Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------

Cerita 209 – Obsesi Birahi..

[Part 1] Awal Mula..

Perkenalkan.. namaku Eki.

Aku ingin membagi pengalaman seksku yang aku alami kira-kira beberapabelas tahun yang lalu.

Sebuah Obsesi Birahi yang akhirnya kesampaian.
Ini adalah pengalaman yang sangat mendebarkan sekaligus menggairahkan buatku.

Waktu itu aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
Usiaku kala itu 23 tahun.. tinggi 175 cm. Berkulit sawo matang.

Badanku atletis.. karena kegemaranku berolahraga bola basket.
Selain menjadi tim inti di kampusku..
Aku juga tergabung dalam sebuah klub basket yang cukup diperhitungkan pada waktu itu.

Bagiku masa-masa itu tidaklah sulit untuk mencari pacar.
Karena selain luasnya pergaulanku.. aku juga termasuk orang yang berada.

Saat itu aku sudah memiliki kendaraan pribadi..
Sebuah mobil Jeep buatan Amerika dengan modifikasi yang sedang trend masa itu.

Seringnya aku bergonta-ganti pacar..
atau pun teman kencan wanita yang bisa aku ajak tidur.. dari berbagai macam profesi dan kalangan.

Dari mulai teman sesama mahasiswa.. cheerleaders.. model dan cover girl majalah..
Pramugari.. sampai dengan artis figuran.

Mereka selain cantik-cantik.. juga memiliki permainan-permainan seks yang luar biasa.
Bahkan yang terkadang sama sekali di luar semua pengetahuan dan fantasi seksku.

Tapi.. siapapun dan apapun yang aku lakukan dalam petualangan seks-ku..
tetap saja hasrat birahiku tidak pernah terpuaskan.
Karena adanya dua orang gadis yang selalu ada dalam otakku dan darahku. Yaitu Rani dan Nia.

Yang selalu aku bayangkan wajah dan tubuhnya.. serta aku sebut-sebut namanya..
saat aku sedang berhubungan seks dengan semua wanita. Mereka sangat menggiurkan.

Entah kenapa.. begitu terobsesinya aku.
Sampai-sampai suatu ketika aku pernah memaksa mengganti nama-nama wanita..
yang sedang kutiduri dengan nama Rani atau Nia.

Terserah apa yang ada dalam pikiran teman kencanku itu.. aku tidak peduli.
Yang penting rasanya nikmat menyebut nama Rani dan Nia.. saat berada di puncak ejakulasiku.

Andai saja aku bisa benar-benar menelanjangi.. menjamah.. menjilati setiap jengkal tubuhnya..
kemudian memasukkan kontolku ke dalam vagina Rani dan Nia di alam sadarku.

Tapi apa daya.. mereka berada di luar jangkauanku. Mereka adalah anak dari tante Mirna dan om Iwan.
Adik dari orangtuaku. Yah. Rani dan Nia adalah sepupuku.

Sekedar informasi: Tante Mirna orangnya angkuh selau merasa setiap orang dapat diaturnya.
Tapi di luar itu.. untuk seusianya tubuh tante Mirna masih bagus. Kencang.. montok.. gempal.
Pantat dan buah dadanya masih terlihat kencang sekali.

Mungkin ini yang menurun kepada anak-anaknya. Rambutnya hitam dan ikal.. hidungnya kecil dan mancung.
Bibirnya yang tebal membuat wajahnya terlihat jadi agak ‘sedikit nakal’.

Sedangkan Om Iwan.. walaupun tidak tinggi untuk ukuran laki-laki.. tapi wajahnya tampan.
Mereka memiliki 6 orang anak. Semuanya Perempuan..!! Ditambah cantik dan seksi.

Yang paling besar namanya Kak Icha.. 29 tahun. Sudah berkeluarga.. mempunyai 2 orang anak.
Kedua Kak Sita 27 Tahun juga sudah bersuami.
Kemudian Ka Nuri 25 tahun..
Yang keempat Ka Intan 24 tahun.
Kelima Rani 23 tahun dan si bontot.. Nia 21 tahun.
Yang membedakan Rani dan Nia dari kakak-kakaknya adalah daya tarik seks mereka yang sangat tinggi.

Walaupun sebenarnya kalau dilihat dari sudut pandang orang lain..
mereka berdua tidak lebih cantik dan seksi dari semua wanita yang pernah kukencani.

Kalau bisa aku gambarkan:
Rani yang usianya hanya lebih muda beberapa bulan dariku, tinggi badannya hanya sekitar 160 cm..

Wajahnya bersih dan cantik sekali. Rambutnya yang hitam panjang sebahu..
Matanya bulat dan sangat indah, bibirnya tipis seksi.

Dia memiliki hidung mancung Tante Mirna.. kulitnya putih tangan dan kakinya ditumbuhi bulu-bulu halus..
Yang jelas terlihat karena kulitnya yang sangat putih.

Aku sering mengkhayalkan andai aku bisa membelai bulu-bulu halus itu dari betis lalu naik ke paha..
Dan naik terus ke tempat terpenting dari organ tubuh Rani..
Buah dadanya tidak terlalu besar, pinggangnya kecil dan pantatnya montok.

Nia lebih pendek dari Rani, tingginya 158 cm.
Rambutnya hitam kecoklatan yang panjangnya hanya menutupi lehernya yang putih dan menggemaskan.

Matanya bulat, bibir bagian bawahnya agak tebal.. Seksi..!
Entah apa rasanya memasukkan kontolku ke dalam mulutnya.

Kulitnya putih pucat seperti kulit mamanya.
Buah dadanya besar, montok, bundar.. terlihat sangat padat dan menantang.

Kalau dia sedang menggunakan T-shirt.. sangat terlihat bentuk indah buah dadanya.
Tak kuat aku.. Erghh..!!
Ingin rasanya meremas dan menaruh kontolku di antara dua belah gunung yang mengemaskan itu.

Kakinya begitu putih dan padat.
Dari pengalamanku, tipe kaki seperti ini sangat kuat bermain di tempat tidur..

Dengan pinggang yang kecil tapi pantatnya padat, besar dan montok (kata orang pantat bebek)..
Aaah.. nikmatnya kalau bisa melakukan doggie style dengan Nia.
Bagiku mereka adalah Fantasi seksku tertinggi.

Hasratku pada mereka dimulai pada saat aku masih di SMP.
Waktu itu tubuh mereka belum sempurna seperti sekarang.

Tapi tidak tau kenapa ada setan mana yang masuk ke tubuhku..?
Atau karena sedang dalam masa puberku.

Sering sekali aku mengintip posisi tidur salahsatu dari mereka saat menginap di rumah..
Dari jendela kamar adik perempuanku yang sebaya dengan mereka, sambil memegang kontolku.
Saat-saat seperti itu sangat menyiksaku. Ini berlangsung beberapa bulan.

O iya. Dulu.. semasa kecilku hingga memasuki SMP.. kami..
Keluargaku dan keluarga om Iwan yang merupakan adik orangtuaku.. tinggal di kompleks perumahan yang sama.

Hanya berjarak 500 meter saja. Namun saat aku masuk SMP.. om Iwan mendapat promosi jabatan dari kantornya..
Hingga keluarganya harus pindah ke rumah tempat domisilinya sekarang.
-------ooOoo-------

Sampai pada suatu malam aku memberanikan diri untuk memasuki kamar adikku.
Karena saat itu Nia sedang menginap di rumah. Aku masih ingat.. waktu itu sekira pukul 1.30 malam.

Aku dengan mengendap-ngendap membuka pintu kamar adikku yang tidak pernah dikunci..
Tipe tempat tidur adikku memiliki kasur tambahan di bawahnya yang bisa keluar masuk seperti laci.

Nia tidur di bawah sendiri, memakai daster panjang dan berlengan pendek.
Posisi tidurnya miring. Kaki kanan memeluk bantal.. sehingga seluruh bagian betisnya terlihat jelas.
Sementara kaki kirinya lurus.. dan wajahnya.. uhhhh.. seksi sekali..!!

Lama aku tertegun di ujung tempat tidur sambil beberapakali menelan air liurku.
Akhirnya kuberanikan diri untuk menarik daster Nia lebih ke atas sedikit..
sehingga terlihatlah pahanya yang putih.

Dengan tanganku yang gemetar dan berkeringat kusentuh ujung paha bagian luar. Oooooh.. halus sekali..!
Karena Nia tidak bereaksi.. maka kuturunkan tanganku untuk menyentuh paha bagian bawah.

Wah.. sudah tidur pules nih..!? Batinku.. dengan tangan gemetar dan tubuh panas dingin.

Maka kusingkapkan lagi dasternya sedikit demi sedikit..
Hingga celana dalamnya yang berwarna cream terlihat jelas..

Nah.. sekarang aku bisa bebas mengelus dan menjamah paha yang lembut dan wangi sekali itu.
Berikutnya keberanianku bertambah.

Kutarik bantal yang dipeluknya hingga kedua belah kaki yang mulus bisa kujamah perlahan.
Ingin rasanya berbuat lebih tapi .. Ah.. takut bangun..!

Sampai akhirnya aku sampai di antara kedua pangkal paha.
Kutarik tubuh Nia perlahan, supaya posisi kakinya agak mengangkang.

Tapi tiba-tiba dia bergerak sambil bergumam.. “Iiihhh..” gumamnya..
Waduhhh..!! Spontan aku kaget.. kemudian lari dan bersembunyi di balik lemari pakaian..

Kira-kira sepuluh menit aku di situ aku berpikir..
Ah Cuma ngigau.. kalau dia bangun pasti dia sudah bisa melihatku saat aku lari tadi..

Maka aku kembali mendekati tempat tidur..
Ah.. posisi tidur Nia sekarang celentang, dengan kaki kiri ditekuk ke atas.
Wah makin gampang dong..! Tapi dasternya sudah kembali turun menutupi setengah paha.

Maka perlahan aku tarik lagi ke atas sampai CD-nya..
Dan dengan hati-hati mulai kuciumi perlahan vaginanya yang masih terbungkus celana dalam.
Ah.. coba bisa kubuka celana dalam ini.. batinku lagi.

Puas di bawah aku ke atas. Kusentuh buah dadanya dari bagian luar daster.
Karena waktu itu Nia masih kelas 1 SMP.. maka semua bagian penting tubuhnya masih serba kecil.

Kusentuh dengan lembut dua payudara yang menggoda.. kemudian dengan nekat aku susupkan tanganku..
melalui bagian leher daster.. untuk menyentuh sedikit saja buah dadanya.
Oh.. Nia, lembut sekali.

Karena lampu di kamar tidak dimatikan.. maka bisa kulihat pentilnya yang merah muda.
Tidak sadar ternyata jam sudah menunjukkan jam 3.00 pagi.

Maka tanpa merapikan pakaian Nia.. aku langsung keluar kamar dan masuk ke kamarku.
Kemudian melakukan onani sambil membayangkan apa yang baru saja aku lakukan.

Setelah puas aku terbaring di kamar.. sambil melamun.. Wah.. kalau kakaknya Rani seperti apa yah..?
------ooOoo------

Suatu hari aku pulang dari main basket di sekolahku..
Nah.. karena kebetulan rumah Tante Mirna dekat dengan rumah teman-temanku yang lain..
maka aku pulang menumpang salahsatu temanku yang dijemput sopir.

Tidak lama aku mampir di rumah Tante Mirna sambil ingin melihat Rani atau Nia.
“Eh.. Eki..” sahut Tante Mirna. “Mau nginep di sini..?”

”Engga ah tante, Eki mau pulang..!”
“Jangan ah Ki.. ini kan sudah jam setengah delapan..! Udah, nginep di sini aja besok kan hari Minggu..?”

Waktu itu Rani.. Nuri dan Intan sedang ada di rumah.
Kecuali Nia yang sedang berlibur ke rumah kontrakan Kak Icha dan Kak Sita yang bersekolah di Bandung.

“Iyah.. nginep aja..!” Sahut Kak Nuri. “Kamu tidur di kamarku aja, biar Ka Nuri tidur sama Ka Intan..!”
Akhirnya aku setuju.

Di rumah Tante Mirna ada 4 kamar..
Yaitu kamar tante Mirna dan Om Iwan dan kalau anak-anaknya semua sedang berada di rumah.

Ka Intan tidur berdua Ka Icha, Ka Nuri sekamar dengan Ka Sita. Yang terakhir kamar Rani dan Nia..
Hmm.. aku akan coba masuk kamar Rani yang tidur sendirian malam ini.. pikirku berencana.

Malam itu aku tidak bisa tidur lagi.. sebentar-bentar aku melihat jam..” Lama sekali sih..?”
Aku tadi memperhatikan Rani masuk kamar jam 9.00 malam. Pasti dia sudah tertidur lelap dia..
Dan sekarang sudah jam 11.00, tapi ruang tengah masih terang om Iwan masih nonton TV.

Akhirnya aku tertidur. Tiba-tiba aku terbangung dan melihat jam sudah jam 2.30 pagi.
Wah.. bisa gagal nih.. Aku lantas keluar kamar kak Nuri yang berada di atas.
Turun tangga kemudian melewati ruang tengah.

Sesampainya di depan kamar Rani kulihat cahaya lampu dari dalam kamarnya yang berasal dari lampu tidur.
Perlahan-lahan kugerakkan kaca yang ada di samping pintu yang masih menggunakan kaca ‘Nako’.

Setelah kaca terbuka cukup untuk aku masukkan tanganku.. kugeser tirai yang menutupi jendela..
Woww..!! Sebuah pemandangan yang indah..!!

Kulihat Rani yang tadi memakai daster pendek..
sudah tertidur pulas dengan memperlihatkan seluruh bagian kakinya yang putih mulus..
Karena dasternya yang sudah tersingkap ke atas.. sampai ke celana dalamnya yang berwarna coklat..

Setelah tertegun sebentar.. tanganku beralih ke sebelah kiri meraih kunci pintu lalu membukanya..
Klik.. klik..!! Kemudian perlahan-lahan aku masuk kamar Rani yang harum sekali.

Sambil berjongkok di samping tempat Rani tidur, kuperhatikan wajah sepupuku yang cantik itu.
Lalu pandanganku beralih ke bawah, sampai ke kakinya. Di situlah aku mulai tergila-gila dengan kaki Rani.

Kusentuh dengan berhati-hati kaki yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tersusun rapi..
Kakinya lembut, harum dan halus. Terus kujamah-dari ujung kaki hingga pangkal pahanya.

Lalu kubenamkan perlahan hidung dan mulutku di atas vaginanya yang terbungkus celana dalam ..
"Wah.. kok memek kamu ga setebal Nia yah Ran..?” Bisikku.

Lalu aku beralih ke buah dadanya.. pada waktu itu buah dada Rani lebih besar dari Nia..
Karena usia Rani yang lebih tua.. wajar saja kalau payudaranya sudah tumbuh.
Lain halnya dengan Nia.. pentil Rani berwarna coklat muda.

Setelah puas aku keluar kamar Rani..
Menutup kembali pintu dan seperti biasa melakukan onani di kamar mandi.
Kejadian ini berlangsung bertahun-tahun..

Aku selalu melakukan hal yang itu-itu saja terhadap Rani dan Nia berulangkali.
Ingin sekali mendapatkan lebih.. tapi aku sangat takut mereka bangun di tengah-tengah ‘aksiku..’

Karena desakan-desakan ‘nafsu’ inilah.. maka suatu malam hal yang sangat aku takutkan menjadi kenyataan.
------ooOoo------

Ketika itu aku sudah duduk di bangku SMA kelas 2. Malam itu aku menginap di rumah Tante Mirna.
Waktu itu seperti biasa Rani tidur dengan Nia dan malam itu saat berada di kamar mereka.

Aku punya ‘program baru’ yaitu mengeluarkan kontolku dan menempelkan ke pantat.. buah dada.. bibir.
Serta ‘memaksa’ mereka mengocok-ngocok ‘barangku’ dengan tangan mereka.

Sasaran pertamaku adalah Nia.
Rencana menggesekkan kontolku ke pantat Nia gagal karena dia berbaring celentang.

Jadi sasaranku langsung ke arah dada Nia.
Dan kutepuk-tepukkan kontolku di atas gundukan buah dadanya yang tertutup T-shirt.

Lalu kugesek-gesek perlahan si ‘helmku’ di permukaan bibirnya..
Pindah naik merasakan rambut Nia menyentuh kontolku.
Kemudian menyerahkan si ‘batang dan bijiku’ ke dalam geggaman telapak tangan Nia.

Selesai Nia.. pindah ke Rani. “Nah Ran.. sepertinya kamu sudah siap nih..!”
Rani tidur miring menghadap Nia. ”Wah menuku di tubuh Rani bisa lengkap dong..”
Berturut-turut dari bibir.. buah dada.. rambut tangan.. sama seperti yang dialami Nia berjalan lancar.

Rani memang gemar tidur dengan menggunakan daster pendek..
Sehingga malam itu dengan posisi miring di belakang tubuh Rani.. aku bisa bebas..
Menempatkan kontolku di atas celana dalamnya dan sedikit terkena kulit pantatnya..

Karena nikmatnya dengan pengalaman ini.. timbullah ide baru.. kujepitkan ‘batangku’ di antara paha Rani.
Tepat di bawah vaginanya.. sehingga terasa nikmat.. seperti benar-benar sedang berhubungan seks dengan Rani.

Kupeluk dia dari belakang.. sambil menempelkan tangan kananku di dadanya yang indah.
Bisa kurasakan dan kumainkan pentilnya, harum tubuhnya semakin membuatku bernafsu.

Maka.. tanpa disadari goyangan pantatku semakin cepat.
Kedua tanganku tidak lagi menempel.. tapi meremas payudaranya dan pantatnya yang padat.
“Oooh.. Rani.. enak.. enak Ran..!” Gumamku tanpa sadar.

Tiba-tiba dia bergerak dan terbangun.. jdug..!! Sikut lengan kanannya ‘menghajar tulang rusukku..’
Setelah itu dia berbalik.. mencoba melihat siapa yang sedang menggerayangi tubuhnya.

Aku terloncat dan berdiri sambil menaikkan celanaku.. sambil terduduk di tempat tidur.
Dia langsung membentakku.. ”Eki.. apa yang loe lakuin..!? Ngapain loe masuk-masuk kamar gue..!?”
Spontan saja aku lari keluar kamar tanpa menjawab.

Pagi-pagi sekali hari itu Om Iwan membangunkan aku.
Kemudian langsung memberikan ceramah dengan lembut mengenai kejadian semalam.

Lain halnya dengan tante Mirna. Dia sangat emosi.
Mungkin tidak rela aku menikmati tubuh anaknya.. walaupun hanya ‘menggesek-gesekkan kontol..!’
Dia juga mengancam akan melaporkan ini kepada orangtuaku..

Setelah menerima semua cacian dan makian Tante Mirna.. aku berangkat bertanding.
Tak kulihat lagi wajah Rani pada saat aku keluar rumah tante Mirna..

Yang ada hanya kak Icha yang memandangku dengan sinis..
Sementara kak Nuri masih berbaik hati mengantarku sampai ke pagar.
-------ooOoo-------

Hari-hari setelah kejadian itu membuat hubunganku dengan keluarga tante Mirna agak sedikit renggang.
Tapi bukannya aku menyadari kesalahan.. malah sebaliknya aku semakin tergila-gila dengan tubuh Rani dan Nia.

Apalagi saat Rani dan Nia sudah memasuki perguruan tinggi.
Aihhh.. wajah Rani bertambah cantik.. lekuk-lekuk tubuhnya semakin menjadi.
Sementara Nia.. buah dadanya semakin membesar. Aku tidak tau berapa ukurannya.

Tapi dengan memakai blus ataupun kemeja yang longgar saja buah dadanya amat sangat menonjol..
Semakin gempal, besar dan bulat, pantatnya semakin montok.

Kesimpulannya: Kalo soal wajah.. Rani jauh lebih cantik dari Nia.
Tapi soal ukuran buah dada.. pantat dan bentuk bibirnya yang seksi.. Nia sulit dikalahkan oleh Rani.

Karena itu rumah Tante Mirna selalu ramai didatangi laki-laki yang mencoba mendekati anak-anaknya.
Yang paling banyak ‘diminati’ oleh mereka adalah Nia.. kemudian baru Rani.

Walaupun mereka berdua telah memiliki pacar..
Tapi tidak mengurangi semangat laki-laki lain untuk berusaha merebut perhatiannya.

Namun kelihatannya Rani dan Nia termasuk perempuan-perempuan yang setia.
Ah.. andai saja mereka itu bukan sepupuku maka aku akan berada dalam antrean itu.

Pernah aku mencoba menyatakan rasa sukaku pada salahsatu dari mereka..
setelah hubungan kami sudah membaik.. dengan harapan bisa mengencani mereka..
seperti layaknya wanita-wanita lain dalam hidupku.

Tapi.. bentakan Rani.. apalagi cacian dan makian Tante Mirna beberapa tahun yang lalu..
membuat hatiku ciut dan tidak berani lagi macam-macam.

Hidupku benar-benar tersiksa.. terutama saat aku bertemu dengan mereka.
Kontolku selalu menegang dan angan-anganku pun melayang-layang..
Membayangkan apa yang ada di balik pakaian mereka.

Rasa frustasi itu membuat aku diam-diam sering mencuri celana dalam dan beha..
dari dalam lemari pakaian mereka untuk aku bawa pulang.. kemudian melakukan onani..

Dengan celana dalam ataupun beha mereka tersebut..
sambil menatap wajah mereka dari foto-foto yang aku miliki.. terkadang ditambah memutar film BF.
Oooh.. nikmatnya.. kamu..Rani.. Nia..hebat sekali kamu..!

Entah berapa pasang koleksi pakaian dalam Rani dan Nia yang ada di dalam kamarku.
Yang tentu saja semuanya pernah terkena cairan spermaku.

Itu pun tidak berlangsung lama.. karena ini tidak akan pernah memuaskan birahiku..
Kemudian aku melampiaskannya kepada perempuan-perempuan lain yang bisa aku kencani.

Tapi itu juga tidak banyak membantu.. saat aku sadari dalam alam nyata mereka tak tersentuh olehku.
Mereka hanya bisa aku sentuh dalam khayalan..
Di alam sadar aku hanya dapat menikmati setiap lekuk tubuh mereka yang terbungkus rapat pakaiannya.

Apalagi setelah kejadian tersebut.. tante Mirna dan anak-anaknya selalu memandang aku dengan tatapan sinis.
Dan dari mulai pakaian.. sikap dan gerak-gerik tubuh..
Mereka sangat berhati-hati.. terutama kalau aku ada di dekat mereka.

Mereka tidak memberikan sedikitpun kesempatan padaku untuk mencuri kesempatan..
menikmati keindahan tubuh mereka dari sela-sela pakaian mereka yang tersingkap.
Seakan-akan tubuh mereka menertawakanku dan berkata.. “Berkhayallah terus Ki..!”

Tingkah laku dan perlakuan mereka padaku yang seperti ini..
Justru semakin membuat aku bergairah kepada mereka dan memutar otak..
agar 'merasakan tubuh Rani dan Nia bukan impian lagi'.
-------ooOoo-------

Sampai suatu hari setelah aku pulang kuliah. Di tempat biasa aku nongkorng di kawasan Jakarta Pusat..
Aku ‘ngerumpi’ dengan Kenny.. atau yang biasa dipanggil ‘Akun..’

Karena Ibunya pemilik Apotik terkenal di Jakarta dan Ayahnya dokter Anasstesi
–mudah-mudahan bener nulisnya..–
Akun sangat terkenal di antara teman-temanku. Dia kuliah di fakultas kedokteran..

Akun sering merawat siapa saja dengan obat-obatan yang dimilikinya untuk berbagai macam penyakit.
Dari mulai penyakit turunan.. kambuhan.. kelamin.. obat kuat.. sampai dengan cari penyakit.

Maksudnya.. selain memberikan pengobatan..
Akun juga sering mengonsumsi obat-obatan dengan beberapa temannya untuk teler..’

Nama ‘Akun’ diambil dari salahsatu nama tukang obat di daerah Jakarta Barat.
Karena Akun lebih terkenal sebagai tukang obat dibandingkan menjadi calon dokter. Hehehe..

“Ki.. wah.. kemaren tuh cewe yang gue kenalin ke elu khan sok jual mahal..
Udah gue beliin segala macem.. masih juga sok ga mau gue gituin..” cerita si Akun tiba-tiba sambil agak teler.

“Trus kemaren loe sama dia ke mana..?” Tanyaku..
“Iyah.. kita makan siang di lantai atas H*****E, pas dia ke WC, hehe..
Gue campurin aja obat tidur di dalam minumannya karena jam segitu H******E khan sepi banget jadi ga ada yang liat..
Biarin aja.. biar dia tidur terus.. jadi bisa gue kerjain..” kata Akun sambil menggebu-gebu..

“Teruss..terus..?” Tanyaku penasaran.
“Iyaah.. tapi sehabis dari WC kita ngobrol-ngobrol lagi .. ternyata obrolan kita jadi serius.
Di situ gue tau kalo di suka sama gue.. dan dia ga mau gue main-mainin..
Jadinya dia ga mau gue apa-apain sebelum kita ‘jadian..’ Akhirnya kita kemaren jadian deh..”
lanjut Akun sambil tersenyum khas.

“Yah.. tapi dia udah minum belum minumannya yang elo kasih obat tidur..?” Tanyaku..
“Ya udah. Gue juga bingung, obat tidurnya cepet bereaksi. Setelah dia bilang mau jadi cewe gue..
Eh.. dia pingsan di meja makan Ki.. apes..!!! Jadi ga tega gue.. karena dia kan sekarang cewe gue..
Jadinya gue kebagian gendong dia doang.. pulang ke rumah. Apes.. apes..!!”

“Ha.. ha.. hahaha..” aku tertawa terpingkal-pingkal.. ”Otak loe kebanyakan isinya pil koplo sih..!”
Tapi sejenak tertawaku terhenti, karena aku mendapat ide hebat.

“Eh.. Kun.. ngomong-ngomong soal obat tidur.. gue juga punya masalah sama seperti loe khun..
Bagi dong obat tidurnya..”
“Iya boleh deh.. gue masih nyimpen tuh di laci mobil obat tidurnya ambil aja Ki..”

“Bukan obat tidur begituan yang gue pengen kun..” sanggahku.
“Apaan dong..?” Tanya Akun sambil mengerutkan dahinya.

“Itu loh obat bius yang cair..
Yang kaya di film-film taro di saputangan sekali bekep langsung orang itu pingsan..” kataku..

“Gile.. mau ngapain loeh..? Sakit juga loeh..!!” Akun terkaget-kaget..
“Mau bantuin Gue gaaa..!? Jangan banyak cingcong deh..” sergahku.
“Ga, ah.. susah dapetin gituan sih.. ga mungkin bisa, gue..” jelas Akun..

Singkat cerita.. aku berhasil membujuk Akun mencarikan 'barang' yang aku maksud.
Walaupun aku harus mengorbankan mobilku untuk dipinjamkan kepada Akun..
yang akan pergunakannya untuk 'sprint rally'..
Serta menganti semua biaya kerusakan mobilku setelah dikembalikan.

Ditambah biaya pembelian 'Obat' tersebut sebesar 5 juta rupiah.
Dan ini berarti aku harus menguras seluruh tabungan yang kumiliki..

Lalu ditambah harus berurusan dengan seorang lintah darat bernama 'Gito'.
Semua ini aku sanggupi.
Otak sehatku sudah tidak bisa berpikir karena dorongan nafsu birahi yang bicara.
”Ok deh Kun..!!” Kita sepakat.. dan 4 hari kemudian aku dan Akun bertemu di tempat yang sama.
-------ooOoo-------

Sesuai perjanjian Akun membawa sebotol kecil berwarna coklat tua.. yang tidak ada tulisannya ..
”Apa ini Kun..?” Tanyaku..
”Itu namanya cholorofoam. Isinya 50 ml..” jawab Akun.

”Kok ga meyakinkan gini..? Ga ada tulisannya..? Lo ga bohongin gue..!?”
”Udah deh, percaya.. kapan pernah gue bohong..?”

“Oke Kun.. kalo sampe loe bohongin gue dan hidup gue berantakan gara-gara loe..
Gue janji akan cari loe ke mana aja..! Gue akan buat hidup loe sama-sama berantakan..!” Ancamku.

”Hehehe.. berapa tahun sih kita kenal man..? Masa’ gue segitu jahatnya sama loe..?”
Akun mencoba meyakinkan aku.

Setelah aku mendapatkan senjata untuk membuat semua mimpi dan khayalanku menjadi kenyataan..
aku tidak langsung beraksi.
Tapi kali ini aku berusaha bersabar untuk menyusun rencana yang lebih matang.

Ada beberapa kendala yang harus aku pikirkan.
Langkah pertama aku mulai membuat peta situasi di rumah tante Mirna.
Karena.. selain sekarang aku jarang ke sana.. terakhir rumah Tante Mirna mengalami renovasi.

CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------
 
------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 209 – Obsesi Birahi..

[Part 2] – Operasi Senyap..

Suatu pagi
beberapa waktu berselang aku sengaja berkunjung ke rumah Tante Mirna.
Kebetulan hanya ada Mba Tiul.. pembantu mereka yang baru 2 tahun bekerja di sana.

Dari Mba Tiul aku dapatkan banyak informasi.
Kak Icha dan Kak Sita sudah tidak tinggal di situ.. mereka sekarang menetap di Bandung.

Kamar Rani dan Nia di bawah sudah mengalami renovasi diperbesar.
Demikan juga dengan kaca nakonya sudah tidak ada lagi. Hmm.. ini menyulitkanku.

Aku harus dapat membuka kunci dari luar. Tapi untungnya kunci pintunya tidak mengalami perubahan.
Masih dengan tipe lama.. dengan lubang kunci yang besar.
Serta tidak ada tambahan kunci grendel atau jenis lain di dalam setiap kamar.

Sementara kak Intan dan kak Nuri tidur di lantai atas.. di kamar mereka masing-masing.
Kondisi saat ini tidak memungkinkan aku untuk menginap di rumah tante Mirna..
apalagi menggunakan salahsatu kamar dari kak Intan atau kak Nuri..

Sebab tipe tempat tidur single bed yang mereka pergunakan..
Sehingga tidak mungkin lagi salahsatu dari mereka berpindah untuk tidur berdua di salahsatu kamar.

Ditambah lagi.. saat weekend kak Icha atau kak Sita sering datang dan menginap bersama keluarganya.
Wah.. jadi makin sulit nih..!! Batinku.

Aku mulai memasuki semua kamar tidur yang ada di rumah Tante Mirna untuk mengantisipasi.
Aku ‘meminjam’ semua kunci pintunya tanpa sepengetahuan Mba Tiul.
“Mba Tiul.. aku ke rumah temen dulu yah. Titip mobil yah..” alasanku.

Lantas dengan sigap aku berlari ke tukang kunci terdekat untuk menggandakannya..
Kemudian kembali ke rumah Tante Mirna untuk mengembalikan kunci-kunci tersebut di tempat semula.
-------ooOoo-------

Tiga bulan berlalu.. akhirnya kesempatan itu datang juga.
Aku mendapat kabar Om Iwan sedang pergi bertugas keluar negeri dan membawa kak Intan..
Yang baru beberapa hari saja menjadi seorang sarjana. Hmm.. Ini kesempatan bagus.. batinku.

Hari Rabu siang aku mendatangi rumah tante Mirna dengan rencana yang sudah tersusun matang.
Aku menemui Tante Mirna.

“Tante Mir.. saya punya masalah nih sama temen yang tinggalnya di deket rumah Tante di Jl.T****T,V no. 6.
Dia janji mau bayar utang ke saya beberapa hari yang lalu.. tapi sampai hari ini dia menghilang.
Kalo di telpon ga pernah ada. Tadi saya datangin rumahnya.. pembantunya bilang dia belum pulang..!”
Ceritaku panjang lebar berusaha meyakinkan tante Mirna.

”Terus..gimana..!?” Kata Tante Mirna judes.
Memang sekarang Tante Mirna selalu judes dan sinis kalau berbicara denganku..

”Yah, maksud Eki .. karena uangnya sangat Eki perluin buat bayar kuliah, minggu ini terakhir, tante..
kalau ga nanti Eki ga dikasih ikut ujian.. jadi hari ini Eki mau tungguin dia terus.
Eki akan bolak-balik ke rumahnya sampai nanti malem. Tapi masalahnya Eki ga bisa pake mobil ke rumahnya.
Kalau dia liat mobil Eki, pasti dia udah kompakin pembantunya. Jadi malam ini Eki akan bolak-balik jalan kaki..
mobil Eki titip di rumah Tante Mirna. Kalau sampai dia ga bisa Eki temuin malem ini..
besok pagi-pagi sekali Eki akan tongkrongin di deket rumahnya ..
Jadi begitu dia keluar rumah pagi-pagi Eki bisa cegat dia..” paparku panjang lebar.

“Ooh.. gitu..” kata Tante Mirna Acuh..

”Tapi masalahnya biar Saya ga kesiangan dan kejauhan ke rumah dia..
Eki mau numpang nginep di sini Tante..” kataku lagi.

Tante Mirna mulai menatapku tajam. “Mmmh..” entah apa maksudnya.
Aku mulai memelas.. “Boleh yah.. Tante ..” Sialan.. aku harus memelas seperti orang bego begini..

”Ya udah kamu bisa tidur di kamar kak Intan..!” Kata Tante Mirna sambil masuk ke kamarnya..
Wahhh.. sialan loe Mirna..!! Benar-benar kehadiranku sangat tidak dia inginkan.
Tapi ga apa-apa, acuh aja.. yang penting sudah diijinin .. jadi ada kesempatan.. hehehe..

Malam itu di rumah Tante Mirna.. aku memulai sandiwaraku.
Aku bolak-balik keluar masuk rumah berpura-pura pergi ke rumah temanku dengan berjalan kaki.

Sementara di luar rumah.. aku hanya berkeliling-keliling tidak jauh dari rumah Tante Mirna. Hehehe..
Sampai akhirnya jam menunjukkan jam 10 malam.. aku kembali ke rumah Tante Mirna.

Sampai di ruang tengah aku jumpai Tante Mirna di ruang tengah sedang nonton TV sambil tiduran di karpet.
Dengan posisi kaki kanannya dilipat ke atas.. sehingga dasternya tersingkap ke bawah..
Hingga mempertontonkan pahanya yang gempal dan putih mulus.

Dia tidak melihatku datang.. karena posisinya membelakangiku..
Sejenak aneh.. darahku mendesir melihat pemandangan itu, kemudian.. “Tante..” sapaku..

”Eh .. gimana..? Ketemu..?” Balasnya sambil dia cepat-cepat memperbaiki posisi duduk..
kemudian dengan cepat menutupi pahanya yang mulus itu dengan dasternya.

“Payah tante.. ga ketemu juga .. yah paling besok pagi deh..” jelasku..
”Oooh..“ balasnya tak acuh. Di ruang itu ada Nia yang sedang menemani tante.

Nia memakai T-Shirt putih dengan celana pendek putih.. yang panjangnya selutut dengan bahan kaos.
Tatapannya tidak beralih dari layar TV.. seakan mengacuhkan kehadiranku..

Wuih.. betisnya makin gempal saja..!! Posisi duduknya membuat celananya yang tipis tertarik.
Sehingga memperlihatkan bentuk paha dan vaginanya.

Kemudian aku alihkan pandanganku ke arah dadanya.
Buah dadanya sangat bundar seakan-akan minta dilepaskan dari kaos itu..

Sehingga dua gunduk daging yang indah itu bisa bergoyang-goyang bebas..
Mmmh.. aku akan menikmati tubuhmu malam ini Nia.. tunggu yah di kamar.. kataku dalam hati..

Setelah puas mataku menikmati tubuh Nia aku mengambil posisi duduk tidak jauh dari Tante Mirna..
Entah apa acara TVnya otakku melayang-layang tak sabar menunggu nanti malam..

Tiba-tiba Rani datang. ”Hai.. semua..!!” Dia menyapa.. dia datang bersama seorang laki-laki di belakangnya.
Pacarnya..? “Eh Ki..” sapa Rani. Wah cantik bener sih kamu.. bisikku dalam hati..
“Apa kabar Ran.. hey Bin..!” Sapaku pada Rani dan pacarnya.

“Mah.. aku bawa film judulnya ‘You Got Mail’.. bagus deh. Nanti kita nonton sama-sama yah..
Saya besok khan ga ada kuliah..” lanjut Rani..
Wah gawat.. kataku dalam hati. Mau tidur jam berapa mereka..? Bisa bubar rencana gue..

Kira-Kira setengah jam kemudian Ebin, pacar Rani pamit pulang. Rani dan Nia masuk ke kamar.
Tak lama setelah itu Rani kembali ke ruang tengah dengan memakai daster warna hijau bertangan pendek.
Wuih.. bulu-bulu itu.. nanti malam kamu akan kujilati dari jempol kaki sampai ke ujung rambutmu.. batinku..

Rani langsung memutar kaset video yang dibawanya, di ruang tengah sudah ada kak Nuri yang ikut bergabung.
Hanya Nia yang sudah tertidur di kamarnya.

1 jam lamanya aku berada di ruang tengah.. Jam 12 malam aku pamit tidur.
Sambil jalan aku berpikir.. Wah.. gawat nih kalau sudah begini mereka akan tidur malam ..
Kalau aku membius Rani dan Nia.. mendekati pagi maka ulahku akan ketauan.

Karena menurut Akun.. si korban baru akan sadar 4 sampai dengan 5 jam setelah dibius.
Nah.. kalo aku lakukan baru jam 3 pagi.. maka mereka baru bangun jam 7 atau jam 8.

Tidak mungkin. Tante Mirna dari dulu bangunnya jam 5 pagi untuk kegiatan rutinnya yaitu senam.
Itulah yang menyebabkan tubuhnya tidak kendur dan tetap indah di usianya.

Jam setengah 6 Tante Mirna akan membangunkan anak-anaknya.
Untuk kemudian mereka melakukan senam bersama-sama. Ahh.. hancur.. deh..!!

Di kamar kak Intan.. aku terus memasang kupingku untuk mengetahui perkembangan di ruang bawah..
sambil berpura-pura tidur.. pintu kamar sengaja tidak aku tutup rapat.

Kira-kira jam 1 Pagi.. aku dengar bunyi pintu yang ditutup dan dikunci. Brukk.. klik.. klik.. bruk klik.. klik..!
Ada 2 pintu yang baru saja ditutup. Tapi aku heran .. tidak mendengar kak Nuri masuk ke kamarnya.

Wah.. tidur sama siapa dia..? Tambah runyam aja..!!

Aku akan tunggu 1 setengah jam untuk beraksi.. agar semua sudah tertidur pulas..
Ini merupakan 1 setengah jam yang sangat lama.. dan menggelisahkan dalam hidupku.

Tepat jam 2.15.. aku mengeluarkan tas pinggang dari dalam tas ranselku..
Kumasukkan semua perlengkapanku ke dalam tas pinggang tersebut. 2 buah handuk kecil.. 1 botol chlorofoam..
1 botol kecil air putih.. 3 buah anak kunci pintu dan 1 set obeng kacamata.

Setelah semua lengkap.. kuikatkan tas tersebut ke pinggangku.
Malam itu aku memakai T-shirt dan celana pendek basket warna biru.

Perlahan-lahan aku keluar kamar.. lalu menutup pintunya kembali dan menguncinya.
Saat melewati kamar kak Nuri.. benar saja.. dia tidak tidur di kamarnya. Wah.. di mana dia..?

Kuturuni anak tangga yang sedikit menimbulkan bunyi karena terbuat dari besi.
Dengan mengendap-ngendap menuju kamar belakang melewati kamar Tante Mirna.

Sesampainya di depan kamar Rani dan Nia, aku berhenti.. Wah gelap bener.. mereka tidak menyalakan lampu tidur..
Untungnya masih ada cahaya dari lampu kecil yang ada di dinding ruang makan..
yang bersebelahan dengan kamar mereka.

Kutempelkan telingaku di pintu kamar mereka. Hmm.. rasanya aman..!!
Kemudian aku berjongkok mengintip dari lubang kunci.. Wah.. anak kuncinya mereka cabut dari dalam.. hehehe..

Maksud mereka mungkin melakukan ‘tindakan pencegahan’..
Mereka khawatir dengan berbagai cara aku bisa mendapatkan kunci tersebut.
Padahal tindakan mereka justru makin memudahkan pekerjaanku.

Kubuka tas pinggangku untuk mengambil anak kunci..
yang masing-masing sudah diberi tanda dengan stiker scothlight berwarna.
Aku ambil kunci dengan stiker warna biru. Kumasukan perlahan-lahan ke dalam lubang kunci.

Malam itu di rumah Tante Mirna benar-benar sunyi.. tak ada sedikitpun bunyi-suara.
Hanya ada bunyi gemeretak yang berasal dari lubang kunci itu.

Klik.. klik.. kreek.. krek.. krek.. Bunyi kunci yang kubuka dan tangkainya yang kutekan ke bawah.
Terbuka sudah pintunya. Perlahan-lahan aku dorong pintu tersebut ke dalam.
Tek.. tek.. tek.. tek..! Bunyi yang berasal dari engsel pintu.

Setelah cukup terbuka aku masuk dengan merangkak perlahan-lahan.
Pintu sengaja kubiarkan terbuka sedikit agar ada cahaya masuk. Hmm.. gelap sekali di kamar ini..?

Setelah merangkak beberapa meter sampailah aku di sisi kiri tempat tidur.
Setelah beberapa detik barulah aku dapat mengenali dari pakaiannya.

Bahwa tubuh molek yang ada di depanku adalah Nia.
Posisi tidurnya celentang dengan wajah menghadap ke arahku.
Lengan kirinya di atas perut dan yang kanan berada lurus di samping tubuhnya.

Sementara Rani tidur di sebelah kanan Nia.
Posisinya celentang.. dengan kedua tangannya berada di atas kepalanya.
Huft..!! Aku lega sekali. Untung kak Nuri tidak tidur di sini yah..?

Tanpa berlama-lama kukeluarkan botol chlorofoam bersama sebuah handuk kecil.
Kubuka tutup botolnya dan kutuangkan beberapa ml.. sehingga handuk itu terasa basah.
Sudah tidak sempat lagi mempraktekkan yang diajarkan si Akun kepadaku.. karena gelap sekali di sini.

Setelah menutup botolnya kembali dan menaruhnya di dalam tas.. aku pindah ke sisi kanan.
Aku menuju Rani. Karena selama ini dia mudah sekali terbangun dari tidur.

Tangan kananku langsung membekap Rani di sekitar hidung dan mulut dengan handuk tersebut.
Sementara tangan kiri menahan dagu bagian bawahnya.

Sesaat setelah aku membekapnya tangan Rani bergerak-gerak ke atas tanpa arah..
Seperti hendak meraih sesuatu. Tak lama kemudian dia lunglai tak bergerak sedikitpun.

Sebelum aku melepaskan handuk itu dari mukanya yang cantik.. aku mencoba menusuk-nusuk..
Kemudian mengelitik di sekitar perut dan ketiaknya..
Yah.. untuk sekedar memastikan apa dia sudah benar-benar tak sadarkan diri.

Setelah yakin.. aku angkat handuk kecil tadi dan beralih ke Nia.
Chlorofoam akan habis menguap dalam 5 menit..!! Aku mengingat pesan Akun.

Walaupun ini belum 5 menit.. aku menaruh cholorofoam lagi di handuk itu.. supaya lebih meyakinkan.
Aku tambahkan lagi sedikit.. kemudian secepatnya kutekan pada hidung Nia.
Tidak seperti Rani.. Nia tidak bergerak sedikitpun.

Setelah beberapa saat.. aku mencoba menggerakkan jari-jariku di telapak kakinya dan tidak ada reaksi.
Maka aku angkat handuk itu dan kumasukkan lagi ke dalam tas bersama botolnya..

Aku berlari kecil ke pintu. Pintu kamar kututup perlahan-lahan dan kukunci dari dalam.
Kemudian aku merapikan tirai jendela.. untuk meyakinkan tidak ada orang yang dapat melihat dari luar.

Setelah itu.. ctik..! Baru lampu kamar kunyalakan. Maka.. jrenggg..!!
Kini terlihat pemandangan yang sangat indah.. yang selama ini hanya ada dalam khayalanku.

Dua putri seksku berada tepat di depanku.. tergeletak tak berdaya.
Dari perutnya masih terlihat gerakan-gerakan turun naik nafas mereka.
Berarti mereka hanya pingsan.. tidak mati.

Rani.. Nia.. malam ini kalian milik gue..!! Gue bisa melakukan apapun terhadap tubuh kalian..!!
Aku akan mulai denganmu Ran.
Gue selesaikan yah perbuatan gue dulu yang tertunda beberapa tahun lamanya karena loe keburu bangun..!!


Daster Rani yang berwarna hijau sudah tersingkap.. memperlihatkan setengah dari bagian pahanya.
Aku mulai meraba-raba dengan kedua tanganku dan menciumi telapak kaki kanannya. Kemudian naik ke betisnya.

Kuangkat sedikit kakinya.. agar aku bisa menciumi betis bagian belakangnya yang indah.
Lalu naik ke lututnya.. sampai ke pahanya sambil menyisir bulu-bulu halus yang selama ini hanya bisa kupandangi.
Uhhh..!! Halus sekali Kamu Ran..!! Ada beberapa buah tahi lalat di pahanya membuat semakin indah saja.

Sampailah aku di ujung dasternya. Maka kunaikkan sedikit demi sedikit.. sampai di atas celana dalamnya.
”Angkat sedikit yah sayang dasternya..?” Bisikku dengan mesra.

Seperti binatang buas.. setiap sudut paha Rani kucium dan kuraba-raba.. sambil sedikit kugigit-gigit karena gemasnya.
Lalu aku taruh daguku di ujung pangkal pahanya.. sambil memandangi dan mengelus-ngelus vaginanya.
Ehmm.. bentar yah.. nanti bentar lagi akan kunikmati kelezatan ini..

Kemudian aku pindah ke kaki kirinya.
Setelah sampai pangkal pahanya.. aku singkapkan daster Rani hingga di bawah dagunya..
Sehingga terlihatlah buah dadanya yang masih tertutup beha warna coklat.

“Ran.. buka aja yah bajunya..!?” Maka aku naik ke tempat tidur.. duduk di antara tubuh Rani dan Nia.
Kubuka deretan kancing dasternya yang berada di leher sampai ke dada.

Posisi tidurnya memudahkan aku untuk menarik dasternya hingga lepas..
Rani tinggal memakai celana dalam dan beha coklat.. maka kubenamkan mukaku di bagian luar behanya.

Sedangkan kedua tanganku yang bergerak bebas meremas buah dadanya.
Dengan cekatan kedua tanganku meraih kancing beha dan melepaskannya.. lalu kutarik behanya ke atas sehingga lepas.

”Ran.. ternyata tetek kamu bagus banget.. lebih indah dari bayanganku selama ini..” gumamku memuji.
Bentuknya padat dan kerucut.. pentilnya coklat muda.

Slrupp.. slrupp.. selanjutnya aku sibuk menciumi.. menyedot dan meraba-raba buah dadanya.
Pentilnya kusedot dan kugigit .. cup.. cup slrot.. slrot..!!

Saat-saat seperti ini yang sering ada dalam khayalkanku saat aku onani.
Maka dengan cepat kontolku jadi sangat tegang sekali sampai ngilu rasanya.

”Gue buka baju dulu yah Ran..!? Tunggu bentar..” kataku pelan.. namun seperti terdengar keras di telingaku.
Tanpa beranjak dari tempat tidur kulepas tas pinggang dan seluruh bajuku.
Kemudian kutaruh di meja kecil di sebelah tubuh Nia.. Ughhhhh..!! Rasanya air maniku tidak sabar untuk keluar.

Setelah itu aku kembali ke buah dada Rani. “Jepit kontol gue yah Ran.. tapi basahin dulu yah..!?”
Sebelum menikmati lagi buah dadanya.. aku arahkan kontolku ke bibirnya yang indah.
Lalu kubuka kedua bibirnya.. sehingga terlihat gigi-gigi Rani yang putih dan rapi.

Masih dari arah samping.. kugosok-gosokan kontolku di mulut Rani.. seperti sedang menyikat gigi.
Lumayan.. di situ ada sedikit air liur Rani yang bisa membasahi kontolku.

”Ayoh.. cicipin kontol gue Ran..!” Kuraih telapak tangannya..
Lalu kubimbing agar tangan kanan Rani menggenggam kontolku. “Enak, kan.. sayang..?”

Setelah cukup basah.. kuletakkan kembali kontolku di tengah-tengah buah dada yang sudah menunggu.
Dari arah luar kutekan payudaranya ke tengah.. sehingga berposisi menjepit batangku.

Walaupun terasa nikmat dan kenyal..
Namun payudara Rani tidak dapat maksimal menjepit kontolku yang lumayan besar dan gemuk ini.

Puas dengan buah dadanya.. kucium bibirnya yang seksi. Sekarang aku bisa merasakan yang Ebin pacar Rani rasakan.
Sambil mengulum bibirnya.. kubelai wajah dan rambut yang hitam itu.

Lalu kulanjutkan ke arah ketiak yang bersih dan wangi tanpa bulu terus hingga telapak tangan.
“Ran telungkup dong..!” Aku berpindah ke sisi kanan Rani.. kuangkat tubuhnya bagian kanan.

Setelah setengah telungkup.. kutarik tubuhnya hingga tidak menindih tubuh Nia.
Terlihat jelas bentuk pantatnya yang tidak terlalu besar tapi padat dan berisi.

“Celana dalamnya dibuka yah sayang..!? Aku pengen nikmatin pantat kamu..”
Srett..!! Kutarik ke bawah celana dalamnya hingga ke telapak kaki.

”Wow Rani..!!” Seruku takjub sambil menepuk-nepuk pantatnya.. Plak.. plak..!!
Serangan kulancarkan.. Ciuman.. remasan.. sedotan dan gigitan kulakukan..

Terakhir.. kusejajarkan tubuhku dengan Rani.. lalu perlahan-lahan kutelungkupkan tubuhku di atas tubuh Rani..
yang sama-sama dalam keadaan bugil.. sehingga kontolku masuk ke dalam belahan pantatnya.

Untuk menambah nikmatnya posisi ini.. di sisi luar pantatnya kutekan dengan pahaku.
Slepp.. slepp.. slepp.. slebb.. Lalu aku mulai menggerakkan pantatku maju-mundur.. atas-bawah.

”Ran.. waktu itu gue ketauan sama loe lagi nikmatin ini..” Oooh.. nikmat sekali.
Pantatnya padat walaupun tidak besar.. kunikmati benar-benar momen-momen yang takkan terulang ini.

Beberapa menit kontolku berselancar di dasar pantat Rani.. kemudian..
”Nah.. balik badan lagi sayang.. sekarang giliran memek kamu..”
Ujarku berbisik mesra.. seolah ia bisa mendengar dan merespon apa yang kuperbuat.

Setelah membalikkan badannya.. kutarik kedua kakinya melebar ke kiri dan kanan.
Kaki kiri kutaruh di atas perut Nia. Kaki kanan Rani kuangkat dengan tangan kiriku.

Kini jelas sudah daging yang kemerah-merahan dan ditumbuhi bulu-bulu halus.
Hmmm.. sepertinya belum lama dia mencukur bulu-bulunya ini.. indah sekali nampaknya.

”Ran.. aku sedot yah sayang memek kamu..? Tahan yah sayang.. makanya jangan suka pelit jadi orang.
Aku pegang-pegang aja dulu ga boleh.. pake marah-marah segala..!!”
Kataku mengingat peristiwa saat aku tertangkap basah oleh Rani.

Sruup.. sruup.. nikmat sekali..!!
“Wangi bener sih memek kamu Ran. Dibasahin dikit yah biar kontolku entar enak masuknya..”
Maka kujulurkan lidahku memasuki lubang kenikmatan itu.

Beberapa saat aku menikmati vagina Rani sambil tangan kananku meremas-remas buah dadanya.
Tiba-tiba mataku tertuju ke Nia..
"Eehh.. kamu. Kok dicuekin sih si seksi..? Lupa gue. Habis.. nikmat sekali sih kakak kamu..”

Kuangkat kaki Rani dari tubuh Nia. Aku mulai berpindah menjelajahi tubuh Nia.
Kusibakkan rambutnya yang menutupi leher indah itu.. kuciumi dan kujilati.. ”Wangi dan halus Ni..!”

Kubelai rambutnya dari atas ubun-ubun sampai ke ujung rambut..
Lalu tak sengaja.. lenganku menyentuh benda empuk yang membukit tinggi yang ada di dada Nia.

Aku jadi tertarik meremas buah dada kanannya. “Ko..besar amat sih Ni..?” Sambil kugoyang-goyangkan..
”Hmm.. biar besar tapi padat dan berisi yah.. tetek kamu..?”

Tak sabar.. aku raih kedua lengan Nia kemudian kuletakan di atas kepalanya..
Dengan cepat kutarik ke atas ujung T-Shirtnya. Dalam sekejap terlihatlah beha putih yang beranda indah..!

”Oooohh.. Nia kok beha kamu kaya ga kuat nampung tetek kamu..!?” Seruku takjub lagi melihat susunya Nia.
Beha-nya benar-benar tertarik ke depan.. seperti tidak ada ruang kosong di dalam behanya..

Semuanya dipadati daging montok yang indah. Bahkan bagian di sisi dalam dan luar beha Nia..
menyembul keluar bagian-bagian buah dadanya yang tak mampu tertampung beha..
Bentuknya sama sekali berbeda dengan payudara Rani.

Kupeluk dia sambil meraih kancing beha yang berada di punggungnya.. sambil menciumi bagian tengah payudaranya.
Dan ketika kutarik ke atas behanya.. ”Ya ampuuun Nia..!! Montok bener..!!
Tetek loe ternyata bener pentil loe warnanya pink..!” Seruku makin takjub. Persis seperti dugaanku.

Yang di luar dugaanku.. adalah belum pernah aku melihat tetek gemuk.. montok dan padat berbentuk silinder..
–Bentuk botol gallon air mineral..– yang hanya mengkerucut di bagian pentilnya saja.

Jdud..! Kucoba menggenggam buah dadanya yang sebelah kanan dengan satu tanganku dari sisi atas.
Sebagai seorang pemain basket.. lingkar cengkraman telapak tanganku termasuk besar..

Tapi.. saat ingin meremas salahsatu buah dada Nia.. telapak tangan yang besar ini..
hanya mampu menggenggam 3 per empat dari bagian payudara tersebut. Wuahhhh..!!
"Hmm.. berapa sih ukurannya, Ni..?” Aku jadi penasaran.

Kemudian kucoba menggenggam dari bagian bawah payudaranya. Kulingkarkan jari-jariku di sekeliling buah dada itu.
Ternyata jari-jariku tidak mampu bertemu satu sama lain karena besarnya diameter payudara Nia.

Tanpa melepas cengkramanku.. kugoncang-goncangkan buah dadanya.
Karena padatnya.. buah dada itu hanya bergoyang-goyang sedikit.. ”Gile..!!” Teriakku kegirangan.

Maka.. semakin kuremas lagi.. sehingga pentilnya menyembul ke atas dan segera kusambar dengan mulutku.
Kukulum.. kujilati.. kuisap-isap sepuas-puasnya.. sementara tangan kiriku bekerja pada payudara sebelah kiri.
Tidak ada puas-puasnya mulutku bekerja di situ.

Entah berapakali mulutku berpindah-pindah dari payudara kiri ke kanan.. kembali lagi ke kiri..
Aaah.. andai aku punya waktu seharian dengan teteknya Nia.. batinku.

Menyadari waktu yang semakin sempit.. aku lantas bangun dari posisi telungkup di atas tubuh Nia.
Kutarik celana kaos yang berwarna putih itu hingga ke terlepas.. kunikmati kakinya dari pangkal paha..

Terus ke bawah.. kuraba.. kujilat.. kugigit-gigit kecil. “Wah.. kaki kamu wangi Ni.. halus dan gempal, berisi.
Hmm.. ngentot kamu pasti kuat deh..!”Kemudian kulanjutkan sampai ke telapak kaki..

Ternyata kaki Nia ditumbuhi juga bulu-bulu yang sangat halus di betis dan pahanya.
Kuangkat kaki Nia agar bisa puas menikmati seluruh bagian kakinya.
“Paha kamu lebih gempal dan halus dari kakak kamu yah Ni..!” Ternyata kedua kaki Nia lebih menggiurkan.

Setelah setiap lekuk kaki Nia basah dengan air liurku. ”Ni.. celana dalam Kamu sekarang dibuka.. yah..?”
Perlahan-lahan kuturunkan celana dalamnya. Nia memakai celana dalam putih dan berenda-renda.
Setelah CD nya kulepas .. kontolku langsung berdenyut kencang..

Vaginanya sekarang terlihat bebas. ”Ehm.. memek kamu tebal dan montok juga, Ni..”
Bulu-bulunya terlihat hitam agak kecoklatan..
”Ga kuat gue Ni liat elu.. loe udah bikin gue konak selama bertahun-tahun..” bisikku mesra pada Nia.

Sebelum menuju ke vaginanya.. tubuhku berpindah mendekati mulut Nia.
Lalu aku lakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan terhadap Kakaknya. “Basahin dong Ni kontol gue..”

Tidak berlangsung lama.. aku turun lagi.. kemudian sambil berlutut di antara dua kaki Nia..
Kubuka bibir vagina yang sudah menunggu dengan tangan kiriku.
Kumasukkan lidahku agar rongga vagina itu sedikit basah..

Tidak berlama-lama.. kuarahkan kontolku ke dalam lubang kewanitaan milik Nia..
Sambil kedua lututku menahan pahanya yang gempal.. agar posisi Nia lebih mengangkang.
slepp.. slepp..!! Wuihhh.. rapet sekali dia..!!

Setelah ujung kontolku mencapai mulut vagina.. kugoyangkan kontolku kiri kanan sambil kutekan.
Clebb.. clebb.. slebb..!! ”Aaahhh susah banget sih..?” Hanya kepala kontolku yang masuk ke vagina Nia..

Dinding-dinding bagian dalam vagina Nia kuat sekali.. sehingga sulit untuk meluncurkan batangku ke dalam..
Erghhhh..!!

CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------
 
------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------

Cerita 209 – Obsesi Birahi..

[Part 3] – Ekstra Bonus..!!

Slebb.. clebb.. jlebb..!! Setelah beberapa menit mencoba..
“Aaaah.. Nia, susah banget..!!
Ga bisa masuk juga.. gue udah ga tahan nih..!!” Sambil meremas kedua buah dadanya dengan gemas.
Kulayangkan mataku ke meja rias yang ada di dekat pintu..

Setelah mencabut kontolku aku berlari menuju meja rias itu .. ”Hmmmmh.. ah.. ini dia..!!”
Kutemukan yang aku cari.. ‘Hand and Body Lotion..!!’
Setelah itu aku kembali di antara kedua paha Nia kutarik kakinya lebar-lebar ke samping..

Clupp..! Kumasukkan telunjukku yang dibaluri lotion ke dalam liang memeknya..
Kemudian aku mandikan kontolku dengan lotion..
Setelah itu kembali aku mengambil posisi telungkup dan mencoba lagi memasukkan kontolku.

Slebb.. clebb.. clebb.. Kucoba goyangkan kiri kanan.. ”Ahh.. masih susah juga..Ni..!”
Jlebb..!! Kutekan teruss.. kutekan teruss.. dan teruusssss lalu.. Bleesspph..!! Prepet.. pret..pepet..!!

”Aaaaaah Niaaaaaa eeeeeenaaakk.. ooouch..!!” Teriakku tak sadar. Gila..!! Kuat sekali otot memeknya..!!
Saat didorong ke dalam.. ughhhh.. terasa sekali kontolku membelah dinding-dinding memeknya yang sangat tebal.

Saat kutarik kontolku agak terasa sakit-sakit nikmat.. karena otot-otot memeknya menggenggam kuat sekali kontolku.
Seperti tak rela melepaskan kontolku dari kekapan dinding hangat dan liat memeknya.

”Ni.. ah..ah.. berasa ba..ah..nget..eenkh tebbbelllhhh..enak.. mem..me..mek loe..!!”
Tidak salah kalo banyak cowo-cowo mengantre mengincar Nia..

Hehehe.. kalo saja cowo-cowo itu tau malam ini apa yang aku lakukan terhadap tubuh Nia..
Kemudian kuceritain apa rasanya di dalam memek Nia.. pasti mereka pada mati berdiri..! Hehehe..

Sambil terus mengayunkan pantatku, tangan dan bibirku menjelajahi kedua buah buah dada dan bibirnya.
Ouwgh..!! Di dalam memek Nia.. benar-benar aku mengalami ‘petualangan nikmat’ yang tak tertandingi.

Slebb.. slebb.. clebb..!! Aku bisa menekan dalam-dalam kontolku.. sehingga terbenam semua batangku..
Lalu kuputar-putar kontolku di kedalaman memeknya. Seluruh otot batang kontolku terasa seakan sedang diplintir-plintir..

Ouwhhh..!! Ini jarang aku rasakan dengan wanita-wanita lain..! Nikmattnyyaaa..!!
Apa mungkin karena ukuran kontolku yang terbilang besar buat orang Asia..?
Atau memang begitu ‘layanan’ yang diberikan dinding-dinding liang memek Nia..?

Setiap kontolku melakukan gerakan sekecil apapun di dalam memeknya..
Pasti menimbulkan suatu getaran nikmat pada batangku.. seperti ada vibratornya di dalam.

Ketika aku rapatkan kedua kaki Nia.. sehingga melingkar di pinggulku..
Kemudian kedua telapak kakinya bertemu di belakang pantatku..

Ugrhhh..!! Kenikmatan yang ditimbulkan oleh memek Nia semakin menjadi-jadi..
Rongga itu terasa semakin sempit dan semakin hangat.. getarannyapun semakin kuat terasa.

Jlebb..!! Aku tekan dalam-dalam kontolku. Pangkal pahaku dan buah zakarku..
dapat merasakan pangkal paha dan pantat Nia yang halus dan gempal serta montok.

“Ahhh.. Nia .. loeee..nikmaaat..banget.. hhhhh..!!” Clebb-clebb-crebb-crebb-clekk-clekk-clebb-clebb..!!
Semakin kuat dan Kupercepat goyanganku.. Kuperhatikan payudara Nia tetap saja bergoyang perlahan.
Tidak mengikuti ritme goyangan tubuh kita yang makin kesetanan.

Kemudian..” Nia.. ahh.. Nia.. ah.ahaaaa, Nia..sayang.. aahahhaha.. uuuhhh..!”
Seperti biasanya.. saat hampir mencapai ejakulasi aku selalu menyebut-nyebut nama Nia.

Hanya bedanya.. kali ini tidak perlu membayangkan. Karena ini bukan khayalan..!!
Wajah Nia berada hanya beberapa millimeter saja dari wajahku.

Payudaranya ada dalam genggaman tanganku dan mulutku. Ini kenyataan..!! Aku sedang ngentot Nia..!!

”Ahhh..ah..ahhhh..!” Crot.. crot.. crooooot.. crott.. crot.. crottt.. croott..!”
Maniku menyemprot keluar.. jatuh berleleran di atas payudaranya banyak sekali.

Kudekatkan mukaku ke muka Nia. “Loe tuh yah.. udah bikin gue klimaks.. kakak loe aja belum gue cobain..!”
Aku menggeletak sebentar di antara tubuh bugil Rani dan Nia.

Hanya selang beberapa menit terbaring sambil mengelus-ngelus buah dada Nia.. aku mulai terangsang lagi..
Ketika melihat buah dadanya yang begitu montok.. maka aku berlutut di atas tubuh Nia.
Kedua daging montok itu kupukul-pukul dengan kontolku..

Kugeser tubuhku sedikit ke depan.. hingga kedua buah dadanya tepat di bawah selangkanganku.
Kuturunkan tubuhku dan kutempatkan kontolku yang masih lemas dan licin di antara dua buah dada Nia.

Dengan kedua tanganku kudorong sisi luar payudaranya hingga menjepit kontolku.. lalu aku mulai bergoyang..
”Aaaaah..!!” Jepitan buah dada Nia tidak jauh beda dengan jepitan memeknya.. kuat dan kenyal.
Kontolku yang sudah mulai tegang menghilang di antara sepasang buah dada.

“Aaah Nia gede banget sih tetek loe..!!” Dalam sekejap kontolku sudah mencapai ketegangan yang maksimal..
Tapi masih tak mampu juga membongkar 'kepadatan' dua bukit tersebut.

Walaupun Nia dalam posisi tidur celentang.. namun buah dadanya tetap tegak. Menyembul ke atas.
Sepertinya buah dada itu dirawat Nia dengan baik. Posisinya tidak turun sama sekali..

Jadi tanpa perlu tanganku menekan dari sisi luarpun celah di antara dua buah dadanya terlihat sudah sempit sekali..
Dari arah atas aku hanya dapat melihat ujung kepala kontolku saja yang sedang bergerak maju mundur..

Aku tidak beralih ke Rani karena rasanya masih ingin mencicipi tubuh Nia..
“Sabar yah Ran.. Habis.. enak banget sih adik loe..” kataku sambil menoleh ke arah Rani.

”Sekarang cobain.. pantat kamu yah Nia..!?” Walaupun masih senang bermain dengan payudara Nia..
tapi aku beralih ke bagian tubuh Nia yang terlewatkan olehku.

Kulepaskan kontolku yang sudah memberikan tanda-tanda akan memuntahkan spermanya lagi..
apabila dibiarkan lebih lama di antara buah dada Nia..
Gile.. sama tete aja udah mau keluar lagi, gue.. kaya pemula aja..!! Pikirku hampir ngga percaya.

Kuangkat tubuh Nia kubawa dia turun dari tempat tidur.. “Uuufff.. berat juga kamu montok..”
Setelah kakiku menginjak lantai.. kuturunkan kaki Nia yang tidak bertenaga..

Kubalikkan badannya hingga membelakangi tubuhku dengan mengangkat tubuh Nia pada kedua ketiaknya..
Aku membawa tubuhnya berbalik menghadap ke sisi tempat tidur..

Kubaringkan tubuh Nia dalam keadaan telungkup di pinggir ranjang dengan posisi lututnya menyentuh lantai.
Lalu kubalikkan wajah seksinya ke sisi kiri agar tetap terlihat olehku..
Kedua tangannya kurentangkan jauh-jauh ke kiri dan kanan..

Tiba-tiba mataku terpaku pada belahan pantat Nia yang sangat dalam.. kedua belah bibir pantatnya putih.. montok..
Besar dan padat. Plak plak plak plak..! Kupukul pantatnya dengan kedua belah tanganku.

Plok..plok..plok..!! Kupukul kencang sekali hingga bunyi tepukannya bergema di kamar.
Aku sudah tak peduli biarpun ada yang mendengar.. terlihat tempat pukulanku berbekas merah pada pantatnya.

”Nia.. semua bagian tubuh loe gempal.. montok dan padat.. bener-bener hebat loe di ranjang Ni..”
Kemudian kuselipkan kontolku di belahan pantatnya kugesek-gesekan persis seperti yang aku lakukan pada Kakaknya.

Tapi sensasinya adalah mulai dari ujung sampai pangkal kontolku yang besar dan gemuk itu..
merasakan kehangatan dan dekapan yang sangat erat dari pantat Nia.
Walaupun tidak sehebat kenikmatan payudaranya..

Tanpa berlama-lama kumandikan lagi kontolku dan lubang pantat Nia dengan lebih banyak lotion..
Supaya cepet masuknya.. pikirku.

Tak sabar.. Clebb..!! langsung kutusukkan kontolku ke lubang anusnya.. ”Aaaaah.. masih susah juga..!?”
Kuangkat kedua lutut Nia hingga naik ke atas tempat tidur dan kutempatkan di samping tubuhnya.

Kuselipkan kedua telapak tangannya di bawah betis untuk menjaga agar posisinya tidak berubah..
dalam keadaan badan telungkup dan posisi kaki seperti berjongkok ini, lubang anus itu terbuka lebar..

Kemudian setelah berkali-kali kutekan.. kucabut.. kutekan lagi.. lalu kucabut.. kontolku..
”Ayoooh dong Ni..!!” Kataku yang mulai kesal sambil menambahkan lebih banyak lotion ke dalam lubang anusnya.

Clebb.. slebb.. clebb.. slebb.. clebb..!! Setelah itu aku coba sampai beberapakali hingga .. Prett..!
Bunyi yang timbul akibat kontolku yang menembus lubang anus.. ”Ouohhsss.. Niaaaaaaaaaaa..!”

Ternyata dinding pantatnya lebih kuat lagi menekan kontolku dibanding memeknya..!!
Sehingga aku merasa 2X lebih sulit saat masuk.. 2X lebih sakit saat ditarik.. tapi 4X lebih nikmat..!!

Di dalam anusnya aku tidak bisa bertahan lama. Dalam sekejap .. ”Wooooooh.. Niaaaaaaaa..
Aampuuuuunnnnn.. nn-niiiiiiiiiiiaaaaa.. aaahhahaahahhhhh..!!” Teriakku meluapkan nikmatku.

Tak bisa kulukiskan nikmat yang kurasakan saat itu, baru sekali ini aku kalah berperang dengan seorang perempuan..
Ini adalah ejakulasiku tercepat sepanjang hidupku. Kubiarkan spermaku meluncur muncrat di dalam anus Nia.

“Hhe..heeeheeebat kamu di tempat tidur sayang, nyerah gue..!”
Kataku sambil menjatuhkan diri di atas tubuhnya. Kubiarkan kontolku lemas di dalam lubang pantat Nia.

Belum pernah kontolku mengalami pegal dan ngilu seperti ini sebelumnya.
Sebentar aku terbaring telungkup di atas tubuh Nia.. kemudian mataku mengarah ke wajah cantik Rani..

Segera aku berdiri kemudian duduk di samping ranjang di sebelah tubuh Rani.
Sambil beristirahat.. kugerayangi tubuh Rani.. ”Ah.. kita cari variasi yuk Ran..!?”
Kataku setelah menemukan ide baru.. saat aku menatap kursi kecil di depan meja rias.

Tak Kurasakan lagi rasa ngilu pada kontolku.. kuangkat tubuh Rani. Kubawa ke depan meja rias.
“Enaknya kalo ngentot sama kamu tuh.. terus-terusan ngeliat wajah Kamu yang cantik, Ran..!”

Kutelungkupkan Rani dengan posisi perut di atas kursi rias.
Kedua tangannya yang lunglai kubiarkan menjulur ke depan menyentuh lantai.
Begitu juga kepala dan rambutnya yang panjang.

Kubuat posisi kakinya mengangkang..
kemudian aku menuju rambutnya yang sudah terurai ke depan tak beraturan.. kurapikan.
Sehingga seluruh helai rambutnya ada di dalam genggaman tangan kiriku.

Setelah itu kutarik ke belakang..
hingga wajahnya yang cantik dan buah dadanya yang indah terlihat pada cermin di depanku.
“Nah.. gini kan muka loe keliatan Ran..!” Kuremas-remas kedua buah dadanya dengan tangan kanan.

Tanpa terasa si kecilku menegang. Jlegh..! Kulesakkan kontolku ke dalam lubang anus Rani.
Karena lebih mudah dalam posisi ini dibanding mencari lubang memeknya.

Dibanding Anus Nia.. Lubang Rani lebih mudah dimasuki.
Gencetan dinding-dinding anusnya juga tidak terlalu kuat.. tapi nikmatnya tidak kalah..!!

Apalagi sambil menatap wajahnya yang cantik dan meremas-remas buah dadanya.
”Aaah Ran.. enak Kamu Ran.. cantik Kamu.. ahahnahh..!!”

Bosan main di anus kucabut kontolku.. lalu kugendong Rani yang masih dalam posisi membelakangiku..
Lalu kutumpuk dia di atas tubuh Nia yang masih dalam posisi terakhir kutinggal di sisi tempat tidur.

Kemudian kuatur posisi telungkup Rani persis seperti Nia. Setelah posisinya sesuai dengan keinginanku..
Jlebb..!! Maka kumasukkan kontolku ke dalam memeknya dengan mudah.

Slepp.. blessebb..!! “Erghh..!!” Memek Rani tidak mampu menerima seluruh batang kemaluanku.
Entah apa.. kok rasanya mentok. Cengkramannyapun tidak kuat sebenarnya.

Kalau dibanding wanita lain.. memek dan anus Rani mungkin termasuk nikmat.
Tapi.. karena aku baru saja mengalami kehebatan adiknya.. sehingga Rani terkesan biasa saja.

Wangi tubuh Rani membawa kenanganku kebeberapa tahun silam ..
Saat satu malam aku berdebar-debar masuk ke dalam kamarnya hanya untuk meraba-raba tubuhnya.
Sekarang.. dia sedang dalam posisi ‘doggie style’ menyerahkan seluruh tubuhnya untuk aku nikmati..

Kuciumi pundak rambut dan leher Rani sambil terus bergoyang. Sslruup.. slruup..!!
“Ahh.. Ran ahh .. ahh.. coba dari dulu ka..ka.mu pasrah aja kaya gin..nniihh..!!” Aku berbisik di telinganya.

Setelah beberapa saat mengeenjoti memek Rani.. aku masih juga belum dapat mencapai puncak kenikmatan..
”Aishh.. s-salah.. mustinya loe dulluhh.. yang gue entot Rannhh.. baru adik loeee.. ohhh.." erangku nikmat.

"Oghh.. J-jadiihh.. gu-eee.. ga bisa bandingin memekkhh loe.. sammaahh memmekkhh adik loehh..!!”
Sesalku sambil tetap menggenjot kontolku di liang memek Rani.

Mataku kembali mencari tubuh Nia yang berada di bawah tubuh Rani. ”Wah enaknya sambil mainin tetek kamu Nia..”
Plop..! Kucabut kontolku dari jepitan memek Rani.. kuangkat tubuh Rani hingga berada di samping tubuh Nia.
Lalu aku tarik tubuh Nia dan aku balikkan hingga posisinya celentang.

Berikutnya tubuh Rani kubalikkan dan kuangkat dan kubaringkan di atas tubuh Nia dari arah yang berlainan..
sehingga tubuh Nia berada di bawah dan Rani di atasnya.. tidur menyeberangi tubuh Nia.

Kaki Rani berada di sebelah kanan tubuh Nia.. punggungnya ada di atas perut Nia..
Lalu kepalanya ada di sebelah kiri.. sehingga membentuk simbol ( + ). Kuselesaikan petualanganku dengan Rani.

“Terusin yah Ran ngentotnya..? Hehehe... sambil gue nikmatin tetek adik loe..!“ Jlebb..!! Kusodok lagi memek Rani.
Lantas kembali menggerak-gerakkan kontolku maju-mundur di dalam memek Rani..
Goyangannya mengakibatkan payudara Nia bergoyang perlahan ke kiri dan kanan..

Tak tahan.. kurebahkan tubuhku di atas tubuh mereka tangan kananku menggenggam payudara Rani..
Tangan kiriku meremas-remas payudara Nia..
Sedang bibirku berjalan-jalan dari payudara dan bibir Nia, lalu ke bibir dan payudara Rani.

”Rani.. Nia.. ehh.. ehhh.. kamu berdua.. adik kakak memang benar-benar nikmat luar biasa..!”
Apa semua anak Tante Mirna nikmat seperti ini..? Apa mungkin turunan dari mamahnya yahh..?

Beberapa menit kemudian.. “Aaaaahhhhhh..!! Raniiiii.. waahah.. wah..”
Sekali lagi teriakan kali ini bukan khayalan. Ini alam nyata..!! Lupakan khayalan tentang tubuh mereka.
Lupakan koleksi pakaian dalam mereka.. lupakan foto mereka..!!

Inilah mereka yang sedang pasrah di bawah tubuhku. Rani dan Nia.. lalu.. Crott croot.. croot..!!
Spermaku keluar di atas bibir Rani.. nikmatnyaaaa..!! Tergeletak lemas..

Ketika aku sadar kemudian melihat jam. Pukul 4.20 pagi..!! Aaku tersentak dari tidurku.
Waduuuh.. bentar lagi Tante Mirna bangun nihhhh. Gawat.. gawat..!

Kupakai pakaianku. Kukeluarkan handuk kecil dan air untuk membersihkan tubuh mereka.
Kukenakan lagi pakaian mereka.. kurapikan tempat tidurnya.. kuatur tidur mereka ke posisi semula.

Kubersihkan ceceran lotion.. kukembalikan botolnya ke tempat semula. Kumasukkan lagi semua perlengkapanku.
Jam 4.40..!? Yaaahhhh.. Click..!! Kumatikan lampu.. keluar kamar dan kukunci pintunya lagi.

Ketika aku hendak melangkah melewati ruang makan. Kreekkk..! Bunyi pintu dibuka dari arah dapur bersih.
Gawat.. Mba Tiul bangun..!? Tak ada waktu untuk lari. Maka, aku balikkan badan masuk ke kamar mandi.
Nanti aku pura-pura habis mandi aja.. pikirku.

Setelah di dalam kamar mandi pintu kukunci dan kunyalakan lampunya.
“Heh..!?” Aku baru sadar bahwa kamar mandi ini juga sudah berubah..

“Sudah direnovasi..!!” Kataku pelan sembari mengamati sekeliling.
Loh.. kog sekarang ada dua pintu..? Pintu ini ke mana yah..? Batinku penasaran.
Semenjak tadi siang di rumah Tante Mirna.. memang aku tidak pernah masuk kamar mandi.

Pintu itu sangat besar dengan gagangnya yang melintang vertikal menandakan itu pintu geser.
Iseng-iseng aku buka perlahan-lahan.

Sreeggg..! Di balik pintu ruangannya gelap ada sebuah lemari di dekat pintu ini.
Ruangannya seperti lorong pendek.. tapi di ujung sana ada ruangan apa..??

Tambah penasaran.. aku buka lebih lebar lagi. Di ujung ruangan sana ada jendela menghadap ke jalan..
sehingga cahaya lampu dari luar masuk ke dalam.. membuat ruangan itu bercahaya remang-remang.

Lalu di bawah jendela itu ada .. Hah..!? Sshiiiiiiitttt..!! Cepat-cepat kututup lagi pintu itu.
Kemudian dengan gerakan refleks kumatikan lampu kamar mandi..

Ohhh please..!! Di depan jendela tadi ada ranjang. Di atas ranjang kulihat 2 pasang betis wanita.
Yang satunya tergeletak lurus.. dan yang di ujung sebelah sana terlipat ke atas.

Dan aku ingat sekali dari bentuknya itu betis siapa.. karena baru saja aku liat tadi sore..
Iya..Tante Mirna .. sebelah ini kamar Tante Mirna..!!

Aku terduduk di atas kloset.. bayangan betis itu tak mau hilang dari otakku..!!
Jangan sampai besok-besok aku sudah tidak membayangkan Rani dan Nia..
Tapi malah yang terbayang adalah tubuh Tanteku..!?

Wah runyam..! Ayo.. sekarang. Bentar lagi dia bangun.. kapan lagi..!?
Tapi kalau ketauan gimana..!??
Ahhhh.. daripada tersiksa bertahun-tahun lagi.. ini bonus.. ini durian jatuh..!!
Batinku berperang.

”Ah.. ga ah..!!” Kataku sambil melangkah ke arah pintu keluar. Tapi bayangan itu ga mau hilang.
Aaaah.. what the hell.. I’ll take the risk..!!
Lalu kukeluarkan 2 buah handuk kecil. “Shiiit..!!” Yang satu sudah bercampur air.. gimana yah..?

Tidak kehabisan akal. Kubuka kaosku.. kulilitkan di telapak dan lengan kananku.
Lalu kukeluarkan botol cholorofoam. Tanpa dapat terlihat karena gelap..
Kutuangkan ke handuk kecil yang berada di tangan kiri dan kaosku.. banyak sekali.. mungkin karena nervous.

Aroma cholorfoam sangat menyengat.
Tak tahan.. botol itu kututup dan kubiarkan di lantai kamar mandi bersama tas pinggangku.

Sekarang .. Buka pintu..!! Kbuka dengan cepat.. Srreeeeeeett..!! Bunyinya lumayan keras.
Aku berlari kecil ke arah ranjang. Sampai di sisi ranjang.. cepat kucari posisi wajah mereka.

Dalam waktu singkat kunaiki ranjang dengan bertumpu pada lututku di antara Tanteku dan kak Nuri.
Kreek..!! Tante Mirna bangun.. ”Siaappppp.. mmmffpphh..mpphh..!?”

Tante Mirna meronta-ronta. Tangan kanan memukul wajahku. plakk..!!
Dia mendorongku di dada kemudian ke mukaku.

Tangan kirinya berusaha melepaskan tangan kananku dari wajahnya.
Untung aku pake kaos.. jadi tidak mudah lepas.
Dan tanganku bisa bebas membekap mulut dan hidungnya.

Kualihkan perhatianku ke kak Nuri.
Tangan kiriku yang berlomba dengan tangan Tante Mirna yang memukul perut kak Nuri.
Tante Mirna berusaha membangunkannya. Pluk..! Perut kak Nuri dipukulnya. ”Ouchh..!!” Kak Nuri tersentak.

Sebelum kak Nuri sadar.. tangan kiriku sudah membekapnya. ”Mmmppff..!!”
Tangan kak Nuri seperti Rani menggapai-gapai tak jelas arah. ”Mppffhhh.. mpppfhhh.. mmmm..mmmm..”
Tante Mirna masih saja meronta.. tapi dengan tenaga yang mulai berkurang.

Akhirnya kedua tangannya yang nakal itu jatuh lemas.
Kubiarkan bekapan itu beberapa menit di wajah mereka untuk memastikan mereka pingsan.
Setelah itu kulepas bekapan itu dan mulai mengelitik-ngelitik telapak kaki mereka.

Setelah aku memastikan Tante Mirna dan kak Nuri sudah tak sadarkan diri..
Aku mengangkat dan memindahkan tubuh kak Nuri yang sudah lelap dari ranjang ke lantai kamar.

Ka Nuri orangnya cantik. Wajahnya hampir serupa dengan Rani.
Tapi dia orangnya sangat ramah dan baik kepadaku.. jadi aku tak sampai hati macam-macam dengan dia.

Setelah kak Nuri berada di lantai.. kunyalakan lampu kamar dan aku naik lagi ke tempat tidur.
Kupandangi sejenak tubuh Tanteku. Wanita yang usianya jauh lebih tua dariku.

Yang telah mengenal seks jauh lebih dulu sebelum aku. Tapi dengan ketekunannya menjaga tubuh..
menjadikan seluruh lekuk tubuhnya tetap indah dan menjanjikan kenikmatan bagi setiap laki-laki.

Menurutku.. inilah satu-satunya sisi keberuntungan hidup om Iwan.
Karena.. Tante Mirna di rumah ini lebih berkuasa dibanding suaminya.

Orangnya selalu ingin menguasai. Dia pintar dan juga angkuh.
Mungkin karena dia memiliki keindahan tubuh yang menjadi senjata mematikan.

Seringkali kulihat banyak lelaki.. baik tua atau yang masih muda di luar sana..
memandang Tante Mirna dengan penuh nafsu birahi.

Kalau sudah begitu.. raut wajah tante Mirna menunjukkan raut kemenangan..
Karena berarti mereka telah masuk ke dalam jebakan dan menyerahkan imajinasi mereka..
untuk dikuasai dan dikendalikan oleh Tante Mirna.

Tinggal selanjutnya Tante Mirna memperbudak para lelaki yang mendambakan tubuh Tante Mirna..
untuk memberikan dan melakukan apapun sesuai keinginannya..

Ya.. tanpa harus mengabulkan apa yang menjadi dambaan para lelaki tersebut.
Yaitu keinginan menyentuh tubuh Tante Mirna yang indah di alam nyata.. dan bukan hanya di alam mimpi.

Di situlah letak kehebatan Tante Mirna. Semua persoalannya dalam bisnis maupun kehidupan pribadinya..
mampu dia selesaikan sesuai dengan keinginannya.

Paling tidak itulah yang dia ajarkan kepada semua anak perempuanya.
Dan Om Iwan.. adalah salahsatu korban perbudakan Tante Mirna.

Terhadap aku.. tante Mirna selalu memandang sebelah mata. Apalagi setelah kejadian tersebut.
Tidak pernah aku berharap bahwa suatu hari aku dapat menikmati tubuhnya.
Jangankan berharap.. membayangkannya saja aku tidak berani.

Dan saat ini.. tante Mirna sedang berada satu ranjang denganku.
Aku bisa menikmati tubuh yang bagi kebanyakan lelaki hanya ada dalam khayalan mereka..!!

“Nah.. sekarang tante Mirna, tinggal Eki dan Tante yang ada di atas tempat tidur Tante yang besar ini.
Eki bisa bebas ngerjain apa saja yang Eki pengen terhadap tubuh Tante.. sebagai balasan atas keangkuhan Tante.
Malam ini tante akan kena batunya. Heh .. coba Eki liat kaki tante yang putih mulus..
Yang sempet Eki liat tadi sore.. pake ditutup segala..!!“

Sambil menarik kasar daster Tante Mirna ke atas sampai sebatas perut.. ”Astaga Tante..!!”
Aku sangat terkejut. Kaki Tante Mirna kencang sekali. Di pahanya tak nampak kerut ataupun tumpukan lemak.
Bahkan perutnya rata sekali. Padahal 6 anak telah dia keluarkan dari perut ini..!!

”Busyet tante Mirna..!! Ini pasti karena Tante rajin olahraga dan minum jamu-jamuan setiap pagi, ya..!?”
Seruku terkagum-kagum. Terliaht memeknya tertutup celana dalam warna hitam.

“Ehmm.. Eki ciumin kaki Tante Mir.. yah..!?” Aku bergeser ke bawah mulai dari telapak kaki.
Aku terkejut.. harum kulitnya sama dengan Nia. Gempal dan montoknya juga sama.

Kugerayangi sepasang betisnya. Kuraba.. kujilati.. naik terus ke lutut.. cupp.. sruupp.. sruppp..!!
Lalu aku berabjak ke paha ..
Merinding.. aku menyentuh kulit pahanya yang putih bersih dan.. Haaaluuuuuss sekaliiiii..!!!

Belum pernah ada wanita sehalus ini. Bahkan anak-anaknyapun tidak dapat menandingi..!!
“Kulit Tante Mir.. pake apa sih, tante Mir..!?” Lama aku di pahanya.

Saat mataku naik ke arah memeknya.. seketika terbelalak mataku..!!
“Busyeeet.. diganjel apa nih Tante..!? Tebel amaaaaat..!? Ga mungkin. Tante lagi ga mens, kan..?
Eki tau kok jadwal mens tante dan semua anak-anak tante..!”

Aku gerakkan tubuhku sejajar dengan tubuh Tante Mirna.. dengan posisi memeluk tante Mirna.
Aku raih ritsleting daster Tante Mirna yang berada di punggung. Sreeet..!!

Dengan cepat kuturunkan dan kutarik dasternya ke bawah.. hingga lepas. ”Haaaaaaaaaah..!!”
Buah dadanya besar sekali. Seperti tidak ada ruang kosong di dalam behanya.

Beha yang elastis itu sangat terlihat kencang membalut tubuh tante Mir.
Bagian dari payudaranya yang tidak tertutup beha menyembul tinggi keluar.. seakan payudaranya terhimpit beha.

”Tante.. copot yah behanya. Sesek kayanya. Kasian tuh tetek tante..! Ga usah malu-malu tante.
Khan tetek Tante punya Eki malam ini..” Kuraih dua tali beha yang juga berwarna hitam dan berenda indah.

Langsung saja kuturunkan hingga perut. Maka blubb..!!
Menyembulah buah dadanya yang ukurannya luar biasa..!! Bentuknya sama persis dengan buah dada Nia.

Beha yang tadi kulepas meninggalkan tanda yang berbekas pada bagian badan sekitar buah dadanya.
Mungkin karena terlalu besar payudarnya.. atau behanya yang kekecilan.

”Ternyata bentuk tetek tante menurun kepada Nia..!” Bentuknya bulat dan montok.
Yang beda dengan Nia hanya ukuran dan pentilnya. Karena payudara Tante Mirna lingkar pentilnya besar..
Berwarna coklat muda kemerah-merahan.

Ukuran payudara Tante Mirna 2 kali.. mungkin 3 kali lebih besar dari buah dada Nia.
Walaupun Tante Mirna sudah pernah menyusui 6 putrinya.. tapi bentuknya payudaranya tidak kendor.

Bentuknya masih seperti layaknya seorang anak perawan..!! Ck.. ck.. ck.. tante Mirna..!!
Kupegang buah dada kirinya. Ternyata kini geggaman tanganku hanya mampu menggenggam ..
kurang dari setengah bagian buah dada Tante Mirna yang sebelah kiri.

“Eki pengen tetek tante Mir yah..!? Nikmat kayanya. Tante.. pokoknya Tante nyerah aja. Ga usah ngelawan yah..!?”

CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd