Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------------

Cerita 132 – Senggol Sana Senggol Sini

Episode 5 – Maya

"Mbak Berta ada di rumah, Mas..?" Nadia bertanya sambil melangkah mendekati tempatku duduk.
Kemudian setelah menarik salahsatu kursi teras di dekatku..
Dia langsung duduk dengan sikap santai yang tampak manis dan menyenangkan.

"Dia lagi pergi, mengantar temannya beli baju." sahutku.
Ini adalah sore keesokan harinya.. —setelah peristiwa mesumku bersama Maya di depan TV..—
Sekarang Maya sedang diantar oleh Berta untuk belanja baju, meninggalkanku sendirian di rumah.

"Jadi, Mbak Berta pergi, ya..?" Kudengar Nadia berkata lagi.
"Padahal aku membawakan tanaman hias yang telah kujanjikan kepadanya kemarin."

Mendengar perkataannya itu, mataku melayang ke arah pot bunga yang dibawanya.
Memang itu tanaman yang unik.. daunnya berbintik-bintik dan bergerombol lebat dengan kombinasi warna hijau dan putih yang indah.

Aku yang juga menyukai jenis-jenis tanaman hias, tak tahan untuk tidak mengomentarinya.
Baik sekali Nadia membawakan tanaman seindah itu untuk istriku.

"Dari mana tanaman hias yang indah itu..?" Tanyaku kemudian.
"Kubeli di pameran tanaman."

"Berapa kami harus mengganti harga tanaman itu..?" Aku bertanya seenaknya.
"Nggak usah.." Seperti yang kuduga.. Nadia memang tidak mau uangnya kuganti.

"Ini oleh-oleh dariku untuk Mbak Berta. Dia pernah berkata bahwa kalau kebetulan aku melihat tanaman hias yang unik.. tolong
belikan dulu. Tetapi untuk kali ini, uangnya tak usah diganti.."

"Wah, terimakasih. Nanti akan kukatakan kepada istriku..”
“Ya.. mudah-mudahan Mbak Berta suka..”

Nadia beranjak dari tempat duduknya, berniat untuk pulang. Padahal aku masih ingin mengobrol dengannya.
Tak bosan rasanya menatap wajah cantik yang memiliki daya tarik luar biasa ini.

Tetapi demi aturan sopan santun bertetangga.. aku tidak ingin memaksanya tinggal. Maka kubiarkan dia pergi.
Aku melanjutkan membaca buku, menunggu istriku dan Maya pulang.

Kira-kira setengah jam kemudian tatkala aku sudah tenggelam dalam bacaanku.. mereka pun muncul.
Istriku mengenakan blus longgar dan celana panjang hitam, sedangkan Maya memakai celana jeans dan kemeja berpotongan feminin.

Jahitan di bagian pinggang menyebabkan lekuk tubuhnya yang indah jadi sangat kentara.
Apa dia sengaja pamer kepadaku ya..? Batinku dalam hati.

Mereka sama-sama cantik, jadi terlihat sama-sama menarik di mataku.
Jadi bingung seandainya disuruh memilih mau mengentoti yang mana duluan..!

Kuikuti mereka masuk ke dalam. Istriku segera menyiapkan makan malam.
Maya duduk bersamaku.. membuka-buka belanjaannya di ruang tengah.

Dia bercerita macam-macam.. tapi aku lebih sibuk memperhatikan gerak bibirnya.
Sungguh, cantik sekali dia. Meskipun banyak orang mengatakan Berta berwajah jelita.. tetapi rasanya dia tidaklah secantik Maya.

Melihatku diam, Maya segera berkata. “Heh, kok malah bengong..?”
“I-iya, aku suka bengong kalau di depan wanita cantik.” jawabku jujur.

“Huh, gombal..!” Dia melemparkan belanjaannya kepadaku. Sebuah beha dan celana dalam.
“Ah.. sayang cuma bungkusnya. Seandainya isinya ikut dilempar ..”

"Ihh.. dasar mesum..!” Maya mengambil buku yang masih ada di tanganku.. lalu dengan bercanda dipukulkan ke jidatku.
“Aduh! Sakit, May..!” Aku meringis.

Dia tersenyum.. memandangku lekat. Maya memberiku tatapan yang kukenal secara pasti.
Tatapan yang sama dengan wanita-wanita yang berhasil kupecundangi dengan rayuanku..

Tatapan seorang wanita yang tertaklukkan. Tatapan seorang wanita yang.. haus akan sentuhan.
Dan itu sangat menyenangkan..!

“Eh, mandi yuk. Sudah sore. Kamu dulu apa aku dulu..?” Aku bertanya.
“Kamu duluan juga tidak apa-apa..” jawabnya.

“Atau kita mandi bareng aja..?” Candaku.
Dia hanya terkikik lalu mencubit pinggangku. “Jangan nakal ah.. ada istrimu tuh di dapur..!”

“Memangnya kenapa..? Mumpung dia nggak tau..”
“Kamu nekat sekali, Gun..!”

“Anggap saja menyambung yang kemarin..”
Dia terdiam. Senyum di wajahnya menghilang. Aku jadi menyesal telah menyudutkannya.

“Eh, anu.. emm.. maksudku.. aku minta maaf kalau telah bertindak sangat kurang ajar kepadamu, May..”
Kataku terus terang mengungkapkan apa yang masih mengganjal di pikiranku.

Maya kembali tersenyum, sebuah reaksi yang kurang bisa kuterka.
“Tidak apa-apa, Gun. Kamu nggak perlu minta maaf untuk itu..” jawabnya sambil tertunduk.

“Sakit sekali ya..? Aku lihat kamu menangis kemarin. Maaf kalau aku sampai melukai. Bukan maksudku ..”
“Sst.. sudah, jangan dipikirkan. Aku tak apa-apa. Toh aku juga bukan perawan.. malah aku sudah punya dua orang anak.
Aku paham betul kebutuhan laki-laki..” dia nyengir, lucu.
“I-iya. Hehe..” aku cuma bisa nyengir.

“Sebenarnya aku tak keberatan membantu kamu melampiaskan hasrat. Maksudku.. kalau kamu masih mau.. aku.. ehm.. anu..”
“Iya, May. Aku mengerti. Makasih ya..!” Kugenggam tangannya.

“Tapi, ehh.. memang ngilu sekali sih..! Habis, punya kamu ..”
Jawabnya terbata-bata sambil tetap menunduk malu. Bikin jadi tambah gemes.

“Terlalu besar ya..?”
Dia mengangguk. “Besar, dan panjang..!”

“Tapi masa’ begitu sakitnya sampai membuatmu menangis..?”
“Ooo, masalah nangis itu.. aku .. ah, hanya agak kaget dan kacau. Maaf kalau tangisan itu membuatmu merasa bersalah.
Maksudku.. kamu tak usah memikirkannya.. karena.. aku.. eem.. aku.. juga menikmatinya kok..”

“Bener kamu menikmatinya..?” Maya tidak menjawab.. hanya kulihat mukanya jadi tambah memerah.
Aku sih yakin dia menikmatinya. Dari lenguhan.. rintihan, juga orgasmenya yang berkali-kali itu.. sudah jelas kelihatan.

Dan sebelum kusodokkan kontolku ke lubang memeknya.. dia pun sudah sangat basah.
Tapi.. aku cuma ingin mendengar langsung dari mulutnya. Menjajaki sejauh mana wanita cantik ini mampu berbicara vulgar.

“Iya, aku menikmati. Malah .. aku sampai.. anu.. itu.. berkali-kali..”
“Orgasme, ya..?” Kuucapkan kata yang tak mampu ia utarakan.

Maya tersenyum geli, dan kembali melempar behanya kepadaku.
“Jujur kuakui.. lebih enak yang kemarin daripada yang pertama dulu..”

“Dan bagaimana sekarang, mau lagi..?”
Maya ingin menjawab.. tapi.. “Duh.. akrabnya yang lagi bercanda..!”

Istriku tiba-tiba muncul sambil membawa minuman.. membuat kami langsung bergeser menjaga jarak.
Aku tak ingin Berta mencurigai 'keintiman kami'.
Setelah memberi Berta ciuman sekilas.. lekas aku masuk ke kamar mandi.

Agak lama aku berada di sana. Kutunggu hingga Berta memanggil dan ganti dia yang masuk ke dalam.
Melihat tubuh sintalnya yang hanya berbalut handuk, aku agak On juga.

Kupeluk dan kuciumi dia sebelum Berta melepas pelukanku.
“Sudah.. aku mau mandi dulu. Ntar keburu malam..!” Serunya sambil mendorong tubuhku, lalu menutup pintu.

Begitu guyuran shower mulai terdengar.. lekas aku mengendap pergi menemui seseorang yang sudah menunggu di dalam kamar.
“May..?” Aku memanggil.

Tanpa menjawab, Maya segera membuka pintu kamarnya.
“Cepat masuk..!” Serunya berbisik.. takut terdengar oleh istriku.

Di dalam.. aku buru-buru melepaskan celana yang menempel di tubuhku hingga aku telanjang bulat.
Lalu kudekati dia perlahan-lahan. Maya hanya menunduk..
Bahkan dari jarak ini, dapat kurasakan detak jantungnya yang berdetak kencang.

Kusandarkan punggungnya ke tembok kamar, tepat di samping meja rias, lalu aku mundur selangkah.
Dalam jarak ini, aku tau dia dapat melihat setiap sudut dari lekuk tubuhku yang memang sangat kujaga dengan rajin nge-gym.

“Kamu nekat amat, Gun. Bagaimana jika Berta sampai tau..?” Dia bertanya.
“Aku nggak minta banyak kok, May. Cuma sebentar.. yang penting bisa masukin kontol ke dalam memek kamu..” kataku vulgar.

Maya diam. Sementara aku mulai beraksi.
Pelan-pelan aku mengocok kontolku sambil pandanganku menjelajahi tubuh sintalnya.

Kubuat pandanganku setajam mungkin hingga dia pasti merasa tertelanjangi dengan tatapanku itu.
Aku masih terus mengocok kontolku yang sekarang sudah hampir seratus persen tegang, dengan ritme pelan.

Tak lama.. Maya mulai bereaksi. Dia mulai mengangkat tangannya ke arah kontolku.
Aku menghentikan kocokan dan memberikan kesempatan bagi jari kecilnya yang mulai mendekati kontolku.

Dia memegangnya.. mengelusnya lembut, lalu mulai meremasnya. Dan aku melenguh. “Ahhh.. May!”
“Besar sekali, Gun..” gumamnya sambil terus mempermainkan kontolku.

“Kamu suka..?” Tanyaku menguji.
“Hehe.. geli..” dia menjawab. “Membayangkannya saja sudah bikin punyaku ngilu..!”

“Memangnya, apa yang kamu bayangkan..?” Desakku.
“Ehm, yah.. membayangkan melakukan hubungan suami istri seperti kemarin..” jawabnya.
Hubungan suami istri..? Walah.. kata-kata itu.. membuatku penasaran ingin membikin dia bicara kotor.

“Mungkin linu karena lorong vagina kamu pendek.. jadi langsung mentok ke dinding rahim.
Tapi dengan begitu malah semua relung kewanitaan kamu jaditerjamah semua. Benar kan..?” Pancingku.
“Eh.. iya. Kira-kira begitu. Mentok di punyaku..!”

“May…”
“Iya,”

“Aku boleh cium bibir kamu..?”
“Ehh..” Dia berpikir sejenak.

“Boleh..” Dia menyorongkan bibirnya ke bibirku,sambil matanya setengah terpejam.
Aku menahan kepalanya dengan kedua tangan.. menghentikan kecupannya sebelum sampai ke bibirku.

“Lho, kenapa..?” Tanyanya, dengan nafas sudah semakin berat.
Aku tau dia sudah luar biasa terangsang sekarang.. hanya sisa-sisa 'keanggunannya' yang masih bisa membuatnya sedikit dapat menahan diri.

“Bukan bibir yang itu..” kataku sambil mengambil posisi jongkok.
“Tapi bibir yang ini..!” Lanjutku sambil mengelus pelan memeknya dari luar daster yang ia kenakan.

“Eh..!? Tapi, itu kan …”
“Iya, ini kan juga bibir. Tapi bibir bawah. Bibir vagina. Boleh ya..? Aku ingin menciumnya..”

Dia terdiam sesaat.. lalu berkata pelan.. “Gimana ya, Gun.. aku belum pernah dicium di situ.
Tapi, kalau kamu memang pengin, ya sudah. Silakan saja..!”

Aku tersenyum senang. “Terima kasih, May.”
Dengan ragu-ragu, Maya memelorotkan celana dalamnya.

Seiring turunnya kain tipis itu, vagina polosnya terpampang di depan mataku. Jembutnya lebat tapi tertata rapi.
Di bagian tengahnya ada lubang mungil yang kemarin kubelah dengan kontolku.

Celahnya berwarna kemerahan, dan terlihat berkilat karenalendir yang mulai membasahi.
Memek yang sudah pernah mengeluarkan dua buah orok itu berwarna coklat tua, indah sekali.

Kupuaskan mataku memandangi sorga dunia itu. Tak berapa lama, ada cairan yang menetes.
Ohh.. ternyata Maya jenis perempuan yang berlibido tinggi.

Dengan terangsang saja.. cairan vaginanya sudah menetes-netes tidak karuan.
“Gun..!” Desahnya memelas. Aku tau apa yang mau dia katakan.

Maka, sebelum dia berubah pikiran.. bibirku sudah mendarat di atas lubang memeknya.
Dia pun melenguh dan secara reflek mencoba melengkungkan badannya ke belakang..

Ia berusaha menghindari sapuan bibirku di mulut memeknya. “Uuuuuggghhhh…”
Tapi aku tidak kalah cepat, kutahan pantatnya.

Tubuh Maya pun terjajar ke belakang.. sampai punggungnya membentur tembok kamar..
Tepat di posisi di mana aku menyandarkannya tadi. Gerakan mundur sudah tidak bisa dilakukannya lagi.

Aku membuka dan menyelempangkan paha kanannya ke pundakku.
Dengan begitu akses mulutku ke lubang memeknya menjadi lebihluas.

Memek itu terbentang pasrah beberapa centi dari hidungku. Tak kusangka memek Maya beraroma lain..
Seakan aku bisa mencium hormon kewanitaannya yang ikut mengalir bersama dengan cairan memeknya.

Tanpa menunggu waktu lagi.. aku mulai melumat memek yang menurut pengakuannya; baru sekali dicium oleh bibir pria.
Aku mengulum.. menjilat.. menyedot.. menyenggol-nyenggol klirotisnya dan menyodok-nyodok dengan lidahku.

Memek itu benar-benar kunikmati.
Dari ujung pusar di perut Mayasampai lubang anusnya tidak luput dari garapanku.

“Ughhh.. Gun! Ituku kamu apakan..?”
Dia mendesah, tersengal, lalu menjerit dan meliuk-liukkan tubuhnya, menikmati setiap sensasi permainan lidahku.

Berkali-kali cairan vaginanya membanjir, berkali-kali pula aku tau kalau dia orgasme.
Tapi aku tak memberinya ruang untuk bernapas.

Permainan lidahku terus menghajarnya sampai di satu titik, dia menjerit.
Tubuh montoknya meliuk ke belakang, lalu ambruk ke samping.

Maya mengalami orgasme yang begitu dahsyat, untuk yang ke sekian kalinya.
Dia rubuh.. kakinya sudah terlalu lemas untuk menopang badannya yang sintal.

Lekas aku merengkuhnya.. meletakkannya di dalam pelukan. Kami duduk menjeplok berdua di lantai.
Badan lemasnya berlawanan seratus delapan puluh derajat dengan kontol tegakku.

Masih di pelukan, walau tersengal-sengal.. Maya nampak sudah mulai tenang.
Aku dengan sabar menunggu sambil membelai-belai rambutnya yang panjang.

“Kamu tidak apa-apa..?” Tanyaku.
“Hh, hh.. kamu gila, Gun..! Hhh.. badanku jadi lemas. Tulangku seperti dilolosi semua..” jawabnya dengan tersengal-sengal.

“Kamu menikmati yang tadi..?” Godaku sambil tersenyum.
“Hhh.. eh.. aku nggak bisa.. mengungkapkan dengan.. kata-kata..! Baru sekali ini punyaku dijilat..! Aku.. hh, hh, hh..”

“Tapi, May. Aku masih belum. Lihat.. kontolku masih berdiri tegak..!”
Maya, masih dengan gerakan lemas.. berusaha mengusap kontolku.

“Waduh.. aku bisa pingsan kalau kamu sodok sekarang..! Tadi aja.. entah berapakali aku ..”
“Hehehe.. ya sudah.. kalau begitu kamu istirahat saja dulu..!”

“Gun.. tadi itu ..” dia bingung mau berkata. “Maksudku.. cairanku.. kamu telan yah..?”
Aku cuma tersenyum nakal.. sambil tanganku membelai bulatan payudaranya yang montok.
Kuraba bergantian kiri dan kanan.

“Makasih banget ya, Gun..” lanjutnya.
“Hah..?”

Sumpah.. pernyataan ini aku tidak mengerti apa maksudnya.
Aku hanya tersenyum.. mencium sekilas bibirnya.. lalu mengangkatnya berdiri.

Kurapikan kembali kain dasternya yang awut-awutan. Kurasakan tubuhnya masih gemetaran.
Aku tersenyum.. merasa lucu.. mengingat dia ini bukan perawan yang baru saja mengenal seks.

Maya sudah beranak dua.. tapi reaksinya tadi sungguh luar biasa.
Aku jadi bertanya-tanya; apa sih yang dilakukan Krisna selama empat tahun pernikahan mereka..?

Masa' jilat memek saja tidak pernah..? Atau malah.. jangan-jangan dia juga tak pernah menyuruh Maya buat ngemut kontol.
Nantilah akan kutanyakan.. —dan kupraktekkan tentu saja.

Betapa beruntungnya aku, mendapat wanita ‘perawan’ seperti Maya.
Bicara tentang perawan.. aku jadi teringat waktu memerawani Kania.. anak tetangga yang tinggal di sebelah..
Rumah yang kini ditempati oleh Nadia. Persis sama, Kania juga gemetaran setelah kugarap.

Dan setelah beristirahat sebentar, dia malah yang mancing-mancing meminta tambah.
Waktu itu.. keperawanan anak kelas dua SMA itu dijual tujuh juta oleh ibunya.. walau akhirnya aku kasih delapan..
—dengan bonus ibunya juga bisa kusodok sekalian. Haha..
Kapanpun dan di manapun, sampai mereka pindah.. dua bulan yang lalu.

Kembali ke Maya. Meski penisku masih ngaceng keras.. sekarang kami 'harus berpisah' dulu karena hari sudah beranjak senja.
Sebentar lagi Berta akan selesai mandi. Terlalu riskan dan bahaya kalau aku memaksakan terus.
Maya sepertinya juga mengerti.. karena dia tidak menolak ketika kutinggalkan sendirian di dalam kamar.

Bagaimana mau menolak kalau kukabari besok aku berencana mengambil cuti untuk menemaninya seharian di rumah.
Lemes.. lemes deh..! Tapi rencana tinggallah rencana.. karena esoknya istriku ternyata libur juga.

Seharian dia di rumah.. tidak syuting sama sekali. Sial.. kontolku ngaceng.. tapi tak bisa kusalurkan.
Aku sange berat.. begitu pula dengan Maya. Kulihat dia gemetar dan berkeringat dingin tiap berdekatan denganku.
Mukanya memerah, tanda menahan sesuatu.

“Gimana ini, May..?” Aku bertanya saat kami hanya berdua di teras.
“Aku tak tau, Gun.” lemas dia menjawab.

“Kita cari tempat lain saja. Menyewa hotel misalnya..” ajakku dengan berbisik.
“Mana bisa.. istrimu nanti curiga..!”

Ah.. benar juga. Lalu, apa yang harus kulakukan..?
Berta bergabung dengan kami tak lama kemudian, hingga tak dapat kulanjutkan lagi pembicaraan itu.

Menjelang siang, istriku mengajak pergi ke rumah Nadia.
Dia mau berterimakasih karena sudah diberi tanaman kemarin, dan berniat untuk menukarnya dengan kolak pisang yang ia bikin pagi ini.

“Kok repot-repot sih, Mbak..!” Nadia menyambut kami dengan ramah.
“Ah, kolak ini tidak ada apa-apanya dibanding tanaman langka darimu..” Berta berkata.

Dan selanjutnya, mereka pun terlibat obrolan soal tanaman. Seru sekali, hingga kehadiranku terabaikan.
Di saat itulah, mumpung istriku lagi asyik ngerumpi.. sebuah rencana tersusun dalam kepalaku.

Lekas aku pun pamit kepada Berta. “Sayang, aku pulang duluan ya. Ngantuk nih, mau tidur sebentar..”
“Ah.. Mas Gun..” Nadia berkata, “Masa' siang-siang sudah mau tidur..!?”

Aku hanya tersenyum. Sedangkan Berta memberi anggukan samar.. mengijinkan.
Aku langsung melangkah ke rumah dengan cepat.. bahkan kalau bisa berlari agar cepat sampai..
—padahal rumahku tepat di sebelah. Aku sudah tak sabar ingin menjumpai Maya.

“Eh, Gun..!?” Maya melompat saat kuserbu pintu kamarnya.
“Ayo, May..!” Kulepas celana, juga baju atasku.

“Berta kemana..?” Tanyanya begitu tubuh sintalnya kupeluk.
“Dia masih di sebelah..!” Dengan kata-kata itu, kudesak dia ke ranjang.

Maya yang mengerti kalau kami tidak memiliki banyak waktu.. lekas mengangkang..
Kemudian menyibak kain dasternya.. dan mengarahkan kontol tegangku ke lubang memeknya yang ternyata sudah basah.

“Lho.. mana celana dalam kamu..?” Aku bertanya, kaget.
“Sudah dari pagi aku nggak pakai..” Senyumnya. “Masa' kamu nggak tau..?”

“Ugh.. kamu memang nakal, May..!” Kataku suka.
“Eeghhh.. ayo, Gun..! Kalau tidak dituntaskan, bisa-bisa aku gemetaran terus sampai sore..” bisiknya.

Aku memandang matanya sambil tersenyum. Pantat Maya mulai turun sedikit demi sedikit..
pada saat mencoba melesakkan kontolku ke relung vaginanya.

Dan seperti kemarin.. mentok di titik setengah dari panjang kontolku.
Maya menatap mataku. Aku tersenyum penuh arti. “Ehh.. t-tunggu, Gun..! Jang..AHHHKKKG..!!!”

Dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya.. karena aku sudah mendahului dengan satu sodokan kuat.
Tubuh mungilnya terlempar ke atas.. lalu 'terjatuh' lagi dengan kontolku masih bersarang di memeknya.

Kubiarkan dia mengambil napas. “Ooogghh.. besar sekali, Gun..!”
“Apanya yang besar, May..?” Tanyaku berbisik.
“Punyamu…”

“Apaku..?”
“Punyamu.. Gun..!”

“Namanya apa..?”
“Ooo.. pe-penis..!”

“Aku lebih suka bahasa Jawanya, May.. namanya apa..?”
“Eeh.. ko-kontolmu, Gun..! B-besar sekali..! Aku.. heh.. aku suka.. enak..!”

Aku mengubah posisi.. menelentangkannya. Kedua kakinya kini mencuat ke atas..
Dengan lembut kutaruh di kedua pundakku. Lalu sambil menatap kedua matanya, aku bertanya lagi.

“Namanya apa tadi, May, yang bahasa Jawa..?”
“Eehh.. ko-kont..OUGHHHHHHH..!!”

Sekali lagi.. sebelum dia menyelesaikan kata itu, aku sudah menderanya. Kali ini posisiku dominan sekali; Man On Top.
Kedua kakinya yang aku selempangkan ke pundak.. membuka akses seluas dan sedalam-dalamnya terhadap lubang memeknya.

Sodokanku pun langsung kumulai dengan RPm tinggi. Kali ini bukan hanya merintih, Maya benar-benar menjerit.
Puas menghentak dinding rahimnya, aku memutar pantat.

Diameter kontolku yang memang sudah menyesaki lorong memeknya.. serasa memilin.. menggesek setiap inci dari relung vagina sempit itu.
Jeritan Maya pun berubah menjadi lolongan panjang. Mudah-mudahan istriku tidak sampai mendengarnya.

Penuh semangat.. aku terus mengayunkan pantat untuk mendorong dan menarik batang kontolku..
Tanpa sadar aku menggenjot memek Maya lebih kuat dan lebih cepat.

Maya yang tidak sadar akan kejadian itu.. malah terlihat tambah menikmati.
Sambil mengerang, dia meremas-remas susunya kuat-kuat.

Perasaanku tambah tidak karuan. Di antara selangkanganku.. Maya kelojotan mencapai orgasmenya entah yang keberapa..
Sedangkan kontolku bagai piston panas.. masih terus menggenjot dengan ganas relung memek dia.

Hampir sepuluh menit aku menggoncang dunia sempit sahabat istriku dalam posisi seperti itu..
ketika gelenyar kenikmatanku mulai terasa mendekat. Aku sudah hampir sampai..

Maka lekas kupercepat sodokan penisku. Maya pun sudah tidak nampak sebagai wanita anggun lagi;
Dia mengerang.. melolong.. dan menjeritkan banyak kalimat-kalimat kotor.

“Argghh.. sialan..! Enaak.. ooughh.. dalam sekali k-kontolmu.. aarrgghhh..! Ahh.. hhh.. hhh.. memekkuu.. aghhh..!
Entot terus memekku, Gun..! Aduh.. aduduh..! A-aku keluar..! Memekku moncrot teruuss..! Aaahh..”

Sprei sudah basah tak karuan.. cairan memek Maya seakan tidak berhenti mengalir dari orgasme ke orgasme yang ia dapatkan.
Gencotanku kupercepat.. Maya melengking.. Dan sesaat sebelum aku menyemprotkan sperma ke liang memeknya ..

“Arrgghhhh..!” Dia tersentak ke belakang dengan keras.. lalu tiba-tiba terdiam.
Apa boleh buat.. aku terlanjur sampai di ujung.

Dengan membenamkan kontolku sedalam-dalamnya.. aku memuntahkan sperma ke rahim perempuan cantik itu.
“Arrggggghhh..!!” Aku mengerang keras.. disertai semburan pejuku.. crott.. crott.. crot.. crot..

Maya buru-buru mencabut kontolku dari jepitan memeknya dan memasukkan benda itu ke dalam mulut.
“Mmm.. kontol kamu nikmat sekali hari ini, Gun..!”

Aku dengan sisa-sisa tenaga mengangkat tangan dan memeluk punggungnya.
Sesaat Maya menarik kepalaku untuk diajak berciuman. Aku menuruti.

“Kamu luar biasa, May. Aku sampai lemas sekali..” kataku tersengal-sengal.
“Vaginaku rasanya juga mau jebol..” jawabnya. Ternyata sopannya sudah balik.

“Sakit..?”
“Enaaakk..!!”
Kami berciuman lagi.

Setelah puas, Maya beringsut bangun dan menuju kamar mandi.
Lekas aku menyusul untuk mengentotinya sekali lagi.. mumpung istriku belum pulang. Hehe.. (, ) ( .)
-------------------------------------------------------------

End of Cerita 132 – Senggol Sana Senggol Sini.. :beer:


Moga Terhibur n KEEP SEMPROT..!!
 
Makasih updatenya mantap dan liar , semangat selalu
 
----------------------------------------------------------------------

Cerita 133 – ‘Nakalnya’ Tetangga Part 1

Teh Tika

Perkenalkan
namaku Hendi.. umurku baru menginjak 18 tahun.
Aku baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas beberapa hari yang lalu..

Jujur saja.. banyak orang yang mengatakan kalau aku itu memiliki kharisma yang baik.
Selain tampan.. kata orang aku itu ramah kepada orang.. jadi banyak lingkungan yang dapat menerimaku.

Nah.. aku akan menceritakan pengalamanku sendiri yang kini sedang terjadi.
Kisah ini benarnyata tanpa rekayasa.. Begini kisahnya..

Sudah 3 bulan lebih aku memiliki tetangga baru.. tetangga ini baru saja pindah dari Bekasi..
Mereka dapat dikatakan keluarga kecil.. karena keluarga mereka hanya beranggotakan 3 orang saja.

Yosep adalah kepala keluarganya.. Tika adalah isteri dari Pak Yosep dan Teny adalah anak perempuan dari Pak Yosep dan teh Tika.
Pak Yosep baru berumur 30 tahun.. sedangkan isterinya Teh Tika baru berumur 27 sekira tahun. Teh Tika kini sedang hamil 4 bulan.
Semenatra anaknya Teny baru berumur 5 tahun..

Pak Yosep seorang pimpinan dealer motor di kota ini atau bisa dikatakan kepala cabang dealer.
Sementara itu istrinya seorang ibu rumah tangga saja.. anaknya Teny baru memasuki TK.

Sudah beberapa tahun aku mengharapkan memiliki tetangga baru yang masih berumuran muda..
Karena rumah yang di sebelah rumahku sudah beberapa tahun kosong.. dikontrakkan dan belum ada yang mengisi rumah itu..
sampai akhirnya sekarang aku dapat memiliki tetangga yang sesuai dengan harapanku.

Tetangga baruku ini benar-benar ramah. Bukan hanya ramah.. mereka dapat dengan cepat bergaul dengan lingkungan.
Pak Yosep yang ramah membuatku semakin akrab saja.. hingga aku sering main ke rumahnya untuk bermain PES dan bermain catur bersamanya..

Teh Tika selalu merasa senang jika aku mampir ke rumahnya..
karena jika aku datang ke rumahnya.. rumah itu semakin ramai saja dengan candaan dan tawaan.

Nah setelah beberapa bulan akrab.. ditambah lagi usiaku dan Teh Tika memang tidak terlalu jauh..
maka Teh Tika akhirnya memintaku untuk memanggilnya ‘Teteh’.
-----oOo-----

Setelah beberapa minggu aku selalu main ke rumah Pak Yosep.. aku semakin dekat dengan teh Tika..
Kadang aku suka membantu pekerjaan rumahnya.. aku selalu membantu jika teh Tika sudah mulai kelelahan..
Maklum saja.. teh Tika sedang hamil muda jadi jangan terlalu kecapean.

Tapi aku baru sadar ternyata kalau teh Tika ini ‘Nakal’.
Jika teh Tika kaget dengan suatu hal.. mulut teh Tika selalu mengucapkan kata-kata kotor.

Aku tidak percaya kalau teh Tika ini nakal..
Akhirnya setiap aku mampir atau main ke rumahnya.. aku selalu iseng kepada teh Tika.
-----oOo-----

Suatu hari.. aku sedang menyapu halaman depan rumah. Pagi itu aku di rumah sendirian karena kedua orangtuaku pergi ke kantor.
Ketika aku sedang menyapu halaman.. aku melihat Pak Yosep akan berangkat ke kantor bersama anaknya yang selalu minda diantar ke TK-nya..

“Wahhh.. rajin banget Hen.. pagi-pagi sudah nyapu halaman..” ujar Pak Yosep kepadaku.
“Iya nih pak.. soalnya yang di rumah udah pada berangkat.. jadi beres-beres rumahnya leluasa..” balasku kepada Pak Yosep..

“Bapak tinggal dulu ya Hen..” ujar Pak Yosep. Pak Yosep memanggil teh Tika sebelum berangkat ke kantor.
“Mahhh.. papa berangkat ya..” ujar pak Yosep saat memasuki mobilnya.

Teh Tika menghampiri Pak Yosep dan anaknya itu untuk salam kepada suami tercintanya..
“Hati-hati ya pahh.. Dek, ini makanan buat nanti istirahat.. mama bikinin nasi goreng kornet..” ujar teh Tika saat ada di hadapan anaknya itu..
Tak lama kemudian pak Yosep menjalankan mobilnya dan meninggalkan istrinya itu.

“Duhhh.. Aa’ jam segini udah nyapu halaman.. rajin bener A’..” ujar teh Tika sambil berjalan menuju pagar rumahku..
“Hehe iya nih bu .. lagian di rumah udah ga ada siapa-siapa.. jadi Hendi beres-beres aja..”
balasku pada teh Tika yang kini ada di depan pagar rumahku..

“Ibu lagi berjemur ya..?” Lanjutku pada teh Tika..
“Iya nih A' Hendi.. biar kulitnya bagus..” balas teh Tika sambil menatapku..

“Kalau ada pekerjaan rumah yang dapat Hendi bantu.. ibu bisa langsung minta tolong aja sama Hendi.. Hendi akan bantu ibu..”
ujarku pada teh Tika menawarkan jasa.

“Oh iya Hen.. ibu mau minta tolong.. gas ibu habis.. Tadi ibu lupa ga minta tolong dulu ke suami ibu untuk menggantikannya..
gasnya udah ada kok A' Hen..” ujar teh Tika.

“Ohh begitu ya bu.. baik bu tapi sebentar bu.. Hendi mau menyimpan Koran ini ke dalam..”
balasku kepada teh Tika sambil membawa Koran yang ada di depan halamanku ini..
“Ya.. silakan..” ujar teh Tika singkat.

Aku meninggalkan teh Tika dan menyimpan Koran itu dalam rumah.. saat aku akan kembali keluar aku memiliki perasaan yang aneh..
Jantungku berdetak kencang.. pikiranku kotor mulai muncul untuk menjahili atau mengagetkan teh Tika..

Akupun langsung keluar rumah dan berjalan menuju rumah teh Tika.. “Hendi.. sini ke dapur..!!” Teriak teh Tika dari dalam rumah.
Aku langsung masuk ke dalam rumahnya dan berjalan perlahan..
Setelah berada di depan pintu dapur.. aku menjatuhkan panci kecil dengan sengaja. – trangggg.. trangggg.. SFX..–

“Kontollll.. ehhh kontoll..!! Ehhh.. kamu kenapa Hen..?” Ujar teh Tika terkaget sambil melihatku yang masih berdiri di pintu dapur..
Hehe.. Akhirnya aku berhasil memancing teh Tika untuk berbicara jorok.. ujarku dalam hati.

“Ehhh.. maaf bu.. tadi ga sengaja tersentuh sama Hendi.. jadi jatuh nih pancinya..” ujarku sambil mengambil panci yang ada di bawahku.
“Kamu ini ada ada aja.. hati-hati donh.. udah sini.. tuh tolong kamu gantikan GAS LGPnya..”
ujar teh Tika sambil menunjukan GAS LPG yang ada di sudut dapur..

Aku tersenyum dan berjalan mengambil GAS LPG .. pikiran kotorku muncul saat melewati teh Tika yang sedang berdiri di depanku..
Aroma badannya harum.. membuatku terangsang dengan aroma tubuhnya..

Aku melihat ada piring di depanku.. tepatnya di depan kakiku..
Dengan sengaja aku menendang piring yang ada di bawahku.. –trinnnnggggg.. sfx..–

“Kontol.. ehhh.. kontol..!!” Ujar teh Tika kaget.
“Iihhh.. mulut ibu jorok.. iihh..” ujarku saat setelah menendang piring.

“Kamu yang bikin ibu kaget.. ibu kan telatah..” ujar teh Tika manja.
“Hehe maaf bu..” balasku. Aku langsung menggantikan GAS LPGnya yang sudah ada di hadapanku..

Dengan hati-hati aku mencabut alat LPG dan menancapkannya ke LPG yang baru..
“Makasih ya hen..” ujar teh Tika dengan menatap tajam ke arahku..
“Sama-sama bu..” balasku..

“Kamu udah sarapan belum..?” Tanya teh Tika menatap mataku..
“Sudah bu tadi pagi..” balasku sambil tersenyum kepada teh Tika..

Kini di hadapanku ada wanita cantik yang sedang berbadan dua.. aku melirik susu teh Tika di balik dasternya yang panjang itu..
“Hayoo.. kamu liat apa..?” Celetuk teh Tika membuatku malu..
“Ehhh.. engga kok bu..” aku gugup dan sangat malu dengan apa yang aku lakukan..

“Hihi.. jangan malu gitu dong..” ujar teh Tika menghampiriku..
“Aa’ nakal ya.. lirik-lirik susu ibu..” celetuk teh Tika yang kini ada di depanku..

“Ennnggg.. ma.. maaf bu.. maaf..” aku tertunduk malu
Aroma tubuh teh Tika tercium sangat harum.. membuatku terangsang.. dan membuat kontolku ngaceng..

“Udah ga papa A’.. lagi masa masanya Aa’ suka yang kaya gini..” ujar teh Tika sambil memegang kedua susunya..
“Eengghh.. maksud ibu apa..?” Aku masih menunduk di hadapan teh Tika..

“Jangan pangil ibu dong.. panggil aja teteh .. aku masih muda lho.. belum tua..” Ujar teh Tika sambil menengadahkan kepalaku..
Kini aku bertatapan langsung dengan teh Tika.. Wajahnya yang cantik dan mulus itu membuatku jatuh cinta..

“Engga sopan dong bu kalau aku panggil teteh kepada ibu..” ujarku sambil menatap kedua matanya..
“Ga papa kok Aa’. Udah.. mulai sekarang kalau lagi berdua panggil teteh aja..” ujar teh Tika sambil tersenyum kepadaku..

Apa..? Kalau lagi berduaan panggil teteh..!? Apa ini mimpi..? Ujarku dalam hati kecil.. aku tak percaya jika ini benar-benar terjadi..

“Heh.. malah bengong..” ujar teh Tika melepaskan tangannya dari daguku.. dan menjauhi tubuhku.
“Hehe.. baik teteh.. sekarang Hendi panggil teteh aja..” ujarku sambil menatap bola matanya..

“Kamu nakal ya A’.. lirik lirik susu teteh.. kamu suka..?” Tanya teh Tika memojokkanku..
“Eehhh.. kenapa gitu bu.. ehh teteh..?” Kembali aku bertanya sambil melirik susunya..

“Daritadi kamu lirik susu teteh aja.. sini kalau mau..!” Tantang teteh.. menggodaku dengan senyuman nakalnya..
“Beee..bener nih teh..?” Ujarku tergagap menanggapi hal itu..
“Beneran.. masa’ teteh bohong.. Sini..” ujar teh Tika sambil tersenyum..

Aku lantas menghampirinya.. jantungku berdetak kencang.. aku tak percaya.. ini seolah mimpi bagiku.
“Tehh.. boleh Hendi peluk teteh..?” Pintaku sedikit khawatir.. karena takut teh Tika ga mau aku peluk..
“Hihihi.. boleh.. sini peluk teteh..” ujar teh Tika tanpa keraguaan lagi..

Aku langsung memeluknya.. aku memeluk teh Tika dengan erat.. jantugku semakin berdetak kencang.
“Meluknya jangan erat-erat dong Aa’.. teteh kan lagi hamil..” ujar teh Tika saat aku melingkarkan tanganku di punggungnya..

O iya..! Aku lupa kalau teh Tika sedang hamil.. aku sedikit mengendurkan pelukanku..
“Tehhh.. kenapa teteh mau Hendi peluk..? Kenapa teteh mau Hendi nakalin kaya gini..?” Tanyaku sambil memeluk teh Tika..

“Hihi.. dari dulu sebenarnya teteh udah nakal.. waktu pindah ke sini.. teteh lirik kamu.. ternyata kamu punya kharisma seorang cowok..
membuat teteh tertarik. Teteh kagum sama kamu.. kamu rajin.. baik.. ramah..” teh Tika menjelaskan alasannya mau aku ‘nakali’.

“Pantesan aja kata kata teteh jorok kalau dikagetkan..” ujarku kepada teh Tika.. sambil terus memeluk tubuhnya..
“Kamu tuhh.. bikin teteh kaget mulu.. jadinya teteh suka keceplosan..” balas teh Tika sambil melepaskan pelukannya..

“Kamu suka susu teteh..?” Tanya teh Tika dengan wajah menggoda sambil memegang kedua susunya..
“Hehe.. Hendi suka tehhh.. montok banget susu teteh..” uajrku memberanikan diri.

“Ya iyalah montok.. kan udah ada ASI-nya.. Aa..” balas teh Tika sambil mencubit hidungku..
“Pantesan aja tehh.. tehh boleh Hendi pegang..?” Ujarku tanpa ada rasa maul lagi..

“Boleh sayang.. nihhh pegang..” teh Tika seolah tak tau siapa dirinya.. teh Tika menyerahkan cuma-cuma susunya kepadaku..
Aku langsung mengelus susunya.

Aku dan teh Tika masih dalam keadaan berdiri di dapur.. dan ternyata teh Tika tidak memakai BH..!! Busyett..!
“Kenapa ga pake BH tehh..?” Tanyaku saat megelus kedua susunya..
“Teteh udah tau kok kalau kamu bakal kaya gini..” ujar teh Tika sambil membelai rambutku..

Kini kedua tanganku mulai meremas kedua susu teh Tika.. dengan lembut aku meremas susu montoknya itu..
“Wahhh.. teteh hebat.. teteh peramal ya..?” Tanyaku di sela-sela meremas susunya
“Nnghhh.. pelan sayangg..” erang teh Tika saat tanganku nakal di susunya..

Rupanya teh Tika menikmati remasanku. Kedua matanya dipejamkan seolah sedang menikmati birahinya..
Aku terus meremas susu teh Tika dari balik dasternya..

“Tehhh.. boleh Hendi cium bibir teteh..?” Ujarku sambil terus meremas kedua susunya itu..
Teh Tika hanya mengangguk saja.. tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya itu.

Clrup.. Aku langsung melumat bibirnya yang mungil itu dan tanganku terus meremas susunya..
“Heemmm.. slruppp.. slruppp.. pelannn sayanggg ngeremes susunya..” ujar teh Tika di sela-sela ciuman kami.

Aku hanya diam dan meremas susunya dengan perlahan.. setelah beberpa menit kami ciuman.. dering hp teh Tika terdengar..
“Udahhh dulu Aa’.. kayanya ada yang nelepon teteh..” ujar teh Tika sambil melepaskan lumatannya dan mendorong diriku sedikit..

Aku yang masih menikmati lumatannya sedikit kecewa.. karena sedang asik-asiknya malah ada yang mengganggu..
Teh Tika langsung pergi meninggalkanku sendirian di dapur. Aku pun lantas berjalan kembali menuju ruang tengah dan duduk di sofa

Setelah beberapa menit aku menunggu teh Tika.. akhirnya teh Tika keluar dari dalam kamarnya..
“Henn.. suamiku sekarang mau ke sini.. katanya ada kondangan temennya dan mengajak teteh ke kondangannya..”
ujar teh Tika sambil menghampiriku yang sedang duduk.

“Ya udah.. kalau gitu Hendi pulang dulu ya tehh..” ujarku dengan waja sedikit kecewa.. padahal aku berharap bisa lebih dari itu..
“Nanti dilanjut ya sayanngg.. nih pin BB teteh..” ujar teh Tika menyodorkan hapenya. Aku langsung menginvite-nya..

“Tehhh.. aku suka sama teteh..” ujarku lantang tanpa canggung di hadapan teh Tika..
“Teteh juga suka sama kamu Aa’ Hendi..” ujar teh Tika dengan senyuman nakalnya..
“Makasih tehh.. Hendi pulanggg..” ujarku sambil berjalan meninggalkan teh Tika.
-----oOo-----

Pagi itu aku benar-benar terangsang dan ingin sekali mengeluarkan air maniku saat bersama teh Tika.
Namun dewi Fortuna belum memihak kepadaku.

Pagi itu hingga siang.. aku mengerjakan pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.
Pukul 11.40 akhirnya semua pekerjaan rumahku selesai.. aku berharap siang itu teh Tika nge-BBM kepadaku.
Aku sangat rindu kepada teh Tika.. aku merasa nyaman jika ada teh Tika di sampingku.

Namun akhirnya BBM yang kutunggu-tunggu pun muncul..
–TING.. *SFX..– sesuai dengan harapan.. Teh Tika nge-ping kepadaku..
–Iya teh.. ada apa..?– balasku dengan singkat.

–Hendi.. tolong dong jemuran di rumah teteh diangkat.. Di sini hujannya gede.. takutnya bentar lagi di sana juga hujan.
Nah.. nanti semua pakaian yang sudah teteh cuci basah lagi dong.
Oh iya.. kunci cadangannya ada di belakang halaman rumah. Di dekat tempat pemanggangan..–
Balas teh Tika dengan diakhiri smile cium kepadaku..
–Baik teh..– ujarku singkat.

Bergegas aku langsung menuju rumah teh Tika dan mencari kunci cadangan itu.
Setelah ditemukan.. aku langsung menuju lantai dua rumahnya.

Ketika aku sudah sampai di lantai dua.. aku langsung mengangkat semua jemuran teh Tika.
Nahh.. saat aku mengangkat jemuran itu.. ada lingerie merah terpampang di depan mataku

Uuhh.. ternyata teh Tika suka pakai lingeri.. ujarku dalam hati..
Aku membayangkan jika teh Tika bertelanjang di depanku dan hanya mengenakan lingeri merahnya itu.

Otak ngeres pun muncul.. aku mengambil lingerienya dan menggosokkan ke kontolku..
Aku terus membayangkan teh Tika yang sedang mengulum kontolku.

"Uuhhh.. tehhh.. aku suka teteh.. aku cinta teteh.. teteh seksi.. apalagi teteh lagi hamil..
Uuhh.. tehhh.. kulum kontolku teh.. heemmm.. iya gitu the terus..” erangku saat mengocok kontolku dengan lingeri teh Tika.

Setelah beberapa menit aku mengocok kontolku dan menggosok kontolku dengan lingerinya..
Crott.. crott..crott.. akhirnya akupun tak tahan dan mengeluarkan air maniku di lingerienya.

Setelah puas aku mengeluarkan air maniku.. aku kembali mengambil baju-baju keluarga teh Tika ini.
Setelah semua terangkat.. aku langsung nge-BBM ke teh Tika.

–Teh.. sudah saya angkat semua jemurannya..– kuakhiri dengan smile meledek teh Tika..
Tidak lama menunggu teh Tika membalas.. –Makasih ya Aa’ Hendi..– isi balasan teh Tika

–Sama-sama tehh..– kembali kuakhiri dengan smile meledek teh Tika.
–Heh.. kenapa kamu ledek teteh..?– Kembali teh Tika membalas BBM-ku.

–Engga kok teh..– balasku dengan smile tertawa..
–Wahh.. pasti ada yang ga bener nih kamu, A’..– balas teh Tika dengan diakhiri smile meledekku..

–Tuhh, tehhh.. lingerie teteh sedikit bau..– balasku nakal.
–Nahh.. kok bau sihh..? Awas ya..!– Balas teh Tika dengan smile memelukku.

–Udah dulu.. ada suamiku nih.. Bye.. Love U..– balas teh Tika memelukku dan menciumku.
Aku sangat bahagia dapat bercanda seperti ini dengan tetanggaku yang cantikitu.

Aku langsung membuat PM ‘tetanggaku nakal nih’ .. Aku nggak peduli apakah teh Tika tau dengan maksud PM-ku.
Setelah aku selesai BBM-an bersama teh Tika.. aku pergi mandi untuk membersihkan diriku.

Pukul 18.15 aku mendengar derum mobil teh Tika di depan rumahku.
Rupanya teh Tika baru pulang.. ujarku dalam hati. Aku lantas ke lantai dua dan melihat teh Tika dari teras atas.

Teh Tika tersenyum melihatku dan teh Tika pun masuk ke dalam rumah bersama anaknya.
Aku sangat menginginkan teh Tika.. ujarku dalam hati ketika teh Tika meninggalkanku.

Malam itu aku terus memikirkan teh Tika.. hingga lupa PM-ku belum aku hapus.
Ketika aku membuka BBM .. ternyata teh Tika ngechat kepadaku..

–Kamu nakal ya.. lingerie teteh kamu kotorin lagi..– tulis teh Tika dengan smile cuek kepadaku.
–Hehe.. maaf dong tehh.. tadi Hendi ga nahan.. soalnya tadi pagi Hendi pengen ngeluarin..–
Balasku jujur dan nekat.. tanpa rasa malu kepada teh Tika.

–Iihh.. kamu ini ada ada aja.. Peju kamo kok banyak gini..? Masih lengket tau.. bau lagi.. ihh..– balas teh Tika.
–Haha.. teteh suka sama aroma baunya yaa..?– Tulisku dengan smile meledek kepada teh Tika.

–Kamu makan apa sih..? Kok bau gini..? Banyak lagi.. jadi mau..– balas teh Tika nakal.
Apa teh Tika mau pejuku..? OMG.. apakah aku bermimpi..!? Ujarku dalam hati..

–Ahh masa’ sih teteh mau peju Hendi..?– Balasku dengan smile memeluk.
–Hihi.. habisnya peju kamu bikin teteh sange tauk.. wleee..!– Balas teh Tika manja dan meledekku.

–Kalau teteh mau.. harus mau juga dong sama Hendi di-peju’in tubuhnya..– balasku tak kalah nakal sambil meledek teh Tika.
–Ayoo.. sini.. Siapa takut..!– Balas teh Tika lagi..
–Besok ya bu aku pejuhin ibu .. bukan hanya di badan ibu lho.. Di mulut ibu .. sama di ..– balasku dengan nakal kepada teh Tika.

–Hayooo.. di mana..?– Balas teh Tika dengan smile menciumku.
–Hihi.. tuhh.. di memek teteh..– aku lancang mengungkapan kata ‘memek’ kepada teh Tika.

–Hihi.. emangya kamu bisa..? Paling dua menit udah keluar tuh..– ledek teh Tika kepadaku.
–Iihh.. kalau teteh ga percaya.. kita buktikan saja besok..– balasku dengan smile cuek.
–Haha.. Ya udah.. teteh tunggu..– balas teh Tika dengan smile memeluk dan menciumku.

Malam itu aku terus BBM-an sama teh Tika. Aku tak tau apakah suaminya tau atau tidak kalau isterinya sedang ‘dinakali’ oleh anak muda.
Sampai akhirnya akupun tertidur dan teh Tika pun tidak membalas BBM-ku.. mungkin teh Tika juga sudah tertidur.

Pagi harinya aku mencek BBM-ku. Saat melihat pemberitahuan.. ternyata teh Tika membuat status barunya.. ‘Ditunggu ya’.
Itulah status yang membuat pagi hariku semakin bersemangat.
-----oOo-----

Seperti biasa aku slalu menyapu halaman rumah ketika pukul 06.40 WIB.
Aku selalu melihat ketika Pak Yosep berangkat kerja dan mengantarkan putri manisnya itu.
Tapi hari itu aku tak melihat teh Tika keluar dari dalam rumah.

“Hendi..” ujar Pak Yosep ketika aku sedang menyapu halam depan rumahku.. Pak Yosep menghamipiriku.
“Iya pak.. ada apa..?” Jawabku dengan sedikit tersenyum kepada Pak Yosep.

“Tolong kamu bantuin teh Tika ya. Katanya teh Tika ga enak badan.. kamu disuruh bersihin rumah..
Nanti saya kasih uang buat kamu..” ujar Pak Yosep.
“Oh.. iya pak baik. Nanti setelah pekerjaan rumah Hendi selesai.. Hendi ke rumah bapak..” jawabku dengan sopan..

“Ya sudah. Nih uang jajan buat kamu.. kamu ga keberatan kan Hendi..?” Tanya Pak Yosep ketika memberikan uang seratus ribu kepadaku..
“Hehe.. engga kok pak.. ke tetangga itu harus saling membantu. Ga usah pak ah.. malu..” ujarku sambil menolak uang merahnya itu.

“Ahh.. sudah.. ini buat pulsa kamu. Saya tinggal dulu ya.. takut si neng kesiangan..” ujar Pak Yosep sambil meninggalkanku.
Kenapa teh Tika, sakit..? Ga jadi dong aku nakalinnya.. ujarku dalam hati ketika melihat uang yang ada di tanganku..

Aku langsung bergegas menyelesaikan pekerjaan rumahku. Setelah semua selesai aku langsung pergi ke rumah teh Tika..
“Tehh..!” Suaraku sedikit kencang ketika membuka pintu rumahnya.
“Sini.. ke kamar aja..!” Teriak teh Tika dari dalam kamar.

Deg.. Hatiku mulai tak enak. Mengapa teh Tika menyuruhku ke kamar..? Tanyaku dalam hati.
Aku lantas langsung menghamipiri teh Tika. Ternyata teh Tika sedang asik menonton. Kini teh Tika duduk di sofa..

“Bu.. apa yang bisa Hendi bantu..?” Tanyaku di saat aku berdiri di pintu kamarnya.
“Loh.. kok panggil ibu lagi sih, A..?” Tanya teh Tika melirikku.

“Hehe.. iya lupa tehh. Tehh, apa yang bisa Hendi bantu..?” Kembali aku bertanya dengan senyuman nakal kepada teh Tika.
“Engga ada kok Aa’.. semuanya udah beres..” ujar teh Tika sambil tersenyum kepadaku.

“Terus.. Hendi ke sini mau apa dong, tehh..?” Tanyaku sambil berjalan menuju sofa tempat teh Tika berada.
“Sini.. duduk di samping teteh..” pinta teh Tika saat aku ada di belakang sofanya.

Aku langsung duduk dan menatap kedua bola mata teh Tika yang tajam itu..
“Aa’.. katanya mau pejuin teteh..? Ayo sini..” ujar teh Tika yang mebuatku malu dan menunduk.

“Udah.. jangan gitu dong. Emang teteh nakal ya..? Sampai bikin PM kaya gitu..?” Ujar teh Tika yang menambahku malu.
Aku hanya tersenyum kecil kepada teh Tika.

Teh Tika mendekatiku dan memegang tangan kananku.. saat aku menatap teh Tika.
Hingga akhirnya.. teh Tika melumat bibirku. “Hemmm.. tehhh..”

Kaget aku dengan serangan langsung ini.. aku masih diam dan membisu.
“Ayooo Aa’.. Aa’ jangan diam.. Cumbui teteh..” ujar teh Tika sambil membelai rambutku.

“Ngg.. baik tehh.. Aa’ cumbui teteh..” aku langsung melumat bibir teh Tika dengan tanpa rasa canggung lagi.
“Hemmhh..” Slruupp.. kecipak ciuman kami begitu mesra.. membuat kamar ini panas..

Tanganku mulai aktif untuk menjamahi tubuh teh Tika..
Hingga akhirnya tangan kiriku meremas susu kiri teh Tika.. ciuman kami masih berjalan dengan mesra.

“Hheeemmm.. Aa’.. remasnya pelan..” erang teh Tika di sela-sela ciuman kami.
Aku hanya diam.. tanpa membalas apa yang teh Tika ucapkan.. namun tangan kiriku kini lebih halus ketika meremas susunya itu.

Saat itu teh Tika hanya mengenakan daster panjang.. aku terus melumat lidahnya dan tanganku meremas halus susunya dari luar baju.
Kontolku otomatis sudah sangat tegang.. dan itu membuat celana pendekku terlihat menonjol.

“Ngghh.. tuhh ada yang bangun.. hhemmm..” ujar teh Tika yang langsung melepaskan lumatanku.. tapi tanganku tetap meremas susunya..
“Hehe.. habisnya Hendi ga nahan kalau liat teteh kaya gini.. apalagi perut teteh.. Teteh kan lagi hamil muda.. jadi Hendi makin suka teh..”
Jelasku sambil menurunkan tanganku yang tadinya meremas kini mengelus perut buncit teh Tika.

“Apa kamu suka tipe cewek lagi hamil.. A’..?” Tanya teh Tika saat aku mengelus ngelus perutnya.
“Hehe iya tehh.. Habisnya cewek yang lagi hamil itu makin semok..” ujarku sambil tersenyum nakal kepada bu Tika.

“Kamu ini ada ada aja.. Masa’ sama cewek hamil suka..!?” Balas teh Tika sambil mencubit hidungku.
“Hehe.. Eh, tehh.. boleh Hendi minta teteh telanjang..?” Ujarku memberanikan diri.. sambil menatap matanya.

“Hihihi.. Ya udah.. bolehh. Teteh buka sekarang ya..?” Ujar teh Tika sambil berdiri dari sofa.
Wuahhh..!! Apakah aku bermimpi..? Oohh .. aku tak percaya dengan semua ini..!! Seruku dalam hati.

Kini teh Tika ada di hadapanku.. dan langsung saja teh Tika melepaskan dasternya.
Srrttt.. dan.. Ughh .. Tubuhnya begitu putih dan mulus. Pantas saja Pak Yosep inginkan teh Tika.

Bukan hanya itu.. teh Tika ternyata mengenakan lingerie yang kemarin aku pakai mengocok kontolku..!!
“Hihii.. melek dong A’.. Kaya yang lagi liat setan aja..“ ujar teh Tika saat memperlihatkan tubuhnya itu.

“Tehhh .. I-itu lingerie udah teteh cuci lagi..?” Tanyaku sambil menatap tubuhnya yang seksi itu dengan perut buncitnya.
“Belum dong, sayang.. Nih coba kamu pegang.. masih ada bekas peju kamu, tauk..” ujar teh Tika sambil melemparkan dasternya ke belakang sofa.

“Kamu juga telanjang dong A’.. Masa’ teteh aja yang telanjang..?” Pinta teh Tika dengan nada manja dan tatapannya yang genit kepadaku.
Aku langsung berdiri di hadapan teh Tika dan segera melepasakan semua yang kukenakan.

Semua pakaianku sudah terlepas.. kini aku tanpa sehelaipun benang yang menempel di tubuhku.
“Aa’.. kontolnya udah ngaceng gitu..” ujar teh Tika nakal sambil menatap kontolku yang sudah tegang berat itu.

Tak menjawab.. aku langsung memeluk teh Tika dan melumat bibirnya.
Tapi aku tidak terlalu erat memeluknya.. karena kasian pada bayi yang ada di dalam perut teh Tika.

“Heemmmm..” Slruppp.. kami berciuman sangan mesra..
Tangan kananku meremas bokong teh Tika.. sedangkan tangan kiriku meremas susu kiri teh Tika.

“Nngghhh.. pelan sayanggg..” erang teh Tika..
Crutt.. Crutt.. Ohhh.. ASI teh Tika sudah keluar.. ujarku dalam hati ketika tanganku ada tetesan ASI..

“Hhhemmmm sayanggg.. Kamu beraninya nakalin tetangga kamu.. nngghhh..”
Suara teh Tika memburu berat saat tanganku meremas susunya..

Setelah puas meremas.. tanganku kiriku turun ke perutnya dan mengelus perut teh Tika.. teh Tika melepaskan ciumannya dari bibirku..
“Hihihi.. doyan bener sama perut tetehh..” ujar teh Tika manja saat aku mengelus perutnya.

“Hehe.. makin seksi tehh. Tehhh.. aku suka sama teteh. Aa’ suka sama teteh..” ujarku sambil menatap kedua bola matanya..
“Teteh juga suka sama kamu.. Aa’ cakep.. Aa’ gemesin teteh tauk..” ujar teh Tika sambil mengelus pipiku.

Tangan kiriku kembali turun hingga menyentuh lingerinya.
Dan ternyata memang benar.. lingerie ini sedikit keras karena pejuku yang telah mengering.
“Hihihi.. masih kering kan peju kamu..” ujar teh Tika saat tanganku memegang lingerienya.

“Tehhh.. mau ga isap kontol Aa’..? Aa’ ga nahan nih tehh..” ujarku manja kepada teh Tika.
Teh Tika masih ada dalam pelukanku.. Ia hanya tersenyum kepadaku.. dan aku langsung didorong terduduk di sofa.

“Duduk A’.. biar teteh yang sepongin kontol Aa’..”
Ujar teh Tika sambil menurunkan tubuhnya dan mendekati kontolku yang sudah tegang..

Aku yang telah terduduk langsung mengangkangkan kedua kakiku.. menantikan aksi Teh Tika selanjutnya.
Cup..! Teh Tika mencium kontolku mesra.

“Iihhh.. kontol kamu bau A’.. tapi gede A’.. hihihi..” ujar teh Tika saat mulutnya ada di dekat kepala kontolku..
“Ayoo tehhh.. Aa’ udah ga nahan.. pengen nyoba disepong..” ujarku memelas kepada teh Tika.

“Emangnya kamu belum pernah A’..? Kasian bener. Pasti keluar cepet nihh, A’..”
Ujar teh Tika sambil menatap dan memainkan kontolku..

Slopp.. teh Tika langsung memasukkan kontolku ke dalam mulutnya..
“Nngghh.. ahhh.. tehhh.. enak tehhh..” erangku saat kepala kontolku diisap oleh teh Tika..

“Nnghhh.. eeeuummm.. kontol kamu bau ihhh.. tapi teteh suka kontol bau kamu.. Eennneegghhhh.. hhhemmmm..”
Sslrup.. ujar teh Tika saat mengisap kontolku dengan halus.

Setelah beberapa menit.. ucapan teh Tika rupanya menjadi kenyataan.
Benar saja.. tak berapa lama ‘diservis’ oleh teh Tika.. aku tak dapat menahan lama pejuku untuk keluar.

“Tehhhh .. Aa’ ga tahann.. Aa’ mau keluar.. Tehh.. isapp lagii.. ughhh..” erangku saat menikmati isapannya..
Crottt.. Crottt.. crotttt.. akhirnya pejuku keluar di mulut teh Tika. Teh Tika menghentikan sepongan kontolku di mulutnya.

“Eehhhhh.. nnghhhh.. tehh..” nafasku memburu saat melihat teh Tika melepaskan kontolku dari dalam mulutnya..
“Iihhh Aa’.. banyak gini..! Ambilin tisu sayangg. Tuh di sebelah sana.. deket lemari kaca..”
Ujar teh Tika sambil menahan mulutnya agar pejuku tidak jatuh.

Teh Tika masih berjongkok di depan sofa.. perutnya yang membucit terlihat jelas ketika dalam posisi itu.
Kontolku masih terasa ngilu saat keluar dari dalam mulut teh Tika.. Plop..!

Anehnya.. kontolku tidak langsung lembek dan lemas.. tetap saja ngaceng. Tapi tidak terlalu keras seperti tadi.
Dan akupun langsung mengambil tisu yang ada di sebelah lemari kacanya itu..

Badan teh Tika sedikit menggeser dari depan kontolku. ContieCrott..!
-------------------------------------------------------------
------
 
---------------------------------------------------------------------

Cerita 133 – ‘Nakalnya’ Tetangga Part 2

Teh Tika


Tehhh.. Ini tisunya..” ujarku sambil memberikan tissue yang cukup banyak kepada teh Tika yang masih berjongkok di depan sofa.
Teh Tika langsung mengambil tisu dari tanganku dan memuntahkan semua pejuku dari dalam mulutnya.

“Iihhh.. Aa’ banyak gini pejunya.. asin iiihh..” ujar teh Tika sambil memuntahkan pejuku ke tisu.
Lalu teh Tika menatap pejuku yang ada di tisu dengan aneh. Emang bener.. banyak juga yang keluar dari dalam kontolku tadi ternyata.

“Hihi.. enaknya sihhh kalau keluar di dalem itu tetehhh.. pasti lumer keluar peju Hendi tehh..”
Kmbali aku merayu teh Tika sambil nakal menunjuk bagian bawah perutnya itu.

“Haha.. kamu mau sayangg..? Kamu bakalan kuat gitu saaayyyy..?” Teh Tika tertawa sambil mencoba kembali duduk di sofa.
“Hihihi.. mau dong teehhhh.. Kalau teteh memberi Hendi ijin untuk nengok bayi teteh.. Hendi usahain kuat dehhh..”

Ujarku sambil tertawa kecil saat mengucapkan hal itu.. lalu langsung duduk di samping teh Tika.
“Bener nihhhh.. kamu mau ini Aa’ sayang..?” Ujar teh Tika genit sambil mengelus memeknya di balik lingerinya.

Aku langsung memegang kedua susu teh Tika dan mencium leher teh Tika.
“Hendi mau memek tehhh Tika. Hendi mau ngentotin memek teehhh Tika.. Hendi mau pejuin memek.. heemmm..”
Bisikku dengan lembut saat bibirku menyentuh telinga kiri teh Tika.

“Nnghhh.. Aa’ jagonya bikin teteh terangsang lagi.. Nngghhh.. Aa’ mau pejuin teteh..? Hheemmm.. padahal teteh udah hamil A’..”
Nafas teh Tika memburu beraat.. saat aku terus mencium daerah lehernya.

“Hhheeeemm.. ga papa tehh.. Biar pejunya buat ade bayi yang ada di dalam sini..”
Bisikku lagi sambil mengelus perut teh Tika yang sedikit membuncit itu..

Aku kembali meremas halus susu teh Tika. Kini aku mencium bibir mungilnya dan mengelus memek teh Tika di balik lingerie..
“Hhheeemmm.. sayaaaaannngg.. jangan terus digosok gituu.. nanti tetehh lemes sayanggggg.. nngghhh..”
erang teh Tika disela sela kami berciuman.. dan tangan kiriku memainkan memeknya.

Aku terus memainkan memeknya.. dan terus melumat bibirnya dengan mesra.
Kontolku sudah kembali tegang dan mengacung ke atas.

Kini tangan kiriku menjemput tangan kanan teh Tika.. agar memainkan kontolku yang sudah kembali tegang itu.
“Nngghhh.. kontol Aa’ gede bangettt.. hheeemmm..” nafas teh Tika memburu berat.

“Teehhh.. Aa’ bukain ya lingerinya.. Aa’ pengen jilat memek teteh.. Pengen mainin itil teteh..”
Ujarku sambil melepaskan lumatan dari bibir teh Tika.

Teh Tika hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya..
Aku langsung bangkit dari sofa dan berjongkok di hadapan paha teh Tika.

“Teehhh.. bukain dong pahanyaaa..” pintaku saat ada di hadapan kedua paha teh Tika.
Perlahan teh mengangkangkan kedua kakinya.. lalu melebarkan kedua pahanya.. seolah memberi jalan yang luas untukku.

Aku langsung menghampiri memeknya dan melepaskan lingerienya..
Setelah terlepas.. Uhhh.. kini di hadapanku ada sebentuk memek yang cantik dan indah..
Ditumbuhi bulu hitam yang tidak terlalu banyak di atas gundukan memeknya.

“Tetehhh.. memek teteh indah sekali.. Aa’ isap yaaa..?” Ujarku saat mukaku mendekati bibir memek teh Tika.
Clrupp.. slrupp.. aku langsung mengisap memeknya dan memainkan itil teh Tika dengan lidahku.

Lantas saja teh Tika langsung mengerang keenakan.. “Aahhhh.. Aa’.. memek teteh geli A’.. uuhhh..”
Erang teh Tika sambil mengelus perutnya yang sedang mengandung janin 4 bulan.

Aku terus memainkan memeknya.. dan sesekali menusuk memeknya dengan lidahku.

Setelah beberapa menit memainkan daerah sensitif teh Tika.. akhirnya teh Tika pun tak mampu menahan puncak kenikmatannya itu.
“Aa’.. Uuuhhhh..A’.. teteh keluaaa.. Aaaarrrhhh..” –Serrr .. seerrr.. srrrr.. SFX..– erang teh Tika saat mencapai puncak kenikmatannya.

Wow.. banyak banget cairan teh Tika..! Ujarku dalam hati..
Aku langsung melumat lalu menyeruputi cairan teh Tika sampai habis tak bersisa.

“Uuhhh.. ngghhh.. Aa.. uhhh.. Aa’ nakal yaaa..” nafas teh Tika memburu.
Di raut wajahnya tergambarkan kepuasan yang begitu nikmat.

Aku melihat teh Tika dan menatap kedua bola matanya.. teh Tika tersenyum lebar kepadaku.
Aku langsung menghampiri wajahnya yang cantik itu dan mencium mesra bibirnya.

“Teehhh.. Boleh ga Aa’ masukin kontolnya ke dalam memek teteh..?” Tanyaku sambil menatap matanya.
“Iihhh.. Aa’ mau banget yaaa..?” Tanya teh Tika sambil mencubit hidungku..

Aku hanya mengangguk dan tersenyum.. kemudian kubelai pipi kiri teh Tika dengan halus dan manja.
“Ya udaahhh.. sok atuh Aa’.. silakan masukin kontolnya ke dalam memek teteh yang lagi hamil ini..”
Ujar teh Tika manja saat aku ada di hadapan wajahnya itu.

Teh Tika tersenyum manis kepadaku.. seolah akulah suami tercintanya. Aku langsung kembali berdiri di hadapan tubuh teh Tika..
Kakinya yang masih mengangkang memperlihatkan memeknya yang sangat indah.. membuatku semakin terangsang.

Perutnya yang sedikit membuncit melengkapi kecantikan teh Tika.
Aku benar-benar tak percaya dengan ini semua.. karena impianku dapat terwujudkan dengan indah.
Dan.. ini juga bukan mimpi basah yang selalu aku alami di tiap malam..

“Aa’ jangan diliatin terus donggg memek tetehnya.. katanya Aa’ mau nengokin bayi yang ada di dalam Rahim teteh..
Ayo Aa’ sayang masukin kontolnya..” ujar teh Tika saat melihatku masih berdiri tanpa ada gerakan sedikitpun.

“Eh.. iya.. yang ga sabar ternyata teteh yaa.. Teteh udah ga nahan ya dimasukin kontol Aa..” \
Balasku sambil memegang kontolku dengan tangan kananku.

“Iiihhh.. Aa’ cepettt.. teteh penasaran sama kontol Aa.. ayoo Aa’ sayanggg.. masuk A’..” \
Pinta teh Tika dengan wajah memelas dan penuh nafsu.

Aku langsung membimbing kontolku ke depan memek teh Tika.
Slepp.. slepp.. dengan perlahan aku menggesekkan kontolku di area memek teh Tika dengan pelan dan alus.

“Nnggghhh..aa.. masukin ihhh..” teh Tika terus meminta kepadaku agar cepat-cepat kontolku masuk ke dalam memeknya.
“Teehhh.. kalau Aa’ cepet keluar ga papa ya..? Teteh jangan marah yaaa..?”

Ujarku saat kontolku masih digesek-gesek di luar memek teh Tika..
Teh Tika hanya mengangguk dan tersenyum nakal kepadaku..

Slebb.. dengan perlahan dan pasti aku mulai memasukan kepala kontolku ke belahan memek teh Tika yang sudah basah oleh cairannya.
Dengan hentakan pelan akhirnya kontolku masuk keliang memek teh Tika. Blssepp..

“Eennghhhh..” Teh Tika mengerang pelan saat kontolku amblas masuk ke dalam memeknya..
“Nnngghhh.. diemin dulu A’ .. jangan dulu digoyangin ya Aa’ .. teteh masih mau merasakan hangatnya kontol Aa’ di memek teteh..”
Erang teh Tika sambil merem melek merasakan kontolku di dalam memeknya.

Aku hanya mengangguk dan tetap menahan kontolku. Ughh.. ‘gatal’ rasanya saat kontolku ada di dalam memek teh Tika.
Kini teh Tika masih menyender di sofa. Tubuhnya masih berbaring dan kakinya mengangkang lebar.

Aku sangat menikmati semua ini.. tubuh teh Tika yang sedang hamil adalah sebuah harapanku..
Karena aku sangat menyukai wanita hamil.

"Aa’ sayyyaaannggg.. coba digoyang pantatnya.. goyangin kontolnya Aa’ .. nnghhh..”
Pinta teh Tika sambil membuka matanya dan mencoba melihatku..

Aku langsung menggoyangkan kontolku dengan pelan .. aku mengelus perut buncitnya itu..
“Nnghhh.. eeennnggghhh.. uhhh.. Aa’ suka teteh hamil..?” Tanya teh Tika saat kontolku keluar masuk memeknya..

“Eennggg.. aaahhh.. suka tehh.. Aa’ suka teteh hamil .. teteh makin semok.. uhh..”
Balasku sambil mencoba mempercepat genjotan kontolku di dalam memeknya itu..

“Uhhh.. Aa’ sayanggg .. uhh Aa’ kontolnya enak a .. eeeuhhh..” teh Tika terus mengerang dan menikmati setiap tusukan kontolku.
“Teteh sayanggg.. tetehhh.. uhhh.. Aa’ suka memek teteh.. memek teteh enak.. eeenggg.. tehhh.. Aa’ cinta sama memek tetehhh..”
Aku meracau bagai tersambar petir.

Clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-clekk-clekk-clekk-crekk-crekk..
Kocokan kontolku semakin cepat dan kakiku mulai tak dapat menahan tubuhku..

Aku terus mempercepat kocokan kontoku di dalam memek teh Tika..
“Aaahhh.. Aa’ .. uuuuuhhhh .. Nnggghhhh.. Aa’ pelaannn.. kasian bayinya A’.. kasian ade bayinya.. uhhh..”

Erang teh Tika saat aku memacu dengan cepat kontolku di dalam memeknya..
Aku tidak menghiraukannya.. tangan kananku mengelus perut buncitnya dan tangan kiriku meremas susunya dengan kuat.

Saat aku meremas susu teh Tika .. ternyata teh Tika kewalahan menerima sodokan kontolku dan membuat teh Tika menjerit-jerit.
“Aaahhh.. Aa’ .. Aduhhh.. uuuhhhh.. Aa’ nikmat kontol Aa’.. Uuhhh.. Aa’ pegang perut teteh.. aahhh..”

Teh Tika mengikuti arus kontolku dan mempercepat kocokan kontolku di dalam memeknya yang mulai banjir dan basah..
“Aahhh.. Aa’ .. lumayan kuat.. uhhhh .. enak ahh..” erang teh Tika menikmati sodokan kontolku di liang memeknya.

Setelah beberapa sodokan dan kocokan di dalam memek teh Tika.. kontolku mulai gatal dan lututku mulai mengejang.
Dengan satu hentakan kuat akhirnya aku tak mampu menahan pejuku untuk keluar.

“Aaahhh.. uuuhhh.. tetehhh.. Aa’ mau keluar tehhh.. tehhh.. terima peju Aa’ yaaa.. buat ade bayi tehhhh..
Nihhhh.. aaaaahhhhhh.. ah.. uhhh .. engggghh..” Crottt.. crottt.. crottt.. crott..
Aku mengerang penuh nikmat saat melepas pejuku ke dalam rahim teh Tika yang sedang hamil muda itu..

“Aaahhh.. Aa’ jangan berhenti dulu.. teteh mau nyampe A’.. Iyaaa A’.. tete terima.. Uhhhhh.. A’ angett..”
Teh Tika mengerang dan meminta aku tetap menggenjotnya.

Aku mencoba tetap menggenjot teh Tika.. walaupun kontolku ngilu dan sakit.. aku tidak ingin teh Tika kecewa.
Terus kucoba menggenjot memeknya.. dan hanya tiga genjotan saja teh Tika pun mencapai puncak kenikmatannya..

“Aa’.. Aa’ .. Uhhh.. Aa’ peluk tetehhh.. tapi jangan tindih tetehhh.. teteh mau keluar A’.. Teteh keluuuuu.. arrrr.. Uuuuhh..aaahhh..”
Serrr .. serrr.. serr.. teh Tika menjerit saat mencapai puncaknya.

Aku langsung menancapkan kontolku sedalam mungkin dan memeluk tubuhnya.. teh Tika memegang perutnya saat aku memeluk tubuhnya..
“Eenngggg.. Aa’ lumayan jago.. tapi Aa’ harus banyak dilatih nihhh.. ehhhheeemmmm.. huhhh..” ujar teh Tika dengan nafas memburu.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk.. aku sangat menikmati pengalaman pertamaku ini.. Aku dapat ngentot wanita yang sedang hamil muda..
Lalu aku mencium kening teh Tika dengan mesra.. kontolku masih berada di dalam memek teh Tika.

Teh Tika tak ingin jika kontolku keluar dari dalam memeknya.
Meskipun kontolku mulai mengecil.. teh Tika tetap tak ingin kontolku lepas dari memeknya itu.
-----oOo-----

Setahun sudah kejadian itu berlalu.. pengalaman pertamaku bersetubuh dengan tetanggaku yang nakal dan sedang hamil..
masih terbayang-bayang di benakku.

Kini aku sedang kuliah di salahsatu PTN di ibu kota Jawa Barat.. tapi tetap aku selalu BBM-an dengan teh Tika.
Kami masih memiliki hubungan yang spesial.

Teh Tika selalu mengingatkanku makan dan membangunkanku saat akan kuliah.
Teh Tika kini telah melahirkan seorang putra yang sangat tampan seperti ayahnya Pak Yosep.

Anak lelaki itu bernama HAYKAL. Haykal baru berumur 8 bulan.
Teh Tika selalu mengirimkan foto bersama Haykal ketika sedang bermain.

Hari Sabtu.. aku akan pulang ke rumah dan teh Tika memberi kabar yang baik untukku.
Katanya.. sudah 1 minggu suaminya pergi seminar di Bogor.. dan hari Selasa akan pulang.

Hari sabtu pun tiba.. dan pagi harinya aku bergegas pulang mengendarai sepeda motorku.
Setelah beberapa jam.. akhirnya aku sampai di rumah.

Aku sampai di rumah jam 11.00 WIB.. orangtuaku masih bekerja dan belum pulang ke rumah.
Saat aku ada di depan halaman rumah dan memasukkan sepeda motorku..
Teh Tika keluar dari dalam rumah sambil menggendong Haykal.

Teh Tika sepertinya belum mandi.. karena wajahnya masih kucel seperti PRT.. hehe..
“Duhhh.. mahasiswa udah pulang nihh..” ujar teh Tika menyapaku.

“Ehhh.. teteh.. Duhh Haykalnya cakep banget tehhh..”
Balasku sambil menghamipri teh Tika yang sedang berdiri di halaman rumahnya..

“Iyaaa dong.. mamanya juga kan cakep..” ujar teh Tika menggoda kepadaku dengan senyuman nakalnya itu.
“Hihi.. iya cantik ihh.. kaya’ bidadari..” aku tak kalah menggoda teh Tika.

“Udah.. sana kamu mandi dulu Hen.. udah itu ke rumah yaa.. Nanti makan di rumah teteh aja..”
Ujar teh Tika saat aku akan menghampirinya.
Aku hanya tersenyum dan bergegas masuk ke dalam rumah untuk membersihkan badanku.

Pukul 12.30 aku ke rumah teh Tika dengan mengenakan pakaian kaos polos dan celana pendek doank..
“Tetehhh..?” Ujarku saat membuka pintu rumahnya..
“Sssttt.. pelan-pelan Hen.. Haykal lagi tidur..” ujar teh Tika sambil menghampiriku.

Teh Tika masih mengenakan daster dan wajahnya masih kucel.. tapi teh Tika masih cantik dan putih.
Kini teh Tika sudah tak lagi membuncit.. perutnya langsing.. susunya semakin besar saja..
Aku langsung duduk di sofa ruang tamu..

“Eh.. Kamu makin ganteng aja A’..” ujar teh Tika tersenyum kepadaku sambil duduk di sampingku.
“Haha.. iya dong.. mahasiswa..” balasku tak mau kalah oleh pujian teh Tika.

“Huhh.. dasar..! Pasti kamu udah punya pacar yaaa..? Lupa sama teteh.. Uuhh nakal kamu..” ujar teh Tika sambil mencubit perutku.
“Iihhh.. engga kok teh.. sumpah aku belum punya pacar..” balasku sambil menahan sakit di perutku.

“Aahh.. bohong kamu..” teh Tika ketus kepadaku.
“Beneran.. Iihh teteh. Nasih setia sama teteh.. karena A’ cinta sama teteh “ ujarku sambil membelai rambutnya.

“Masa’ sihhh..? Paling kamu cinta sama memek teteh aja.. iya kannn..?” Ujar teh Tika memojokkanku.
“Engga ihh.. Kenapa teteh ngomongnya kaya gitu..? Sumpah.. Aa’ sayang sama teteh.. cinta sama teteh.
Aa’ ga berani bohong sama teteh..” jelasku sambil menatap kedua bola mata teh Tika.

“Bener yaaaa..? Awas kalau bohong..!?” Ketus teh Tika sambil mencubit hidungku.
“Ehhh.. sekarang teteh udah ga hamil nihh.. apa kamu masih suka sama teteh..? Katanya kamu suka sama cewe hamil..”
Lanjut teh Tika sambil mengelus pipiku.

“Haha.. jadi teteh mau Aa’ hamilin gitu..? Mau Aa’ buat hamil anak dari Aa..?” Ujarku sambil mengecup keningnya.
“Hihihi.. maunya kamu itu mahhh A’ .. Tapi teteh penasaran juga kalau teteh hamil sama benih kamu sayaaaanggg..”
Ujar teh Tika tertawa kecil dan nakal kepadaku.

“Iihhhh.. beneran tehhh..? Teteh mau engga Aa’ hamilin..?” Ujarku sambil menatap kedua bola matanya yang indah itu.
“Hihihi.. terserah Aa’ aja dehh.. kan Aa’ yang punya benihnya.. teteh siap nerima benih Aa’ dan mengandung benih Aa..”
Balas teh Tika tersenyum sambil memelukku dengan erat.

Aku langsung memeluk teh Tika. Kami masih duduk di sofa..
Posisiku yang masih duduk dan teh Tika yang menyender kepadaku.. membuat kontolku ngaceng.

“Eehhh.. udah ada yang bangun tuhhh..! Apa udah kuat nih..? Udah gede belum nihhh..?”
Canda teh Tika manja sambil memainkan kontolku dari balik celana pendekku.

“Haha.. pastinya kuat dong teeehhh.. Liat deh sama teteh.. pasti teteh bakal suka..” balasku tak mau kalah oleh teh Tika.
Teh Tika hanya tersenyum kepadaku. Teh Tika lalu membukakan sedikit celanaku dan .. TOinggg..!!

Kontolku ngacung ke muka teh Tika. Teh Tika menatap dan tersenyum ke arah kontolku.
“Iihhhh.. kontol apa teronggg sihhh sayang..? Gede gini..? Kamu apain sayang ini kontol sampe segede gini..?”
Tanya teh Tika masih memandangi kontolku.

“Jangan diliat aja dong tetehhh.. coba teteh kulum lagi.. masukin ke dalam mulut teteh..” pintaku sambil meremas bokongnya yang kenyal.
Slopp..! Teh Tika langsung melahap kontolku.. namun rupanya kontolku yang gede dan panjang itu tak muat untuk mulut teh Tika.

“Nggghhh.. eemmm.. kontol kamu kegedean Aa’.. Mulut teteh susah masuknya..
Iihhh.. ini kontol gede ihh.. bikin teteh gemes, tau..” ujar teh Tika sambil memainkan kepala kontolku.

“Hihhi.. ayo teteh cepet makan kontol Aa.. cepet tehhh..” pintaku dengan memelas kepada teh Tika.
Tanpa diperntah duakali.. akhirnya teh Tika kembali mencoba melahap kontolku.

Tangannya memegang kontollku.. dengan perlahan akhirnya kontolku hampir masuk semuanya di mulut teh Tika..
“Nnghhh.. tetehhh.. jangan kena gigi dong.. sakit tehhh..” ujarku mengerang kesakitan saat batang kontolku mengenai gigi taringnya..

Teh Tika menyerah untuk melahap kontolku dan teh Tikapun langsung bangkit dari kontolku.
“Udah ahhh.. teteh nyerah A’..” Teh Tika berkata sambil menatapku dengan wajah nakalnya.

“Hihi.. ya udah.. ga papa tehh. Teh, Aa’ mau nyusu dong tehhh..” pintaku sambil memegang kedua susunya yang ranum.
“Aduhhh.. kasiann.. Aa’ mau mimic yaaa.. sini ..sini mimik sama teteh yaaa.. nihhh Aa.. buka mulutnya..”
Ujar teh Tika manja saat mengeluarkan susunya dari balik dasternya itu.

Slopp..! Aku langsung melahap susunya dan mengisap kuat puting kiri teh Tika. Tangan kiriku meremas susu kanan teh Tika.
Namun saat enak enaknya menyusu.. Haykal terbangun dan menangis..

Teh Tika pun langsung melepaskan susunya dari mulutku.. lalu masuk ke kamar.
“Ayooo.. Aa’ ikut ke kamar..” ajak teh Tika saat bangkit dari sofa. Aku langsung mengikuti teh Tika dari belakang.

Namun sebelum teh Tika sampai kamarnya.. aku meminta agar teh Tika melepaskan dasternya.
Di depan pintu kamarnya teh Tika melepaskan dasternya.. akupun melepaskan semua pakaianku.

“Tuuhhh.. Haykalnya bangun.. pengen mimik ya sayaaanngggg..?” Ujar teh Tika manja dan menaiki ranjang tidurnya.
Teh Tika langsung membaringkan tubuh dan menyusui Balitanya. Haykal pun langsung berhenti menangis.

Aku langsung menghamipiri ibu yang sedang menyusui anaknya itu. Lantas aku naik ke ranjang teh Tika.
“Haykal cayaaanngggg.. nihh ada om Hendi.. Om Hendi yang ganteng ..yang kuat.. Kamu harus kaya om Hendi yaaaa..”
Teh Tika mengajak Haykal ngobrol.. namun Haykal hanya melihatku tanpa mengedip.

Setelah melihat Haykal yang lucu itu.. aku langsung berbaring di belakang tubuh teh Tika yang sudah telanjang bulat itu.
Perlahan kuremas salahsatu susu yang tidak Haykal isap..

“Iihhhh.. om Hendi itu susu Haykalll.. jangan om mainin ihhh..” teh Tika berbicara seperti bayi yang baru bisa berbicara..
“Hihihi.. ga papa dong Haykall.. mama Haykal tuh yang suka susunya dimainin sama om..” aku tak mau kalah oleh candaan teh Tika.

Aku terus meremas susu teh Tika dengan halus dan mesra. Setelah beberapa menit menyusu.. Haykalpun kembali tertidur.
Teh Tika langsung membalikkan tubuhnya dan melumat bibirku dengan mesra.

“Eeemmmmhhhh.. Aa’ nakal yaaa.. Ayo puasin teteh..” ujar teh Tika nakal yang kini sedang terbaring di hadapanku.
Kontolku semakin ngaceng saja.. sudah tak tahan untuk memasuki memek teh Tika yang sudah lama aku tinggalkan.

Kami berciuman dengan mesra .. tanpa ada gerakan lagi.. karena khawatir Haykal terbangun lagi.
Setelah puas berciuman.. aku langsung memegang memek teh Tika ..

“Tehhh.. memeknya udah dilalui kepala Haykal yaaa.. pasti udah longgar nihhh..” ledekku saat ciuman kami selesai..
“Enak aja kamu.. ayo cobain aja sama kamu.. pasti kamu kewalahan dehhh sama memek tetehh..” balas teh Tika ketus kepadaku..

Aku langsung bangkit dari sisi teh Tika .. teh Tika langsung mengangkangkan kakinya..
Seolah memamerkan memeknya.. kini aku sudah ada di hadapan memek teh Tika..
Ehmm.. aroma memek tercium khas saat mukaku mendekati memek teh Tika.

“Ayyyooo.. Aa’ jilat memek tetehhh..” pinta teh Tika memelas kepadaku.
Aku langsung menjilati memeknya yang bau itu.. aku memainkan itil teh Tika dengan lidahku.

Aku mencoba mengigit itil teh Tika.. dan mengisap kuat itil bu Tika
“Aduhhh.. uuhhh.. Aa’ sayang jangan di gigit dong itilnya..” erang teh Tika kesakitan..

Tangan teh Tika kini sedang meremas kedua susunya.. aku kembali melumat dan mengisap memek teh Tika.
Setelah beberapa menit aku memainkan memeknya.. akhirnya teh Tika mencapai puncaknya..

“Aaahhhhh.. eennggghhh..” teh Tika mengerang pelan agar Haykal tidak terbangun..
Aku terus melumat memek teh Tika yang sudah basah kuyup itu.. Kulumat habis cairan memek teh Tika.

“Nngghhh.. ayoo Aa’ cobain memek teteh sekarang.. makin seret loh a.. ayo masukin a..” nafas teh Tika memburu berat..
Aku mengangguk saja dan memegang kontolku. Segera kuarahkan kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah itu.

Namun benar saja.. ternyata liang memeknya semakin sempit dan sulit aku tembus.
“Hihihi.. Aa’ .. Aa’ .. sulit yaaa a..?” teh Tika mengejekku..

“Sini teteh pegeng kontolnya.. biar cepet masuk..” lanjut teh Tika sambil memegang kontolku.
Dengan perlahan kontolku mencoba masuk tapi tetap saja sulit.. karena teh Tika bilang memeknya dijahit agak rapet.

Namun setelah beberapakali gagal.. akhirnya kontolku bisa masuk juga ke memek teh Tika.
Blesseepp..! “Eennnggghhhh.. uhhhh..” Teh Tika mengerang saat kontolku masuk semua ke dalam memeknya.

“Uhhh.. tehhh memeknya kok seret gini..? Makin nyaman aja tehhh.. Ohh.. enaknya memek teteh..”
Aku mulai menggoyangkan pantatku.

“Nngghhh.. apa kata teteh jugaaa.. Kamu pasti ketagihan.. eeemmmhhh..”
Ujar teh Tika sambil menikmati gocekan dan goyangan kontolku di dalam memeknya..

“Ayooo Aa’.. mulai digenjot memeknya.. Nnghhhhh.. Kontol Aa’ juga makin gede aja nih di dalem memek tetehh.. uhhhh..”
Ceracau teh Tika saat aku menggenjot memeknya.

Aku mencoba menggenjot memek teh Tika dengan halus dan pelan..
Teh Tika merem melek keenakan ketika menikmati genjotan kontolku di dalam memeknya.

Kami sudah dilanda nafsu yang sudah membuta.. kami tidak menghiraukan yang ada di sekitar kami.
“Aaahhh.. uhhhh.. Aa’ .. Enak Aa’.. enak.. Kontol Aa’ enak.. Ayo Aa’ genjot istrimu ini A’..”
Teh Tika meracau dan lupa diri.. bahwa anak kandungnya ada di samping tubuhnya yang sedang kunikmati.

“Aaahhh.. memek teteh makin seret aja.. Aa’ genjot lebih keras yaaa tehhh..?”
Ujarku dan langsung mempercepat genjotan di memeknya..

Aku mempercepat genjotan di memek teh Tika.. hingga terdengar bunyi paha kami beradu.
Plakk.. plokk.. plok.. plokk..! Teh Tika memejamkan matanya ketika aku mempercepat genjotanku.

Tanpa kuduga.. Haykal terbangun. Namun Haykal tidak menangis. Haykal hanya menatapku dengan tajam.
“Uuhhhh.. Haykal.. mama Haykal lagi om genjot nihhhh.. Uhhhh..” ujarku melirik Haykal yang menatapku.

Aku terus menggenjot memek teh Tika.. clebb-clebb-clebb-clebb-clebb.. Paha teh Tika semakin mengangkang.
“Iiiihhh.. huhhhh.. aahhh.. Haykal cayangggg.. mama lagi dikontolin sama om nihhh.. Om kamu jago amat..
Mama sekarang maunyampeeeee..!! Aa’ cepet genjot tetehhh.. Aa’ genjot .. teteh mau keluar A’.
Haykal cayangggg.. uhhh.. ga papa ya mama hamil anaknya om..? Om mau ngasih kamu adek bayi nihhh.. Uuhhh .. Aa.. terusss..”

Teh Tika mengerang sambil menatap Balitanya yang sedang melihat persetubuhan indah ini.
Aku mempercepat kocokan kontolku di memek teh Tika.. hingga ranjang kami sedikit bergerak.

“Aahhhh.. Aa’ teteh keluuuu..arrrr.. Peluk teteh A’.. pelukkk.. aduhhhh.. uhhhhhh.. aaahhh..” Serrr.. serrrr.. srrrr.. srrr..
Akhirnya teh Tika mencapai puncak kenikmatannya dan ditonton langsung oleh Balitanya itu.
Balita itu tak mampu memarahi ibunya yang sedang disetubuhi oleh orang lain bukan ayahnya.

Aku memeluk teh Tika erat saat teh Tika mencapai puncaknya.
Setelah beberapa detik kontolku terdiam dijepitan memek teh Tika.. aku kembali menggenjot memek teh Tika.

“Aahhhhh.. Aa’ .. Memek teteh sakit A’.. uhhh.. Aa’.. hamili teteh A’.. buahi Rahim teteh A’.. Uhhhh.. ngilu memek tetehhh..
Ayo Aa’ keluarin benihnya di dalam Rahim teteh. Haykal cayanggg.. mama lagi dihamili nihhh.. kamu bakalan dapet ade dari om..
Om bakalan buat mama membuncit lagi.. uhhhhh..” Kembali teh Tika meracau ingin segera aku hamili oleh benihku.
Haykal hanya mampu melihat mamanya yang akan aku hamili oleh benihku.

Clobb-clobb-clobb-jlebb-cleeb-crebb-clebb-jlebb-clebb-clebb-clebb-jlebb..
Aku terus menggenjot memek teh Tika tanpa ampun.. seolah aku sedang dikejar anjing..

Tanpa lelah aku terus menggenjot memek teh Tika.. Clekk.. clekk.. clekk.. clebb.. clebb.. clebb..
“Uuhhhh.. Haykal ga papa yaaa mamanya om hamili.. Om mau mama Haykal hamil anak om..
Om mau mama Haykal mengandung benih cinta omm.. Uuhhhhh.. istriku.. Aa’ mau keluar..”
Aku tak mau kalah sama teh Tika yang mengajak Haykal ngobrol..

“Iyaaa.. uhhh.. ga papa om cayanggg.. hamili aja mama Haykal.. buat mama mengandung anak om..
Buntingi mama Haykal om..” teh Tika mengerang dengan nada anak kecil.

“Aahhhhh.. tetehhhhh.. Aa’ .. Keluarrrr.. aarrrrr.. tehhhh nihhhh benih Aa.. teteh harus Hamill.. teteh hamillll..
Inihhhh.. aaahhhh..” crottt.. crottt.. crotttt.. jutaan benih spermaku meluncur ke lubuk memek teh Tika..

Aku meracau dengan keras saat kontolku masuk setandas mungkin ke dalam memek teh Tika..
dan mengeluarkan peju yang akan membuat teh Tika hamil anakku.

“Aaahhhhh.. Aa.. peluk tetehhh.. tetehh mau hamil anak Aa.. uhhhhhhhh.. kontol.. love you Aa..!
Aduh anget peju Aa.. peju Aa’ masuk Rahim teteh.. teteh bakal hamil anak Aa..”
Erang teh Tika dengan nafasnya yang memburu saat menerima peju ku yang banyak itu.

“Uuhhhhh.. aahhhh.. love you too tetehhhh.. hamilkan anak Aa’ ya.. teteh sayangggg..”
Ujarku saat menahan kontolku di dalam liang memek teh Tika namun saat itu juga aku ambruk dipelukan teh Tika.

“Heemmmm.. heehhh.. iya Aa’ sayanggg.. teteh akan hamil anak Aa’ .. teteh akan rawat benih Aa’ sampai nanti anak dari benih Aa’ lahir..”
Bisik teh Tika saat aku menindih tubuhnya yang lengket itu..

“Makasih ya teteh.. heemmm.. Tehhh tuh Haykal liatin Aa’ terus..” ujarku sambil melirik Haykal yang masih menatapku tajam..
“Hahaha.. Haykal mau laporin om sama papah Haykal.. Awas ya omm.. om beraninya hamilin mamah Haykal..”
Ujar teh Tika seperti Balita yang baru bisa berbicara..

“Iihhh.. mama Haykal aja yang mau hamilin.. nanti Haykal boleh kok hamilin mama Haykal kalau mau.
Mama Haykal nakal lhooo..” ujarku sambil menatap Haykal yang tak mengerti apa-apa.

Siang itu kamar teh Tika sangat panas. Bukan hanya panas oleh udara.
Melainkan panas oleh persetubuhan dua manusia yang sedang menikmati nafsu birahinya. (. ) ( .)
-------------------------------------------------------------------------
 
:kopi: ..igaP dooG
Eperibadi..
Mari ngupi..

Noh.. di atas dah Nubi Postingin Part 2 Cerita 133..

Met Dikenyot.. :nenen: n KEEP SEMPROT..!!

C U..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd