Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------------

Cerita 78 – There Something About Bu RW

Catatan Pendek dari Author.. Entah Siapa..

Saya mo bagi cerita lagi nih.. Biasa.. kayaknya udah kurang stok cerita baru.
Oh iya, saya postingnya sebelum RUU anti pornografi dilegalin ya..
Jadi gak boleh diusut – awas kalo mimin bongkar-bongkar rahasia ke polisi..–

----------------------------

Biasanya kembang di suatu kompleks adalah seorang gadis SMA ato kuliah yang memang lagi mekar-mekarnya..
Tapi beda dengan kompleks di mana aku tinggal.
Ya.. di kompleks ini yang menjadi kembang adalah ibu RW yang tinggal di sebelah rumahku.

Mungkin sebagian besar pembaca tidak percaya..
Tapi memang Tante Lia.. bu RW tetanggaku itu bagaikan magnet bagi semua laki-laki di kompleks ini.

Aku gak bisa mendeskripsikan secara tepat mengapa Tante Lia bisa begitu mempesona.
Memang secara fisik Tante Lia jauh di atas perempuan rata-rata.
Kulitnya putih seperti kebanyakan wanita sunda.. tapi kulitnya mulus tak bercacat.

Sebenarnya aku gak tau pasti gimana kulit di tubuhnya.. tapi yang pasti kulit yang membalut betis indahnya mulus tak bercacat.
Aku bisa memastikan itu.. sebab aku sering mengagumi betis bulir padi itu saat Tante Lia keluar rumah memakai celana selutut kesayangannya.

Tubuhnya tidak terlalu gemuk.. tapi juga tidak terlalu kurus.
Makanya payudara sedangnya sangat cocok mengimbangi pinggul dan pantatnya yang sedikit tonggeng.

Tapi selain fisiknya yang memang cantik dan berbody aduhai.. tante Lia punya sesuatu yang memancar dari dirinya.
Mungkin kalau orang bilang Tante Lia punya inner beauty yang sangat kuat.

Senyum selalu menghiasi bibir mungilnya.. keramahannya menanggapi lawan bicaranya..
tawa lepasnya yang segar dan keanggunannya menghela rambut yang selalu dibiarkan terurai itu..

Hmmmm.. sosok wanita idaman setiap pria.

Sebenarnya Tante Lia punya seorang anak perempuan yang bernama Sarah yang sudah duduk di kelas 2 SMA.
Jelas.. Sarah mewarisi kecantikan ibunya. Tapi inner beauty Tante Lia memang susah untuk ditandingi.

Aku sangat akrab dengan Tante Lia.. sebab selain memang bertetangga.. dulu aku berusaha untuk mendekati Sarah dari ibunya.
Tapi sepertinya usaha itu gagal. Hehe..

Hubunganku dengan Sarah gak lebih dari cuma say hello..
Tapi sebaliknya dengan ibunya.. tante Lia senang sekali mengajak aku mengobrol.

Bahkan tante Lia melarang aku untuk membayar iuran warga yang memang ditanganinya untuk beberapa bulan sekaligus.
Aku diwajibkan untuk membayar per bulan.

Alasan dia sih untuk ngembangin silaturrahim..
makanya setiap aku membayar iuran warga.. pasti tante Lia mengajakku mengobrol terlebih dahulu..
Hasilnya.. minimal 1 jam aku tertahan di rumahnya.

Dua bulan lalu, saat aku hendak membayar iuran warga..
aku mendatangi rumah Tante Lia. Aku mendapati rumahnya kosong.

"Pada ke mana tan..?” Tanyaku saat kami mengobrol di ruang tamu.
"Oh.. Sarah sama papanya lagi ke sukabumi.. ke rumah neneknya.." jawab Tante Lia.

"Kok tante gak ikut..?” Tanyaku.
"Maunya sih.. tapi besok ibu-ibu PKK ada kegiatan. Gak enak kalo tante gak dateng.." jelas Tante Lia.
Aku cuma mengangguk tanda mengerti.

Setelah itu kami mengobrol seru seperti kebiasaanku kalau berkunjung ke rumahnya.
Sampai Tante Lia menanyakan hal pribadi padaku.

"Rian, kapan nih kamu menikah..?” Tanya Tante Lia menyelidiki.
"He..he..he.. kapan ya tan..?” Jawabku setengah becanda.

"Masih belom punya calon nih tan.." lanjutku.
"Ah masa’ sih kamu gak punya calon..? Kan kamu lumayan ganteng.. materi juga udah lumayan. Mo nunggu apa lagi..?" Tanya Tante Lia lagi.

"Maunya sih secepetnya.. udah gak tahan.." jawabku sambil tertawa.. Tante Lia ikutan tertawa.
"Tapi mo gimana lagi, emang belom ada calonnya.." kataku meneruskan.

"Emang kamu mo cari cewek kayak gimana..?” Tanya Tante Lia.
"Kayak gimana ya..? Mungkin kayak Tante Lia inilah.." jawabku bercanda.

Sebenernya aku berharap dengan jawaban itu Tante Lia mau menawarkan anaknya Sarah ke aku.
Tapi jawabannya sungguh di luar dugaan.

"Kayak tante..?? Emang tante masih cantik ya, sampe brondong kayak kamu mimpiin dapet istri kayak tante..?"
Jawab Tante Lia sambil tersenyum genit.

Sebenarnya aku sedikit kecewa atas reaksinya.. tapi berhubung sudah terlanjur.. aku teruskan saja.
"Tentu aja tan.. cowok mana sih di kompleks ini yang gak ngakuin kalo tante tuh perempuan paling cantik di sini.." kataku sedikit menggombal

Tante Lia terseyum kecil.. mukanya sedikit memerah.. mungkin dia malu.
"Masa’ sih Rian..? Tante kan udah tua.." kata Tante Lia lagi.

"Hmm.. walau tante udah punya anak gadis.. tapi menurutku tante masih terlihat seperti anak gadis.
Jujur.. kalo melihat tante sama Sarah.. saya sering menganggap tante adek kakak sama Sarah.." lanjutku..
Dalam hati.. aku heran kenapa aku jadi merayu gitu ya..? Hehe..

"Masa’ sih tante masih kayak anak gadis..? Badan tante udah kendor sana-sini begitu.."
jawab Tante Lia yang kemudian berdiri dan memperhatikan tubuhnya sendiri.

Dasternya ditarik ke belakang agar melekat ketubuhnya.. Hasilnya.. tubuh aduhainya tercetak.
Terlihat jelas lekuk pinggul dan dadanya. Kemudian dia berputar-putar sambil mengamati tubuhnya..

Tentu aja mataku juga ikut mengamati.. atau lebih tepatnya menikmati tubuhnya.
Apalagi karena dasternya ditarik.. Wuahh..! Terlihat pangkal pahanya yang putih mulus.
Mungkin kalau ditarik sedikit lagi.. celana dalamnya juga bakal ikut terlihat deh.. hehe..

"Gak usah khawatir tante. Tante emang gak kalah sama anak gadis. Jujur aja saya juga sering bayangin tante sebelum tidur..?”
Damn.. aku nyesel banget ngomong kayak gitu. Tapi WTF-lah.. udah terlanjur lagian.

"Masa’ sih kamu bayangin tante..?” Tanyanya dengan muka tidak percaya.
"Masa’ sih tante bisa merangsang kamu..?” Tanyanya lagi. Aku cuma terdiam malu.

"Tapi kamu gak usah jawab deh.. tuh adek kamu udah ngejawab sendiri.." kata Tante Lia sambil ketawa.
Damn..! Gundukan penisku yang menegang di balik celanaku ternyata terlihat sama dia. Aku cuma tersipu malu.

"Gak usah malu gitu Yan.." kata Tante Lia yang kemudian bergerak pindah lalu duduk di sebelahku.
"Kamu kan udah gede.. wajar kalo terangsang sama cewek.." lanjut Tante Lia yang kemudian dengan lembut mengelus penisku dari luar celana.

Aku menepisnya.. tapi sayang tangan Tante Lia sudah mencengkram penisku dari luar.
"Hmmm.. punya kamu gede juga ya.." kata Tante Lia yang kemudian meremas-remas penisku dan sesekali mengocoknya..

Huwaahh..! Sontak membuatku meringis. Ya.. ringis keenakan..! Hahaha..
Setelah beberapa lama.. "Nghh..udah tan.. nanti ada orang.." kataku dengan agak gugup..
Soalnya ruang tamu ada di bagian depan.. terlalu berisiko.. orang bisa aja tiba-tiba melongok melalui jendela.

"Ya udah.. kalo gitu ke kamar tante yuk.." ajak Tante Lia. Aku cuma terdiam.
"Kalo mau.. tante tunggu di dalam ya.." ajaknya lagi sambil tersenyum genit.

Kemudian dia berdiri berjalan menuju kamarnya.
Sesaat aku terdiam. Jujur.. dalam hati aku ingin segera menyusulnya.. tapi di pikiranku masih ada yang mengganjel.

Ada sesuatu yang melarangku mengikutinya menyusul ke kamarnya.
Tapi pikiran itu gak lama. Nafsuku segera menguasai semua pikiranku. Aku segera beranjak.

Perlahan kubuka pintu kamarnya dengan sangat gugup.
Setelah dibuka.. aku melihat Tante Lia sedang duduk di pinggir tempat tidurnya sambil membuka-buka majalah.

Melihat aku masuk Tante Lia tersenyum senang.. kemudian berdiri menyambutku.
"Tante kira kamu gak mau.." kata Tante Lia yang kemudian memelukku.

Aku membalas memeluknya erat sambil mengelus-elus punggungnya. Sambil memeluk aku cium keningnya.
Menerima kecupanku.. dia memandangku mesra.. kemudian meyodorkan bibirnya sambil matanya terpejam.

Melihat gerakannya.. aku mengerti. Aku kecup bibirnya lembut. Kecupanku diikuti oleh kecupan-kecupan lain di bibirnya.
Awalnya ciumanku ke bibir mungil Tante Lia pelan dan lembut. Tapi lama-lama ciuman itu menjadi lebih liar.
Apalagi aku dan Tante Lia saling menggesek-gesekkan tubuh satu sama lain.

Saat lidahku menelusuri rongga mulut dan lidahnya.. tanganku tak lupa penyelusuri tubuhnya.
Awalnya tanganku mengelus-elus punggung dan rambutnya. Tapi kemudian tanganku turun ke pantatnya.

Aku meremas-remas pantat bulat Tante Lia.. sesekali aku mendorong pantat itu agar kemaluanku menekan dan tergesek di belahan memeknya.
Erghhh.. Walau masih dari luar.. tapi cukup membangkitkan birahi.

Crop.. Crooop.. Croooop.. cuma bebunyian itu yang terdengar mengiringi sedotan-sedotan ciuman kami.
Kadang Tante Lia menggumam kecil saat pantatnya ditekan ke arah bantang penisku yang telah sangat tegang.

Sambil berciuman.. perlahan kudorong tubuh Tante Lia ke arah tempat tidur.
Saat kakinya menyentuh pinggir tempat tidur.. Tante Lia terduduk.

Aku tidak melepas ciumanku.. lantas aku terbungkuk mengikuti tubuhnya.
Kudorong Tante Lia lagi ke tengah tempat tidur.. sebab aku ingin bercumbu sambil tiduran.

Tante Lia mengerti.. dia bergeser ke tengah tempat tidur dan terlentang di sana.
Aku segera menindih tubuhnya dan meneruskan ciumanku.

Pada posisi yang lebih menguntungkan itu.. aku mengarahkan tanganku ke payudaranya.
Kuremas-remas lembut daging kenyal itu. Hmm.. benar-benar masih kencang payudara Tante Lia..! Ahh..

Setelah meremas-remas payudaranya beberapakali.. aku lantas menarik dasternya ke atas..
dan tanganku mulai meremas payudaranya dari luar behanya.

Untung dia pakai beha yang berbahan lembut.. sehingga remasanku bisa maksimal walau masih dari luar.
Kuangkat cup behanya ke atas.. Blubb..! Kini terlihatlah kedua puting hitam Tante Lia.

Ciuman aku pindahkan dari bibir ke puting sebelah kanan.
Sambil menyedot dan sesekali menjilat puting kanan.. payudara kiri Tante Lia aku remas-remas.
Kadang aku hanya memutar-mutar puting kiri tersebut. Bosan dengan yang kanan.. aku berpindah ke yang kiri.

Selama aku menyedot-nyedot payudaranya.. tante Lia hanya merem-melek keenakan.
Bibir bawahnya digigit.. entah mengapa. Mungkin supaya suara dia tidak keluar yaa.. hehe..

Sambil memegangi behanya supaya tidak turun.. Tante Lia mulai meracau mendesahkan nikmatnya.
"Ah..ah..ah.. enak sayang, enak.. ohhh.. ohh.."

Cklik..! Aku buka pengait beha yang ada di belakang tubuhnya.
Segera setelah itu aku dorong daster beserta behanya ke atas dan melepasnya.

Makanya aku suka banget cewek pake daster.. sebab.. gampang banget dibugilin..!! Hihihi..

Setelah dasternya tersingkir.. Tante Lia merems-remas sendiri payudaranya sambil menatap lemah padaku..
seakan berharap mulutku menggantikan peran tanggannya.

Aku segera menanggapinya dengan menciumi lagi pentil payudaranya.. bergantian kiri dan kanan.
"Sshhh.. ahhhh.. ahh.. uhhh.. uhhh..” cuma desah dan erangan itu yang terdengar dari mulut Tante Lia.

Tangan Tante Lia kemudian menarik kaosku ke atas.. sepertinya dia berusaha untuk membukanya.
Aku langsung membantu usahanya itu.. aku lepas kaosku.

Setelah kaosku terbuka.. aku menindih lagi tubuh dan mencium bibirnya sambil menggesekkan dadaku ke bongkah kenyal payudaranya.
Tapi Tante Lia yang sudah tinggal celana dalam itu tidak berhenti.. dia mulai berusaha membuka ikat celana pendekku.. berhasil.
Langsung mendorongnya ke bawah.

Aku buka celana pendekku.. sehingga kini kami sama-sama tinggal celana dalam.
Aku menindihnya kembali dan mencium bibirnya.. saling mengecup.. bertukar saliva.
Sementara itu tanganku tidak lupa bergerayangan meremas-remas payudara montoknya.

Dengan hanya celana dalam aku menggesek-gesekkan batang penis tegangku yang sudah tersembul sedikit ke belahan vaginanya.
Tante Lia meresponnya dengan menggerak-gerakkan pinggulnya.

Tanganku yang meremas-remas payudaranya sesekali mengelus tubuhnya dari atas ke bawah.
Sampai bawah.. aku elus-elus paha dalamnya agak lama.
Kata orang paha dalam termasuk darah sensitif di luar vagina.

Beberapakali mengelus-elus paha dalamnya.. aku naikkan elusanku ke arah selangkangannya.
Saat menyentuh celana dalamnya.. terasa celana dalam tersebut sudah basah dan lembab.
Sepertinya Tante Lia sudah terangsang hebat.

"Ah.. ah..ah.. ouhh.. ohh.. ohhh..” rintih Tante Lia saat aku mengelus-elus vaginanya dari luar.

Tanpa diduga Tante Lia membalasnya dengan menarik penisku keluar.
Dengan mengocok penisku Tante Lia membuka celana dalamnya dari pinggir.

Kemudian dia mengarahkan penisku ke belahan vaginanya.
Aku mengerti maksudnya. Dengan satu tangan dia masih menahan celana dalamnya dari samping.

Slepp.. aku menyapukan kepala penisku ke permukaan bibir vaginanya.. Uhh.. terasa sudah basah di sana.
Slebb.. Kemudian aku menekan sedikit ujung penisku ke bibir vagina yang megap-megap membasah.

"Aghh.. ayo sayang.. masukin.." kata Tante Lia.

Mendengar pintanya mulailah aku mendorong lagi.. slebb.. jlebb.. setengah batang penisku menyeruak bibir vagina..
Slepp.. Kutarik lagi dengan cepat.. lalu.. Jlebb.. blessepp..!

“Erghhh.. mbakkhh..! Oughh.. Masuk semua batang tegang penisku menjelujuri lorong vaginanya.
"Ohhhh.. enak banget sayang.. enak banget sayang.. ohhh.." Tante Lia meracau sambil memejamkan matanya.

Kepalanya terdongak saat batang penisku sukses menyeruak membelah bibir vagina lalu menyodok masuk..
lalu terbenam di liang memek seluruhnya.

Sebenarnya lucu juga posisi kami saat itu.
Aku dan dia masih paka celana dalam..!! Udah gak tahan lagi soalnya.. hehehe..

Clebb.. clebb.. crekk.. crekk.. crekk.. clebb.. clebb.. Aku mulai memaju-mundurkan penisku di liang nikmatnya.
"Aaghhhhh.. aghhh.. aghh.. arghh..” Rintih tante dengan tubuh tergetar menerima pompaan penisku.

Nah.. lantaran keenakan.. Tante Lia melepaskan pegangannya di celana dalamnya.. sehingga menjepit penisku dari samping.
Terpaksa aku berhentikan pompaanku.

Saat aku berhenti Tante Lia menatapku dengan tatapan marah.. sepertinya dia tidak rela pompaan penisku di liang vaginanya terhenti.
"Sebentar tante.. kita buka celana dalam aja.. sakit soalnya.. menjepit nih.." usulku kemudian.

Aku segera bangkit melepaskan celana dalamku dan celana dalam tante Lia yang terkulai.
Selesai membuka celana dalam.. aku posisikan badanku di antara selangkangannya yang terbuka lebar.

Dengan tangan kananku kembali aku mengarahkan penisku ke vaginanya.
Saat tepat di depan vaginanya.. Jlegh..! Kudorong penisku dengan kencang dan mantap.

Jlebb.. "Hghghhhhh..” Rintih Tante Lia saat penisku kembali menyeruak masuk ke liang memeknya.

"Enak Yanhh.. aahhh.. kontol kammuuu.. gede bangethh.." katanya sambil melingkarkan kakinya ke tubuhku.

Aku mulai lagi pompaanku. Kadang aku pompa cepat.. kadang aku pompa lambat.
Kadang saat pompanku lambat, tiba-tiba aku dorong keras.

Tante Lia cuma bisa merintih-rintih keenakan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ke sana-ke mari.
"Kamu hebat ya.. kamu udah gagahin aku.." kata Tante Lia di sela-sela pompaanku dan erang nikmatnya.
Aku cuma tersenyum.. aku sedang berkonsentrasi menikmati gesekan batang penisku di dinding vaginanya.

"Sebentar ya.. aku mo pipis.." tiba-tiba kata Tante Lia.
"Mo pipis apa emang mo orgasme..?" tanyaku sedikit kecewa.

"Enggak Yan.. emang mo pipis.." jawab Tante Lia.
Wah.. payah nih. Masa’ ada interupsi begitu..?

Plep..! Aku cabut penisku dari kepitan hangat memeknya dan bangkit. Tapi terlihat dia malah masih tiduran.

"Katanya mo pipis tan..?” Tanyaku dengna nada kecewa.
"Gendong dong yang..” katanya manja.

Hmm.. sebenernya aku sedikit marah.. tapi akhirnya aku gendong juga.
Secepetnya dia pipis.. secepet itu juga ngentotnya dilanjutin kan..? Pikirku lagi menyenangkan diri.

Aku lantas mengangkatnya dan menggendongnya dengan mendekapnya di depan..
tangannya dikalungkan ke leherku.. sedang kakinya dilingkarkan ke tubuhku.

Penisku mengacung tepat di bawah parit vaginanya.. tapi tidak dimasukkan.
Baru beberapa langkah Tante Lia berkata.. "Kok gesekan kontol kamu enak banget sih Yan..? Masukkin dong.." katanya manja.

Penisku yang memang masih berdiri tegak aku arahkan ke vaginanya.
Dia mengangkat tubuhnya sedikit agar aku dapat memasukkan penisku.

"Ahhhh..hhhh.. oohhh..!!” Rintihnya panjang saat batang penisku kembali menerobos masuk ke liang memeknya.
Tapi kemudian dia malah menaik-turunkan tubuhnya.. sehingga penisku dan memeknya bergesekan lagi.

"Katanya mo pipis..?” Tanyaku sambil menahan nikmat di batang penisku yang terpancang mantap.
"Entar deh Yan.. lagi enak banget..” jawab Tante Lia nakal.. seolah mempermainkanku.

Akhirnya aku bawa Tante Lia kembali tempat tidur lagi.. kurebahkan di pinggirannya.
Dengan tetap penisku terbenam di liang vaginanya.. aku bawa tubuh Tante Lia ke tengah.

Langsung kupompa lagi memek Tante Lia.. kali ini kupompa maksimal agar kita sama-sama orgasme sebelum dia mo pipis lagi.
Matanya memejam.. sementara kepalanya mengeleng ke kiri ke kanan setiapkali aku menghentak.

“Ouchhhh.. ouchhhh.. oghhh.. aghhhhhhhhh..!”

Tiba-tiba tubuhnya melengkung sementara tangannya berpindah mencengkeram keras ke dua pahaku.
Vaginanya terasa meremas batang penisku lebih keras di dalam liang nikmatnya sana.

Tapi baru beberapa tusukan.. tubuh Tante Lia menegang dan vaginanya terasa banjir. Dia menggigit bibirnya.

"Tante dah sampe ya..?” Tanyaku.
"Iya..” katanya malu.
"Maaf ya tante duluan.."

Aku yang sudah berat ujung udah ngga menjawab lagi.. langsung kembali memompa memek Tante Lia.
“Eghh..eghh.. eghh..” Clebb.. crekk.. crekk.. crekk.. crebb.. crebb.. crebb..

Dengan cairan vaginanya yang banyak.. memeknya kini terasa licin.. hangat dan makin nikmat.
Aku sendiri sudah merasakan ujung penisku juga berkedut dengan keras..

Clebb-crebb-crebb-crekk-crekk-clebb..
Kupercepat gerakan pinggulku.. memacu batang penisku di liang vagina yang mengedut-ngedut..
seperti meremas batang kejal yang menyumpalnya itu.

Maka tak sanggup lagi aku menahannya.. sesaat kemudian tubuhku bergetar mengejang.
Crott.. crott.. crott.. crott.. spermaku menyembur di dalam liang vaginanya.
Cairan kenikmatanku terpancar dari tubuhku bercampur dengan cairan nikmatnya di dalam sana.

Jleghh.. jlebb..! Aku tekan penuh setiapkali cairan tersebut memancar.
Ahhhhh .. nikmatnya perjuangan ini. Ujarku dalam hati.. lega.. puas sekali rasanya..
Tubuhku ambruk memeluknya, tapi kemudian posisi kemi bertukar.. dia tiduran di atas dadaku.

Akupun mengelus-elus kepalanya mesra. Kami terbaring diam dengan nafas yang masih menderu.
Kulirik tante Lia.. kepuasan terpancar di wajahnya. Hmm.. cantik banget tante Lia dalam kondisi begini.. Pujiku dalam hati.

"Rian.. kenapa sih kamu susah banget ngerti kalo tante suka kamu..?
Dari dulu tante udah pake baju seksi depan kamu, tapi kamu gak respon..?" Tanyanya sambil tiduran di dadaku.

"Ya udah.. yang penting sekarang kan tante tau kalo aku sayang tante.." jawabku sambil mengecup kepalanya.
Dia membalas dengan mencium dadaku. Kemudian kami berdua tertidur. Ahh.. (. ) ( .)
-------------------------------------------------------------
 
Sekalian Nubi nanya..
Kira2 boleh ga.. Kalo Serial/Cerbung 'Rumah Kontrakan'.. Nubi masukkan di trit ini..?

Nubi belum tau.. apakah udah ada di Forum Kita ini..?

Mohon infonya..
trims
 
lanjut breur
rumah kontrakan,walaupun udah pernah baca
tp enak jg dibaca ulang lg
 
Sekalian Nubi nanya..
Kira2 boleh ga.. Kalo Serial/Cerbung 'Rumah Kontrakan'.. Nubi masukkan di trit ini..?

Nubi belum tau.. apakah udah ada di Forum Kita ini..?

Mohon infonya..
trims
Boleh juga huu. Dicoba ajja
 
Lancrotkan Suhu... Ditunggu cerita-cerita selanjutnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd