Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 170 – Diary Reni

Sebuah Kesalahan

Namaku Reni.. usia 27 tahun.. kulit kuning langsat..
Dengan rambut sebahu dengan tinggi 165 cm berat 51 kg..
Dan aku juga telah menikah setahun lebih.

Aku berasal dari keluarga Minang yang terpandang.
Sat ini aku bekerja pada sebuah Bank Pemerintah yang cukup terkenal.

Sedang suamiku Ikhsan adalah seorang staf pengajar..
pada sebuah perguruan tinggi swasta di kota Padang..
ia juga memiliki beberapa usaha perbengkelan.

Kami pun menikah setelah sempat berpacaran kurang lebih 3 tahun.
Perjuangan kami cukup berat dalam mempertahankan cinta dan kasih sayang.

Diantaranya ketidaksetujuan orangtuaku dan orangtua suamiku..
juga sebelumnya aku telah dijodohkan oleh orangtuaku dengan seorang pengusaha.
Namun kami dapat melaluinya dengan keyakinan hingga kami bersatu.

Lalu kami memutuskan menikah dan kami pun sepakat untuk menunda dulu punya anak..
karena aku dan Bang Ikhsan cukup sibuk.. takut nanti tak dapat mengurus anak.

Kehidupan kami sehari-hari cukup mapan dengan keberhasilan kami memiliki sebuah rumah yang asri..
di sebuah lingkungan yang elite dan juga memiliki 2 unit mobil sedan keluaran terbaru hasil usaha kami berdua.

Begitu juga dalam kehidupan sex.. tiada masalah diantara kami.
Ranjang kami pun cukup hangat dengan 4-5 kali seminggu kami berhubungan suami istri.

Aku memutuskan untuk memakai program KB dulu.. agar kehamilanku dapat aku atur.
Aku pun rajin merawat kecantikan dan kebugaran tubuhku..
agar suamiku tidak berpaling dan kehidupan sex kami lancar.

Atas loyalitas dan prestasi kerjaku yang dinilai bagus..
maka pimpinan menunjukku untuk menempati kantor baru..
di sebuah kabupaten baru yang merupakan sebuah ke pulauan.

Aku tidak berani memutuskannya sendiri. Aku harus merundingkannya dulu dengan suamiku..
sebab bagiku naik atau tidak statusku sama saja, yang penting bagiku adalah keluarga dan perkawinanku.

Suamiku pun tanpa aku duga sangat mendorongku agar tidak melepaskan kesempatan ini..
sebab inilah saatnya bagiku untuk meningkatkan kinerjaku yang biasa biasa saja selama ini.
Aku bahagia sekali rupanya suamiku orangnya amat bijaksana dan pengertian.

Namun orangtuaku kurang suka begitu juga mertuaku..
namun mereka akhirnya dapat diatasi oleh suamiku dengan baik..
dan mereka mendorongku agar maju dan tegar.

Suamiku pun minta agar aku setiap minggu pulang ke Padang..
agar dapat berkumpul, aku pun setuju dan berterima kasih padanya.

Kemudian aku mulai pindah ke pulau yang dari Padang..
ditempuh dengan naik kapal motor selama 5 jam itu pun jika cuaca bagus.
Suamiku turut serta mengantar aku dan ia sediakan waktu untuk bersamaku di pulau selama seminggu.

Di pulau itu aku disediakan sebuah rumah dinas lengkap dengan prasarananya terkecuali kendaraan.
Jarak antara kantor dan rumahku hanya dapat ditempuh dengan naik ojek..
karena memang saat itu belum adanya angkutan di sana.

Hari pertama kerja aku diantar oleh suamiku dan sorenya dijemput.
Di pulau ini suamiku ingin agar aku betah dan dapat secepatnya menyesuaikan diri..
karena memang belum lengkap prasarananya dan rumah dinas yang lain masih banyak yang kosong.

Selama di pulau itu pun suamiku tidak lupa memberiku nafkah bathin..
karena nantinya kami akan bertemu seminggu sekali.
Aku pun menyadarinya dan kami pun mereguk kenikmatan badaniah selama suamiku di pulau ini.

Suamiku pun dalam tempo yang singkat telah dapat berkenalan..
dengan beberapa tetangga yang jaraknya lumayan jauh.

Ia juga mengenal beberapa tukang ojek..
hingga tanpa kusadari suatu hari ia menjemputku pakai sepeda motor.

Rupanya ia dapat meminjamnya dari tukang ojek itu.
Salahsatu tetangga juga merupakan tukang ojek yang dikenal suamiku adalah Pak Sitorus.

Pak Sitorus ini adalah laki-laki berusia 65 tahun dan ia tinggal sendirian di pulau itu..
sejak istrinya meninggal dan kedua anaknya pergi mencari kerja ke Jakarta.
Maka laki-laki asal tanah Batak itu harus memenuhi sendiri hidupnya di pulau itu dengan kerja sebagai tukang ojek.

Pak Sitorus biasa dipanggil Pak Sitor..
orangnya sekilas terlihat kasar dan keras namun jika telah kenal ia cukup baik.

Menurut suamiku yang sempat bicara panjang lebar dengan Pak Sitor..
dulunya ia pernah tinggal di Padang yaitu di Muara Padang.. sebagai buruh pelabuhan.

Namun karena suatu sebab ia ingin mengubah nasibnya dengan berdagang namun bangkrut.
Untunglah ia masih punya sepeda motor hingga menjadi tukang ojek.

Hampir tiap akhir minggu aku pulang ke Padang untuk berkumpul dengan suamiku.
Yang namanya pasangan muda tentu saja kami tidak melewatkan saat kebersamaan di ranjang.

Rumah dinasku pun aku titipkan pada Pak Sitor karena suamiku bilang ia dapat di percaya.
Aku pun mengikuti kata kata suamiku.

Kadang kadang aku diberi kabar oleh suamiku bahwa aku tidak usah pulang karena ia yang akan ke pulau.
Seringkali suamiku bolak balik ke pulau hanya karena kangen padaku.

Dan seringkali ia pun memakai sepeda motor Pak Sitor dan memberinya uang lebih.
Suamiku telah menganggap Pak Sitor adalah bagian dari sahabatnya..

Apakagi karena sesekali setiap ia ke pulau.. Pak Sitor diajak makan ke rumah.
Dan Pak Sitor pun sering mengajak suamiku jalan-jalan di pantai yang cukup indah itu.

Suamiku pun sering memberinya uang lebih..
karena Pak Sitor akan ‘menjagaku’ dan rumahku jika aku tinggal.

Mulai sejak saat itu.. aku pun rutin diantar jemput Pak Sitor jika ke kantor.
Tidak jarang ia membawakanku penganan asli pulau itu.

Aku pun menerimanya dengan senang hati dan berterimakasih.
Kadang aku pun sering membawakannya oleh-oleh jika aku pulang ke Padang.

Setelah beberapa bulan aku tugas di pulau itu.. dan melalui rutinitas seperti biasanya..
suamiku datang dan memberiku kabar bahwa ia akan di sekolahkan ke Australia selama 1,5 tahun.
Ini merupakan beasiswa untuk menambah pengetahuannya.

Aku tau bea siswa ini merupakan obsesinya sejak lama.
Aku menerimanya.. aku pikir demi masa depan kami juga dan kebahagian kami nanti.. tidak masalah bagiku.

Suamiku sebelum berangkat sempat berpesan agar aku jangan segan minta tolong kepada Pak Sitor.
Sebab suamiku telah meninggalkan pesan pada Pak Sitor untuk menjagaku.
Suamiku pun titip uang yang harus aku serahkan pada Pak Sitor.

Sejak suamiku di luar negeri.. kami sering telpon-telponan..
dan kadang aku bermasturbasi bersama suamiku lewat telpon.
Itu sering kami lakukan.. maklum untuk memenuhi libido kami berdua.. hingga tagihan telpon meningkat.

Aku tidak mempedulikannya.. selagi dengan suamiku sendiri..
dan aku mengkhayalkan suamiku ada dekatku tidak masalah dan kami berjauhan.

Aku pun mulai jarang pulang ke Padang.. karena suamiku tidak ada. Paling aku pulang sekali sebulan.
Itu pun aku ke rumah orangtuaku. Rumahku pun aku titip dengan saudaraku.

Aku pun melewatkan hari-hariku dengan kesibukan seperti biasanya.
Begitu juga Pak Sitor.. rutin mengantar jemputku.

Sesekali saat aku pulang Pak Sitor mengajakku jalan-jalan keliling pantai.
Aku tolak dengan halus.. sebab aku merasa tidak enak.. apa nanti kata teman kantorku jika melihatnya.
Dan saat itu pun aku sedang tidak mood.. aku merasa lebih tenang di rumah saja.

Di rumah aku beres-beres dan berbenah pekerjaan kantor.
Aku merasakan juga bahwa Pak Sitor akhir-akhir ini amat memperhatikanku.

Tidak jarang ia sore datang.. sekedar memastikan aku tidak apa-apa.
Sebab di pulau itu ia amat di segani dan berpengaruh.

Aku sadari juga kadang dalam berboncengan tanpa sengaja dadaku terdorong ke punggung Pak Sitor..
saat ia menghindari lubang dan saat ia mengerem.

Bagiku itu biasa saja.. maklum dan risiko aku berboncengan dengan sepeda motor dan itu sering terjadi.
Sesekali aku juga merangkul pinggangnya.. karena aku duduknya belum pas di atas jok motornya.

Aku rasa Pak Sitor pun sempat merasakan kelembutan payudaraku yang bernomer 34b ini.
Bagiku ini biasa saja.. sebab di pulau ini mana ada angkutan dan kalau di Padang aku ke kantor..
terbiasa menyetir sendiri, jadi aku harus bisa menganggapnya biasa dan harus aku jalani.

Pada suatu senja saat hari kerja habis yaitu Jumat sore Pak Sitor datang ke rumahku..
seperti biasanya ia dengan ramah menyapaku dan menanyakan keadaanku.
Lalu ia aku silakan masuk dan duduk di ruang tamu.

Sore itu aku telah selesai mandi dan sedang menonton televisi. Pak Sitor mengajakku jalan ke pantai.
Aku keberatan.. sebab aku masih agak capai dan kesal dengan kesibukan suamiku saat ku telpon tadi..
ia tidak bisa terlalu lama di telpon.

Lalu Pak Sitor mengajakku untuk main catur.. kebetulan selama ini ia sering main catur dengan suamiku.
Aku pun setuju karena aku lagi suntuk dan untuk menghilangkan kekecewaanku saat ini.

Aku main catur dengan laki-laki itu.. beberapakali ia kalah dan aku yang menang..
taruhannya adalah sebuah botol yang diikat tali lalu dikalungkan ke leher.

Seumur hidupku baru kali ini aku yang mau bicara bebas dengan laki-laki selain suamiku dan atasanku.
Tidak semua orang dapat bebas berbicara denganku..
dan aku pun termasuk type orang yang memilih dalam mencari lawan bicara..

Maka tidak heran jika aku di cap sombong oleh sebagian orang yang kurang aku kenal.
Namun dengan Pak Sitor aku bicara apa adanya. Dan ceplas ceplos.

Mungkin kami telah saling mengenal dan juga aku merasa membutuhkan tenaganya di pulau ini.
Tanpa terasa kami main catur telah lama hingga jam menunjukan pukul 10 malam.

Di luaran tanpa aku sadari telah hujan deras diiringi petir yang bersahut-sahutan.
Setelah itu kami mengakhiri main catur, aku lalu membersihkan mukaku kebelakang, Pak Sitor juga.

Lalu aku tawari Pak Sitor untuk ngopi biar nggak bosan kataku.
Di pulau saat itu penduduknya telah pada tidur dan yang terdengar hanya deru hujan dan petir.

Pak Sitor minta izin pulang karena hari telah larut setelah menghabiskan kopinya.
Aku tidak sampai hati.. sebab cuaca tidak memungkinkan ia pulang karena rumahnya cukup jauh..
dan lagi pulaaku kuatir jika nanti sempat terkena petir.

Lalu aku tawarkan agar ia tidur di ruang tamuku saja.. dan tampaknya ia bisa menerimanya.
Aku pun lantas memberinya sebuah bantal dan selimut maklum cuaca dingin saat itu.

Petttt.!! Secara tiba-tiba lampu mati.. aku sempat kaget, untunglah ia punya korek api.
Lantas ia membantuku mencari lampu minyak di ruang tengah.

Lampu kami hidupkan dan satu untuk kamarku dan yang satu untuk ruang tamu tempat Pak Sitor tidur.
Aku lalu minta diri untuk lebih dulu tidur sebab aku merasa capai.

Aku lalu tidur di kamar.. sementara dil uaran hujan turun dengan derasnya.. seolah pulau ini akan tenggelam.
Aku berusaha untuk tidur.. namun tidak bisa..

Ada rasa kekuatiran yang tidak aku ketaui.. sebab petir berbunyi begitu kerasnya.
Hingga akhirnya aku putuskan ke ruang tamu saja.. hitung-hitung memancing kantuk..
dengan bincang-bincang dengan Pak Sitor.

Malam itu aku tidak terlalu khawatir sebab aku merasa ada yang melindungi.
Sampai aku di ruang tamu aku lihat Pak Sitor masih berbaring.. namun belum tidur.
ia kaget dan disangka aku telah tidur.

Aku lalu duduk di depannya dan bilang mataku nggak mau tidur..
Ia cuman senyum dan bilang mungkin aku ingat suamiku.

Padahal saat itu aku masih sebal dengan kelakuan suamiku..
Hingga aku tanpa sengaja menceritakan kekesalanku saat itu.

Mestinya aku tidak boleh bilang pada siapa pun suasana hatiku saat itu.. namun meluncur begitu saja.
Dengan cara bijaksana dan kebapakan ia nasehati aku yang belum merasakan asam garam perkawinan.

Dalam suasana temaram cahaya lampu saat itu..
aku tidak menyadari kapan Pak Sitor pindah duduk ke sampingku.

Aku kurang tau.. kenapa aku membiarkannya meraih jemariku..
yang masih melingkar cincin berlian perkawinanku lalu merebahkan kepalaku di dadanya.

Aku merasa terlindung dan merasa ada yang menampung beban pikiranku selama ini.
Dalam pada itu Pak Sitor pun membelai rambutku.. seolah aku adalah istrinya.

Lalu terus kebalik telingaku dan mengembuskan nafasnya yang hangat.
Aku terlena dan membiarkannya terus berbuat itu.. lalu ia cium telingaku dan terus bergeser ke bibirku.

Aku tak menyadari bahwa itu orang lain. Aku salah langkah, dan menilai orang.
Pak Sitor pun mengulum bibirku beberapa saat.

Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam..
dengan terus merabai buah dadaku yang terbungkus BH dan kaos tidur itu.

Padahal yang pantas berbuat itu adalah suamiku tercinta..!!
Namun aku telah tertutup mata hatiku oleh nafsu dan gairah yang menuntut pelampiasan.

Aku lalu dibimbingnya kekamar dan merebahkanku di ranjang..
yang biasa aku gunakan untuk bercinta dengan suamiku.

Namun kini yang berada di sini.. di sampingku bukanlah suamiku..
Melainkan seorang laki-laki tukang ojek yang notabene tidak pantas untukku yang sepantaran ayahku.

Uhhhh..!! Aku terlarut dalam gairah yang menghentak.
Pak Sitor menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam.

Sedang lampu di luar tadi telah ia matikan. Aku diam menanti apa yang akan di perbuatnya padaku.
Padahal selama ini aku tidak sekali pun memberi hati jika ada laki-laki lain yang iseng merabaku dan mencolekku.

Aku termasuk wanita yang menjunjung tinggi kesucian dan kehormatan..
sesuai yang selalu diajarkan orangtua dan agamaku. Tapi semua musnah oleh keangkuhanku sendiri.

Aku terbaring tak berdaya dan Pak Sitor pun berusaha melepaskan pakaianku satu per satu.
Mulai dari kaosku.. lalu celana panjang dan akhirnya bra dan celana dalam kremku terlempar ke lantai.
Aku hanya memejamkan mataku.. aku pun semakin dibutakan oleh nafsuku yang mulai naik.

Selesai menelanjangi aku.. lalu ia pun melepaskan pakaiannya hingga lapis terakhir.
Aku memperhatikan tubuhnya yang hitam..

Meski pun sudah tua namun ototnya masih terlihat kuat. Oh.. ada gambar tatto tengkorak di lengannya.
Aku tau dia adalah laki-laki yang biasa keras dan jarang ada kelembutan.
Itu aku ketahui saat ia mulai merabaiku dan menelanjangiku.

Ia pun mulai memelukku dan menciumiku dari leher hingga belahan dadaku dengan kasar.
Rabaan tangannya yang kasar membuatku kesakitan..

Suamiku.. dalam merabanya cukup hati-hati.. namun Pak Sitor watak kasarnya terlihat.
Tampaknya ia sudah lama tidak berhubungan badan dengan wanita..
Maka saat itu akulah yang menjadi sarana pelampiasan nafsunya.

Aku tak kuasa atas tindakannya. Air mataku menetes..
karena ada penyesalan dan aku telah menodai perkawinanku.

Namun percuma.. Pak Sitor asyik dengan tindakannya.
Tiap jengkal tubuhku di jamahnya tanpa terlewatkan seincipun.
Tubuhku pun berkeringat tidak tahan dan geli bercampur gairah.

Lalu mulutnya turun ke selangkanganku dan ia sibakkan kedua kakiku yang putih bersih itu.
Di situ lidahnya bermain menjilat klitorisku. Kepalaku miring kekiri kanan menahan gejolak yang melandaku.

Peganganku hanya kain sprei yang aku tarik karena desakan itu.
Kedua kakiku pun menerjang dan menghentak.. tidak tahan atas gairah yang melandaku.

Beberapa menit kemudian aku orgasme dan mulutnya menelan air orgasmeku itu.
Badanku lemas tak bertenaga. Mataku pun terpejam..

Tak lama lalu aku kembali di bangkitkan lagi Pak Sitor..
dengan menciumi balik telingaku hingga liang kehormatanku.. vaginaku

Di sana jarinya ia masukkan dan mulai mengacak acak liang kewanitaanku.. lalu mempermainkan celahnya.
Tampaknya Pak Sitor telah lama merencanakan ini.. dan juga mungkin telah lama ia berobsesi untuk meniduriku.
Berarti ia telah melanggar amanat suamiku.

Aku pun akhirnya orgasme untuk yang keduakalinya oleh tangan Pak Sitor.
Badanku telah basah oleh keringat kami berdua.

Aku lemas dan Pak Sitor minta izin padaku untuk memasukkan penisnya ke lubang kehormatanku.
Aku menggeleng tidak setuju.. sebab aku tau konsekwensinya.

Liang kehormatanku akan cemar oleh cairan laki-laki lain dan aku merasa terlalu jauh berkhianat pada suamiku.
Bagiku cukuplah tindakannya tadi.. dan tidak usah diteruskan lagi hingga penetrasi.

Ia pun mau menerima pendapatku dan aku lihat ada rasa kecewa di matanya yang telah terobsesi menyenggamaiku.
Aku liat penisnya telah siap memasuki diriku jika tadi kuizinkan.
Ohh..!! Panjangnya melebihi milik suamiku dan agak bengkok dengan diameter yang melebar.

Pak Sitor minta aku untuk membantunya klimaks dengan mengulum penisnya.
Aku kembali menggeleng karena aku dan suamiku selama ini tidak pernah melakukan oral sex..
baik suami kepadaku juga sebaliknya.. meski pun aku selalu menjaga kebersihan wilayah sensitif kami.

Pak Sitor mohon sebab ia merasa tersiksa sebab ia belum klimaks.
Dalam hati aku merasa kasihan juga.. tidak adil rasanya..
Aku yang telah dibantunya sampai 2 kali orgasme membiarkannya seperti itu.

Akhirnya aku beranikan diri mengulumnya.
Dengan sedikit jijik aku buka mulutku.. namun tidak muat seluruhnya dan hanya sampai batangnya saja.

Mulutku serasa mau robek karena besarnya penis Pak Sitor.
Baru beberapakali kulum aku serasa mual dan mau muntah oleh aroma kelamin Pak Sitor itu.

Aku maklum saja.. karena ia kurang bersih dan seperti kebiasaan laki-laki batak ini..
penisnya tidak ia sunat hingga membuatnya agak kotor serta makanan yang tidak beraturan barangkali.

Aku lalu menyerah dan melepaskan penis Pak Sitor dari mulutku.
Aku heran Pak Sitor ini sampai sekian lama koq tidak juga klimaks.

Aku salut akan staminanya dan sikapnya yang menghargai wanita dengan tidak memaksakan kehendak..
padahal aku saat ini bisa saja ia paksa namun tidak ia lakukan.

Aku merasa bersalah pada diriku.. dan ingin membantunya saat itu.
Jelas saja dalam pikiranku berperang.. antara birahi dan moral.

Namun karena terlanjur basah.. dan tidak ingin menambah masalah antara aku dan Pak Sitor.
Jika aku larang terus.. bisa-bisa nantinya Pak Sitor bisa saja memperkosaku..

Sebab seorang laki-laki yang telah berbirahi di ubun ubun sering bertindak nekad..
Dan lagipula aku sendirian di pulau ini.

Akhirnya.. dengan pertimbangan demi kebaikan kami berdua.. sebagai 'pembenaran' pikiranku..
maka aku izinkan dia melakukan penetrasi di dalam vaginaku.

Pak Sitor pun terlihat merasa gembira.. sebab tadi sempat kulihat wajahnya tegang sekali.
Aku lalu berbaring dan membuka kedua pahaku.. memberinya jalan memasuki rahimku.

Tubuh kami berdua saat itu telah sama sama berkeringat dan rambutku telah kusut.
Dari temaran lampu dinding aku lihat Pak Sitor bersiap siap mengarahkan penisnya.

Posisinya pas di atas tubuhku. Tubuhnya telah basah oleh keringat..
hingga membuat badannya hitam berkilat mungkin karena ia masih menahan untuk ejakulasi.

Di luaran saat ini hujan pun seakan tidak mau kalah oleh gelombang nafsu kami berdua.
Pak Sitor dengan hati-hati menempelkan kepala penisnya.
Ia tau jika tergesa gesa akan membuatku kesakitan.. sebab punyaku masih sempit dan belum pernah melahirkan.

Aku pun berusaha memperlebar kedua pahaku hingga mudah dimasuki kejantanan Pak Sitor.
Sebab aku melihat kejantanannya panjang dan agak bengkok.. jadi aku bersiap-siap agar aku jangan kesakitan.

Aku pun sempat bilang kepadanya untuk jangan cepat-cepat.
Slebbb.. slebbb..!! Dengan bertahap ia mulai memasukkan penisnya.

Unghhh..!! Tak pelak aku memejamkan mata ketika merasakan sentuhan pertemuan kemaluan kami.
Untuk melancarkan jalannya.. kakiku ia angkat hingga bahunya..
Slebbb.. lalu langsung penisnya masuk ke rahimku dengan lambat.

Aku terkejut dan merasakan nyilu di bibir liang nikmatku..
Aku meracau kesakitan lalu Pak Sitor membungkam mulutku dengan mulutnya.

Tidak lama kemudian seluruh penisnya masuk ke kemaluanku..
Crebb.. clebb.. clebbb.. crebb.. crebb.. clebb.. dan ia mulai melakukan gerak maju mundur.

Ohhhh..!! Betapa aku merasakan tulangku bagai lolos..
Rasanya sama seperti saat aku dan suamiku melakukan hubungan intim..
saat kegadisanku aku serahkan pada malam penganten dulu.

Dan tidak lama kemudian aku merasakan kenikmatan.
Mulut Pak Sitor pun lepas dari mulutku karena aku tidak kesakitan lagi.

Kekuatan laki-laki ini amat membuatku salut..
sampai membuat ranjangku dan badanku bergetar semua seperti kapal yang terserang badai.

Kurang lebih 15 menit kemudian Pak Sitor gerakannya bertambah cepat dan tubuhnya menegang hebat.
Crattt.. crattt.. crattt..!! Aku merasakan di dalam rahimku basah oleh cairan hangat.

Tubuhnya lalu rebah di atas tubuhku tanpa melepaskan penisnya dari dalam rahimku.
Aku pun dari tadi pun telah sempat kembali orgasme..

Kami pun tertidur sementara di luar hujan masih saja turun.
Butiran keringat kami membuat basah sprei yang kusut di sana sini.

Saat itu tidak ada lagi batas di antara kami.. namun aku merasa telah berdosa kepada suamiku.
Hingga tengah malam Pak Sitor pun kembali menggauliku sepuasnya..
Dan aku pun tidak merasa segan lagi.. karena kami tidak lagi merasa asing satu sama lain.

Aku pun tidak merasa jijik jika melakukan oral sex dengan Pak Sitor.
Bagi wanita sangat sulit untuk melepaskan diri dari kejadian ini.

Penyesalan pun tiada gunanya.
Bagiku yang tampak di luarnya keras dan berwibawa juga penuh kesombongan..
namun semuanya tiada arti lagi jika laki-laki telah berhasil menggaulinya.

Kehormatan dan perkawinan yang aku junjung pun luntur sudah.
Namun aku bisa bilang pada siapa dan Pak Sitor pun kini telah merasa jadi pemenang..
dengan kemampuannya menaklukanku hingga aku tidak berdaya.

Dan aku semakin tidak berdaya jika ia telah berada di dalam kamarku, untuk bersebadan dengannya.
Dari awal kesalahan yang kubuat ini..
aku merasakan telah terperdaya oleh gelombang gairah yang dipancarkan oleh Pak Sitor.

Sangat aneh bagiku jika Pak Sitor yang seusia dengan ayahku ini..
masih mampu mengalahkanku dan membuatku orgasme berkali-kali..
Tidak seperti suamiku yang hanya bisa membuatku orgasme sekali saja begitu juga aku.

Aku akui aku mendapatkan pengalaman baru dan mengaburkan pendapatku selama ini..
bahwa laki-laki paro baya akan hilang keperkasaannya.

Selama kami berhubungan badan aku sempat bertanya padanya bagaimana ia bisa sekuat itu.
Dan Pak Sitor pun bercerita bahwa ia sering mengosumsi makanan khas Batak..
yang menurutnya dapat menjaga dan menambah vitalitas pria.

Aku bergidik jijik dan mau muntah mendengarnya.
Aku jadi ingat.. pantas saja saat bersebadan dengannya bau keringatnya lain.
Juga saat aku mengulum kemaluannya terasa panas dan amis.

Selama aku bertugas di pulau itu hampir 1 tahun kami telah sering melakukan hubungan sex dengan sangat rapi.
Tidak ada seorang pun yang mengetauinya.. dan untunglah perbuatan kami ini aku tidak hamil.
Sebab sebelumnya aku telah ber KB.. dan Pak Sitor pun bebas menumpahkan spermanya di rahimku.

Kapan pun.. kami pun sering melakukannya di rumahku.. kadang di rumah Pak Sitor.
Yang kalau aku pikir.. alangkah bodohnya aku mau digauli di atas dipan kayu.. yang cuma beralaskan tikar usang.

Apa boleh buat.. nasi telah menjadi bubur.. vaginaku telah kena sembur..!!
Namun bagiku.. hasrat terpenuhi dan Pak Sitor pun bisa memberinya.

Pernah suatu hari setelah kami bersebadan di rumahnya..
Pak Sitor minta kepadaku untuk mau hidup dengannya di pulau itu.

Permintaan Pak Sitor ini tentu mengejutkanku, rasanya tidak mungkin..
sebab aku terikat perkawinan dengan suamiku dan aku pun tidak ingin menghancurkannya.

Lagipula Pak Sitor seusia dengan ayahku.. apa jadinya jika ayahku tau.. dan keyakinan kami pun berbeda..
karena Pak Sitor seorang protestan.. meski pun ia mau pindah ke agamaku.. asal aku mau kawin dengannya.

Bagiku ini masalah baru. Rupanya Pak Sitor mulai mencintaiku sejak ia dengan bebas dapat menggauliku.
Pak Sitor pun pernah menanyakan padaku kenapa aku tidak hamil..
padahal setiap ia menyebadani aku spermanya slalu ia tumpahkan di dalam.

Aku tidak memberitau dia jika aku ber-KB.
Dan dia pun sebenarnya menginginkan agar aku hamil.. untuk memuluskan langkahnya memilikiku.

Aku pun menyiasatinya agar ia tidak lagi bermimpi untuk mengawiniku.
Namun bagiku hubungan ini hanyalah sebagai pelarianku dari kesepian selama jauh dari suamiku.

Aku pun menjelaskannya kepada Pak Sitor dengan baik-baik.. saat kami usai berhubungan badan.
Ia akhirnya mengerti dan mau menerima alasanku..
Dan aku pun bilang jika kelak aku pindah hubungan ini harus putus..

Hingga selama aku dinas di pulau ini ia aku beri kebebasan untuk ‘memilikiku’ saat suamiku tidak ada.
Namun jangan coba-coba berbuat macam-macam di depan teman kantorku..
yang kebetulan semuanya penduduk asli pulau itu.

Akhirnya ia mau mengerti dan berjanji akan menutup rapat rahasia kami jika aku pindah..
dan ia pun menerima persyaratanku selama aku ditugaskan di pulau ini.

Selama aku tugas di pulau itu..
Pak Sitor pun terus memberiku kenikmatan ragawi tanpa kenal batas antara kami.

Bagiku cinta hanya untuk suamiku..
Pak Sitor adalah terminal persinggahan yang harus aku singgahi.
Dan dalam hatiku aku berjanji untuk menutup rapat rahasia ini.

Ada penyesalan dalam diriku..
Karena aku mengganggap diriku kotor dan merusak keutuhan perkawinan kami. (. ) ( .)
------------------------------------------------oOo-----------------------------------------------
 
:kopi: .. eroS dooG
Eperibadi..

Yuukk sambil ngupiii..!!
Noh.. di atas Nubi posting Cerita 170..

Sialkan dikenyot.. :nenen: n KEEP SEMPROT..!!
 

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 170 – Diary Reni

Sebuah Kesalahan

Namaku Reni.. usia 27 tahun.. kulit kuning langsat..
Dengan rambut sebahu dengan tinggi 165 cm berat 51 kg..
Dan aku juga telah menikah setahun lebih.

Aku berasal dari keluarga Minang yang terpandang.
Sat ini aku bekerja pada sebuah Bank Pemerintah yang cukup terkenal.

Sedang suamiku Ikhsan adalah seorang staf pengajar..
pada sebuah perguruan tinggi swasta di kota Padang..
ia juga memiliki beberapa usaha perbengkelan.

Kami pun menikah setelah sempat berpacaran kurang lebih 3 tahun.
Perjuangan kami cukup berat dalam mempertahankan cinta dan kasih sayang.

Diantaranya ketidaksetujuan orangtuaku dan orangtua suamiku..
juga sebelumnya aku telah dijodohkan oleh orangtuaku dengan seorang pengusaha.
Namun kami dapat melaluinya dengan keyakinan hingga kami bersatu.

Lalu kami memutuskan menikah dan kami pun sepakat untuk menunda dulu punya anak..
karena aku dan Bang Ikhsan cukup sibuk.. takut nanti tak dapat mengurus anak.

Kehidupan kami sehari-hari cukup mapan dengan keberhasilan kami memiliki sebuah rumah yang asri..
di sebuah lingkungan yang elite dan juga memiliki 2 unit mobil sedan keluaran terbaru hasil usaha kami berdua.

Begitu juga dalam kehidupan sex.. tiada masalah diantara kami.
Ranjang kami pun cukup hangat dengan 4-5 kali seminggu kami berhubungan suami istri.

Aku memutuskan untuk memakai program KB dulu.. agar kehamilanku dapat aku atur.
Aku pun rajin merawat kecantikan dan kebugaran tubuhku..
agar suamiku tidak berpaling dan kehidupan sex kami lancar.

Atas loyalitas dan prestasi kerjaku yang dinilai bagus..
maka pimpinan menunjukku untuk menempati kantor baru..
di sebuah kabupaten baru yang merupakan sebuah ke pulauan.

Aku tidak berani memutuskannya sendiri. Aku harus merundingkannya dulu dengan suamiku..
sebab bagiku naik atau tidak statusku sama saja, yang penting bagiku adalah keluarga dan perkawinanku.

Suamiku pun tanpa aku duga sangat mendorongku agar tidak melepaskan kesempatan ini..
sebab inilah saatnya bagiku untuk meningkatkan kinerjaku yang biasa biasa saja selama ini.
Aku bahagia sekali rupanya suamiku orangnya amat bijaksana dan pengertian.

Namun orangtuaku kurang suka begitu juga mertuaku..
namun mereka akhirnya dapat diatasi oleh suamiku dengan baik..
dan mereka mendorongku agar maju dan tegar.

Suamiku pun minta agar aku setiap minggu pulang ke Padang..
agar dapat berkumpul, aku pun setuju dan berterima kasih padanya.

Kemudian aku mulai pindah ke pulau yang dari Padang..
ditempuh dengan naik kapal motor selama 5 jam itu pun jika cuaca bagus.
Suamiku turut serta mengantar aku dan ia sediakan waktu untuk bersamaku di pulau selama seminggu.

Di pulau itu aku disediakan sebuah rumah dinas lengkap dengan prasarananya terkecuali kendaraan.
Jarak antara kantor dan rumahku hanya dapat ditempuh dengan naik ojek..
karena memang saat itu belum adanya angkutan di sana.

Hari pertama kerja aku diantar oleh suamiku dan sorenya dijemput.
Di pulau ini suamiku ingin agar aku betah dan dapat secepatnya menyesuaikan diri..
karena memang belum lengkap prasarananya dan rumah dinas yang lain masih banyak yang kosong.

Selama di pulau itu pun suamiku tidak lupa memberiku nafkah bathin..
karena nantinya kami akan bertemu seminggu sekali.
Aku pun menyadarinya dan kami pun mereguk kenikmatan badaniah selama suamiku di pulau ini.

Suamiku pun dalam tempo yang singkat telah dapat berkenalan..
dengan beberapa tetangga yang jaraknya lumayan jauh.

Ia juga mengenal beberapa tukang ojek..
hingga tanpa kusadari suatu hari ia menjemputku pakai sepeda motor.

Rupanya ia dapat meminjamnya dari tukang ojek itu.
Salahsatu tetangga juga merupakan tukang ojek yang dikenal suamiku adalah Pak Sitorus.

Pak Sitorus ini adalah laki-laki berusia 65 tahun dan ia tinggal sendirian di pulau itu..
sejak istrinya meninggal dan kedua anaknya pergi mencari kerja ke Jakarta.
Maka laki-laki asal tanah Batak itu harus memenuhi sendiri hidupnya di pulau itu dengan kerja sebagai tukang ojek.

Pak Sitorus biasa dipanggil Pak Sitor..
orangnya sekilas terlihat kasar dan keras namun jika telah kenal ia cukup baik.

Menurut suamiku yang sempat bicara panjang lebar dengan Pak Sitor..
dulunya ia pernah tinggal di Padang yaitu di Muara Padang.. sebagai buruh pelabuhan.

Namun karena suatu sebab ia ingin mengubah nasibnya dengan berdagang namun bangkrut.
Untunglah ia masih punya sepeda motor hingga menjadi tukang ojek.

Hampir tiap akhir minggu aku pulang ke Padang untuk berkumpul dengan suamiku.
Yang namanya pasangan muda tentu saja kami tidak melewatkan saat kebersamaan di ranjang.

Rumah dinasku pun aku titipkan pada Pak Sitor karena suamiku bilang ia dapat di percaya.
Aku pun mengikuti kata kata suamiku.

Kadang kadang aku diberi kabar oleh suamiku bahwa aku tidak usah pulang karena ia yang akan ke pulau.
Seringkali suamiku bolak balik ke pulau hanya karena kangen padaku.

Dan seringkali ia pun memakai sepeda motor Pak Sitor dan memberinya uang lebih.
Suamiku telah menganggap Pak Sitor adalah bagian dari sahabatnya..

Apakagi karena sesekali setiap ia ke pulau.. Pak Sitor diajak makan ke rumah.
Dan Pak Sitor pun sering mengajak suamiku jalan-jalan di pantai yang cukup indah itu.

Suamiku pun sering memberinya uang lebih..
karena Pak Sitor akan ‘menjagaku’ dan rumahku jika aku tinggal.

Mulai sejak saat itu.. aku pun rutin diantar jemput Pak Sitor jika ke kantor.
Tidak jarang ia membawakanku penganan asli pulau itu.

Aku pun menerimanya dengan senang hati dan berterimakasih.
Kadang aku pun sering membawakannya oleh-oleh jika aku pulang ke Padang.

Setelah beberapa bulan aku tugas di pulau itu.. dan melalui rutinitas seperti biasanya..
suamiku datang dan memberiku kabar bahwa ia akan di sekolahkan ke Australia selama 1,5 tahun.
Ini merupakan beasiswa untuk menambah pengetahuannya.

Aku tau bea siswa ini merupakan obsesinya sejak lama.
Aku menerimanya.. aku pikir demi masa depan kami juga dan kebahagian kami nanti.. tidak masalah bagiku.

Suamiku sebelum berangkat sempat berpesan agar aku jangan segan minta tolong kepada Pak Sitor.
Sebab suamiku telah meninggalkan pesan pada Pak Sitor untuk menjagaku.
Suamiku pun titip uang yang harus aku serahkan pada Pak Sitor.

Sejak suamiku di luar negeri.. kami sering telpon-telponan..
dan kadang aku bermasturbasi bersama suamiku lewat telpon.
Itu sering kami lakukan.. maklum untuk memenuhi libido kami berdua.. hingga tagihan telpon meningkat.

Aku tidak mempedulikannya.. selagi dengan suamiku sendiri..
dan aku mengkhayalkan suamiku ada dekatku tidak masalah dan kami berjauhan.

Aku pun mulai jarang pulang ke Padang.. karena suamiku tidak ada. Paling aku pulang sekali sebulan.
Itu pun aku ke rumah orangtuaku. Rumahku pun aku titip dengan saudaraku.

Aku pun melewatkan hari-hariku dengan kesibukan seperti biasanya.
Begitu juga Pak Sitor.. rutin mengantar jemputku.

Sesekali saat aku pulang Pak Sitor mengajakku jalan-jalan keliling pantai.
Aku tolak dengan halus.. sebab aku merasa tidak enak.. apa nanti kata teman kantorku jika melihatnya.
Dan saat itu pun aku sedang tidak mood.. aku merasa lebih tenang di rumah saja.

Di rumah aku beres-beres dan berbenah pekerjaan kantor.
Aku merasakan juga bahwa Pak Sitor akhir-akhir ini amat memperhatikanku.

Tidak jarang ia sore datang.. sekedar memastikan aku tidak apa-apa.
Sebab di pulau itu ia amat di segani dan berpengaruh.

Aku sadari juga kadang dalam berboncengan tanpa sengaja dadaku terdorong ke punggung Pak Sitor..
saat ia menghindari lubang dan saat ia mengerem.

Bagiku itu biasa saja.. maklum dan risiko aku berboncengan dengan sepeda motor dan itu sering terjadi.
Sesekali aku juga merangkul pinggangnya.. karena aku duduknya belum pas di atas jok motornya.

Aku rasa Pak Sitor pun sempat merasakan kelembutan payudaraku yang bernomer 34b ini.
Bagiku ini biasa saja.. sebab di pulau ini mana ada angkutan dan kalau di Padang aku ke kantor..
terbiasa menyetir sendiri, jadi aku harus bisa menganggapnya biasa dan harus aku jalani.

Pada suatu senja saat hari kerja habis yaitu Jumat sore Pak Sitor datang ke rumahku..
seperti biasanya ia dengan ramah menyapaku dan menanyakan keadaanku.
Lalu ia aku silakan masuk dan duduk di ruang tamu.

Sore itu aku telah selesai mandi dan sedang menonton televisi. Pak Sitor mengajakku jalan ke pantai.
Aku keberatan.. sebab aku masih agak capai dan kesal dengan kesibukan suamiku saat ku telpon tadi..
ia tidak bisa terlalu lama di telpon.

Lalu Pak Sitor mengajakku untuk main catur.. kebetulan selama ini ia sering main catur dengan suamiku.
Aku pun setuju karena aku lagi suntuk dan untuk menghilangkan kekecewaanku saat ini.

Aku main catur dengan laki-laki itu.. beberapakali ia kalah dan aku yang menang..
taruhannya adalah sebuah botol yang diikat tali lalu dikalungkan ke leher.

Seumur hidupku baru kali ini aku yang mau bicara bebas dengan laki-laki selain suamiku dan atasanku.
Tidak semua orang dapat bebas berbicara denganku..
dan aku pun termasuk type orang yang memilih dalam mencari lawan bicara..

Maka tidak heran jika aku di cap sombong oleh sebagian orang yang kurang aku kenal.
Namun dengan Pak Sitor aku bicara apa adanya. Dan ceplas ceplos.

Mungkin kami telah saling mengenal dan juga aku merasa membutuhkan tenaganya di pulau ini.
Tanpa terasa kami main catur telah lama hingga jam menunjukan pukul 10 malam.

Di luaran tanpa aku sadari telah hujan deras diiringi petir yang bersahut-sahutan.
Setelah itu kami mengakhiri main catur, aku lalu membersihkan mukaku kebelakang, Pak Sitor juga.

Lalu aku tawari Pak Sitor untuk ngopi biar nggak bosan kataku.
Di pulau saat itu penduduknya telah pada tidur dan yang terdengar hanya deru hujan dan petir.

Pak Sitor minta izin pulang karena hari telah larut setelah menghabiskan kopinya.
Aku tidak sampai hati.. sebab cuaca tidak memungkinkan ia pulang karena rumahnya cukup jauh..
dan lagi pulaaku kuatir jika nanti sempat terkena petir.

Lalu aku tawarkan agar ia tidur di ruang tamuku saja.. dan tampaknya ia bisa menerimanya.
Aku pun lantas memberinya sebuah bantal dan selimut maklum cuaca dingin saat itu.

Petttt.!! Secara tiba-tiba lampu mati.. aku sempat kaget, untunglah ia punya korek api.
Lantas ia membantuku mencari lampu minyak di ruang tengah.

Lampu kami hidupkan dan satu untuk kamarku dan yang satu untuk ruang tamu tempat Pak Sitor tidur.
Aku lalu minta diri untuk lebih dulu tidur sebab aku merasa capai.

Aku lalu tidur di kamar.. sementara dil uaran hujan turun dengan derasnya.. seolah pulau ini akan tenggelam.
Aku berusaha untuk tidur.. namun tidak bisa..

Ada rasa kekuatiran yang tidak aku ketaui.. sebab petir berbunyi begitu kerasnya.
Hingga akhirnya aku putuskan ke ruang tamu saja.. hitung-hitung memancing kantuk..
dengan bincang-bincang dengan Pak Sitor.

Malam itu aku tidak terlalu khawatir sebab aku merasa ada yang melindungi.
Sampai aku di ruang tamu aku lihat Pak Sitor masih berbaring.. namun belum tidur.
ia kaget dan disangka aku telah tidur.

Aku lalu duduk di depannya dan bilang mataku nggak mau tidur..
Ia cuman senyum dan bilang mungkin aku ingat suamiku.

Padahal saat itu aku masih sebal dengan kelakuan suamiku..
Hingga aku tanpa sengaja menceritakan kekesalanku saat itu.

Mestinya aku tidak boleh bilang pada siapa pun suasana hatiku saat itu.. namun meluncur begitu saja.
Dengan cara bijaksana dan kebapakan ia nasehati aku yang belum merasakan asam garam perkawinan.

Dalam suasana temaram cahaya lampu saat itu..
aku tidak menyadari kapan Pak Sitor pindah duduk ke sampingku.

Aku kurang tau.. kenapa aku membiarkannya meraih jemariku..
yang masih melingkar cincin berlian perkawinanku lalu merebahkan kepalaku di dadanya.

Aku merasa terlindung dan merasa ada yang menampung beban pikiranku selama ini.
Dalam pada itu Pak Sitor pun membelai rambutku.. seolah aku adalah istrinya.

Lalu terus kebalik telingaku dan mengembuskan nafasnya yang hangat.
Aku terlena dan membiarkannya terus berbuat itu.. lalu ia cium telingaku dan terus bergeser ke bibirku.

Aku tak menyadari bahwa itu orang lain. Aku salah langkah, dan menilai orang.
Pak Sitor pun mengulum bibirku beberapa saat.

Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam..
dengan terus merabai buah dadaku yang terbungkus BH dan kaos tidur itu.

Padahal yang pantas berbuat itu adalah suamiku tercinta..!!
Namun aku telah tertutup mata hatiku oleh nafsu dan gairah yang menuntut pelampiasan.

Aku lalu dibimbingnya kekamar dan merebahkanku di ranjang..
yang biasa aku gunakan untuk bercinta dengan suamiku.

Namun kini yang berada di sini.. di sampingku bukanlah suamiku..
Melainkan seorang laki-laki tukang ojek yang notabene tidak pantas untukku yang sepantaran ayahku.

Uhhhh..!! Aku terlarut dalam gairah yang menghentak.
Pak Sitor menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam.

Sedang lampu di luar tadi telah ia matikan. Aku diam menanti apa yang akan di perbuatnya padaku.
Padahal selama ini aku tidak sekali pun memberi hati jika ada laki-laki lain yang iseng merabaku dan mencolekku.

Aku termasuk wanita yang menjunjung tinggi kesucian dan kehormatan..
sesuai yang selalu diajarkan orangtua dan agamaku. Tapi semua musnah oleh keangkuhanku sendiri.

Aku terbaring tak berdaya dan Pak Sitor pun berusaha melepaskan pakaianku satu per satu.
Mulai dari kaosku.. lalu celana panjang dan akhirnya bra dan celana dalam kremku terlempar ke lantai.
Aku hanya memejamkan mataku.. aku pun semakin dibutakan oleh nafsuku yang mulai naik.

Selesai menelanjangi aku.. lalu ia pun melepaskan pakaiannya hingga lapis terakhir.
Aku memperhatikan tubuhnya yang hitam..

Meski pun sudah tua namun ototnya masih terlihat kuat. Oh.. ada gambar tatto tengkorak di lengannya.
Aku tau dia adalah laki-laki yang biasa keras dan jarang ada kelembutan.
Itu aku ketahui saat ia mulai merabaiku dan menelanjangiku.

Ia pun mulai memelukku dan menciumiku dari leher hingga belahan dadaku dengan kasar.
Rabaan tangannya yang kasar membuatku kesakitan..

Suamiku.. dalam merabanya cukup hati-hati.. namun Pak Sitor watak kasarnya terlihat.
Tampaknya ia sudah lama tidak berhubungan badan dengan wanita..
Maka saat itu akulah yang menjadi sarana pelampiasan nafsunya.

Aku tak kuasa atas tindakannya. Air mataku menetes..
karena ada penyesalan dan aku telah menodai perkawinanku.

Namun percuma.. Pak Sitor asyik dengan tindakannya.
Tiap jengkal tubuhku di jamahnya tanpa terlewatkan seincipun.
Tubuhku pun berkeringat tidak tahan dan geli bercampur gairah.

Lalu mulutnya turun ke selangkanganku dan ia sibakkan kedua kakiku yang putih bersih itu.
Di situ lidahnya bermain menjilat klitorisku. Kepalaku miring kekiri kanan menahan gejolak yang melandaku.

Peganganku hanya kain sprei yang aku tarik karena desakan itu.
Kedua kakiku pun menerjang dan menghentak.. tidak tahan atas gairah yang melandaku.

Beberapa menit kemudian aku orgasme dan mulutnya menelan air orgasmeku itu.
Badanku lemas tak bertenaga. Mataku pun terpejam..

Tak lama lalu aku kembali di bangkitkan lagi Pak Sitor..
dengan menciumi balik telingaku hingga liang kehormatanku.. vaginaku

Di sana jarinya ia masukkan dan mulai mengacak acak liang kewanitaanku.. lalu mempermainkan celahnya.
Tampaknya Pak Sitor telah lama merencanakan ini.. dan juga mungkin telah lama ia berobsesi untuk meniduriku.
Berarti ia telah melanggar amanat suamiku.

Aku pun akhirnya orgasme untuk yang keduakalinya oleh tangan Pak Sitor.
Badanku telah basah oleh keringat kami berdua.

Aku lemas dan Pak Sitor minta izin padaku untuk memasukkan penisnya ke lubang kehormatanku.
Aku menggeleng tidak setuju.. sebab aku tau konsekwensinya.

Liang kehormatanku akan cemar oleh cairan laki-laki lain dan aku merasa terlalu jauh berkhianat pada suamiku.
Bagiku cukuplah tindakannya tadi.. dan tidak usah diteruskan lagi hingga penetrasi.

Ia pun mau menerima pendapatku dan aku lihat ada rasa kecewa di matanya yang telah terobsesi menyenggamaiku.
Aku liat penisnya telah siap memasuki diriku jika tadi kuizinkan.
Ohh..!! Panjangnya melebihi milik suamiku dan agak bengkok dengan diameter yang melebar.

Pak Sitor minta aku untuk membantunya klimaks dengan mengulum penisnya.
Aku kembali menggeleng karena aku dan suamiku selama ini tidak pernah melakukan oral sex..
baik suami kepadaku juga sebaliknya.. meski pun aku selalu menjaga kebersihan wilayah sensitif kami.

Pak Sitor mohon sebab ia merasa tersiksa sebab ia belum klimaks.
Dalam hati aku merasa kasihan juga.. tidak adil rasanya..
Aku yang telah dibantunya sampai 2 kali orgasme membiarkannya seperti itu.

Akhirnya aku beranikan diri mengulumnya.
Dengan sedikit jijik aku buka mulutku.. namun tidak muat seluruhnya dan hanya sampai batangnya saja.

Mulutku serasa mau robek karena besarnya penis Pak Sitor.
Baru beberapakali kulum aku serasa mual dan mau muntah oleh aroma kelamin Pak Sitor itu.

Aku maklum saja.. karena ia kurang bersih dan seperti kebiasaan laki-laki batak ini..
penisnya tidak ia sunat hingga membuatnya agak kotor serta makanan yang tidak beraturan barangkali.

Aku lalu menyerah dan melepaskan penis Pak Sitor dari mulutku.
Aku heran Pak Sitor ini sampai sekian lama koq tidak juga klimaks.

Aku salut akan staminanya dan sikapnya yang menghargai wanita dengan tidak memaksakan kehendak..
padahal aku saat ini bisa saja ia paksa namun tidak ia lakukan.

Aku merasa bersalah pada diriku.. dan ingin membantunya saat itu.
Jelas saja dalam pikiranku berperang.. antara birahi dan moral.

Namun karena terlanjur basah.. dan tidak ingin menambah masalah antara aku dan Pak Sitor.
Jika aku larang terus.. bisa-bisa nantinya Pak Sitor bisa saja memperkosaku..

Sebab seorang laki-laki yang telah berbirahi di ubun ubun sering bertindak nekad..
Dan lagipula aku sendirian di pulau ini.

Akhirnya.. dengan pertimbangan demi kebaikan kami berdua.. sebagai 'pembenaran' pikiranku..
maka aku izinkan dia melakukan penetrasi di dalam vaginaku.

Pak Sitor pun terlihat merasa gembira.. sebab tadi sempat kulihat wajahnya tegang sekali.
Aku lalu berbaring dan membuka kedua pahaku.. memberinya jalan memasuki rahimku.

Tubuh kami berdua saat itu telah sama sama berkeringat dan rambutku telah kusut.
Dari temaran lampu dinding aku lihat Pak Sitor bersiap siap mengarahkan penisnya.

Posisinya pas di atas tubuhku. Tubuhnya telah basah oleh keringat..
hingga membuat badannya hitam berkilat mungkin karena ia masih menahan untuk ejakulasi.

Di luaran saat ini hujan pun seakan tidak mau kalah oleh gelombang nafsu kami berdua.
Pak Sitor dengan hati-hati menempelkan kepala penisnya.
Ia tau jika tergesa gesa akan membuatku kesakitan.. sebab punyaku masih sempit dan belum pernah melahirkan.

Aku pun berusaha memperlebar kedua pahaku hingga mudah dimasuki kejantanan Pak Sitor.
Sebab aku melihat kejantanannya panjang dan agak bengkok.. jadi aku bersiap-siap agar aku jangan kesakitan.

Aku pun sempat bilang kepadanya untuk jangan cepat-cepat.
Slebbb.. slebbb..!! Dengan bertahap ia mulai memasukkan penisnya.

Unghhh..!! Tak pelak aku memejamkan mata ketika merasakan sentuhan pertemuan kemaluan kami.
Untuk melancarkan jalannya.. kakiku ia angkat hingga bahunya..
Slebbb.. lalu langsung penisnya masuk ke rahimku dengan lambat.

Aku terkejut dan merasakan nyilu di bibir liang nikmatku..
Aku meracau kesakitan lalu Pak Sitor membungkam mulutku dengan mulutnya.

Tidak lama kemudian seluruh penisnya masuk ke kemaluanku..
Crebb.. clebb.. clebbb.. crebb.. crebb.. clebb.. dan ia mulai melakukan gerak maju mundur.

Ohhhh..!! Betapa aku merasakan tulangku bagai lolos..
Rasanya sama seperti saat aku dan suamiku melakukan hubungan intim..
saat kegadisanku aku serahkan pada malam penganten dulu.

Dan tidak lama kemudian aku merasakan kenikmatan.
Mulut Pak Sitor pun lepas dari mulutku karena aku tidak kesakitan lagi.

Kekuatan laki-laki ini amat membuatku salut..
sampai membuat ranjangku dan badanku bergetar semua seperti kapal yang terserang badai.

Kurang lebih 15 menit kemudian Pak Sitor gerakannya bertambah cepat dan tubuhnya menegang hebat.
Crattt.. crattt.. crattt..!! Aku merasakan di dalam rahimku basah oleh cairan hangat.

Tubuhnya lalu rebah di atas tubuhku tanpa melepaskan penisnya dari dalam rahimku.
Aku pun dari tadi pun telah sempat kembali orgasme..

Kami pun tertidur sementara di luar hujan masih saja turun.
Butiran keringat kami membuat basah sprei yang kusut di sana sini.

Saat itu tidak ada lagi batas di antara kami.. namun aku merasa telah berdosa kepada suamiku.
Hingga tengah malam Pak Sitor pun kembali menggauliku sepuasnya..
Dan aku pun tidak merasa segan lagi.. karena kami tidak lagi merasa asing satu sama lain.

Aku pun tidak merasa jijik jika melakukan oral sex dengan Pak Sitor.
Bagi wanita sangat sulit untuk melepaskan diri dari kejadian ini.

Penyesalan pun tiada gunanya.
Bagiku yang tampak di luarnya keras dan berwibawa juga penuh kesombongan..
namun semuanya tiada arti lagi jika laki-laki telah berhasil menggaulinya.

Kehormatan dan perkawinan yang aku junjung pun luntur sudah.
Namun aku bisa bilang pada siapa dan Pak Sitor pun kini telah merasa jadi pemenang..
dengan kemampuannya menaklukanku hingga aku tidak berdaya.

Dan aku semakin tidak berdaya jika ia telah berada di dalam kamarku, untuk bersebadan dengannya.
Dari awal kesalahan yang kubuat ini..
aku merasakan telah terperdaya oleh gelombang gairah yang dipancarkan oleh Pak Sitor.

Sangat aneh bagiku jika Pak Sitor yang seusia dengan ayahku ini..
masih mampu mengalahkanku dan membuatku orgasme berkali-kali..
Tidak seperti suamiku yang hanya bisa membuatku orgasme sekali saja begitu juga aku.

Aku akui aku mendapatkan pengalaman baru dan mengaburkan pendapatku selama ini..
bahwa laki-laki paro baya akan hilang keperkasaannya.

Selama kami berhubungan badan aku sempat bertanya padanya bagaimana ia bisa sekuat itu.
Dan Pak Sitor pun bercerita bahwa ia sering mengosumsi makanan khas Batak..
yang menurutnya dapat menjaga dan menambah vitalitas pria.

Aku bergidik jijik dan mau muntah mendengarnya.
Aku jadi ingat.. pantas saja saat bersebadan dengannya bau keringatnya lain.
Juga saat aku mengulum kemaluannya terasa panas dan amis.

Selama aku bertugas di pulau itu hampir 1 tahun kami telah sering melakukan hubungan sex dengan sangat rapi.
Tidak ada seorang pun yang mengetauinya.. dan untunglah perbuatan kami ini aku tidak hamil.
Sebab sebelumnya aku telah ber KB.. dan Pak Sitor pun bebas menumpahkan spermanya di rahimku.

Kapan pun.. kami pun sering melakukannya di rumahku.. kadang di rumah Pak Sitor.
Yang kalau aku pikir.. alangkah bodohnya aku mau digauli di atas dipan kayu.. yang cuma beralaskan tikar usang.

Apa boleh buat.. nasi telah menjadi bubur.. vaginaku telah kena sembur..!!
Namun bagiku.. hasrat terpenuhi dan Pak Sitor pun bisa memberinya.

Pernah suatu hari setelah kami bersebadan di rumahnya..
Pak Sitor minta kepadaku untuk mau hidup dengannya di pulau itu.

Permintaan Pak Sitor ini tentu mengejutkanku, rasanya tidak mungkin..
sebab aku terikat perkawinan dengan suamiku dan aku pun tidak ingin menghancurkannya.

Lagipula Pak Sitor seusia dengan ayahku.. apa jadinya jika ayahku tau.. dan keyakinan kami pun berbeda..
karena Pak Sitor seorang protestan.. meski pun ia mau pindah ke agamaku.. asal aku mau kawin dengannya.

Bagiku ini masalah baru. Rupanya Pak Sitor mulai mencintaiku sejak ia dengan bebas dapat menggauliku.
Pak Sitor pun pernah menanyakan padaku kenapa aku tidak hamil..
padahal setiap ia menyebadani aku spermanya slalu ia tumpahkan di dalam.

Aku tidak memberitau dia jika aku ber-KB.
Dan dia pun sebenarnya menginginkan agar aku hamil.. untuk memuluskan langkahnya memilikiku.

Aku pun menyiasatinya agar ia tidak lagi bermimpi untuk mengawiniku.
Namun bagiku hubungan ini hanyalah sebagai pelarianku dari kesepian selama jauh dari suamiku.

Aku pun menjelaskannya kepada Pak Sitor dengan baik-baik.. saat kami usai berhubungan badan.
Ia akhirnya mengerti dan mau menerima alasanku..
Dan aku pun bilang jika kelak aku pindah hubungan ini harus putus..

Hingga selama aku dinas di pulau ini ia aku beri kebebasan untuk ‘memilikiku’ saat suamiku tidak ada.
Namun jangan coba-coba berbuat macam-macam di depan teman kantorku..
yang kebetulan semuanya penduduk asli pulau itu.

Akhirnya ia mau mengerti dan berjanji akan menutup rapat rahasia kami jika aku pindah..
dan ia pun menerima persyaratanku selama aku ditugaskan di pulau ini.

Selama aku tugas di pulau itu..
Pak Sitor pun terus memberiku kenikmatan ragawi tanpa kenal batas antara kami.

Bagiku cinta hanya untuk suamiku..
Pak Sitor adalah terminal persinggahan yang harus aku singgahi.
Dan dalam hatiku aku berjanji untuk menutup rapat rahasia ini.

Ada penyesalan dalam diriku..
Karena aku mengganggap diriku kotor dan merusak keutuhan perkawinan kami. (. ) ( .)
------------------------------------------------oOo-----------------------------------------------

mantap hu... ada lagi kah yg mirip2 begini?
 

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 170 – Diary Reni

Sebuah Kesalahan

Namaku Reni.. usia 27 tahun.. kulit kuning langsat..
Dengan rambut sebahu dengan tinggi 165 cm berat 51 kg..
Dan aku juga telah menikah setahun lebih.

Aku berasal dari keluarga Minang yang terpandang.
Sat ini aku bekerja pada sebuah Bank Pemerintah yang cukup terkenal.

Sedang suamiku Ikhsan adalah seorang staf pengajar..
pada sebuah perguruan tinggi swasta di kota Padang..
ia juga memiliki beberapa usaha perbengkelan.

Kami pun menikah setelah sempat berpacaran kurang lebih 3 tahun.
Perjuangan kami cukup berat dalam mempertahankan cinta dan kasih sayang.

Diantaranya ketidaksetujuan orangtuaku dan orangtua suamiku..
juga sebelumnya aku telah dijodohkan oleh orangtuaku dengan seorang pengusaha.
Namun kami dapat melaluinya dengan keyakinan hingga kami bersatu.

Lalu kami memutuskan menikah dan kami pun sepakat untuk menunda dulu punya anak..
karena aku dan Bang Ikhsan cukup sibuk.. takut nanti tak dapat mengurus anak.

Kehidupan kami sehari-hari cukup mapan dengan keberhasilan kami memiliki sebuah rumah yang asri..
di sebuah lingkungan yang elite dan juga memiliki 2 unit mobil sedan keluaran terbaru hasil usaha kami berdua.

Begitu juga dalam kehidupan sex.. tiada masalah diantara kami.
Ranjang kami pun cukup hangat dengan 4-5 kali seminggu kami berhubungan suami istri.

Aku memutuskan untuk memakai program KB dulu.. agar kehamilanku dapat aku atur.
Aku pun rajin merawat kecantikan dan kebugaran tubuhku..
agar suamiku tidak berpaling dan kehidupan sex kami lancar.

Atas loyalitas dan prestasi kerjaku yang dinilai bagus..
maka pimpinan menunjukku untuk menempati kantor baru..
di sebuah kabupaten baru yang merupakan sebuah ke pulauan.

Aku tidak berani memutuskannya sendiri. Aku harus merundingkannya dulu dengan suamiku..
sebab bagiku naik atau tidak statusku sama saja, yang penting bagiku adalah keluarga dan perkawinanku.

Suamiku pun tanpa aku duga sangat mendorongku agar tidak melepaskan kesempatan ini..
sebab inilah saatnya bagiku untuk meningkatkan kinerjaku yang biasa biasa saja selama ini.
Aku bahagia sekali rupanya suamiku orangnya amat bijaksana dan pengertian.

Namun orangtuaku kurang suka begitu juga mertuaku..
namun mereka akhirnya dapat diatasi oleh suamiku dengan baik..
dan mereka mendorongku agar maju dan tegar.

Suamiku pun minta agar aku setiap minggu pulang ke Padang..
agar dapat berkumpul, aku pun setuju dan berterima kasih padanya.

Kemudian aku mulai pindah ke pulau yang dari Padang..
ditempuh dengan naik kapal motor selama 5 jam itu pun jika cuaca bagus.
Suamiku turut serta mengantar aku dan ia sediakan waktu untuk bersamaku di pulau selama seminggu.

Di pulau itu aku disediakan sebuah rumah dinas lengkap dengan prasarananya terkecuali kendaraan.
Jarak antara kantor dan rumahku hanya dapat ditempuh dengan naik ojek..
karena memang saat itu belum adanya angkutan di sana.

Hari pertama kerja aku diantar oleh suamiku dan sorenya dijemput.
Di pulau ini suamiku ingin agar aku betah dan dapat secepatnya menyesuaikan diri..
karena memang belum lengkap prasarananya dan rumah dinas yang lain masih banyak yang kosong.

Selama di pulau itu pun suamiku tidak lupa memberiku nafkah bathin..
karena nantinya kami akan bertemu seminggu sekali.
Aku pun menyadarinya dan kami pun mereguk kenikmatan badaniah selama suamiku di pulau ini.

Suamiku pun dalam tempo yang singkat telah dapat berkenalan..
dengan beberapa tetangga yang jaraknya lumayan jauh.

Ia juga mengenal beberapa tukang ojek..
hingga tanpa kusadari suatu hari ia menjemputku pakai sepeda motor.

Rupanya ia dapat meminjamnya dari tukang ojek itu.
Salahsatu tetangga juga merupakan tukang ojek yang dikenal suamiku adalah Pak Sitorus.

Pak Sitorus ini adalah laki-laki berusia 65 tahun dan ia tinggal sendirian di pulau itu..
sejak istrinya meninggal dan kedua anaknya pergi mencari kerja ke Jakarta.
Maka laki-laki asal tanah Batak itu harus memenuhi sendiri hidupnya di pulau itu dengan kerja sebagai tukang ojek.

Pak Sitorus biasa dipanggil Pak Sitor..
orangnya sekilas terlihat kasar dan keras namun jika telah kenal ia cukup baik.

Menurut suamiku yang sempat bicara panjang lebar dengan Pak Sitor..
dulunya ia pernah tinggal di Padang yaitu di Muara Padang.. sebagai buruh pelabuhan.

Namun karena suatu sebab ia ingin mengubah nasibnya dengan berdagang namun bangkrut.
Untunglah ia masih punya sepeda motor hingga menjadi tukang ojek.

Hampir tiap akhir minggu aku pulang ke Padang untuk berkumpul dengan suamiku.
Yang namanya pasangan muda tentu saja kami tidak melewatkan saat kebersamaan di ranjang.

Rumah dinasku pun aku titipkan pada Pak Sitor karena suamiku bilang ia dapat di percaya.
Aku pun mengikuti kata kata suamiku.

Kadang kadang aku diberi kabar oleh suamiku bahwa aku tidak usah pulang karena ia yang akan ke pulau.
Seringkali suamiku bolak balik ke pulau hanya karena kangen padaku.

Dan seringkali ia pun memakai sepeda motor Pak Sitor dan memberinya uang lebih.
Suamiku telah menganggap Pak Sitor adalah bagian dari sahabatnya..

Apakagi karena sesekali setiap ia ke pulau.. Pak Sitor diajak makan ke rumah.
Dan Pak Sitor pun sering mengajak suamiku jalan-jalan di pantai yang cukup indah itu.

Suamiku pun sering memberinya uang lebih..
karena Pak Sitor akan ‘menjagaku’ dan rumahku jika aku tinggal.

Mulai sejak saat itu.. aku pun rutin diantar jemput Pak Sitor jika ke kantor.
Tidak jarang ia membawakanku penganan asli pulau itu.

Aku pun menerimanya dengan senang hati dan berterimakasih.
Kadang aku pun sering membawakannya oleh-oleh jika aku pulang ke Padang.

Setelah beberapa bulan aku tugas di pulau itu.. dan melalui rutinitas seperti biasanya..
suamiku datang dan memberiku kabar bahwa ia akan di sekolahkan ke Australia selama 1,5 tahun.
Ini merupakan beasiswa untuk menambah pengetahuannya.

Aku tau bea siswa ini merupakan obsesinya sejak lama.
Aku menerimanya.. aku pikir demi masa depan kami juga dan kebahagian kami nanti.. tidak masalah bagiku.

Suamiku sebelum berangkat sempat berpesan agar aku jangan segan minta tolong kepada Pak Sitor.
Sebab suamiku telah meninggalkan pesan pada Pak Sitor untuk menjagaku.
Suamiku pun titip uang yang harus aku serahkan pada Pak Sitor.

Sejak suamiku di luar negeri.. kami sering telpon-telponan..
dan kadang aku bermasturbasi bersama suamiku lewat telpon.
Itu sering kami lakukan.. maklum untuk memenuhi libido kami berdua.. hingga tagihan telpon meningkat.

Aku tidak mempedulikannya.. selagi dengan suamiku sendiri..
dan aku mengkhayalkan suamiku ada dekatku tidak masalah dan kami berjauhan.

Aku pun mulai jarang pulang ke Padang.. karena suamiku tidak ada. Paling aku pulang sekali sebulan.
Itu pun aku ke rumah orangtuaku. Rumahku pun aku titip dengan saudaraku.

Aku pun melewatkan hari-hariku dengan kesibukan seperti biasanya.
Begitu juga Pak Sitor.. rutin mengantar jemputku.

Sesekali saat aku pulang Pak Sitor mengajakku jalan-jalan keliling pantai.
Aku tolak dengan halus.. sebab aku merasa tidak enak.. apa nanti kata teman kantorku jika melihatnya.
Dan saat itu pun aku sedang tidak mood.. aku merasa lebih tenang di rumah saja.

Di rumah aku beres-beres dan berbenah pekerjaan kantor.
Aku merasakan juga bahwa Pak Sitor akhir-akhir ini amat memperhatikanku.

Tidak jarang ia sore datang.. sekedar memastikan aku tidak apa-apa.
Sebab di pulau itu ia amat di segani dan berpengaruh.

Aku sadari juga kadang dalam berboncengan tanpa sengaja dadaku terdorong ke punggung Pak Sitor..
saat ia menghindari lubang dan saat ia mengerem.

Bagiku itu biasa saja.. maklum dan risiko aku berboncengan dengan sepeda motor dan itu sering terjadi.
Sesekali aku juga merangkul pinggangnya.. karena aku duduknya belum pas di atas jok motornya.

Aku rasa Pak Sitor pun sempat merasakan kelembutan payudaraku yang bernomer 34b ini.
Bagiku ini biasa saja.. sebab di pulau ini mana ada angkutan dan kalau di Padang aku ke kantor..
terbiasa menyetir sendiri, jadi aku harus bisa menganggapnya biasa dan harus aku jalani.

Pada suatu senja saat hari kerja habis yaitu Jumat sore Pak Sitor datang ke rumahku..
seperti biasanya ia dengan ramah menyapaku dan menanyakan keadaanku.
Lalu ia aku silakan masuk dan duduk di ruang tamu.

Sore itu aku telah selesai mandi dan sedang menonton televisi. Pak Sitor mengajakku jalan ke pantai.
Aku keberatan.. sebab aku masih agak capai dan kesal dengan kesibukan suamiku saat ku telpon tadi..
ia tidak bisa terlalu lama di telpon.

Lalu Pak Sitor mengajakku untuk main catur.. kebetulan selama ini ia sering main catur dengan suamiku.
Aku pun setuju karena aku lagi suntuk dan untuk menghilangkan kekecewaanku saat ini.

Aku main catur dengan laki-laki itu.. beberapakali ia kalah dan aku yang menang..
taruhannya adalah sebuah botol yang diikat tali lalu dikalungkan ke leher.

Seumur hidupku baru kali ini aku yang mau bicara bebas dengan laki-laki selain suamiku dan atasanku.
Tidak semua orang dapat bebas berbicara denganku..
dan aku pun termasuk type orang yang memilih dalam mencari lawan bicara..

Maka tidak heran jika aku di cap sombong oleh sebagian orang yang kurang aku kenal.
Namun dengan Pak Sitor aku bicara apa adanya. Dan ceplas ceplos.

Mungkin kami telah saling mengenal dan juga aku merasa membutuhkan tenaganya di pulau ini.
Tanpa terasa kami main catur telah lama hingga jam menunjukan pukul 10 malam.

Di luaran tanpa aku sadari telah hujan deras diiringi petir yang bersahut-sahutan.
Setelah itu kami mengakhiri main catur, aku lalu membersihkan mukaku kebelakang, Pak Sitor juga.

Lalu aku tawari Pak Sitor untuk ngopi biar nggak bosan kataku.
Di pulau saat itu penduduknya telah pada tidur dan yang terdengar hanya deru hujan dan petir.

Pak Sitor minta izin pulang karena hari telah larut setelah menghabiskan kopinya.
Aku tidak sampai hati.. sebab cuaca tidak memungkinkan ia pulang karena rumahnya cukup jauh..
dan lagi pulaaku kuatir jika nanti sempat terkena petir.

Lalu aku tawarkan agar ia tidur di ruang tamuku saja.. dan tampaknya ia bisa menerimanya.
Aku pun lantas memberinya sebuah bantal dan selimut maklum cuaca dingin saat itu.

Petttt.!! Secara tiba-tiba lampu mati.. aku sempat kaget, untunglah ia punya korek api.
Lantas ia membantuku mencari lampu minyak di ruang tengah.

Lampu kami hidupkan dan satu untuk kamarku dan yang satu untuk ruang tamu tempat Pak Sitor tidur.
Aku lalu minta diri untuk lebih dulu tidur sebab aku merasa capai.

Aku lalu tidur di kamar.. sementara dil uaran hujan turun dengan derasnya.. seolah pulau ini akan tenggelam.
Aku berusaha untuk tidur.. namun tidak bisa..

Ada rasa kekuatiran yang tidak aku ketaui.. sebab petir berbunyi begitu kerasnya.
Hingga akhirnya aku putuskan ke ruang tamu saja.. hitung-hitung memancing kantuk..
dengan bincang-bincang dengan Pak Sitor.

Malam itu aku tidak terlalu khawatir sebab aku merasa ada yang melindungi.
Sampai aku di ruang tamu aku lihat Pak Sitor masih berbaring.. namun belum tidur.
ia kaget dan disangka aku telah tidur.

Aku lalu duduk di depannya dan bilang mataku nggak mau tidur..
Ia cuman senyum dan bilang mungkin aku ingat suamiku.

Padahal saat itu aku masih sebal dengan kelakuan suamiku..
Hingga aku tanpa sengaja menceritakan kekesalanku saat itu.

Mestinya aku tidak boleh bilang pada siapa pun suasana hatiku saat itu.. namun meluncur begitu saja.
Dengan cara bijaksana dan kebapakan ia nasehati aku yang belum merasakan asam garam perkawinan.

Dalam suasana temaram cahaya lampu saat itu..
aku tidak menyadari kapan Pak Sitor pindah duduk ke sampingku.

Aku kurang tau.. kenapa aku membiarkannya meraih jemariku..
yang masih melingkar cincin berlian perkawinanku lalu merebahkan kepalaku di dadanya.

Aku merasa terlindung dan merasa ada yang menampung beban pikiranku selama ini.
Dalam pada itu Pak Sitor pun membelai rambutku.. seolah aku adalah istrinya.

Lalu terus kebalik telingaku dan mengembuskan nafasnya yang hangat.
Aku terlena dan membiarkannya terus berbuat itu.. lalu ia cium telingaku dan terus bergeser ke bibirku.

Aku tak menyadari bahwa itu orang lain. Aku salah langkah, dan menilai orang.
Pak Sitor pun mengulum bibirku beberapa saat.

Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam..
dengan terus merabai buah dadaku yang terbungkus BH dan kaos tidur itu.

Padahal yang pantas berbuat itu adalah suamiku tercinta..!!
Namun aku telah tertutup mata hatiku oleh nafsu dan gairah yang menuntut pelampiasan.

Aku lalu dibimbingnya kekamar dan merebahkanku di ranjang..
yang biasa aku gunakan untuk bercinta dengan suamiku.

Namun kini yang berada di sini.. di sampingku bukanlah suamiku..
Melainkan seorang laki-laki tukang ojek yang notabene tidak pantas untukku yang sepantaran ayahku.

Uhhhh..!! Aku terlarut dalam gairah yang menghentak.
Pak Sitor menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam.

Sedang lampu di luar tadi telah ia matikan. Aku diam menanti apa yang akan di perbuatnya padaku.
Padahal selama ini aku tidak sekali pun memberi hati jika ada laki-laki lain yang iseng merabaku dan mencolekku.

Aku termasuk wanita yang menjunjung tinggi kesucian dan kehormatan..
sesuai yang selalu diajarkan orangtua dan agamaku. Tapi semua musnah oleh keangkuhanku sendiri.

Aku terbaring tak berdaya dan Pak Sitor pun berusaha melepaskan pakaianku satu per satu.
Mulai dari kaosku.. lalu celana panjang dan akhirnya bra dan celana dalam kremku terlempar ke lantai.
Aku hanya memejamkan mataku.. aku pun semakin dibutakan oleh nafsuku yang mulai naik.

Selesai menelanjangi aku.. lalu ia pun melepaskan pakaiannya hingga lapis terakhir.
Aku memperhatikan tubuhnya yang hitam..

Meski pun sudah tua namun ototnya masih terlihat kuat. Oh.. ada gambar tatto tengkorak di lengannya.
Aku tau dia adalah laki-laki yang biasa keras dan jarang ada kelembutan.
Itu aku ketahui saat ia mulai merabaiku dan menelanjangiku.

Ia pun mulai memelukku dan menciumiku dari leher hingga belahan dadaku dengan kasar.
Rabaan tangannya yang kasar membuatku kesakitan..

Suamiku.. dalam merabanya cukup hati-hati.. namun Pak Sitor watak kasarnya terlihat.
Tampaknya ia sudah lama tidak berhubungan badan dengan wanita..
Maka saat itu akulah yang menjadi sarana pelampiasan nafsunya.

Aku tak kuasa atas tindakannya. Air mataku menetes..
karena ada penyesalan dan aku telah menodai perkawinanku.

Namun percuma.. Pak Sitor asyik dengan tindakannya.
Tiap jengkal tubuhku di jamahnya tanpa terlewatkan seincipun.
Tubuhku pun berkeringat tidak tahan dan geli bercampur gairah.

Lalu mulutnya turun ke selangkanganku dan ia sibakkan kedua kakiku yang putih bersih itu.
Di situ lidahnya bermain menjilat klitorisku. Kepalaku miring kekiri kanan menahan gejolak yang melandaku.

Peganganku hanya kain sprei yang aku tarik karena desakan itu.
Kedua kakiku pun menerjang dan menghentak.. tidak tahan atas gairah yang melandaku.

Beberapa menit kemudian aku orgasme dan mulutnya menelan air orgasmeku itu.
Badanku lemas tak bertenaga. Mataku pun terpejam..

Tak lama lalu aku kembali di bangkitkan lagi Pak Sitor..
dengan menciumi balik telingaku hingga liang kehormatanku.. vaginaku

Di sana jarinya ia masukkan dan mulai mengacak acak liang kewanitaanku.. lalu mempermainkan celahnya.
Tampaknya Pak Sitor telah lama merencanakan ini.. dan juga mungkin telah lama ia berobsesi untuk meniduriku.
Berarti ia telah melanggar amanat suamiku.

Aku pun akhirnya orgasme untuk yang keduakalinya oleh tangan Pak Sitor.
Badanku telah basah oleh keringat kami berdua.

Aku lemas dan Pak Sitor minta izin padaku untuk memasukkan penisnya ke lubang kehormatanku.
Aku menggeleng tidak setuju.. sebab aku tau konsekwensinya.

Liang kehormatanku akan cemar oleh cairan laki-laki lain dan aku merasa terlalu jauh berkhianat pada suamiku.
Bagiku cukuplah tindakannya tadi.. dan tidak usah diteruskan lagi hingga penetrasi.

Ia pun mau menerima pendapatku dan aku lihat ada rasa kecewa di matanya yang telah terobsesi menyenggamaiku.
Aku liat penisnya telah siap memasuki diriku jika tadi kuizinkan.
Ohh..!! Panjangnya melebihi milik suamiku dan agak bengkok dengan diameter yang melebar.

Pak Sitor minta aku untuk membantunya klimaks dengan mengulum penisnya.
Aku kembali menggeleng karena aku dan suamiku selama ini tidak pernah melakukan oral sex..
baik suami kepadaku juga sebaliknya.. meski pun aku selalu menjaga kebersihan wilayah sensitif kami.

Pak Sitor mohon sebab ia merasa tersiksa sebab ia belum klimaks.
Dalam hati aku merasa kasihan juga.. tidak adil rasanya..
Aku yang telah dibantunya sampai 2 kali orgasme membiarkannya seperti itu.

Akhirnya aku beranikan diri mengulumnya.
Dengan sedikit jijik aku buka mulutku.. namun tidak muat seluruhnya dan hanya sampai batangnya saja.

Mulutku serasa mau robek karena besarnya penis Pak Sitor.
Baru beberapakali kulum aku serasa mual dan mau muntah oleh aroma kelamin Pak Sitor itu.

Aku maklum saja.. karena ia kurang bersih dan seperti kebiasaan laki-laki batak ini..
penisnya tidak ia sunat hingga membuatnya agak kotor serta makanan yang tidak beraturan barangkali.

Aku lalu menyerah dan melepaskan penis Pak Sitor dari mulutku.
Aku heran Pak Sitor ini sampai sekian lama koq tidak juga klimaks.

Aku salut akan staminanya dan sikapnya yang menghargai wanita dengan tidak memaksakan kehendak..
padahal aku saat ini bisa saja ia paksa namun tidak ia lakukan.

Aku merasa bersalah pada diriku.. dan ingin membantunya saat itu.
Jelas saja dalam pikiranku berperang.. antara birahi dan moral.

Namun karena terlanjur basah.. dan tidak ingin menambah masalah antara aku dan Pak Sitor.
Jika aku larang terus.. bisa-bisa nantinya Pak Sitor bisa saja memperkosaku..

Sebab seorang laki-laki yang telah berbirahi di ubun ubun sering bertindak nekad..
Dan lagipula aku sendirian di pulau ini.

Akhirnya.. dengan pertimbangan demi kebaikan kami berdua.. sebagai 'pembenaran' pikiranku..
maka aku izinkan dia melakukan penetrasi di dalam vaginaku.

Pak Sitor pun terlihat merasa gembira.. sebab tadi sempat kulihat wajahnya tegang sekali.
Aku lalu berbaring dan membuka kedua pahaku.. memberinya jalan memasuki rahimku.

Tubuh kami berdua saat itu telah sama sama berkeringat dan rambutku telah kusut.
Dari temaran lampu dinding aku lihat Pak Sitor bersiap siap mengarahkan penisnya.

Posisinya pas di atas tubuhku. Tubuhnya telah basah oleh keringat..
hingga membuat badannya hitam berkilat mungkin karena ia masih menahan untuk ejakulasi.

Di luaran saat ini hujan pun seakan tidak mau kalah oleh gelombang nafsu kami berdua.
Pak Sitor dengan hati-hati menempelkan kepala penisnya.
Ia tau jika tergesa gesa akan membuatku kesakitan.. sebab punyaku masih sempit dan belum pernah melahirkan.

Aku pun berusaha memperlebar kedua pahaku hingga mudah dimasuki kejantanan Pak Sitor.
Sebab aku melihat kejantanannya panjang dan agak bengkok.. jadi aku bersiap-siap agar aku jangan kesakitan.

Aku pun sempat bilang kepadanya untuk jangan cepat-cepat.
Slebbb.. slebbb..!! Dengan bertahap ia mulai memasukkan penisnya.

Unghhh..!! Tak pelak aku memejamkan mata ketika merasakan sentuhan pertemuan kemaluan kami.
Untuk melancarkan jalannya.. kakiku ia angkat hingga bahunya..
Slebbb.. lalu langsung penisnya masuk ke rahimku dengan lambat.

Aku terkejut dan merasakan nyilu di bibir liang nikmatku..
Aku meracau kesakitan lalu Pak Sitor membungkam mulutku dengan mulutnya.

Tidak lama kemudian seluruh penisnya masuk ke kemaluanku..
Crebb.. clebb.. clebbb.. crebb.. crebb.. clebb.. dan ia mulai melakukan gerak maju mundur.

Ohhhh..!! Betapa aku merasakan tulangku bagai lolos..
Rasanya sama seperti saat aku dan suamiku melakukan hubungan intim..
saat kegadisanku aku serahkan pada malam penganten dulu.

Dan tidak lama kemudian aku merasakan kenikmatan.
Mulut Pak Sitor pun lepas dari mulutku karena aku tidak kesakitan lagi.

Kekuatan laki-laki ini amat membuatku salut..
sampai membuat ranjangku dan badanku bergetar semua seperti kapal yang terserang badai.

Kurang lebih 15 menit kemudian Pak Sitor gerakannya bertambah cepat dan tubuhnya menegang hebat.
Crattt.. crattt.. crattt..!! Aku merasakan di dalam rahimku basah oleh cairan hangat.

Tubuhnya lalu rebah di atas tubuhku tanpa melepaskan penisnya dari dalam rahimku.
Aku pun dari tadi pun telah sempat kembali orgasme..

Kami pun tertidur sementara di luar hujan masih saja turun.
Butiran keringat kami membuat basah sprei yang kusut di sana sini.

Saat itu tidak ada lagi batas di antara kami.. namun aku merasa telah berdosa kepada suamiku.
Hingga tengah malam Pak Sitor pun kembali menggauliku sepuasnya..
Dan aku pun tidak merasa segan lagi.. karena kami tidak lagi merasa asing satu sama lain.

Aku pun tidak merasa jijik jika melakukan oral sex dengan Pak Sitor.
Bagi wanita sangat sulit untuk melepaskan diri dari kejadian ini.

Penyesalan pun tiada gunanya.
Bagiku yang tampak di luarnya keras dan berwibawa juga penuh kesombongan..
namun semuanya tiada arti lagi jika laki-laki telah berhasil menggaulinya.

Kehormatan dan perkawinan yang aku junjung pun luntur sudah.
Namun aku bisa bilang pada siapa dan Pak Sitor pun kini telah merasa jadi pemenang..
dengan kemampuannya menaklukanku hingga aku tidak berdaya.

Dan aku semakin tidak berdaya jika ia telah berada di dalam kamarku, untuk bersebadan dengannya.
Dari awal kesalahan yang kubuat ini..
aku merasakan telah terperdaya oleh gelombang gairah yang dipancarkan oleh Pak Sitor.

Sangat aneh bagiku jika Pak Sitor yang seusia dengan ayahku ini..
masih mampu mengalahkanku dan membuatku orgasme berkali-kali..
Tidak seperti suamiku yang hanya bisa membuatku orgasme sekali saja begitu juga aku.

Aku akui aku mendapatkan pengalaman baru dan mengaburkan pendapatku selama ini..
bahwa laki-laki paro baya akan hilang keperkasaannya.

Selama kami berhubungan badan aku sempat bertanya padanya bagaimana ia bisa sekuat itu.
Dan Pak Sitor pun bercerita bahwa ia sering mengosumsi makanan khas Batak..
yang menurutnya dapat menjaga dan menambah vitalitas pria.

Aku bergidik jijik dan mau muntah mendengarnya.
Aku jadi ingat.. pantas saja saat bersebadan dengannya bau keringatnya lain.
Juga saat aku mengulum kemaluannya terasa panas dan amis.

Selama aku bertugas di pulau itu hampir 1 tahun kami telah sering melakukan hubungan sex dengan sangat rapi.
Tidak ada seorang pun yang mengetauinya.. dan untunglah perbuatan kami ini aku tidak hamil.
Sebab sebelumnya aku telah ber KB.. dan Pak Sitor pun bebas menumpahkan spermanya di rahimku.

Kapan pun.. kami pun sering melakukannya di rumahku.. kadang di rumah Pak Sitor.
Yang kalau aku pikir.. alangkah bodohnya aku mau digauli di atas dipan kayu.. yang cuma beralaskan tikar usang.

Apa boleh buat.. nasi telah menjadi bubur.. vaginaku telah kena sembur..!!
Namun bagiku.. hasrat terpenuhi dan Pak Sitor pun bisa memberinya.

Pernah suatu hari setelah kami bersebadan di rumahnya..
Pak Sitor minta kepadaku untuk mau hidup dengannya di pulau itu.

Permintaan Pak Sitor ini tentu mengejutkanku, rasanya tidak mungkin..
sebab aku terikat perkawinan dengan suamiku dan aku pun tidak ingin menghancurkannya.

Lagipula Pak Sitor seusia dengan ayahku.. apa jadinya jika ayahku tau.. dan keyakinan kami pun berbeda..
karena Pak Sitor seorang protestan.. meski pun ia mau pindah ke agamaku.. asal aku mau kawin dengannya.

Bagiku ini masalah baru. Rupanya Pak Sitor mulai mencintaiku sejak ia dengan bebas dapat menggauliku.
Pak Sitor pun pernah menanyakan padaku kenapa aku tidak hamil..
padahal setiap ia menyebadani aku spermanya slalu ia tumpahkan di dalam.

Aku tidak memberitau dia jika aku ber-KB.
Dan dia pun sebenarnya menginginkan agar aku hamil.. untuk memuluskan langkahnya memilikiku.

Aku pun menyiasatinya agar ia tidak lagi bermimpi untuk mengawiniku.
Namun bagiku hubungan ini hanyalah sebagai pelarianku dari kesepian selama jauh dari suamiku.

Aku pun menjelaskannya kepada Pak Sitor dengan baik-baik.. saat kami usai berhubungan badan.
Ia akhirnya mengerti dan mau menerima alasanku..
Dan aku pun bilang jika kelak aku pindah hubungan ini harus putus..

Hingga selama aku dinas di pulau ini ia aku beri kebebasan untuk ‘memilikiku’ saat suamiku tidak ada.
Namun jangan coba-coba berbuat macam-macam di depan teman kantorku..
yang kebetulan semuanya penduduk asli pulau itu.

Akhirnya ia mau mengerti dan berjanji akan menutup rapat rahasia kami jika aku pindah..
dan ia pun menerima persyaratanku selama aku ditugaskan di pulau ini.

Selama aku tugas di pulau itu..
Pak Sitor pun terus memberiku kenikmatan ragawi tanpa kenal batas antara kami.

Bagiku cinta hanya untuk suamiku..
Pak Sitor adalah terminal persinggahan yang harus aku singgahi.
Dan dalam hatiku aku berjanji untuk menutup rapat rahasia ini.

Ada penyesalan dalam diriku..
Karena aku mengganggap diriku kotor dan merusak keutuhan perkawinan kami. (. ) ( .)
------------------------------------------------oOo-----------------------------------------------
Legend nih story... Pak Sitor vs Reny...
Gak bosen gw bacanya...
Thanks suhuuuu....
 
Bimabet
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 171 – Percaturan Birahi

Seperti halnya
umumnya orang lain.. setelah selesai Kuliah kemudian cari kerja dan nikah.
Demikian pula dengan kehidupan yang kujalani.

Sejak setamat dari SMA di Kotaku di Jawa Tengah..
aku melanjutkan Kuliah di Bandung di suatu Universitas ternama.

Pada tahun kelulusanku.. di tahun itu pula aku diterima di suatu Perusahaan BUMN..
setelah melalui penyaringan beberapakali dan sangat ketat.

Kehidupan ini kujalani seolah tanpa hambatan.. lancar-lancar saja.
Tidak seperti yang kebanyakan orang bilang..
bahwa kehidupan ini penuh perjuangan dan sulit untuk mencari kerja.

Hal ini pernah aku syukuri bahwa ternyata aku diberikan banyak kemudahan-kemudahan oleh Tuhan..
di dalam mengarungi kehidupan dijaman serba sulit ini.

Karena telah merasa cukup dan sedikit mempunyai kemampuan untuk membina Rumah Tangga..
maka aku memberanikan diri untuk melamar dan melakukan kesepakatan..
untuk menikah dengan seorang wanita cantik idamanku.. yang sejak semester pertama kuliah aku mengenalnya.
Dan sejak saat itu pula aku bersepakat untuk pacaran.

Sebut saja namanya Erna.. gadis asal Jawa Barat..
Dengan kulit putih bersih yang sangat terawat dengan rambut hitam panjang sebahu.
Hal ini sangatlah wajar.. karena ditunjang dengan kemampuan materi orangtuanya yang sebagai pengusaha.

Perbedaan usia hanya satu tahun antara aku dan Erna yang sekarang sudah menjadi istriku..
Aku lebih tua dan kini usiaku 36 tahun.

Banyak teman-temanku bilang bahwa aku adalah laki-laki yang sangat beruntung..
bisa beristrikan seorang wanita seperti Erna istriku.

Disamping orangnya baik.. supel.. cantik.. tubuh padat berisi.. kaya lagi.
Bulu-bulu halus tumbuh agak lebat di lengannya yang sangat mulus.
Pernah seorang teman bilang bahwa.. “Di jalan raya saja banyak kendaraan apalagi di terminal..!!”

Hal itu memang suatu kenyataan.. dan merupakan gaya tarik yang sangat luar biasa..
yang bisa menimbulkan birahi yang menggebu-gebu..
bila melihat istriku Erna telah melepaskan semua pakaian yang menutupinya.

Dengan kulit yang putih mulus dan bulu-bulu hitam lebat..
di antara pangkal kedua belah pahanya yang sangat kontras.

Sungguh hal ini yang membuat aku semakin tak tahan untuk berpisah lama-lama dengan istriku.
Tinggi badan istriku 167 cm dan beratnya saat ini sekitar 53 kg.

Kehidupan rumah tanggaku telah kujalani dengan penuh kebahagiaan selama kurang lebih delapan tahun..
Apalagi pada tahun ketiga pernikahanku telah lahir seorang anak laki-laki..
yang tumbuh dengan sehat dan lucu yang kini telah berusia 5 tahun.

Ditambah lagi pada tahun keenam pernikahan..
kami pindah ke rumah yang kami beli dari hasil jerih payahku sendiri selama ini..
Walau hanya merupakan rumah KPR bertype 45.

Kalau dibandingkan dengan rumah mertua sangatlah tidak seimbang..
Dan istriku sangat menyukainya.. karena segala sesuatunya dialah yang mengaturnya..
Tanpa harus campur tangan orang lain seperti sebelumnya yaitu di rumah orangtuanya.

Di rumah kami inilah awal dari segala perubahan kehidupan yang kurasakan sangat bahagia..
menjadi suatu siksaan dan tekanan bathin.. yang menimpa diriku hingga kini.

Awalnya.. setelah hampir setahun tinggal di rumah sendiri..
istriku berangsur-ansur sudah mempunyai kebebasan.. keleluasaan..
termasuk untuk menyampaikan uneg-unegnya yang selama ini terpendam.

Yang aku sendiri sebagai suami telah disadarkan bahwa ternyata di dalam kehidupan seksual..
istriku masih banyak ketidakpuasan atas sikap dan kemampuanku sebagai seorang suami selama ini.

Memang selama ini aku di dalam melakukan hubungan senggama tidak bisa bertahan lama.
Paling lama mungkin hanya 20 menit itu pun kalau aku dalam kondisi fit.

Walau sebelumnya sudah melakukan pemanasan dan aku sering melihat.. merasakan..
bahwa memek istriku sudah basah pertanda adanya rangsangan.

Tragisnya.. bila pemanasan dilakukan terlalu lama maka semakin aku tak tahan untuk berlama-lama.

Aku telah berusaha berkali-kali untuk pengaturan waktu.. agar terjadi kelambatan dan penundaan..
dalam penyemprotan –ejakulasi..– semua itu pasti mengalami kegagalan.

Yang aku rasakan bila sedang berhadapan dengan istriku dalam melakukan senggama..
adalah gairahku yang menggebu dan kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara..
bila penisku telah kumasukkan dalam memeknya.

Dan berikutnya aku selalu tidak bisa mengendalikan diri lagi..
Sehingga dalam tempo yang singkat pertahananku pasti tak terbendung lagi.

Perlu diketahui.. bahwa sejak pernikahan hingga kini hampir tiada perubahan atas alat kewanitaan istriku..
benda nikmat itu selalu terasa sempit dan nikmat.

Hal ini dimungkinkan karena pada saat melahirkan anakku satu-satunya dengan cara Caesar..
Sehingga secara fisik alat kelaminnya tidak banyak mengalami perubahan.

Aku telah berusaha untuk mengkonsumsi obat-obatan dan sering pula untuk konsultasi ke dokter..
Tetapi hasilnya belum juga adanya hasil dan perubahan yang diharapkan atas daya tahanku.

Pada awal-awal pernikahan dulu, aku bisa melakukan senggama berulang-ulang hingga 4 atau 5 ronde dalam semalam..
Dan itu pun umumnya yang ke 4 atau ke 5 yang mempunyai daya tahan dan dapat mengimbangi kemauan istriku.

Tapi saat ini dua ronde pun sangat sulit aku lakukan..
biasanya bila telah mengeluarkan sperma.. badanku terasa lunglai dan ngantuk yang amat sangat.

Mungkin hal ini akibat berat badanku yang sudah tidak seimbang lagi dengan tinggi badanku..
di mana perutku sudah membuncit dan sama sekali tidak atletis.
Tinggiku 170 cm dan beratku 83 kg.
-----oOo-----

Sejak masa SLTP aku mempunyai kegemaran atau hobby yang hingga kini masih sering aku lakukan.
Kegemaran tersebut adalah bermain Catur.

Kegemaran ini sering aku lakukan dengan orang-orang atau teman pada saat-saat senggang..
dan sudah merupakan rutinitas hingga kini..
Yaitu pada setiap Jumat malam aku bermain catur dengan seorang tetanggaku yang bernama Usman.

Kadang Sabtu malam pun bila sama-sama tidak mempunyai acara lain yang lebih penting..
kami asyik bermain Catur hingga kami betul-betul sudah capek dan suntuk.
Sabtu dan minggu kebetulan sama-sama merupakan hari libur buat kami berdua.

Dia kami kenal sejak pindah di perumahan yang kami tinggali saat ini.. dan Usman ini walau sudah bekerja..
mempunyai rumah sendiri dan berusia mendekati angka 33.. belum juga menikah.

Orangnya tampan dan mempunyai tinggi tidak beda jauh dengan diriku. Hanya saja badannya lebih atletis.
Disamping mempunyai kegemaran bermain Catur.. dia juga mempunyai jadwal rutin untuk bermain tenis.

Usman inilah yang akhirnya semakin membuat bathinku menjadi tertekan dan tak berkutik..
untuk menghadapi gelombang percaturan cinta istriku hingga kini.

Dengan media papan catur ini.. hubungan antara keluargaku dengan Usman menjadi akrab dan dekat.
Kedekatan yang masih dalam batas wajar-wajar saja, pada awalnya.

Begitu pun hubungan antara istriku Erna dengan Usman.. masih dalam etika kewajaran..
tanpa ada sesuatu yang perlu dicurigai.

Sudah menjadi kebiasaan istriku.. bila kami sedang bermain catur dan anakku sudah lelap tidur..
istriku ikut juga menemani sambil memberikan dukungan..
untuk menyediakan secangkir kopi dan aneka camilan.

Karena sudah terbiasa dan akrab.. dalam menemani kami bermain catur..
istriku pun dalam berpakaian juga biasa saja.. yaitu kadang pakai celana pendek atau pun baju tidur.

Dan biasanya istriku hanya mampu menemani hingga jam 12 malam..
yang selanjutnya berpamitan untuk tidur lebih dulu.

Permainan catur ini kami lakukan di ruang keluarga dengan beralaskan karpet..
dan kadang dalam menemani kami.. istriku menggelar kasur lipat sambil nonton TV.

Aku pernah beberapakali melihat mata Usman mencuri-curi pandang..
pada bagian-bagian tubuh indah istriku.. pada saat menemani kami bermain catur..
Atau pun pada saat istriku sedang tiduran di kasur lipat. Tapi semua itu aku abaikan.

Dan pernah aku rasakan permainan catur Usman sangat tidak bagus.. dan kurang kosentrasi.
Setelah aku cari tau penyebabnya.. ternyata aku melihat..
bahwa matanya sering terarah ke paha mulus istriku yang saat itu duduk di sebelahku.

Ini pun aku abaikan.
Bahkan aku merasa bangga mempunyai istri yang memang penuh dengan kekaguman.

Tapi suatu Jum”at malam.. kira-kira enam bulan yang lalu.. pada saat permainan catur baru beberapa babak..
aku merasakan kantuk yang amat sangat setelah minum kopi yang disediakan istriku.

Dan hal ini kusampaikan pada istriku yang saat itu menemani kami.
“Ma.. Papa kok ngantuk berat yaa..?”

“Masa’ sih..? Papa khan udah minum kopi..? Masa’ masih ngantuk juga..?”
Dan berikutnya aku nggak bisa tahan lagi. Aku terlelap dan tak ingat apa-apa lagi.

Apakah Usman langsung pamitan pulang.. aku pun tak tau.
Yang aku tau..
pagi-pagi aku bangun dalam posisi di tempat tidurku dalam kondisi badan yang sangat segar.

Jum”at malam berikutnya berjalan biasa saja.
Permainan caturku dengan Usman berakhir hingga jam 3 pagi dan Usman berpamitan untuk pulang.
Begitu juga dengan Jum”at malam selanjutnya tanpa ada rasa kantuk.

Tapi Sabtu malam kami bermain catur lagi.. karena sama-sama tidak mempunyai acara masing-masing.
Rasa kantuk menyerang aku lagi.. sekitar jam masih menunjukkan pukul 10.15 malam.
Kali ini aku pamitan untuk tidur.. dan Usman kuanjurkan untuk pulang.

Pada saat masih tersisa kesadaran sebelum terlelap.. aku sempat istriku berbicara sama seseorang..
sesaat setelah mengantarku ke kamar tidur. Dan kejadian selanjutnya aku tak tau apa-apa.

Timbul tanda-tanya dan curiga pada diriku.. kenapa rasa kantuk begitu tiba-tiba.
Hingga akhirnya aku sempat curiga telah terjadi sesuatu pada istriku.
Apalagi akhir-akhir ini tampilannya tambah seksi dan merias diri.

Aku tidak mau sembrono dengan semua ini.. dan aku tidak mau menyakiti istriku..
atas kekeliruan akibat kesalahdugaanku yang tanpa bukti.

Maka pada saat menjelang tiba jadwal catur rutinku dengan Usman..
aku mempersiapkan diri mengatur strategi..
agar semua apa yang ada di balik kecurigaanku bisa terjawabkan.

Sekitar jam 7 malam.. aku telah mengkonsumsi (minum) obat anti kantuk.
Hal ini aku lakukan.. karena aku telah curiga..
bahwa di dalam minuman kopi yang disediakan istriku telah dicampuri obat tidur.

Permainan catur dimulai sekitar jam 19.30. semua berjalan seperti biasanya.
Istriku menemani dengan tampilan terkesan sangat ceria.

Kopi pun aku minum seperti biasanya.. tapi hanya seperempat gelas saja.
Sekitar jam 10.00 malam.. aku merasa sedikit kantuk.

Dan sesuai strategi dan rencana.. aku lantas pura-pura ngantuk sekali..
dan selanjutnya aku pura-pura tak tahan lagi.. sehingga istriku memapahku ke tempat tidur.

Beberapa saat kemudian.. sayup-sayup terdengar istriku melakukan dialog dengan seseorang..
dan dengan perlahan-lahan aku intip dari lubang kunci.

Ternyata istriku sedang duduk berhadap-hadapan di antara papan catur dengan Usman.
Mereka seolah-olah lagi bermain catur.

Beberapa menit kemudian istriku beranjak menuju ke kamar tidurku..
dan buru-buru aku segera memposisikan diri seolah tertidur lelap.

Istriku menggoyang-goyangku seolah mau membangunkanku.
“Pa.. Pa.. gimana nih caturnya..? Mau dilanjutin..?”

Aku diam.. seolah pulas sekali.. kemudian istriku keluar kamar..
yang sebelumnya menyelimutiku dan menghidupkan lampu tidur di kamarku.

Sekitar dua menit kemudian.. aku mencoba mengintip lagi dari lubang kunci.
Ternyata papan catur telah ditinggalkan begitu saja.

Di antara kerasnya suara TV.. aku masih sedikit mendengar bahwa istriku telah melakukan aktifitas.
Apa itu.. aku pun belum tau.

Kemudian aku ambil kursi rias yang ada di kamarku. Secara perlahan dan kutaruh dekat pintu.
Dengan harapan aku bisa melihat aktifitas istriku melalui ventilasi di atas pintu kamarku.

Duarr..!!! Betapa terkejutnya aku..!!
Ternyata istriku sedang berpagutan mesra di atas kasur lipat dengan Usman.

Badanku secara mendadak menggigil dan mengeluarkan keringat dingin.
Aku bingung dan serba salah.. apa yang harus aku lakukan.. aku tak tau.

Sejenak aku ingin membuka pintu..
dan menghentikan tindakan pengkianatan yang dilakukan istriku dan Usman.

Tapi keberanian itu menjadi padam begitu aku teringat bahwa istriku sering mengeluh..
atas ketidakmampuanku untuk bertahan lama dalam senggama.

Aku bingung. Dan kulihat lagi mereka yang ternyata tangan kanan Usman..
telah menyelinap di dalam celana pendek istriku..
Och.. semakin aku tak mampu berbuat apa-apa.

Sekilas sempat aku berpikir mungkin perbuatan mereka kali ini bukan yang pertamakali.
Dan semakin aku yakin bahwa selama ini istriku telah sengaja memasukkan obat tidur pada kopiku..

Sehingga mereka leluasa untuk bermain catur birahi..
dan dengan demikian maka tetangga yang lain tak akan pernah curiga.

Usman dengan semangatnya melahap bergantian kedua puting susu di hadapannya..
Sementara tangannya telah berhasil memelorotkan celana pendek istriku.

Aku hanya termangu menyaksikan aksi mereka berdua yang nampak saling semangat dan saling menyerang.
Jantungku semakin berdebar.

Sesaat kemudian mereka berdiri sambil melepaskan pakaian masing-masing..
Hanya beberapa detik berselang.. baik istriku dan Usman telah telanjang bulat.

Kontol Usman telah berdiri kencang dan tegak. Diameternya tidak beda jauh dengan punyaku..
tapi panjangnya mungkin sedikit lebih panjang punya Usman.

Istriku lantas dipepetkan ditembok.. mereka saling berciuman dengan ganas sekali.
Tangan kanan istriku meremas-remas kontol Usman..
dan tangan kanan Usman menggesek-nggesek memek istriku.

Terlihat istriku tidak sabaran.. kontolnya Usman diarahkan ke memeknya..
dengan sedikit kaki kiri istriku diangkat Usman..

Slebb..!! Blessskk..!! Maka masuklah senjata Usman pada memeknya..
Terlihat istriku memejamkan mata diiringi desahnya.. “Oooch.. kocok Dik Usman.. kocok..!!”

Dengan gerakan naik turun.. Usman lalu mengocok berulang-ulang..
Tak lama kemudian badan mereka berdua semakin mengkilap karena keringat.

Clekk.. clekk.. plekk.. plekk.. cleck.. Sesaat kemudian kocokan Usman berhenti..
“Mbak Erna.. enak sekali memeknya.. terasa kenyuut-kenyuut..hhh..” ujar Usman terengah.
“Kontolmu juga Dik Usman.. gagah perkasa..” balas istriku agak mendesah.

Kemudian gantian kaki kanan istriku diangkat dengan tangan kiri Usman dan kocokan dilanjutkan lagi.
“Och.. ooch.. enak Dik.. teeruuss.. kocok teruuss..!!”
“Mbak.. aku mau keluar Mbak..!!”

“Jangan dulu Dik Usman.. jangaann.. akuu masih pingiinn lama-lama Dik..!!”
“Nggak tahaann Mbaak.. aku nggaak tahan.. uenaakk Mbakk.. Errghhhh..!!”

Terlihat Usman menghentikan kocokannya lalu.. Jlegghh..!!
Dengan kuat ia semakin menekan dalam-dalam kontolnya dalam memek istriku..

“Ma’af Mbak.. aku nggak tahaann.. ma’aaf.. oocchh.. oocchh..!!”
Istriku memeluk erat-erat tubuh Usman seolah nggak mau dilepas seterusnya..

“Kenapa buru-buru dikeluarin Dik..!? Aku belum dapet lho..”
“Sabar Mbak.. betul-betul aku nggak tahaann.. wuennaakk buuanget..
Memek Mbak hangett sekali dan waouw.. suereett Mbaak..!!” Ungkapnya memuji.

Sesaat kemudian terlihat kontol Usman terlepas dari memek istriku..
dibarengi tetesan sperma dari dalam vagina istriku.

Kemudian istriku mengambil handuk kecil..
untuk mengeringkan keringat serta membersihkan memeknya.

Oochh.. hanya segitu kemampuan si Usman..!? –pikirku..–
Aku agak lega.. ternyata kemampuannya tidak beda jauh dengan kemampuanku.

Aku menghela nafas panjang.. dan berharap mudah-mudahan istriku menjadi kapok..
karena tidak terpuaskan oleh Usman.. dengan begitu pasti tidak akan mengulanginya lagi.

Tapi.. kenyataannya lain dari dugaanku..!! Usman betul-betul dapat layanan spesial dari istriku..
Diambilkannya segelas air minum dingin dan diminum bergantian dengan istriku.

Sambil bersandar di dinding.. kaki Usman diselonjorkan..
Kemudian istriku mendekati Usman dengan duduk berhadapan di atas pangkuannya

“Mbak.. susunya masih kenceng dan bulu-bulu memek Mbak yang lebat ini..
–sambil tangan kanan Usman mengelus mesra memek istriku..–
Membuatku ingin tiap malam bertandang ke rumah Mbak ini..”

“Sama Dik Usman.. aku sendiri tiap hari rindu sama kontolmu yang ini..!”
–sambil tangan kanan istriku mengelus kontol Usman yang masih lunglai..–

Mereka saling kecup dan saling pagut kembali. Tangan kiri Usman memeluk punggung istriku..
Sementara tangan kanannya mengelus-elus secara bergantian..
gumpalan bokong istriku yang mulus dan menggairahkan.

Sesekali jari tengah Usman mengusap memek dan permukaan anus istriku..
Sehingga istriku melakukan gerakan-gerakan berkedut akibat geli-geli nikmat
“Ouuw.. ouucwww.. woouuwww.. geli Dik Usman..!!”

Tak kalah lihainya, tangan kanan istriku meremas-remas Kontol Usman..
yang sudah agak mulai mempunyai semangat baru.

Badan Usman bergeser kearah kasur lipat yang sedari tadi belum dimanfaatkan..
sambil istriku tetap dipangkuannya.

Dan sekarang istriku dalam posisi di atas dan masih menunduk..
karena pagutan yang terlihat mulai panas kembali.

Kedua tangan Usman meremas-remas bongkahan bokong istriku..
yang semakin lama bergerak berputar-putar tak karuan.

Istriku terlihat mulai bangkit lagi semangatnya yang terpendam akibat belum terpuaskan.

Kecupan demi kecupan istriku menjalar dari bibir Usman.. ke leher.. ke dada dan puting Usman..
Dan terakhir berhenti sejenak..
mengulum membasahi helm kontol Usman yang sudah berdiri tegak siap perang kembali.

Istriku terlihat sudah nggak tahan begitu melihat kontol Usman tegak menantang..
hingga segera dituntun untuk dimasukkan kedalam memeknya.

Diputar-putar kepala kontolnya di bibir memeknya yang sedikit berlendir..
dengan tangan kanannya dan sesaat kemudian..

Bllesskk..!! Istriku sedikit menjerit histeris. “Woouuwww.. heehhii.. heehhii..!!”
Badan istriku sedikit bergetar dan diam sejenak sambil kedua tangannya bertumpu pada dada Usman..
Sebaliknya kedua tangan Usman meremas-remas buah dada istriku.

Mulanya dengan gerakan sedikit memutar dan kemudian istriku menaik turunkan pantatnya.
“Teruuss Mbak.. terruuss Mbak.. teerruuss..!!”

“Ughhh.. Kocok terus Mbak Erna sayang.. kocokk.. putaarr.. dan.. teerruuss..!!”
“Woouwww.. woouwww.. enakk Dik.. woouwww.. Ohh.. ohhh..!!”

Sambil sedikit membungkuk, istriku melakukan gerakan tarik tekan berulang-ulang..
Semakin lama semakin cepat dan beberapa saat kemudian..
“Woouuwww.. woouuwww.. akuu mau keluar Dik Usman.. woouwww..!!”

Gerakan tarik tekan istriku semakin kenceng dan mendadak terdiam..
sambil pantatnya berdenyut-denyut menekan-nekan..

“Woouuwww.. woouwww.. aakkuu keluar Dik Usman saayyaanngg..!!”

Mereka saling berpelukann erat dan pantat istriku masih berdenyuutt kenyuutt menekan-nekan..
seolah-olah Kontol Usman akan dilahap dimasukkan kedalam memeknya sedalam-dalamnya tanpa sisa..

“Wwoouuwww..!!” Napas istriku terlihat tersengal-sengal dan berangsur-angsur menjadi diam..
tanpa gerakan sedikit pun.. karena lunglai kenikmatan yang habis diraupnya.

Bibir Usman dikecupnya berulang-ulang.. “Terimakasih Dik Usman.. terimakasih.. wuennaakk sekali..!!”

Usman mulai sedikit melakukan gerakan menaik turunkan kontolnya di memek istriku perlahan-lahan..
dan gerakan itu rupanya disambut oleh istriku..
yang masih ingin mencari kenikmatan-kenikmatan yang sudah lama tidak didapatkan dari aku suaminya.

Dengan posisi sedikit diubah..
istriku bertumpu dengan kedua lututnya di samping pinggul kiri kanan Usman.

Slebb.. clebb.. clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb..!
Istriku mulai memompa dan menggosok-gosokan memeknya pada tiang kemerdekaan Usman.

Perlahan tapi pasti dan semakin lama semakin cepat kocokan-kocokan yang dilakukan mereka berdua.
Istriku dengan gerakan angkat tekan dan Usman gerakan tarik dorong ke atas sekencang-kencangnya..
dan itu semua menimbulkan bunyi.

Istriku mulai terpancing lagi dan.. “Zzhh.. woouwww.. zzhh.. woouwww.. zzhh.. woouwww..!!”
“Terruuss.. yyaa.. teerruuss.. hmemmhh.. yaa..!!”

Gerakan mereka berdua semakin berpacu.. kencang.. dan keraass..
seolah mereka mau mengakhiri semuanya dan..
“Aku mau keluar lagi Dik Usman sayaangg.. ohhhh.. ohhh.. teerruuss.. teerruuss..!!”

Mendadak istriku memeluk erat dada Usman.. gerakan sama sekali berhenti..
dan kembali lagi bongkahan pantat istriku berdenyut-denyut..
menekan-nekan tanda kenikmatan yang tiada tara.

“Mbak Erna.. memeknya semakin licin dan kenyuutt-kennyuutt Mbak.. ughhhh..!!” Geramnya nikmat.
“Wuenakk Mbak.. kontolku terasa dipijit-pijit.. Mbak Erna sayaang..”

Setelah berhenti melakukan gerakan beberapa saat..
istri langsung dibalik oleh Usman.. sehingga posisinya di bawah.

Ternyata Usman belum sampai final.
Dengan rakusnya Usman menghisap puting susu istriku yang semakin memerah dan kenceng.

Istriku menggelinjang-nggelinjang keenakan dan pantat Usman mulai memompa naik turun.
Gerakan Usman memompa naik turun lama sekali.

Kemudian Usman menghentikan kocokannya dan akhirnya kaki kiri istriku diangkat tegak lurus..
kemudian ditekan-tekannya kontolnya sekencang-kencangnya.

“Teruuss.. teruuss.. Dik Usman.. teruuss..!!
Oughhh.. dinding rahimku terasa tersundul-sundul.. wuennaakk Dik.. teruuss dikk..!!”

Usman mengganti kaki kanan istriku yang sekarang diangkat..
dan tekanan demi tekanan semakin membuat keringat mereka berdua bercucuran.

Dalam hatiku.. edan tenan tetanggaku ini. Di satu sisi dia sebagai lawan seru caturku..
Dan di sisi lain ternyata dia menjadi lawan tanding birahi sex istriku.

Aku mangaku kalah dalam mengontrol daya tahan tetapi aku tak boleh menyerah..
aku harus bisa.. tapi.. apa mungkin aku bisa.

Aku sedari tadi diam tertegun melihat keganasan mereka berdua..
dan aku hanya bisa meremas-remas kontolku yang basah karena lendir akibat terangsang hebat.
Badanku terasa kelu dan kaku karena depresi, tegang dan amarah yang menjadi satu.

Kulihat lagi permainan mereka, dan ternyata kini kedua kaki istriku diangkat..
dengan cara tangan kiri Usman memegang pergelangan kaki kanan istriku..
Dan sebaliknya tangan kanan Usman memegang pergelangan kaki kiri istriku.

Yang menjadi iri dan aku tertegun.. selain Usman masih mengocok kontolnya di liang memek istriku..
kedua kaki istriku dimainkan.. dengan cara dirapatkan tegak lurus dan kemudian dikangkangkan.

Begitu terus berulang dan terlihat dari mimik wajah istriku..
Dia menikmati semua gerakan yang dilakukan oleh Usman.
“Ech.. ouw.. ouw.. yaou.. teruuss.. terruss.. oeii..!!”

Beberapa menit kemudian gerakan maju mundur Usman semakin kencang dan..
“Mbak.. aku nggak kuat lagi Mbak.. aku keluarin di dalam yaa..!?”
“Iyaa..ahh.. nggak papa Dik..!! Semprotkan semuanya di dalam.. ayoo..!!”

Dan gerakan Usman mendadak berhenti sambil memeluk kedua kaki istriku..
Pantatnya semakin ditekankan ke depan dan seperti berkedut-kedut.

“Oochh.. ouch..!!” Creett.. creutt.. cruutt..!!
Usman rebah di pelukan istriku.. lemas namun puass..!!

Mereka akhirnya terdiam dengan membenamkan kelamin mereka semakin dalam..
Menjemput puncak kenikmatan mereka masing-masing..!
Usman masih berada di atas tubuh istriku.. untuk beberapa saat mereka berciuman..

Pandanganku berkunang-kunang.. kepalaku terasa berat..
melihat Istriku yang selama ini kubanggakan.. baru saja bersetubuh dengan lelaki lain..

Yang tak lain adalah tetangga kami sendiri..!! Gedubrakkk..!! (. ) ( .)
-------------------------------------------------oOo------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd