Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------

Cerita 219 – Perkosaan Nikmat..!!

[Part 2] – Nikmat Gairah Membara

Marsha langsung mengambil ancang-ancang
doggie style.
Bongkahan pantatnya yang montok mulus itu menghadap Agus, siap untuk dikerjai.

Dengan paha yang lebarkan Marsha terlihat sangat menggairahkan saat itu.
Dan hal ini semakin membuat Agus terangsang dan tak sabar.

Pemuda itu langsung mengarahkan penisnya yang sudah benar-benar keras dan tegang..
Menuju titik sasaran.. tepat ke arah lepitan vagina sang Tante.

Tetapi saat ia melihat bongkahan pantat putih mulus dan montok yang masih terbungkus celana dalam hitam itu..
timbul keinginannya untuk menjilati liang anus sang Tante.

Dan langsung saja ia menunduk ke arah pantat Marsha yang sedang menungging..
serta tak mengetahui bahwa Agus akan mengerjai anusnya terlebih dahulu.

Srettt..!! Agus kemudian menarik celana dalam Marsha..
yang menutupi bagian vagina dan anusnya ke sebelah kanan.. tanpa menurunkan celana dalam itu.

Hingga tiba-tiba.. “Aaahh..!!” Marsha merasakan sesuatu yang hangat dan basah mengusap liang anusnya.
Dan sang Tante langsung saja merasakan geli yang amat sangat.

“Kau apakan tadi Gus..!?” Desah Marsha sambil menengok ke belakang.
Dan ia langsung mendapati pemuda itu sedang menjilati dan menciumi pantat dan anusnya dengan begitu rakus.

Marsha benar-benar semakin menikmati permainan liar ini.
Digeleng-gelengkannya kepalanya ke sana ke mari.. sampai rambutnya semakin acak-acakan.
Dan pemandangan itu benar-benar sangat merangsang.

Entah untuk keberapakalinya kedua bola matanya itu nyaris berputar ke belakang..
saat tubuhnya mendongak ke atas mengimbangi kenikmatan yang ia dapatkan dari Agus.

Sementara itu Agus semakin giat saja mengerjai anus sang Tante.
Entah keberapakalinya ia membuat Marsha berteriak dan meringis kesakitan..
saat ia menggigit gemas bongkahan pantat sang Tante.

Lidah pemuda itu menyapu-nyapu dari atas ke bawah.. dari anus Marsha turun ke liang vagina sang Tante.
Hal ini tentu saja semakin membuat Marsha menggelinjang kenikmatan.

Tangan Marsha yang kanan berpegangan ke rak mainan di sampingnya..
sementara tangan kirinya sibuk meremasi sendiri buah dadanya yang masih terbungkus bra hitam itu.
Dipuntir-puntirnya sendiri putingnya yang masih ada dalam bungkus renda itu.

Gesekan yang ditimbulkan oleh renda dan jemari tangannya pada putingnya..
benar-benar menambah rangsangan pada dirinya. Marsha semakin menggila, ia ingin dijadikan budak seks oleh Agus.

“Ooocchh.. Yaahh..!! Ssshhtt..” racau Marsha makin bergairah.
“Terus ssaayyaang.. kkeerrjaaii akkuuhh.. oohh..” desahan Marsha kian ramai.
Tak henti-hentinya ia meremas payudara dan menjambaki rambutnya sendiri.

“Oh Tante.. Pantatmu begitu mulus.. Liang vaginamu begitu harum Tante..” racau Agus..
Sambil terus menjilati anus dan vagina Marsha.. Cleck-cleck-click-click-click-click..!!

Ia mengeluar masukkan lidahnya ke dalam liang vagina dan anus Marsha bergantian.
Hingga tiba-tiba Marsha merasa ada sesuatu yang akan meledak lagi dari dalam selangkangannya.
Tubuhnya tergetar hebat.

Agus pun merasakan vagina dan daerah selangkangan sang Tante mengejang dan bergetar hebat.
Dan ia langsung menyadari bahwa sang Tante akan segera mendapatkan orgasme lagi..
sehingga pemuda itu semakin mempercepat rangsangannya pada daerah selangkangan sang Tante..

Clrepp..!! Sampai tiba-tiba saat Agus menusukkan lidahnya pada vagina Marsha dalam-dalam..
Seketika sang Tante tersentak sambil berteriak.. “Ooocchh.. Aaacchh.. Ggghhaahh.. Sshhiitt..!!”
Racau Marsha dengan liarnya.. dan.. crootss..!!

Untuk keduakalinya wajah Agus tersembur oleh cairan kenikmatan yang muncrat dari dalam vagina Marsha.
“Ahh Ghiillaa..!!” Teriak Marsha sambil tubuhnya mengejang dan kedua tangannya berpegangan pada rak dan lantai.
Kakinya direnggangkan penuh.. seakan-akan ia ingin memeras lebih banyak cairan yang keluar dari dalam rahimnya itu.

Beberapa menit kemudian tubuh montoknya langsung terkulai lemas berpegangan rak mainan di gudang itu..
Dan mungkin karena tak kuat menahan sisa-sisa orgasmenya ia langsung terjatuh ke lantai..
karena seluruh persendiannya seakan-akan lepas dan sangat lemas.

Agus pun menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan istirahat pada tubuh Marsha.
Tetapi ia tak menghentikan ciuman-ciuman dan jilatan pada daerah sekitar selangkangan sang Tante..
karena ia ingin membersihkan dan mereguk lagi lendir kenikmatan yang terus menetes dari dalam vagina Marsha.

“Aaacchh.. shhtt.. gelii Sayang.. ohhff.. Hentikann..!!”
Desah Marsha saat Agus menjilat-jilati sekitar vaginanya yang masih terasa sangat peka.

“Mmmffhh.. Ohh yaahh.. Banjir Sayang..?” Bisik Marsha..
sambi melirik pada Agus yang terus mengerjai vaginanya yang masih berdenyut-denyut itu.

“Hmm.. Tante mau..? Wangi banget Sayang..” jawab Agus sambil nafasnya tersengal-sengal penuh nafsu.
“Mmmhh sini Sayang..” pinta Marsha sambil menarik rambut Agus agar mendekati menaiki tubuhnya.

Rupanya ia ingin menikmati lendir kenikmatannya lagi dari mulut pemuda itu.
Agus langsung menuruti permintaan Marsha.
Lagipula ia semakin tak sabar ingin menaiki tubuh montok di hadapannya itu.

Perlahan-lahan ia menindih tubuh Marsha yang masih mengenakan pakaian dalamnya.
Gesekan yang ditimbulkan oleh pakaian dalam Marsha yang berenda dengan tubuh Agus..
menimbulkan suatu sensasi yang merangsang gairah Agus.

“Ke mari sayang.. naiki tubuhku. Merapatlah padaku Gus.. Hsshh..”
Pinta Marsha sambil menarik dan memeluk rapat tubuh Agus.

Mulut Agus yang masih mengulum cairan kenikmatan dari vagina Marsha..
langsung diarahkannya ke bibir Marsha yang sedang membuka seksi.

“Mmmhh..” desah sang Tante manja..
saat bibir Agus memagut bibirnya sambil meludahkan lendir kenikmatan dari vagina Marsha.

“Mmmhh Tante..” bisik Agus sambil mempererat dekapannya..
pada tubuh montok Marsha yang terasa makin panas dihari yang dingin itu.

Hal itu pun makin menimbulkan rangsangan pada tubuh Agus..
sehingga penisnya pun semakin menegang minta dipuaskan.

“Hmm.. Ada yang tegang tuh di bawah..” bisik Marsha seusai menelan habis cairan kenikmatan yang disodorkan Agus.
“Sudah siap sayang..?” Tantang Agus sambil menciumi telinga dan leher sang Tante.
“Nnngghh.. Give me that Honey..! Please..” pinta Marsha.

Langsung saja Agus bangun dari tubuh Marsha.. kemudian dipelorotkannya celana dalam hitam sang Tante..
Lalu diaturnya posisi kaki Marsha agar mengangkang lebar. Kini terlihatlah di hadapannya vagina Marsha yang merekah.

Walaupun sudah berumur.. tetapi vagina sang Tante masih terlihat memerah segar.. kontras dengan kulit Marsha yang putih.
Bulu-bulu di sekitar vagina Marsha terpotong rapi.
Menandakan bahwa Tante ini memang cukup memperhatikan organ kewanitaannya tersebut.

Pemandangan itu semakin membuat Agus tak henti-hentinya menelan ludah.
Dikocok-kocoknya penisnya sebentar, kemudian diarahkannya langsung ke vagina Marsha.

Slepp.. slepp.. slepp..! Digesek-gesekkannya di bagian labia mayora Marsha. Rupanya ia ingin menggoda sang Tante sebentar.
“Cepat Gus..! Masukkan burungmu..! Aku nggak sabar, sayang.. Please..!!” Racau Marsha..
sambil meremasi buah dadanya yang masih terbungkus BeHa hitam berenda itu.

“Hmm.. Nggak sabar ya Tante..? Tadi katanya nggak mau..?” Goda Agus..
sambil terus menggesekkan batang penisnya naik turun pada belahan vagina Marsha.
“Ooohh Shit..!! Persetan dengan tadi..! Pokoknya aku mau burungmu di dalam tempikku sekarang..!!

Ayo dong Sayang..!?” Rupanya Marsha sudah semakin tak sabar dan mempersetankan segalanya.
“Mmmhh.. Oohh..“ Agus rupanya memang sengaja ingin mengalihkan perhatian sang Tante.
Ia ingin mempermainkan Marsha.. dan membuat sang Tante terlena dengan sumpah serapahnya.

Sampai tiba-tiba.. saat Marsha tak menyadarinya.. Clebb.. Blessepp..!! Melesaklah penis Agus yang besar..
Panjang dan panas berdenyut-denyut itu perlahan-lahan ke dalam belahan daging vagina Marsha.

“Nggghhhhh ahhhhh.!!” Kejutan ini benar-benar mengagetkan Marsha. Kedua matanya melotot nyaris keluar.
Entah karena kenikmatan yang dirasakannya atau karena rasa kagetnya. Tetapi yang pasti ia sangat menikmatinya.

“Ooohh.. Gila kamu..! Kenapa nggak bilang-bilang..!? Aaahh.. Ssshhtt.. Gillaahh.. Mmmhh..” racau Marsha.
Kali ini ia benar-benar merasakan kehebatan penis Agus.

Denyutan penis Agus dalam vaginanya itu..
seakan-akan memompa lendir kenikmatannya semakin banyak keluar dari dalam vaginanya.

Agus rupanya sengaja membiarkan pinggulnya tak bergoyang dahulu.
Ia ingin menikmati saat-saat pertamakalinya penisnya itu berada dalam relung vagina sang Tante.
Penis itu terus berdenyut-denyut keras di dalam vagina sang Tante.

Begitupun dengan vagina Marsha yang terus berkontraksi..
Dinding-dindingnya memijat-mijat benda asing yang sedang berada dalam relung kewanitaannya itu.
Kedua mata mereka terpejam erat menikmati sensasi yang mereka rasakan.

Sambil menikmati denyut demi denyut dari dalam vagina Marsha..
Agus meremas-remas bongkahan pantat sang Tante penuh nafsu.
Tingkahnya mirip seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan.

Kenakalan Agus itu tentunya semakin membuat Marsha menggelinjang tak karuan.
Denyutan vaginanya pun makin menggila.. sehingga otomatis penis Agus semakin merasakan kenikmatan.
Keduanya saling berciuman. Berpagutan dengan liarnya tiada henti.

Marsha menggigiti lidah dan bibir Agus.. sambil terus menekan dan membuat jepitan dalam vaginanya.
Sang Tante rupanya sudah berubah menjadi liar dan buas.

Sesekali Marsha meludahkan air liurnya ke dalam mulut Agus yang sedang tergagap-gagap kenikmatan.
Dikumur-kumurnya liur sang Tante oleh Agus sebelum ditelannya.

Perlahan-lahan Agus mencabut penisnya dari dalam vagina Marsha. Ia tak ingin melakukannya tergesa-gesa.
Gesekan penisnya yang dilakukan perlahan namun pasti itu benar-benar menimbulkan sensasi yang menggilakan.

Marsha semakin terpejam dan bibirnya yang dibalut lipstik merah menyala itu semakin terbuka seksi.
“Ooohh.. Mmmhh..” desah sang Tante mengiringi gesekan penis pemuda itu dalam vaginanya.

“Tann.. Tttee.. Aahh.. Ssshh.. Nikkmaatthh..!!” Balas Agus mengerang nikmat.
“Iyyaahh.. Terushh Guss.. ” bisik Marsha membalas dengan desahan syahdu.

Slepp..!! Dicabutnya perlahan penis itu oleh Agus hingga keluar dari dalam vagina Marsha.
Hal ini menimbulkan kekecewaan yang besar dalam hati Marsha.

Ia masih menginginkan penis itu berada dalam relung kewanitaannya. Mengobok-obok vaginanya penuh nafsu.
Ia ingin menduduki penis itu hingga melesak jauh ke dalam vaginanya.
Ia ingin dijadikan budak nafsu pemuda yang baru saja dikenalnya itu. Ia semakin mempersetankan semuanya.

Sementara itu dengan senyum penuh menggoda.. Agus hanya memandangi wajah kecewa Marsha..
sambil mengocok-ngocok penisnya yang basah dibaluri lendir kenikmatan dari dalam vagina Marsha.

“Please.. Guss.. Kerjai aku lagi Sayang..! Perkosa aku sekarang juga..!” Racau Marsha makin tak karuan.
Kali ini jemari lentiknya menggantikan penis Agus bermain di sekitar kemaluannya.

Digosok-gosoknya vaginanya yang semakin terasa gatal itu. Marsha benar-benar menginginkan penis Agus.
Sambil mengelus-elus dan mengeluar masukkan jari tangan kanannya ke dalam vaginanya..
Ia terus menggelinjang dan merintih.

Sementara itu tangan kirinya tak henti-hentinya meremas-remas payudaranya sendiri.
“Please.. Guss.. Garap akuuhh.. Perkosa akuuhh.. Hamili aku.! Perlakukan aku sesukamu, sayang..”
Racau Marsha makin menggila.

Agus terus menggoda sang Tante.. sambil mengocokkan penisnya di hadapan Marsha.
Hal ini tentunya makin membakar gairah Marsha. Dirinya semakin mendesis-desis dan menggeliat tak karuan.

Tak kuat melihat pemandangan menggiurkan di hadapannya.. Agus langsung mendekati Marsha.
Lantas ia memeluk tubuh montok sang Tante dan menindihnya penuh nafsu.

Bibir seksi Marsha langsung menyambut pagutan panas pemuda itu.
Diisapnya lidah nakal Agus yang langsung menjilati seluruh permukaan bibirnya.

Marsha begitu menikmati sensasi permainan ini. Ia semakin melupakan kejadian pemerkosaan tadi..
dan justru semakin dibuat menggila oleh pemuda itu.

Tak terhitung lagi berapakali lendir pelumas keluar dari dalam vaginanya..
yang semakin terasa panas bila bergesekan dengan paha atau penis Agus.

Rupanya Agus pun menyadari hal ini. Ia telah berhasil membakar gairah sang Tante sepanas-panasnya.
Dan ia pun semakin tak sabar untuk mendorong masuk lagi penisnya ke dalam vagina sang Tante.

“Aku nggak kuat lagi Sayang..? Kumasukkan sekarang ya..!?” Pinta Agus sambil menciumi wajah Marsha.
Sementara tangan kanannya mengocok penisnya yang telah menegang penuh..
tepat di antara selangkangan Marsha yang mengangkang lebar.

“Gila kau, sayang..! Kenapa nggak dari tadi..? Aku juga sudah nggak kuat..! Cepat masukkan Guss..! Ssshh..”
Racau Marsha sambil mengangkat pinggulnya.. mengarahkan vaginanya yang merah basah..
Kontras dengan kulit putih mulusnya mendekati penis Agus yang menegang dipenuhi urat-urat.

Dan tak lama kemudian.. Slebb.. Blessephh..!! Melesaklah penis itu ke dalam vagina Marsha perlahan-lahan.
“Ssshh.. Ooohh.. Teruusshh Sayang.. Mmmhh..!!” Bisik Marsha nikmat..
Mulutnya menganga lebar dan matanya terbelalak, pertanda ia amat menikmati penetrasi itu.

“Tantee.. Nnngghh..”
Desah Agus menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Marsha.
Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Marsha yang dilewati penisnya.

Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut..
seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya.

Saat penisnya sudah berada penuh di dalam bekapan liang vagina sang Tante..
tanpa membuat gerakan apapun.. keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka rasakan.

Tanpa langsung mengocokkan penisnya..
Agus menciumi seluruh bagian tubuh Marsha yang berada dalam jangkauannya bibir dan lidahnya.
Dipilinnya puting sang Tante dengan menggunakan giginya.

Diseruputnya berulang-ulang puting itu penuh nafsu. Sesekali ia menyupang buah dada sang Tante..
Sehingga di sana-sini meninggalkan garis merah yang kontras dengan warna putih kulit payudara Marsha.

Keduanya semakin terbakar gairah.. hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi menahan nafsu yang tertahan.

Tanpa dikomando oleh salahsatu dari mereka.. baik Agus maupun Marsha membuat gerakan yang mengejutkan..
dengan sama-sama mengangkat pinggul mereka sejauh mungkin tetapi tanpa melepaskan ujung penis Agus..

Kemudian secara berbarengan keduannya saling menghujamkan pinggul dan selangkangan mereka.
“Aaahh yyhhaahh..!! Ssshh..!!” Teriak Marsha saat penis Agus melesak masuk dengan cepat ke dalam vaginanya.

Ujung penis Agus kemudan mentok menabrak dinding rahimnya dengan nikmatnya.
“Ggghhaahh.. Oooffhh.. Mmmhh..” racau Agus tak kuat menahan suaranya sendiri.

Kemudian keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka. Clebb-clebb-clebb-crebb-crebb..!!
Agus yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Marsha secepat mungkin.

Begitu pun dengan Marsha. Ia mengangkangkan selebar mungkin pahanya yang putih mulus..
dan mengimbangi gerakan pinggul Agus dengan sedapat mungkin menyambut penis pemuda itu..
dengan vaginanya bila ia merasakan pinggul Agus bergerak ke arahnya.

Keduanya langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat pasangannya..
Dan saling mengejar meraih kenikmatan.

Ruangan itu pun langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya.
Diiringi decak becek dari vagina Marsha dan sayup-sayup terdengar deru hujan yang makin lama makin deras..
Sehingga semakin menimbulkan hawa dingin yang justru makin membuat keduanya terbakar nafsu.

Marsha begitu menikmati permainan pinggul Agus. Jujur saja.. dalam hatinya ia mengakui:
Bahwa permainan pemuda itu begitu hebat.. sampai-sampai terkadang ia tak sempat mengambil nafas.

Agus mengayunkan pinggul begitu cepatnya.. seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal..
Sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini.

Erangan Marsha yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Agus yang begitu cepatnya.
justru semakin membakar Nafsu Agus.

Ia begitu menikmati saat memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas..
Dan kadang-kadang meneriakkan umpatan kasar dan jorok..
Yang secara tak sadar keluar dari mulut seksi Marsha yang sedang diperbudak oleh gairah.

“Ooohh.. Masukkan penismu lebih dalam Sayang..! Puaskan dirimu..! Perkosa aku..! Hamili Aku..!
Aaahh.. Aahh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Ooohh.. Ttterrusshh.. Yyyaahh.. Therusshh.. Nnngghh.. SSsshshh..”
Racau Marsha sambil kedua tangannya mempermainkan dan meremas payudaranya sendiri.

“Ooohh.. Tante.. Mmmhh.. Tannttee.. Nikmat banget Sayang..! Memekkhhmu nikmat banget Tante..!!”
Racau Agus terbata-bata.

“Ttterruusshh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Perkosa aku..! Aku pelacurmu Guss.. Puaskan dirimu.. Ayoohh..”
Marsha semakin menggelinjang tak karuan dan semakin menggila oleh nafsu.
“Ayoo Sayang.. Entott aku.. Hamili aku..! Perkosa aku..! Aku budakmu Sayang..! Teruss.. Ohh.. Ooohh.. Ghhaahh..!!”

Mereka bermain dengan posisi Marsha mengangkang lebar-lebar..
dengan kakinya bertumpu pada rak mainan di kanan kirinya.. sambil kedua tangannya terus bergerilya..
baik di tubuh Agus atau tubuhnya sendiri.. meremas-remas buah dadanya dan menjambaki rambutnya sendiri.

Sedangkan Agus terus bertahan di atas tubuh sang Tante dengan lutut yang bertumpu ke lantai..
sedangkan mulutnya bercecap terus mengecupi seluruh bagian tubuh Marsha yang bisa dijangkaunya.

Pinggulnya terus memompa vagina Marsha dengan tempo cepat..
hingga keduanya benar-benar bermandikan keringat.

Sesekali Agus menjilati tubuh sang Tante yang basah oleh keringat.
Dijilatinya dengan keringat yang bercampur dengan aroma parfum dari tubuh sang Tante.

Mereka bertahan dengan posisi itu selama beberapa menit..
Sampai akhirnya Agus merasa pegal di kedua lututnya karena terus menumpu bobot badannya.

Tak lama kemudian Agus mengajak Marsha untuk berganti posisi yang langsung disetujui oleh sang Tante.
Kali ini Marshalah yang menentukan posisi permainan mereka.

Ia langsung mendorong tubuh Agus agar berbaring di lantai yang dingin itu..
Kemudian sang Tante langsung menggenggam erat penis Agus.. clokk-clokk-clokk-clopp-clopp..!!

Dikocok-kocoknya sebentar, kemudian dijilatinya penis yang basal dilumuri oleh lendir dari vaginanya sendiri.
Marsha begitu menikmatinya.
Dijilatinya hingga tak ada lagi sisa lendir dari vaginanya yang menempel di penis Agus.

Pemuda itu makin terangsang oleh permainan Marsha. Ia benar-benar menikmati pemandangan indah..
Marsha yang sedang menjilati lendir dari vaginanya sendiri tanpa rasa jijik.

Sepertinya sang Tante benar-benar haus akan kenikmatan.
Tak ada bagian dari batang kemaluan pemuda itu yang luput dari garapannya.

Sampai-sampai terkadang pinggul Agus dibuatnya mengangkat..
bila lidahnya bermain menjilati bola kembar milik Agus dan menjilati lubang anus Agus.

Setelah penis Agus bersih dari lendir kenikmatannya, Marsha langsung berdiri, memutar..
Lalu mengambil posisi berlawanan dengan Agus.

Kemudian ia berjongkok dengan posisi pantat dan vaginanya tepat di hadapan wajah pemuda itu.
“Jilati Sayang.. Puaskan rasa hausmu.. Ssshh..” pinta Marsha penuh nafsu.

“Mmmhh.. Harum banget Tante! Sssllrrpp..” bisik Agus sambil memulai permainannya..
menjilati vagina dan anus Marsha yang berjongkok tepat di atas wajahnya.
“Aaahh.. Ssshh.. Nikmatt Guussss..!! Terrusshh.. Iyyaahh.. Mmmppffhh..” racau Marsha.

Jemari Agus ikut memainkan vagina Marsha.. sehingga sesekali Marsha menjerit kecil..
bila ia merasakan 1, 2 atau 3 jari Agus masuk ke dalam vaginanya.
“Aawww.. Nakal kamu Gus..!” Jerit Marsha saat ia merasakan Agus menggigit klitorisnya.

Dan.. Seerr.. Langsung saja vaginanya bergetar hebat dan Marsha pun mendapatkan orgasme entah keberapakalinya.
Sang Tante pun semakin merem melek dibuai permainan Agus.

Agus yang menyadari bahwa Marsha baru saja mendapatkan orgasmenya langsung mencaplok vagina di hadapannya.
Dijilati dan diisapnya kuat-kuat..
Berharap agar ia pun mendapat jatah lendir kenikmatan yang keluar membanjiri vagina sang Tante.

“Aaahh.. Ggghaahh.. Gellii Sayang.! Ampun..! Ooowww.. Mmmhh..” racau Marsha..
Karena ia merasakan kegelian dan kenikmatan yang amat sangat..
saat Agus mengisap-isap dan menjilati vaginanya yang baru saja merasakan orgasme itu.

Vaginanya semakin berkedut-kedut tak karuan. Oughhhh..!!
Marsha memejamkan matanya erat-erat menikmati perasaan yang membuatnya melayang itu.

CONTIECROTT..!!
-----------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------------
 
:beer: .. gnaiS dooG
eperibadi..

Noh di atas Nubi posting Part 2 Cerita 219..
Sialkan dikenyot.. nyott. :nenen:
 
-----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------

Cerita 219 – Perkosaan Nikmat..!!

[Part 3] – Purna Nikmat..!!

Di tengah-tengah buaian orgasmenya..

Antara sadar dan tak sadar ia merasa ingin kencing dan tak kuat untuk menahannya.

Perasaan kebelet kencing itu benar-benar mendadak dan tak tertahankan, sampai-sampai..
“Sebentar Sayang.. Ahh Stopp..!” Pinta
Marsha sambil mengangkat pinggulnya menjauhi wajah Agus yang sedang didudukinya itu.

“Kenapa Tante..?” Tanya Agus keheranan.
“Aku ..!” Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba.. Serr..!!
Keluarlah air kencing Marsha dari dalam vaginanya langsung menyembur wajah Agus hingga pemuda basah kuyup.

“Ahh.. Maaf..!” Ujar Marsha benar-benar merasa tak enak.
“Wow.. Mmmhh..!!” Rupanya kejadian itu justru membuat Agus kegirangan.

Langsung saja dia mencaplok vagina Marsha yang masih mengangkangi wajahnya.
yang kemudian sedikit-demi sedikit masih meneteskan air kencingnya.
Diraup dan diteguknya cairan yang masih menetes itu langsung dari sumbernya.

“Hei! Itu jorok kan..!? Mmmhh.. Aaahh..!!” Desis Marsha..
sambil menahan geli karena tak henti-hentinya mulut Agus menyedot-nyedot vaginanya.

“Jorok..? Nikmat banget Sayang..! Tante mau..?” Ujar Agus berusaha bangun setelah mengecup kecil klitoris Marsha..
Langsng mendekati wajah tente keheranan sang Tante.

“Hmm.. Kayaknya nikmat juga deh..! Sini Sayang..”
Pinta Marsha sambil menarik wajah Agus dan langsung menjilati seluruh bagian wajah itu.
Bahkan ia sempat mencaplok dan menyedot sisa-sisa air kencingnya yang dikulumkan oleh Agus untuknya.

“Hhh.. Nikmat Sayang..! Aku benar-benar dibuat gila olehmu sayang..” racau Marsha..
Sembari terus menjilati sisa-sisa air kencingnya sendiri yang membasahi dada dan leher Agus.

Dalam hatinya ia mengakui kelihaian pemuda itu dalam membuai nafsunya.
Belum pernah ia diperlakukan seperti ini oleh siapapun..
Terlebih suaminya yang seringkali tak pernah membuatnya puas seperti saat ini.

Setelah puas menjilati wajah, leher dan dada Agus yang berlepotan dengan air sisa-sisa air kencingnya sendiri itu..
Marsha langsung bangkit berdiri.. kemudian mengambil posisi mengangkangi penis Agus..
yang masih menegang dengan gagahnya.

Agus yang terlentang di lantai memandangi tubuh montok Marsha yang membelakanginya.
Dan saat ini tengah mengarahkan selangkangannya tepat di atas penisnya.

Dipandunya pinggul sang Tante dengan memegangi bongkahan pinggul Marsha..
Agar segera melesakkan vaginanya di hadapan penis Agus. Pemandangan di hadapan pemuda itu begitu menggiurkan.

Bongkahan pantat yang putih mulus, selangkangan yang sedang mengangkang lebar..
Kemudian perlahan-lahan turun mendekati penisnya.
dan lubang anus yang kemerahan.. kontras dengan kulit putih mulus Marsha.

Tak henti-hentinya Agus menelan ludahnya sendiri.
Ia benar-benar tak sabar untuk menyatukan raga bagian bawah mereka lagi.

Dan tanpa diduga.. ternyata Marsha memang sengaja mempermainkan Agus.
Ia tak langsung membiarkan penis di bawahnya itu melesak masuk ke dalam relung vaginanya.

Diputar-putarnya pinggul montoknya tepat di atas penis Agus..
Hingga terkadang vagina atau lubang anusnya bergesekan dengan kepala zakar milik Agus..

Seketika semakin membuat Agus melenguh dan menggelinjang tak karuan.
“Ayo Tante..! Jangan nakal gitu dong..!” Bisik Agus tak sabar.

“Biar tau rasa kau..! Ya gitu itu.. nggak enaknya kalau digodain..!
Biar sekalian kamu tau kalau aku juga bisa nakal, Sayang..!” Kerling Marsha.

“Wah.. Tante nakal banget sih! Sini kupukul pantat montoknya..!”
Ujar Agus sambil kemudian menampar gemas bongkahan bokong Marsha. Plak..!!

“Aawww..!! Ssshh..” teriak Marsha kaget. “Oke deh kalau sudah nggak sabar gitu..!”
“Cepetan Tante..! Aku sudah mulai gila nih..!” Rajuk Agus sambil mengelus-elus bongkahan kanan pantat putih..
yang sekarang memerah akibat tamparan gemasnya tadi.

“Hhh.. biar tau rasa kamu, sayang..” ujar Marsha sambil menggeraikan rambut ikalnya ke kiri..
Kemudian dengan tangan kanannya masih berpegangan pada rak..

Tangan kirinya menggenggam penis Agus yang semakin menegang dan dipehuhi urat-urat itu..
Kemudian membimbingnya melesak perlahan-lahan masuk ke dalam belahan vaginanya.

Slebb.. Clebbb.. Blleesephh..!! “Ooohh.. Ssshh..” desah Marsha penuh kenikmatan.
“Mmmhh.. Terush Tante.. Nikmat dan hangat..!” Bisik Agus.. meregangkan kakinya lebar-lebar.
dan semakin menyorongkan pinggulnya mendekati selangkangan Marsha.

Marsha terus menekan selangkangannya menerima hujaman penis Agus dari bawah.
Badannya membelakangi tubuh Agus.
Kepalanya menunduk menahan rasa nikmat yang menggelora di bagian selangkangannya.

Kali ini kedua tangannya berpegangan pada rak disampingnya.
Tubuhnya berjongkok sambil sedikit memutar pinggulnya..
Berharap agar setiap sisi relung vaginanya dapat tersentuh oleh denyut penis pemuda itu.

Bola matanya nyaris berputar ke belakang./. dan tak henti-hentinya ia menggigit bibirnya sendiri..
sambil mengeluarkan suara desah kenikmatan.

Setelah Marsha merasakan kepala zakar Agus sudah membentur mentok dalam vaginanya,.m
asih dalam posisi berjongkok ia terdiam, menikmati sensasi yang dirasakannya jauh dalam liang kewanitaannya itu.

Denyut demi denyut yang dirasakannya dari penis Agus..
benar-benar membuat dirinya semakin terbuai akan kenikmatan itu.
Sampai-sampai ia bisa saja nyaris tertidur dalam kenikmatan.

Hingga tiba-tiba Agus menepuk bongkahan kanan pantat, dan meminta Marsha agar mengangkat pantatnya.
“Naikkan sedikit pantatnya Tante..” pinta pemuda itu sambil mendorong pantat Marsha.

Gerakan itu otomatis membuat penis Agus yang sedang tertancap jauh dalam vagina Marsha..
menjadi sedikit tercabut sampai bagian kepala penis Agus..
Ssehingga menimbulkan gesekan yang membuat keduanya melenguh kenikmatan.

“Mmmhh.. Nikmat Sayang..!” Bisik Marsha sambil merasa tak rela karena kenikmatannya terganggu.
Tetapi ia langsung mengerti bahwa pemuda itu pasti hendak berbuat sesuatu yang lebih liar pada dirinya.
“Ssshh.. Sabar! Sebentar Sayang..” bisik Agus menenangkan Marsha.

Setelah Agus merasakan posisinya pas ia melepaskan pegangannya pada bokong sang Tante..
kemudian kedua lengannya bertumpu pada lantai..

Lantas dengan kaki yang sedikit dibuka ia mengayunkan pinggulnya ke atas. Blesspphh..!!
Batang penisnya langsung menyeruak masuk ke dalam vagina Marsha yang terpampang tepat di atasnya.

Tepat setelah penis yang menegang penuh dan dipenuhi urat menonjol itu menghentak..
Mentok bagian dalam vaginanya.. slepp.. jlebb..!! Slepp.. Jlebb..!! Clebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb.!!

Agus langsung mencabutnya sedikit.. kemudian mulai mengocoknya dengan tempo yang cepat dan konstan.
Keduanya langsung merasakan kehangatan di bagian selangkangan mereka.

Marsha mendesis seperti orang yang sedang kepedasan. Kepalanya membanting-banting liar.
Menggeraikan rambut ikal kemerahannya. Ia terlihat semakin binal dan liar.

“Yiiaahh.. Ssshh.. Terush Sayang..! Terus..!” Teriak Marsha saat menerima kocokan penis Agus dalam vaginanya.
Sementara tubuhnya tergoncang-goncang naik turun dengan tangannya tetap berpegangan erat pada rak mainan.

“Ohh.. Nikmat Tante! vaginamu nikmat! Terus Tante! Puaskan dirimu! Ssshh..”
Desis Agus sambil terus mengocok vagina Marsha dan mengimbangi gerakan naik turun sang Tante.

“Terus Guss..! Entot aku..!! Hamili aku..! Perkosa aku..! Jadikan aku pelacurmu Sayang..! Yaahh.. Yiiaahh.. Nngghh.. Ohff..!!”
Teriakan Marsha makin tak beraturan. Ia semakin mempersetankan semuanya.
“Tante..! Tante..! Terus Tante..! Nikmat banget Tante..!” Racau Agus.

Mereka terus bertahan dalam posisi itu sampai kira-kira 10 menit..
kemudian Agus meminta Marsha menungging sambil tetap membelakangi dirinya.

Marsha mengerti keinginan pasangannya itu. Ia pun amat menikmati bersenggama dengan posisi doggie style.
Ia langsung menungging membelakangi Agus, dibukanya lebar-lebar kedua kakinya..

Kemudian ia menoleh ke belakang menatap Agus sambil menyibakkan rambutnya.
Pemandangan itu terlihat seksi sekali bagi Agus.

Di hadapannya kali ini terpampang seorang Tante-Tante yang terbakar gairahnya, sedang membuka lebar-lebar pahanya.
Vaginanya yang baru saja dikocoknya itu terlihat merah merekah dan sedikit membengkak.

Lubang anus Marsha terlihat juga ikut berkedut-kedut.. mungkin akibat kocokan penisnya pada vagina sang Tante.
Vagina Marsha terlihat mengeluarkan lendir putih yang menggiurkan.

Pertanda sang Tante sudah benar-benar terangsang dan ingin segera dipuaskan.
Mata Marsha yang sayu menandakan ia ingin segera digarap dan dipuaskan.

Agus yang juga ikut bangkit dari posisinya semula, memegangi pinggul sang Tante dari belakang.
Ia bahkan sempat menjilati vagina Marsha yang dilumuri lendir putih.

Ditelannya cairan kenikmatan itu dengan panuh nafsu.
“Aawww..!!” Teriak Marsha saat pemuda itu melumat vaginanya dan menyedotnya penuh nafsu.

Setelah Agus puas dan merasa vagina Marsha sudah bersih dari lendir pelumasnya..
Ia langsung bangkit dan mendekatkan penisnya pada pada vagina Marsha.

Dibimbingnya penis yang menegang penuh itu agar sedikit melesak masuk di belahan vagina sang Tante.
Marsha semakin tak sabar untuk segera menerima kocokan penis Agus di dalam vaginanya..
yang kini terasa semakin berdenyut tak karuan itu.

Ia mendorong-dorongkan pinggulnya kebelakang, berharap agar penis Agus segera menyeruak ke dalam vaginanya.
Agus yang juga sudah tak sabar untuk memasukkan penisnya lagi ke dalam vagina Marsha..

Ia langsung mendorongkan pinggulnya ke depan.. dan.. Blleesshh.. “Mmhh.. Nikk.. Mmatthh..” bisik Marsha lirih.
“Ohh Tante..!” Agus pun tak mampu berkata apa-apa.

“Nngghh.. Nikmat banget Sayang..! Aku suka..” bisik Marsha..
sambil menundukkan kepalanya hingga rambutnya jatuh terurai ke lantai.

Agus kembali mengayunkan pinggulnya perlahan. Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb..!!
Penisnya keluar masuk vagina sang Tante perlahan-lahan..
Hinggamenyebabkan vagina Marsha yang terasa masih seret itu sesekali ikut tersedot keluar.

Kemudian saat Agus mendorong penisnya masuk.. vagina itu melesak masuk ke dalam.
Ahhhh..!! Benar-benar pemandangan yang menggiurkan.

Mereka bermain dalam tempo yang lambat. Marsha pun tak henti-hentinya meracau..
Dan terkadang mulutnya yang seksi itu mengeluarkan sumpah serapah dan kata-kata kotor lainnya.

“Terus Guss..! Entott..!! Hamili aku gigoloku..! Oohh.. Nnngghh.. Gila penismu nikmat banget Sayang..!” Racau Marsha.
“Yiiaahh Tante..! Vaginamu benar-benar gila..! Penisku bisa-bisa nggak mau lepas nih..! Ohh..!! Ssshhtt..!!”

Teriak Agus sambil sesekali menampari bokong sang Tante dengan gemasnya. Plak.. plak.. plakk..!!
“Puaskan dirimu Guss..! Aku pelacurmu..! Keluarkan spermamu dalam vaginaku Sayang..! Ooohhff.. Nngghh..!!”

Marsha semakin menggila. Lama-kelamaan ayunan pinggul mereka semakin cepat, seakan-akan ada sesuatu yang dikejar.
Teriakan dan desis keduanya berubah menjadi lenguhan. Keringat mereka bercucuran di sana sini.

Terkadang Agus pun menjilati punggung Marsha yang dibanjiri keringat itu.
Pegangan Agus pun berpindah dari pinggul Marsha ke pundak Marsha.

Tangan kanannya memegang erat pundak sang Tante..
Sementara tangan kirinya menjambak rambut ikal Marsha.
Ia terlihat memperlakukan sang Tante dengan liarnya. Pinggulnya mengayun dengan cepat.

Suara liar mereka berpadu dengan decak-decak becek yang timbul dari kocokan penis Agus pada vagina Marsha.
Bola mata Marsha nyaris berputar ke belakang saking nikmatnya.
Rasanya belum pernah ia diperlakukan sebegini liarnya oleh siapapun.

Ia pun benar-benar dilupakan akan statusnya sebagai ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya.
Ia bahkan mempersetankan suaminya.
Ia ingin terus diperlakukan seperti ini oleh pemuda yang baru saja dikenalnya ini.

Ia tak ingin kembali ke pelukan suaminya yang lebih sering membuat vaginanya terasa geli daripada nikmat.
Marsha benar-benar semakin mempersetankan segalanya.

Tiba-tiba ia merasakan vaginanya berdenyut tak karuan, selangkangannya pun bergetar gila-gilaan.
Ia sadar bahwa dirinya akan merasakan orgasme atau bahkan multi orgasme.
Sesuatu yang teramat jarang dirasakannya bila sedang bersama suaminya.

Sebenarnya ia tak ingin mendapatkan orgasmenya cepat-cepat..
Tetapi hati kecilnya menginginkan sesuatu yang teramat jarang didapatkannya itu.
Teriakannya pun semakin liar. Goyangan pinggulnya semakin tak karuan.

Dan ia pun menyadari bahwa ayunan pinggul Agus semakin menggila dan lebih cepat dari sebelumnya.
Membuatnya tak sempat untuk meminta pemuda itu agar memperlambat ayunannya..
Bahkan untuk menarik nafas pun terasa sulit.

“Tan.. Tee aku mau keluar nih..!!” Teriak Agus mengingatkan.
“Oh, yah..!! Terus Sayang. Keluarkan di dalam saja..! Hamili aku. Beri aku anakmu Sayang. Teruusshh..!”

Marsha pun semakin tak dapat menahan orgasmenya..
Sampai tiba-tiba.. vaginanya berdenyut hebat dan selangkangannya terasa bergetar gila-gilaan lagi.

Ia pun sadar bahwa ia tak akan mampu menahannya.
Marsha pun pasrah menerima kocokan demi kocokan penis pemuda itu dalam vaginanya.

Begitu pun halnya dengan Agus yang juga sudah mendekati puncaknya.
Ia mempercepat ayunan pinggulnya mendorong keluar masuk penisnya dalam vagina Marsha..

Sampai tiba-tiba.. pinggulnya menegang terkejang nikmat..
Seakan-akan memompa sesuatu yang akan meledak dari dalam selangkangannya.

Ia bahkan sempat melihat Marsha menghempaskan rambutnya ke samping.
Ughhh..!! Pemandangan itu benar-benar seksi.

Dan.. Croott..! crott.. crott.. crott..! Meledaklah lava panas dari dalam saluran sperma Agus.
Memuntahkan bermili-mili liter air mani yang panas ke dalam liang vagina Marsha.

“Nnngghh.. Oohhff.. Tann.. Tee.. Hhhhhh..!!” Jleghh..!!
Lenguh Agus sambil menghujamkan penisnya dalam-dalam ke dalam liang vagina Marsha.

Marsha yang merasakan semburan lahar panas dalam vaginanya semakin tak dapat menahan orgasmenya.
Selangkangannya yang sejak tadi bergetar hebat dan vaginanya yang berdenyut gila-gilaan..
mencapai suatu titik yang membuatnya tak dapat menahan suaranya sendiri.

“Aaahh.. Ggghhaahh..!!”
Teriak sang sang Tante sambil menekankan dalam-dalam penis Agus di jepitan liang vaginanya.
Ia pun mungkin tak sadar bahwa teriakannya memenuhi ruangan gudang itu.

“Ohh terus Tante! Terus Sayang..!” Teriak Agus yang menyadari Marsha baru saja mencapai orgasmenya.
Ia terus menekan dan menempelkan erat-erat penisnya agar semakin melesak masuk ke dalam vagina Marsha.

Keduanya merasakan denyut yang gila-gilaan pada raga bagian bawah mereka.
Mereka benar-benar menikmati sensasi yang baru saja mereka rasakan.

Batang penis Agus terus berdenyut-denyut memompa sisa-sisa air maninya ke dalam vagina Marsha.
Begitu pun vagina Marsha.. terus bergetar dan berdenyut tak karuan..
Seolah meremas-remas dengan lembut dan melumat batang kejal di dalam bekapannya.

Mereka bertahan dalam posisi doggie style seperti itu.. sambil terus menikmati sisa-sisa orgasme.
Yang seakan-akan tak akan hilang dari raga bagian bawah mereka.

Marsha merasa lemas pada bagian lututnya.
Ia tak sadar bahwa ia telah bertumpu pada posisi seperti ini dalam waktu yang cukup lama.
Selain itu.. ia baru saja mendapat orgasme yang sanggup melemaskan seluruh persendiannya.

“Lepas dulu Sayang..! Lututku pegel nih..! Pelan-pelan tapi ya. Aku sebenernya nggak ingin lepas..”
Pinta Marsha pada Agus yang masih menancapkan kejantanannya pada lubang vagina Marsha.

“Oke Tante..” bisik Agus sambil mencabut penisnya yang sudah mulai melemas tetapi tetap terlihat besar itu.
“Ssshhtt.. Ooohh..” desis Marsha saat Agus mencabut penis yang menancap dalam vaginanya.
Ada perasaan geli yang bercampur nikmat saat perlahan-lahan penis pemuda itu tercabut dari vaginanya.

Marsha berguling ke lantai.. bersandar pada tumpukan kardus, dengan posisi mengangkang..
Sambil tangan kanannya mengelus-elus vaginanya yang masih berdenyut-denyut..
Sedangkan tangan kirinya meremasi buah dadanya.

Tangan kanannya merasa ada sesuatu yang keluar dari dalam vaginanya.
Diraupnya lendir kenikmatannya sendiri yang bercampur dengan air mani Agus, kemudian dijilatinya dengan penuh nafsu.

Matanya terbuka sayu dan rambutnya terurai acak-acakan.
Pemandangan yang benar-benar membuat jantung Agus berdegub tak karuan.

Agus pun tak ingin ketinggalan bagian nikmat ini. Didekatinya vagina Marsha.
Dijilatinya vagina yang masih basah itu dengan penuh nafsu.

Dikulum dan disedotnya berkali-kali gundukan daging nikmat itu.
Yang kini telah membengkak merah dan mengeluarkan lendir putih di hadapannya itu.

Diperlakukan seperti ini.. Marsha pun menggelinjang tak karuan. Dijambakinya rambut pemuda itu.
Ditekannya wajah Agus pada vaginanya. Perasaan campuran antara geli dan nikmat itu semakin menggila.

Merasa perlakuannya mendapat sambutan..
Agus pun semakin mempergencar lumatan demi lumatannya pada vagina Marsha..

“Gila kau Sayang..! Masa masih kurang..? Ooohh.. Terusshh! Mmmhh..” desah Marsha sambil menggelinjang tak karuan.
“Nggak mau nih Tante..? Beneran..?” Goda Agus di sela-sela jilatannya pada vagina Marsha.
“Ooohhff.. Terush Sayang..! Jangan berhenti..! Nnngghh.. Nikk.. Mmaatthh..” desah Marsha.

Agus terus menjilati vagina sang Tante. Lidahnya yang kasar dikeluar-masukkannya dalam vagina Marsha..
membuat sang Tante semakin diperbudak oleh rasa nikmat.

Tempo permainan lidah Agus dalam relung kewanitaan Marsha berubah-ubah.
Sesekali lidah kasar itu menyapu lembut vagina Marsha hanya pada bagian luarnya saja.

Dengan jemari Agus menguakkan labium mayora Marsha.
Terkadang lidah itu menegang dan menyeruak masuk ke dalam vagina Marsha..
Sontak membuat sang Tante melonjak kenikmatan.

Marsha merasa sangat beruntung. Belum pernah ia merasakan kenikmatan seperti ini.
Terlebih berbuat liar seperti yang tengah ia lakukan dengan pemuda yang baru dikenalnya..
Dan yang semula hendak memperkosa dirinya.

Sang Tante meremas-remas payudaranya sendiri dengan liar. Dipilin-pilinnya puting miliknya dengan penuh nafsu.
Mulutnya pun tak henti-hentinya mengeluarkan erangan dan desahan penuh kenikmatan.
Ia benar-benar diperbudak dan dipermainkan kenikmatan.

Hingga suatu saat.. ia merasa pinggul dan selangkangannya bergetar hebat lagi..
sedangkan vaginanya berdenyut-denyut lebih tak karuan dibanding orgasmenya tadi.

Ia langsung menjambak rambut Agus dan menekan kepala Agus semakin merapat dengan selangkangan dan vaginanya.
Agus yang juga menyadari hal itu semakin buas dalam menjilati liang vagina dan mengisap-isap labium mayora sang Tante.
Ia sadar bahwa Marsha akan mendapatkan orgasmenya lagi.

Marsha sendiri merasa sangat keheranan saat ia merasakan sensasi itu lagi.
Pikirnya. mustahil ia mendapatkan orgasme yang hebat lagi.. terlebih setelah orgasme terakhirnya.
Yang langsung meloloskan seluruh persendiannya.

Tetapi ia pun sangat menikmatinya. Digoyang-goyangkan pinggulnya mengimbangi irama permainan lidah dan mulut Agus.
Semakin didekapnya kepala dan wajah pemuda di antara selangkangannya.

Sampai tiba saatnya ia tak dapat menahannya lagi. Dan.. Crroottss.. Seerr..!!
“Ssstt.. Ssstt.. Aaahh.. Ggghhaahh..!!” Teriak Marsha tak kuasa menahan suaranya yang memenuhi gudang itu.

Keduanya langsung terkejut.. karena ternyata dari dalam liang vagina Marsha..
yang sedang dijilat dan diisap oleh Agus tersemburlah bermili liter lendir kenikmatan berwarna bening kental..
yang menyembur keluar berbarengan dengan air kencing.

Rupanya sang Tante mendapat multi orgasme yang hebat.. sampai-sampai ia tak dapat menahan kencingnya sendiri.
yang langsung menyembur wajah Agus yang sedang berada tepat di hadapannya.

Agus yang menyadari hal itu langsung saja tak menyia-nyiakan kesempatan itu..
Slrupp.. dijilatinya sekitar selangkangan Marsha yang dibanjiri oleh lendir kenikmatan dan air kencing sang Tante.
Ditelannya semua yang berhasil ia jilat dan kulum dalam mulutnya.

Hal ini tentunya membuat Marsha yang sedang mengalami masa relaksasi meringis-meringis kegelian..
dan mendesah-desah tak karuan.. menahan rasa geli yang melanda seluruh bagian selangkangannya.

Tetapi tubuh montoknya benar-benar lemas.. hingga ia nyaris tak sanggup mendorong..
atau menyingkirkan kepala Agus yang berada di antara selangkangannya.
dan sedang sibuk menjilati vaginanya dengan rakus.

Agus pun lantas bangun.. lalu mendekati Marsha yang sedang terpejam menikmati sisa-sisa orgasmenya.
Didekatkannya mulutnya yang sedang mengulum lendir kenikmatan dan air kencing Marsha ke mulut sang Tante.

Kemudian dikecupnya bibir Marsha yang sedang menganga seksi. “Nngghh..” Lenguh Marsha.
Agus langsung menyodorkan kulumannya untuk dibagi dengan sang Tante..
yang langsung saja disambut penuh nafsu oleh Marsha.

Dilumatnya mulut Agus yang dipenuhi dengan lendir kenikmatan dan air kencingnya sendiri.
Kemudian ditelannya hingga tak bersisa. Marsha benar-benar puas dengan permainan mereka.
Begitu pun halnya dengan Agus. Ia langsung mendekap tubuh montok sang Tante.

Kemudian bibir mereka saling berpagutan penuh nafsu.
Sesekali bibir Agus menjalar ke leher dan buah dada sang Tante.

“Aduuhh.. Masa’ sih masih kurang Sayang..?”
Bisik Marsha keheranan.. saat melihat Agus yang menjilati putingnya dengan penuh nafsu.

“Kalau sama Tante, aku nggak akan pernah puas. Tapi untuk kali ini, kurasa cukup dulu.
Asal kapan-kapan boleh begini lagi ya..?” Pinta Agus.

“Gila kamu Sayang..! Masa’ sih aku bisa nolak diajak nikmat begini..?”
Jawab Marsha sambil mengecup lembut bibir Agus. Dalam hatinya ia berbunga-bunga.

Ya.. karena akan selalu mendapatkan kenikmatan seperti ini kapan pun ia mau.
Kenikmatan purna.. dari kontol perkasa berwarna coklat milik pemuda pribumi..

Yang ternyata adalah tetangga yang tinggal tak jauh dari tokonya. Ahhhh..!! Ta(. )m( .)aT
-----------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------------
 
:beer: .. eroS dooG
eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Final Part Cerita 219..
Sialkan dikenyot.. nyott.. :nenen:
 
--------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------

Cerita 220
– Malaikat Atau Setan..?

[Part 1] – Kopi Hangat..!

Sesosok mahkluk
dengan dua tanduk di kepalanya serta berekor lancip berjalan santai sambil tersenyum senang..
karena baru saja menjerumuskan dua remaja yang baru dilewatinya.

Yang pria masih semester 1.. baru lulus SMA dan masuk di perguruan tinggi swasta terkenal di sana.
Sementara yang perempuan adalah mahasiswa semester tiga.. di sebuah perguruan tinggi berbeda..

Ya. Sebuah perguruan tinggi yang juga cukup terkenal di kota itu. Mereka tinggal dalam satu tempat kost.
Dengan rayuan mautnya.. sosok itu mampu membuat dua remaja tersebut melakukan dosa.

Jam menunjukkan pukul setengah dua dinihari..
ketika Bastian masih saja berguling-guling di kasurnya, berusaha memejamkan mata.

Ini memang bukan kali pertama.. karena memang hampir setiap malam Bastian selalu tidur larut.
Bahkan ketika matahari menyingsing baru bisa membuat cowok bertubuh pendek ini terlelap.

Bastian beranjak dari tempat tidurnya.. menyalakan laptop dan membuka Facebook..
untuk melihat teman-temannya yang sedang online, juga sekedar update twit**ter.

Namun itu belum membuatnya mengantuk. Ia lantas membuka folder berisi film bokep..
Tetapi dia merasa bosan karena seluruhnya sudah pernah dia tonton.

Ah.. bikin kopi aja deh. Habis itu ngegame.. katanya dalam hati.
Dia lalu mengenakan kaos dan keluar kamar. Di dalam kegelapan.. Bastian berjalan menuju dapur.

Dinyalakannya kompor untuk membuat secangkir kopi.
Kopi hitam kesukaannya yang selalu menemaninya setiap malam.

Dilihatnya di halaman belakang ada seseorang wanita yang duduk di gazebo dekat taman.
"Ngapain Mbak di sini sendirian..?" Tanya Bastian menyapa.
"Heh.. kamu, Bas..! Bikin kaget saja..” Eva terlihat kaget akan kedatangan Bastian yang tiba-tiba.

"Habisnya aku lihat Mbak Eva sendirian saja malam-malam begini di luar.
Apalagi pakai daster putih begitu, aku pikir setan..” tegas Bastian.
"Hihihi..! Mana ada setan secantik aku..?" Eva menyombong.

"Sini kamu duduk temenin aku..!"
"Oh iya.. nih aku bikinin kopi..” kata Bastian sambil menyodorkan secangkir kopi.

"Ngapain sih Mbak di sini sendirian..? Bengong begitu aku lihat..” tanya Bastian penasaran.
"Ah, tadi aku kepanasan, AC di kamar mati. Yah sudah aku ke sini, nggak bisa tidur juga.
Mau ke kamar Nabilla.. tau sendiri dia kalau sudah tidur kaya kebo..” jawab Eva panjang.

"Lah kamu sendiri ngapain,,?" Eva balik bertanya.
"Aku kan memang susah tidur, Mbak..” jawab Bastian singkat.

Eva menyeruput kopi hitam pemberian Bastian.. dia yang saat itu mengenakan daster tidur pendek..
berwarna putih bermotif bunga sungguh terlihat seksi dengan dada yang menjulang tanpa ada penyangga di baliknya.

Hal itu menjadikan Bastian tertarik untuk memperhatikan.
"Eh.. Mbak nggak dingin pakai baju begitu di luar kayak gini..?" Tanya Bastian.
"Enggak, aku sudah biasa. Dari dulu aku juga gini kalau malam-malam, aku suka duduk di sini sendirian..” jawab Eva.

"Eh.. kamu sudah punya pacar belum..?"
"Belum, Mbak. Nggak kepikiran buat pacaran. Hehehe..” jawab Bastian sambil tertawa ringan.

"Emang nggak ada yang cakep apa di kampus kamu, masa sedikit pun nggak ada yang kamu suka sih..?” Sambung Eva.
"Ada sih, Mbak. Malah sebenarnya ada satu yang aku suka.'' jawab Bastian menjelaskan.

"Siapa, Bas..?"
"Hmm.. dosen aku..” jawab Bastian malu-malu.

"Wah.. kok kamu maniak tante-tante sih, Bas..?” Tanya Eva heran.
"Dia masih muda kok. Bahkan penampilannya trendi. Orang nggak bakal mengira kalau dia adalah dosen..”
Jawab Bastian menjelaskan. “Ooo..” Eva manggut-manggut.

Tak lama dia mulai menyandarkan kepalanya di bahu kiri Bastian.. tangannya mulai merangkul pinggul Bastian.
"Bas.. kamu ternyata nggak seperti yang aku kira..” Eva berkata lirih.

"Memang kenapa, Mbak..?” jawab Bastian.
"Awal aku kenal kamu, kukira kamu anaknya sombong dan nggak mau bergaul.
Tapi ternyata enggak, malah kamu baik sekali sama aku..” jelas Eva.

"Yah.. itu kan kewajiban kita sebagai temen, Mbak. Apalagi kita satu kos..” jawab Bastian.
"Kamu tuh baik, ganteng, sayang aja kamu pendek. Coba kalau nggak, aku mau jadi pacar kamu..”
Kata Eva dengan suara lirih dan nada yang sedikit genit.

Bastian hanya tersenyum mendengar pernyataan itu. Eva melepas pelukannya dan memandang ke arah wajah Bastian.
Seolah ada magnet cinta di antara mereka, wajah mereka semakin mendekat dan..
“Muacchhh.. muachhh.. muachhhh..!!” Ciuman pun terjadi.

Ternyata Eva adalah wanita yang unggul dalam berciuman.
Detik-detik awal Bastian sempat kewalahan dengan permainan bibir dan lidahnya.

Eva berusaha menyedot lidah Bastian dalam-dalam..
Tetapi Bastian tak membiarkan karena ia tak mau kalah dalam permainan ini.

Disibaknya bibir Eva dan dicarinya lidah gadis itu, kini ia yang mengambil alih.
Bastian menyedot dalam-dalam lidah Eva yang basah, air liurnya banyak sekali yang ia telan.

Mereka menyudahi aksi itu dengan kening dan hidung saling menempel.
Mata keduanya menatap sayu, jauh lebih redup dari sebelumnya.

Dengan cepat Eva langsung meraih kontol Bastian yang masih terbungkus celana boxer tanpa cd.
Dahinya berkerut, nampaknya dia heran oleh sesuatu.

"Kok kontol kamu gede sih, Bas..?" Tanya Eva dengan nada genit.
"Yah.. kan lagi dekat sama wanita cantik, dia jadi bangun..!" Jawab Bastian asal.

Eva kembali mengeluarkan senyumnya sambil terus memegangi kontol yang sudah sangat tegang itu.
Dia berusaha mengeluarkan dari sela-sela boxer Bastian yang memang agak longgar.

Matanya terlihat kagum dan terus tertuju memperhatikan setiap detail dari kontol yang gagah itu.
Bastian memang pendek, tapi dia adalah lelaki pendek dengan kontol besar.

Eva perlahan menggenggam kontol itu dengan tangan kirinya.
Telunjuk dan jempolnya memainkan ujung kepala kontol Bastian yang mengkilat oleh cairan pembuka.

"Mbak Eva tau nggak, sudah lama aku memimpikan ini, Mbak..” kata Bastian sedikit curhat masa lalu.
"Ah, masa’ sih..?" Jawab Eva sedikit tak percaya sambil terus menggenggam kontol Bastian dan sedikit mengelusnya.
Matanya terus menatap takjub.

Dia menyingsing celana boxer Bastian hingga bola-bolanya ikut keluar..
kemudian dia segera mengocok batang kontol itu dengan penuh gairah.

Sungguh ahli Eva memainkan kontol Bastian.. baru sebentar saja tapi rasanya sudah sungguh nikmat.
Benar-benar tidak mengecewakan.

“Ahh.. hhh.. hhh..” Bastian pun mulai sedikit mengerang karena permainan tangan Eva yang sungguh luar biasa itu.
Eva menghentikan kocokannya sebentar.. lalu tanganya pindah ke belahan dasternya yang lebar..
kemudian meloloskan dua gundukan kembar yang lumayan besar.

“Gimana, Bas, payudaraku bagus nggak..?" Kata Eva memamerkan bentuk payudaranya sambil sedikit meremasnya.
Glekk..!! Bastian menelan ludah melihat gundukan besar itu.

Payudara Eva mengingatkannya pada payudara Tante Natasha yang sempat ia pegang dan diemutnya beberapa bulan lalu.
"Kok kamu melongo aja, Bas..? Jangan diam saja donk..! Dipegang kek, diemut kek, malah dianggurin..!?"
Seru Eva menyuruh Bastian memainkan payudaranya.

Perlahan Bastian memegang payudara itu dengan kedua tangannya.
Hmm.. sungguh sangat kenyal rasanya, dengan puting berwarna pink kecoklatan yang menjulang besar.

Nikmat sekali saat disentuh hingga tanpa sadar Bastian meremasnya dengan cukup keras.
"Auw.. ahh.. jangan keras-keras, Bas..!!" Protes Eva dengan suara lirih.
"Maaf, Mbak. Habis kebiasaan meremas susunya Tante Natasha sih, hehe.."

Bastian lalu meremasnya dengan lembut. Sesekali ia mainkan putingnya yang besar dan sedikit dipelintir ringan.
Eva mendesah.. wajahnya menengadah dan mulutnya terbuka. "Aah.. aah..ahh.. terus, Bas! Aahh..."

Bastian meremas lagi payudara itu sambil mendorong perlahan tubuh Eva ke dalam gazebo.
Ia baringkan di atas lantainya yang terbuat dari kayu.

Disingsingkannya gaun tidur tipis Eva agar lengan gadis itu dapat terlepas.
Dengan tangan tetap meremas payudara, bibir Bastian mulai bermain di leher Eva yang jenjang dan putih.

Ia jilati seluruh leher Eva yang harum oleh keringat. Wanginya membuat Bastian semakin terbuai.
Ia telusuri leher Eva hingga berhenti di atas payudara.

Ditiupnya pelan puting Eva yang telanjang hingga membuat gadis itu sedikit menggelinjang.
"Aaahhh..” Eva mendesah panjang. Nampaknya dia merupakan tipikal gadis yang cepat mendapatkan gairah.

Bastian mengisap pelan puting Eva yang sebelah kiri dan menjilati dari dalam dengan lidahnya.
Eva nampak sangat menikmati permainan itu..
Ditambah kini tangan kanan Bastian yang terus-menerus meremas bulatan payudaranya.

Tak peduli dengan erangan Eva..
Bastian terus mengisap puting gadis itu secara bergantian dengan jilatan di seputar gundukan payudara.
Tangannya juga semakin kencang dalam meremas.

Karena tak kuat menahan gairah, Eva memainkan sendiri memeknya dengan kedua tangan.
Jarinya ia colokkan masuk memainkan klitoris yang tersembunyi di balik celana g-string warna merah yang belum dilepas.

“Ahh.. hhh.. ohh.. aah..” Eva mendesah oleh permainan tangannya sendiri..
Sedangkan Bastian masih asyik bermain dengan payudaranya sedari tadi.
Pemuda itu menjilat putingnya kiri dan kanan secara bergantian.

Kini Eva hanya memainkan memeknya hanya dengan tangan kiri..
sedangkan tangan kanannya berusaha menarik-narik batang kontol Bastian yang sedari tadi menggantung ke bawah.

"Ooh.. enak, Mbak..!" Kata-kata itu yang keluar dari mulut Bastian. "Ahh.. terus, Mbak..!!"
Kocokan Eva membuat Bastian semakin liar dalam mempermainkan payudara..
sehingga Eva semakin keras mengeluarkan desahan.

Khawatir penghuni kost yang lain mendengar.. Bastian menutup mulut gadis itu dengan bibirnya.
Kini ia mencoba memainkan jari di memek Eva yang sempit.

Jari tengah dan jari manis coba ia masukkan ke dalam bibir memek itu.
Bastian hanya mendiamkanya tanpa mengocok, jempolnya menyentuh klitoris Eva dan sedikit menekan.

“Ahhhh.. hhhh..” Eva berusaha mendesah dan melepaskan ciuman.
Bastian mengocok perlahan memek gadis itu yang terasa sempit di jarinya.

Ia kocok terus hingga terasa jarinya menjadi sangat basah.
“Aah.. hhh.. teruss, Bas! Aah.. hhh.. hhh..” Eva jadi tambah merintih.

Bastian mempercepat kocokan di memek Eva yang semakin deras mengeluarkan cairan.
Eva membalas dengan kian gemas meremas-remas kontol panjang Bastian, ditarik-tariknya kuat ke bawah.

“Aah..” Bastian menikmatinya. Ia kocok lagi memek Eva dengan cukup keras..
hingga bunyi kecipak menggema di telinga mereka berdua.

Bastian juga mengulum puting Eva bergantian dan sedikit menggigit-gigit pelan.
“Ahh..” Eva terus mengerang..
sampai terasa paha mulusnya semakin merapat dan menjepit pergelangan tangan Bastian.

Bastian tau kalau gadis itu akan segera mendapatkan orgasme.
Maka ia semakin kencang mengocok liang memeknya. “Bass.. ahh.. ahhh.. a-aku mau keluar..!”

Eva mengerang panjang disusul dengan tubuhnya yang mengejang..
Dan dia menarik tubuh Bastian lalu memeluknya erat. “Ahh.. Bass! E-enak sekali.. aah.. hhh.. hhh..”

Srrrr.. serrr.. srrr..!! Terasa ada semburan di dalam memek Eva yang mengenai jari Bastian,hangat sekali.
Dinding memeknya makin berdenyut dan menjepit, pantatnya naik turun. Eva terus memeluk.

“Ahh.. hhh.. kamu hebat sekali, Bas..! Aah..” Eva sedikit memuji dengan desahannya.
Napasnya masih memburu.. kedua kakinya masih sedikit mengejang-ngejang.

Bastian melepas jarinya dalam satu sentakan.
Lalu ia sibak kedua paha Evadan melepas celana dalam model g-string miliknya.

Kini terpampang sudah celah kenikmatan gadis itu dengan sedikit bulu yang menghiasi.
Bentuk memeknya masih terlihat bagus dan rapat. Bau khas cairan kewanitaan menyeruak di hidung Bastian.

Bau semacam inilah yang selalu membuatnya terangsang dan selalu ingin ia nikmati.
Bastian mendekatkan wajah di depan mulut memek Eva.. lalu menjulurkan lidah..
dan mulai memainkan di ujung tonjolan kecil di atas celah kenikmatan gadis itu.

Eva sedikit kelojotan dan mendesah panjang. "Aaaahhh..!!” Dia meremas rambut Bastian..
Seolah meminta untuk tetap di situ. Lidah Bastian terus bermain-main.. berputar menggelitik..
Dan kadang menyedot klitoris milik gadis yang juga berprofesi sebagai model ini.

Eva hanya mendesah dan bergetar menerima setiap perlakuannya.
Tangannya kian menjambak rambut Bastian..
ketika pemuda itu kian dalam memainkan lidah di dalam liang kewanitaannya.

Bastian menjulurkan lidah ke depan, makin masuk ke dalam dinding memek Eva.
Ujung hidungnya ia gesekkan tepat di atas klitoris gadis itu. Gerakannya makin dipercepat.

Lidahnya juga semakin liar dalam memainkan perannya..
Cairan dari dalam memek Eva yang terasa asin kian membanjiri kerongkongannya.

Bastian sungguh bergairah ketika Eva menyebut namanya. "BASTIAN.. aah.. aah.. kamu kok jago sekali sih..?”
Pantat gadis itu mulai naik turun, napasnya memburu.

Hampir sepuluh menit sudah Bastian bermain di dalam lubang memek Eva.
Ia menyedot.. menggesek dan menjilati..
sembari tangannya terus bergerilya di atas gundukan payudara Eva yang menjulang tinggi.

Eva semakin bergetar, dia semakin meracau tak karuan.
Desahan dan suara yang keluar dari mulutnya sudah tak terkontrol lagi. Bastian membuatnya kalah dinihari itu.

"Aah.. Bass.. akuu.." Terasa ada semburan yang berasal dari dalam liang memek Eva, ini ejakulasinya yang kedua.
Eva mendapatkan duakali dan Bastian belum sama sekali.

Bastian tersenyum bangga ketika ia melihat wajah Eva yang sedang menikmati orgasmenya yang kedua.
Eva nampak bahagia, senyumnya lebar dan matanya terpejam.

Bastian mendekati wajah cantik itu dan berbisik di telinga..
"Siap-siap yah, Mbak. Setelah ini Mbak akan mendapatkan hal yang luar biasa.."
“Aah.. hhh.. hhh..” Eva hanya bisa mendesah berulang-ulang. Napasnya memburu menikmati sisa-sisa orgasme.

Bastian mencium bibirnya namun tak dalam, hanya sekedar untuk membangkitkan birahi Eva kembali.
Ia ciumi seluruh dada gadis itu dan menjilati putingnya secara bergantian.

Kini Bastian memposisikan diri di atas tubuh bugil Eva yang pahanya sudah terbuka lebar-lebar dan sedikit ditekuk ke atas.
Memeknya terlihat memerah dan sangat merekah. Indah sekali dengan cairan yang membuatnya jadi sedikit mengkilat.

Sleppp..! Pelan Bastian menempelkan kepala kontolnya di bibir memek Eva.
Slepp.. slepp.. slepp.. slick.. slick.. Ia gesekkan naik-turun dan sengaja sedikit ditekan ke bagian klitoris.

"Ahhh..” Eva mendesah. "Sudah, Bas. Buruan masukin. Aku nggak tahan.."
"Sabar donk, Mbak..” jawab Bastian menenangkan.

Slebb.. Clebb..! Ia coba mendorong, ternyata cukup sulit untuk dimasukkan.
Sempit sekali dinding memek Eva, seolah jarang digunakan..
Padahal sudah banyak lelaki yang mengantre setiap saat untuk merasakannya.

Cukup lama Bastian mencari posisi yang pas pada batang kontolnya..
Hingga akhirnya cairan pelumas membantunya dalam memasuki. Bleessseph..!!
Kontolnya meluncur.. menyeruak ke dalam belahan bibir memek Eva.

Bastian sengaja membiarkannya sejenak tanpa melakukan gerakan apapun.
"Aah.. buruan goyang..!" Eva mulai meracau.

Bastian mendekatkan wajahnya ke depan wajah si cantik dan mengecup kening Eva.
"Mbak sungguh luar biasa..!" Bisiknya sembari menarik batang kontol dan dihentakkannya lagi dalam-dalam.

Pelan Bastian mulai memacu kontolnya dengan kecepatan sedang sambil menciumi leher Eva yang berkeringat.
Payudara gadis itu nampak semakin menegang, pentilnya mencuat keras. Keringatnya semakin bercucuran.

Gemericik bunyi air di kolam dan paparan sinar rembulan menjadi saksi pergulatan muda-mudi itu.
Pinggul Bastian terus menyentak hingga membuat payudara Eva yang besar bergoyang-goyang indah.

Sesosok mahkluk dengan dua tanduk di kepalanya menyaksikan semua itu dengan senyum lebar tersungging di bibir.
Ekornya yang lancip bergerak pelan.. menandakan kalau dia puas dengan usahanya.

"Ahh.. ahh..!!” Bastian mulai mendesah menikmati sensasinya. Memek Eva sungguh luar biasa, rapat dan licin.
Terus ia memacu dan memompa pada posisi yang sama hingga lima menit kemudian Bastian memiringkan tubuhnya.

Lalu ia memacu lagi dengan sekuat tenaga.. Jlebb-jlebb-clebb-clebb-crebb-crebb-clekk-clekk..!!
Eva jadi tambah mengerang meminta ampun. "Ahhh.. Bass..! Aah.. hhh..hhh.. hhhhh..”

Bastian melepas batang kontolnya, meminta Eva untuk berpindah posisi. Dia di bawah dan Eva di atas.
Perlahan Eva mengarahkan memeknya pada kontol panjang Bastian. Slebbb.. Clebb..!!

“Aaahhh..” dia mendesah sendiri begitu memeknya kembali terisi. Jlebb..!!
Bastian memberikan hentakan ke atas sampai badan Eva sedikit tersentak.

Gadis itu mulai bergoyang naik turun. Clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crebb..!!
Kontol Bastian terasa dipijat oleh dinding-dinding memeknya yang super rapat itu.

Diremasnya payudara Eva yang bergelantungan layaknya pepaya mengkal.
Bastian meremasnya sembari Eva terus menaik-turunkan pantat, tangan gadis itu bertumpu pada dadanya.

“Ah.. berhenti sebentar, Mbak..” Bastian bangkit dan meraih leher jenjang Eva.
Ia cium dan dibelainya lembut punggung Eva yang halus. "Mbak, memekmu sungguh luar biasa..!"

Eva hanya tersenyum, kemudian dengan cepat menyambar bibir Bastian dan melumatnya rakus.
Bastian memagut balik dengan tak kalah liarnya. Mereka berciuman sambil terus berpelukan.

Bastian menggunakan kesempatan ini karena ia tak mau lekas orgasme.
Ia atur kontolnya agak dapat bertahan lebih lama lagi.

"Kamu hebat, Bas. Aku sudah keluar tigakali, kamu sama sekali belum..” kata Eva manja sambil menatap wajah Bastian.
Bastian hanya tersenyum sambil meremas bokong Eva yang sintal.

Keduanya terus berpelukan dengan posisi kontol Bastian masih menancap di dalam liang memek Eva.
Bastian menggeser tubuhnya ke arah pinggiran gazebo.
Kedua tangannya masih asyik bermain di bulatan bokong sintal Eva.. sambil sesekali jarinya berusaha membelai lubang anus.

Tetapi ketika hendak sedikit menusuk, Eva menghentikan aksi itu.
"Jangan, Bas. Aku belum pernah..” katanya sambil memegangi tangan Bastian.

"Kuganti sama ini saja.." Eva kemudian berdiri dan berjongkok di hadapan Bastian yang masih duduk di pinggiran Gazebo.
Dipegangnya batang kontol pemuda itu dan sedikit dikocok dengan lembut.

Kemudian Eva mendekatkan wajah dan membuka mulutnya lebar-lebar.
Dia lahap habis dua biji zakar Bastian, disedot dan dimainkannyadengan lidah.

Sementara tangannya terus mengocok pelan batangnya yang masih kaku.
“Ohh..” Bastian paling tidak suka seperti ini. Dia akan cepat keluar. "Mbak.. aahhh..!"

Eva terus bermain dengan kontol dan buah zakar Bastian, kini dia mengisap dalam-dalam dengan mulutnya.
Dia masukkan hingga terasa menyentuh ditenggorokan. Eva bahkan kadang sedikit tersedak.

“Aah.. Mbak..! Sudah..! Nanti aku cepat keluar kalau digituin.."
Untungnya Eva menyudahi aksinya setelah diminta. Kini dia berdiri membelakangi Bastian.

Pemuda itu memeluk tubuhnya dari belakang dan membelai bulatan payudaranya yang menggantung indah.
Bastian menempelkan sekali lagi ujung kontolnya di bibir memek Eva.. lalu disentaknya dengan sekuat tenaga.

Sleeep.. Jlebb..!! Kontol itu langsung melesak terbenam.. masuk seluruhnya di liang memek Eva.
“Ahhhhh..!!” Eva mengerang. Dia merintih setiapkali pinggul Bastian menyentak.

CONTIECROTT..!!
--------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd