Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------------

Cerita 224 – Kos Asikk..!!

Kisah Satu – Pijat-Pijatan..

Tante Nita

Apa yang akan kuceritakan ini
terjadi beberapapuluh tahun yang lalu..
Saat itu aku masih kuliah sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an.

Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa adanya..
Tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah.. untuk menghormati privasi mereka yang terlibat.

Menginjak tahun kedua kuliah.. aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik.
Ini hal biasa.. mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan.
Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan.

Setelah ‘hunting’ yang cukup melelahkan..
Akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara.
Untuk ukuran Bandung sekalipun.. daerah ini termasuk sangat dingin.. apalagi di waktu malam.

Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar..
Yang bagian depan diisi oleh Sahat.. mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek.
Aku sendiri dapat yang bagian belakang.. dekat dengan rumah utama.

Bapak kosku.. Om Rahmat adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi.
Istrinya.. Tante Nita.. wanita yang cukup menarik meski pun tidak terlalu cantik.
Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang.. tidak kurus dan tidak gemuk.

Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak.. tubuh Tante Nita cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda..
Meski sudah berusia di atas 40 tahun.Maklumlah.. Tante Nita rajin ikut kelas aerobik.

Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran.
Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi.. Om Rahmat agak jarang di rumah.

Tapi Tante Nita cukup ramah.. dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang..
Sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya.
Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya.. Tante Nita akhirnya lebih akrab denganku.

Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat.
Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Nita..

"Doni.. kamu masih ada kuliah hari ini..?” Tanya Tante Nita suatu hari.
"Enggak tante..”
"Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik..?”
"Oh.. bisa tante..”

Tante Nita tampak seksi dengan pakaian aerobiknya.. lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas.
Kami pun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Nita.

Di sepanjang jalan Tante Nita banyak mengeluh tentang Om Rahmat yang semakin jarang di rumah.
"Om Rahmat itu egois dan gila kerja.. padahal gajinya sudah lebih dari cukup..
tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu di mana-mana..”

"Yach.. sabar aja tante.. itu semua khan demi tante dan anak-anak juga..” kataku mencoba menghibur.
"Ah..Doni.. kalau orang sudah berumah tangga.. kebutuhan itu bukan cuma materi.. tapi juga yang lain.
Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om..”

Tiba-tiba tangan Tante Nita menyentuh paha kiriku dengan lembut..
"Biar pun begini.. tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki.. Tante masih butuh itu..
Dan sayangnya Om kurang peduli..” Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Nita menatapku dengan tersenyum.

Tante Nita terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan.
Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali.. takut membuat Tante Nita tersinggung atau disangka kurang ajar.

Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore.. Tante Nita tampak segar dan bersemangat.
Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi.

"Don.. waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir.. kamu bisa tolong pijitin tante khan..?”
Katanya sambil menutup pintu mobil. "Iya.. sedikit-sedikit bisa tante..” kataku sambil mengangguk.

Aku mulai merasa Tante Nita menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat.
Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku.. dan aku tidak tau bagaimana harus menyikapinya.

Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara..
Kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti.

Setelah sampai di rumah.. Tante Nita langsung mengajakku ke kamarnya.
Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Nita langsung mandi.
Entah sengaja atau tidak.. pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka.

Jelas Tante Nita sudah memberiku lampu kuning:
Untuk melakukan apa pun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita.
Tetapi aku masih tidak tau harus berbuat apa.. aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.

"Doni sayang.. tolong ambilkan handuk dong..” nada suara Tante Nita mulai manja.
Lalu kuambil handuk dari gantungan.. dan tanganku kusodorkan melalui pintu..
sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Nita secara langsung.

Sebenarnya ini tindakan bodoh.. toh Tante Nita sendiri sudah memberi tanda.
Lalu kenapa aku masih malu-malu..? Ahhhh..!! Aku betul-betul salah tingkah.

Tidak berapa lama kemudian Tante Nita keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha.
Baru kali ini aku melihat Tante Nita dalam keadaan seperti ini.. aku mulai terangsang dan sedikit bengong.

Tante Nita hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya.
"Nah.. sekarang kamu pijitin tante ya.. ini pakai body-lotion..” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur.

Perlahan dibukanya lilitan handuknya.. sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja.
Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Nita dan mulai memijit daerah punggungnya.

"Tante.. bagian mana yang sakit..?” Tanyaku berlagak polos.
"Semuanya sayang.. semuanya.. dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho. Nanti Doni pijit ya..!?”
Kata Tante Nita sambil tersenyum nakal. "Eh.. ehm.. iya Tante.." jawabku tergagap.

Aku terus memijit punggung Tante Nita.. sementara itu aku merasakan penisku mulai membesar.
Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Nita dengan aktif.

Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan untuk menyetubuhi seorang wanita.
Meski pun demikian.. dari film-film BF yang pernah kutonton.. sedikit banyak aku tau apa yang harus kuperbuat..
Dan yang paling penting.. ikuti saja naluri..

"Tante sayang.. tali BeHa-nya boleh kubuka..?” Kataku sambil mengelus pundaknya.
Tante Nita menatapku sambil tersenyum dan mengangguk.

Aku tau betul Tante Nita sama sekali tidak sakit atau pun cedera..
Acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta.

Setelah tali BeHa-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke arah payudaranya.
Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya.. ahh lembut dan empuk.

Tante Nita bereaksi.. ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu.
Kualihkan tanganku ke bagian bawah. Kemudian uselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya..
Sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat.

Tante Nita dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya.
Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya..
sambil mengusap-usap daerah sekitar vaginanya dengan lembut.

Jdug-dug-dug-deg-deg..!! Jantungku berdebar kencang.. inilah pertamakalinya aku menyentuh vagina wanita dewasa..
Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Nita.

Sekarang tubuh Tante Nita tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun..
Wuihhh..!! Sungguh suatu pemandangan yang indah. Uhhhhh..!! Aku kagum sekaligus terangsang.
Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya.

Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku.
Seranganku berlanjut..
Tanpa ragu.. kuselipkan tanganku di antara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat.

Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya.
Kurasakan nafas Tante Nita mulai berat.. tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku.

"Mmhh.. Doni.. kamu nakal ya..” katanya.
"Tapi tante suka khan..?”
"Mmhh.. terusin Don.. terusin.. tante suka sekali..”

Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti sutra..
Dan akhirnya.. ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur.
Itu klitoris Tante Nita.

Dengan gerakan memutar yang lembut..
Kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan dia pun mulai menggelinjang keenakan.
Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang..

Lantas dengan agak terburu-buru pakaianku pun kubuka satuper satu..
Hingga tidak ada selembar benang pun menutup tubuhku.. sama seperti Tante Nita.
Cuph.. cuph..!! Kukecup leher Tante Nita dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya.

Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi.
Payudaranya cukup berisi.. dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan..
Memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak..

Wah.. sungguh-sungguh Tante Nita pandai merawat tubuhnya.
Di antara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah.. entah karena baru mandi atau karena cairan lain.

Sementara itu belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut.
Aku tidak habis pikir.. bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini.
"Tante seksi sekali..” kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah.

"Ah.. bisa aja kamu merayu tante.. kamu juga seksi lho Don.. Lihat tuh burungmu sudah siap tempur..
Ayo.. jangan bengong gitu.. terusin pijat seluruh badan tante..”
Kata Tante Nita sambil tersenyum.. memperhatikan penisku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas.

Aku mulai menjilati payudara Tante Nita..
Sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya.
Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut..
Sambil kupermainkan dengan lidahku.

Tante Nita tampak sangat menikmati permainan ini.. sementara tangannya meraba dan mempermainkan penisku.
Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Nita seperti dalam adegan film BF yang pernah kutonton.

Perlahan-lahan aku mengubah posisiku.. sekarang aku berlutut di atas tempat tidur di antara kedua kaki Tante Nita.
Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah.

Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya.. terlihatlah liang kewanitaan Tante Nita yang sudah menanti untuk dipuaskan..
Sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas vaginanya.

Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah vagina Tante Nita. Slrupp.. clrupp..!!
Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah.

"Mmhhh.. aahhh..!" Desahan nikmat keluar dari mulut Tante Nita saat lidahku menjilati klitorisnya.
Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah.
Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat..

Sementara itu Tante Nita terus mendesah-desah keenakan.
Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya.

"Aduuh.. Donii.. enak sekali sayang.. iya sayang.. yang itu enak.. emmhh.. terus sayang..
Pelan-pelan sayang.. iya.. gitu sayang.. terus.. aduuh.. aahh.. mmhh..!"
Katanya mencoba membimbingku.. sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya.

Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Nita mulai berkedut-kedut..
Gerakannya terasa makin bertenaga.. lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali.

Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.
"Doni.. Tante mau keluaar.. aah.. uuh..aahh.. oooh.. adduuh.. sayaaang.. Doniiii.. terus jilat itu Don.. teruus..
Ahhhhh aduuuh.. aduuuh.. tante keluaaar..!” Erang tante Nita meluapkan nikmatnya.

Bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya.. sementara lidah dan bibirku terus terbenam..
menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya.

Beberapa saat tubuh Tante Nita meregang dalam kenikmatan.. dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam.
Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.

"Doni.. enak banget.. sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini..!” katanya perlahan sambil membuka mata.
Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Nita..

Kubelai rambut Tante Nita lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu.
Kedua lidah kami saling melilit.. perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya.

Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Nita sudah mulai naik lagi.
Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba penisku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.

"Doni sayang.. sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya..?”
Katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku.

Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menjilati penisku..
Mulai dari arah pangkal.. kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung.

Dipermainkannya kepala penisku dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya..!
Tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan.

Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam mulutnya.
Tante Nita mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya.
Kadang diisapnya penisku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung.

Kurasakan permainan oral Tante Nita sungguh luar biasa.. sementara dia mengulum penisku dengan penuh nafsu..
Seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras dan membesar lebih dari biasanya..
Aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante Nita.

Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertamakali..
"Tante.. Doni pengen masukin ke punya tante..!" Kataku sambil mencoba melepaskan penisku dari mulutnya.

Tante Nita mengangguk setuju.. lalu ia membiarkan penisku keluar dari mulutnya.
"Terserah Doni sayang.. keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante..
Tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini.. "

Perlahan kurebahkan Tante Nita di sebelahku..
Tante Nita langsung membuka kedua pahanya mempersilakan penisku masuk.

Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah. Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya..
Dan tampaklah liang vagina Tante Nita yang begitu indah.. menggugah birahi..

Sontak membuat jantungku berdetak keras.
Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertamakali aku alami..
Aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu..

Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol.. sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya.
Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menggerak-gerakkan pinggulnya..
"Doni sayang.. masukin punyamu sekarang.. tante udah siap..”

Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya.. aku sudah begitu bernafsu..
ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita yang hangat.

Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku.. aku agak kesulitan untuk memasukkan penisku.
Rupanya Tante Nita menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum..

"Ini pengalaman pertama ya Don..?”
"Iya tante..” jawabku malu-malu.
"Tenang aja.. nggak usah buru-buru.. tante bantu..” katanya sambil memegang penisku.

Diarahkannya kepala penisku ke belahan lubang vaginanya.. sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya..
Lalu dengan sedikit dorongan ke depan.. Sleppp..! Clebbb..! Masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya.

Wuahhhh..!! Rasanya hangat dan basah.. sensasinya sungguh luar biasa.. nikmat tak terkatakan.
Slebbb.. Blessepph..!! Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh penisku ke dalam vagina Tante Nita..
Aah.. nikmatnyaaaa..!!

"Aaahh.. Donii.. eemh..!” Tante Nita berbisik perlahan.. dia juga merasakan kenikmatan yang sama.
Sekalipun sudah di atas 40 tahun vagina Tante Nita masih terasa sempit..
Dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram batang penisku.. meremas-remas dan melumat lembut.

Errghhh..!! Aku merasakan vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama.
Betapa luar biasa nikmat rasanya..!! Tak mampu kudeskripsikan dengan kata atau pun kalimat.

Clebb.. clebbb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. crebb.. clebb..!! Perlahan kugerakkan pinggulku turun-naik..
Tante Nita juga tidak mau kalah.. pinggulnya bergerak turun-naik mengimbangi gerakanku.

Tangannya mencengkeram erat punggungku.. dan tanganku membelai rambutnya..
Sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar..

Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa..
Maklumlah.. ini pengalaman pertamaku.. kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme.

"Tante.. Doni sudah hampir keluar.. aaah.. uuh..!” Erangku berusaha keras menahan diri.
"Terusin aja Don.. kita barengan yaa.. tante juga udah mau keluar.. aahh.. Doni.. tusuk yang kuat Don..!" Serunya.

"Tekannn..!! Tusuk sampai ujung sayang.. mmhh..!!" Kata-kata Tante Nita membuatku makin bernafsu..
Dan aku menghujamkan penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya.

"Aduuh.. Doni udah nggak tahan lagi..!” Aku benar-benar sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi..
Pantatku bergerak turun-naik makin cepat.. dan penisku terasa membesar dan berdenyut-denyut..
Bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Nita.

Sementara itu Tante Nita juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua.
"Ayoo Don.. tante juga mau.. ahhhh.. ahhh kamu ganas sekali.. aaaahhh.. Doniii.. sekarang Don..!!
Keluarin sekarang Don.. tante udah nggak tahan.. mmmhhh..!” Tante Nita juga mulai kehilangan kontrol..

Kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku.
Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat..

"Tante.. aaaa.. aaaagh.. Doni keluaaaar.. aagh..!" Crett.. crett.. crett.. crett.. crett.. crett..!
Aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku deras ke dalam liang kenikmatan Tante Nita.

Bersamaan dengan itu Tante Nita pun mengalami puncak orgasmenya.. Serr.. serr.. serr..!
"Doniii.. aduuuh.. tante jugaa.. aaaah.. I'm cumming honey.. aaaahh.. aah..!"

Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat di dalam vagina Tante Nita.
Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa..
Uhhhh.. aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini.

Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang luar biasa.. seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya.
Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai sedikit melemah karena kehabisan energi.

Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Nita yang juga tergolek lemas..
Dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit.

Kulihat dari celah vaginanya cairan kental spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya.
Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Nita.

Tak lama kemudian Tante Nita membuka matanya dan tersenyum padaku,
"Gimana sayang..? Enak..?” Katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk.
Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya.

"Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertamakali ‘making-love'..!
Soalnya waktu ‘fore-play’ tadi nggak kelihatan.. Baru waktu mau masukin penis tante tau kalau kamu belum pengalaman.
By the way.. Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini.
Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Don..?”

Aku hanya diam tersenyum.. betapa tololnya kalau aku jawab tidak. Tante Nita membaringkan kepalanya di dadaku..
Kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat.

Tapi tidak sampai 5 menit.. energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek di pelukanku..
Jelas membuat aku kembali terangsang.. perlahan-lahan penisku mulai membesar.

Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Nita dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum..
Tangannya meraih penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat.

"Sudah siap lagi sayang..? Sekarang tante mau di atas ya..?” katanya sambil mengangkangi aku.
Dibimbingnya penisku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku.

Kali ini dengan lancar penisku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Nita yang sudah sangat basah dan licin.
Kini Tante Nita duduk di atas badanku dengan penisku terbenam dalam-dalam di vaginanya.

Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.
"Aahh.. Doni.. penismu sampai ke ujung.. uuh.. mmhh.. aahhh..!" katanya mendesah-desah.

Gerakan Tante Nita perlahan tapi penuh energi.. setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi..
Sehingga membuat penisku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya.

Pantat Tante Nita terus bergerak naik-turun dan berputar-putar.. kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi..
sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat.

Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun..
Mengikuti irama gerakan binal Tante Nita. Kuremas-remas payudaranya..
Dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Nita makin bergairah.

Gerakan Tante Nita makin lama makin kuat..
Dan saat itu dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat.

Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya..
Seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan.

Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol..
"Doni.. tante sudah mau keluar lagi.. aaah.. mmmhh.. uuuughhh..!” Rintih tante Nita.
"Ayoo tante.. Doni juga udah nggak tahan..!” Balasku sambil mengangkat pantatku menujah ke atas.

Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat.. Tante Nita menekan seluruh berat badannya ke bawah.
Jlegggh..!! Dan penisku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan..

Tangan Tante Nita mencengkeram keras dadaku.. badannya melengkung kaku..
Dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat.

Setelah beberapa saat akhirnya Tante Nita merebahkan tubuhnya di atasku.. kami berdua terkulai lemas kelelahan.
Malam itu untuk pertamakalinya aku tidur di dalam kamar Tante Nita karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar.
Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun.
-------ooOoo-------

Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar..
Tante Nita seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya.

Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku..
Kadang di kamar Tante Nita..
Atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time.

Kalau aku sedang ‘horny’ dan ada kesempatan.. aku mendatangi Tante Nita dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya.
Kalau Oke Tante Nita pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar.

Sebaliknya kalau Tante Nita yang ‘horny’.. dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku..
Kemudian langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta.

Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku.. Tante Nita tidak lagi cemberut dan uring-uringan..
kalau Om Rahmat pergi tugas mengajar ke luar kota.

Malah kelihatannya Tante Nita justru mengharapkan Om Rahmat sering-sering tugas di luar kota.
Karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku. Dan aku pun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Nita.

Pernah suatu malam setelah Om Rahmat berangkat keluar kota.. Tante Nita masuk ke kamarku dengan mengenakan daster.
Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku.

Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur.
Saat kuraba payudaranya.. ternyata Tante Nita sudah tidak memakai BeHa..!

Dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi.
Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir.

Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak di sana..
Rupanya Tante Nita baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Nita belum merasa puas.

Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul..
Seolah siap dan menantang minta dimasukkan ke dalam liang hangat menjanjikan kenikmatan.

Tante Nita menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya.
Ia langsung membuka bibir vaginanya dengan kedua tangannya..
sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang merekah merah.

"Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang..!” Katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu.
Karena aku rasa Tante Nita sudah sangat ‘horny’..

Tanpa banyak basa-basi dan ‘foreplay’ lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita.
Dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam!

Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya.. aku di atas.. Tante Nita di atas.. doggy-style.. gaya 69..
Kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur.. lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang..
Atau berganti posisi dengan Tante Nita membelakangi aku..

Sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Nita diangkat..
Kemudian dibuka lebar-lebar dan masih banyak lagi.
Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu.

Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan. Yang ada hanya kehangatan..
Yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras.

Begitu liarnya persetubuhan kami..
Sampai-sampai aku mengalami empatkali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Nita entah berapakali.

Yang jelas setelah selesai.. Tante Nita hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran..
Sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan sangat merah.
Seingatku.. itulah malam paling liar di antara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Nita.

Petualanganku dengan Tante Nita berjalan cukup lama.. 2 tahun..
Sampai akhirnya kami merasa Om Rahmat mulai curiga dengan perselingkuhan kami.
Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk.

Tetapi meski pun demikian.. kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu.
Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta.

Bahkan setelah aku beristri bebeapa tahun kemudiannya.. kalau sedang mendapat tugas ke Bandung..
Aku masih menyempatkan diri menemui Tante Nita.
Yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah berkurang.. oleh umurnya yang kini sudah kepala lima. Ahhhh..!! (. ) ( .)
-----------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------------------
 
-----------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------------

Cerita 224 – Kos Asiikk..!!

Kisah Dua – Gairah Terpendam

Mbak Yani

Setelah pindah dari rumah Tante Nita
aku kos di daerah Taman Sari.
Tempat kosnya cukup enak, lingkungannya juga cocok karena banyak mahasiswa.

Tidak seperti di tempat Tante Nita, di tempatku yang baru ibu kosnya sudah tua dan sama sekali tidak menarik.
Jadi aku sama sekali tidak berharap bisa menikmati hal-hal romantis dengan ibu kos di sini.

Untunglah sebelum pindah aku dan Tante Nita sepakat tetap saling menghubungi.
Jadi kalau libidoku sedang tinggi aku langsung pergi ke Wartel untuk bikin janji dengan Tante Nita.
Biasanya Tante Nita akan langsung menjemputku untuk pergi berkencan ke Lembang.

Nah.. tidak berapa jauh dari tempatku.. ada seorang mahasiswi cantik. Angkatannya beda empat tahun denganku.
Kuliah tingkat akhir di Fakultas Hukum sebuah universitas swasta terkenal di daerah Taman Sari.

Namanya sebut saja Yani. Aku memanggilnya 'Mbak Yani' karena dia memang lebih tua dariku dan berasal dari Malang.
Untuk ukuran cewek tingginya lumayan.. kira-kira 165 cm, cuma beda 3 cm dariku.

Rambutnya lurus.. panjangnya sedikit di bawah bahu. Kulitnya putih dan bodynya bagus banget.
Apalagi kalau sedang pakai jins dan T-shirt.. Woww..! Kalau dari skala 0 sampai 10 aku bisa kasih dia nilai 8,7.
–Tante Nita cuma 6,8..– Hanya sayangnya dia sudah punya pacar.

Tapi sebagai tetangga.. kami cukup akrab, kadang aku main ke tempat kosnya sekedar untuk ngobrol dan nonton TV.
Suatu hari ketika aku datang ke tempat kosnya, aku lihat Mbak Yani sedang duduk termenung di depan kamarnya.
Matanya terlihat sembab seperti habis menangis.

"Lho Mbak, ada apa kok kayaknya baru menangis..? Belum dikirimin duit yaa..?"
Aku mencoba mengajaknya becanda seperti biasa. Mbak Yani hanya menggeleng diam.
Wah.. kayaknya serius nih.. aku pun terdiam beberapa saat sambil mencoba mencerna situasi.

"Ya udah Mbak, aku minta maaf.. kalau Mbak lagi pengen sendiri aku balik dulu ya..”
"Nggak apa-apa Don, kamu kalau mau nonton TV di sini aja, nggak usah pulang.. sekalian kamu temenin mbak ya.."
Katanya sambil mempersilakan aku masuk.

Kasihan Mbak Yani.. baru sekali ini dia kelihatan sedih sekali. Tentu ada persoalan yang cukup besar buatnya.
Sambil nonton TV aku mencoba menghiburnya.. "Mbak.. ada masalah apa..? Cerita aja ke Doni..
Biar sedihnya nggak ditanggung sendiri. Aku sudah menganggap Mbak Yani sebagai kakakku sendiri kok."

Setelah terdiam beberapa saat Mbak Yani mulai bicara dengan suara menahan perasaan.
"Aku baru putus sama Mas Ary.. cowok itu ternyata punya pacar lagi dan kini pacarnya itu tengah hamil..” ujarnya.
Pelupuk mata Mbak Yani tampak berkaca-kaca.

"Tega-teganya dia berbuat seperti itu. Padahal sudah empat tahun kami pacaran.
Dan aku tidak pernah sedikit pun mengecewakan dia. Apa semua cowok seperti itu Don..?" Katanya sendu.

"Nggak semua begitu mbak. Sudah.. lupakan saja semua yang sudah terjadi.
Mbak Yani masih punya banyak waktu untuk memulai lagi yang baru. Masih banyak cowok yang baik..
Dan jauh lebih pantas buat Mbak Yani..” kataku sambil memegang tangannya.
Mbak Yani tampak mencoba tersenyum, manis sekali.

"Mbak gimana kalau kita jalan-jalan naik motorku.. biar Mbak Yani nggak sedih terus gitu..
Kita minum bajigur di Jalan Supratman yukk..” aku mencoba menawarkan jasa. Mbak Yani mengangguk setuju.

Beberapa saat kemudian kami pun lantas meluncur ke Jalan Supratman.
Itulah pertamakali aku mengajak Mbak Yani naik Honda GL-Pro kesayanganku.

Kesedihannya perlahan mulai mencair.
Dan Mbak Yani mulai banyak menceritakan kekesalannya pada Mas Ary, mantan cowoknya itu.
Aku hanya mengangguk-angguk sambil terus memegang tangannya yang melingkar di pinggangku.

Sampai di warung bajigur di Jalan Supratman kami langsung mencari tempat duduk yang enak untuk ngobrol.
Aku tau Mbak Yani sangat butuh tempat untuk mencurahkan semua kekesalannya.

Sambil kami menikmati bajigur dan gorengan.. Mbak Yani masih terus bercerita panjang lebar.
Ya.. aku jadi pendengar yang baik.. sambil sekali-sekali mengiyakan dan mencoba menghiburnya.
Setelah Mbak Yani puas menceritakan semua uneg-unegnya kami pun pulang.

Sepertinya Mbak Yani betul-betul terlepas dari beban kesedihannya.. dia mulai bisa bercanda lagi seperti biasa.
Sepanjang jalan Mbak Yani memeluk pinggangku dengan erat.. kepalanya disenderkan ke punggungku.
Wahhh.. Aku senang sekali bisa membuatnya terhibur.

Sampai di rumah kira-kira jam 10 malam.. aku mengantar Mbak Yani ke tempat kosnya.
Saat aku mau pulang tiba-tiba Mbak Yani memegang tanganku..
"Don, kamu jangan langsung pulang ya.. temenin Mbak nonton TV sebentar..” Aku mengangguk.

Tidak seperti biasanya.. kali ini Mbak Yani kelihatan begitu manja padaku.
Di ruang TV ia merebahkan kepalanya di pangkuanku. Ah.. ini kesempatan yang nggak akan datang duakali pikirku.

Sementara tangan kiriku memegang tangan kirinya..
tangan kananku membelai-belai rambutnya yang lembut dan harum.
Suasana malam itu menjadi terasa romantis. Perlahan-lahan naluri kelaki-lakianku mulai bangkit.

Dengan lembut kucium pelipis Mbak Yani, dia diam saja tapi tangannya meremas tanganku.
Sekali lagi pelipisnya kucium. Kali ini Mbak Yani membalikkan wajahnya dan menatapku.

Tanpa pikir panjang aku perlahan-lahan mendekatkan bibirku pada bibirnya dan kami mulai berciuman.
Bibirnya terasa hangat dan lembut sekali di bibirku.

Mbak Yani melepaskan bibirnya, "Don.. nggak enak disini, kita di kamar aja ya..?”
Kami pun masuk ke kamar dan Mbak Yani langsung mengunci pintu.
Masih dalam posisi berdiri.. sambil kubelai rambutnya kembali bibir kami saling melumat.

Tanganku perlahan-lahan mulai menjelajahi tubuhnya.
Saat tanganku menyentuh payudaranya.. Mbak Yani mendadak melepaskan ciumannya.. "Don.. jangan..”

Tapi dari tatapannya.. aku merasa kalau Mbak Yani ragu.. antara mau dan malu.
Aku hanya tersenyum.. lalu bibir kami kembali saling melumat.

Kuulangi lagi tanganku menjalari tubuhnya perlahan-lahan.. hingga akhirnya sampai kembali di payudaranya.
Kali ini Mbak Yani tidak menolak.. malah bibirnya semakin kuat memagut bibirku dan lidahnya terus melilit lidahku.

Perlahan-lahan kuremas payudaranya dengan lembut. Mbak Yani semakin erat memelukku.
Sedangkan tangannya juga mulai aktif menggerayangi punggungku.

Satu demi satu kancing bajunya kubuka, tak ada tanda-tanda Mbak Yani melarangku.
Akhirnya tanganku mulai berani masuk ke sela-sela BH-nya dari bawah.

Ah.. betapa empuk dan hangatnya payudara gadis cantik ini. Payudaranya jelas tidak sebesar punya Tante Nita..
tapi yang pasti terasa lebih kencang dan mulus.

Ketika jariku mulai menyentuh puting susunya yang mungil.. Mbak Yani mulai menggeliat terangsang.
Perlahan-lahan kulepas baju Mbak Yani.. lalu kemudian BeHa-nya.
Aku pun lantas melepas bajuku.. sehingga kami berdua berciuman dalam keadaan telanjang setengah badan.

Mbak Yani kemudian mengajakku ke tempat tidurnya.. ia langsung merebahkan diri..
sambil menarik tanganku untuk berbaring di sebelahnya. Di atas tempat tidur.. sambil bibir kami saling melumat.

Tangan kananku terus aktif memainkan payudara dan putingnya.
Mbak Yani makin terangsang dan mulai mendesah-desah keenakan, "Ah.. mmh.. mmhhh..” lirihnya.

Kemudian tanganku mulai berpindah ke bawah.. perlahan-lahan kubuka kancing dan ritsleting celana jinsnya.
Tanganku mulai menyelinap ke balik celana dalamnya. Kurasakan bulu-bulu halus di sekitar vagina Mbak Yani.

Kemudian jariku menemukan belahan vaginanya yang hangat dan mulai basah.
Saat jari tengahku menyentuh klitorisnya..
Mbak Yani mendesah kuat tertahan sambil memegang tanganku.. "Mmmhhh.. uuuhh.." lenguhnya kuat.

Kepalaku mulai turun ke bawah.. ke arah payudara Mbak Yani. Sementara tanganku terus mengeksplorasi klitoris..
dan lubang vagina Mbak Yani.. lidahku yang nakal mulai menjilati payudara dan putingnya.

Kadang-kadang putingnya kuemut dan kuhisap sambil kupermainkan dengan lidah.
Mbak Yani terus menggelinjang keenakan sambil tangan kirinya meremas rambutku..
Sementara itu nafasnya terdengar mulai berat.

"Mbak, aku lepas semua ya..?” Kataku sambil melepaskan celana jins dan celana dalam dari kakinya.
Mbak Yani hanya diam pasrah. Aku lalu melepaskan celanaku sendiri..
Sehingga kini kami berdua terbaring di tempat tidurnya tanpa sehelai benang pun.

Sejenak kutatapi seluruh tubuh Mbak Yani, indah sekali. Lekuk tubuhnya nyaris sempurna..
Dan ohh.. mulus sekali.. tanpa cacat sedikit pun. Payudaranya yang berukuran sedang menyembul kencang..
Dengan putingnya yang mungil berwarna sedikit lebih gelap dari kulitnya.

Sementara itu di vaginanya tampak ditumbuhi bulu-bulu halus yang mencoba menutupi belahannya..
Yang telah terlihat membasah dan berwarna merah muda.

"Mbak Yani cantik sekali.. indah luar biasa..” pujian spontan keluar dari mulutku. Mbak Yani hanya tersenyum malu.
Kulihat wajahnya yang putih berubah memerah. Ah.. Mbak Yani.. sekarang nilaimu kutambah jadi 9..!

Perlahan-lahan aku mengambil posisi di antara kedua kakinya. Kuangkat kaki kiri Mbak Yani dan betisnya kujilati.
Perlahan-lahan pula jilatanku bergeser ke lutut lalu ke daerah pahanya. Akhirnya sampailah aku di pangkal pahanya.

Dengan lembut kusibakkan bulu-bulu halusnya dan jari-jariku mulai membuka belahan vaginanya..
sehingga lubang vagina Mbak Yani dan klitorisnya yang mungil tampak jelas.

Clrupp.. slruppp.. slrupp..!! Langsung kukecup vagina Mbak Yani dan kujilati liangnya dengan penuh semangat.
Sementara Mbak Yani tergolek pasrah sambil memejamkan mata.

Aroma vagina Mbak Yani yang khas membuatku semakin bernafsu.
Saat klitorisnya kupermainkan dengan lidahku Mbak Yani mendesah lagi..
Kemudian dengan gemas menekan kepalaku dengan kedua tangannya, "Aahhh.. Doni.. Mmhh..”

Tidak sampai 5 menit Mbak Yani mulai tidak tahan dan minta berhenti..
"Stop dulu Don.. Mbak udah nggak tahan.. nanti keluar, Mbak mau gantian, boleh..?" Pintanya.

Aku melepaskan kepalaku dari selangkangan Mbak Yani dan pindah berbaring di sebelahnya.
Mbak Yani bangkit memegang penisku dan langsung menjilatinya.. sambil tangannya meremas buah zakarku.

Mbak Yani tidak membiarkan satu bagian pun dari penisku yang bebas dari jilatan lidahnya. Semuanya dijilati habis.
Mulai daripangkal penis sampai kepala penis dan lubangnya.

Bahkan sesekali ia menjilati bola pingpongku sampai ke bagian pangkalnya..
Sehingga menimbulkan rasa geli-geli nikmat yang luar biasa.

Setelah puas dengan lidahnya.. ia mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.
Sambil bibirnya mengisap.. Mbak Yani terus mempermainkan batang penisku dengan lidahnya.

Wuihhh..!! Luar biasa..!! Tidak kusangka.. Mbak Yani yang cantik dan sehari-hari demikian sopan dan lembut..
ternyata sangat mahir dan ganas dalam mempermainkan penis seorang pria.

Pinggulku tanpa sadar mulai bergerak-gerak mengimbangi rangsangan Mbak Yani.
Dan mulutku pun mulai mendesah-desah ke enakan.. "Mmh.. Mbak.. enak Mbak.. terusin Mbak..!”

Sementara aku menikmati oral Mbak Yani..
Tanganku menyelinap di bawah perutnya dan mulai menjelajahi selangkangannya.
Aku langsung mengusap-usap klitoris Mbak Yani yang sudah sangat basah dan mengeras dengan jari tengahku.

Tidak berapa lama kemudian badan Mbak Yani terasa mulai bergetar tak teratur..
Ia langsung melepaskan penisku dan menarik tanganku dari klitorisnya.

"Doni.. masukin sekarang ya..!? Mbak hampir nggak tahan..!”
Ajaknya sambil merebahkan diri di sampingku dengan nafas yang terengah-engah.

Aku lalu bangkit.. Mbak Yani langsung mengangkat lutut dan membuka kakinya.
Celah vagina Mbak Yani tampak sedikit terbuka dan sudah basah oleh cairannya sendiri.

"Mbak, kalau Doni keluar di dalam bagaimana..?" Tanyaku.
"Enggak apa-apa.. Mbak baru selesai mens dua hari yang lalu.. jadi sekarang masih aman..”
Balasnya sambil tersenyum menantang.

Ah.. Mbak Yani.. tergeletak pasrah seperti itu membuatnya tampak seksi sekali dan aku menjadi sangat terangsang.
Penisku terasa mengeras dan membesar siap meledak.
Aku ingin segera menindih tubuhnya dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.

Langsung kuarahkan penisku ke selangkangannya.. Sleppp..! Plepp..!
Perlahan kubuka bibir vagina Mbak Yani dan kepala penisku kuletakkan tepat di atas lubang vaginanya.

Slebb..!! Dengan dorongan yang perlahan tapi pasti masuklah seluruh penisku ke dalam lubang Mbak Yani.
Blessepph..!! "Mmhh..” Mbak Yani mendesah perlahan sambil menggigit bibirnya. Gila.. rasanya enak banget..!!

Dibanding dengan punya Tante Nita.. jelas vagina Mbak Yani lebih fresh dan lebih sempit.
Aku merasakan batang penisku dari pangkal sampai ujung seperti dicengkeram oleh dinding-dinding vagina Mbak Yani.

Sambil kucium lehernya.. kulesakkan penisku dalam-dalam dan kutahan beberapa saat..
Untuk meresapi sensasi nikmat denyutan dan remasan yang diberikan oleh vagina Mbak Yani.

Akhirnya pinggul Mbak Yani mulai bergerak-gerak.. meminta aku untuk menggesek-gesekkan penisku.
Aku pun mulai menggerak-gerakan pinggulku untuk menancapkan penisku berulang-ulang ke dalam vagina Mbak Yani.

Sementara itu tangan kiriku menggenggam tangan kanan Mbak Yani..
dan tangan kananku meremas payudara serta mempermainkan putingnya.

Mata Mbak Yani tampak terpejam dan bibir bawahnya terus digigit menahan nikmat.
Kami berganti posisi berkali-kali, kadang Mbak Yani di atas, lalu kembali aku yang di atas.

Kira-kira setelah limabelas menit berlalu kurasakan gerakan Mbak Yani makin lama makin kuat..
Sedangkan desahannya makin sering serta nafasnya semakin berat. Sementara itu tangannya makin erat memelukku.

Kelihatannya Mbak Yani sudah hampir orgasme.. dan aku pun mulai merasakan dorongan yang sama..
Aku sudah hampir kehilangan kontrol. "Doni.. mmhh.. Mbak udah hampir keluar.." desahnya ramai.
"Doni juga Mbak, kita barengan ya..?” balasku sambil terus menggenjot liang vaginanya.

"Mmmh.. Doni .. Mbak nggak tahan lagi.. Aaah..!!”
Desahnya kuat. Pinggul Mbak Yani terasa menyentak-nyentak ke atas.

Jlebb-jlebb-clebb-clebb-clebb-crebb..!! Aku pun menusukkan penisku makin cepat dan makin dalam..
Sampai akhirnya kenikmatan puncak itu sudah tidak dapat kami tahankan lagi..

"Donii.. Uuuhhhh.. aaahhhhh..!!” Erangan mbak Nita kian kencang. Srrrr.. srrr.. srrrr.. srrr..!!
"Mbak Yani.. Aaaaghhhh..!!” Crett.. crett.. crett crett..!! Teriakku meluapkan nikmat yang menderaku.

Kupeluk Mbak Yani erat-erat.. dan dia pun mencengkeram punggungku dengan sekuat tenaga.
Kami orgasme bersamaan dengan penisku tertanam dalam-dalam di vagina Mbak Yani..

Drrrtttt..!! Sambil penis mengeluarkan seluruh isinya. Sebuah orgasme yang luar biasa nikmat.
Kami berpelukan cukup lama sampai akhirnya aku mulai merasakan kelelahan akibat orgasme yang intens.

Kukecup bibir Mbak Yani dan aku merebahkan diriku di sampingnya.
Mbak Yani terlihat terengah-engah kelelahan, matanya masih terpejam dan mulutnya sedikit terbuka.

Kupandangi wajah Mbak Yani yang basah oleh keringat tampak begitu cantik dan seksi dalam kelelahannya.
Tapi tiba-tiba kulihat ada air mata yang menetes dari kedua ujung matanya.

Aku tersadar kalau aku mungkin telah melakukan perbuatan yang tidak seharusnya kulakukan.
Aku telah mengambil kesempatan dari kerapuhan emosi Mbak Yani saat dia sedang patah hati..
"Mbak.. Doni minta maaf mbak.. seharusnya Doni nggak begitu sama Mbak Yani..” Kataku sambil membelai rambutnya.

Mbak Yani mengusap air matanya dan menatapku sambil tersenyum.
"Nggak apa-apa Don, Mbak nggak nyesel melakukan ini dengan kamu. Mbak hanya teringat sama si Ary itu.
Mbak sudah menyerahkan segalanya sama dia..
Dan sampai kami putus Mbak tidak pernah dengan orang lain selain dia. Tapi ternyata ..”

"Sudahlah.. Mbak.. nggak usah diingat lagi..”
Aku spontan meletakkan telunjukku di mulutnya supaya Mbak Yani tidak terus bicara mengenai bekas cowoknya.

Aku lega.. karena bukan aku yang menyebabkannya menangis.
Langsung kubelai lagi rambut Mbak Yani dan kukecup lembut bibirnya.
Kubiarkan Mbak Yani merebahkan kepalanya di dadaku sambil kupeluk.

Malam itu terasa begitu indah sekali, sayang sekali aku tidak bisa menginap di rumah Mbak Yani.
Aku tidak ingin Mbak Yani diusir dari tempat kosnya gara-gara aku.
-------ooOoo-------

Sejak saat itu hubunganku dengan Mbak Yani menjadi semakin dekat.
Dan setiap ada kesempatan kami tidak segan-segan mengulangi lagi apa yang kami perbuat malam itu.
Mbak Yani tidak pernah menyesalinya.. apalagi aku. Hehehe..

Tapi hubunganku dengan Mbak Yani tetap seperti adik-kakak.
Sekali pun sebenarnya aku mengharapkan bisa menjadi kekasihnya.
Tampaknya Mbak Yani masih belum mau menjalin kisah asmara baru dengan siapapun.

Hubunganku dengan Mbak Yani tidak berlangsung lama..
karena tujuh bulan setelah itu Mbak Yani lulus dan kembali ke Malang.

Sebelum kami berpisah.. Mbak Yani sempat meneraktirku menginap semalam di Hotel Putri Gunung, Lembang.
Katanya Mbak Yani mau punya kenangan indah denganku.

Kami menikmati malam terakhir itu dengan bersetubuh sepanjang malam..
sampai kami benar-benar lelah dan tertidur pulas hingga siang.

Begitu bangun tidur kami langsung melakukannya lagi, di tempat tidur, di lantai, dan juga di bathtub.
Kalau kelelahan kami hanya berbaring tanpa busana sambil berpelukan menunggu energi kami pulih kembali.

Kami hanya keluar kamar untuk makan dan sekadar jalan-jalan di sekitar hotel.
Setelah itu kami kembali ke kamar untuk bercumbu.. bersenggama..

Dan menikmati setiap detik kebersamaan kami yang terakhir.
Kami pulang kembali ke Bandung dalam keadaan lelah dan benar-benar puas.

Lima tahun kemudian, aku menerima sebuah undangan pernikahan bertuliskan: Kepada Adikku Tersayang..
Aku bersyukur ternyata kakakku yang cantik itu akhirnya menikah juga dengan pria pilihannya.
Calon suaminya seorang pengusaha real-estate.

Aku datang ke pesta pernikahannya di Malang dan memberikan selamat serta doa:
Mbak.. semoga suamimu tidak pernah membuatmu menangis seperti dulu. (. ) ( .)
-----------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd