Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

Bimabet
mantabs .... bisa threesome nggsk ya ... Lancrot keun BOS
 
--------------------------------------------------------------------------

Cerita 152 – Perlu NB = ‘Nafkah Batin’

Episode Jablai, Sexy Atika

Keesokan paginya..
seperti tak ada kejadian apa-apa..
Aku.. mbak Eva dan Atika menikmati sarapan pagi bersama sambil bercerita ke sana ke mari..
–Ia memintaku untuk memanggilnya dengan sebutan ‘mbak’. Biar lebih akrab, katanya.. hehe..–

Atika sama sekali tidak menyinggung tentang kejadian semalam.
Entah mbak Eva sudah meyakinkannya atau Atika yang tidak ambil pusing.

Pembicaraan kami begitu akrabnya.. sampai-sampai Atika tidak sungkan-sungkan lagi..
untuk menyampaikan problemnya tentang suaminya yang pelaut itu.

Ia mendengar kabar dari temannya bahwa suaminya sedang berurusan dengan polisi di Dubai..
karena ketauan meniduri istri orang.

Aku dan mbak Eva berusaha untuk menenangkan dirinya..
dengan mengingatkan bahwa itu baru kabar burung.. belum ada bukti..
“Tapi aku punya perasaan bahwa ini benar..” kata Atika sambil termenung.

“Di sini pun aku pernah memergokinya melakukan hal yang sama.. kamu aja ngga kuberitau Ev.
Namun dia meminta ampun sejadi-jadinya dan bersumpah untuk tidak mengulanginya lagi..
Sehingga aku luluh.. dan kumaafkan..” Atika menghela nafas panjang.

“Tapi yah.. kelihatannya sebuah sumpah baginya tak lebih dari sekedar kata-kata tanpa makna..!”
Tak ada air mata.. tak ada tangis kepedihan dan tak ada sumpah serapah seperti yang sering terlihat di sinetron-sinetron TV.

Aku jadi kagum pada Atika.
Di balik tingkahnya yang kekanak-kanakan.. ternyata ia menyimpan ketegaran yang luar biasa.

“Lalu apa rencanamu Tik..?” Tanya mbak Eva.
“Taulah Ev.. keliatannya aku akan tunggu dia pulang bulan depan.. baru kuajak dia bicara..”

Tiba-tiba handphoneku yang tergeletak di ranjangku berbunyi. Ternyata bossku menelepon dari Jakarta.
Ia mengharapkan bertemu aku pagi itu juga di suatu hotel untuk membicarakan masalah bisnis.

Damn.. I hate this.. kenapa sih orang harus membicarakan masalah bisnis di hari Minggu..?
Seperti ngga ada hari lain lagi..!!

Kusampaikan berita buruk ini pada mbak Eva ketika Atika sudah kembali ke kamarnya.
Kelihatannya rencana kami untuk melanjutkan petualangan kemarin terpaksa harus ditunda.

Walau pun tampak kecewa.. namun wanita itu tetap tersenyum.
“It’s OK honey.. don’t worry.. kita masih punya banyak waktu kan..”
Katanya sambil menepuk-nepuk pipiku dengan lembut..

Man.. aku benar-benar mulai menyukai perempuan ini..
Di dadaku mendadak tumbuh suatu keinginan kuat untuk menyayangi janda cantik ini..

Heii.. c’mon.. Fi..! You are dealing only with seks right..? Not love..!!

Ya itu betul .. tapi itulah aku. Aku lebih menikmati hubungan seks yang dilandasi oleh rasa sayang.
Kenikmatannya tidak hanya terasa secara fisik.. tapi juga.. mental.. rasa..!!

Hari itu praktis aku dan mbak Eva tidak saling jumpa karena aku pulang larut.
----oOo----

Keesokan harinya.. aku bangun pukul 8 pagi dan langsung pergi ke kamar mandi.
Seselesainya.. dengan hanya dibalut handuk sebatas pinggang.. aku berlari kecil menuju kamarku.

Ketika melewati kamar mbak Eva yang terbuka pintunya..
Kulihat ia sedang mematut di depan cermin tengah bersiap hendak ke kantor.

“Wow.. cantiknya..!” Seruku sambil berdiri di ambang pintu kamarnya.
“Mau ke mana mbak..? Kok formal amat..?” Mataku tak lepas dari tubuh ibu guruku yang sintal itu..

“Hi honey.. capek ya kemarin..? Teganya kamu ninggalin aku sendirian.
Well.. ini baju seragam tutor kursus yang baru. Hari ini semua tutor harus memakainya. Gimana.. cantik nggak..?”

Sambil tersenyum menggemaskan.. janda cantik itu memutarkan tubuhnya di hadapanku..
memamerkan baju yang tampak pas-pasan membalut tubuh montoknya itu..
Aku mengangguk sambil tersenyum.

Mbak Eva berhenti berputar kemudian menatap tubuh setengah telanjangku yang hanya ditutupi sebuah handuk.
Mata bundarnya menatap sesuatu yang menonjol dari balik handukku di daerah selangkanganku.

“Wowww.. seksinya.. sini dong masuk..” katanya sambil menjulurkan tangan kanannya menyuruhku masuk.
“Ah.. ngga ah.. ngga enak sama Atika dan Amari..” jawabku sambil celingukan..
Takut pembicaraan ini terdengar oleh Atika atau Amari.

Mbak Eva mendelikkan matanya.. seraya sekali lagi mengayunkan tangan kanannya ke arahku.
“Cck.. c’mon Fi.. do you think I’m nuts..? Mereka udah pergi setengah jam yang lalu. Ayolah masuk..”

Melihat aku masih ragu-ragu.. dengan tak sabar tubuh montok itu menghampiriku..
Merapatkan tubuhnya ke tubuhku yang setengah telanjang..

Melingkarkan tangannya di pinggangku.. matanya menatapku dengan manja.
“Honey.. mana morning kiss saya..?” Sambil tersenyum kupeluk bahunya dengan erat..

Kutundukkan wajahku.. dan dangan lembut kucium bibir ranum milik janda cantik itu..
Mbak Eva tampak sangat menikmati ciumanku ini.. matanya terpejam.. nafasnya mendesah..

Dan bibirnya dengan lembut mengecup sambil sesekali mengisap bibir dan lidahku..
Jari-jemari lentik guruku itu mulai bergerak turun menyusup ke balik handukku.. menuju buah pantatku.

Rrrrbbb..!! Penisku yang hanya ditutupi handuk kecil itu segera berdiri tegang..
Bagian bawah kepala penisku itu pun langsung tergencet oleh perut mbak Eva..
yang langsung menyalurkan getaran-getaran kenikmatan ke seluruh urat syarafku..

Jari-jemarinya mulai meraba kedua buah pantatku.
Mula-mula rabaannya melingkar perlahan.. makin cepat.. makin cepat.
Sampai akhirnya dengan suara mendesah diremas-remasnya dengan penuh nafsu..

Aku mencium dan menjilati telinga mbak Eva.. membuat tubuh janda cantik itu menggelinjang-gelinjang.
“Ohhh Fi.. gellliii.. ssssshhh..!”

Kuturunkan bibirku dari kuping.. menelusuri leher.. terus turun ke dada..
Jari-jemarinya pun terasa semakin keras meremas-remas pantatku.

Seraya mengecupi areal dadanya.. jemariku membuka satu per satu kancing seragam kebanggaannya itu..
hingga terlihat belahan buah dadanya yang besar..
menyembul dari balik BH hitam tipis yang pernah kulihat di jumpa pertama kami.

Kuteruskan membuka kancing bajunya hingga sebatas perut..
Lalu kuselipkan tangan kiriku ke balik cup BH kanannya..
Kemudian tanpa ragu segera kuambil buah dada besar itu keluar dari cupnya.

Karena tali BH-nya belum terlepas maka cup tersebut menahan bagian bawah buah dada itu..
sehingga bentuknya menghadap ke atas.. dengan puting yang langsung mengarah mukaku..
Ahhh..! Amboiii seksinya..!

Tanpa mebuang waktu.. clruppp.. langsung ‘kulahap’ buah dada itu dengan gemas..
Slrupp.. slrupp.. slrupp.. kusedot-sedot dan kujilati putingnya yang sudah menegang itu..

Tiba-tiba tangan kanan mbak Eva berputar ke arah depan.
Dengan sekali sentak maka terjatuhlah penutup satu-satunya tubuhku itu.

Kulirik kaca lemarinya.. di sana terlihat badan tegapku yang bugil tengah menunduk..
mengisap buah dada wanita berbadan montok yang masih dibalut pakain kantornya.

Di kaca itu pula kulihat mbak Eva mengalihkan tangan kanannya ke arah selangkanganku dan..
Ctapp..!! Dalam sekejap batang penisku itu sudah berada dalam genggamannya.

Ketika memegang penisku.. mbak Eva sekali lagi tak dapat menutupi kekagumannya.
Karena ketika menggenggam kemaluanku.. jempolnya tidak dapat bertemu dengan jari-jarinya yang lain.
Menandakan betapa besarnya diameter penisku itu.

Dengan lembut dan penuh perasaan ia lantas mulai mengocok penisku..
Ke atas.. ke bawah.. ke atas.. ke bawah.. Ufffff..!

Tak bisa kuceritakan nikmat yang kurasakan di selangkanganku itu..
Apalagi ketika sesekali ia menghentikan kocokannya..
kemudian mengarahkan jempolnya ke urat yang terletak di bawah kepala penisku..

“Aaahhhh.. mbaak.. aaahhhhh..” aku hanya bisa mengerang keenakan..
seraya terus mengecup dan menjilati buah dadanya yang kedua-duanya kini telah kukeluarkan dari BH hitamnya.

Sambil mencium.. kulanjutkan membuka kancing bajunya sampai habis..
Namun aku tak ingin menelanjangi perempuan ini.

Aku ingin merasakan tubuhku yang bugil ini..
menyetubuhi seorang perempuan yang masih menggunakan pakaian kantornya..

Wow.. bayangan sekejap itu mampu membuat sensasi yang sedemikian hebat..
membuat urat-urat penisku semakin menegang saja..

Tiba-tiba mbak Eva mendorong tubuhku hingga terduduk di atas ranjang busanya..
Lalu ia sendiri kemudian berlutut di hadapan selangkanganku.

Ia menengadahkan kepalanya dan menatap mataku dengan pandangan penuh nafsu..
bersamaan dengan itu.. ia menciumi kepala penisku..

Tanpa ragu ia kemudian menjilati lubang penisku yang sudah dipenuhi dengan cairan lengket bening.
“Honey..” suaranya yang serak terdengar sayup.

“I don’t know why I am doing this.. but to be honest with you.
Saya belum pernah melakukan oral seks sebelum ini.. my ex husband did’nt like this.
So.. please kasih tau saya kalau rasanya ngga enak..” katanya sendu.. meminta persetujuanku.

Aku tersenyum dan menundukkan kepala untuk mencium bibirnya.
“It’s OK mbak.. jangan kawatir.. just have it your way..”

Mbak Eva menyeringai mendengar kata-kataku yang mirip sebuah iklan itu..
Tiba-tiba.. Clupp..!! Ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya.

Dan apa yang kurasakan berikutnya.. ahhhh.. adalah kenikmatan yang tak terlukiskan..
Mbak Eva memasukkan dan mengeluarkan penisku di dalam mulutnya dengan gerakan yang cepat..
sambil menggoyang-goyangkan lidahnya.. sehingga menggesek urat bawah kepala penisku itu..

“Aaaaahhh.. Ouuhhhh.. mbaaak.. its great.. mbak.. you’re doing it good.. ouhhh..!”
Aku hanya bisa terduduk sambil mengerang nikmat..

Sementara mbak Eva tampak begitu menikmati penisku yang berada di dalam mulutnya..
sampai-sampai ia memejamkan matanya.

Tangan kiriku kembali meremas-remas buah dada mbak Eva..
sedangkan tangan kananku menyibakkan rok bawahnya ke atas dan meraba pahanya yang mulus ke atas..

Terus ke atas.. sampai tersentuh bagian bawah buah pantatnya yang dilapisi oleh CD tipis berwarna hitam.
“Mmmh.. Mmmmhh.. Emmhhhh..”
Rintihnya sambil terus mengulum penisku ketika kuraba-raba vaginanya dari luar CDnya..

Mbak Eva semakin memperkuat sedotannya..
sehingga memaksaku untuk semakin mengerang tak keruan..

Seakan tak mau kalah.. kumasukkan tanganku ke balik CDnya dari arah perut..
Dan dengan mudah jemariku mencapai vagina yang sudah sangat basah itu.

Begitu basahnya sampai-sampai terdapat noda basah di CD hitam itu.
Dalam 3 detik kusibakkan bulu-bulu lebatnya itu..

Lalu jariku menyentuh sebuah daging sebesar kacang..
yang kini sudah menonjol keluar di bagian atas vagina guruku ini.

Clekk-clekk-clekk-clekk-crekk-crekk-crekk-crekk-clekk-clekk..
Jari tengah dan telunjukku segera mengocok klit mbak Eva dengan cepat.

“Mmmmmmhh.. mmmmhhh.. aaaahhh..!!”
Mbak Eva melepaskan penisku dari mulutnya untuk berteriak histeris menikmati kocokanku di klitnya.

Sekitar 5 menit kami saling mengocok.. meremas dan mengisap diikuti dengan gelinjangan..
dan jeritan-jeritan histeris.. ketika tiba-tiba mbak Eva menengadahkan mukanya ke arahku..

Kemudian ia merintih. “Fi.. honey.. please do it now..”
Tanpa menunggu kata-kata selanjutnya kuangkat tubuh janda cantik itu dari posisi berlututnya.

Kusuruh dia meletakkan kedua tangannya di atas meja menghadap cermin rias..
sehingga mbak Eva kini berada dalam posisi menungging.

Tampak buah dadanya bergelayut seakan menantang untuk diperah.
Kupeloroti CDnya hingga kaki.. kurenggangkan kedua kaki mulusnya dan kusingkap roknya..

Lalu.. slepp.. slepp.. sleppp.. kugosok-gosokkan penisku di belahan pantatnya..
sebelum kuturunkan menulusuri tulang ekornya.. anus.. dan

Pplepp.. kutempelkan di pintu belakang vaginanya.
Slebbb.. Perlahan-lahan kusodokkan penisku ke dalam vagina kecil yang sudah sangat banjir itu..

“Aaaaahhhhh..!” Mbak Eva menggigit bibirnya..
menikmati senti demi senti penisku yang tengah memasuki vaginanya..

Slebb.. semakin dalam kumasukkan penis besarku itu.. semakin dalam..
“Ooohhhh.. hhoneyy.. ooohhhh..” dan..

”AAAAAAKHH..!” Jlebb..!! Jeritnya..
Ketika dengan keras kusodokkan penisku sedalam-dalamnya di vagina guruku yang cantik itu.

“My Beby..!” Terdengar suara bisikan orang dengan nada takjub sekaligus ngeri..
datang dari arah pintu kamar mbak Eva.. yang sedari tadi memang terbuka. Suara seorang wanita..

Jderr..!! Aku terkesiap karena kaget. Dengan hati-hati kulirik ke arah pintu masuk. SHIT..!!

Kulihat Atika sedang mengintip perbuatan kami dari balik pintu..
sambil menjepitkan tangannya dengan kedua paha di selangkangannya.

Sudah berapa lama dia berdiri di situ..? Oh man.. apa yang harus kulakukan..?
Sementara itu kulihat mbak Eva tidak menyadari kehadiran adiknya.

Tampak janda cantik itu masih menggigit bibirnya..
menikmati besarnya penisku yang terbenam penuh di dalam vaginanya.

Akhirnya aku mengambil keputusan.. Let’s finish the fucking first.. and deal with Atika later.
Dengan segera kupompakan penisku dengan cepat dari arah belakang.. Clebb.. clebb.. crebb.. crebb..

Kutempelkan perut dan dadaku di punggung perempuan itu..
Kedua tanganku dengan keras meremas-remas..
serta memelintir kedua puting buah dada mbak Eva yang sudah sangat keras itu..

“Oohhhh.. ohh.. auuw..! Honey.. jangan keras-keras ngeremesnya.. sakiitt.. ouww..!!”
Rintihnya sambil terguncang-guncang oleh sodokan penisku.

Dengan sigap kuturunkan tangan kananku untuk mencari klitnya yang segera kutemukan tanpa kesulitan.
Dengan lincahnya kuputar dan kukocok kian kemari daging sebesar kacang itu..
membuat tubuh mbak Eva menggelinjang keras dan jeritannya terengar sampai ke luar kamar.

Kulirik ke arah pintu kamar.. Atika dengan ekspresi takjub dan terangsang..
memperhatikan aku tengah menyetubuhi kakaknya dengan ganas.

Atika tampak betul menikmati ketidakberdayaan kakaknya yang hanya diam..
dalam posisi menungging dan menjerit-jerit histeris menerima sodokan-sodokan batang penisku.

Melihat ekspresi Atika dalam mengintip.. aku pun semakin bernafsu untuk memperlihatkan padanya..
bagaimana aku memuaskan nafsu birahi kakaknya.

Tiba-tiba mbak Eva mengangkat kepala dan badannya ke arahku..
dengan menengok ke arah kiri dan menjulurkan lidahnya.

Dengan cepat kusambut lidah yang menggairahkan itu dengan lidahku.
Dan kami pun berciuman dengan posisi mbak Eva yang tetap membelakangi aku.

Karena ia menegakkan badannya.. mbak Eva menaikkan kaki kirinya ke atas meja riasnya..
memberi akses untuk memudahkan aku terus menyodokkan penisku di liang vaginanya.

Sambil terus melumat bibirnya dan menyodok.. tanganku kembali meremas-remas kedua buah dadanya.
Tangan kiri mbak Eva menjambak rambut di belakang kepalaku untuk mempererat tautan bibir kami.

Bulu ketiaknya yang lebat menyebarkan wangi khas.. yang membuat aku semakin bernafsu lagi.
Saat itu aku benar-benar berada dalam kondisi full capacity.

Semua anggota badanku digunakan semaksimal mungkin untuk mencapai puncak kenikmatan.
Bibir mengulum.. tangan meremas buah dada.. dan penis memompa vagina.

Tiba-tiba mbak Eva merintih-rintih sambil terus mengulum lidahku.
Tampak alisnya mengerut.. wajahnya mengekspresikan seakan-akan kesakitan..

Ia dengan cepat membimbing tangan kananku..
yang masih asyik meremas buah dadanya untuk kembali memainkan klitorisnya.

Goyangan pinggulnya menjadi semakin cepat tak terkendali..
Dinding vaginanya mulai terasa berdenyut-denyut.. tiba-tiba..
“Aaaahhh.. honey.. honeyy.. Fiiii.. Saya Keluaaaarrr.. Aaaaahhh..!”

Srrrr.. srrr.. srrr.. srrrr.. srrrr.. Seketika itu juga aku merasakan penisku disiram oleh cairan hangat.
Sementara dinding vagina wanita berusia 40 itu terasa memilin-milin penisku..

Mbak Eva melepaskan bibirnya dari bibirku.. pinggulnya masih bergoyang dengan irama perlahan..
menikmati sisa-sisa orgasmenya.. sambil memejamkan matanya ia tersenyum.

“Kamu bener-bener hebat Fi.. aku belum pernah mengalami sensasi seks seperti ini.. never..”
Kembali aku melirik ke arah pintu.. kulihat Atika masih mengintip dengan ekspresi bahagia bercampur iri.

Bahagia.. karena ternyata kakaknya mendapat kepuasan seksual yang belum pernah dirasakannya selama ini.
Iri.. karena kakaknya mendapatkan kepuasan itu saat ini.. dan bisa memperolehnya lagi kapan saja.

Sedangkan Atika masih harus menunggu sebulan lagi.. sampai suaminya pulang.
Itu pun kalau si suami bisa memuaskannya lahir batin. Terutama sesudah kasus di Dubai.

Aku mencium pipi mbak Eva aku berbisik.. “Saya belum keluar mbak..”
Perempuan itu membuka matanya dan memandangku dengan penuh kasih sayang..

“Honey.. saya jamin.. kamu akan keluar dalam waktu tidak lebih dari 3 menit..”
Plopp..! Ia mencabut penisku dari vaginanya dan membalikkan badannya.

Kembali ia berlutut di hadapanku sambil mulai mengocok penisku.
“My Beby Fi.. punya kamu ini kok keliatannya makin lama makin besar aja sih..?”

Kulihat Atika masih juga mengintip dengan mulut sedikit ternganga.
Ia tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya melihat besarnya ukuran penisku..
dibandingkan dengan jemari dan mulut kakaknya.

Tanpa menunggu jawabanku.. mbak Eva mulai mengulum dan menyedot penisku dengan cepat.
Tangannya yang satu mengocok penisku dan yang lainnya meremas-remas kedua bola ku.

Kombinasi tangan.. bibir dan lidahnya ini benar-benar tidak mampu membuatku bertahan lebih lama lagi.
Kurasakan penisku semakin menegang.. semakin menegang..!

”Mbaaak.. saya.. saya mau mbaak..!” Mbak Eva mempercepat kocokan dan sedotannya..
Seraya mengangguk memberi tanda OK untuk memuncratkan maniku di dalam mulutnya.

Aku mengerutkan alisku.. wajahku menyeringai nikmat.. mataku terpejam..!
”Mbaaakk.. saya ngga kuat lagi mbaakk.. OAAAAAAHHHH..!”

Craatt.. craatt.. craatt.. pada 3 muncratan pertama ini mata mbak Eva terbelalak..
Ketika menerima muncratan maniku di dalam mulutnya.. Tampak ia gelagapan sejenak karena belum terbiasa..

Beberapa tetes mani mulai mengalir keluar dari ujung bibirnya..
Mbak Eva memejamkan matanya dan GLEK..!! Dia menelan semua mani yang ada di mulutnya.

Lantas dengan cepat mengeluarkan penisku dari mulutnya seraya masih terus mengocoknya..
Dan.. cratt.. cratt.. cratt..! 3 muncratan berikutnya mengenai mata.. pipi dan bibirnya..

Kulirik Atika ternganga.. melihat kakaknya yang berusia 40 tahun itu..
bisa dengan buasnya menjilati air mani seorang bekas muridnya.. yang baru seminggu tinggal di rumahnya.

Kulihat Atika meremas buah dadanya sendiri beberapakali..
sebelum ia menyelinap dan hilang dari pandanganku.

Aku mengangkat tubuh mbak Eva dan kupeluk ia erat-erat.
“I think we need to hurry.. we’re getting late..” bisikku.

“Yes you’re right.. honey.. saya pergi duluan ya.. see ya tonight..”
Janda montok itu mengedipkan matanya sambil membenahi bajunya.

Aku bergegas keluar sambil memikirkan Atika. Bagaimana aku menjelaskan semua ini padanya..?
Aku masuk kembali ke kamar mandi untuk take the second shower.

Sayup-sayup terdengar teriakan mbak Eva.. “Honey..!! Saya duluan ya.. byeee..!!”
Lalu terdengar derum mesin mobilnya keluar dari garasi.
----oOo----

Sambil menikmati siraman air hangat beberapa skenario penjelasan keluar di benakku.
Tapi tak ada satu pun yang kelihatannya masuk akal untuk Atika..

Tapi.. wait a minute.. kenapa aku harus menjelaskan padanya..?
Kenapa tidak melibatkannya saja sekalian dalam permainan ini..

Dan dia punya alasan untuk melakukan ini. Kesepian.. suami pengkhianat..!
YES..!! THAT’S THE ANSWER..!!

Cepat-cepat aku menyelesaikan mandiku..
kemudian dengan mengenakan handuk di pinggang aku berjingkat menuju kamar Atika.

Aku yakin ia ada di dalam. Kuintip dia dari jendela.
YES.. dia ada di dalam. Tapi apa yang sedang dilakukannya..?

Tampak Atika berbaring membelakangiku menghadap lemari kaca.
Kuperhatikan dengan seksama tubuh tinggi semampai mirip Dian Nitami itu.

Baru kusadari bahwa Atika memiliki tubuh yang sangat menggairahkan. Tinggi semampai.
Kulit putih dengan otot kencang tanpa kerutan.. wajah manis..

Pinggang yang ramping.. buah dada sedang dan ketat.. pinggul besar..
BOY.. I really.. really want her.. and I mean.. NOW.. tanpa sadar penisku kembali berdiri tegak.

Dalam hati aku mengutuk suami Atika.. Stupid husband..!!
Sudah punya istri begini cantik dan menggairahkan.. masih saja cari-cari di luar..
–untung aku belum menikah.. jadi bisa maki-maki seperti itu..– .

Sambil berbaring Atika menggesek-gesekkan kedua pahanya.
Ia juga memasukkan jari tangan kanannya ke dalam CD tipisnya yang berwarna pink.
CD nya terlihat karena rok mini hitamnya telah melorot sampai di bawah pinggul.

Dari kaca di hadapannya kulihat tangan kiri Atika sambil memejamkan matanya..
sedang meremas-remas buah dadanya yang sedang namun penuh terisi..
sambil sesekali memilin-milin puting merah jambunya yang terlihat tegang berdiri itu..

Beby.. rupanya ia sedang bermasturbasi untuk menyalurkan birahinya yang terbangkit..
Mungkin akibat melihat aku menyetubuhi kakaknya. Yup.. Pasti karena itu. Hmm perfect time.. pikirku.

Diam-diam aku masuk ke dalam kamarnya dan dengan berjingkat mendekati kasur busanya.
Kujatuhkan handukku.. sehingga dalam waktu sedetik aku sudah dalam keadaan telanjang bulat..
dan penisku sudah berdiri dengan gagah perkasa menanti tempat untuk berlabuh.

Lapat-lapat kudengar si istri kesepian itu merintih seirama dengan gerak tangannya di selangkangan.
Secepat kilat dan tanpa terdengar.. aku berbaring di belakangnya..

Kuselusupkan tangan kiriku melalui kepala kirinya.. untuk memiting lehernya dengan siku sebelah dalam.
Bersamaan dengan itu.. dengan tak kalah cepatnya aku menyusupkan tangan kananku ke dalam CD Atika.

Meminggirkan jemarinya dengan paksa..
lalu mulai mengocokkan jari tengah dan telunjukku di klitnya yang sudah sangat membengkak itu..

“WAAAAAAA..!?” Atika menjerit kaget melihat tubuhnya dipiting oleh seorang laki-laki bugil..
yang tangannya kini tengah mempermainkan klitorisnya.

Ia pun terlihat syok ketika penis besarku menggesek kulit punggungnya yang putih mulus itu.
“R..Rafi..!!! NGAPAIN KAMU..!!?” Bentaknya sambil merapatkan kedua pahanya..

Ia berusaha menarik tangan kananku..
Yang semakin cepat mempermainkan klit dan vaginanya yang sudah banjir tak keruan itu..

Tangan kiriku yang kupergunakan untuk memiting dengan cepat kuturunkan ke arah dadanya.
Kemudian dengan sigap meremas kedua buah dadanya yang nampak ranum dan telah terlepas dari BH pink-nya.

Putingnya yang berwarna merah jambu kecoklatan itu sudah menegang keras..
pertanda birahinya sudah sampai di puncak.

“OUH.. bangsat kamu Fi.. BANGSAAAT..!!” Makinya sambil meronta-ronta mencoba melepaskan dari pelukanku..
remasanku di kedua buah dadanya dan kocokanku di klitorisnya.

“Leppaskan aku.. LEPASKAN..!!”
“Aku akan melepaskan kamu kalau kamu jawab pertanyaanku..”

Aku berbisik sambil menempelkan pipi kiriku ke kupingnya.
“Berapa lama kamu mengintip kami tadi..?”

Atika seperti terkejut dan menghentikan rontaanya.. sehingga tanpa sadar pinggulnya mulai bergerak..
menahan rasa geli dan nikmat atas kocokan jariku di klitorisnya.

“Jawab Tika..” kataku sambil mulai menjilati telinga kanannya.
“Nghhh..hhhh..” Atika meringis kegelian. “Sejak.. sejak dia mengisap barangmu pertamakali..”

SHIT..! So she saw the whole thing..!!

Tiba tiba tubuh Atika kembali meronta dan ia menjerit. “You bastard..!! You.. you fucked my sister..!!”
Perempuan ini rupanya tidak gampang menyerah.. harus ada sedikit shock therapy.

“YES.. I Fucked HER..!! I Fucked YOUR SISTER..!! But I Fucked her because she needed it.
She wanted it .. so bad .. AS BAD AS YOU DO..!!!”
Bentakku sambil dengan kasar sambil menurunkan CD-nya dan dengan bantuan kaki kulempar CD itu ke lantai.

Atika tampak shock mendengar kata-kataku ini.
Badannya bergetar menahan emosi.. sedang matanya terlihat membenarkan perkataanku itu.
Ia menghentikan rontaannya.

Dengan cepat kuletakkan kembali jemari kananku di vagina adik mbak Eva itu dan.. ”AAAUWW..!!”
Atika menjerit sambil menggigit bibirnya ketika kutusukkan jari tengahku ke dalam vaginanya.

Ia meringis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya..
“No.. no.. Fi..!! You can’t do this.. I AM MARRIED..!!!”

"Yes you’re right.. Tik. You’re married.. dan sementara kamu kesepian di sini.. suamimu berpesta pora..
dengan isteri orang di tempat lain..! Wake up Tika..! Wake up..! Kamu begitu sering kesepian.. begitu sering dikhianati..
Di mataku kamu terlalu cantik dan terlalu baik untuk diperlakukan seperti ini oleh suamimu. You don’t deserve this..!”

Atika terdiam tak ada lagi perlawanan dalam dirinya.. Ia memejamkan matanya rapat-rapat..
Di ujungnya terlihat air mata menetes selama 5 detik.. yang kemudian dihapus oleh tangannya sendiri..

Sesaat kemudian seraya masih menggigit bibir.. pinggulnya mulai bergelinjang..
seirama dengan tusukan-tusukan tanganku di belahan liang vaginanya.

Terdengar bunyi kecipak.. pertanda vaginanya sudah dalam keadaan yang sangat banjir.
Aku yakin.. air matanya itu adalah air mata dendam pada suaminya yang menerlantarkan dan mengkhianatinya..
bukan karena perlakuanku padanya saat ini..

Tampak Atika menahan nafasnya ketika kumasukkan juga jari telunjukku ke dalam vaginanya.
“Ssssshh.. ssssshhh..” desisnya tanpa memberikan perlawanan lagi.. YESS dia mulai menikmatinya..!

Aku mulai menciumi lehernya.. menjilati kuping kanannya. Tubuh Atika mulai menggelinjang geli..
“Atika sayang..” bisikku lembut.

“Gimana kalau untuk sementara kamu melupakan bahwa kamu isteri orang..? Pikirkan saja tentang kesendiranmu..
Kesepianmu.. sakitmu karena dikhianati..” bisikku lagi sambil tetap kustimulan vaginanya kian intens.

“Kamu butuh belaian laki-laki Tika.. persis seperti kakakmu dan kamu berdua memiliki aku..
You can share right..? You have nothing to loose..”

Sambil berkata demikian kuarahkan penisku ke pintu vaginanya.
Plepp..! Dari arah belakang kutempelkan kepala penisku tepat di bibir dalam vaginanya..

Serrr..! Atika terkesiap.. kurasakan otot-otot badannya menegang..
Ia menoleh ke arahku dengan pandangan memohon.. “Fi.. please.. not now.. a.. aku masih ragu.. aku takut..”

“Takut apa.. non..?” Tanyaku mesra.. seraya.. Sslebb..
mulai kumasukkan kepala penisku ke dalam vaginanya dan kuputar-putar di dalamnya..

“HHH.. Fi.. g.ggellii.. j..jangan Fi.. please..” bisiknya memelas bercampur dengan rintihan kenikmatan.
“A..aku takut karena aku belum pernah nyeleweng.. ouhh..!”

Slepp.. sleppp.. slepp..! Clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. crebb..
Aku terus memutar kepala penisku di dalam vaginanya sambil kudorong milimeter demi milimeter.

“Fi.. ouh.. please.. jangan dulu.. j..janga..aaakhhh.. Aaaaahh..!!!” Blesskk..!!

Atika menjerit keras ketika dengan sekali sodok kuamblaskan batang penisku ke dalam vaginanya..
yang ternyata lebih kecil dari milik kakaknya.

Kulihat mata Atika terbelalak.. mulutnya ternganga..
Wajahnya mencerminkan rasa terkejut bercampur cemas.. nafasnya semakin memburu..
Buah dadanya bergerak naik-turun dengan cepat..

“Tika..” bisikku mesra. “Setelah ini kamu tidak akan pernah berpikir lagi bahwa kamu isteri orang..” bisikku lagi.
Kali ini diiringi tarikan batang penisku.. untuk kemudian.. jlebb..! Kembali kubenamkan di liang vaginanya.

Aku mulai memompa penisku perlahan-lahan.. kemudian makin cepat.. makin cepat..

“Aahhh.. Fi.. pelan-pelannn.. pelan-pelaannn.. punyamu besar betul.. aku takut sakiit..!
Ufff.. no wonder Eva loves to suck it sooo much..”

Selepas 5 menit Atika mulai menaikkan paha kanannya untuk memudahkan goyanganku..
Dan rintihannya sudah berubah menjadi erangan-erangan keras..

Ia pun sudah membiarkan tanganku dengan bebas meremas-remas buah dadanya..
dan memelintir putingnya yang ternyata lebih kencang dari kakaknya..

Ooohh Atika.. akhirnya menyerah juga kamu..

Gerakan-gerakan Atika mulai terlihat rileks dan natural..
namun suasana tegang akibat pemaksaanku di awal permainan ini ternyata belum cair.

Well kelihatannya aku harus membuat suasana yang enjoy untuk kedua belah pihak..
Tiba-tiba kuhentikan pompaanku dan kukeluarkan penisku dari vaginanya.

Atika menoleh ke belakang menatapku dengan pandangan bertanya-tanya.
“W..why ..?” Tanyanya tidak mengerti kenapa aku mencabut penisku dari kepitan vaginanya.

“You want me to stop..? I don’t know.. may be for some reason.. ya know..”
Pancingku sambil tersenyum menggodanya..

Atika menyeringai lebar.. belum pernah kulihat ia tersenyum semanis itu..
Kubalikkan badan Atika.. kupegang kedua pipinya.. kudekatkan wajahku ke wajahnya..

Lalu dengan lembut kukecup bibirnya yang mungil itu. “Tika..” bisikku dengan suara serak.
“Aku akan menggantikan suamimu selama dia tidak di sini.. dan tak akan kubiarkan kamu sendirian dan kesepian lagi..”

Atika menatapku dengan pancaran mata penuh kebahagiaan.
“Promise..?” Tanyanya sambil terus menatapku.

Hening sejenak sebelum aku menjawab dengan mantap.. “I promise..!”
Tiba-tiba Atika merangkul leherku dan mencium bibirku dengan buas membuatku sempat gelagapan sejenak..

Bibirnya yang mungil itu melumat bibirku dan lidahnya menjelajahi seluruh rongga mulutku.
Nafasnya yang mendengus-dengus bercampur dengan rintihan kenikmatan..
ketika buah dadanya bergencetan dengan dada bidangku.

Dengan tak kalah buasnya kudorong tubuh Atika.. sehingga terhempas di atas kasur..
lalu dengan sekali renggut kubuka baju dan BH nya yang memang sudah hampir lepas sedari tadi.

Atika pun dengan tak kalah cepatnya melepaskan roknya kemudian melemparkannya ke lantai..
sehingga kami berdua sudah dalam keadaan bugil.

Dengan segera kutindih tubuh sintal wanita berparas mirip Dian Nitami.
Kami dengan buasnya saling berciuman.. menggigit.. menjilat telinga.. leher dan puting.

Bunyi cercapan kecupan dan rintihan terdengar riuh di dalam kamar bernuansa biru muda itu.
Air liur kami berceceran di seluruh tubuh.

Tak kusangka gaya bercinta Atika seperti itu .. Beda sekali dengan kakaknya yang halus dan lembut..
Atika dalam menyalurkan birahinya cenderung berperilaku histeris.
Ini terbukti dengan jeritan-jeritannya dan gerakan-gerakan tubuhnya yang nyaris tak terkontrol.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi.. kutempelkan kepala penisku di liang vaginanya..
Jlebb.. bleskkk..!! Dengan sekali tojosan penisku tenggelam di dalam vagina berbulu lebat itu..

“OAAHHH.. besar sekali.. fuck ME HARD FI..!! Fuck ME HARD..!!!” Jeritnya histeris.

Tanpa basa basi aku segera memompakan penisku dengan keras dan cepat ke dalam vagina kecil itu.
Tubuh langsing Atika terguncang-guncang dan buah dadanya tampak terlempar ke kiri dan ke kanan.

Paha atasku berbenturan dengan pantat Atika menimbulkan suara yang berirama cepat..!
Plakk.. plakk.. plakk.. plakk.. plakk.. plokk.. plokk.. plakk.. plakk..!

Aku terus memompa sambil mengulum kedua buah dadanya.
Pompaanku ini terus berlangsung kurang-lebih selama 5 menit.

Tiba-tiba aku merasa seluruh syarafku menegang.. penisku mulai berdenyut-denyut.
“Tika.. I think I am gonna cum..” erangku sambil mempercepat sodokanku.

Atika memelukku dengan erat dan mencium bibirku sekuat-kuatnya ..
Pinggulnya berputar-putar semakin cepat juga.

“Mmmph.. me too.. hh.. me too.. hhh.. emphhh.. emmmph.. Emphhhhhhh Fiiiiii..!!!”
Jeritnya seraya memanggil namaku ketika kurasakan seluruh otot perempuan itu menegang.

“Nghhhhh.. aahhhhh..” Srrrr.. srrr.. srrrr.. srrrr..!!
Atika mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi.. sambil menyemburkan cairan hangat di dalam vaginanya.

Di saat yang hampir bersamaan.. crett.. crett.. crett.. crett.. “Errrghhh..!”
Aku menyemprokan cairan maniku ke dalam vagina kecil yang sudan sangat becek itu..

Selama kurang lebih 5 menit kami bertindihan dengan lemas menikmati sensasi-sensasi seksual di seluruh tubuh kami..
Ketika aku mengangkat wajahku tampak wajah Atika bersemu merah tanda ia mencapai kepuasan yang tiada taranya..

Bibirnya menyunggingkan senyum dan matanya masih terpejam. Aku mengecup bibirnya. “Puas Tik..?”
Atika membuka matanya seraya menghela nafas.
“Kamu benar-benar seperti oase di padang pasir buatku Fi.. thanks to open my eyes..”

Kami berdua berbaring dan berpelukan dengan mesra untuk beberapa saat.
“Tika.. I hate to say this.. but I have to go to the office..”
“No Fi.. please.. not until I taste your cum.. like what Eva had..” bisiknya sambil tersenyum.

Aku tertawa. My Beby.. this girl.. setengah jam yang lalu ia masih meronta-ronta menolakku.
Tapi sekarang malah minta nambah.. dasar..!! Hahaha..

“Lunch time Oke..?” Aku bergegas ke kamar mandi lagi.. Another shower..!!
Siang itu aku sengaja pulang ke rumah untuk lunch dan memuaskan birahi Atika yang ternyata sangat besar..

Hampir aku tak percaya bahwa perempuan yang berlibido nyaris seperti seorang penderita hiperseks itu..
bisa menjalani hidup tanpa sentuhan lelaki selama 4 bulan berturut-turut.

Siang ini.. aku memenuhi permintaan Atika untuk menyetubuhinya..
Sekali di atas meja.. lalu di bawah pancuran air kamar mandi.

Dan.. tentunya.. seperti permintaannya..
Kubiarkan dia menelan habis maniku ketika ia membuatku orgasme dengan kepiawaian oral seksnya..
----oOo----

Pembaca semua.. tentunya anda bertanya-tanya:
Bagaimana aku memanage hubunganku dengan mantan guruku mbak Eva dan adiknya Atika..?

Sehari sesudah permainan histerikku dengan Atika.. mbak Eva menemuiku.
“Atika told me what you did to her yesterday..”

Kata-kata singkat itu diucapkan dengan nada bergetar menahan emosi.
Aku betul-betul lemas mendengarnya.. Yah.. kejadian juga.
Bisa-bisa malah aku kehilangan mbak Eva karena perbuatanku ini..

Akhirnya aku mengusulkan untuk melibatkan Atika dalam pembicaraan ini..
Yang akhirnya membawa kami bertiga pada suatu diskusi paling terbuka yang pernah aku alami.

Mbak Eva.. Atika dan aku saling membagi perasaan kami dengan apa adanya.
Tanpa basa-basi.. tanpa maksud terselubung. Luar biasa..!!
Keterbukaan ini.. ajaibnya membuat perasaan kasih sayang di antara kami semakin kuat.

Akhirnya kami sepakat; bahwa dalam seminggu 2 hari waktuku untuk mbak Eva.
1 hari kosong.. 2 hari berikutnya untuk Atika dan 2 hari sisanya kosong.

Karena hubungan kami ini murni hubungan seksual..
maka sengaja kami masukkan hari-hari kosong untuk memberi kesempatan tubuhku beristirahat.

Tapi ya.. dalam praktiknya sih.. itu terserah aku..!
Kalau aku sedang mood untuk permainan kasar.. ya aku temui Atika..
Kalau sedang mood permainan lembut.. ya aku temui kakaknya..

GILA..! Ya. Ini memang pengalamanku yang paling gila..!! But its REAL..!!! (. ) ( .)
--------------------------------------------oOo-------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd