--------------------------------------------------------------------------
Cerita 161 – Para Pencari Kenikmatan [Final = Part 10]
Tapi kalau sudah dijanjikan imbalan seperti ini.. Haifa jadi punya alasan untuk melayani Pak Jalal.
Maka sekarang.. dengan sangat rakusnya ia melakukan jilatan demi jilatan..
hingga penis Pak Jalal yang berada di dalam mulutnya terasa semakin kaku dan menegang.
Haifa tidak ingin orang yang telah membayarnya mahal.. kecewa dengan pelayanannya.
Malah kalau bisa Pak Jalal jadi ketagihan dan terus menyetubuhinya dengan imbalan 20 juta tiapkali main.
Bisa kaya mendadak dia..! Tanpa sadar Haifa jadi tersenyum dalam hati.
“Terus, Bu Ustad.. ada bonus kalau kamu memang memuaskan..” kata Pak Jalal..
yang disambut dengan delikan mata oleh Mira..
dan langsung melepaskan rongga kewanitaan Haifa yang sedang diisapnya.
“Bonus buatku juga ada nggak..? Saya kan sudah muasin Pak Jalal tadi..” tanya istri Asrul itu.
“Ada..!” Sergah Pak Jalal.
”Pokoknya kalian bakal pulang sambil bawa uang banyak kalau bisa memuaskanku..!”
“Wah.. terimakasih ya, Pak Jalal. Senang deh kalau Pak Jalal murah hati gini..” Mira tertawa senang.
“Sudah.. cepet isap lagi memeknya..!” Suruh Pak Jalal.
Mira segera menunduk untuk mengerjai vagina Haifa.. sementara Pak Jalal dengan gemas..
mempermainkan buah dada Haifa yang berukuran luar biasa dengan mereremas-remasnya lembut.
Diserang atas-bawah seperti itu membuat Haifa akhirnya terbius dalam amukan api birahi.
Ia pun lupa akan segalanya. “Aah.. aduh.. aduduh..” lenguhnya dengan nafas ngos-ngosan.
Erangan Haifa semakin menjadi akibat kuluman sangat rakus dan ganas dari Pak Jalal..
di kedua puting susunya yang kini sudah terlihat mengacung tegak.
“Sudah.. sekarang gantian..!“ Seru Pak Jalal dengan suara cemprengnya.
Mira segera berbaring untuk mengoral penis Pak Jalal.. sementara Haifa berjongkok..
menikmati ketebalan memek Mira yang sudah pernah dilewati oleh empat bayi.
Mereka terus saling merangsang seperti itu sambil sesekali Pak Jalal menggapai kewanitaan Haifa..
yang mengganggur untuk diusap dan dikocok-kocoknya ringan.
“Luar biasa ngacengnya kontolmu, Pak..!“
Kata Mira yang terus menelan batang penis Pak Jalal ke dalam mulutnya.
Lidahnya bergerak dengan cepat ke sana kemari untuk memberikan rangsangan pada batang panjang itu.
Sungguh tak karuan nikmatnya.
Apalagi saat beberapakali Mira memberikan kesempatan pada Haifa untuk ikut mengulumnya.
Dijilati berdua seperti itu membuat batang penis Pak Jalal jadi semakin basah..
penuh oleh air liur.. siap untuk digunakan.
“Segera lakukan, Pak.. setubuhi Bu Ustad..!“
Mira melepaskan penis Pak Jalal dan lalu mendorong tubuh bugil Haifa menuju ke sofa.
Haifa segera melebarkan pahanya dan membiarkan Pak Jalal yang sudah tak tahan untuk menindihnya.
Laki-laki itu meremas-remas buah dadanya dan berbisik..
“Hhm.. susu Bu Ustad memang montok. Sekarang, rasakan kontolku yang besar ini..!!“
Sehabis berkata.. sambil mengangkat tubuhnya.. Pak Jalal membiarkan Mira memegangi penisnya..
untuk dibantu diarahkan ke lubang kewanitaan Haifa yang sudah menganga lebar.
Haifa sedikit melotot melihat penis Pak Jalal yang meski tidak seberapa besar tapi sangat panjang.
“Hmm.. pelan-pelan aja, Pak..!” Iba Haifa.
Slebb..!! Pak Jalal segera menekan lembut..
begitu merasakan ujung penisnya sudah menempel ke lubang yang tepat.
Haifa merem melek merasakan sensasinya.. sementara Mira tersenyum gembira..
menatap batang panjang Pak Jalal yang perlahan mulai tenggelam mili demi mili.
Jlebb..!! “Aawh..!!“ Jerit Haifa begitu kontol Pak Jalal mentok di dalam lorong rahimnya.
“Rasakan, Bu Ustad.. rasakan gimana enaknya kontol Pak Jalal..!!” Seru Mira sambil tertawa keras.
Pak Jalal kini mulai menarik dan menekan pinggulnya..
”Ehmm..” Dia mengerang begitu merasakan kenikmatan vagina milik Haifa.
Jepitannya ternyata sangat kencang, jauh bila dibanding dengan Mira yang sudah bobol empatkali.
Pak Jalal pun mulai tak tahan..
Slebb.. jlebb.. ia tekan terus pinggulnya sampai lancar dalam melakukan sodokan demi sodokan.
“Ampun, Pak Jalal. Pelan-pelan aja..” rengek Haifa.
“Tindih dia, Pak.. remas buah dadanya, serbu bibirnya. Lumat dia!!“ seru Mira dari belakang.
Pak Jalal langsung menindih dan menggenjot dengan sekuat tenaga.
Dorongannya yang keras membuat Haifa hendak menjerit..
namun sudah keburu dibekapnya menggunakan mulut.
Rakus Pak Jalal melumat bibir tipis Haifa sambil tangannya mempermainkan bulatan dada perempuan cantik itu.
Menit demi menit berlalu, Pak Jalal terus melakukan genjotan demi genjotan.
Lenguhan Haifa yang keenakan membuat Mira tertawa senang..
sementara Pak Jalal nampak sudah tak tahan lagi menerima jepitan vagina Haifa yang begitu luar biasa.
Dengan tenaga sudah terkuras habis, ia terus memacu tubuh kurusnya di atas tubuh bugil Haifa.
“Aaaahh..!!“ Teriak Haifa begitu mendapatkan orgasmenya.
Tubuhnya menegang kencang saat cairan panas mengucur deras dalam rongga kewanitaannya..
membasahi batang penis Pak Jalal yang masih bergerak kencang menusuk-nusuk.
Beruntung Haifa sudah keluar duluan hingga Pak Jalal pun tidak malu..
ketika ia melepas klimaksnya tak lama kemudian.. Crooott.. crooott.. crooott..!!
Tubuhnya terasa enteng sekali begitu air maninya mengalir ke dalam liang vagina Haifa.
“Wah, sperma Pak Jalal masih tetep banyak..” Mira tersenyum memandangi lelehan air mani Pak Jalal..
yang merembes melalui celah kewanitaan Haifa begitu laki-laki itu mencabut batang penisnya.
“Iya, habis enak banget sih..” sahut Pak Jalal dengan badan lemas.
Di bawahnya.. Haifa terbangun dan menatapnya..
“Hhm.. aku juga enak, Pak. Andai Pak Jalal meminta baik-baik, pasti aku mau tadi..”
“Lho, mana saya tau.. Bu Ustad..” Pak Jalal terkekeh.
“Ide siapa itu..?” Selidik Haifa pengin tau.
“Tuh, dia..” Pak Jalal menunjuk Mira.
Yang dituding hanya tersenyum saja.
“Dasar kamu, Mir..” ujar Haifa dengan sedikit kesal.
“Berikutnya, siapa yang kira-kira akan datang..?” Tanya Pak Jalal.
“Emm.. mungkin Aya, tapi nggak tau juga sih..” sahut Haifa.
“Aya atau pun Herlina nggak akan ada bedanya, sama-sama cantik dan montok..” kekeh Pak Jalal.
“Edan..! Pak Jalal mau nidurin mereka juga..?” Desis Haifa tak percaya.
“Kenapa enggak..? Semua yang sudah pegang uangku harus setor tubuh kepadaku..!“ Ujarnya santai.
“Peraturan dari mana itu..?” Cibir Haifa.
Pak Jalal hanya memandang dengan mata berbinar, dan kemudian mencium bibir Haifa sekilas..
”Peraturanku.. orang paling kaya sekampung, haha..!” Dia tertawa keras.
Haifa berusaha menata jilbabnya yang berantakan.
Selama bercinta tadi.. selain baju, Pak Jalal memang tidak melepasnya.
Dia kemudian memandang laki-laki itu dengan mata nanar..
”Oke, kita buktikan aja, apa Pak Jalal mampu dikeroyok sama kita berempat..?” Tantang Haifa.
“Siapa takut..!?” Seru Pak Jalal..
”Jangan menyesal nanti kalo ternyata kalian ketagihan kontolku..” balasnya tak mau kalah.
“Aku sudah ketagihan kontolnya Pak Jalal..” sahut Mira yang kembali menunjukkan kenalakannya.
Pak Jalal menanggapinya dengan terkekeh pelan.
----oOo----
Aya menyempatkan diri pulang ke rumah setelah menjemput Azzam ke kantor.
Ia menemukan suaminya itu terbaring seperti zombie di sofa ruang depan dengan tubuh telanjang.
Di kanan-kirinya, terlihat Dara dan Sheila juga bergelimpangan pulas.
Rupanya mereka telah berpesta seks semalam suntuk. Pantas saja Azzam tak sempat pulang ke rumah.
Sudah menjadi kebiasaan Azzam untuk mengajak karyawannya bercinta setelah menggaji mereka.
Terutama Dara dan Sheila yang memang paling muda dan cantik.
Aya tau itu dan sama sekali tidak bisa melarang.. karena sejujurnya ia juga beberapakali..
tidur dengan karyawan laki-laki di kala Azzam sedang sibuk pergi ke luar kota.
Sambil menahan rasa dongkolnya.. Aya menggeledah jaket Azzam yang tergulung rapi di atas meja..
untuk menemukan buntelan uang milik Pak Jalal.
Jumlahnya sudah berkurang karena sudah digunakan.. entah untuk apa saja.
Aya menukar pakaiannya karena udara siang itu sangat panas.
Bang Jack tidak terdengar mengumandangkan adzan di musholla.. padahal waktu duhur sudah sejak tadi tiba.
Mungkin dia masih kecewa setelah kehilangan semua uangnya.
Melangkah santai.. Aya melintas di bawah teriknya cahaya matahari yang dihiasi butiran debu tipis.
Di pergantian musim seperti saat ini.. debu akan terus bertebaran selama 24 jam setiap hari..
Sampai musim hujan tiba. Dan itu sudah tidak lama lagi.
Sambil membawa tas berisi uang..
Aya pergi ke mobilnya yang terparkir di seberang jalan dan langsung melaju menuju rumah Pak Jalal.
Ia terobos hamparan rumput yang menghalangi..
di mana beberapa orang tampak menebasnya untuk digunakan sebagai pakan kambing.
Di situasi seperti ini.. bahkan daun alang-alang yang menguning pun jadi rebutan.
Aya menyapa mereka dan terus mengemudikan mobilnya.
Beberapa orang berdiri dan tersenyum..
beberapa lagi menggeleng-geleng menatap kecantikan dan kemolekan tubuh istri Azzam itu.
Pak Jalal sudah nampak menunggunya sembari duduk di kursi teras depan.
Aya bergegas turun dan menghampirinya.
Setelah berbasa-basi sejenak, ia pun memperlihatkan isi tasnya.
Di dalam.. terdapat uang tunai sebesar 467 juta.
Hanya itu jumlah yang tersisa dari total 500 juta.
“Nggak apa-apa, santai aja..” jawab Pak Jalal saat Aya berkali-kali meminta maaf.
Dia masih nampak menyisakan kelelahan yang amat sangat..
setelah memacu birahi dengan Mira dan Haifa.
Namun kedatangan Aya kembali membangkitkan gairahnya..
dan tanpa bisa dicegah kontolnya pun mulai mengacung keras.
“Ngomong-ngomong, di mana Kak Haifa..?” Tanya Aya.
“Oh.. Bu Ustad masih di dalam. Ayo, mari masuk..” Pak Jalal mengundangnya.
Tanpa curiga sedikit pun..
Aya melangkahkan kakinya ke ruang tengah mengikuti Pak Jalal yang berada di depan.
Pak Jalal sendiri sudah bergidik daritadi gara-gara mencium wangi tubuh Aya.
Bisa ditebaknya kalau gadis ini doyan seks juga.
Ditambah body mulus Aya yang memang montok sekali..
membuat Pak Jalal jadi semakin bersemangat untuk bersetubuh dengannya.
Terasa batangnya terus berkedut-kedut seiring detik-detik terakhir yang sangat menentukan itu.
“Di mana Kak Haifa..?” Tanya Aya saat melihat ruang tengah ternyata kosong melompong.
“Aku di sini, Ai..!!”
Sergah Haifa mengagetkan sambil menepuk pipi Aya dan menjawil hidungnya dari arah belakang.
Aya langsung berbalik.. namun saat itulah..
“Kak, apa-apaan ini..!?” Jerit Aya ketika Haifa mencekal kedua tangannya erat-erat.
“Sudah, diamlah..!” Paksa Haifa sambil mulai mempreteli satu per satu kancing baju Aya.
Di depan mereka.. Pak Jalal mendekat sambil menyeringai. Matanya tak berkedip..
menatap bulatan buah dada Aya yang bergerak naik-turun seiring dengan embusan nafasnya.
Begitu besarnya benda itu hingga beha kuning tipis yang dikenakannya jadi nampak sesak.
Kehangatan tubuh Aya yang menguar juga membuat Pak Jalal jadi ingin segera bercinta dengannya.
Terlihat sekali kalau laki-laki itu sudah tak sabar ingin orgasme di dalam memek sempit Aya..
dan menyemburkan semua isi kantong pelirnya ke dalam kewanitaan Aya yang legit dan sempit.
Pilinan dinding-dinding vagina Aya pasti akan membuat Pak Jalal tersiksa..
tapi justru itu yang ia sukai. Akan ia buat istri Azzam ini terkapar minta ampun..
karena sudah berani-berani menghabiskan sebagian uangnya.
“Kak, lepaskan..! Jangan..!!” Pekik Aya ketika Haifa menyingkap baju panjang yang ia kenakan..
kemudian memelorotkan celana dalamnya ke bawah.
Lalu dengan buru-buru Haifa langsung mengoral vagina miliknya..
Itu membuat Aya jadi menggeliat tak karuan karena merasakan sensasi yang sungguh luar biasa.
Sementara Pak Jalal ikut mengulurkan tangan untuk mulai meremas-remas buah dada Aya..
yang terlontar-lontar indah ketika ia memberontak.
”Ouh.. padet sekali susumu, Ai..” bisiknya puas.
Di bawah, Haifa semakin lama semakin tenggelam dalam oralnya.
Penuh nafsu ia menjilat liang memek Aya ke atas dan ke bawah..
membikin Aya sampai megap-megap ketika merasakan kuluman itu.
Ditambah Pak Jalal yang tampak suka dengan ukuran buah dadanya yang besar..
Aya pun jadi makin tak bisa berbuat apa-apa.
“Kalian benar-benar gila, ughh..!!”
Maki Aya dengan tubuh telanjang bulat, hanya jilbab merahnya yang sekarang tersisa.
Pak Jalal menggelandang gadis itu ke ranjang. Tangan kanan dan kirinya dipegangi oleh Haifa..
sedang Pak Jalal cepat-cepat mencopoti seluruh pakaiannya.
“Kak Haifa..! Kenapa melakukan ini padaku..!?” Teriak Aya tak percaya..
matanya membelalak menatap batang penis Pak Jalal yang sudah nampak mengacung keras.
“Ssh.. setiap hutang itu harus dilunasi, Adikku sayang..” bisik Haifa.
”Uang Pak Jalal sudah kamu pinjam, Sekarang kamu harus membayarnya dengan tubuhmu..”
“Kumohon.. lepaskan..! Aku nggak mau..” Aya berusaha meronta.
Namun Pak Jalal segera memeganginya untuk terus memperdayanya..
”Tapi kok memekmu udah basah gini..?” Ejek lelaki tua itu. Haifa tertawa..
”Iya, Ai. Daripada ditagih di akhirat, mending kamu ngasih kepuasan pada Pak Jalal.
Biarkan ia menyetubuhimu..” katanya, lalu berpaling pada Pak Jalal..
”Cepat, Pak. Masukin kontolmu ke memeknya.. beri dia sodokan yang mantap..
semprot lubangnya sama spermamu..!!“
Pak Jalal segera mengangkangkan paha mulus Aya dengan paksa walau gadis itu tidak mau..
ia lalu maju ke depan sambil memegangi batang penisnya yang panjang.
Aya melotot melihat kejantanan itu, mukanya kemudian ia buang ke samping.
“Bajingan kalian..!“ Makinya untuk terakhirkali.
Tidak menjawab.. Pak Jalal menempelkan penisnya ke belahan memek Aya yang nampak basah memerah.
Benda itu terlihat indah sekali.. sangat sempit dan juga tipis karena memang masih belum dilalui bayi.
Haifa ikut membantu dengan mendorong pantat Aya pelan-pelan..
menekan kontol Pak Jalal agar segera memasukinya.
“Aauwh..!!“ Jerit Aya kaget begitu tusukan batang itu mulai menembus ke dalam liangnya.
Ini ibarat perkosaan..
Namun Aya harus menerimanya kalau memang ingin utangnya dianggap lunas oleh Pak Jalal.
Lelaki itu kini menusukkan penisnya lagi dan lagi hingga batangnya bisa menancap penuh.
Aya jadi semakin tak kuasa lagi untuk melawan, rontaan dan berontakan tubuhnya kini menjadi lemah.
Hanya dari air mata yang menetes melalui celah-celah pipinya karena merasa dikadali oleh Pak Jalal.
“Kak Haifa, aku malu..!“ Kata Aya dengan wajah memerah.
“Ssh.. sudahlah.. nikmati saja kontol Pak Jalal. Kamu pasti akan ketagihan..” bisiknya.
“Aku aja yang awalnya nolak.. sekarang jadi suka kok..” hibur Haifa.
“Bener itu, Ai..” dukung Pak Jalal sambil terus menggoyang.
Diremas-remasnya buah dada Aya yang montok seperti buah semangka dengan kedua tangannya..
belum lagi vagina gadis itu yang penuh dengan jembut terasa sangat enak ketika dimasuki oleh batang penisnya.
“Sodok terus, Pak Jalal. Dia mulai suka tuh..” ujar Haifa menyemangati.
“Dan biar kamu makin suka..” Pak Jalal langsung menarik penisnya dan mendorongnya lagi lebih kuat..
sampai semua batangnya amblas ke liang rahim Aya yang sempit dan menggigit.
”Selain semua hutangmu lunas, kamu juga akan kukasih hadiah 20 juta. Bagaimana..?”
“Aaauh..!!“ Erang Aya keras, sama sekali tak sanggup untuk menjawab.
Tapi dari responnya sih.. sepertinya dia sudah menerima.
Ngentot gratis aja dia mau, apalagi dibayar mahal seperti ini.. Aya pasti tidak akan menolak.
Terbukti dari gerakan pinggulnya yang kini mulai mengayun maju-mundur..
untuk mengimbangi tusukan Pak Jalal yang bertubi-tubi..
hingga membuat lelaki paling kaya di kampung itu mulai mengerang dan melenguh penuh kenikmatan.
“Yah.. begitu dong, Ai. Kan jadi nikmat sekali rasanya..” desis Pak Jalal penuh kemenangan.
Tubuh Aya sampai bergoncang-goncang seiring sodokannya..
dengan buah dada terus ia remas-remas dan dipijit-pijitnya gemas.
Putingnya yang mungil tak lupa ia pilin-pilin hingga membuat nafsu Aya jadi semakin naik.
“Terus, Pak Jalal. Hajar adikku yang nakal ini. Semprotkan air manimu segera.. akan kujilati nanti..”
Haifa tertawa gembira menyemangati.
Clokk..clebb.. clebb..crebb..crebb.. crebb..!! Pak Jalal pun terus melakukan sodokan demi sodokan.
Ia terus mengayun maju-mundur menggenjoti selangkangan Aya yang sudah terdiam pasrah.
Bunyi kecipak terdengar keras sekali.
Dan Pak Jalal terkejut ketika merasakan jepitan Aya semakin menyempit..
pertanda gadis itu akan segera orgasme.
“Mau sampai dia..!“ Pak Jalal tertawa senang..
sambil melakukan remasan kuat di buah dada Aya yang terayun-ayun indah..
Sementara pinggulnya terus menggenjot..
kuat hingga membuat Aya hanya bisa megap-megap tanpa bisa bersuara.
Pak Jalal terus menghujamkan batangnya dalam-dalam berulang-ulang sampai mentok..
rupanya ia juga sudah tidak tahan.
“Aku.. aah..!!“ Teriak Pak Jalal..
namun justru malah disambut tegangnya tubuh Aya yang sudah mendapatkan orgasmenya duluan.
Pak Jalal bergidik ketika merasakan penisnya disiram oleh cairan panas.. ia pun terlena..
Dan detik berikutnya.. Jleghh.. tubuhnya menegang sambil menghujamkan batangnya keras-keras..
ke liang rahim Aya yang masih berkedut-kedut pelan.
Crott.. crott..!! Dengan pandangan serasa gelap.. Pak Jalal menyemburkan air maninya banyak-banyak..
Bahkan sampai ada yang moncrot keluar dari sela-sela tautan alat kelamin mereka berdua.
“Auwh..! Ahh.. ahh..” Aya terus megap-megap.
Tubuhnya terasa lemas dan tanpa bisa dicegah ia pun terkapar di bawah tubuh Pak Jalal.
Laki-laki itu mengelus-elus bulatan payudaranya dengan mesra..
sambil sesekali menciumi putingnya yang menonjol indah.
“Utang kita lunas, Ai..” bisiknya. “saatnya aku ganti menggarap kakakmu.
Aku puas melampiaskan birahi kepada kalian berdua..” kata Pak Jalal yang disambut tawa oleh Haifa.
Istri Ustad Ferry itu tampak asyik menjilati liang memek Aya yang masih tersumpal kontol panjang Pak Jalal.
“Hemat tenaga, Pak Jalal..” kata Haifa sambil menelan semua sperma yang bisa ia temukan.
”Ingat.. sebentar lagi Mira datang bersama Herlina. Kami akan mengeroyok Pak Jalal..”
Pak Jalal terkekeh dan mengangkat tubuhnya namun tanpa menggerakkan pantat..
agar penisnya tetap berada di dalam genggaman lubang memek Aya yang terasa licin dan hangat.
Mereka diam dalam posisi itu.. sama-sama tak bisa berucap..
karena masih asyik menikmati sisa-sisa orgasme yang masih melanda.
“Gurih juga sperma Pak Jalal.. nanti aku minta lagi ya..?“ Kata Haifa sambil tersenyum.
Diperlukan waktu sedikit lebih lama bagi Pak Jalal untuk memulihkan staminanya.
Namun saat Herlina datang dengan diantar oleh Mira tak lama kemudian, ia telah benar-benar siap.
Berkat jamu kuat dan pil ginseng yang ia minum tiap 2 jam..
Pak Jalal sanggup menggilir keempat wanita itu secara berkelanjutan.
Untuk tiap masing-masing orang ia kasih 2 kali semprotan sperma di mulut dan memek.
Setelah semuanya terisi, barulah ia berhenti.
----oOo----
Di atas meja depan.. Pak Jalal menghitung jumlah keseluruhan uang yang berhasil terkumpul. Ada 19.
420 lembar uang kertas nominal seratus ribuan dari total 20.000 lembar yang seharusnya kembali.
Mira mengembalikan sebanyak 495 juta. Haifa 500 Juta. Aya 467 juta. Dan terakhir Herlina 480 Juta.
Istri Udin itu sebenarnya membawa utuh 500 juta.. tapi dia sengaja meminta 20 juta untuk biaya beli motor baru.
Sebagai gantinya.. Herlina akan memberikan tubuhnya kepada Pak Jalal sebanyak 4 kali..
atau 5 juta rupiah tiapkali main.
Tarif yang sama seperti Mira manakala melunasi hutangnya.
Sedangkan untuk Aya dan Haifa.. Pak Jalal memberi mereka masing-masing 20 juta.
Jadi total uang yang masih tersisa adalah 1,902 Miliar. “Hmm.. lumayan..” Pak Jalal terkekeh.
Ia menganggap jumlah uang itu masih cukup banyak.
Dari keseluruhan uangnya yang terjatuh.. hanya sekitar 5% saja yang hilang.
Nilai presentasi yang cukup bagus.. mengingat bisa saja semua uang itu raib tak bersisa.
Anggap saja ini sebagai biaya pengembalian uangnya yang hilang.
Lagian, ia juga mendapatkan kepuasan..
dengan berhasil meniduri perempuan-perempuan cantik yang sudah mengambil uangnya.
Tidak seorang pun yang merasa dirugikan.. kecuali Bang Jack tentunya.
Peristiwa ini membuat banyak pihak senang dan puas. Mira dan Herlina kebanjiran rezeki dari Pak Jalal..
Sedangkan Aya dan Haifa senang atas uang jasa yang mereka terima.
Setelah memeriksa kantong uangnya.. untuk memastikan ia bahwa tas-tas itu masih baru dan tidak rusak..
sehingga tidak akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan..
Pak Jalal segera memindahkan uangnya ke sana. Satu kantong berisi 900 juta rupiah..
dan kantong satunya senilai 1 Miliar..
Kemudian menyimpannya di brankas kecil yang tersembunyi di dalam almari.
Segalanya aman sudah. Semua sudah selesai..
kecuali keberadaan Kalila yang tersenyum-senyum genit di sebelahnya..
”Apaan sih, Kal..?” Tanya Pak Jalal heran.
“Hehe..” Kalila hanya tertawa.
Dan Pak Jalal langsung terpaku memandangi gadis manis itu..
ketika Kalila dengan perlahan merangkak mendekati dirinya.
Ia melihat betapa gadis itu sangat membutuhkan sentuhan..
untuk menuntaskan hasrat mudanya yang lagi menggelegak.
”Gimana, Oom, sudah selesai ngitungnya..?” Tanya Kalila membuka percakapan.
Ia lalu naik ke atas tubuh kurus Pak Jalal yang cuma berkain sarung..
dan menggesek-gesekkan bulatan payudaranya ke dada laki-laki itu.
”Kamu pengen ya..?” Kata Pak Jalal sembari menarik tangan Kalila..
kemudian ditaruhnya di atas bentangan batang penisnya.
”Iya..” angguk Kalila sambil tersenyum manis..
“Tadi sudah kubantu oom nyari uangnya, sekarang bantu Kalila muasin hasrat ya..?”
Dia mengenggam batang penis Pak Jalal dan mulai mengocoknya pelan.
”Setiapkali ngelihat tubuhmu, aku selalu terangsang, Kal..” jawab Pak Jalal.
”Kalau gitu.. cepetan entotin aku, Oom. Punyaku gatel nih liat kontol Oom..” Kalila mendesah.
”Nakal kamu, Kal. Nggak ada bosan-bosannya..” Pak Jalal merengkuh leher keponakannya itu..
kemudian ditempelkannya bibirnya ke bibir tipis Kalila.
Tampak sekali kerinduan Kalila akan cumbuan Pak Jalal..
dia membalas rabaan serta ciuman laki-laki itu dengan tidak kalah ganasnya.
Mereka melepas rindu dengan saling memagut dan melumat mesra.
Pak Jalal menjilati leher jenjang Kalila diiringi desahan nakal dari gadis itu..
dan rabaan tangan Kalila di belakang punggungnya.
Kemudian Kalila jongkok dan tanpa sungkan lagi meraih penis Pak Jalal untuk dikulum..
layaknya anak kecil yang rindu akan es krim kegemarannya.
Pak Jalal tersenyum melihat tingkah keponakannya ini.
Setelah beberapa saat, Kalila berdiri dan kembali mencium bibir Pak Jalal.
Bisa dirasakannya tangan Pak Jalal meraba payudaranya yang sebelah kiri..
lalu meremas lembut sembari memainkan putingnya yang sebelah kanan.
”Ughhh..” Kalila mendesah keenakan.
Dia membalas dengan menggesek-gesekkan kemaluannya pada batang penis Pak Jalal.
”Kal..” berbisik memanggil, Pak Jalal mengangkat kedua paha Kalila.
Seolah menggendong anak kecil..
ia putar tubuh Kalila untuk kemudian dibaringkannya di atas sofa.
Dengan rakus dijilatinya kedua payudara Kalila, kiri dan kanan, bergantian.
Sontak saja Kalila jadi menggelinjang keenakan.
Diraihnya kepala Pak Jalal dan diacak-acaknya rambut laki-laki tua itu.
”Auw..! Oom..” Kalilah memekik saat lidah Pak Jalal sampai pada lubang kemaluannya.
”Ughh.. yah, jilat yang dalam, Oom..! Sshhh..” racaunya tanpa peduli keadaan sekitar.
Pak Jalal terus memainkan lidahnya pada klitoris Kalila.
Dengan diiringi decakan lidah, ia adu mulutnya dengan vagina Kalila yang telah basah memerah.
”Ahh.. ahh.. mmhh.. sshh.. aah.. Ooom..!!!” Kalila menjerit histeris.
Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya, ”Oom..! Aah.. heghh.. ssh.. aah..!!”
Didekapnya kepala Pak Jalal yang masih berada di depan selangkangannya..
dijepitnya dengan dua paha erat-erat.
Pak Jalal jadi tidak bisa menghindar..
saat memek Kalila berkedut-kedut kencang dan menyemburkan cairan cintanya.
Dengan terpaksa Pak Jalal menerima dan menelan semuanya.
Setelah tubuh Kalila melemas dan terkapar dalam kepuasan yang tiada terkira..
Pak Jalal bangkit dan merengkuhnya.
Diciumnya kening gadis itu dan diusapnya rambut Kalila yang panjang penuh rasa sayang.
”Oom, ough.. enak banget..” ujar Kalila di sela-sela nafasnya yang masih tersengal.
”Aku juga pengen enak, Kal. Sekarang aku yang tiduran ya, kamu yang berada di atas..”
Pinta Pak Jalal kepada Kalila.
”Ahh, terserah Oom aja..” kata Kalila pasrah.
Pak Jalal segera merebahkan tubuhnya di sofa..
Perlahan ia bimbing Kalila untuk jongkok di atas perutnya.
Kalila yang paham.. sembari tersenyum..
meraih penis Pak Jalal dan perlahan dimasukkan ke dalam belahan kemaluannya.
Ia menurunkan pinggulnya hingga perlahan batang penis itu menusuk masuk ke dalam liangnya.
Setelah mentok, Kalila menarik dan menurunkan pinggulnya lagi.
Begitu terus hingga lama kelamaan gerakan itu menjadi lancar dan cepat.
Menikmati goyangan keponakannya yang cantik..
Pak Jalal memegangi payudara Kalila yang jatuh dan menggelantung indah.
Diremas-remasnya pelan benda ranum itu..
sambil sesekali meraih bokong besar Kalila di bawah sana dan mengusap-usapnya mesra.
Kalila yang merasakan sensasi baru dalam bersetubuh, merintih suka.
”Ahh.. Oom, enak banget..! Ughh.. terus setubuhi aku, Oom..!”
Ia merasakan gesekan klitorisnya pada batang penis Pak Jalal begitu nikmat dan menggelikan.
Tak butuh waktu lama baginya untuk mencapai orgasmenya kembali.
”Ouhh.. aku keluar, Oom..! Kontol oom enak sekali..!”
Racau Kalila dengan tubuh mengejang dan cairan cinta menyembur deras.
Plopp..!! Pak Jalal segera mencabut penisnya dari cepitan vagina Kalila.
Diberikannya benda yang masih menegang dahsyat itu pada Kalila.
”Isap sampai keluar, Kal..!” perintahnya.
Tapi Kalila menolak. ”Nggak ah. Keluarin aja di memek Kalila. Entot aku lagi, Oom..!”
Sehabis berkata begitu.. ia membaringkan tubuh mulusnya di sofa..
Kemudian membuka kedua pahanya lebar-lebar..
sehingga terlihat jelas bentuk vaginanya yang sudah merah merekah.
Pak Jalal segera menancapkan lagi kontolnya ke lubang sempit itu.
Lalu perlahan-lahan mulai ia goyang maju-mundur hingga alat kelamin mereka kembali bergesekan.
”Oouh.. nikmat banget, Oom..! Terus setubuhi aku sampai Oom keluar. Siram rahimku dengan spermamu, Oom..”
Birahi Kalila yang kembali memuncak membuat gadis itu meracau tidak karuan..
kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan di sofa yang sempit itu..
Sehingga terlihat sangat seksi. Pak Jalal pun memompa tubuhnya semakin cepat.
”Goyang terus, Oom. Tusuk memekku dengan kontolmu. Aku mau keluar lagi, Oom..! Ouhh.. ahh..!”
Kalila kelojotan saat cairan cinta kembali menyembur dari liang vaginanya.
Sementara Pak Jalal yang juga sudah tak tahan lagi..
Ia segera mencabut penisnya dan mengarahkannya ke wajah imut Kalila.
Croot..! Croot..! Croot..! Spermanya keluar membasahi wajah gadis muda itu.
Pak Jalal lalu mendorong kontolnya masuk ke dalam mulut Kalila..
untuk menyuruh gadis itu agar membersihkan sisa-sisanya.
Slrupp.. slrupp.. Kalila langsung menjilatinya dengan lahap.
Pak Jalal mengusap sperma yang berlelehan di wajah Kalila dengan menggunakan jari-jarinya..
kemudian ia berikan jari itu pada kalila.
Tanpa membantah.. Kalila langsung menjilatinya.
Ia bersihkan jari-jari Pak Jalal yang penuh dengan sperma hingga bersih.. dan glugg..!!
Glugg.. glekk..!! Menelan semuanya tanpa ragu.
Mereka berciuman sejenak..
Sebelum akhirnya Pak Jalal mengajak Kalila pindah ke dalam kamar.. untuk beristirahat sejenak..
Sebelum memulai babak baru permainan mereka yang berkali-kali lipat lebih panas.
END (. ) ( .)
-------------------------------------------------oOo---------------------------------------------
End of Cerita 161..
Sampai Jumpa di Lain Cerita.. Adios..