Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

Elkintong

Senpai Semprot
Daftar
2 Sep 2020
Post
922
Like diterima
107.735
Lokasi
Elkintong Planetarium
Bimabet
PART I



Burju Ni Dainang I



Burjuni dainang i
Dang boi tarbalos au
Nang sipata sala au.....
Sai dianju au anak na on...

Ditaon ho do udan lasniari
Holan humokkop gellengmon
Asa boi taruli...
Lao manomu ari na naeng ro ....

Maulia....te ma Inang,..
Maulia....te ma inang...
Disude pambeanan mi.........
Anggiat ma marparbue i......



Suara petikan gitar dari jari Dave, diiringi oleh suara adiknya Iva, membuat siang hari yang panas di kontrakan milik Berta Marpaung ini jadi terlihat syahdu dan membuat semua mata yang hadir berlinangan airmata, termasuk mata tua milik Berta Marpaung, sang ibu.

Dia tidak mampu menahan air mata harunya saat syair penuh makna dalam dan penuh emosi itu dilantunkan oleh kedua anaknya.

Lagu yang isinya liriknya sarat arti akan bagaimana seorang anak yang mengucapkan terima kasih untuk sang ibu, atas semua pengorbanannya untuk anak-anaknya, membuatwajah wanita yang terlihat penuh kerut dan lelah, tidak mampu menahan airmatanya.

Termasuk semua yang datang, dari perkumpulan keluarga Hutasoit dan juga sebagian dari keluarga besar Marpaung.

Hari ini, merupakan ibadah kecil sebetulnya, namun Berta terharu melihat keluarga besar datang memenuhi kontrakan sederhananya, semua karena ingin ikut mendoakan dan mengantar anak sulungnya David Pardamean Hutasoit yang besok akan segera terbang ke Jepang, untuk melanjutkan sekolahnya.

Ditaon ho do udan lasni ari - Kau tahankan hujan dan panas

Holan humongkop gellengmi - Demi memperjuangkan anak-anakmu

Asa boi taruli - Semoga bisa sampai

Lao manomu ari na naeng ro - Menyongsong masa depan

Potongan lagu yang melegenda dari tanah Batak yang membuat semua mata dan telinga yang mendengar, dibuat terharu.

Bagaimana tidak, seorang istri yang ditinggal suaminya, yang lebih memilih wanita lain dan kesenangan dunia, mabuk dan judi, lalu hanya mengandalkan berjualan sayur dan bahan pokok di pasar, dengan lapak kecilnya di sebuah pasar di Kawasan Bogor, lalu mampu menyekolahkan anaknya Dave hingga lulus di Universitas Indonesia.

Meski mengandalkan beasiswa, namun tetap saja perjuangan luar biasa sang ibu, membuat Dave bisa lulus dengan predikat cumlaude, sehingga dengan lancarnya dia saat mendaftar di MEXT milik pemerintah Jepang untuk mendapatkan bea siswa full.

Pelukan sang Inang seakan membuat suasana jadi semakin diliputi haru

“makasih Inang....” ucap Dave lirih

“makasih amang......”

Armata Berta tidak mampu ditahan lagi

“baik-baik kau disana, Nak.....” usapan tangan kasar itu membelai kepala anaknya

“iya Inang...”

“banyak doa Nak.....”

Airmatanya turun seketika

“inang akan selalu rindu sama kamu, Nak.....”

Dave juga meneteskan airmatanya, dia seakan tidak mampu dan berat sebetulnya meninggalkan ibunya dan adiknya di Bogor.

“jaga dirimu baik-baik di tanah orang, Nak.....”

Semua yang hadir tidak mampu menahan airmatanya melihat adegan penuh haru antara ibu dan anak tersebut.

Mereka tahu bagaimana perjuangan Berta membesarkan anaknya. Dia ibu sekaligus ayah bagi kedua anaknya. Hampir 10 tahun ditinggal pergi begitu saja oleh sang suami Mangara, namun silahturahmi Berta dengan keluarga besar suami, atau perkumpulan keluarga Hutasoit tetap dia jaga. Dia selalu membawa David dan Iva untuk selalu ingat dan dekat dengan keluarga besar suaminya.

“ini amang boru, ini namborumu....”

“ini amang uda, dan ini inang uda kalian....”

Demikian selalu dia memperkenalkan anaknya dengan semua keluarga besar suaminya.

“cari keluargamu Nak.....”

“ bilang kamu anak mereka....” pesannya ke David

“bilang kalo kamu boru mereka...” ucapnya ke Iva

Dan memang meski bukan materi yang dicari oleh Berta, namun hubungan kekerabatan dan dukungan keluarga sungguh berarti bagi Berta. Mendidik kedua anaknya dengan kemampuannya yang terbatas, ada saja bantuan yang datang untuk dirinya dan anak-anaknya, sehingga Iva yang akan naik kelas III SMA, dan Dave yang akan melanjutkan ke Jepang, meski tertatih tatih, tetap saja bisa tiba di titik yang sekarang mereka rasakan.

Lalu

“terima kasih untuk semua amang, inang, keluargaku yang sudah datang.....”

“Tuhan balas semua kebaikan kalian berlipat kali ganda.....”

Semua diam mendengar ucapan Berta

“saya sebetulnya berat melepas Dave pergi jauh......”

Airmatanya kembali turun menetes di pipinya. Sapu tangan lusuh di antara jemarinya berkali kali harus dia pakai untuk mengusap airmatanya.

Dave dan Iva juga duduk dan terdiam sambil sesekali menyeka airmata mereka

“Dave ini bagaikan penolong saya selama ini......”

Dia menatap anak sulungnya itu, telaga di matanya yang terlihat menua, dan agak sipit khas wanita batak

“ngga pernah dia bikin susah hati mamaknya.....”

“selalu dia yang bikin kuat hati aku.....”

Semua diam dan menatap bergantian wajah ibu dan anak itu. Mereka sadar akan kebanggaan seorang ibu akan anaknya

“saya susah... saya lelah, dia selalu tempat saya keluh kesah......”

“bantu mamaknya angkat sayuran... antar ke pasar.....” suara kembali tertatih, bergantian dengan tangisan

“namun hari saya dan adiknya harus kuat untuk ditinggal......”

Dia mengangkat wajahnya, mencoba menegarkan hatinya

“pesan mamakmu... kejar cita-citamu... jadi selalu kebangaan keluarga.....”

“ biar mamakmu cuma tukang sayur….. kamu harus jadi orang besar kelak…..”

“ingat dimanapun kamu berada.... andalkan selalu Tuhan dalam hidupmu....”

Bukan hanya keluarga, namun tetangga dan teman dekatnya Dave semua kehilangan dirinya. Dave sosok yang jarang bicara, namun sangat peduli dengan sekelilingnya. Dia aktif di lingkungan tempat dia tinggal, mulai dari acara RT, agustusan, hingga karang taruna, dan termasuk anak cerdas yang tidak banyak tingkah.

Sehingga wajar rasanya kepergian dia kali ini banyak membuat orang-orang terdekatnya bersedih.

Sayangnya, acara ibadah kecil ini, hanya keluarga dan tetangga dekat saja yang tahu. Dave bahkan tidak memberi tahukan ini ke teman-teman kampusnya, teman-teman di gereja pun dia tidak memberitahu, hanya saja keluarga datang saat tahu Inang memberi informasi kalau ada ibadah kecil, karena Dave akan ke Jepang.

Semua yang hadir memeluk dan memberi semangat kepada Dave. Ada beberapa keluarga juga sampai menyelipkan sedikit sangu buat anak ini.

Opung Boru juga tidak kalah, dia sampai bela-belain menjual emas warisannya dia, agar cucunya ini bisa punya sangu dalam jalan ke luar negeri

“kamu ingat selalu yah pesan opung.... jadi anak yang baik....”

“jangan yang buruk dari bapakmu kau tiru....”

“tapi selalu kau maafkan bapakmu... bagaimanapun dia bapakmu.....”

Hanya anggukan dari sang cucu saat opungnya memeluknya dengan erat

“dimanapun kau berada, doa opung selalu menyertaimu....”

Hati Dave sebetulnya berat untuk pergi. Jika disuruh memilih sebetulnya dia ingin selesai kuliah dia bisa bekerja, membantu ekonomi keluarga, agar ibunya tidak perlu kerja keras lagi seperti sekarang. Namun dorongan dari ibu dan adiknya, agar dia mengambil S2 di negeri asing, apalagi saat dia test untuk ambil beasiswa full, ternyata diterima dan lulus, dorongan itu main kuat.

“ngga usah kau pikir mamakmu dan adikmu.... “ dorong sang ibu.

“mamak masih bisa kasih makan dan kasih kuliah untuk adikmu..”

“kau pergilah sana.... ambil pendidikan setinggi langit.....”

“biar tidak ada lagi yang hina keluarga kita...”

“tidak apa mamakmu ini cuma jualan sayur, tidak punya pendidikan tinggi, tapi anak mamak semua pintar-pintar dan diberkati.....”

Kata-kata mamaknya selalu menyemangati nya.

Memang meski sebagian besar keluarga dari bapaknya menerima dan menyayangi keluarga kecilnya ini, namun banyak juga keluarga lain terutama dari ibunya, yang sering mencibir Berta dan anak-anaknya. Keputusan Berta untuk tetap tidak bercerai, berjalan sendiri di-atas kakinya untuk menopang anak-anaknya, banyak di cibir oleh keluarganya sendiri.

Dalam banyak acara adat atau pertemuan keluarga, Berta sering digurui dan sering dianggap sebelah mata. Mulai dari hidupnya yang susah, hingga keputusannya menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana dengan kondisi ekonomi yang jauh dari kata cukup.

Bagi Berta, kehidupan layak untuk anak-anaknya kelak lebih penting, dan dia yakin bahwa semua itu berawal dari Pendidikan yang baik. Di rumah dia selalu keras mendidik anak-anaknya agar berperilaku baik ke semua orang, jujur dan selalu mengandalkan Tuhan. Dia kendati menderita, bangun pagi, malam hari pun masih jalan mencari bahan sayur untuk dijual lagi besoknya, mencuci hingga bersih, lalu subuh sudah jalan ke lapaknya di pasar.

Untungnya kedua anaknya tidak pernah malu. Baik Dave maupun adiknya selalu mengerti akan kondisi mamaknya. Berta meski lelah dan capek, namun saat pulang ke rumah melihat kedua buah hatinya, dia selalu bangga. Lelah dan letihnya bagaikan terbayar melihat kedua anaknya itu selalu rukun, saling sayang, dan sangat mencintai dirinya sebagai ibu.

Dave tidak pernah keluar dari 3 besar selama dia sekolah. Pintar dan sangat disukai banyak orang di sekolahnya, karena memang jarang bertingkah. Hal yang sama juga dengan Iva, meski tidak secemerlang kakaknya secara akademis, Iva punya bakat dalam tarik suara dan seni, makanya dia aktif di gereja untuk pelayanan music.

Secara materi Berta miskin, namun secara moral dia punya anak-anak hebat yang dia didik dengan keras dan dia yakin akan diberkati kelak di kemudian hari.



************************

Namun, tanpa setahu Berta, bahwa dibalik keputusan Dave memilih ke luar negeri mengambil beasiswa, ada hal lain yang mungkin inilah yang menjadi pemicu utama untuk Dave mengambil keputusan, disamping pertimbangan direstuinya dirinya berangkat oleh sang ibu.

Lalita Utari, teman kuliah Dave yang pernah beberapa kali datang ke rumahnya, memang sangat dekat dengan Dave, bahkan dengan Berta. Berta bisa melihat bahwa anaknya suka dengan Tari, karena selain anaknya ramah dan baik, Tari ini cantik mempesona. Diantara teman-teman wanita Dave yang dikenal Berta, bisa dibilang Tari inilah yang paling istimewa.

Namun sedikit pun dia tidak menduga, bahwa wanita inilah yang jadi pemicu utama, anaknya mengambil keputusan untuk berangkat ke Jepang, setelah sebelumnya dia sempat bersikeras untuk memulai karir dengan bekerja di Jakarta saja.

Dave yang selalu menyembunyikan perasaannya, bahkan cerita-cerita yang sifatnya pribadi dari siapapun, termasuk dari ibunya, memang membuat semua ini tersimpan rapi dan tidak ada yang tahu. Bahkan ibunya sendiri pun tidak mengetahui semua ini, meski insting dia sebagai ibu bisa melihat bahwa Dave memang suka dan senang dengan Tari.

Dan inilah yang menjadi awal pemicu, kenapa Dave yang semula kurang antusias, kini malah dengan cepatnya mengurus semua persiapan untuk berangkat ke Jepang. Meski wajahnya terlihat banyak murung, namun Berta berpikir Dave murung dan sedih karena harus meninggalkan rumahnya, ibunya dan adiknya sendiri itu, yang selama ini selalu ada bersama dirinya.

Dan bagi Dave, keputusan ini setidaknya akan membuat dia lebih lega dan bisa mengikis semua rasa sakitnya. Rasa sakit yang hanya dia yang tahu, yang dia pendam dan simpan selama ini, seperti juga dia menyimpan rasa sukanya selama ini dengan Tari, sahabat terbaiknya selama ini, dia dia selalu ada di samping, menemani sekian tahun, hingga kemudian kebersamaan mereka mulai terkikis saat satu sosok lain hadir menghampiri, dan merubah semua arah kebersamaan mereka, dengan arah yang baru bagi masa depan Tari, masa depan yang Tari rancang kini, namun bukan bersama Dave.


Note :

Lirik dan arti dari lagu " Mauliate Ma Inang"

Burju ni dainang i
Kebaikan ibu

Dang boi tarbalos au
Tidak bisa kubalas

Nang sipata salah au
Meski aku kadang salah

Sai dianju au anakna on
Dia selalu memaafkan aku anaknya

Ditaon ho do udan lasni ari
Kau tahankan hujan dan panas

Holan humongkop gellengmi
Demi memperjuangkan anak-anakmu

Asa boi taruli
Semoga bisa sampai

Lao manomu ari na naeng ro
Menyongsong masa depan

Mauliate ma inang
Terimakasih ibu

Mauliate ma inang
Terimakasih ibu

Di sude pambahenanmi
Atas segala pemberianmu

Anggiat ma nian marparbue i
Semoga hal itu berbuah
 
Terakhir diubah:



INDEX



PART I : Burjuni Dainang I
PART II : Saat Rasa Itu Masih Ada
Part III : Awal Sebuah Rumpang
Part IV : Satu Hari Untuk Selamanya
Part V : Surat Cinta Untuk Tari
Part VI : Sahabat Terbaik Yang Bernama Waktu
Part VII : Autumn In Tokyo
Part VIII : Waktu Yang Baru
Part IX : Sakura Di Hati
Part X : Elegi
Part XI : Mauliate Ma Inang
Part XII : Way Back Home
Part XIII : Lembayung Senja Di Dua Cakrawala
Part XIV : Hati dan Keinginan Yang Tidak Sejalan
Part XV : Berita Dari Timur
Part XVI : Hari Baru Di Pertiwi
Part XVII : Tantangan Baru
Part XVIII : Lain Ladang Lain Hujannya
Part XIX : Setelah Tujuh Tahun
Part XX : Time Goes By But Memories Will Last
Part XXI : Kemarau Menahun Dilindas Hujan Sehari
Part XXII : Matahari Kecilku Yang Kini Pudar
Part XXIII : Bintang Tinggi Yang Mulai Berkabut
Part XXIV : Di mana Hatimu Berada Di Situ Cintaku
Part Sisipan : On Few Chapters Ahead
Part XXV : Your Strengh Is Your Weakness
Part XXVI : Dilema
Part XXVII : Amarah Dan Rindu
Part XXVIII : Bolehkah Aku Memutar Waktu
Part XXIX : Deep Conversation
Part XXX : Sunrise In Bali
Part XXXI : Pasrah.....Untukmu.....
Part XXXII : Genta Cinta Tak Bertuan
Part XXXIII : Tepian Hati Yang Bercabang
Part XXXIV : Kentalnya Sebuah Aliran Darah
Part XXXV : Kebaikan Hati Yang Disalahartikan
Part XXXVI : Matahari Yang Terbelah
Part XXXVII : Tanya Yang Sama Di Dua Buah Hati
Part XXXVIII : Hari Mulai Berlari Kencang



credit untuk Suhu @Pranolo atas indexingnya.


Disclaimer : Nama dan tempat hanyalah rekaan dan hayalan penulis. Jika ada kesamaan nama maupun tempat, itu sebuah kebetulan semata
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd