Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Cerita 36 – Kuselingkuhi Istri Tetanggaku

Sudah bertahun-tahun kegiatan ronda malam di lingkungan tempat tinggalku berjalan dengan baik. Setiap malam ada satu grup terdiri dari tiga orang. Sebagai anak muda yang sudah bekerja aku dapat giliran ronda pada malam Minggu.

Pada suatu malam minggu aku giliran ronda. Tetapi sampai pukul 23.00 dua orang temanku tidak muncul di pos perondaan.
Aku tidak peduli mau datang apa tidak.. karena aku maklum tugas ronda adalah sukarela.. sehingga tidak baik untuk dipaksa-paksa. Biarlah aku ronda sendiri.. tidak ada masalah.

Karena memang belum mengantuk.. aku jalan-jalan mengontrol kampung. Biasanya kami mengelilingi rumah-rumah penduduk.
Pada waktu sampai di samping rumah Pak Rohendy.. aku melihat kaca nako yang belum tertutup.

Aku mendekati untuk melihat apakah kaca nako itu kelupaan ditutup atau ada orang jahat yang membukanya.
Dengan hati-hati kudekati.. tetapi ternyata kain korden tertutup rapi.
Kupikir kemarin sore pasti lupa menutup kaca nako.. tetapi langsung menutup kain kordennya saja.

Mendadak aku mendengar suara aneh.. seperti desahan seseorang. Kupasang telinga baik-baik.. ternyata suara itu datang dari dalam kamar.
Kudekati pelan-pelan.. dan darahku berdesir.. ketika ternyata itu suara orang bersetubuh. Nampaknya ini kamar tidur Pak Rohendy dan istrinya.

Aku lebih mendekat lagi.. suaranya dengusan nafas yang memburu dan gemerisik dan goyangan tempat tidur lebih jelas terdengar.

“Ssshh.. hhemm.. uughh.. ugghh..” Terdengar suara dengusan dan suara orang seperti menahan sesuatu.
Jelas itu suara Bu Sari yang ditindih suaminya.

Terdengar pula bunyi kecepak-kecepok.. nampaknya kontol Pak Rohendy sedang mengocok liang vagina Bu Sari.
Aduuh.. darahku naik ke kepala.. kontolku sudah berdiri keras seperti kayu.
Aku betul-betul iri membayangkan Pak Rohendy menggumuli istrinya. Alangkah nikmatnya menyetubuhi Bu Sari yang cantik dan bahenol itu.

“Oohh.. sshh buuu.. aku mau keluar.. sshh.. ssshh..” Terdengar suara Pak Rohendy tersengal-sengal.

Bunyi kecepak-kecepok makin cepat.. dan kemudian berhenti.
Nampaknya Pak Rohendy sudah ejakulasi dan pasti kontolnya dibenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu Sari.

Selesailah sudah persetubuhan itu.. aku pelan-pelan meninggalkan tempat itu dengan kepala berdenyut-denyut dan kontol yang kemeng.. karena tegang daritadi.

Sejak malam itu.. aku jadi sering mengendap-endap mengintip kegiatan suami-istri itu di tempat tidurnya.
Walaupun nako tidak terbuka lagi.. namun suaranya masih jelas terdengar dari sela-sela kaca nako yang tidak rapat benar.

Jreng.. jreng..! Aku jadi seperti detektif partikelir yang mengamati kegiatan mereka di sore hari. Hehe..
Biasanya pukul 21. 00 mereka masih melihat siaran TV.. dan sesudah itu mereka mematikan lampu dan masuk ke kamar tidurnya.

Aku mulai melihat situasi apakah aman untuk mengintip mereka. Apabila aman.. aku akan mendekati kamar mereka.
Kadang-kadang mereka hanya bercakap-cakap sebentar.. terdengar bunyi gemerisik.. –barangkali memasang selimut..– lalu sepi.
Pasti mereka terus tidur.

Tetapi apabila mereka masuk kamar.. bercakap-cakap.. terdengar ketawa-ketawa kecil mereka.. jeritan lirih Bu Sari yang kegelian
–barangkali dia digelitik.. dicubit atau diremas buah dadanya oleh Pak Rohendy..– dapat dipastikan akan diteruskan dengan persetubuhan.
Dan aku pasti mendengarkan sampai selesai.
Rasanya seperti kecanduan dengan suara-suara Pak Rohendy dan khususnya suara Bu Sari yang keenakan disetubuhi suaminya.

Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa.
Apabila aku bertemu Bu Sari juga biasa-biasa saja.. namun tidak dapat dipungkiri.. aku jadi jatuh cinta sama istri Pak Rohendy itu.

Orangnya memang cantik.. dan badannya padat berisi sesuai dengan seleraku. Khususnya pantat dan buah dadanya yang besar dan bagus.
Aku menyadari bahwa hal itu tidak akan mungkin.. karena Bu Sari istri orang.
Kalau aku berani menggoda Bu Sari pasti jadi masalah besar di kampungku. Bisa-bisa aku dipukuli atau diusir dari kampungku.

Tetapi nasib orang tidak ada yang tau. Ternyata aku akhirnya dapat menikmati keindahan tubuh Bu Sari.

Pada suatu hari aku mendengar Pak Rohendy opname di rumah sakit.. katanya operasi usus buntu.
Sebagai tetangga dan masih bujangan aku banyak waktu untuk menengoknya di rumah sakit.
Dan yang penting aku mencoba membangun hubungan yang lebih akrab dengan Bu Sari.

Pada suatu sore.. aku menengok di rumah sakit bersamaan dengan adiknya Pak Rohendy.
Sore itu.. mereka sepakat Bu Sari akan digantikan adiknya menunggu di rumah sakit.. karena Bu Sari sudah beberapa hari tidak pulang.

Aku menawarkan diri untuk pulang bersamaku. Mereka setuju saja dan malah berterimakasih.
Terus terang kami sudah menjalin hubungan lebih akrab dengan keluarga itu.

Sehabis Mahgrib aku bersama Bu Sari pulang. Dalam mobilku kami mulai mengobrol.. mengenai sakitnya Pak Rohendy.
Katanya seminggu lagi sudah boleh pulang. Aku mulai mencoba untuk berbicara lebih dekat lagi.. atau katakanlah lebih kurang ajar.
Ini kan kesempatan bagus sekali untuk mendekati Bu Sari.

“Bu.. maaf yaa. Ngomong-ngomong Bu Sari sudah berkeluarga sekitar 3 tahun.. kok belum diberi momongan yaa..?” kataku hati-hati.

“Ya.. itulah Dik Budi. Kami kan hanya lakoni. Barangkali Tuhan belum mengizinkan..” jawab Bu Sari.

“Tapi anu tho bu anuu. bikinnya khan jalan terus..? Godaku.

“Ooh.. apa.. ooh..? Kalau itu sih.. iiiya Dik Budi..” jawab Bu Sari agak kikuk.

Sebenarnya kan aku tau.. mereka setiap minggunya minimal 2 kali bersetubuh.. dan terbayang kembali desahan Bu Sari yang keenakan.

Darahku semakin berdesir-desir. Aku semakin nekad saja. “Tapi.. kok belum berhasil juga yaa bu..?” Lanjutku.

“Ya.. itulah.. kami berusaha terus. Tapi ngomong-ngomong kapan Dik Budi kimpoi.
Sudah kerja.. sudah punya mobil.. cakep lagi. Cepetan dong. Nanti keburu tua lhoo..” kata Bu Sari.

“Eeh.. benar nih Bu Sari. Aku cakep niih..? Ah kebetulan.. tolong carikan aku Bu. Tolong carikan yang kayak Bu Sari ini lhoo..” kataku menggodanya.

“Lho.. kok hanya kayak saya..? Yang lain.. yang lebih cakep kan banyak. Saya khan sudah tua.. jelek lagi..” katanya sambil ketawa.

Aku harus dapat memanfaatkan situasi. Harus.. Bu Sari harus aku dapatkan.

“Eeh.. Bu Sari. Kita kan nggak usah buru-buru nih. Di rumah Bu Sari juga kosong. Kita cari makan dulu yaa..? Mauu yaa bu.. mau yaa..?”
Ajakku dengan penuh kekhawatiran jangan-jangan dia menolak.

“Tapi nanti kemaleman lo Dik..” jawabnya.

“Aah.. baru jam tujuh. Mau ya Buu..” aku sedikit memaksa.

“Yaa gimana yaa.. Iya deh terserah Dik Budi. Tapi nggak malam-malam lho..” Bu Sari setuju.

Batinku bersorak. Kami berhenti di warung bakmi yang terkenal. Sambil makan kami terus mengobrol. Jeratku semakin aku persempit.

“Eeh.. aku benar-benar tolong dicarikan istri yang kayak Bu Sari dong Bu.. benar nih.
Soalnya begini bu.. tapii eeh.. nanti Bu Sari marah sama saya. Nggak usah aku katakan saja deh..” Kubuat Bu Sari penasaran.

“Emangnya kenapa siih..?” Bu Sari memandangku penuh tanda tanya.

“Tapi janji nggak marah lho..” kataku memancing. Dia mengangguk kecil.

“Anu bu tapi janji tidak marah lho yaa..? Bu Sari.. terus terang aku terobsesi punya istri seperti Bu Sari.
Aku benar-benar bingung.. dan seperti orang gila kalau memikirkan Bu Sari. Aku menyadari.. ini nggak betul. Bu
Sari kan istri tetanggaku yang harus aku hormati. Aduuh.. maaf.. maaf sekali bu.. aku sudah kurang ajar sekali..” kataku menghiba.

Bu Sari melongo.. memandangiku. sendoknya tidak terasa jatuh di piring.
Bunyinya mengagetkan dia.. Dia tersipu-sipu.. tidak berani memandangiku lagi.

Sampai selesai kami jadi berdiam-diaman. Kami berangkat pulang. Dalam mobil aku berpikir.. ini sudah telanjur basah.
Katanya laki-laki harus nekad untuk menaklukkan wanita.
Nekad kupegang tangannya dengan tangan kiriku.. sementara tangan kananku memegang setir.

Di luar dugaanku.. Bu Sari balas meremas tanganku. Batinku bersorak. Aku tersenyum penuh kemenangan.
Tidak ada kata-kata.. batin kami.. perasaan kami telah bertaut. Pikiranku melambung.. melayang-layang.

Mendadak ada sepeda motor menyalib mobilku. Aku kaget. “Awaas..! Hati-hati..!” Bu Sari menjerit kaget.

“Aduh.. nyalib kok nekad amat siih..!” Gerutuku.

“Makanya kalau nyetir jangan macam-macam..” kata Bu Sari.

Kami tertawa. Kami tidak membisu lagi.. kami ngomong.. ngomong apa saja. Kebekuan cair sudah.
Sampai di rumah aku hanya sampai pintu masuk.. aku lalu pamit pulang.

Di rumah aku mencoba untuk tidur. tidak bisa. Nonton siaran TV.. tidak nyaman juga.
Aku terus membayangkan Bu Sari yang sekarang sendirian.. hanya ditemani pembantunya yang tua di kamar belakang.
Ada dorongan sangat kuat untuk mendatangi rumah Bu Sari. Berani nggaak.. berani nggak. Mengapa nggak berani..?

Entah setan mana yang mendorongku.. tau-tahu aku sudah keluar rumah.
Aku mendatangi kamar Bu Sari. Dengan berdebar-debar.. aku ketok pelan-pelan kaca nakonya..

“Buu Sari.. aku Budi..” kataku lirih.

Terdengar gemerisik tempat tidur.. lalu sepi. Mungkin Bu Sari bangun dan takut. Bisa juga mengira aku maling.

“Aku Budi..” kataku lirih. Terdengar gemerisik. Kain korden terbuka sedikit. Nako terbuka sedikit.

“Lewat belakang..!” BalasBu Sari. Aku langsung menuju ke belakang ke pintu dapur. Pintu terbuka.. aku masuk.. pintu tertutup kembali.

Aku nggak tahan lagi.. Langsung saja Bu Sari aku peluk erat-erat.. kuciumi pipinya.. hidungnya.. bibirnya dengan lembut dan mesra.. penuh kerinduan. Bu Sari membalas memelukku.. wajahnya disusupkan ke dadaku.

“Aku nggak bisa tidur..” bisikku.

“Aku juga..” katanya sambil memelukku erat-erat.

Dia melepaskan pelukannya. Aku dibimbingnya masuk ke kamar tidurnya. Kami berpelukan lagi.. berciuman lagi dengan lebih bernafsu.

“Buu.. aku kangen bangeeet. Aku kangen..” bisikku sambil terus menciumi dan membelai punggungnya.

Nafsu kami semakin menggelora. Aku ditariknya ke tempat tidur. Bu Sari membaringkan dirinya.
Tanganku menyusup ke buah dadanya yang besar dan empuk.. aduuh nikmat sekali.. kuelus buah dadanya dengan lembut.. kuremas pelan-pelan.

Bu Sari menyingkapkan dasternya ke atas.. dia tidak memakai BH. Aduh buah dadanya kelihatan putih dan menggung.
Aku nggak tahan lagi.. kuciumi.. kukulum pentilnya.. kubenamkan wajahku di kedua buah dadanya.. sampai aku nggak bisa bernapas.

Sementara tanganku merogoh kemaluannya yang berbulu tebal.
Celana dalamnya kupelorotkan.. dan Bu Sari meneruskan ke bawah sampai terlepas dari kakinya.

Dengan sigap aku melepaskan sarung dan celana dalamku. Toeweng...! Kontolku langsung tegang tegak menantang.
Bu Sari segera menggenggamnya dan dikocok-kocok pelan dari ujung kontolku ke pangkal pahaku. Aduuh.. rasanya geli dan nikmat sekali.

Sudah nggak sabar lagi.. segera aku naiki tubuh Bu Sari.. bertelekan pada sikut dan dengkulku.
Kaki Bu Sari dikangkangkannya lebar-lebar.. kontolku dibimbingnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah.

Digesek-gesekkannya di bibir kemaluannya.. makin lama semakin basah..
Slebb..! Kepala kontolku menyeruak masuk belahan bibir memek.. Rrrbb.. semakin dalam..
Rrrrbb.. semakin dan akhirnya.. Blessepp..! Nyungsep masuk semua batang kontolku ke dalam kemaluan Bu Sari.

Clebb.. slepp.. crebb.. slebb.. clobb.. slobb.. cropp.. srobb.. clebb.. slebb.. Aku turun-naik pelan-pelan dengan teratur. Aduuh.. nikmat sekali.

Kontolku yang udah tegang maksimal berasa dijepit kemaluan Bu Sari yang sempit dan licin dan berdenyut-denyut.
Makin cepat kucoblos.. keluar-masuk.. turun-naik dengan penuh nafsu. Clebb-slepp-crebb-slebb-clobb-slobb-cropp-srobb-clebb-slebb..

“Aduuh.. Dik Budi.. Dik Budii enaak sekali.. yang cepaat. teruus..” bisik Bu Sari sambil mendesis-desis.

Mendengar itu kupercepat lagi sodokan kontolku. Bunyi vagina Bu Sari kecepak-kecepok diobok-obok kontolku.. menambah semangatku.

“Dik Budiii.. aku mau muncaak muncaak.. teruus teruus..”

Aku juga sudah mau keluar. Aku percepat.. dan kontolku merasa akan keluar. Slepp-crebb-slebb-clobb-slobb-cropp-srobb-clebb-slebb..

Jleghh..! Kubenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu Sari sampai amblaas.. blas.. blas..
Cratt.. cratt.. crott. crott.. crott.. Pangkal kontolku berdenyut-denyut.. spermaku muncrat-muncrat di dalam vagina Bu Sari.

Kami berangkulan kuat-kuat.. napas kami berhenti. Saking nikmatnya dalam beberapa detik nyawaku melayang entah ke mana.
Selesailah sudah. Kerinduanku tercurah sudah.. aku merasa lemas sekali tetapi puas sekali.

Plopp..! Kucabut kontolku.. dan berbaring di sisinya. Kami berpelukan.. mengatur napas kami.
Tiada kata-kata yang terucapkan.. ciuman dan belaian kami yang berbicara.

“Dik Budi.. aku curiga.. salahsatu dari kami mandul. Kalau aku subur.. aku harap aku bisa hamil dari spermamu. Nanti kalau jadi aku kasih tau.
Yang tau bapaknya anakku kan hanya aku sendiri kan. Dengan siapa aku membuat anak..” katanya sambil mencubitku.

Malam itu pertamakali aku menyetubuhi Bu Sari tetanggaku.
Beberapakali kami berhubungan sampai aku kimpoi dengan wanita lain. Bu Sari walaupun cemburu tapi dapat memakluminya.

Keluarga Pak Rohendy sampai ketika ini hanya mempunyai satu anak perempuan yang cantik.
Apabila dikedepankan.. Bu Sari sering menciumi anak itu.. sementara matanya melirikku dan tersenyum-senyum manis.

Tetanggaku pada meledek Bu Sari.. mungkin waktu hamil Bu Sari benci sekali sama aku.
Karena anaknya yang cantik itu mempunyai mata.. pipi.. hidung.. dan bibir yang persis seperti mata.. pipi.. hidung.. dan bibirku.
--------------

Seperti telah anda ketahui.. hubunganku dengan Bu Sari istri tetanggaku yang cantik itu tetap berlanjut sampai kini.. walaupun aku telah berumah tangga.

Namun dalam perkimpoianku yang sudah berjalan dua tahun lebih.. kami belum dikaruniai anak.
Istriku tidak hamil-hamil juga walaupun kontolku kutojoskan ke vagina istriku siang malam dengan penuh semangat.

Kebetulan istriku juga mempunyai nafsu seks yang besar. Baru disentuh saja nafsunya sudah naik.
Biasanya dia lalu melorotkan celana dalamnya.. menyingkap pakaian serta mengangkangkan pahanya agar vaginanya yang tebal bulunya itu segera digarap.

Di mana saja.. di kursi tamu.. di dapur.. di kamar mandi.. apalagi di tempat tidur.. kalau sudah nafsu.. ya aku masukkan saja kontolku ke vaginanya. Istriku juga dengan penuh gairah menerima coblosanku.

Aku sendiri terus terang setiap ketika melihat istriku selalu nafsu saja deh. Memang istriku benar-benar membuat hidupku penuh semangat dan gairah.

Tetapi karena istriku tidak hamil-hamil juga aku jadi agak kawatir. Kalau mandul.. jelas aku tidak.
Karena sudah terbukti Bu Sari hamil.. dan anakku yang cantik itu sekarang menjadi anak kesayangan keluarga Pak Rohendy.

Apakah istriku yang mandul..? Kalau melihat fisik serta haidnya yang teratur.. aku yakin istriku subur juga.
Apakah aku kena hukuman karena aku selingkuh dengan Bu Sari aah.. mosok. Nggak mungkin itu.
Apakah karena dosa..? Waah.. mestinya ya memang dosa besar.

Tapi karena menyetubuhi Bu Sari itu enak dan nikmat.. apalagi dia juga senang..
Maka hubungan gelap itu perlu diteruskan.. dipelihara.. dan dilestarikan.

Untuk mengatur perselingkuhanku dengan Bu Sari.. kami sepakat dengan membuat kode khusus yang hanya diketahui kami berdua.
Apabila Pak Rohendy tidak ada di rumah dan benar-benar aman.. Bu Sari memadamkan lampu di sumur belakang rumahnya.

Biasanya lampu 5 watt itu menyala sepanjang malam.. namun kalau pada pukul 20. 00 lampu itu padam.. berarti keadaan aman dan aku dapat mengunjungi Bu Sari. –Anda dapat meniru caraku yang sederhana ini. Gratis tanpa bayar pulsa telepon yang makin mahal..– Hehe..
Karena dari samping rumahku dapat terlihat belakang rumah Bu Sari.. dengan mudah aku dapat menangkap tanda tersebut.

Tetapi pernah tanda itu tidak ada sampai 1 atau 2 bulan.. bahkan 3 bulan.
Aku kadang-kadang jadi agak jengkel dan frustasi –karena kangen..– dan aku mengira juga Bu Sari sudah bosan denganku.
Tetapi ternyata memang kesempatan itu benar-benar tidak ada.. sehingga tidak aman untuk bertemu.

Pada suatu hari aku berpapasan dengan Bu Sari di jalan.. dan seperti biasanya kami saling menyapa baik-baik.

Sebelum melanjutkan perjalanannya.. dia berkata.. “Dik Budi.. besok malam minggu ada keperluan nggak..?”

“Kayaknya sih nggak ada acara ke mana-mana. Emangnya ada apa..?”
Jawabku dengan penuh harapan.. karena sudah hampir satu bulan kami tidak bermesraan.

“Nanti ke rumah yaa..!” Katanya dengan tersenyum malu-malu.

“Emangnya Pak Rohendy nggak ada..?” Kataku.

Dia tidak menjawab.. cuma tersenyum manis dan pergi meneruskan perjalanannya.
Walaupun sudah biasa.. darahku pun berdesir juga membayangkan pertemuanku malam minggu nanti.

Seperti biasa malam minggu adalah giliran ronda malamku.
Istriku sudah tau itu.. sehingga tidak menaruh curiga atau bertanya apa-apa kalau pergi keluar malam itu.

Aku sudah bersiap untuk menemui Bu Sari.
Aku hanya memakai sarung.. – tidak memakai celana dalam – dan kaos lengan panjang biar agak hangat.

Dan memang kalau tidur aku tidak pernah pakai celana dalam tetapi hanya memakai sarung saja.
Rasanya lebih rileks dan tidak sumpek.. serta kontolnya biar mendapat udara yang cukup setelah seharian dipepes dalam celana dalam yang ketat.

Waktu menunjukkan pukul 22. 00. Lampu belakang rumah Bu Sari sudah padam daritadi.
Aku berjalan memutar dulu untuk melihat situasi apakah sudah benar-benar sepi dan aman.

Setelah yakin aman.. aku menuju ke samping rumah Bu Sari. Aku ketok kaca nako kamarnya.
Tanpa menunggu jawaban.. aku langsung menuju ke pintu belakang.

Tidak berapa lama terdengar kunci dibuka. Pelan pintu terbuka dan aku masuk ke dalam.
Pintu ditutup kembali. Aku berjalan beriringan mengikuti Bu Sari masuk ke kamar tidurnya.
Setelah pintu ditutup kembali.. kami langsung berpelukan dan berciuman untuk menyalurkan kerinduan kami.

Kami sangat menikmati kemesraan itu.. karena memang sudah hampir satu bulan kami tidak mempunyai kesempatan untuk melakukannya.

Setelah itu.. Bu Sari mendorongku.. tangannya di pinggangku.. dan tanganku berada di pundaknya.
Kami berpandangan mesra.. Bu Sari tersenyum manis dan memelukku kembali erat-erat. Kepalanya disandarkan di dadaku.

“Paa.. sudah lama kita nggak begini..” katanya lirih. Bu Sari sekarang kalau sedang bermesraan atau bersetubuh memanggilku Papa.
Demikian juga aku selalu membisikkan dan menyebutnya Mama kepadanya.
Nampaknya Bu Sari menghayati betul bahwa Nia.. anaknya yang cantik itu bikinan kami berdua.

“Pak Rohendy sedang ke mana sih maa..?” Tanyaku.

“Sedang mengikuti piknik karyawan ke Pangandaran. Aku sengaja nggak ikut dan hanya Nia saja yang ikut.
Tenang saja.. pulangnya baru besok sore..” katanya sambil terus mendekapku.

“Maa.. aku mau ngomong nih..” kataku sambil duduk bersanding di tempat tidur.

Bu Sari diam saja dan memandangku penuh tanda tanya.

“Ma.. sudah dua tahun lebih aku berumah tangga.. tetapi istriku belum hamil-hamil juga. Kamu tau.. mustinya secara fisik.. kami tidak ada masalah. Aku jelas bisa bikin anak.. buktinya sudah ada kan. Aku nggak tau kenapa kok belum jadi juga.
Padahal bikinnya tidak pernah berhenti.. siang malam..” kataku agak melucu.

Bu Sari memandangku. “Pa.. aku harus berbuat apa untuk membantumu..? Kalau aku hamil lagi.. aku yakin suamiku tidak akan mengizinkan adiknya Nia kamu minta menjadi anak angkatmu. Toh anak kami kan baru dua orang nantinya.. dan pasti suamiku akan sayang sekali.
Untukku sih memang seharusnya bapaknya sendiri yang mengurusnya. Tidak seperti sekarang.. keenakan dia.
Cuma bikin doang.. giliran sudah jadi bocah.. orang lain doang yang ngurus..” katanya sambil merengut manja.

Aku tersenyum kecut. “Jangan-jangan ini hukuman buatku ya maa..? Aku dihukum tidak punya anak sendiri. Biar tau rasa..” kataku.

“Ya.. sabar dulu deh paa.. mungkin belum pas saja. Spermamu belum pas ketemu sama telornya Rina.. –nama istriku–
Siapa tau bulan depan berhasil..” katanya menghiburku.

“Ya.. mudah-mudahan. Tolong didoain yaa..”

“Enak saja. Didoain. Mustinya aku kan nggak rela Papa menyetubuhi Rina istrimu itu. Mustinya Papa kan punyaku sendiri.. aku monopoli.
Nggak boleh punya Papa masuk ke perempuan lain kan. Kok malah minta didoain. Gimana siih..?”
Katanya manja dan sambil memelukku erat-erat. Benar juga.. mestinya kami ini jadi suami-istri.. dan Nia itu anak kami.

“Maa.. kalau kita ngomong-ngomong seperti ini.. jadinya nafsunya malah jadi menurun lho. Jangan-jangan nggak jadi main nih..” kataku menggoda.

“Iiih.. dasar..” katanya sambil mencubit pahaku kuat-kuat.

“Makanya jangan ngomong saja. Segera saja Mama ini diperlakukan sebagaimana mestinya. Segera digarap doong..!” Katanya manja.

Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tentu saja kami tidak puas hanya berciuman dan berpelukan saja.
Kubaringkan dia di tempat tidur.. kutelentangkan. Bu Sari manda saja. Pasrah saja mau diapain.

Dia memakai daster dengan kancing yang berderet dari atas ke bawah. Kubuka kancing dasternya satu per satu mulai dari dada terus ke bawah.
Kusibakkan ke kanan dan ke kiri bajunya yang sudah lepas kancingnya itu.

Blubb..! Menyembullah buah dadanya yang putih menggunung –dia sudah tidak pakai BH–
Celana dalam warna putih yang menutupi vaginanya yang nyempluk itu aku pelorotkan.
Betapa aku benar-benar menikmati keindahan tubuh istri gelapku ini.

Ketika satu kakinya ditekuk untuk melepaskan celana dalamnya.. gerakan kakinya yang indah.. vaginanya yang agak terbuka.. aduh pemandangan itu sungguh indah. Benar-benar membuatku menelan ludah.

Wajah yang ayu.. buah dada yang putih menggunung.. perut yang langsing..
Vagina yang nyempluk dan agak terbuka.. kaki yang indah agak mengangkang.. sungguh mempesona.

Aku tidak tahan lagi. Aku lempar sarungku dan kaosku entah jatuh di mana.
Aku segera naik di atas tubuh Bu Sari. Kugumuli dia dengan penuh nafsu.

Aku tidak peduli Bu Sari megap-megap keberatan aku tindih sepenuhnya. Habis gemes banget.. nafsu banget sih.

“Uugh jangan nekad tho. Berat nih..” keluh Bu Sari. Aku bertelekan pada telapak tanganku dan dengkulku.

Kontolku yang sudah tegang banget aku paskan ke vaginanya.
Terampil tangan Bu Sari memegangnya dan dituntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah.

Tidak ada kesulitan lagi.. Slebb.. masuklah semuanya ke dalam vaginanya.

Dengan penuh semangat kukocok vagina Bu Sari dengan kontolku. Bu Sari semakin naik.. menggeliat dan merangkulku.. melenguh dan merintih.

Semakin lama semakin cepat.. semakin naik.. naik.. naik ke puncak.

“Teruuus.. teruus paa. sshh ssh..” bisik Bu Sari.

“Maa.. aku juga sudah mau keluaarr..”

“Yang dalam paa yang dalamm.. Keluarin di dalaam Paa.. Paa Adduuh Paa nikmat banget Paa.. ouuch..!” Jeritnya lirih yang merangkulku kuat-kuat.

Jlebbh..! Kutekan dalam-dalam kontolku ke vaginanya.
Croot.. cruuut.. crruut.. menyemburlah spermaku di dalam rahim istri gelapku ini.

Napasku seperti terputus. Kenikmatan luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku.
Bu Sari menggigit pundakku. Dia juga sudah mencapai puncak.

Beberapa detik dia aku tindih dan dia merangkul kuat-kuat. Akhirnya rangkulannya terlepas.
Kuangkat tubuhku. Kontolku masih di dalam.. aku gerakkan pelan-pelan..
Aduh.. geli dan ngilu sekali sampai tulang sumsum. Vaginanya licin sekali penuh spermaku.

Plopp..! Kucabut kontolku dan aku terguling di samping Bu Sari.
Bu Sari miring menghadapku dan tangannya diletakkan di atas perutku.

Dia berbisik.. “Paa.. Nia sudah cukup besar untuk punya adik. Mudah-mudahan kali ini langsung jadi ya paa.
Aku ingin dia seorang laki-laki. Sebelum Papa tadi mengeluh Rina belum hamil.. aku memang sudah berniat untuk membuatkan Nia seorang adik.
Sekalian untuk test.. apakah Papa masih joos apa tidak. Kalau aku hamil lagi berarti Papa masih joosss.
Kalau nanti pengin menggendong anak.. ya gendong saja Nia sama adiknya yang baru saja dibuat ini..”

Dia tersenyum manis. Aku diam saja. menerawang jauh.. alangkah nikmatnya bisa menggendong anak-anakku.

Malam itu aku bersetubuh lagi. Sungguh penuh cinta kasih.. penuh kemesraan.
Kami tuntaskan kerinduan dan cinta kasih kami malam itu.
Dan aku menunggu dengan harap-harap cemas.. jadikah anakku yang kedua di rahim istri gelapku ini.. (. ) ( .)
---------------------------------------------------
 
Cerita 37 – Bu Tika Nakal

Perkenalkan namaku Hendi.. umurku baru menginjak 18 tahun dan aku baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas beberapa hari yang lalu.. Jujur saja banyak orang yang mengatakan kalau aku itu memiliki karisma yang baik.. selain tampan.. kata orang aku itu ramah kepada orang.. jadi banyak lingkungan yang dapat menerimaku.

Aku akan menceritakan pengalamanku sendiri yang kini sedang terjadi dan kisah ini benar nyata tanpa rekayasa..
Sudah 3 bulan lebih aku memiliki tetangga baru.. tetangga ini baru saja pindah dari Bekasi..
Mereka dapat dikatakan keluarga kecil.. karena keluarga mereka hanya beranggotakan 3 orang saja.

Yosep adalah kepala keluarganya.. Tika adalah isteri dari Pak Yosep dan Teny adalah anak perempuan dari Pak Yosep dan bu Tika..
Pak Yosep baru berumur 30 tahun sedangkan isterinya bu Tika baru berumur 27 tahun dan bu Tika kini sedang hamil 4 bulan..
Anak sulungnya Teny baru berumur 6 tahun..

Pak Yosep seorang pimpinan diler motor di kota ini.. atau bisa dikatakan kepala cabang diler.. sementara itu istrinya seorang ibu rumah tangga saja.. anaknya Teny baru memasuki TK.

Sudah beberapa tahun aku mengharapkan memiliki tetangga baru yang masih berumuran muda.. karena rumah yang di sebelah rumahku sudah beberapa tahun kosong dan dikontrakkan belum ada yang mengisi rumah itu.. sampai akhirnya sekarang aku dapat memiliki tetangga yang sesuai dengan harapanku.

Tetangga baruku ini benar-benar ramah.. Bukan hanya ramah.. mereka dapat dengan cepat bergaul dengan lingkungan.
Pak Yosep yang ramah membuatku semakin akrab saja dan aku sering main ke rumahnya untuk bermain PES dan bermain catur bersamanya..
Bu Tika selalu merasa senang jika aku mampir ke rumahnya karena jika aku datang ke rumahnya.. rumah itu semakin ramai saja dengan candaan dan tawaan.

Setelah beberapa minggu aku selalu main ke rumah Pak Yosep.. aku semakin dekat dengan bu Tika.
Kadang aku suka membantu pekerjaan rumahnya.. aku selalu membantu jika bu Tika sudah mulai kelelahan..
Maklum saja bu Tika sedang hamil muda dan jangan terlalu kecapean..

Tapi aku baru sadar ternyata kalau bu Tika ini ‘Nakal’. Jika bu Tika kaget dengan suatu hal.. mulut bu Tika selalu mengucapkan kata-kata kotor.
Aku tidak percaya kalau bu Tika ini nakal.. Akhirnya setiap aku mampir atau main ke rumahnya.. aku selalu iseng kepada bu Tika.

Suatu hari aku sedang menyapu halaman depan rumah.. pagi itu aku di rumah sendirian karena kedua orangtuaku pergi ke kantor..
ketika aku sedang menyapu halaman.. aku melihat Pak Yosep akan berangkat ke kantor bersama anaknya yang selalu minda diantar ke TK-nya..

“Wahhh rajin banget Hen.. pagi-pagi sudah nyapu halaman..” ujar Pak Yosep kepadaku..
“Iya nih pak.. soalnya yang di rumah udah pada berangkat.. jadi beres-beres rumahnya leluasa..” balasku kepada Pak Yosep..

“Bapak tinggal dulu ya Hen..” ujar Pak Yosep.
Pak Yosep memanggil bu Tika sebelum berangkat ke kantor. “Mahhh.. papa berangkat ya..!” ujar pak Yosep saat memasuki mobilnya.

Bu Tika menghampiri Pak Yosep dan anaknya itu untuk salam kepada suami tercintanya..
“Hati-hati ya pahh.. dek ini makanan buat nanti istirahat.. mama bikini nasi goreng kornet..” ujar bu Tika saat ada di hadapan anaknya itu..
Akhirnya pa Yosep menjalankan mobilnya dan meninggalkan istrinya itu.

“Duhhh.. aa’ jam segini udah nyapu halaman.. rajin bener a’..” ujar bu Tika sambil berjalan menuju pagar rumahku..

“Hehe iya nih bu .. lagian di rumah udah ga ada siapa-siapa.. jadi Hendi beres-beres aja..” balasku pada bu Tika yang kini ada di depan pagar rumahku..

“Ibu lagi berjemur ya..?” Lanjutku pada bu Tika..
“Iya nih a.. biar kulitnya bagus..” balas bu Tika sambil menatapku..

“Bu.. kalau ada pekerjaan rumah yang dapat Hendi bantu.. ibu bisa langsung minta tolong aja sama Hendi.. Hendi akan bantu ibu..” ujarku pada bu Tika..

“Oh iya Hen.. ibu mau minta tolong.. gas ibu habis.. tadi ibu lupa ga minta tolong dulu ke suami ibu untuk menggantikannya.. gasnya udah ada kok Hen..” ujar bu Tika.

“Oohh begitu ya bu.. baik bu tapi sebentar bu.. Hendi mau menyimpan Koran ini ke dalam..” balasku kepada bu Tika sambil membawa Koran yang ada di depan halamanku ini..
“Silakan..” ujar bu Tika singkat..

Aku meninggalkan bu Tika dan menyimpan Koran itu dalam rumah.. saat aku akan kembali keluar.. aku memiliki perasaan yang aneh.. jantungku berdetak kencang.. pikiranku kotor mulai muncul untuk menjahili atau mengagetkan bu Tika..
Akupun langsung keluar rumah dan berjalan menuju rumah bu Tika..

“Hendi.. sini ke dapur..!” Teriak bu Tika dari dalam rumah..
Aku langsung masuk ke dalam rumahnya dan berjalan perlahan.. setelah berada di depan pintu dapur.. aku menjatuhkan panci kecil dengan sengaja. –trangggg.. trangggg.. SFX–

“Kontollll.. ehhh kontoll..!! Ehhh.. kamu kenapa Hen..!?” Ujar bu Tika sambil melihatku yang masih berdiri di pintu dapur..
‘Akhirnya aku berhasil memancing bu Tika untuk berbicara jorok’ ujarku dalam hati

“Ehhh.. maaf bu tadi ga sengaja tersentuh sama Hendi.. jadi jatuh nih pancinya..” ujarku sambil mengambil panci yang ada di bawahku..
“Kamu ini ada ada aja.. hati-hati dong.. Udah sini.. tuh tolong kamu gantikan GAS LGPnya..” pinta Tika sambil menunjukkan GAS LPG yang ada di sudut dapur..

Aku tersenyum dan berjalan mengambil GAS LPG .. pikiran kotorku muncul saat melewati bu Tika yang sedang berdiri di depanku..
Bau badannya harum.. membuatku terangsang dengan aroma tubuhnya..
Kulihat ada piring di depanku.. tepatnya di depan kakiku.. dengan sengaja aku menendang piring yang ada di bawahku –trinnnnggggg..! sfx–

“Kontol.. ehhh.. kontol..!!” Ujar bu Tika kembali terkaget..
“Iihhh.. mulut ibu jorok..iihh..” ujarku saat setelah menendang piring..

“Kamu yang bikin ibu kaget.. ibu kan telatah..” ujar bu Tika manja..
“Hehe maaf bu..” balasku.. Aku langsung menggantikan GAS LPGnya yang sudah ada di hadapanku..

Dengan hati-hati aku mencabut alat LPG dan menancapkannya ke LPG yang baru..
“Makasih ya Hen..” ujar bu Tika dengan menatap tajam ke arahku..
“Sama-sama bu..” balasku..

“Kamu udah sarapan belum..?” Tanya bu Tika menatap mataku..
“Sudah bu tadi pagi..” balasku sambil tersenyum kepada bu Tika..

Kini di hadapanku ada wanita cantik yang sedang berbadan dua.. aku melirik susu bu Tika di balik dasternya yang panjang itu..

“Hayoo.. kamu liat apa..?” Celetuk bu Tika membuatku malu..
“Ehhh.. engga kok bu..” aku gugup dan sangat malu dengan apa yang aku lakukan..

“Hihi.. jangan malu gitu dong..” ujar bu Tika menghampiriku..
“Aa’ nakal ya lirik lirik susu ibu..” celetuk bu Tika yang kini ada di depanku..

“Eennnggg.. ma.. maaf bu.. maaf..” aku tertunduk malu
Aroma tubuh bu Tika tercium sangat harum.. membuatku terangsang.. dan membuat kontolku ngaceng..

“Udah gapapa a’.. lagi masa masanya aa suka yang kaya gini..” ujar bu Tika sambil memegang kedua susunya..

“Eengghh.. maksud ibu apa..?” Aku masih menunduk di hadapan bu Tika..

“Jangan pangil ibu dong.. panggil aja teteh .. aku masih muda lho belum tua..” ujar bu Tika sambil menengadahkan kepalaku..
Kini aku bertatapan langsung dengan bu Tika .. wajahnya yang cantik dan mulus itu membuatku jatuh cinta..

“Engga sopan dong bu kalau aku panggil teteh kepada ibu..” ujarku sambil menatap kedua matanya..

“Ga pa pa kok aa.. udah mulai sekarang kalau lagi berdua panggil teteh aja..” ujar bu Tika sambil tersenyum kepadaku..

Apa..? Kalau lagi berduaan panggil teteh.. apa ini mimpi..? Ujarku dalam hati kecil.. aku tak percaya jika ini benar-benar terjadi..

“Heh.. malah bengong..!” Ujar bu Tika melepaskan tangannya dari daguku.. dan menjauhi tubuhku..
“Hehe.. baik teteh.. sekarang Hendi panggil teteh aja..” ujarku sambil menatap bola matanya..

“Kamu nakal ya a.. lirik lirik susu teteh.. kamu suka..?” Tanya bu Tika memojokanku..
“Eehhh.. kenapa gitu bu.. ehh teteh..?” Kembali aku bertanya sambil melirik susunya..

“Daritadi kamu lirik susu teteh aja.. sini kalau mau..!” ujar teteh menggodaku dengan senyuman nakalnya..
“Beee..bener nih teh..?” ujarku gagap menanggapi hal itu..

“Beneran.. masa teteh bohong..? Sini..” ujar bu Tika sambil tersenyum..
Aku menghampirinya.. jantungku berdetak kencang.. aku tak percaya seolah ini mimpi bagiku..

“T-tehh.. boleh Hendi peluk teteh..?” Pintaku sedikit terbata karena takut gak mau aku peluk..
“Hihi.. boleh sini.. peluk teteh..” ujar bu Tika tanpa keraguaan lagi..

Aku langsung memeluknya.. aku memeluk bu Tika dengan erat.. jantugku semakin berdetak kencang..
“Meluknya jangan erat erat dong aa.. teteh kan lagi hamil..” ujar bu Tika saat aku melingkarkan tanganku di punggungnya..
Aku lupa kalau bu Tika sedang hamil.. aku sedikit mengendurkan pelukanku..

“Tehhh.. kenapa teteh mau Hendi peluk..? Kenapa teteh mau Hendi nakalin kaya gini..?” Tanyaku sambil memeluk bu Tika..

“Hihi.. dari dulu sebenarnya teteh udah nakal.. waktu pindah ke sini.. teteh lirik kamu.. ternyata kamu punya karisma seorang cowok.. membuat teteh tertarik.. teteh kagum sama kamu.. kamu rajin..baik..ramah..” bu Tika menjelaskan alasannya mau aku ‘nakali’

“Pantesan aja kata-kata teteh jorok kalau dikagetkan..” ujarku kepada bu Tika.. sambil terus memeluk tubuhnya..

“Kamu tuhh.. bikin teteh kaget mulu.. jadinya teteh suka keceplosan deh..” balas bu Tika sambil melepaskan pelukannya..

“Kamu suka susu teteh..?” Tanya bu Tika dengan wajah menggoda sambil memegang kedua susunya..

“Hehe.. Hendi suka tehhh.. montok banget susu teteh..” uajrku memberanikan diri..

“Ya iyalah montok.. kan udah ada ASI-nya.. aa'..” balas bu Tika sambil mencubit hidungku..

“O gitu.. pantesan aja. Tehh, boleh Hendi pegang..?” Ujarku tanpa ada rasa malu lagi.

“Hmm.. boleh sayang.. nihhh pegang..” bu Tika seolah tak tau siapa dirinya.. bu Tika menyerahkan 'cuma-cuma' susunya kepadaku..

Aku langsung mengelus susunya. Aku dan bu Tika masih dalam keadaan berdiri di dapur.. dan Ternyata bu Tika tidak memakai BH..

“Eh.. kenapa ga pake beha tehh..?” Tanyaku saat megelus kedua susunya..

“Teteh udah tau kok kalau kamu bakal kaya gini..” ujar bu Tika sambil membelai rambutku.
Kini kedua tanganku mulai meremas kedua susu bu Tika.. dengan lembut aku meremas susu montoknya itu..

“Wahhh.. teteh hebat..teteh peramal ya..?” Tanyaku di sela-sela meremas susunya.

“Nnghhh.. pelan sayangg..” erang bu Tika saat tanganku nakal di susunya..

Rupanya bu Tika menikmati remasanku.
Kedua matanya dipejamkan seolah sedang menikmati birahinya.. aku terus meremas susu bu Tika dari balik dasternya..

“Tehhh.. boleh Hendi cium bibir teteh..?” Ujarku makin nakal sambil terus meremas kedua susunya itu.
Bu Tika hanya mengangguk saja tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya itu.. aku langsung melumat bibirnya yang mungil itu dan tanganku terus meremas susunya..

“Heemmm.. slruppp.. slruppp.. pelannn sayanggg ngeremes susunya..” ujar bu Tika di sela-sela ciuman kami..
Aku hanya diam dan meremas susunya dengan perlahan.. setelah beberapa menit kami ciuman.. bunyi hape bu Tika terdengar..

“Udahhh dulu aa.. kayanya ada yang nelepon teteh..” ujar bu Tika sambil melepaskan lumatannya dan mendorong diriku sedikit..
Aku yang masih menikmati lumatannya sedikit kecewa.. karena sedang asik-asiknya malah ada yang mengganggu..

Bu Tika langsung pergi meninggalkanku sendirian di dapur.. dan akupun berjalan menuju ruang tengah dan duduk di sofa ..
Setelah beberapa menit aku menunggu bu Tika.. akhirnya bu Tika keluar dari dalam kamarnya..

“Henn.. suamiku sekarang mau ke sini.. katanya ada kondangan temennya dan mengajak teteh ke kondangannya..” ujar bu Tika sambil menghampiriku yang sedang duduk..
“Ya udah kalau gitu Hendi pulang dulu ya tehh..” ujarku dengan waja sedikit kecewa.. padahal aku berharap bisa lebih dari itu..

“Nanti dilanjut ya sayanngg.. nih pin BB teteh..” ujar Bu Tika menyodorkan hpnya. Aku langsung menginvitenya..
“Tehhh.. aku suka sama teteh..” ujarku lantang tanpa canggung di hadapan bu Tika..

“Teteh juga suka sama kamu aa Hendi..” ujar bu Tika dengan senyuman nakalnya..
“Makasih tehh.. Hendi pulanggg..” ujarku sambil berjalan meninggalkan bu Tika.

Pagi itu aku benar-benar terangsang dan ingin sekali mengeluarkan air maniku saat bersama bu Tika.. namun dewi fortuna belum memihak kepadaku.
Pagi itu hingga siang aku mengerjakan pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.

Pukul 11.40 akhirnya semua pekerjaan rumahku selesai.. aku berharap siang itu bu Tika ngeBBM kepadaku..
Aku sangat rindu kepada bu Tika.. aku merasa nyaman jika ada bu Tika di sampingku.

Akhirnya BBM pun muncul –TING..! sfx–.. sesuai dengan harapan.. bu Tika ng-ping kepadaku..
‘Iya teh ada apa..?’ Balasku dengan singkat..
‘Hendi tolong dong jemuran di rumah teteh diangkat.. di sini hujan gede takutnya semua pakaian yang sudah tetehu cuci basah lagi..
Oh iya.. kunci cadangannya ada di belakang halaman rumah.. di dekat tempat pemanggangan’ balas bu Tika dengan diakhiri smile cium kepadaku..
‘baik teh..’ balaskku singkat..

Aku langsung menuju rumah bu Tika dan mencari kunci cadangan itu.. setelah ditemukan aku langsung menuju lantai dua rumahnya..
Ketika aku sudah sampai di lantai dua.. aku langsung mengangkat semua jemuran bu Tika.. tapi saat aku mengangkat jemuran itu.. ada lingeri merah terpampang di depan mataku.
Uuhh.. ternyata bu Tika suka pakai lingeri.. ujarku dalam hati..

Aku membayangkan jika bu Tika bertelanjang di depanku dan hanya mengenakan lingeri merahnya itu..
Otak ngerespun muncul.. aku mengambil lingerinya dan menggosokkan ke kontolku.. aku terus membayangkan bu Tika yang sedang mengulum kontolku.

‘Uuhhh.. tehhh.. aku suka teteh.. aku cinta teteh.. Teteh seksi.. apalagi teteh lagi hamil..
Uuhh.. tehhh.. kulum kontolku teh.. heemmm.. iya gitu teh terus..” erangku saat mengocok kontolku menggunakan lingeri bu Tika..

Setelah beberapa menit aku mengocok kontolku dan menggosok kontolku dengan lingerinya.. akhirnya akupun tak tahan dan mengeluarkan air maniku di lingerinya.. setelah puas aku mengeluarkan air maniku.. aku kembali mengambil baju baju keluarga bu Tika ini.
Setelah semua terangkat.. aku langsung ngBBM ke bu Tika..

‘Teh sudah saya angkat semua jemurannya’ kuakhiri dengan smile meledek bu Tika..
Tidak lama menunggu bu Tika membalas.. ‘makasih ya aa’ Hendi’ balas bu Tika
‘sama sama tehh' kembali kuakhiri dengan smile meledek bu Tika..

‘heh kenapa kamu ledek teteh?’ kembali bu Tika membalas bbm-ku..
‘engga kok teh’ balasku dengan smile tertawa..

‘wahh pasti ada yang ga bener nih kamu.. a’ balas bu Tika dengan diakhiri smile meledekku..
‘tuhh.. tehhh .. lingeri teteh sedikit bau’ balasku nakal..

‘nahh.. kok bau sihh..? Awas ya’ balas bu Tika dengan smile memelukku..
‘udah dulu ada suamiku nih.. bye.. love u’ balas bu Tika memelukku dan menciumku..

Aku sangat bahagia dapat bercanda seperti ini dengan tetanggaku..
Aku langsung membuat pm ‘tetanggaku nakal nih’ .. aku tak peduli apakah bu Tika tau dengan maksud pm-ku.

Setelah aku selesai bbm-an bersama bu Tika.. aku pergi mandi untuk membersihkan diriku.
Pukul 18.15 aku mendengar derum mobil bu Tika di depan rumahku.. Rupanya bu Tika baru pulang .. ujarku dalam hati..
aku pergi ke lantai dua dan melihat bu Tika dari teras atas.. bu Tika tersenyum melihatku dan bu Tika pun masuk ke dalam rumah bersama anaknya itu.
Aku sangat menginginkan bu Tika.. ujarku dalam hati ketika bu Tika meninggalkanku.

Malam itu aku terus memikirkan bu Tika.. hingga lupa pm ku belum aku hapus.. ketika aku membuka bbm.. ternyata bu Tika ngchat kepadaku..
‘kamu nakal ya.. lingeri teteh kamu kotorin lagi’ tulis bu Tika dengan smile cuek kepadaku..
‘hehe.. maaf dong tehh.. tadi Hendi ga nahan.. soalnya tadi pagi Hendi pengen ngeluarin..’ balasku jujur tanpa rasa malu kepada bu Tika..

‘ihh.. kamu ini ada ada aja.. peju kamo kok banyak gini.. masih lengket tau.. bau lagi ihh’ balas bu Tika..
‘haha.. teteh suka sama aroma bau ya yaa?’ tulisku dengan smile meledek kepada bu Tika..

‘kamu makan apa sih.. kok bau gini..? Banyak lagi.. jadi mau’ balas bu Tika nakal..
Apa bu Tika mau pejuku.. OMG.. apakah aku bermimpi.. ujarku dalam hati..

‘ahh masa sih teteh mau peju Hendi?’ balasku dengan smile memeluk..
‘hihi.. habisnya peju kamu bikin teteh sange tauk..wleee’ balas bu Tika manja dan meledekku..

‘kalau teteh mau.. harus mau juga dong sama Hendi di peju’in tubuhnya’ balas tak kalah nakal sambil meledek bu Tika..
‘ayoo.. sini siapa takut’ balas bu Tika..

‘besok ya bu..aku pejuhin ibu .. bukan hanya di badan ibu lho.. di mulut ibu..sama di.. ’ balasku dengan nakal kepada bu Tika..
‘hayooo di mana?’ balas bu Tika dengan smile menciumku..

‘hihi.. tuhh.. di memek teteh’ aku lancing mengungkapan kata memek kepada bu Tika..
‘hihi.. emangya kamu bisa?paling dua menit udah keluar tuh’ ledek bu Tika kepada ku..

‘ihh.. kalau teteh ga percaya kita buktikan saja besok’ balasku dengan smile cuek..
‘haha.. ya udah teteh tunggu..’ balas bu Tika dengan smile memeluk dan menciumku.

Malam itu aku terus bbm-an sama bu Tika.. aku tak tau apakah suaminya tau atau tidak kalau isterinya sedang dinakali oleh anak muda.
Sampai akhirnya akupun tertidur dan bu Tika pun tidak membalas bbmku.. mungkin bu Tika sudah tertidur.

Pagi harinya aku mencek bbm ku.. saat melihat pemberitahuan.. ternyata bu Tika membuat status barunya..
‘Ditunggu ya’ itulah status yang membuat pagi hariku semakin bersemangat.

Seperti biasa aku slalu menyapu halaman rumah ketika pukul 06.40 WIB.. aku selalu melihat ketika pa yosep berangkat kerja dan mengantarkan putri manisnya itu.. tapi hari itu aku tak melihat bu Tika keluar dari dalam rumah..

“Hendi..” sapa pak Yosep ketika aku sedang menyapu halam depan rumahku.. pa Ysep menghamipiriku..
“Iya pak ada apa..?” Jawabku dengan sedikit tersenyum kepada pa Yosep..

“Nanti tolong kamu bantuin bu Tika ya.. katanya bu Tika ga enak badan.. kamu disuruh bersihin rumah.. nanti saya kasih uang buat kamu..” ujar pak Yosep.
“Ohh itu. Siyap pak. Baik. Nanti setelah pekerjaan rumah Hendi selesai.. Hendi ke rumah bapak..” jawabku dengan sopan..

“Ya sudah.. nih uang jajan buat kamu.. kamu gak keberatan kan Hend..?” Tanya pa yosep ketika memberikan uang seratus ribu kepadaku..
“Hehe.. engga kok pak.. sesama tetangga itu harus saling membantu.. Ngg.. gak usah pak ah, malu..” ujarku sambil menolak pemberianya itu..

“Ahh.. sudah. Ini buat pulsa kamu.. Saya tinggal dulu ya.. takut si neng kesiangan..” ujar pak Yosep sambil meninggalkanku..
Kenapa bu Tika sakit..? Ga jadi dong aku nakalinnya.. ujarku dalam hati ketika melihat uang yang ada di tanganku..

Aku langsung bergegas menyelesaikan pekerjaan rumahku. Setelah semua selesai aku langsung pergi ke rumah Bu Tika..
“Buu..!?” Suaraku sedikit kencang ketika membuka pintu rumahnya..
“Sini.. ke kamar aja..!” Teriak bu Tika dari dalam kamar..

Deg.. hatiku mulai tak enak.. Mengapa bu Tika menyuruhku ke kamar..? Ujarku dalam hati..
Tapi aku tetap langsung menghamipiri bu Tika.. ternyata bu Tika sedang asik menonton.. kini bu Tika duduk di sofa..

“Bu apa yang bisa Hendi bantu..?” Tanyaku saat aku berdiri di pintu kamarnya..
“Kok panggil ibu lagi sih.. a'..?” Tanya bu Tika melirikku..

“Hehe.. iya lupa tehh. Tehh.. apa yang bisa Hendi bantu..?” Kembali aku bertanya dengan senyuman nakal kepada bu Tika..
“Enggak ada kok aa'.. semuanya udah beres..” ujar bu Tika sambil tersenyum kepadaku..

“Terus Hendi ke sini mau apa dong tehh..?” Tanyaku sambil berjalan menuju sofa di mana bu Tika berada..
“Sini.. duduk di samping teteh..” pinta bu Tika saat aku ada di belakang sofanya..

Aku langsung duduk dan menatap kedua bola mata bu Tika yang tajam itu..
“Aa'.. katanya mau pejuin teteh.. ayo sini..” tantang bu Tika.. yang membuatku malu dan menunduk..

“Udah.. jangan gitu dong.. emang teteh nakal ya..? Sampai bikin pm kaya gitu..?” Ujar bu Tika yang menambahku malu..

Aku hanya tersenyum kecil kepada bu Tika.. bu Tika mendekatiku dan memegang tangan kananku..
Saat aku menatap bu Tika dan.. akhirnya.. bu Tika melumat bibirku
“Hemmm.. tehhh..!?” Aku kaget dengan serangan langsung ini.. aku masih diam dan membisu..

“Ayooo aa'.. aa' jangan diam.. cumbui teteh..” ujar bu Tika sambil membelai rambutku..
“Baik tehh.. aa cumbui teteh..” aku langsung melumat bibir bu Tika dengan tanpa rasa canggung lagi..

“Hhemmm.. slruupp..” suara ciuman kami begitu mesra.. membuat kamar ini panas..
Tanganku mulai aktip untuk menjamahi tubuh bu Tika.. dan akhirnya tangan kiriku meremas susu kiri bu Tika..
Ciuman kami masih berjalan dengan mesra dan makin panas.

“Hheeemmm.. aa.. remasnya pelan..” erang bu Tika di sela sela ciuman kami..
Aku hanya diam tanpa membalas apa yang bu Tika ucapkan.. namun tangan kiriku kini lebih halus ketika meremas susunya itu..
Saat itu bu Tika hanya mengenakan daster panjang..

Aku terus melumat lidahnya dan tanganku meremas halus susunya dari luar baju.
Rupanya kontolku sudah tegang.. dan membuat celana pendeku terlihat menonjol.

“Nngghh.. tuhh ada yang bangun.. hhemmm..” ujar bu Tika yang langsung melepaskan lumatanku.. tapi tanganku tetap meremas susunya..
“Hehe.. habisnya Hendi ga nahan kalau liat teteh kaya gini.. apalagi perut teteh.. teteh kan lagi hamil muda.. jadi Hendi makin suka teh..” jelasku asal.. sambil menurunkan tanganku yang tadinya meremas kini mengelus perut buncit bu Tika..

“Apa kamu suka tipe cewek lagi hamil a'..?” Tanya bu Tika saat aku mengelus ngelus perutnya..
“Hehe iya tehh.. habisnya cewek yang lagi hamil itu makin semok..” ujarku sambil tersenyum nakal kepada bu Tika.

“Kamu ini ada-ada aja.. masa' sama cewek hamil suka..?” Balas bu Tika sambil mencubit hidungku..
“Hehe.. Tehh.. boleh Hendi minta teteh telanjang..?” Ujarku memberanikan diri sambil menatap matanya..

“Hihihi.. ngg.. boleh nggak yaa..? Hihi.. ya udah.. bolehh.. Teteh buka sekarang ya..?” Balas bu Tika sambil berdiri dari sofa..
Whattt.. ttthhee ..!!? Apakah aku bermimpi..!? Oohh .. aku tak percaya dengan semua ini..!! Ujarku dalam hati..

Namun ini kenyataan. Bu Tika kini ada di hadapanku.. dan langsung saja bu Tika melepaskan dasternya.
Tarrrraaaa..!! Uhh.. tubuhnya begitu putih dan mulus.. pantas saja pak Yosep inginkan bu Tika.

Bukan hanya itu.. bu Tika mengenakan lingeri yang kemarin aku pakai mengocok kontolku.. Wuahhhh..!
“Hihii.. melek dong a'.. kaya' yang liat setan aja..” ujar bu Tika saat memperlihatkan tubuhnya itu..

“Tehhh.. itu lingeri udah teteh cuci lagi..?” Tanyaku sambil menatap tubuhnya yang seksi itu dengan perut buncitnya..
“Belum dong sayang.. Nih coba kamu pegang.. masih ada bekas peju kamu, tauk..” ujar bu Tika sambil melemparkan dasternya ke belakang sofa..

“Kamu juga telanjang dong a'.. masa' teteh aja yang telanjang..?” Pinta bu Tika dengan nada manja dan tatapannya yang genit kepadaku..

Sontak aku langsung berdiri di hadapan bu Tika dan melepasakan semua pakaianku..
Jreng..! Semua pakaianku sudah terlepas.. kini aku tanpa sehelaipun benang yang menempel di tubuhku..

“Aa'.. kontolnya udah ngaceng gitu..” ujar bu Tika nakal sambil menatap kontolku yang sudah tegang berat itu..
Aku langsung memeluk bu Tika dan melumat bibirnya.. tapi aku tidak terlalu erat memeluknya karena kasian kepada bayi yang ada di dalam perut bu Tika.

“Hheemmmm.. slruppp..” kembali kami berciuman sangat mesra..
Tangan kananku meremas bokong bu Tika.. sedangkan tangan kiriku meremas susu kiri bu Tika..

“Nnngghhh.. pelan sayanggg..” erang bu Tika
Ohhh.. ASI bu Tika sudah keluar.. ujarku dalam hati ketika tanganku ada tetesan ASI..
“Hhhhemmmm.. sayanggg.. Kamu beraninya nakalin tetangga kamu.. nngghhh..” suara bu Tika memburu berat saat tanganku meremas susunya..

Setelah puas meremas.. tanganku kiriku turun ke perutnya dan mengelus perut bu Tika.. bu Tika melepaskan ciumannya dari bibirku..
“Hihi.. doyan bener sama perut tetehh..” ujar bu Tika manja saat aku mengelus perutnya..
“Hehe.. makin seksi tehh.. tehhh.. aku suka sama teteh.. aa suka sama teteh..” ujarku sambil menatap kedua bola matanya..

“Teteh juga suka sama kamu.. aa' cakep.. aa' gemesin teteh, tauk..” ujar bu Tika sambil mengelus pipiku..
Sementara itu tangan kiriku kembali turun hingga menyentuh lingerinya.. dan ternyata memang benar.. lingeri ini sedikit keras karena peju ku..

“Hihi.. masih kering kan peju kamu..” ujar bu Tika saat tanganku memegang lingerinya..
“Tehhh.. mau gak isepin kontol aa'..? Aa' ga nahan nih tehh..” ujarku manja kepada bu Tika..

Bu Tika yang masih ada dalam pelukanku hanya tersenyum.. tanpa jawaban.. aku langsung didorong untuk kembali duduk di sofa..
“Duduk a'.. biar teteh yang sepongin kontol kamu..” ujar bu Tika sambil menurunkan tubuhnya dan mendekati kontolku yang sudah tegang..

Aku langsung duduk dan mengangkangkan kedua kakiku.. Perlahan bu Tika mencium kontolku..
“Iihhh.. kontol kamu bau a'.. tapi gede a'.. hihihi..” ujar bu Tika saat mulutnya ada di dekat kepala kontolku..

“Ngg.. ayoo dong tehhh.. aa' udah gak nahan pengen nyoba disepong..” ujarku memelas kepada bu Tika..
“Emangnya kamu belum pernah a'..? Kasian bener.. pasti keluar cepet nihh a'..” ujar bu Tika sambil menatap dan memainkan kontolku..

Tak lama.. Slopp..! Bu Tika langsung memasukkan kontolku ke dalam mulutnya..
“Nngghh.. ahhh.. tehhh.. enak tehhh..” erangku seketika.. saat kepala kontolku diisap oleh bu Tika..

“Nnghhh.. eeuummhh.. kontol kamu bau ihhh.. tapi teteh suka kontol bau kamu.. eennneegghhhhh.. hhhemmmm.. slrup..” ujar bu Tika saat mengisap kontolku dengan halus.

Setelah beberapa menit.. rupanya benar saja aku tak dapat menahan lama pejuku untuk muncrat keluar..
“Tehhhh.. aa' ga tahann.. aa' mau keluar tehh.. isapp lagii.. ugghhh..” erangku saat menikmati isapannya di batang kontolku..
crottt.. crottt.. crotttt.. Akhirnya sukses moncrot pejuku di mulut bu Tika..

Sontak bu Tika menghentikan sepongan kontolku di mulutnya..
“Eehhhhh.. nnghhhh.. tehh..” nafasku memburu saat melihat bu Tika melepaskan kontolku dari dalam mulutnya..
“Iihhh aa.. banyak gini.. ambilin tisu sayangg.. tuh di sebelah sana deket lemari kaca..” ujar bu Tika sambil menahan mulutnya agar pejuku tidak jatuh..

Bu Tika masih berjongkok di depan sofa.. perutnya yang membucit terlihat jelas ketika dalam posisi itu.. kontolku masih terasa ngilu saat keluar dari dalam mulut bu Tika.. tapi anehnya kontolku tidak langsung lembek dan lemas.. tetap saja ngaceng tapi tidak terlalu keras seperti tadi. Dan Akupun langsung mengambil tisu yang ada di sebelah lemari kacanya itu.. badan bu Tika sedikit menggeser dari depan kontolku.

“Tehhh.. Ini tisunya..” ujarku sambil memberikan tissue yang cukup banyak kepada bu Tika yang masih berjongkok di depan sofanya..
Bu Tika langsung mengambil tisu dari tanganku dan memuntahkan semua pejuku dari dalam mulutnya..

“Iihhh.. aa' banyak gini pejunya.. asin iiihh..” ujar bu Tika sambil memuntahkan pejuku ke tisu.. lalu bu Tika menatap pejuku yang ada di tissu dengan aneh..
Emang bener.. banyak juga yang keluar dari dalam kontolku tadi..

“Hihi.. enaknya sihhh.. kalau keluar di dalem itu tetehhh.. pasti lumer keluar peju Hendi tehh..” kembali aku merayu bu Tika sambil nakal menunjuk bagian bawah perutnya itu..

“Hehe.. kamu mau sayangg..? Kamu bakalan kuat gitu saaayyyyy..?” Bu Tika tertawa sambil mencoba kembali duduk di sofa..
“Hihi.. mau dong teehhhh.. kalau teteh memberi Hendi ijin untuk nengok bayi teteh.. Hendi usahain kuat dehhh..” ujarku sambil tertawa kecil saat mengucapkan hal itu dan langsung duduk di samping bu Tika..

“Bener nihhhh..? Kamu mau ini aa' sayang..?” Ujar bu Tika genit sambil mengelus memeknya di balik lingeri yang dikenakannya..

Aku langsung memegang kedua susu bu Tika dan memcium leher bu Tika..
“Hendi mau memek tehhh Tika.. Hendi mau ngentotin memek teehhh Tika.. Hendi mau pejuin memek.. heemmm..” bisikku dengan lembut saat bibirku menyentuh telinga kiri bu Tika..

“Nnghhh.. aa' jagonya bikin teteh terangsang lagi.. ngghhh.. aa' mau pejuin teteh..? Hheemmm.. padahal teteh udah hamil a'..” nafas bu Tika memburu berat saat aku terus mencium daerah lehernya..

“Hhhheeeemm.. gapapa tehh.. biar pejunya buat ade' bayi yang ada di dalam sini..” bisikku sambil mengelus perut bu Tika yang sedikit membuncit itu..

Aku kembali meremas halus susu bu Tika.. kini aku mencium bibir mungilnya dan mengelus memek bu Tika di balik lingeri..
“Hhheeemmm.. sayaaaaannngg.. jangan terus digosok gituu.. nanti tetehh lemes sayanggggg.. nngghhh..” erang bu Tika di sela sela kami berciuman.. dan tangan kiriku memainkan memeknya..

Aku terus memainkan memeknya dan terus melumat bibirnya dengan mesra.. kontolku sudah kembali tegang dan mengacung keras .
Kini tangan kiriku menjemput tangan kanan bu Tika.. agar memainkan kontolku yang sudah tegang itu.

“Nngghhh.. kontol aa' gede bangettt.. hheeemmm..” nafas bu Tika memburu berat..

“Teehhh.. aa bukain ya lingerinya.. aa' pengen jilat memek teteh.. pengen mainin itil teteh..” ujarku sambil melepaskan lumatan dari bibir bu Tika..
Bu Tika hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya..

Mendapat persetujuan.. aku langsung bangkit dari sofa dan berjongkok di hadapan paha bu Tika..
“Teehhh.. bukain dong pahanyaaa..” pintaku saat ada di hadapan kedua paha bu Tika..

Bu Tika langsung mengangkangkan kedua kakinya dan melebarkan kedua pahanya.. seolah memberi jalan yang luas untukku..
Aku langsung menghampiri memeknya dan melepaskan lingerinya.. setelah terlepas.. kini di hadapanku ada memek yang cantik dan indah.. ditumbuhi bulu hitam yang tidak terlalu banyak di atas gundukan memeknya..

“Tetehhh.. memek teteh indah sekali.. aa' isap yaaa..” ujarku saat mukaku mendekati bibir memek bu Tika..

Cup.. slrupp.. Aku langsung mengisap memeknya dan memainkan itil bu Tika dengan lidahku..
Lantas saja bu Tika langsung mengerang keenakan.. “Aaahhhh.. aa.. memek teteh geli a.. uuhhh..” erang bu Tika sambil mengelus perutnya yang sedang mengandung janin 4 bulan..

Aku terus memainkan memeknya dan sesekali menusuk memeknya dengan lidahku.
Setelah beberapa menit memainkan daerah sensitif bu Tika itu.. akhirnya bu Tika pun tak mampu menahan puncak kenikmatannya.
“Aa'.. uuhhhh.. a'.. teteh keluaaa..aaarrr..” Serrr.. seerrr.. srrrr.. erang bu Tika meningkahi melelehnya cairan dari liang memeknya saat mencapai puncak kenikmatannya.

Wow.. banyak banget cairan bu Tika..! Seruku dalam hati.. langsung kulumat cairan bu Tika sampai habis..
“Uuhhh.. ngghhh.. aa'.. uhhh.. aa' nakal yaaa..” nafas bu Tika memburu.. Di raut wajahnya tergambarkan kepuasan yang begitu nikmat..

Aku melihat bu Tika dan menatap kedua bola matanya.. bu Tika tersenyum lebar kepadaku..
Langsung kuhampiri wajahnya yang cantik itu dan mencium mesara mulutnya..

“Teehhh.. Boleh ga aa masukin kontolnya ke dalam memek teteh..?” Tanyaku makin nakal sambil menatap matanya..
“Iihhhh.. aa' mau banget yaaa..?” Tanya bu Tika sambil mencubit hidungku..

Aku hanya mengangguk dan tersenyum.. kemudian membelai pipi kiri bu Tika dengan halus dan manja..
“Ya udaahhh.. sok atuh aa'.. silakan masukin kontolnya ke dalam memek teteh yang lagi hamil ini..” ujar bu Tika manja saat aku ada di hadapan wajahnya itu..

Bu Tika tersenyum manis kepadaku seolah akulah suami tercintanya..
Aku langsung kembali berdiri di hadapan tubuh bu Tika.. kakinya yang masih mengangkang memperlihatkan memeknya yang sangat indah dan membuatku semakin terangsang.. perutnya yang sedikit membuncit melengkapi kecantikan bu Tika..

Aku benar-benar tak percaya dengan ini semua.. karena impianku dapat terwujudkan dengan indah..
Dan ini bukan mimpi basah yang selalu aku alami di tiap malam..

“Aa' jangan diliatin terus donggg memek tetehnya.. katanya aa' mau nengokin bayi yang ada di dalam rahim teteh..? Ayo aa' sayang.. masukin kontolnya ..” ujar bu Tika saat melihatku masih berdiri tanpa ada gerakan sedikitpun..

“Hihi.. yang ga sabar ternyata teteh yaa.. Teteh udah ga nahan ya dimasukin kontol aa'..?” Balasku sambil memegang kontolku dengan tangan kananku..
“Iiiihhh.. aa' cepettt.. teteh penasaran sama kontol aa'.. ayoo aa' sayanggg.. masukin a'..” pinta bu Tika dengan wajah memelas dan penuh nafsu..

Aku langsung membimbing kontolku ke depan memek bu Tika..
Slebb.. slepp.. dengan perlahan aku menggesekkan kontolku diarea memek bu Tika dengan pelan dan alus..

“Nnggghhh.. aa'.. masukin ihhh..” bu Tika terus meminta kepadaku agar cepat-cepat kontolku masuk ke dalam memeknya..

“Teehhh.. kalau aa' cepet keluar gapapa ya..? Teteh jangan marah yaaa..” ujarku saat kontolku masih digesek-gesek di luar memeknya.
Bu Tika hanya mengangguk dan tersenyum nakal kepadaku..

Sementara di bawah.. slebb.. dengan perlahan dan pasti aku muai memasukkan kepala kontolku ke belahan memek bu Tika yang sudah basah oleh cairannya..
Jlebb..! Dengan hentakan pelan akhirnya kontolku masuk ke liang memek bu Tika..

BLEsss..! “Eennghhhh..” bu Tika mengerang pelan saat batang kontolku amblas masuk ke dalam memeknya..
“Nnngghhh.. diemin dulu a'.. jangan dulu digoyangin ya aa'.. .teteh masih mau merasakan hangatnya kontol aa' di memek teteh..” erang bu Tika sambil merem melek merasakan desakan kontolku di dalam liang memeknya.

Aku hanya mengangguk dan tetap menahan kontolku.. Duhh.. gatal rasanya saat kontolku ada di dalam memek bu Tika..
Kini bu Tika masih menyender di sofa.. tubuhnya masih berbaring dan kakinya mengangkang lebar..
Aku sangat menikmati semua momen ini.. Tubuh bu Tika yang sedang hamil adalah sebuah harapanku.. karena aku sangat menyukai wanita hamil.

“Aa' sayyyaaannggg.. coba digoyang pantatnya.. goyangin kontolnya aa'.. nnghhh..” pinta bu Tika sambil membuka matanya dan mencoba melihatku..
Aku langsung menggoyangkan kontolku dengan pelan .. sambil kuelus perut buncitnya itu..

“Nnghhh.. eeennnggghhh.. uhhh.. aa' suka teteh hamil ..?” Tanya bu Tika saat kontolku keluar-masuk liang memeknya..
“Eennggg.. aaahhh.. suka tehh.. Aa' suka teteh hamil .. teteh makin semok.. unghh..” balasku sambil mencoba mempercepat genjotan kontolku di dalam memeknya itu..

”Uhhh.. aa' sayanggg .. uhh aa' kontolnya enak a'.. eeeuhhh..” bu Tika terus mengerang dan menikmati setiap tusukan batang kontolku di liang memeknya..

“Teteh sayanggg.. tetehhh.. uhhh.. aa' suka memek teteh.. memek teteh enak.. eeenggg.. tehhh.. aa' cinta sama memek tetehhh..” aku meracau bagai tersambar aliran listrik.

Kocokan kontolku semakin cepat dan kakiku mulai tak dapat menahan beban tubuhku..
Clebb.-srekk-crekk-slebb-clopp-slobb-clebb-slepp.. aku terus mempercepat kocokan kontoku di dalam memek bu Tika..

“Aaahhh.. aa'.. uuuuuhhhh .. Nnggghhhh.. aa pelaannn.. kasian bayinya a'.. kasian ade bayinya.. uhhh..” erang bu Tika saat aku memacu dengan cepat kontolku di dalam memeknya..

Namun aku tidak menghiraukannya.. tangan kananku mengelus perut buncitnya dan tangan kiriku meremas susunya dengan kuat ..
Saat aku meremas susu bu Tika .. ternyata bu Tika kewalahan menerima sodokan kontolku dan membuat bu Tika menjerit jerit..

“Aaaahhh.. aa .. Aduhhh..! Uuuhhhh.. aa nikmat kontol aa'.. uhhh.. aa' pegang perut teteh.. aahhh..” bu Tika mengikuti arus kontolku dan mempercepat kocokan kontolku di dalam memeknya yang mulai banjir dan basah..

“Aaahhh.. aa .. lumayan kuat.. uhhhh .. enak ahh..” erang bu Tika menikmati kontolku..

Setelah beberapa sodokan dan kocokan di dalam memek bu Tika.. kontolku mulai terasa gatal dan lututku mulai mengejang..
Dengan satu hentakan kuat akhirnya aku tak mampu menahan pejuku untuk keluar.

“Aaahhh.. uuuhhh.. tetehhh.. aa mau keluar tehhh.. tehhh.. terima peju aa yaaa.. buat ade bayi tehhhh.. nihhhh.. aaaaahhhhhh.. ah.. uhhh .. engggghh..” Crottt.. crottt.. crottt..!
Aku mengerang parau saat melepas semprotan pejuku ke dalam rehim bu Tika yang sedang hamil muda itu..

“Aaahhh.. aa' jangan berhenti dulu.. teteh mau nyampe aa.. Iyaaahh a'.. tete terima.. uhhhhh.. a angetthh..” bu Tika mengerang dan meminta aku tetap meggenjotnya..

Aku mencoba tetap menggenjot memek bu Tika walaupun kontolku ngilu dan mulai kendur.. aku tidak ingin bu Tika kecewa..
Aku mencoba terus menggenjot memeknya.. untungnya hanya dalam tiga genjotan saja akhirnya bu Tika pun mencapai puncak kenikmatannya..

“Aa.. aa .. Uhhh.. aa peluk tetehhh.. tapi jangan tindih tetehhh.. teteh mau keluar aa.. Teteh keluuuuu..arrrr.. Uuuuhh.. aaahhh..!”
Serrr .. serrr..serr.. srrr.. bu Tika menjerit saat mencapai puncaknya..

Jleghh..! Aku langsung menancapkan kontolku sedalam mungkin dan memeluk tubuhnya..
Sementara bu Tika memegang perutnya saat aku memeluk tubuhnya..
“Eenngggg.. aa lumayan jago.. tapi aa harus banyak dilatih nihhh.. ehhhheeemmmm.. huhhh..” ujar bu Tika dengan nafas memburu..

Aku hanya tersenyum dan mengangguk.. aku sangat menikmati pengalaman pertamaku ini.. Aku dapat ngentot wanita yang sedang hamil muda..
Beberapa saat kemudian lalu aku mencium kening bu Tika dengan mesra.. kontolku masih berada di dalam memek bu Tika dan melemas dengan sendirinya.
bu Tika tak ingin jika kontolku keluar dari dalam memeknya. Meskipun kontolku mulai mengecil bu Tika tetap tak ingin kontolku lepas dari memeknya itu.
----------------------

Setahun sudah kejadian itu berlalu.. pengalaman pertamaku bersetubuh dengan tetanggaku yang nakal dan sedang hamil muda.. masih terbayang bayang di benakku.
Kini aku sedang kuliah di salahsatu PTN di ibu kota Jawa Barat.. tapi tetap aku selalu BBM-an dengan bu Tika..
Kami masih memiliki hubungan yang spesial. Bu Tika selalu mengingatkanku makan dan membangunkanku saat akan kuliah.

Bu Tika kini telah melahirkan seorang putra yang sangat tampan seperti ayahnya Pak Yosep.. anak lelaki itu diberi nama HAYKAL.
Haykal baru berumur 8 bulan.. bu Tika selalu mengirimkan foto bersama Haykal ketika sedang bermain.

Hari Sabtu.. aku akan pulang ke rumah dan bu Tika memberi kabar yang baik untukku; katanya.. sudah 1 minggu suaminya pergi seminar di Bogor.. dan hari Selasa baru akan pulang..

Hari Sabtu pun tiba.. pagi harinya aku bergegas pulang mengendarai sepeda motorku. Setelah beberapa jam.. akhirnya aku sampai di rumah.
Aku sampai di rumah jam 11.00 WIB.. orangtuaku masih bekerja dan belum pulang ke rumah..

Saat aku ada di depan halaman rumah dan memasukkan sepeda motorku.. bu Tika keluar dari dalam rumah sambil menggendong Haykal..
Bu Tika sepertinya belum mandi.. karena wajahnya masih kucel seperti PRT.. hehe..

“Duhhh.. yang mahasiswa udah pulang nihh..!” Ujar bu Tika menyapaku..
“Ehh.. teteh.. Duhh Haykalnya cakep banget tehhh..” balasku sambil menghampiri bu Tika yang sedang berdiri di halaman rumahnya..

“Iyaaa dong.. mamanya juga kan cakep..” ujar bu Tika menggoda kepadaku dengan senyuman nakalnya itu..
“Hihi.. iya cantik ihh.. kaya bidadari..” aku tak kalah menggoda bu Tika..

“Udah.. sana kamu mandi dulu Hen.. udah gitu ke rumah yaa.. Nanti makan di rumah teteh aja.." ujar bu Tika saat aku akan menghampirinya..
Aku hanya tersenyum dan bergegas masuk ke dalam rumah untuk membersihkan badanku.

Pukul 12.30 aku beranjak ke rumah bu Tika dengan mengenakan pakaian kaos polos dan celana pendek..
“Tetehhh..?” Ujarku saat membuka pintu rumahnya..
“Ssssttt.. pelan-pelan Hen.. Haykal lagi tidur..” ujar bu Tika sambil menghampiriku..

Bu Tika masih mengenakan daster dan wajahnya masih kucel.. tapi bu Tika masih cantik dan putih..
Kini bu Tika sudah tak lagi membuncit.. perutnya langsing.. susunya semakin besar saja.. Aku langsung duduk di sofa ruang tamu..

“Kamu makin ganteng aja a'..” ujar bu Tika tersenyum kepadaku sambil duduk di sampingku..
“Haha iya dong.. mahasiswa..” balasku tak mau kalah oleh pujian bu Tika..

“Huhh.. dasar .. pasti kamu udah punya pacar yaaa..? Lupa sama teteh.. uhh nakal kamu..” ujar bu Tika sambil mencubit perutku..
“Iihhh.. engga kok teteh.. sumpah.. aku belum punya pacar..” balasku sambil menahan sakit cubitannya di perutku..

“Aahh.. bohong kamu..” bu Tika ketus kepadaku..
“Beneran. Iihh teteh.. masih setia sama teteh.. karena aa' cinta sama teteh..” ujarku sambil membelai rambutnya..

“Masa' sihhh..? Paling kamu cinta sama memek teteh aja.. iya kannn..?” Ujar bu Tika memojokkanku..
“Engga ihh.. kenapa teteh ngomongnya kaya gitu..? Sumpah.. aa' sayang sama teteh.. cinta sama teteh.. aa' ga berani bohong sama teteh..” jelasku sambil menatap kedua bola mata bu Tika..
“Bener yaaaa.. awas kalau bohong..” ketus bu Tika sambil mencubit hidungku..

“Eehhh sekarang teteh udah ga hamil nihh.. Apa kamu masih suka sama teteh..? Katanya kamu suka sama cewe hamil..” lanjut bu Tika sambil mengelus pipiku..

“Haha.. jadi teteh mau aa' hamilin gitu..? Mau aa' buat hamil anak dari aa'..?” Ujarku sambil mengecup keningnya..
“Hihihi.. mau kamu itu mahhh A'.. Tapi teteh penasaran juga kalau teteh hamil sama benih kamu sayaaaanggg..” ujar bu Tika tertawa kecil dan nakal kepadaku..

“Iihhhh.. beneran tehhh.. teteh mau engga aa hamilin..?” Ujarku sambil menatap kedua bola matanya yang indah itu..
“Hihihi.. terserah aa' aja dehh.. kan aa' yang punya benihnya.. Teteh siap nerima benih aa' dan mengandung benih aa'..” balas bu Tika tersenyum sambil memelukku dengan erat..

Mendengar itu aku langsung memeluk bu Tika.. kami masih duduk di sofa..
Posisiku yang masih duduk dan bu Tika yang menyender kepadaku membuat kontolku langsung ngaceng berat..

“Eehhh.. udah ada yang bangun tuhhh..! Apa udah kuat nih..? Udah gede belum nihhh..?” Ujar bu Tika manja sambil memainkan kontolku dari balik celana pendekku..
“Haha.. pastinya kuat dong teeehhh.. liat deh sama teteh.. pasti teteh bakal suka..” balasku tak mau kalah seloroh bu Tika..

Bu Tika hanya tersenyum kepadaku.. lalu bu Tika membukakan sedikit celanaku dan ..
TOinggg..! Kontolku ngacung ke muka bu Tika.. bu Tika menatap dan tersenyum ke arah kontolku..

“Iihhhh.. kontol apa teronggg sihhh sayang.. gede gini.. Kamu apain sayang ini kontol sampe segede gini..?” Tanya bu Tika masih memandang kontolku..
“Jangan diliat aja dong tetehhh.. coba teteh kulum lagi.. masukin ke dalam mulut teteh..” pintaku sambil meremas bokongnya yang kenyal itu..

Slopp..! Bu Tika langsung melahap kontolku namun rupanya kontolku yang gede dan panjang itu tak muat untuk mulut bu Tika..
“Nnggghhh.. eemmm.. kontol kamu kegedean aa'.. mulut teteh susah masuknya.. ihhh.. ini kontol gede ihh.. bikin teteh gemes, tau..” ujar bu Tika sambil memainkan kepala kontolku..

“Hihhi.. ayo teteh cepet 'makan' kontol aa'.. cepet tehhh..” pintaku dengan memelas kepada bu Tika..

Slrupp.. Clopp..! Akhirnya bu Tika kembali mencoba 'melahap' kontolku dan tangannya memegang batang kontolku..
Slopp.. dengan perlahan akhirnya kontolku hampir masuk semuanya di mulut hingga tenggorokan bu Tika..

“Nnghhh.. tetehhh.. jangan kena gigi dong.. sakit tehhh..” ujarku mengerang kesakitan saat batang kontolku mengenai gigi taringnya..
Bu Tika menyerah untuk melahap kontolku.. dan bu Tikapun langsung bangkit dari posisi mengisap kontolku..

“Udah ahhh.. teteh nyerah a'..” ujar bu Tika sambil menatapku dengan wajah nakalnya..
“Hihi.. ya udah gapapa tehh.. teteh aa' mau nyusu dong tehhh” pintaku sambil memegang kedua susunya yang ranum itu..

“Aduhhh.. kasiann.. aa mau mimik yaaa.. sini ..sini mimik sama teteh yaaa.. nihhh aa.. buka mulutnya..” ujar bu Tika manja saat mengeluarkan bungkah buah dadanya dari balik dasternya itu..

Aku langsung melahap susunya dan mengisap kuat puting kiri bu Tika.. tangan kiriku meremas susu kanan bu Tika..
Namun saat enak-enaknya menyusu.. Haykal terbangun dan menangis.. bu Tikapun langsung melepaskan susunya dari mulutku dan ke kamar..
“Ayooo aa'.. ikut ke kamar..” ajak bu Tika saat bangkit dari sofa..

Aku langsung mengikuti bu Tika dari belakang.. namun sebelum bu Tika sampai kamarnya aku meminta agar bu Tika melepaskan dasternya..
Srett.. Di depan pintu kamarnya bu Tika melepaskan dasternya.. Tak beroikir duakali akupun melepaskan semua pakaianku.

“Tuuhhh.. Haykalnya bangun.. pengen mimik ya sayaaanngggg..?” Ujar bu Tika manja dan menaiki ranjang tidurnya..
Bu Tika langsung membaringkan tubuh dan menyusui Balitanya dan Haykal pun langsung berhenti menangis..
Aku langsung menghampiri si ibu yang sedang menyusui anaknya itu.. lantas aku naik ke ranjang bu Tika..

“Haykal cayaaanngggg.. nihh ada om Hendi.. om Hendi yang ganteng.. yang kuat.. kamu harus kaya' om Hendi yaaaa..” bu Tika mengajak Haykal ngobrol.. namun Haykal hanya melihatku tanpa mengedip..

Setelah melihat Haykal yang lucu itu.. aku langsung berbaring di belakang tubuh bu Tika yang sudah telanjang bulat itu..
Perlahan kuremas salahsatu susu yang tidak sedang Haykal isap..

“Iihhhh.. om Hendi itu susu Haykalll.. jangan om mainin ihhh..” bu Tika berbicara seperti bayi yang baru bisa berbicara..
“Hihihi.. gapapa dong Haykall.. mama Haykal tuh yang suka susunya dimainin sama om..” balasku tak mau kalah candaan bu Tika.

Aku terus meremas susu bu Tika dengan lembut dan mesra.. sembari kecup sana kecup sini bagian-bagian tubuh perempuan telanjang itu.
Setelah beberapa menit Haykalpun kembali tertidur.. bu Tika langsung membalikkan tubuhnya dan melumat bibirku dengan mesra..

“Eeemmmmhhhh.. Aa' nakal yaaa.. ayo puasin teteh..!” Ujar bu Tika nakal yang kini sedang terbaring di hadapanku..
Kontolku semakin ngaceng saja.. sudah tak tahan untuk memasuki memek bu Tika yang sudah lama aku tinggalkan..

Kami berciuman dengan mesra .. tanpa ada banyak gerakan lagi.. karena takut Haykal terbangun lagi.
Setelah puas berciuman.. aku langsung memegang memek bu Tika ..

“Tehhh.. memeknya udah dilalui kepala Haykal yaaa..? Pasti udah longgar nihhh..” ledekku saat ciuman kami selesai..

“Enak aja kamu.. ayo cobain aja sama kamu.. Pasti kamu kewalahan dehhh sama memek tetehh..” balas bu Tika ketus kepadaku..

Hehe.. aku langsung bangkit dari sisi bu Tika .. bu Tika merespon dengan langsung mengangkangkan kakinya.. seolah memamerkan memeknya.
Kini aku sudah ada di hadapan memek bu Tika.. bau memek tercium khas saat mukaku mendekati memek bu Tika..

“Ayyyooo.. aa' jilat memek tetehhh..” pinta bu Tika memelas kepadaku..
Slrupp.. langsung kujilati memeknya.. kuhidu aromanya. Kumainkan itil bu Tika dengan lidahku.

Aku mencoba mengigit itil bu Tika dan mengisap kuat itil bu Tika. “Aduhhh.. uuhhh.. aa sayang jangan digigit dong itilnya..” erang bu Tika kesakitan..

Tangan bu Tika kini sedang meremas kedua susunya.. aku kembali melumat dan mengisap memek bu Tika.
Setelah beberapa menit aku memainkan memeknya.. akhirnya bu Tika mencapai puncaknya..
“Aaaahhhhh.. eennggghhh..” bu Tika mengerang pelan agar Haykal tidak terbangun..

Aku terus melumat memek bu Tika yang sudah basah kuyup itu.. kulumat habis cairan memek bu Tika..
“Nnngghhh.. ayoo aa' cobain memek teteh sekarang.. makin seret loh a'.. ayo masukin a..” nafas bu Tika memburu berat..

Kuangganggukkan kepala lantas memegang kontolku.. untuk selanjutnya kuarahkan kontolku ke memeknya yang sudah basah itu..
Namun benar saja apa yang dikatakan teh Tika.. Ternyata liang memeknya semakin sempit dan sulit aku tembus..!

“Hihihi.. aa .. aa .. sulit yaaa a'..?” Goda bu Tika mengejekku..

“Sini teteh pegeng kontolnya.. biar cepet masuk..” lanjut bu Tika sambil memegang kontolku..

Slebb.. Dengan perlahan kontolku mencoba masuk.. tapi tetap saja sulit.. karena bu Tika bilang memeknya dijahit agak rapet..
Namun setelah beberapakali usaha tusuk-cabut gagal.. akhirnya kontolku pun berhasil merojok masuk ke dalam memek bu Tika.

BLessepp..! “Eeennnggghhhh.. ugghhhh..” bu Tika mengerang saat kontolku masuk semua ke dalam memeknya..

“Ughhh..tehhh memeknya kok seret gini..? Makin nyaman aja tehhh.. weenaknya memek teteh..” aku mulai menggoyangkan pantatku..

“Ngghhh.. apa kata teteh jugaaa.. kamu pasti ketagihan.. eeemmmhhh..” ujar bu Tika sambil menikmati goyangan pinggul dan sodokan kontolku di dalam memeknya.

“Ayooo aa.. mulai digenjot memeknya.. nnghhhhh.. Kontol aa juga makin gede aja nih di dalem memek tetehh.. uhhhh..” ceracau bu Tika saat aku menggenjot memeknya..

Aku mencoba menggenjot memek bu Tika dengan halus dan pelan.. bu Tika merem melek kentia menikmati genjotan kontolku di dalam memeknya. Kami sudah dilanda nafsu yang sudah membuta.. kami tidak menghiraukan yang ada di sekitar kita..

“Aaahhh.. uhhhh.. aa .. Enak aa.. enak.. kontol aa enak.. ayo aa genjot istrimu ini a..” bu Tika meracau dan lupa diri.. bahwa anak kandungnya ada di samping tubuhnya yang sedang kunikmati..

“Aaahhh.. memek teteh makin seret aja.. aa genjot lebih keras yaaa tehhh..” ujarku dan langsung mempercepat genjotan di memeknya..

Clebb.-srekk-crekk-slebb-clopp-slobb-clebb-slepp.. Makin kupercepat genjotan di memek bu Tika..
Hingga terdengar bunyi plakk-plakk..! Paha kami beradu.. Bu Tika memejamkan matanya ketika aku mempercepat genjotanku..

Tanpa kuduga Haykal terbangun.. namun Haykal tidak menangis.. Haykal hanya menatapku dengan tajam..
“Uuhhhh.. Haykal.. mama Haykal lagi om genjot nihhhh.. uhhhh..” ujarku melirik Haykal yang menatapku..
Namun aku masih terus menggenjot memek bu Tika.. dan paha bu Tika semakin mengangkang..

“Iiiihhh..huhhhh.. aahhh.. Haykal cayangggg.. mama lagi dikontolin sama om nihhh.. om kamu jago amat.. mama sekarang mau-nyampeeeee..
Aa’ cepet genjot tetehhh.. Aa’ genjot .. teteh mau keluar a’ .. Haykal cayangggg.. uhhh.. gapapa ya mama hamil anaknya om..
oom mau ngasih kamu adek bayi nihhh.. uhhh .. aa.. terusss..”
Bu Tika mengerang sambil menatap Balitanya yang sedang melihat persetubuhan indah ini..

Aku mempercepat kocokanku di memek bu Tika.. hingga ranjang kami sedikit bergerak..
“Aahhhh.. aa teteh keluuuu..arrrr.. peluk teteh a’.. pelukkk.. aduhhhh.. uhhhhhh.. aaahhh..” Srrr.. serrrr.. srrrr..

Akhirnya bu Tika mencapai puncak kenikmatannya dan ditonton langsung oleh Balitanya itu..
Balita itu tak mampu memarahi ibunya yang sedang disetubuhi oleh orang lain bukan ayahnya.. Haha..

Aku memeluk bu Tika erat saat bu Tika mencapai puncaknya.
Setelah beberapa detik kontolku terdiam dalam dekapan memeknya.. aku kembali menggenjot memek bu Tika..

“Aahhhhh.. aa .. Memek teteh sakit a.. uhhh.. aa.. hamili teteh a.. buahi Rahim teteh a.. uhhhh.. ngilu memek tetehhh..
Ayo aa' keluarin benihnya di dalam Rahim teteh.. Haykal cayanggg mama lagi dihamili nihhh.. kamu bakalan dapet ade dari om..
Om bakalan buat mama membuncit lagi.. uhhhhh..” kembali bu Tika meracau ingin segera aku hamili oleh benihku..

Haykal hanya mampu melihat mamanya yang akan aku hamili oleh benihku.. Clebb.-srekk-crekk-slebb-clopp-slobb-clebb-slepp..
Aku terus menggenjot memek bu Tika tanpa ampun.. seolah aku sedang dikejar anjing.. aku terus tanpa lelah menggenjot memek bu Tika..

“Uuhhhh.. Haykal gapapa yaaa mamanya om hamili.. om mau mama Haykal hamil anak om.. om mau mama Haykal mengandung benih cinta omm.. uhhhhh.. istriku.. Aa mau keluar..” aku tak mau kalah sama bu Tika yang mengajak Haykal ngobrol..

“Iyaaa.. uhhh.. gapapa om cayanggg.. hamili aja mama Haykal.. buat mama mengandung anak om.. buntingi mama Haykal om..” bu Tika mengerang dengan nada anak kecil..

“Aaahhhhh.. tetehhhhh.. aa .. Keluarrrr.. aarrrrr.. tehhhh nihhhh benih aa.. teteh harus Hamill.. teteh hamillll.. nihhhh.. aaahhhh..”
Crattt.. cratt.. crottt.. crottt.. crotttt..
Aku meracau dengan keras saat kontolku masuk sedalam dan setandas mungkin ke dalam memek bu Tika dan mengeluarkan peju yang akan membuat bu Tika hamil anakku..

“Aaaahhhhh.. aa.. peluk tetehhh.. tetehh mau hamil anak aa.. uhhhhhhhh.. kontol.. love you aa.. aduh anget peju aa.. peju aa' masuk Rahim teteh.. teteh bakal hamil anak aa..” erang bu Tika dengan nafasnya yang memburu saat menerima peju ku yang banyak itu.

“Uuhhhhh.. aahhhh.. love you too tetehhhh.. hamilkan anak aa ya.. teteh sayangggg..” ujarku saat menahan kontolku di dalam liang memek bu Tika namun saat itu juga aku ambruk di pelukan bu Tika.

“Heemmmm.. heehhh.. iya aa' sayanggg.. teteh akan hamil anak Aa’ .. teteh akan rawat benih aa’ sampai nanti anak dari benih aa lahir..” bisik bu Tika saat aku menindih tubuhnya yang lengket itu..

“Makasih ya teteh.. heemmm.. tehhh tuh Haykal liatin aa terus..” ujarku sambil melirik Haykal yang masih menatapku tajam..

“Hahaha.. Haykal mau laporin om sama papah Haykal.. awas ya omm.. om beraninya hamilin mamah Haykal..” ujar bu Tika seperti Balita yang baru bisa berbicara..

“Iihhh.. mama Haykal aja yang mau hamilin.. nanti Haykal boleh kok hamilin mama Haykal kalau mau.. mama Haykal nakal lhooo..” ujarku sambil menatap Haykal yang tak mengerti apa apa..

Siang itu kamar bu Tika sangat panas.. bukan hanya panas oleh udara melainkan panas oleh persetubuhan dua manusia yang sedang menikmati nafsu birahinya.

Ahhh.. (. ) ( .)
----------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd