. ohh.. pak..!!”

Jerit Mona saat tangan Mahmud mengangkat tangannya dari vaginanya yang sudah basah itu.
Dan malah ‘cuman’ mengelus-elus pahanya dan meremas pantatnya.

“Kenapa sayang..? Kamu mau aku untuk terus mengobok-obok memek kamu..?” Tanya Mahmud.
“Ngeh.. ngeh.. iii yaaa paakk.. ouufh..” di antara engahannya.

“Kamu yakin..??”
“Uuuhh.. ngeh.. sssh..” Monaa hanya mampu mengangguk.

“Kamu mohon dong sama aku.. paaak Mahmud sayang, tolong obok-obok memek saya.. please saya mohon..!”
Mendengar perintah itu.. sekejap Mona merasa malu dan marah.

Tapi segera terganti kebutuhan body-nya yang sudah terbakar birahi secara aneh itu.
Ia berusaha untuk tidak mengucapkan itu dengan terus menggaruk.. tapi ia tidak kuat..

“Oouuh.. ngeh.. Pa.. Pak Mahmud sssss.. sayaaang.. ooh.. tol..long obok.. obok me.. nggeh.. memek sayaaaa.. pleeeeease..
Uuuuff.. saya mohoooonn..” erang Mona.
“Tentu sayang..!” Lalu dengan sigap jarinya menggerayangi bibir vagina Mona yang becek itu dan menggesek dengan cepat.

“Nghhhhh oohhh..!!” Mona melenguh penuh nikmat sambil meregangkan badannya.
Lantas tersentak hebat saat jari itu menusuk masuk dan menemukan klitorisnya.

“Haaa.. ternyata di situ yaaa..!?” Seru Mahmud.
Dengan ahli ia memainkan jari itu pada g-spot-nya.. yang mengakibatkan Mona mendesah-desah.

Gadis itu merasakan terbentuknya sensasi orgasme menanjak naik.. “Oouuhh.. ja.nggaannn..!!”
Ia berusaha menahan dirinya, tapi gerakan jari Mahmud makin menggila dan terus menggila..
Ia sudah hampir tidak tahan.

Sambil menggigit bibirnya dan memejamkan matanya ia berusaha menahan klimaksnya.
Tidak mengira bahwa dirinya dapat dibuat klimaks oleh Mahmud. “Ouuuuhhhhhh.. aaiiiieeeeeeeee..!!”
Dengan teriakan panjang Mona mencapai puncaknya dan tubuhnya menggetar keras.

Cairan makin deras membahasai liang vaginanya.. ia menikmati setiap detik sensasi luar biasa itu.
Tubuhnya makin lemas dan pandangannya nanar.
Ia tak mampu menolak saat Mahmud menunduk dan mencium bibirnya yang tipis.

“Mmmmmpphhh..!!” Mona mengerang dan sulit menolak saat lidah Mahmud memasuki rongga mulutnya..
Dan kemudian melilit-lilit lidahnya, bahkan tanpa sadar ia membalas ciuman itu.

Sementara tangan Mahmud masih mengocok kencang..
gadis itu merasakan kembali orgasmenya mau menyeruak lagi..

Apalagi saat ciuman Mahmud berpindah mencium puting kirinya.. “Auukkh.. ssttopp.. ssssshh.. ssshh..”
Tapi Mona malah membusungkan dadanya mempermudah Mahmud menikmati puting kerasnya.

Kini rasa gatalnya sudah terganti dengan desakan nafsu setan yang tidak pernah terpuaskan.
Tangannya yang bebas dituntun oleh Mahmud ke penisnya di balik sarung yang dikenakannya.

“Oouuh.. bes.. bessar banget ppaakk..!!” Gumam Mona tanpa sadar..
Saat merasakan batang hangat yang berdenyut-denyut dalam genggamannya.

Ia melirik ke arah batang kemaluan Pak Mahmud yang ternyata lebih besar dibanding milik pacarnya.
Pikiran nafsunya tanpa sadar membayangkan apakah ia mampu untuk mengulum penis itu dalam mulutnya.
Atau membayangkan bagaimana rasanya bila penis itu 'menyerang' dan masuk ke vaginanya.

Dengan birahinya yang terus membara dan terus dijaga geloranya oleh Mahmud..
Mona dengan suka rela mengocok-ngocok penis raksasa Pak Mahmud itu.
Ia sudah tidak ingat akan bencinya dia terhadap pria tua berumur hampir 60 tahun itu.

Mahmud mulai mendesah-desah keenakan.. diantara kulumannya pada kedua puting Mona.
“Aaanngghhh.. pppaaaakkhh.. aaaannggghh..!!”

Mona mencapai klimaks sampai duakali berturut-turut karena kocokan tangan Mahmud.
Matanya makin nanar dan bibir seksinya menyeringai seperti menahan sakit.

“Sekarang kamu isep punya bapak yaa.. kamu kan jago kalo sama pacar kamu..!?”
“Oouuh.. ngga ma.. mau.. ap.. aauupphhh.. mmmhh..!!”

Mona yang lemas akibat klimaks tadi tak berdaya menolak..
saat Mahmud menarik lehernya membungkuk ke arah batang ‘monas’nya.

Tidak mempedulikan protes Mona yang ia tau hanya pura-pura..
karena sebenarnya sudah jatuh dalam genggamannya.

Kini dengan dengan bibirnya yang seksi dan lidah yang hangat lembut itu mulai mengulum batang kemaluan itu.
“Oooh.. enak sayaaang.. kamu memang jago.. sssshh.. kamu suka kan..?” Tanyanya.

“Mmmmpph.. sllluurpp.. mmmmmm..” hanya itu yang keluar dari mulut Mona..
Yang kini dengan semangat memainkan lidahnya menjilati dan mengisap penis Mahmud.

Aroma dan rasa dari penis laki-laki itu telah menyihirnya untuk memberikan sepongan yang paling enak.
“Bapak tau.. kamu cuman cewek sombong yang sebenarnya punya jiwa murahan dan pelacur..” Plakk..!!

Mona tersentak saat pantat bulatnya ditepak oleh Mahmud.. mukanya merah dan marah..
Tapi sebenarnya malah membuat dia makin terangsang dan makin cepat ia mem-blow job penis Mahmud.

Belum pernah ia merasakan birahinya dibangkitkan dengan cara kasar ini, tapi ia tau bahwa ia sangat menikmatinya.
Kurang ajar nih aki-aki..! Gerutunya dalam hati.. ia menggigit gemas ke penis Mahmud..
yang membuatnya mengelinjang dan lidahnya makin cepat menyapu urat di bawah penis itu.

“Ayo.. sekarang kamu naikin penis aku..” Pak Mahmud mengarahkan.
Tanpa berucap.. Mona mulai menaiki ke atas tubuh tambun Mahmud..

Dengan deg-degan menanti penis besar itu memasuki liang nikmatnya.. Rrrrbbbb..!!
ia menurunkan pinggulnya dengan dibantu tangan Mahmud yang memegang pinggangnya yang ramping.

Slebbb.. clebbb..! “Ooooh..!!” Mona mengerang saat ujung ‘helm’ penis itu bersentuhan..
dengan belahan bibir vaginanya dan mulai memasuki liang surganya.

Kembali ia mengerang menahan sedikit sakit.. saat baru masuk sedikit..
Liang vaginanya terasa berusaha mengimbangi diameter batang penis Mahmud itu.

“Enak kan sayang..?”
“Hmmmmm.. nggh..”

Mona hanya mengerang dan memejamkan mata menunggu penis itu membenam ke dalam vaginanya.
Tapi Mahmud hanya menggesek-gesek liang vagina Mona itu dengan ujung kepala ‘meriamnya..’

Gadis itu menggoyang-goyang pinggul seksinya.. berusaha menurunkan badannya..
Tapi Mahmud tetap menahan pinggulnya.. sehingga tetap belum dapat ‘menunggangi’ penis Mahmud.

“Hemmm.. kenapa sayang..? Udah ga sabar yaa ngerasain kontol bapak..?”
“Huuh..? Nnggeeeh.. aa.. paakkhh..!!” Mona ngga tau harus ngomong apa.. masih tersisa gengsi pada dirinya.

“Hehehe.. masih sok alim uuh.. kamu ya..? Kalo kamu mau kontol bapak, kamu harus memohon..
dengan mengaku diri kamu itu cuman perek murahan.. dan lakukan dengan seksi..”

“Aaaahh.. sssh.. kenapa mes..ti gitu paakk..? Pleaaase..!!” Mona sudah benar-benar terangsang..
dan tidak bisa berpikir jernih lagi.. dalam pikirannya kini hanya penis Mahmud saja.
Mahmud mendengus dan seperti hendak memindahkan tubuh Mona di atasnya. Merasa perbuatan itu.

“Oouuh ooke.. okeeh paaak.. ngeh.. tega banget sih bapak..!? Ooouf paak.. tolong masukin kontol ba..ngeehh..
bapak ke memekku paak.. entotin sayaaa ooh paakk..!! Akkuu..uhhh memang cewe murahan yang sok suci..
Nggeh.. pleease.. paakk.. akuuu mohooon..” Pinta Mona memelas sambil meremas-remas kedua payudaranya.

“Hehehehe.. kamu tergila-gila ya sama kontol bapak..?”
“Iyaa ppaakkh.. please.. aku ga tahaaan paakk..”

“Penis pacar kamu ga ada apa-apanya kan..?”
“Oouuh.. jauuh pakkk.. punya bapak lebih hebaat dan enaaaakk..”

“Hehehe.. good.. ini dia hadiahnya..” Mahmud lalu menarik ke atas tubuh Mona dan menurunkannya kembali.
Slebbb.. jlebbb..!! Dengan diiringi erangannya Mona merasakan penis itu makin dalam masuknya..

Hingga sulit ia menahan diri untuk tidak klimaks yang keempatkalinya.
Mona kembali menaikkan badannya dan menurunkan kembali.. sehingga sudah ¾ penis itu diemut vaginanya.

Gerakannya diulangi berkali-kali. Awalnya perlahan.. tapi makin lama makin cepat..
Karena liang vaginanya sudah bisa ‘menerima’ kehadiran batang penis berukuran di atas rata-rata itu.

Gadis itu sudah benar-benar dikuasai nafsu birahinya. Dan ia merasa terbang ke awang-awang..
merasakan gesekan-gesekan batang penis Mahmud dengan dinding vaginanya.

Tidak sampai 5 menit Mona sudah merasakan akan keluar lagi. “Ouuh.. gilaaa.. paaakkh.. oouuuhhhhh..!!”
Mona mencapai klimaksnya lagi. Ia terus bergerak naik-turun..
menunggangi penis yang masih tegang keras bagai pancang perkasa itu.

Buah dadanya yang besar menggantung itu bergerak naik turun mengikuti irama gerakan badannya dengan nikmat
Mahmud meraup gumpalan daging kenyal itu dan meremas-remasnya dengan gemas.

Dengan liar ia terus menunggangi penis itu.. diiring dengan bunyi plok.. plok.. plok.. plok..!!
Yang makin cepat akibat beradunya badan Mona dengan perut buncit Mahmud.

Hampir 10 menitan Mona menikmati hujaman-hujaman penis itu.
Dalam periode itu Mona sudah mencapai orgasme sampai 4x lagi.
Ia tidak dapat menahan untuk tidak melenguh dan berteriak nikmat.

Pikirannya sulit untuk fokus bahwa ia telah dibuat klimaks oleh seorang laki-laki yang pantas jadi ayahnya.
Ia merasa lemah sekali akan nafsu yang menguasainya.. tapi sungguh terasa nikmat sekali yang tidak mampu ditolaknya.

Mahmud juga sudah hampir mencapai puncaknya. Penisnya telah mengeras sampai maksimal.
Dan hal ini juga dirasakan oleh Mona.
Ia mempercepat gerakan naik turunnya yang menyebabkan buah dada montoknya bouncing naik turun makin cepat.

“Uuuaaahh.. gilaaaaa.. ooouuuhhh..!!” Crott.. crott.. crott.. crott..!! Akhirnya Mahmud tidak dapat menahan lagi.
Spermanya muncrat seiring dengan klimaksnya yang ternyata berbarengan dengan klimaks yang sangat kuat dari Mona.
Mahmud merasakan dinding vagina Mona yang hangat itu bergetar menambah kenikmatan klimaksnya.

Dengan lunglai Mona turun dari tunggangannya.. kemudian rebah di samping Pak Mahmud..
Yang juga masih merem melek habis menikmati tubuh gadis cantik dan sexy itu.

“Kamu memang hebat hebat cantik..” puji pak Mahmud.
“Cukup pak.. ngeh.. aku ga tau kenapa bisa kaya gini tadi.. ini harusnya gak terjadi, cukup sekali ini terjadi..”

Mona yang sudah mulai jernih pikirannya..
ia kini sangat menyesali bahwa ia menyerahkan dirinya secara sukarela kepada Mahmud.

Ia memutuskan untuk pindah kost dan kejadian tadi harus dikubur dalam-dalam, tidak boleh ada yang tau.
Melihat Mona yang mulai membereskan bajunya dan hendak pergi, Mahmud bergerak cepat.

Ia memegang leher belakang Mona yang sedang membungkuk hendak mengambil CDnya..
Lalu dengan cepat membenturkannya ke meja kayu yang ada di depan mereka duduk.

“Uuuugghhh..!!” Kerasnya benturan itu membuat ia setengah pingsan.
“Hehehe.. ga secepat itu sayang.. kamu akan jadi milikku..!” Kekehnya sadis.

Mahmud lalu menarik tangan Mona dan gadis itu pasrah saja dibawa dengan setengah sadar masuk ke kamar Mahmud.
Lalu setelah melepas sisa bajunya, ia merebahkan tubuh telanjang yang masih lemas itu ke atas ranjangnya.

Kemudian ia mengikat kedua pegelangan kaki dan pergelangan tangan Mona ke ujung ranjang besi..
Sehingga kini tubuh telanjangnya itu dalam posisi kaki yang mengangkang lebar.

“Uuuuh.. apa-apaan inih.. lepasin paak..!?”
Dengan suara masih serak dan lemah Mona berontak dengan percuma, ia mulai takut apa yang hendak dilakukan.

Melihat posisi dan kondisi Mona yang menggairahkan itu, Mahmud tidak tahan lagi.
Ia lantas membungkuk lalu menciumi payudara montok Mona dan memainkan lidahnya..
mengecupi puting Mona yang sebentar saja langsung mengeras.

“Ouuh.. pak..! Lepasin saya pak.. kalo ngga sa.. aauupphh.. mmbbllllmmmmm..!!”
Mona tidak dapat melanjutkan omongannya karena ditutup lakban oleh Mahmud.

Kini kesadaran Mona sudah mulai pulih.. ia masih terus berusaha memberontak..
untuk melepaskan ikatan kaki dan tangannya tapi ikatan itu sungguh kuat.
Ia mulai takut karena kini ia tidak berdaya dan berada dalam kekuasaan Mahmud.

Pandangan matanya mengikuti Mahmud seperti mata kelinci yang sedang ketakutan melihat serigala..
yang akan memangsa.. dan air matanya mulai meleleh di pipinya.

“Eeeiih.. kenapa nangis cantik..? Aku paling ga suka liat cewe nangis.. tapi sekarang kita liat film dulu ya..”
Ujar Mahmud sambil memasang kabel menghubungkan dari handycam ke tv. Lalu ia mulai menyetelnya.

Jderrr..!! Seketika mata Mona terbelalak kaget saat melihat tayangan video di layar tv.
Jantungnya serasa akan copot..
Dan kepalanya tiba-tiba pusing mendadak melihat adegan per adegan dari video itu.

Ternyata kejadian di sofa ruang tengah tadi semuanya direkam oleh Mahmud dari tempat tersembunyi.
Terlihat jelas saat ia melihat dirinya mulai merasakan gatal yang menyerang..
Lalu mulai mencopoti bajunya dan sampai kejadian dia berhubungan sex dengan Mahmud.

Perasaannya makin hancur saat ternyata Mahmud tidak hanya merekam dari 1 sudut saja.
Rupanya terdapat 4 handicam tersembunyi yang merekam seluruh kejadian.

Bahkan saat ia memohon kepada Mahmud untuk mengobok-obok vaginanya..
Kemudian pengakuan dia sebagai cewek murahan juga terdengar jelas di telinganya.

Wajah gadis yang cantik itu jadi pucat dan tubuhnya bergetar.
Ia sudah menduga apa yang akan diminta oleh Mahmud dengan adanya video itu.
Perasaannya geram, marah, benci, takut dan lain-lain bercampur aduk, kini ia hanya dapat menangis.

Terlihat jelas bagaimana wajahnya menunjukkan dirinya menikmati..
setiap detik permainan panas itu dengan aki-aki tambun yang sudah tua.

“Percuma kau menangis. Kini kamu akan merasakan akibatnya karena selama ini menjadi cewek sombong yang sok suci.
Bapak tau apa yang kamu lakukan sama pacar kamu selama ini. Nah.. sekarang kamu harus nurut apa yang bapak mau.
Kalo ngga.. bapak jamin film ini akan nyebar ke mana-mana, kamu ngerti..??” Tegas Mahmud.
Mona hanya mengangguk lemah dengan pandangan sayu.

“Sekarang yang aku minta kamu tidak boleh nangis selama kamu melayani saya.. bisa..??
Kalo tetap nangis kamu akan terima hukuman yang berat..”
Kembali Mona hanya mengangguk dan berusaha menahan air matanya.

Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa akan ada jalan keluar nantinya. Tanpa sadar ia membayangkan kejadian tadi..
Dan ia teringat akan ukuran penis Pak Mahmud yang memang di atas rata-rata.

Dengan pikiran itu tanpa dapat dicegah..
terasa desiran-desiran halus di perutnya dan ia merasa putingnya agak mengeras.
Sayang.. yang punya penis si Mahmud kontol itu.. pikirnya.

Mona melotot kaget saat Mahmud mengambil sesuatu dari lemari..
yang ternyata merupakan dildo vibrator yang berukuran panjang.

Mahmud kini duduk di ranjang di dekat kakinya yang ngangkang itu..
memperlihatkan vaginanya yang terbuka menantang.
Lalu ia mengusap dengan tangannya yang mengakibatkan Mona terhentak.

“Kayanya udah basah nih.. udah siap yah..!?” Goda Mahmud.
Lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu.

Tiba-tiba Mona menggelinjang saat lidah Mahmud menciumi dan menjilati vaginanya.
Untuk beberapa saat Mona menggelinjang-gelinjang. Nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu.

“Ngggeehhhhhhhh..!” Mona menjerit dengan mulutnya yang tertutup lakban..
saat Mahmud memasukkan dildo ke dalam lubang kemaluannya yang sudah basah dan ngilu itu.
Dan terus mengerang karena dildonya makin dalam ditusukkannya.

Kembali ia menggelinjang hebat saat Mahmud menyalakan vibartornyanya. Terasa sakit..
Tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang..
Tergantikan dengan sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan.

Kini erangannya terdengar seperti rintihan kenikmatan diiringi dengusan nafasnya yang memburu.
Mona melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang.

Rasa menggelitik di perut bagian bawah makin menggila dan menggelora.
Dengan rasa malu dan kaget.. ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yang luar biasa..
“Nnngggggghhhhh.. mmmhhhhh..!!!!”

Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang dan melandanya.
Pandangan matanya makin sayu. Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak-ngoyak bagian dalam vaginanya.

Dan rasa nikmat kembali dirasakan makin meningkat.. nafasnya memburu.
Dan kini pikirannya sudah tidak terkontrol.. nafsu birahinya terus membara karena dildo itu.

“Naah.. kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya.. tenang aja. Getarannya akan makin keras kok.
Udah disetting dan bapak colokin ke listrik.. hehehe.. bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya..” kata Mahmud.

Ia hanya ketawa melihat Mona memandangnya dengan tubuh telanjangnya yang menggeliat-geliat.
Tubuh montok yang tampak berkilat karena keringat.

Mahmud makin tertawa karena Mona mengerang lagi akibat telah orgasme untuk kesekiankalinya.
Lalu ia meninggalkan Mona yang terus mengerang-erang karena getaran dildo itu.

Tidak terhitung berapakali Mona dipaksa untuk orgasme.. tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya.
Gadis itu merasa lemas sekali.. tapi dildo yang menancap di vaginanya memaksa dia untuk terus dirangsang.

Akhirnya.. karena tidak kuat lagi menahan segala kenikmatan yang menderanya.. sang gadis pun jatuh pingsan. TA(. )M( .)AT
--------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
 
---------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------------

Cerita 223 – Risiko Profesi..!!

Kisah Pertama –
Permainan Kamar Sebelah

Mendung masih menggayut
di luar sana.. saat kualihkan pandangan dari mikroskop keluar..
menembus jendela kaca besar yang tertutup dengan rapat..
dan gedung-gedung tinggi di kejauhan tampak samar-samar.

Mungkin sudah turun hujan di daerah sana. Masih terasa dingin juga, walaupun di luar belum turun hujan.
Jam dinding di depan sana baru menunjukkan pukul 13:45..
Berarti masih ada sekitar 15 menit lagi sebelum jam praktikum ini selesai.

Seluruh slide preparat sudah kupelajari dan rasanya tidak ada masalah. Seluruh jenis kuman yang ada sudah kukenal.
Hanya memang ada 1 preparat yang mungkin sudah tua sehingga agak sulit untuk dilihat, namun akhirnya dapat juga.
Walaupun membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mencarinya.

Tiba-tiba timbul rasa isengku untuk minta bantuan Caroline melihat preparat itu..
Soalnya pikiranku juga lagi suntuk, sekalian ingin memantapkan keyakinanku.

"Carol, bantu gue dong. Ini preparat apaan sih..? Gue susah nih ngeliatnya..” begitu pintaku pada doi.
Caroline nama lengkapnya. Biasanya kupanggil Carol saja. Doi ini anak Surabaya asli.

Tubuhnya lumayan besar.. tetapi cukup proporsional menurutku. Tinggi badannya sekitar 170 cm.
Sangat tinggi untuk cewek Indonesia.. dan yang pasti doi ini punya buah dada yang sangat besar menurutku..
Seperti buah kelapa mendekati pepaya. Nah, bingung kan anda membayangkannya?

Otak doi cukup lumayan berdasarkan pengamatan 2 tahun ini terhadapnya.
Soalnya dari angka-angka yang diumumkan pada tiapkali kami ujian.. doi berada di ranking atas kalau tidak A, ya B.

Oh ya.. sistem ujian kami adalah kenaikan tingkat, jadi tidak ada yang namanya SKS.
Pokoknya pegang saja mata kuliah pokok dan lulus, maka kami dapat naik tingkat.
Asal yang minornya tidak jeblok banget.

Terus ada enaknya lagi.. kalau sudah lulus tingkat 2 pasti jadi, maksudnya jadi dokter.
Tidak ada lagi DO. –Drop Out– Mau kuliah 10 tahun, limabelas tahun atau sampai bosan.
Tetapi sekarang sudah diganti kurikulumnya menjadi sistem SKS yang membuat semakin susah kali ya..?

"Apaan sich..? Sini..!" Pinta doi menanggapi permintaanku. Terus doi putar mikroskopku ke arahnya..
Soalnya doi duduknya di depanku.. jadi kalau doi mau membantuku tinggal putar badan terus berhadapan.

Hanya terhalang oleh ujung meja yang sedikit dibuat tinggi untuk meletakkan stop kontak dan reagen pewarnaan saja.
Jadi doi membantuku memperlihatkan mikroskop itu sambil nungging.

Busyet..!! Tuch toket sekarang pas sekali bisa kulihat dari atas bajunya, soalnya doi memakai baju yang agak longgar..
terus nungging.. jadi bisa terlihat dari ketinggian dengan leluasa.

Tetapi kuperhatikan tidak ada bra-nya.. terus turun ke bawah tetap tidak kelihatan ada bra-nya.
Tetapi pentil susunya juga tidak keliatan. Membuat penasaran saja.

Kalau bisa kuremas mau aku melakukannya, apalagi kalau diberikan gratis, betul tidak..? Jadi semakin penasaran.
Doi ini memakai bra, apa tidak ya..? Tetapi kulihat samping kanan dan kirinya juga tidak terlihat ada tali bra-nya.

Anehnya.. kalau doi tidak pakai, masa’ doi berani..? Pikirku.
Otak memang mikir tetapi adikku yang di bawah tidak mikir lagi kali ya..?
Soalnya langsung kencang saja minta perhatian yang lebih. Eh.. lama-lama sakit juga. Salah setel kali ya..?

Jadi ya gitu.. dengan gaya seadanya tetapi tanpa menarik perhatian publik tentunya..
Kukemudikan dulu ke jalur yang benar.. sehingga tidak mengganggu konsentrasi.

Kira-kira 7-8 menit, akhirnya.. "Fran.. ini kayanya BTA..? Tapi gue ngga yakin betul, eloe liat deh nih, gue udah passin..”
Begitu lapor doi. Dalam hati aku.. Memang betul BTA.. Hmm.. jadi ternyata benar keyakinanku.
Apalagi dari 32 preparat yang ada memang kuman itu yang tidak ada di sediaan lainnya.

Tetapi untuk menghormati doi, sekaligus menutup rasa dosaku sudah melihat pemandangan indah dengan gratis..
kemudian aku bangun dan memutari meja untuk melihat hasil pemeriksaan yang ditunjukkan oleh doi.
Benar.. seperti dugaanku. Ya sudah. Tidak lama terus bel bunyi.

Kemudian aku dan teman-teman lainnya mulai membereskan peralatannya dan memasukkannya ke lemari masing-masing.
Sebab baru dipertanggungjawabkan nanti di akhir semester untuk serah terima ke dosen pengajar labnya.
Tidak lama kemudian kami keluar ruangan lab praktikum.

Eh.. ketika aku sudah di dalam lift untuk turun ke bawah. Sandro, temanku menegurku.
"Fran, jadi ngga..?" Tanya Sandro. Bertanya apa memaksa.. aku jadi bingung.
"Jadi Dro..!” Seruku setelah sempat termenung sejenak.

"Tolong bilangin ke temen-temen..” lanjutku kemudian sebelum pintu lift itu tertutup.
Masih sempat kulihat Sandro mengacungkan ibu jarinya ke atas.
Yang berarti dia mengerti dan menangkap pesanku.

Sampai di bawah.. wuiiih.. ramai sekali. Semua anak-anak berkumpul.
Biasa.. jam-jam seperti ini anak FE.. FIA dan FH baru saja mau masuk kuliah.

Biasanya anak FKIP.. khususnya yang Psikologi lebih sore lagi.
Gedung FK ini tepat di tengah-tengah.. jadi anak-anak dari Fakultas lain suka berkumpul di bawah..
Mereka sedang duduk-duduk dan nongkrong di sana.

Setelah memesan makanan kesukaanku, yaitu sate kambing untuk mengisi perut..
yang hanya sempat diisi pagi tadi dengan semangkok soto Madura..
kucari tempat duduk dan kulihat ada Sandra sedang makan sendirian.

"San, kosong nich..?" Tanyaku padanya seraya duduk persis di depannya.
Sebenarnya meja ini cukup untuk berempat, tetapi doi hanya sendirian.
"He-eh..” jawabnya singkat dan cukup judes menurut ukuranku.

Sudah baca yang judulnya ‘Dokter Jaga’ atau ‘Dokter Sandra’ rasanya sudah ada yang posting di sini.
Itu saya tulis settting ceritanya setelah yang ini beberapa tahun kemudian
..–

Anak itu boleh dibilang cantik. Tidak terlalu tinggi.. sekitar 165 cm dengan tubuh sedang ideal.
Kulitnya putih dengan rambut yang selalu dipotong sebahu.

Sifatnya cukup pendiam.. kalau bicara tenang.. seakan memberikan kesan sabar.
Tetapi yang sering dibicarakan teman-teman adalah judesnya itu yang membuatku juga kadang-kadang tidak betah.

Untungnya... aku tipe orang yang easy going.. jadi jarang dimasukkan ke hati.
Percuma buat kepala pusing. Tetapi yang aku harus angkat topi sama doi, otaknya.. sangat encer.

Sebetulnya doi masih muda.. tetapi katanya waktu SD sempat loncat kelas.. jadi saat ini doi masih berusia 17 tahun.
Bayangkan.. umur 17 tahun sudah tingkat II FK. Aje gileee..!

"Kok manyun San..?" Tanyaku basa-basi sedikit sebelum mulai makan, sebab kulihat juga raut wajah doi agak sepet.
"Ngapain tadi eloe tanya-tanya ke Carol..? Apa eloe sendiri ngga bisa liat..?" Tanyanya ketus sekali.
Kaget juga aku, aku di ketusin seperti ini.

Tetapi memang benar feelingku.. anak ini rasanya agak menaruh hati padaku. Tetapi bagaimana ya..?
Masalahnya aku belum ingin.. paling tidak untuk saat ini. Sebabnya konsentrasiku saat ini adalah ingin jadi dokter dulu.
Apalagi aku masih ingin happy-happy saja dulu. Jadi aku tidak tanggapin serius pertanyaan doi.

Tetapi kujawab.. "Oh.. bener San.. soalnya tuh preparat udah lama kali yah.. jadi kaga bagus lagi dan susah bener ngeliatnya.
Tapi udah gue tandain kok. Pokoknya ada bunderan kecil di kanan bawah pake tinta hitam, itu adalah BTA.
–Basil Tahan Asam.. biangnya penyakit TBC..– Ingat lho di kanan bawah ada bunderan kecilnya. Terus .."

Belum sempat kujelaskan semua, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dan bilang.. "Jam berapa..?"
"Eh.. eloe Ky, bentar yah.. abis gue makan nih..” jawabku dengan penuh rasa syukur..
Karena jadi sekarang kami tidak berdua saja dengan Sandra. Minimal ada pihak ketiga. Hahaha..

"Ngga.. ngga.. ngga..” tiba-tiba Sandra nyeletuk dengan nada tinggi dan cukup keras..
Mengatasi kebisingan yang ada di kantin ini. Saat Ricky hendak duduk di sampingku.

"San, sebentar..” pinta Ricky sejurus kemudian..
Karena doi juga terkejut dengan ucapan Sandra yang demikian tajam dengan nada tinggi.

"Ngga.. ngga..!! Eloe ngerokok..!” Sahutnya ketus. Ricky memandangku meminta persetujuan.
Tetapi aku sedang malas berdebat..
Jadi aku hanya angkat bahu dan melanjutkan makan siangku secepatnya, biar tidak terlalu lama.

Selesai makan, aku cepat-cepat pergi. Peduli amat.. walaupun Sandra sepertinya masih sangat kesal..
Doi pikir aku tolol sekali ya. Tetapi tidak peduli.. yang penting aku selamat. Betul, tidak..?

Di lapangan basket tempat biasa geng aku berkumpul, sudah kulihat cukup lengkap juga anggotanya.
Siang hari yang mendung ini masih sempat kulihat si Paul melakukan lay-up terakhirnya..
sebelum kuberteriak untuk berangkat.

Kami berenam.. Sandro.. Ricky.. Paul.. Hengky.. Mardi yang sudah punya kerja sambilan.
Saat ini kami menuju tempat kostnya Mardi dan terus ke kostku sendiri.

Kami berjalan menyusuri gang-gang sempit di sekitar kampus ini.
Kemudian, tidak lama kami sampai dan langsung naik ke atas.. kamarnya Mardi ada di lantai dua.

Di atas sini.. seluruhnya ada 12 kamar. Maksudnya, 6-6 saling berhadapan.
Umumnya satu kamar untuk berdua.. tetapi Mardi mengambil 1 kamar untuk dia sendiri.

Katanya dia tidak bisa belajar serius kalau ada teman sekamar, apalagi kalau dari lain jurusan, begitu alasannya.
Bener apa tidak, silakan perkirakan sendiri.

Sebelum masuk ke kamar Mardi.. aku masih sempat memperhatikan kamar di sebelah Mardi.
Masih gelap dan sepi, barangkali mereka belum pada pulang.

Di kamar Mardi.. wuuuiiiih.. hampir seluruh dinding kamarnya.. penuh dengan poster..!!
Dari ukuran yang kecil sampai sebesar meja belajar. Gambarnya memang tidak terlalu seru, seadanya.
Kesanku sih begitu, berantakan tidak karuan. Yang penting menempel.

Di situ ada gambar Madonna.. Prince.. Michael Jackson.. terus artis-artis dari yang tidak terkenal dari Hong Kong..
Dan juga Indonesia seperti: Yatti Octavia dan beberapa gambar pemain sepakbola yang aku tidak ketahui namanya.
Maklum.. aku bukan penggemar bola.

Setelah kamar dikunci.. Mardi memberikan contoh dengan mengupas perlahan gambar poster tadi di dinding..
yang terbuat dari kayu itu.. dan segera menempelkan matanya pada lubang yang ada di balik poster itu.

Ya sudah.. kami berebutan mencari poster yang tentunya sesuai dengan ukuran tinggi tubuh kami.
Dan, Ya ampun. Hampir di balik seluruh poster yang tertempel di dinding itu..
kebanyakan ada lubang untuk mengintip ke kamar sebelah.

Aku sendiri memilih-milih lubang.. satu cukup tinggi dan satunya lagi di bawah.
Yang kalau kami lihat harus berjongkok atau setengah tiduran.
Yang lain juga sudah mendapatkan posisinya masing-masing.
-------ooOoo-------

Dari balik lubang tempatku melihat tampak kamar di sebelah tertata dengan apik.
Di seberang sana menempel ke dinding kanan ada ranjang, kemudian di sampingnya ada meja komputer.

Sedangkan yang di sebelah kiri ada pintu lagi, kamar mandi.
Dari lubang di bawah aku tidak dapat melihat banyak. Mungkin tepat di kolong meja. Meja belajar maksudnya.

"Mar, jam berapa..?" Tanyaku.. "Ngga sabar nich..” sambil tiduran di lantai..
Sementara lampu di kamar tetap padam dan suasananya hening sekali.
"Sebentar lagi.. biasanya sich jam-jam segini..” sahutnya bingung.

Eh, benar. Tidak lama terdengar pintu kamar ruang sebelah dibuka. Dan setelah kami menunggu agak lama sedikit..
perlahan-lahan kami mulai beraksi dengan membuka poster-poster sesuai pilihan kami masing-masing.

Di kamar sebelah.. kulihat ada cewek yang lagi minum langsung dari botolnya..
Dan tampak lehernya yang putih mulus dengan gerakan halus dari tulang rawan.. –Jakun pada pria..–
yang sedang bekerja melancarkan air tersebut masuk ke tenggorokannya.

Pemandangan ini membuat penisku mulai sedikit memberikan reaksi.
Gila..!! Benar-benar pemandangan yang indah sekali.

Cewek itu belum dapat kulihat dengan jelas. Yang pasti.. rambutnya hitam.. panjang sedikit melewati punggungnya.
Dengan perawakan langsing dan tinggi sekitar 160 cm.
Saat itu ia mengenakan kaos berwarna pink, tidak terlalu ketat dan rok mini yang juga berwarna pink.

Pintu kamar mandi masih terbuka dan terdengar seseorang sedang menumpahkan air di sana dan ketika dia keluar.
Ya ampun.. aku kenal dengan anak ini. Si Andre.. anak teknik seangkatan dengan aku.
Dan kukenal doi karena sama-sama satu grup saat P4 dulu. Anaknya cukup supel dan aktif.

Ketika kulihat lagi yang cewek.. ternyata aku juga mengenalnya.
Dia Irene. Anak FE.. juga seangkatan denganku dan kami semua satu grup, Andre.. Irene dan aku.

Irene sendiri sempat dekat benar dengan aku.. soalnya doi juga aktif dan sering berdiskusi dengan aku.
Lebih tepatnya berdebat dalam session di P4 itu. Pokoknya seru kalau sudah berdebat dengan dia.

Tetapi orangnya juga sportif. Kalau aku benar dalam mempertahankan pendapat..
tentunya dengan jalan pikiran yang logis, pasti dia mengakuinya.
Selama acara P4 yang 2 minggu lebih itu, Irene nempel terus ke aku.

Dari aku sendiri suka-suka saja.. soalnya aku juga belum punya banyak teman saat itu, demikian juga dia.
Apalagi memang tidak ada ruginya dekat-dekat dengan cewek cantik.

Dia dari Pontianak dan tidak banyak anak Pontianak yang masuk Jakarta untuk kuliah.
Kalau si Andre sudah dari dulu dia mendekati Irene, jadi kami berdua sering jalan bersama.

Andre adalah anak Surabaya.. sama dengan Sandra.
Hanya saat itu aku lain grup dengan Sandra, sehingga waktu itu belum dekat benar. Hanya sekedar tau saja.

Memang sudah berulangkali aku bertemu Irene sedang ngobrol bersama Andre.
Akhirnya dapat juga Andre mendekati Irene dan geli juga aku mengingatnya..

Sebab dari dulu Andre juga pernah bertanya kepadaku.. lebih tepat mancing-mancing perasaanku ke Irene.
Tetapi kubilang ambil saja kalau dia mau. Bubar P4 masih seminggu lebih lagi.. aku dekat dengan Irene.
Sebab kami sama-sama diminta menjadi anggota tim perumus akhir P4.

Sesudah itu kami bubaran karena kuliahku teratur dari pagi jam 7 sampai jam 2 siang, sedangkan doi tidak tentu.
Sesudah itu aku juga tidak terlalu memperhatikannya.
Jadi semakin lama semakin jarang bertemu.. sampai hari ini baru aku lihat lagi.

Andre sempat mengecup pipi Irene sebelum doi duduk dan sibuk di depan komputer..
Sedangkan Irene kemudian berjalan menuju ke arahku.

Semakin dekat.. dekat.. dekat.. Wah gawat, aku menjadi deg.. deg.. deg-an tidak menentu.
Saat itu Irene begitu dekat hingga bisa kulihat dengan hanya dibatasi dinding kayu.
Kalau ketahuan aku sedang mengintip kan tengsin juga aku.

Walaupun hati ini kebat-kebit, untung aku masih ingat benar ilmunya si Mardi.
Jangan sekali-kali bergerak kalau posisinya begitu.. apalagi sampai mengangkat mata dari lubang.

Karena akan ada sinar yang masuk melalui celah.. dan itu bahaya besar, bisa membangkitkan perhatian.
Kalau mungkin malah jangan berkedip. Jadi kutahan mataku untuk menutup lubang itu..
Sambil berdoa semoga tidak ketahuan, he.. he.. he..! Sudah salah masih minta selamat.. dasar manusia.. jadi manusiawi.

Setelah agak lama Irene tenggelam dalam kesibukannya dan aku merasa aman..
Perlahan kuangkat mata dari lubang itu dan kututup kembali dengan poster.
Kemudian aku pindah ke lubang yang ada di bawah meja.

Sekarang yang tampak adalah sepasang kaki yang sangat indah hingga ke pangkal paha..
putih mulus dengan posisi kaki disilangkan, yang kanan menindih yang kiri.

Cukup lama aku mengagumi hal ini dan kemudian tiba-tiba kaki tersebut bergerak.
Sekarang ganti kaki kiri yang menumpang di kaki kanan. Saat perpindahan itu sempat terlihat CD doi.
Kayanya warna pink juga.. tetapi sayangnya singkat sekali.. sehingga tidak sempat kunikmati.

Dengan sabar aku menanti kembali gerakan-gerakan..
yang tentunya kuharapkan memberikan pandangan hidup yang lebih baik lagi.

Tetapi kok tidak kunjung tiba.. sampai akhirnya penantianku membuahkan hasil.
Kakinya sedikit terbuka mengangkang dengan tubuh yang mungkin dicondongkan ke meja.

Sekarang dapat kulihat belahan paha bagian dalam terus menyusur ke dalam dengan cahaya seadanya..
–Karena di kolong meja..–
Terus ke dalam.. memberikan gairah tersendiri yang tanpa sadar penisku juga sudah mulai menegang.
Rasanya ingin segera mencari lubang itu dan menyelami dasarnya.

Doi memakai celana berwarna pink dari bahan yang tidak terlalu tebal..
sehingga masih berbayang rumput hitamnya yang cukup tebal di tengah. Uhhh.. indah sekali.

Limabelas menit sudah berlalu rasanya.. dan belum ada aktifitas lebih lanjut.
Lama-lama pegel juga mata dan bosan juga. Itu lagi itu lagi.

Dan penisku juga sudah mulai surut.. sementara yang diintip diam saja.
Lama-lama kakiku yang kesemutan sendiri. Jadi kututup lagi lubang itu.

Sekarang aku tiduran di lantai.. disusul oleh yang lain. Bosan juga rupanya mereka.
Orang tidak ngapa-ngapain kok diintip. Samar-samar masih sempat kudengar hujan mulai turun di luar.

Dan rasanya belum terlalu lama aku tidur ketika kakiku disepak-sepak Paul.
Sialan. Dalam hatiku.. baru juga mau tidur sebentar saja ada yang ganggu.

Dan eh.. langsung aku segera bangun. Karena teman-temanku sudah sedang asyik di posisi masing-masing.
Hanya aku yang ketinggalan. Rasanya aku tertidur tidak terlalu lama. Apa aku pules benar ya..?

Cepat-cepat saja kubuka lagi lubang yang punyaku dan segera kuintip.
"Hhhggg.. hggg.." desah Irene sambil mengacak rambut Andre.

Kulihat Irene duduk di tepi ranjang..
Sedangkan Andre berlutut di hadapannya sedang sibuk menjilat belahan paha bagian dalam.

Tubuh mulus bagian atas Irene sendiri sudah terbuka.
Demikian juga dengan branya yang tidak terlihat lagi ada di mana.
Buah dadanya kencang sekali, cukup besar dan menantang.

Gila.. tubuhnya putih mulus benar. Nyesel juga, kenapa dulu tidak kuhajar saja.
Saat itu penisku juga tidak tanggung-tanggung langsung bangun.. tegang sekali.

Sialan juga temen-temen yang lain, terlambat membangunkanku.
Seperti apa permulaannya kan aku tidak lihat.. Sialll..!! Gerutuku dalam hati.

"Aaaccchhh..!!" Desah nikmat Irene seraya mendongakkan kepalanya ke belakang..
Dan leher jenjangnya benar-benar mempesona. Kemudian tangannya menyibakkan rambutnya ke belakang.
Wuihhh.!! Sungguh suatu paduan gerakan alami nan menawan.

Sejurus kemudian dia membungkuk dan menarik kaos yang dikenakan Andre dan meletakkannya di lantai.
Andre sendiri kemudian bangkit kemudian melepaskan celana yang dikenakannya termasuk celana dalamnya.

Segera tampak senjata ampuh miliknya yang tentunya disayang benar.. segera dilahap ujungnya perlahan oleh Irene.
Secara perlahan Irene mulai mengocoknya berirama.. Clopp.. clopp.. clopp.. clopp.. clopp..!!

Hingga pada akhirnya seluruh batang kemaluan itu tertelan oleh mulut Irene yang dihiasi bibir mungilnya.
Milik Andre rasanya tidak sebesar punyaku.. tapi yang di sana rupanya lebih beruntung dari yang punyaku.. he he he.

"Ren.. ach.. ach.." rintih Andre yang memuncak nafsunya. Kemudian dikeluarkannya batang itu..
Segera Andre mengangkat kaki Irene.. dan menarik celana dalam serta rok mininya dan terlepas seluruhnya.

Tetapi tidak sempat kulihat dengan jelas.. karena Irene segera terbaring di ranjang..
dan tertutup oleh bayangan pantat Andre yang segera merebahkan tubuhnya di atas tubuh Irene..
Tak lama kemudian mereka mulai bergelut.

Sesaat kemudian.. Andre turun dari tubuh Irene dan perlahan membelai tubuhnya mulai dari telinga kanan..
leher.. menyusuri bahu.. berputar-putar di sana sejenak kemudian terus turun..
mendekat bukit nan menjulang sebelah kanan dan mendaki namun tidak sampai menyentuh putting.

Justru puting itu diambil dari puncaknya dengan lidah Andre yang sekarang mulai aktif memainkan peranannya.
"Ssshhh.. achhh.." rintih Irene nikmat.

Sekarang tangan kanan Andre sudah semakin menurun dan mencapai perut..
Terus turun tepat di jalur tengah menuju pusat, mulai menyibakkan rumput hitam lebat.
"Dre.. hhhggg.. hhhggg.." terdengat Irene melenguh dan mendesah meluapkan nikmatnya.

Tangan kanan Andre sekarang sibuk tepat di pusat itu dan nampak Irene sangat menikmatinya.
Perlahan kaki Irene sudah semakin terbuka lebar dan Andre pun sudah kembali mengambil posisi siap di atas.

Perlahan Andre mulai menurunkan 'kaki ketiganya' dan menembus.. membuka liang nikmat itu perlahan tetapi pasti..
Seiring dengan kaki Irene yang panjang menekuk menyambut tamunya yang memberikan kenikmatan duniawi.
Memang di sana adalah surga dunia.

Clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb..!! Andre bergerak perlahan memompa..
yang tidak lama kemudian sudah seirama dengan gerakan Irene.. diiringi nafas memburu dari Andre..
Diselang selingi erangan dan desah lirih tiada henti dari mulut Irene.

Gerakan bergelombang itu membangkitkan minat para pengintip.. termasuk aku.
Dan kuyakin di dalam sana burungku juga pasti sudah mulai kebasahan.

Pada satu kesempatan.. Andre melepaskan penisnya dari genggaman liang vagina Irene..
Kumudian berbaring di samping tubuh Irene, yang disusul oleh Irene menaiki tubuh Andre.

Setelah Irene menyibakkan rambutnya yang kusut ke belakang dia pun mulai mencari..
Lantas memberikan pengarahan kepada burung Andre untuk mencapai sarangnya.

Sesaat kemudian gerakan mereka kembali berirama.
Dapat pula kulihat rambut Irene sekarang mulai menempel di tubuhnya yang berkeringat.

Hal itu memberikan pemandangan indah tersendiri.
Terlebih ketika Irene mendongakkan kepalanya meresapi kenikmatan yang datang.

Sejurus kemudian Irene membungkukkan tubuhnya ke depan dan bertumpu pada kedua lengannya..
Sementara pinggulnya terus memainkan gerakan indah berirama turun-naik turun-naik berulang-ulang.

Irene menarik rambutnya ke depan dan menutupi buah dadanya yang sebelah kiri..
tidak terurai oleh karena sudah basah oleh keringat.

Diterangi cahaya lampu yang minim itu.. sekarang aku dapat melihat..
pundak dan punggung Irene yang putih mulus itu mulai berminyak dan timbul bintik-bintik keringat licin..
yang semakin mengoyak kesetiaan iman.

Gerakan semakin binal dan menuju puncak hingga pada suatu titik. "Ren, nyam..pe..!!" Pekik Andre tertahan.
Saat itu pula segera Irene melepaskannya dan menyambut semburan kental dari pipa milik Andre ke dalam mulutnya.

Masih sempat terlihat semburan yang pertama mengenai muka dan sedikit rambut Irene..
Sebelum seluruhnya tenggelam dalam kegelapan kerongkongan Irene.

Setelah terdiam beberapa saat.. Andre bangkit dan mengangkat kaki Irene ke atas dan segera lidah Andre terjulur..
Ia memainkan klitoris milik Irene.. mulai dari gerakan perlahan namun segera menjadi cepat..
Seiring dengan bahasa tubuh Irene menggeliat kian kemari hingga akhirnya..

"Aaaach..ccchhh..!!” Desis Irene yang disertai dengan gerakan kakinya yang mengejang keras lurus..
mirip kaki ayam disembelih. Wuaaahhhh..!! Nikmat yang tiada tara.

Dan.. Brukkk..!! Derit ranjang itu berbunyi pada saat Andre rubuh menjatuhkan tubuhnya..
Untuk saling berimpit bersentuhan dan menikmati sisa nikmat yang ada bersamanya.

Kami semua terdiam.. karena demikian terpesona menikmati live show yang baru saja diperagakan.
Wuihh,, lebih nikmat dibandingkan nonton BF yang seringkali kami lihat bersama seusai kuliah ini. Hahh..!! (. ) ( .)
---------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------------

By Frantines
 
Terakhir diubah:
:kopi: ..eroS dooG
eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Cerita 223..
Sialkan dikenyot.. nyott.. :nenen:

NB: Untuk Kisah Kedua 'Dokter Jaga'.. akan diposting di Trit OFFICE AFFAIR..
Salam Semprot..!! Crott..!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd