Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------------

Cerita 219 – Perkosaan Nikmat..!!

[Part 1] – Hujan Pagi Hari..

Senin pagi itu..
tak biasanya Marsha datang pagi-pagi sekali ke tokonya berada di jalan Pemuda.
Daerah selatan stasiun kereta api di kota Semarang.

Saat itu ia mengenakan blus hijau tanpa lengan yang sangat ketat di tubuhnya yang putih montok.
Rambut ikalnya yang panjang bercat kemerahan diikatkannya ke atas.. memperlihatkan tengkuknya yang putih seksi.

Rupanya pagi itu, ia memang orang pertama yang datang ke tokonya.
Pegawai-pegawainya biasanya baru datang pukul 8 pagi.

Setelah membuka pintu toko mainannya.. ia langsung menuju meja kasir..
Kemudian menghitung laba perolehan hari sebelumnya.. sambil menunggu para pegawainya datang 1 jam lagi.

Marsha adalah seorang wanita keturunan Tionghoa yang sebenarnya sudah cukup berumur.
Akan tetapi.. meski pun usianya memasuki kepala 4.. namun perawakannya masih seperti perempuan berusia 30an.

Dan tentu saja masih sangat mengundang air liur lelaki yang memandangnya.
Tubuhnya yang montok selalu mengundang lirikan lelaki dan memancing fantasi liar untuk dapat menindihnya.

Belum lagi bila memandang buah dadanya yang putih montok itu..
Ahh.. setiap lelaki pasti ingin meremas gemas dam memelintir lembut putingnya.

Di usianya itu pun.. wajahnya masih menunjukkan garis-garis kecantikan.. serta sorot matanya yang sayu tetapi tajam..
Menandakan kebinalannya di atas tempat tidur.

Nah.. sebagaimana umumnya orang Tionghoa.. naluri bisnisnya memang cukup tajam.
Baru beberapa bulan saja toko mainannya ini ia kelola, ia sudah mendapatkan cukup banyak pelanggan.
Mungkin karena harga mainan anak-anak di tokonya ini relatif murah dibandingkan harga di toko lainnya.

Sambil menunggu pegawainya datang.. Marsha duduk di belakang meja kasir.. menghitung laba hari sebelumnya.
Belum ada pelanggan yang datang.. mungkin karena hari masih cukup pagi, dan di luar pun cuaca terlihat agak mendung.

Wah.. pagi-pagi begini sudah mendung.. bisa susah rezeki nih..! Pikirnya sambil melihat ke arah luar.
”Mudah-mudahan aja, nggak hujan..” cetusnya bicara dengan dirinya sendiri.

Marsha kembali melanjutkan pekerjaannya, sampai tiba-tiba di luar gerimis pun turun.
“Lho.. baru aja dibilangin, malah hujan beneran deh..!” Gerutunya.

”Anak-anak bisa terlambat dateng nih..!” Ujarnya lagi sambil melirik arloji emas berbentuk kotak di lengan kanannya.
Gerimis itu lama-kelamaan menjadi hujan yang cukup deras.. sehingga hawa pagi itu menjadi semakin dingin.

Di luar pun.. beberapa orang menghentikan sepeda motornya untuk mengenakan jas hujan..
lalu kembali meneruskan perjalanannya. Kecuali beberapa pejalan kaki yang terus berjalan..
sambil berusaha menghindari hujan.

Ada juga dua orang pengendara motor yang memilih untuk berteduh sebentar di depan tokonya.
Salah seorang pengendara motor itu.
Kelihatannya seorang mahasiswa yang hendak pergi kuliah dan tidak membawa jas hujan.

Pemuda itu memilih untuk berteduh di depan tokonya.. sambil melihat-lihat dari luar ke dalam toko mainan Marsha.
Tak lama kemudian.. ia masuk ke toko itu, sambil terus melihat-lihat mainan yang ada.

Melihat ada tamu yang masuk ke tokonya..
Marsha langsung mempersilakan pemuda itu dan menghentikan pekerjaannya menghitung laba.

“Ada yang bisa saya bantu..?” Tanya Marsha dengan ramah.
“Oh.. maaf. Kebetulan saya kehujanan dan berteduh di depan..
Saya baru ingat kalau saya memerlukan spare parts untuk mobil remote control saya di rumah..” jawab pemuda itu.

“Wah.. kalau spare parts remote control.. kebetulan di sini cukup lengkap..
Kalau pun di etalase kosong, mungkin bisa saya carikan di gudang..” ujar Marsha.

”Memangnya bagian apa yang diperlukan..?” Tanya Marsha lagi.
“Saya butuh dinamo dan ban untuk mobil remote control saya di rumah..” jawab pemuda itu.

Sambil menerangkan jenis yang dicarinya ia terus mengamati Marsha yang sedang mengecek buku inventarisnya.
Ia baru saja menyadari.. bahwa lawan bicaranya itu ternyata sangat menggoda dan membangkitkan gairahnya.
Terutama di pagi hari yang sangat dingin itu.

Melihat keadaan toko yang sepi itu.. ia ingin mencoba mencari 'kesempatan di dalam kesempitan'.
Ia pun berusaha berkenalan dengan Marsha. “Oya, kenalkan nama saya Agus..” pancing pemuda itu.
“Oh, saya Marsha..” balas Marsha.

“Saya mesti panggil Mbak atau tante nih..?” Tanya Agus lagi.
“Terserah deh. Enaknya Dik Agus aja gimana..” jawab Marsha.

”Wah.. sepertinya dinamo yang untuk model itu di sini sudah habis, saya memang nggak menyimpan stok banyak..
Karena kurang banyak peminatnya..”
“Yah.. sayang sekali. Apa di gudang juga sudah habis..?” Pancing Agus.

“Oh iya.. saya hampir lupa. Sebentar.. saya coba carikan..” lanjut Marsha sambil mengunci mesin kas-nya..
Kemudian beranjak keluar meja kasir ke arah gudang di lantai dua toko itu. ”Dik Agus tunggu sini sebentar ya..”

Saat melihat Marsha berdiri dan berjalan.. seketika gairah Agus semakin meluap.
Terlebih lagi ketika ia mengamati Marsha menaiki tangga kayu itu..

Matanya semakin nakal melirik ke arah bongkahan pantat Marsha yang terbungkus rok jins mini.
Glekk.. glekk..!! Entah keberapakalinya ia menelan ludah, sejak ia pertamakali melihat sang Tante.

Dan entah desakan dari mana yang membimbing Agus mengikuti Marsha.. naik ke lantai dua.
Ia kemudian memegang pegangan tangga.. untuk mengikuti sang Tante..
Sambil mendongak ke atas.. melihat Marsha yang masih menaiki tangga itu.

Terlihat jelas oleh matanya.. Marsha saat itu mengenakan celana dalam hitam berenda..
Dan samar-samar memperlihatkan gundukan putih menggiurkan yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
Hufftt..!! Pemandangan itu membuat nafasnya semakin naik turun.

Perlahan-lahan agar tak terdengar oleh sang Tante ia mulai meniti anak tangga..
Hingga akhirnya ia sampai ke lantai dua yang merupakan gudang di toko itu.

Ia menghampiri Marsha yang sedang berjongkok mengaduk-aduk sebuah kardus.
Agus mengendap-endap ke belakang Marsha..
Kemudian ia berdiri tepat di belakang Marsha, menunggu sang Tante berdiri.

Tak lama kemudian.. kelihatannya Marsha sudah menemukan apa yang di carinya..
Setelah menaruh kembali kardus itu ke tempat semula.. ia pun berdiri..
Dan tentu saja langsung dikejutkan oleh kehadiran Agus di hadapannya.

“Lho..!?” Belum sempat Marsha menyelesaikan kalimatnya, Agus langsung memeluk Marsha..
Sambil membungkam mulut sang Tante dengan tangannya.

Otomatis Marsha meronta dan berusaha berteriak, sambil memukuli punggung Agus.
Akan tetapi hal itu sia-sia belaka.
Tangan Agus yang lebih kuat semakin mendekap tubuhnya dan membungkam mulut Marsha.

Hingga akhirnya Marsha sadar bahwa usaha apapun yang dilakukannya akan sia-sia.
Tubuh montoknya pun menjadi lemas.

Melihat Marsha sudah menjadi lemas.. Agus mengendurkan dekapan dan bungkaman pada bibir Marsha.
Ia langsung menciumi bibir sang Tante.

Dilumatnya habis wajah Marsha. Diciumi dan dijilatinya wajah cantik itu sambil nafasnya tersengal-sengal penuh nafsu.
“Aa.. Apa yang kau lakukan..!? Kurang ajar kamu..!!” Bisik Marsha terpatah-patah karena ketakutan.

“Tenang Tante.. Jangan takut, Tante nurut aja. Lagipula teriakan Tante nggak akan terdengar karena derasnya hujan..”
Jawab Agus sambil terus menciumi bibir Marsha dan tangannya sudah mulai menjamah bagian buah dada sang Tante.

“J-jja.. Ngann.. Please. Kenapa kamu nggak nyari perempuan yang lebih muda aja..?” Pinta Marsha..
sambil berusaha menepis tangan Agus yang sudah mulai meremas lembut puting kirinya..
yang masih terbungkus bra dan blouse dari luar.

“Kalau kamu mau uang, ambil aja di kassa.. Tapi jangan seperti ini.. Please..!”
“Aku mau Tante aja. Sudah deh. Tante nurut aja. Ntar pasti Tante nikmatin juga. Percaya deh..”
Bisik Agus di telinga Marsha, sambil kemudian dijilatinya telinga yang putih kemerahan itu.

“Mmmhh.. Tante begitu harum.. Kulit Tante mulus dan wangi..”
Sambung Agus sambil terus menggerayangi buah dada dan lengan Marsha.

Marsha enggan mengakui kalau ia merasa tersanjung..
oleh kata-kata pemuda yang sedang mencoba memperkosanya itu.
Tetapi hati kecilnya tergoda juga oleh kata-kata pemuda itu.

Sambil mendorong tubuh Marsha agar rebah ke lantai.. tangan Agus kini mulai berpindah ke daerah perut Marsha..
Yang kelihatannya sudah semakin tak berkutik.

Direnggutnya blus sang Tante ke atas.. dan terpampanglah perut yang putih mulus.. walaupun agak sedikit gemuk..
Tetapi tak mengurangi keseksian sang Tante.

Ciuman-ciuman Agus kini mulai turun ke leher, buah dada yang masih terbungkus pakaian..
Hingga akhirnya mulai menggerayangi perut dan pusar Marsha.

Rupanya ciuman Agus di bagian perut dan permainan lidah di pusarnya itu..
lama kelamaan menimbulkan kegelian yang amat sangat.

Tak munafik, Marsha menikmati hal itu. Teriakannya berangsur-angsur berubah menjadi desahan.
Tangannya yang berusaha mendorong tubuh Agus.. sekarang sesekali meremas rambut Agus..
Dan menekan kepala Agus semakin dalam dan merapat dengan tubuhnya.

Saat ini yang ada hanyalah erangan-erangan kecil dari mulut Marsha yang sedang di permainkan oleh lidah nakal Agus.
“Ssshhtt.. J-jjangann.. L-lleppasskanhh.. Aaauuhhff..!!” Bisik Marsha mengerang kegelian.

Marsha pun akhirnya dilanda kebimbangan.
Karena di satu sisi ia merasa harus mempertahankan dirinya agar tidak diperkosa oleh pemuda itu.
Di lain sisi.. ia mulai menikmati permainan yang sedikit kasar dan liar itu.

Sementara itu.. tanpa disadarinya tangan Agus sudah berhasil menyingsingkan rok mininya ke atas.
Dan tangan pemuda itu sudah mulai menggerayangi daerah kemaluan Marsha.

“Nngghh..” Tak sadar Marsha melenguh nikmat. Tangan kekar itu tak henti-hentinya bergerak..
mengelus-elus bukit kenikmatannya dari luar celana dalamnya yang sudah mulai basah.

Ciuman pemuda itu pun tak henti-hentinya menggerayangi bibir..
Leher dan buah dadanya yang montok dan masih terbungkus bra hitam berendanya itu.

“Ahh.. Sshh..” lenguh Marsha. Marsha semakin menikmati kenakalan pemuda itu.
Saat ini ia justru mengharapkan agar pemuda itu semakin berbuat kurang ajar padanya.

Matanya mulai terpejam seiring dengan semakin membanjirnya lendir kenikmatan di vaginanya.
Pikirnya.. pemuda itu memang tau caranya memanjakan wanita.
Marsha pun sudah tak merasa bahwa dirinya akan diperkosa. Ia justru mendambakan sentuhan pemuda itu.

Jemari Agus bermain di pinggiran celana dalam Marsha.
Diusap-usapnya jahitan pinggir celana dalam hitam berenda yang semakin basah itu.

Sesekali jemari nakalnya menyelip masuk ke dalam celana dalam itu..
Sambil mengusap lembut gundukan yang ada di dalamnya.

Usapan jemari Agus pada jahitan renda pinggiran celana dalam Marsha menimbulkan suatu sensasi..
Dan juga rangsangan yang sangat dinikmatinya.

Jahitan dari motif renda yang tak rata itu menyebabkan jemari Agus yang bermain di atasnya..
seakan-akan menggaruk-garuk daerah sekitar vaginanya.

Terlebih saat Agus memang sengaja menggaruk bagian itu dengan kukunya.
Hal ini membuat Marsha semakin tak kuasa untuk menahan lendir kenikmatannya yang semakin membanjiri daerah itu.

“Aughh.. Nakal kamu yaaaa..!?”
Jerit Marsha saat merasakan jari telunjuk pemuda itu menyelip masuk dan mengusap lembut labia mayoranya.

Sesaat telunjuk pemuda itu keluar dari dalam celana dalam Marsha.
Ia langsung menyodorkan jemari yang dibasahi oleh lumuran lendir kenikmatan Marsha itu ke bibir seksi sang Tante.

Dan langsung saja Marsha menyambut dan mengulum telunjuk..
yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri itu dengan penuh nafsu.

Agus sendiri tak henti-hentinya menggerak-gerakkan telunjuknya yang sedang dikulum Marsha..
seakan-akan ingin mengorek-ngorek bagian dalam mulut wanita itu dengan lembut.

Melihat sang Tante menjilati telunjuknya dengan penuh nafsu.. Agus langsung mendekati bibir wanita itu..
Berharap agar masih ada sisa lendir kenikmatan wanita itu dalam mulut seksinya.

Marsha agaknya mengerti oleh apa yang diinginkan pemuda itu. Ia langsung mengumpulkan ludah dalam mulutnya..
yang memang masih bercampur dengan lendir kenikmatannya..
Untuk kemudian disodorkannya ludahnya itu dengan bibir sedikit terbuka penuh gairah.

Clruppp..!! Slruppp..!! Agus langsung melumat gemas bibir Marsha.
Dikecap-kecapnya sebentar ludah sang Tante dalam mulutnya, kemudian ditelannya penuh nafsu.

Melihat kelakuan pemuda itu, Marsha menjadi semakin terbakar oleh nafsu.
Ia semakin lupa pada keadaan dirinya yang hendak diperkosa.

Dan agaknya keadaan itu sekarang telah berubah menjadi keinginan untuk sama-sama saling memuaskan..
Karena Marsha sudah mengambil posisi telentang.. dengan pahanya agak mengangkang terbuka.

Marsha langsung menarik kepala pemuda itu.. diciuminya bibir pemuda itu dengan penuh gairah.
Kemudian dijambaknya rambut Agus sambil didorongnya kepala pemuda itu agar mulutnya mengarah ke vaginanya.

Agus yang memang sudah terbakar oleh nafsu sejak pertemuan di meja kasir tadi..
Dengan senang hati langsung saja menuruti keinginan sang Tante.

Tanpa membuka celana dalam Marsha.. ia langsung menjilati vagina Marsha..
Dengan hanya cukup menarik pinggiran berenda celana dalam sang Tante di sekitar vaginanya.

Dijilati dan digigitnya dengan penuh nafsu vagina itu sambil kepalanya terus dipegang dan dijambaki oleh Marsha.
Rupanya Marsha tak cukup hanya dipuaskan dengan jilatan-jilatan liar Agus.

Ia juga ingin mendusal-dusalkan wajah pemuda itu pada vaginanya.
Hingga tak lama kemudian Agus merasakan daerah sekitar selangkangan sang Tante bergetar.
Dan makin lama getaran itu makin hebat.. hingga tak lama kemudian..

Saat ia sedang menggigit-gigit kecil klitoris sang Tante, diiringi teriakan liar Marsha.
“Ooghh iiyyaahh.. Terrusshh.. Mmmppffhh.. Ghhaahh..!!” Racau Marsha makin ramai.

Hingga tak lama kemudian.. Crroottss..!! Wajah Agus langsung tersembur oleh cairan yang hangat dan kental..
Yang berasal dari dalam liang vagina Marsha.

Rupanya Saat itu Marsha baru saja mengalami orgasme yang cukup banyak di awal permainan mereka.
Dan langsung saja, tanpa diberi komando.. dengan lahapnya Agus menjilati..
dan meraupi lelehan lendir kenikmatan yang tak henti-hentinya meleleh dari dalam vagina sang Tante.

Hal ini tentunya membuat Marsha yang baru saja mencapai orgasme dilanda rasa geli yang amat sangat.
“Hhhaahh ssttoopp..!! Sttoopp..!! Ghiillaahh.. Ohh Sttoopp Sshh..!!”
Teriak Marsha sambil berusaha menjauhkan selangkangannya dari wajah pemuda itu.

Tetapi Agus justru tak mau memindahkan mulut dan jilatannya sedikit pun dari vagina yang sedang dibanjiri cairan nikmat itu.
Ia terus mengumpulkan lendir Marsha di dalam mulutnya dan kemudian langsung menelannya dengan rakus.
Mulut dan wajah pemuda itu belepotan oleh lendir Marsha.

Setelah Agus merasa bahwa vagina Marsha telah bersih kembali, ia langsung beranjak ke arah bibir Marsha.
Dengan masih mengulum lendir dari vagina sang Tante ia menyuapkannya ke bibir seksi di hadapannya.

Marsha langsung mengerti apa yang akan dilakukan Agus. Ia langsung membuka bibir seksinya seraya berkata..
“Ludahkan..! Ludahkan padaku Sayang..!” Pintanya dengan tatapan sayu menggairahkan..

Sambil meremas-remas lembut payudaranya sendiri. “Ooohh.. Ssshh..” Marsha mendesahkan nikmatnya.
Cuhh..!! Agus langsung meludahkannya ke dalam mulut sang Tante.

Dan langsung disambut dengan desahan bergairah Marsha.
“Mmmhh.. Nikmatthh..” bisik Marsha setelah menelan lendir kenikmatannya sendiri dengan rakus.

Agus yang semakin terbakar gairahnya melihat adegan itu langsung melucuti pakaiannya sendiri.
Sejak melihat tubuh molek sang Tante ia memang tak sabar..
Untuk segera memasukkan penisnya ke dalam vagina sang Tante dan menggarapnya penuh nafsu.

Setelah dirinya telanjang bulat.. ia berdiri sejenak di hadapan sang Tante..
Sambil mengacung-acungkan penisnya yang sejak tadi telah menegang penuh di hadapan Marsha.

“Woow..!!” Seru kagum Marsha sambil mengarahkan tangannya untuk menggenggam penis itu.
“Aaahh.. Tanteehh..” bisik Agus saat jemari sang Tante menggenggam dan meremas lembut penisnya.

Marsha langsung mengocok penis di genggaman tangan kanannya itu dengan penuh kelembutan.
Sementara itu tangan kirinya mengusap-usap vaginanya sendiri yang mulai basah kembali.
Rupanya ia pun tak sabar ingin digarap oleh sang pemuda dengan penis perkasa itu.

Dipindahkannya tangan kirinya yang sudah dibasahi lendir kenikmatannya ke penis Agus..
kemudian dibalurinya penis yang menegang keras itu dengan lendirnya.

“Aaahh.. Angett Tantee..!” Bisik Agus sambil memejamkan matanya.
“Hhhmm..?? Anget..? Aku punya yang lebih panas, sayang..”
Tantang Marsha sambil mengarahkan bibir seksinya ke penis pemuda itu.

Dan langsung dikulumnya penis di hadapannya dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. slrupp.. slrppp.. Mmmhh.. mmmhh.. mmmm..” desahnya.
“Ooohh.. Iyaahh terusshh Tanteehh.. Ssshh..” Agus pun semakin meracau tak karuan.

Marsha menemukan kenikmatan yang lebih memacunya untuk terus mengerjai penis pemuda itu..
karena ia mencium dan merasakan aroma dan basah dari lendir kenikmatan yang berasal dari vaginanya sendiri.
Dan itu membuatnya semakin liar menjilati benda yang panjang dan panas itu.

“Mmmhh.. Ssshh.. Shhhhhh..!!” Bisik dan desah Agus tak henti-hentinya.. sambil mengacak-acak rambut sang Tante..
Sehingga rambut merah ikal Marsha yang semula diikat ke atas menjadi acak-acakan dan terlihat sangat menggairahkan.

Marsha berhenti sejenak dari kegiatannya mengelomoti penis pemuda itu.. sambil teros berjongkok di hadapan Agus..
Ia menengadah menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sayu penuh gairah.

Melihat wajah Tante-Tante yang sedang terbakar oleh gairah seperti itu..
membuat Agus semakin tak sabar untuk segera menggarap sang Tante.
Diacak-acaknya rambut Marsha dengan gemas.

“Kau ingin lebih panas, sayang..? Hhmm..?” Tantang Marsha dengan tatapan penuh nafsu..
“Siksa aku Tante..! Siksa aku dengan tubuhmu..!” Pinta Agus sambil terus mengacak-acak rambut Marsha.
“As you wish honey..!” Jawab Marsha sambil melucuti kancing blousenya dan rok spannya sendiri.

Marsha yang saat ini tinggal mengenakan bra dan celana dalam hitam berendanya kembali mengerjai penis Agus.
Dikulum-kulum dan dijilatinya batang kemaluan pemuda itu hingga penis itu basah dilumuri oleh ludahnya sendiri.

Marsha semakin menggila dan liar. Sampai-sampai bola matanya nyaris berputar ke belakang..
saat ia mengelomoti batang yang menegang dan panas itu.

Sesekali digigitinya urat-urat kemaluan Agus yang menonjol-menonjol..
akibat tegangnya penis itu hingga pemuda itu meringis kesakitan.

Agus yang semakin tak sabar dan terbakar oleh gairah langsung saja menarik tubuh sang Tante..
agar berdiri di hadapannya, dan langsung saja Marsha menyerang bibir pemuda itu dengan penuh nafsu.
Digigitinya pula bibir dan lidah Agus. Ia memang benar-benar sudah terbakar oleh nafsu.

“Tante, aku sudah nggak tahan nih..” pinta Agus sambil membalas kecupan-kecupan liar sang Tante.
“Aku juga, sayang. Cepat kerjai vaginaku Gus..!” Balas Marsha dengan tatapan sayu memelas penuh nafsu.

”Sebentar kubuka BeHa dan celana dalemku dulu ya, Honey..!? Sabar sayang..”
“Nggak usah Tante..! Aku suka ngeliat Tante cuma pake pakaian dalem gitu..” pinta Agus.

“Tenang aja, tetep nikmat kok..” sambungnya menenangkan Marsha..
Sambil meremas-remas lembut gumpalan daging putih yang masih terbungkus bra hitam renda itu.

Agus langsung mendorong tubuh montok sang Tante agar membelakangi tubuhnya..
Kemudian diaturnya agar tubuh Marsha menungging.

Marsha langsung menyadari.. rupanya pasangannya ini ingin mengerjainya dalam posisi doggie style terlebih dahulu.

CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd