-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------
Cerita 233 – Rezeki Tukang Bubur..!
[Part 3] – Like Mother Like Daughther..!
Selepas permainan mereka yang kedua tadi.. mereka menghabiskan waktu dengan saling bercerita.
Curhat.. atau sesekali saling bercanda seperti anak kecil.. hingga saling pijit-pijitan secara bergantian.
Rina benar-benar merasa nyaman dengan Asep saat itu.. begitu pun dengan Asep.
Sejenak Asep lupa dengan anak istrinya di rumah.. baginya kini Asep telah menemukan ‘mainan’ barunya..
yang dapat menghiburnya dalam kesepian selama diperantauan.
Sepertinya mereka bisa saling mengisi kekosongan yang ada dalam diri mereka dan saling memenuhi.
Hingga terdengarlah langkah sepatu dari ruang tengah, makin lama makin jelas langkah kaki itu dirasakan Rina.
Sepertinya semakin dekat dan.. dari pintu kamar yang tidak mereka tutup..
tampak seorang gadis remaja dengan seragam sekolah SMA berdiri terkejut.
Sepertinya gadis itu tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Dia adalah Nabilla. Putri semata wayang Rina. Rina biasa memanggilnya Nana.
Gadis kelas 3 SMA berusia tujuhbelas hampir 18 tahun. Seorang gadis yang cantik.. menuruni kecantikan ibunya.
“Umi.. apa-apaan sih ini..!? Koq umi di sini sama-sama mang Asep..!?” Rajuk Nana protes.
Terkejut sekali Rina dengan kedatangan anaknya yang tiba-tiba itu, terlebih lagi Asep.
Asep segera menutupi selangkangannya dengan bantal yang ada di situ.
Namun untuk Rina hanya beberapa saat saja ia terkejut.. untuk kemudian kembali dapat menguasai keadaan..
seraya dihampirinya putrinya itu dengan masih dalam keadaan bugil.
Rina menuntun Nana ke ruang tengah.. sambil disuruhnya putrinya itu duduk untuk diajak bicara.
“Nana.. dengarkan umi.. Nana kan sekarang sudah dewasa.. Nana kan tau bahwa sudah seminggu ini..
abi kamu enggak pulang. Dan kamu tentunya juga ngerti dong, bahwa seorang istri itu butuh nafkah batin,,
bukan cuma materi saja..” Rina menghela napas sejenak.. lalu melanjutkan..
“Nah.. selama ini abi kamu sering sekali meninggalkan umi sendirian di rumah.
Apakah salah bila umi mencari orang lain yang bisa memberikan nafkah batin bagi umi..?
Tolonglah kamu mengerti Nana. Kamu anak umi satu-satunya..
siapa lagi yang dapat mengerti perasaan umi selain kamu..” ujar Rina menjelaskan panjang lebar.
“Iya, Nana ngerti umi.. tapi enggak sama tukang bubur juga kali Miii.. dia kan setiap hari keliling di kompleks ini..
Apa nanti umi enggak khawatir kalau dia ngomong sama orang di sekitar kompleks ini.
Kan kita juga yang malu..” ujar Nana menyampaikan kekhawatirannya.
“Umi paham Na.. semuanya sudah umi pikirkan.. dan umi yakin mang Asep enggak bakalan..
ngelakuin seperti yang kamu khawatirkan. Sekali lagi Nana.. umi mohon pengertian kamu..
sebagaimana juga umi bisa ngertiin kamu yang selama ini sering membawa pacar-pacar kamu ke kamar kamu.
Dan umi bukannya tidak tau apa yang kamu lakukan di kamar bersama pacarmu..” Rina memaparkan.
“Umi juga enggak bisa ngelarang kamu.. yang cuma umi mau kamu harus pandai-pandai menjaga..
supaya tidak hamil, agar kita tidak kena malu.. cuma itu. Untuk itulah umi sering kasih kamu pil anti hamil..
Biar kamu enggak bunting..! Dan selama ini umi enggak pernah ngelarang kamu..
untuk berhubungan seks dengan pacarmu itu..” lanjut Rina lagi.
Kali ini dengan air mata yang menetes di pipinya.. yang membuat Nana sedikit tersentuh hatinya.
“Nggg.. iya deh mi.. Nana ngerti. Gak usah nangis gitu kali Mi.. jelek ah..
Nanti mang Asepnya enggak naksir lagi sama mami, loh..!?” Ujar Nana menggoda.
“Hi..hi..hi.. dasar kamu anak nakal..!” Ujar Rina sambil mencubit pipi putrinya itu.
“Eh, mi.. ngomong-ngomong mang Asep tuh ganteng juga ya..?“ Ujar Nana, dengan senyum penuh arti.
“Kalau ganteng kenapa..?“ Jawab Rina.. sepertinya Rina paham akan maksud dan tujuan pembicaraan anaknya itu.
“Kalau boleh sih.. Nana pingin juga nyobain mang Asep.. nyicipin gitu mi.. hi..hi..hi..” ujar Nana, cengengesan.
“Nyicipin..? Emangnya kue..!? Suka asal kamu, ya..!” Jawab Rina menganggapi.
“Ini juga kalau boleh.. kalau enggak sih keterlaluan banget deh..!” Kata Nana menggoda.
“Iya boleh.. boleh. Dasar anak celamitaaaann..! Kamu itu enggak ada puas-puasnya ya.. setiap bulan gonta-ganti pacar..
masukin ke kamar dari siang sampai malem dan teriakan kamu itu oh.. yes, oh.. yes.. kedengeran sampai luar, tau..!
Dan umi cuma bisa gigit jari..” ujar Rina sambil mencubit pipi anaknya itu.
“Iiih.. umi bisa aja.. suka nguping ya Mi..? Kalau udah bosen.. ya diputus dong Mi.
Cari yang baru mumpung masih muda.. masih banyak yang naksir.. hi..hi..hi..” ujar Nana genit.
“Eh, gimana mi... mang Asep begini enggak..?” Tanya Nana, sambil mengacungkan ibu jarinya.
“Wuiihh.. jangan ditanya Na. Pacar-pacar kamu itu sih, gak ada apa-apanya.. umi yakin deh..!” Terang Rina.
“Ah, umi sok tau nih..” ujar Nana.
“Eh, kamu belum tau sih, barangnya itu segini nih..”
Ujar Rina sambil mengacungkan tangan kanannya sambil mengepal.
“Ah, yang bener nih.. jadi penasaran..” ujar Nana.
“Maaaaaaannnnggg.. Mang Asep, sini maaannggg..!” Teriak Rina ke arah kamarnya.
“Iya bu haji.. tunggu saya pakai baju dulu..!” Ujar Asep dari dalam kamar Rina.
“Gak usah pakai baju mang.. telanjang aja kayak tadi.. bu haji juga masih telanjang nih..!” Teriak Rina lagi.
Beberapa saat kemudian Asep muncul.. agak salah tingkah Asep karena Nana yang berada di situ..
Apalagi dengan keadaannya yang telanjang seperti ini.
“Eh, ada neng Nana.. mang Asep jadi malu nih..” ujar Asep salah tingkah.
“Woooww.. mang Asep, kontolnya gede banget..! Belum ngaceng aja udah segede gitu, gimana ngacengnya mang..!?”
Ujar Nana menggoda.
“Kalau mau liat ngacengnya.. kamu ngacengin dong..!” Goda Rina kepada Nana.
“Sini mang deket Nana.. biar Nana ngacengin kontol mang Asep. Hi..hi..hi..” pinta Nana sambil menarik lengan Asep.
---------ooOoo----------
Kini Asep berdiri di hadapan Nana yang duduk di sofa, digenggamnya batang kontol Asep.
Dan tanpa basa-basi batang kontol yang masih layu itu dikulumnya.
Walau pun terbilang masih ABG.. Nana sudah sangat mahir sekali mengoral batang kontol.
Terlihat dari caranya yang begitu piawai.. terkagum juga Rina melihat aksi anaknya itu.
Mungkin karena memang jam terbang Nana yang sudah cukup banyak..
Nana memang sudah semenjak SMP mulai pacaran dan mulai saat itu pula dia sudah mulai berhubungan seks.
Seperti yang dikatakan Rina tadi.. Nana memang sering berganti-ganti pacar.
Mungkin Nana tergolong sebagai gadis yang hyper sex.. tak puas dengan hanya satu pasangan saja.
Selalu ingin mencoba berbagai tipe lelaki.. untuk itulah dia sering bergonta-ganti pasangan.
Bagi gadis secantik Nana memang tidaklah sulit mendapatkan pria seperti apa pun.
Dengan tubuh Nana yang seksi.. kulit putih bersih.. buah dada cukup besar..
Lelaki mana yang tidak tertarik dengan Nana.
Walau pun di kalangan teman-temannya Nana telah dicap sebagai play-girl sejati..
namun tetap saja banyak lelaki yang mengantre ingin menjadi pacarnya.
Walau pun yang sebenarnya diinginkan para lelaki itu hanyalah ingin menikmati tubuh Nana.
Begitu pun dengan Nana. Nana juga hanya ingin merasakan kontol dari pacar-pacarnya itu.
Dan setelah dirasa puas dan bosan maka akan diputusnya.
Hanya beberapa saat Nana mengoral kontol Asep.. kini batang kontol Asep telah berdiri tegak.
Hingga dirasa sulit bagi mulut mungil Nana untuk menampung seluruh batang kontol Asep dalam mulutnya.
Rasa-rasanya Nana sudah membuka mulutnya dengan begitu lebar.
Tetapi tetap saja dirasakannya kontol Asep begitu penuh mengisi dimulutnya.
Namun bukanlah Nana namanya kalau menyerah begitu saja.
Percuma teman-teman di sekolahnya memberi gelar play-girl sejati.
Dikocoknya batang kontol Asep dengan liar dan cepat.. hingga menimbulkan bunyi gemelocok yang cukup keras.
Air liur kental mulai banyak yang mengalir membasahi dagu Nana.. sebagian menetes di lantai dan paha Asep.
Beberapa menit kemudian Nana telah mulai terbiasa dengan besarnya batang kontol Asep.
Mulutnya kini sudah dapat menyesuaikan.. bahkan kini Nana mencoba memasukkan seluruh batang kontol Asep.
Agak sulit memang.. namun akhirnya berhasil juga.
Walau pun dirasakan kerongkongannya tertembus ujung kontol Asep..
kini kontol Asep hanya menyisakan biji pelirnya saja di luar.
Sungguh luar biasa aksi anak ABG ini.. pikir Rina yang menyaksikan anaknya itu.
Beberapa saat kemudian Nana membuka seluruh seragam sekolahnya dan mencampakkannya begitu saja di lantai.
Kini Nana telanjang bulat.. hanya menyisakan sepatunya saja yang tidak dilepasnya.
“Ayo mang.. entotin memek Nana mang..! Nana kepingin ngerasain kontol gede mang Asep.. ayo mang cepeeeeetttt..!!”
Ujar Nana tak sabar.. sambil duduk di sofa dan mengangkangkan kedua kakinya.
Sehingga memeknya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus itu mempertontonkan isinya yang merah muda.
Seraya Asep berjongkok menghadap ke memek Nana..
Asep tak langsung memasukkan batang kontolnya ke dalam memek Nana seperti yang diminta Nana.
Melainkan ditundukkannya wajahnya ke memek Nana.. Hmmm.. dihirupnya beberapa saat untuk menikmati aromanya..
sebelum akhirnya dijilatinya memek yang sudah basah oleh cairan birahi itu.
“Zzzzzzzzzzz.. aaaaahhhhh.. iya mang terus jilatin memek Nana mang.. aaaahhhh..!!”
Racau Nana.. sambil menjambak-jambak rambut Asep.
Setelah puas Asep mengoral memek Nana..
Asep bangkit seraya diarahkannya batang kontolnya ke lubang memek Nana..
Dan blesss.. seperti halnya Rina..
Nana pun merasakan nyeri saat pertama kali kontol Asep menembus lubang memeknya.
“Adeehhh..deh..deh..deh.. aaaahhhh.. sakit mang..pelan-pelan mang.. adduuhhuuu..!!” Pekik Nana.
Asep menuruti apa yang dikatakan Nana..
Slebbb..!! Dengan lembut didorongnya batang kontolnya memasuki lubang memek Nana.
“Sekarang.. kamu rasakan ya, anak bandel.. bagaimana dahsyatnya kontol mang Asep.. hi..hi..hi..“
Goda Rina yang berada di samping Nana.
Namun tidak tega juga Rina melihat anak gadisnya meringis kesakitan akibat hantaman kontol Asep..
Seraya ditundukkannya wajahnya ke kontol Asep yang masih tersisa separuh di luar..
diludahinya beberapakali dengan maksud memberikan pelumasan.
Cukup signifikan juga pengaruh air ludah yang diberikan Rina..
kini batang kontol Asep menjadi lebih mudah berpenetrasi dalam memek Nana..
sementara rasa nyeri yang dirasakan Nana pun menjadi sedikit berkurang.
“Oke mang.. lanjut mang, dorong terus..” ujar Rina memberi semangat
Kini Asep mulai memompakan batang kontolnya maju mundur, dengan irama yang lambat.
Namun tak beberapa lama kemudian goyangan Asep semakin kencang.
Dan Nana pun kini sudah bisa sepenuhnya menikmati hantaman kontol Asep yang super besar itu.
“Zzzzzzzz.. aaaaaahhhhh..!! Terus mang.. entotin memek Nana mang..!!
Kontol mang Asep enak banget sih, manteeeepppp..” racau Nana, sambil memeluk Asep.
Tak tahan Asep melihat ekspresi gadis ABG yang imut itu.. hingga dilumatnya bibir Nana dengan rakus.
Yang juga langsung dibalas oleh Nana.. sehingga mereka berpagutan dengan hot..
sambil organ intim mereka masih berpenetrasi.. beradu keluar masuk dengan berirama.
Rina yang menyaksikan anaknya berasik masuk kembali bangkit gairahnya..
digosok-gosoknya memeknya dengan ibu jari sambil pandangannya tertuju pada Asep..
yang sedang menggarap anak kandungnya itu.
Hingga beberapa menit kemudian terdengarlah erangan panjang Nana yang mencapai puncak kenikmatan.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh..!! Nana keluar manggg..!!” Teriaknya.
Beberapa detik setelah itu Nana tampak lemas.. tak ada lagi perlawanan yang diberikan.
Melihat putri tunggalnya telah klimaks.. Rina yang memang nafsunya telah bangkit segera menarik Asep.
“Mang.. ayo cepet mang.. entot bu haji mang..! Bu haji udah nafsu berat nih mang..!” Pinta Rina dengan bernafsu.
Asep segera memasukkan kontolnya ke memek Rina.. dan langsung memompanya dengan kecepatan penuh.
Clebb-Plokk.. clebb-plokk.. clebb-plokk.. clebb-plokk.. clebb-plokk.. clebb-plokk..!! Bunyi yang terdengar begitu riuh.
Dan hanya tak sampai dua menit.. Rina telah mencapai klimaksnya.. diiringi dengan pekikan panjang seperti biasanya.
Asep yang masih belum mencapai orgasme masih terus memompakan batang kontolnya di dalam memek Rina..
Walau pun Rina tak memberikan perlawanan.
Namun dikarenakan Rina sudah tak bergairah lagi.. Rina menyuruh Asep untuk menghentikan aksinya itu.
“Mang.. maaf ya mang.. stop dulu mang.. bu haji udah capek nih.. pegel. Maaf ya mang.. nanti kita lanjutin lagi deh..”
Pinta Rina sambil sedikit mendorong tubuh Asep..
Hingga akhirnya Asep melepaskan tancapan batang kontolnya pada memek Rina.
Tinggal Asep kini yang gigit jari melihat dua wanita lawan mainnya telah ‘KO’..
Sementara Asep masih belum mencapai klimaks.
“Udah mang.. duduk aja sini sebentar.. biar kami ambil nafas dulu..” ujar Rina..
sambil menarik tangan Asep agar duduk di sampingnya di sofa.
-------ooOoo-------
Beberapa menit kemudian setelah mereka selesai minum sambil diselingi dengan obrolan ringan.
“Gimana mang Asep.. mang Asep masih kebelet ya..? Masih kepingin dikeluarin mang..?“ Goda Rina.
“Iya tuh mi.. kasian mang Asep.. lagi nanggung dia.. hi..hi..hi..
Abis mang Asep kuat banget sih..!” Ujar Nana senang.
“Iya nih.. saya sebetulnya udah nanggung banget, udah di ubun-ubun he.. he...he...”
ujar Asep cengengesan.
“Iya mang.. kebetulan Nana pingin nyobain anal seks sama kontol mang Asep yang gede itu, pasti asik nih..”
Ajak Nana lagi.
“Emang kamu pernah anal seks juga na..?“ tanya Rina pada anaknya itu.
“Sering dong Mi.. tiap Nana ngentot sama pacar-pacar Nana pasti dengan anal seks juga.
Kalo enggak begitu, enggak sip mi.. enggak lengkap..!” Jawab Nana cuek.
“Dasar kamu.. kecil-kecil maniak seks..!”
Sergah Rina.. yang ditanggapi dengan tawa cengengesan oleh anaknya.
“Gimana mang Asep, sudah siap untuk anal seks..?“ Ujar Rina kepada Asep
“Saya siap aja dong bu haji.. tapi kalau boleh sih, anu.. ini juga kalau boleh ..”
Ujar Asep salah tingkah dan ragu-ragu.
“Kalau boleh, kalau boleh apa sih kamu mang.. ngomong yang bener dong..yang tegas..” ujar Rina
“Kalau bu haji sama neng Nana bersedia.. saya ingin bu haji dan neng Nana..
waktu saya entot pantatnya sambil pakai jilbab. Ngg.. itu juga kalau bu haji dan neng Nana mau.
Kalau enggak mau ya enggak apa-apa..” pinta Asep dengan malu-malu sambil menundukkan kepalanya.
Kontan mendengar permintaan Asep Rina dan Nana tertawa.
“Hi..hi..hi.. mang Asep.. mang Asep.. ada-ada aja kamu. Oke deh mang Asep.. kita bersedia..” ujar Rina
“Tapi ngomong-ngomong kenapa sih mang Asep ingin kita pakai jilbab..?
Kan lebih asik terbuka begini mang..?” Tanya Rina.
“Mmmm.. anu bu haji.. soalnya selama ini kalau saya onani..
yang saya bayangin adalah wajah bu haji yang lagi pakai jilbab itu.
Karena yang selama ini sering saya lihat bu haji kan selalu pakai jilbab..”
Jawab Asep lugu.. yang langsung diikuti oleh tawa Rina dan Nana.
“Ah dasar mang Asep.. kebanyakan ngayal sih..!! Hi..hi..hi..” goda Nana.
Akhirnya.. seperti yang diinginkan Asep Rina dan Nana mengenakan jilbab..
Namun dengan tubuh masih telanjang bulat.
“Gimana mang.. apa kita musti pakai baju kurung juga..?” Tanya Rina pada Asep.
“Eh, jangan.. jangan.. bu haji, enggak usah.. enggak asiklah.. biarin telanjang aja..” jawab Asep
Kini Rina dan Nana berdiri dengan berpegangan pada tepi meja makan, dengan tubuh agak merunduk..
Sehingga pantat keduanya seperti menungging memperlihatkan anusnya..
Yang siap dihantam oleh batang kontol Asep.
Dengan jilbab menutupi kepala mereka.. bagi Asep mereka terlihat lebih sensasional.
Dan yang pasti khayalan Asep terpenuhi kini.
Khayalan sosok bu haji yang selama ini dia bayangkan dalam setiap onaninya.
Dihampirinya kedua wanita yang sudah stand-by dan siap digempur lubang analnya itu.
Pertama yang dihampiri adalah Nana.. Karena Nana sepertinya sudah begitu penasaran..
ingin merasakan lubang anusnya ditembus batang kontol Asep.
“Ayo mang.. tancep lubang pantat Nana mang.. Nana udah gak sabar nih” ujar Nana.
Sebelum Asep menancapkan ‘senjatanya’ ke dalam anus Nana.. Rina terlebih dulu mengulum batang kontol Asep..
Lalu meludahinya beberapakali dengan masuk memberikan pelumasan.
Setelah dirasa cukup Rina membimbing batang kontol Asep untuk memasuki lubang anus anaknya itu.
Tak seperti yang dibayangkan Rina.. ternyata lubang anus Nana lebih mudah dimasuki batang kontol Asep..
ketimbang lubang memeknya tadi.. sehingga tak butuh waktu yang lama batang kontol Asep dengan leluasa..
berpenetrasi di dalam lubang anus putri ABG-nya itu.
“Aaaaaahhhhh.. terus mang, asik mang.. Entot terus lobang pantat Nana mang.. uuuuhhh..!!”
Racau Nana.. dengan jilbab masih membungkus kepalanya..
begitupula dengan sepatunya yang masih belum sempat ia lepas semenjak pulang sekolah tadi.
“Eh, Na.. lubang anus kamu koq gampang sekali sih dimasukin kontol Asep yang gede itu..?
Sedangkan umi aja tadi lumayan sakit waktu pertama dimasukin..?” Tanya Rina agak heran.
“Hi.. hi..hi.. kalau soal anal seks sih.. Nana paling jagonya mi..
Semua cowok-cowok ganteng di sekolah Nana udah pada tau tuh.. hi..hi..hi..” jawab Nana.
“Nana.. nana.. asal kamu ya..!” Ujar Rina sambil geleng-geleng kepala.
Hingga beberapa menit kemudian Asep beralih ke pantat Rina..
dimasukkannya langsung batang kontolnya ke dalam anus Rina dan langsung digoyangnya maju mundur.
“Ayo mang.. hajar bo-ol umi yang keras mang.. ayo mang..!” Goda Nana..
sambil menepuk-nepuk pantat Asep di saat Asep sedang menggarap lubang anus ibunya itu.
“Taaaarrrrriiiiikkkkk.. maaaaaaaaaannngggg..!! Teriak Nana lagi. Masih dengan menepuki pantat Asep.
Hingga beberapa saat kemudian tubuh Asep mengejang.. goyangan pantatnya semakin tak beraturan.
“Akkhhhh..!!” Dan akhirnya Asep berteriak.. seiring dengan puncak orgasme yang begitu dinikmatinya.
Croottt.. croottt.. crroottt.. croottt..!! Beberapakali air maninya dimuntahkan di dalam anus Rina.
Hingga akhirnya dicabutnya batang kontolnya yang langsung disambut oleh isapan mulut Nana.. yang kini berjongkok.
Aroma lubang anus bercampur air mani Asep menambah gairah Nana untuk terus mengoral batang kontol Asep.
Setelah puas mengoral kontol Asep.. Nana beralih menghadap ke bokong Rina..
dihadapkan wajahnya tepat pada lubang anus Rina, dijilatinya anus ibunya itu.
“Mi..coba dorong keluar air mani mang Asep.. biar Nana ma’em mi.. ngeden mi, biar keluar semua..” ujar Nana.
Rina mengikuti apa yang dikatakan anaknya itu..
ditunggingkannya pantatnya ke arah mulut anaknya yang berjongkok sambil membuka mulutnya.
Setelah dirasakan lubang anusnya tepat berada di depan mulut anaknya itu.. Rina agak konsentrasi sebentar..
Lalu dia mengedan bagaikan seorang yang buang air besar dan.. Srrrrooott..!!
Keluarlah air mani Asep yang tertampung di dalam lubang anusnya..
Semuanya masuk ke dalam mulut Nana yang terbuka lebar.
Dengan rakus Nana menelannya.. begitu terkesima Asep menyaksikan kedua wanita itu.
“Mmmmm.. sedaaaaaapppp.. nyem..nyem.. nyemm.. muaaahhhh.. enaaakkk..!!” Ujar Nana menikmati air mani Asep.
Tak puas dengan itu.. Nana kembali menjilati dubur mamanya.. menjilati sisa-sisa sperma Asep yang masih melekat.
Sementara Rina hanya geleng-geleng kepala dengan aksi ekstrem yang diperagakan darah dagingnya itu.
Namun dalam hati Rina.. di suatu saat dia ingin juga mencoba yang dilakukan Nana.
-------ooOoo-------
“Eh mang Asep.. laper nih, abis ngentot begini enaknya makan bubur ayam nih..!” Nana menyampaikan idenya.
“Iya nih mang.. bu haji sekalian juga dibikinin mang..” tambah Rina meminta.
“Iya deh, tunggu sebentar..”
Ujar Asep seraya melangkahkan kakinya ke arah garasi untuk meracik dua mangkuk bubur ayam.
Selang beberapa saat.. dua mangkuk bubur ayam telah sedia di atas meja makan.
Tak sampai lima menit.. dua mangkuk bubur ayam hanya menyisakan mangkuk kosong saja.
Tandas di dalam perut Rina dan Nana.
“Mang Asep enggak makan mang.. enggak laper..?“ Tanya Rina.
“Ya laper sih bu haji..“ jawab Asep polos.
“Oh iya.. bu haji lagi enggak masak nih mang.. maaf ya, enggak ada apa-apa nih..
Soalnya kalau malam kita biasa makan di luar sih mang..” ujar Rina
“Ah, susah-susah banget sih.. makan bubur aja mang..” celetuk Nana
“Eh iya, apa makan bubur aja mang.. biar bu haji yang bikinin ya..
Tapi kamu udah bosen kali ya makan bubur ?” ujar Rina.
“Ya, bosen juga sih bu haji..” jawab Asep.
“Tenang mang.. nanti mamang kita kasih bubur yang dijamin mang Asep gak bakalan bosen..” ujar Nana..
Seraya Nana membisikkan sesuatu kepada ibunya..
Yang diikuti dengan tawa tertahan Rina manakala mendengar yang dibisikkan anaknya itu.
“Apaan sih.. emangnya bubur apaan..?”
Tanya Asep bertambah bingung.. saat dilihatnya Nana berbisik-bisik dengan Rina.
“Mang Asep tunggu sini ya.. bu haji ambil buburnya dulu..“ ujar Rina, seraya pergi ke garasi.
Beberapa saat kemudian Rina muncul dengan semangkuk bubur di tangan.
Namun yang membuat Asep bertanya-tanya adalah: bahwa Rina dan Nana langsung menaiki meja makan..
dengan tubuh keduanya yang masih bugil mereka mengangkangkan kedua kakinya..
Sehingga memeknya tampak menganga memperlihatkan isi memeknya yang merah.
Dan dengan sendok di tangan keduanya menyendok bubur ayam dari mangkuk..
Namun bukan untuk dimakannya, melainkan dituangkannya bubur itu pada memek mereka.
“Ayo mang.. dimakan buburnya.. dijamin enggak bakalan bosen deh dengan bubur yang ini.
Bubur ayam special nih..! Hi.. hi.. hi..” ujar Nana tertawa ngikik.
Tertarik juga Asep dengan tantangan wanita-wanita ini, dengan tersenyum-senyum malu dihampirinya mereka.
“Ayo langsung makan mang.. tunggu apa lagi..? Langsung pakai mulut lho mang..!” Seru Rina
Asep segera menunduk.. disentuh dengan mulutnya bubur yang melekat pada memek Rina..
Lalu mulai dimakannya langsung dengan menggunakan mulutnya.
Setelah tersisa sedikit.. slrupp.. dijilatinya memek Rina..
untuk membersihkan sisa-sia bubur yang masih melekat pada memeknya.
Sementara kedua wanita itu tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi Asep.
“Ayo mang.. udah abis tuh bubur yang di memek umi.. sekarang gantian yang ini mang..”
Ujar Nana menunjuk ke arah memeknya.
Segera Asep beralih ke memek Nana untuk melakukan hal yang sama.
Sementara Asep sibuk memakan bubur dari memek Nana.
Rina kembali membubuhi memeknya dengan bubur..
untuk kemudian kembali dimakan oleh Asep dengan cara yang sama.
Begitu sebaliknya.. di saat Asep menikmati bubur dari memek Rina..
Giliran Nana yang menaburi bubur pada memeknya.
Benar seperti yang dikatakan Nana.. bubur yang satu ini memang tak membuat Asep bosan.
Asep merasakan sensasi yang berbeda dengan permainan ini..
Sensasi yang membuatnya semakin bergairah.
Hingga tak terasa habislah bubur yang berada di mangkuk tanpa sisa.
“Gimana mang..? Asik enggak, enggak bosen kan..?” Tanya Rina.
“Enggak bu haji.. enggak bosen.. jadi lebih enak buburnya.. he.. he.. he.. tapi sayangnya enggak pake sambel..
Kalau pake sambel pasti tambah asik tuh he..he..he..” jawab Asep cengengesan.
“Iihh.. enak aja..! Asal kamu ya mang.. emang sengaja saya gak kasih sambel koq.
Kalau pakai sambel bisa kepedesan dong memek kita..!” Jawab Rina.
Nana tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataan Rina.. sedang Asep hanya tersenyum-senyum malu.
Tiba-tiba terdengar pesawat telpon berdering..
Dengan langkah yang agak malas Rina menghampiri ke arah meja telepon.
“Halo.. dengan siapa ini..?” Jawabnya, setelah mengangkat gagang telpon.
“Oh.. Abi, apa kabar bi..?” Balas Rina.. yang ternyata sedang diajak bicara adalah suaminya.
“Apa..? Kasus impor daging sapi..?” Suara Rina sedikit meninggi.. lalu diam beberapa saat.
“Ja..jadi.. jadi.. abi ada di tahanan KPK..?” Ujarnya terbata-bata seolah tak percaya.
Rina terdiam, bibirnya tampak bergetar. Tatapan matanya yang mengarah ke depan tampak kosong.
Jagatnya seolah-olah juga ikut berputar.. lalu.. ambruk.. pingsan. Masih dengan tubuh telanjang. SEKIAN
-------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------