Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

Saya ngikutin cerita2 panas gini dr jaman 17tahun.com, kaskus (waktu masih ada hot),krucil, BB17, duniasex plus forum2 lainnya dsb dsb...

Tak akuin amat sangat jarang ada penulis yg bisa bikin pembacanya "terbawa" trus jd pd aktif berinteraksi bikin ceritanya jd lebih hidup n lebih terasa real

You've nailed it @Elkintong 👍👍
Udah pada tumbang mereka gan...tinggal krucil yg selalu bermetamorfosis...
 
Dave, please lah. Tari bukan yg cocok buat kau. Kau tau sendiri knp tari tinggalkan kau waktu jaman kuliah dulu. Matanya silau akan harta dan kemapanan 🤣🤣

Ingat dave, org yg menemani kamu dari nol sampai dititik ini cuma 3 org.
Inang
Iva
Ikeiko.
Bahagiakan ketiganya, niscaya dunia dan seisinya bisa kau genggam 🤣🤣
 
Saya ngikutin cerita2 panas gini dr jaman 17tahun.com, kaskus (waktu masih ada hot),krucil, BB17, duniasex plus forum2 lainnya dsb dsb...

Tak akuin amat sangat jarang ada penulis yg bisa bikin pembacanya "terbawa" trus jd pd aktif berinteraksi bikin ceritanya jd lebih hidup n lebih terasa real

You've nailed it @Elkintong 👍👍
Thn 2015an forum ini msh banyak penulis hebat.. ada praharabuana, downhill, tj44, kisanak77, hellondre dan bbrp penulis yg saya lupa namanya. Karyanya bagus2 tp sayang mereka ga muncul lagi bahkan karyanya ada yg dihapus dr forum ini..

Klo skrg mungkin bisa dibilang ERA nya suhu @Elkintong & karya2nya bisa dibilang legend & masterpiece sih menggantikan nama2 pendahulu di forum ini.
Semoga aja suhu @Elkintong ga brenti berkarya dan jgn menghilang.
 
BAB XXXIII



Tepian hati yang bercabang


Pagi hari ini kembali Dave disibukkan dengan kerjaan hariannya, karena dia sudah kembali masuk kantor dan bekerja seperti biasa.

Dan kali ini Dave seperti membayar semua kesalahannya terhadap Keiko, karena pagi ini jam 6.45 dia sudah di kantor, dan kembali dia menghabiskan waktunya bercakap via vidio call dengan Keiko pagi ini.

Melepas rindu, demikian bahasanya

Meski ada rasa bersalah yang sangat besar dan berdosa di hati Dave, namun dia tetap berusaha untuk tidak menunjukkan kegelisahannya di depan Keiko. Dia tidak ingin ada kecurigaan dari Keiko dengan sikap dia.

Tawa dan canda Keiko yang selalu muncul pun dibalas dengan senyuman oleh Dave.

Keiko memang sulit dicari bandingannya, hanya saja jarak dan waktu yang terpisah inilah yang membuat ada celah bagi sosok lain untuk masuk dan membajak semua waktu dan hati Dave yang harusnya sudah bisa dia curahkan untuk Keiko.

Wanita ini sungguh luar biasa perhatiannya. Dia tipikal wanita Jepang modern, tangguh dan kuat dalam bersikap untuk masalah pekerjaan, ramah dan sangat periang ke banyak orang, dan juga sangat memperhatikan diri Dave, bahkan dari sebelum Dave kembali ke Indonesia, Keiko sangat care dengan semua yang ada di diri Dave.

“ itoshi - no…..” sapa Dave dengan mesra

Keiko sampai kaget dan menutup mulutnya mendengar panggilan itu

“ apa Koibito?” balasnya lagi

Mereka tertawa bersama dengan gembiranya

“i miss you so much lah…..”

“as am I, hanii….”

Wajah gembira dari raut muka Keiko tidak bisa disembunyikan. Dia senang sekali Dave memanggilnya dengan sapaan semesra itu.

“ kamu kapan ke Jepang?”

“mungkin bulan depan….”

“kok lama sekali?”

Dave tersenyum

“ jadwalnya memang begitu….”

“beneran?”

“iya..”

“kalo ngga biar aku yang ke Jakarta…”

Dave tertawa

“I will be happy…..”

“really??”

“yes….”

Keiko kali ini yang tertawa

“ aku tunggu kamu dulu, jika sampai minggu depan jadwal ke Jepang belum ada, aku yang ke Indonesia….”

“siap……”

Lalu….

“ You know, Dave…. it’s almost half years we have been apart……”

Dave terdiam sesaat

“aku tidak pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya “ sedikit mengeluh suara Keiko

“ ternyata berpisah jauh, itu berat rasanya……”

Dan konsekuensinya pun sudah aku alami, Kei…. bisik hati Dave

Kemudian

“Ayaka dan Tanako kamu masih ingat?” tanya Keiko

Ayaka adalah teman sekantor mereka dulu, sedangkan Kanako masih kerja di Hikaru. Mereka menikah 2 tahun yang lalu

“ingat tentunya

“ mereka baru saja punya anak perempuan……”

Dave tersenyum

“lucu sekali anaknya, Dave……”

Dave sepertinya bisa membaca arah pembicaraan mereka berdua kali ini

“melihat Ayaka sibuk sekali dengan anaknya…. tapi dia sangat bahagia sekali waktu saya datang melihat anaknya……”

Dave hanya menganggukkan kepalanya

“hopefully someday I will……” kata bersayap dari Keiko

Dave kembali tersenyum lebar

“ hopefully…..”

Kali ini Keiko yang tertawa

Ada sebuah perbedaan besar yang membuatnya kini jauh berubah dibandingkan awal hubungan mereka. Rasa takut kehilangan, rasa rindu, bahkan rasa ingin selalu bersama yang disuarakan Keiko memang sangat menyiksa dirinya, karena setelah berjauhan seperti ini dia bagaikan sulit melupakan Dave.

Dimana Indonesian boyfriend kamu? Tanya ibu dan ayahnya setiap dia menelepon mereka yang tinggal di Ishigaki, Okinawa Perfektur.

Teman-teman sekantornya bahkan para direksi di kantor Jepang pun tahu akan dekatnya hubungan mereka.

“itoshi - no” panggil Dave lagi

“yes Koibito….”

Terdiam sesaat

“ kalau tinggal di Indonesia….. apa akan jadi masalah buat kamu?” tanya Dave tiba-tiba

Keiko kaget sekaligus terhenyak mendapat pertanyaan itu

“eh………” bengong sesaat

“maksud aku…..”

“tentu saja aku akan senang, Dave…..” potong Keiko dengan cepat

Dave yang tidak siap dengan jawaban Keiko pun bengong kali ini

“asal bersama kamu….. aku siap untuk ikut…..” wajah penuh haru dan harap itu pun memancarkan binarnya di balik layar LED di ruangan Dave

“ thank you, Kei…..”

Diam dan saling tersenyum

“ jangan lama-lama buat aku menunggu, Dave…..”

“eh… iya tentu….” jawaban gagap Dave

Lalu

“hari ini ada acara di luar?”

“tidak, aku tidak masuk beberapa hari, harus selesaikan beberapa pekerjaan…..” tukas Dave

“kamu baru saja mengerjakan sesuatu yang besar….”

“ tugas saya, sayang….”

“i know…..”

Senyuman Keiko membuat Dave sedikit hilang gagapnya

“ kita lanjut lagi nanti yah….”

Dave tahu Keiko akan segera bekerja, dia pun ingin siap-siap lanjut kerja.

“oke… see you….”

“see you, Hanii……”

Dave termenung sesaat setelah vidio call dirinya dengan Keiko berakhir. Dia segera disadarkan bahwa akan ada arus gelombang besar kelak yang akan menghadangnya di depan nanti, dengan sikapnya yang bimbang seperti ini, karena hanya menunggu waktu saja akan ada yang tersakiti.

Dave, orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya….. kutipan firman yang pernah dia baca, dan kini dia rasakan sendiri bahwa ada keraguan, rasa bersalah, dan rasa tidak tenang dalam hidupnya selama beberapa hari ini, karena dia bukanlah playboy aslinya, dia hanya terlalu baik dan berada di tempat dan waktu yang salah selama ini.

Meski ada pembelaan di dalam dirinya bahwa dia melakukan ini atas nama cinta dengan Tari. Namun cinta yang tulus jika dilakukan atas dasar nafsu yang sulit untuk dipertanggungjawaban niscaya hanya akan membawa mereka ke lubang besar yang kelak akan membuat diri mereka berdua berantakan.

Dave merasa bersalah saat melihat Keiko tadi. Bahkan kemarin pun dia sampai harus meminta tolong adiknya dan ibunya menjemputnya di bandara, karena Tari masih enggan lepas dari dirinya, meski sudah menghabiskan 2 malam bersama di Bali, wanita itu masih meminta waktu Dave lagi.

Gemuruh di hatinya tidak bisa terelakkan saat pelukan inangnya dan adiknya menyambutnya di bandara ketika itu, dan Tari pun menyaksikan momen itu dari kejauhan, karena dia sempat melihat Berta dan Iva menunggu dan memeluk Dave, yang merasakan sendiri bagaimana berdosanya dia sudah menipu banyak orang dengan membawa Tari ke Bali.



**********************

“pak, dipanggil Pak Hashegawa…..” ujar Merry, PAnya saat dia sedang mengecek email-email yang masuk

“kenapa?” tanya Dave heran

“ngga tahu, Pak… cuma barusan ditelepon suruh bapak ke ruangan beliau….”

Dave agak mengernyitkan keningnya

“tumben, biasanya wa dan telpon aja dia…..”

Mery juga bingung

Namun Dave juga beranjak dari kursinya, dan melewati semua karyawan yang memandangnya dengan pandangan berbeda hari ini.

“morning Dave-san…..”

“morning Pak Hashegawa…..”

Selain Mr. Hashegawa, ketiga direktur lain juga sudah ada disitu, dan langsung menyalaminya memberi selamat.

“kenapa kamu tidak langsung kesini, Dave….” tanya Hashegawa dengan ramah

Dave agak bingung. Dia selama ini kan memang selalu ke ruangannya, tanpa harus lapor ke direktur utama setiap paginya.

“kami ucapkan selamat atas pencapaian kamu…..”

“betul, Dave-san….” ujar Direktur Plant Mr. Hithosi Soga

“ good job..” timpal Mr. Kaede

Namun Dave masih agak dingin sambutan-nya.

Masih ada rasa kesal dan kecewa ke para koleganya ini disaat dia minggu lalu hendak memulai acara ini, hampir semua mereka memilih untuk tidak ikut ke Bali. Dan saat berhasil, semua seperti lupa dengan tingkah mereka sendiri beberapa hari yang lalu.

“ kita ingin adakan acara untuk keberhasilan kamu dan tim…..” ujar Hashegawa lagi

Dave hanya diam

“Tokyo juga sangat senang……”

“maybe dinner…..

Melihat situasi ini, Dave agak dingin menanggapinya. Lalu….

“Arigato, Mr. Hashegawa, Mr. Kaede, dan Mr. Soga….. terima kasih juga untuk Mr. Fujimori….” ucap dia ke keempat direktur lain itu

“namun, ini adalah tugas dan kerja saya….. “ sambungnya lagi dengan dingin

“sudah kewajiban saya untuk capai apa yang sudah kita capai…..”

Kali ini mereka terdiam mendengar tolakan halus Dave.

“ saya rasa tidak perlu ada celebretion….” kaku kata-kata Dave

“ ini bagus, tapi saya masih belum puas dan saya masih dan selalu ingin lebih……”

Hening sesaat

“ kredit untuk tim saya dan Pak Fijumori…..” Dave membungkuk ke Mr. Fujimori yang duduk tetap di hadapannya.

Fujimori menganggukan kepalanya

“Tapi kredit untuk semua BOD dan Hikaru Indonesia tepatnya……” lanjutnya lagi

“sekarang waktunya kita kejar target yang lebih tinggi…..”

Dewan direksi yang hadir hanya bisa diam

“ Jika sudah tidak ada yang hendak disampaikan, saya permisi…..” pamit Dave dari ruangan Managing Director, dia membungkuk memberi hormat lalu keluar dari ruangan.

“saya jam 10.00 sudah ditunggu di kantor kementrian Maritim dan Investasi….”

Dave lalu keluar dari ruangan itu meninggalkan mereka yang masih bengong dengan cara Dave merespon tawaran mereka untuk sekedar makan malam bersama. Meskipun mr. Hashegawa paham, ada rasa kecewa dan marah dari diri Dave terhadap mereka bertiga yang seperti menghilang saat ada FGD di Bali.

Dave lalu segera kembali ke ruangannya, dan dia lihat Trianata, salah satu staff HRD sedang menunggunya di dekat meja Merry.

“pagi pak…”

“pagi Bu Tri….”

Dave lalu masuk dan diikuti oleh Merry dan Trianata

“ada apa?” tanya Dave

Trianata lalu menyodorkan dua pucuk kertas ke hadapan Dave

“clearing sheet Pak…”

Dave agak kaget, lalu memriksa sessat

“untuk siapa?”

“pak Yunarto dan Pak Leonard…..”

Dave membaca sesaat dengan ekspresi dinginnya surat pemecatan untuk kedua staff itu

“ Pak Surya dipindahkan jadi manager Warehouse di pabrik, pak….” ujar Trianata sebelum ditanya.

Dave diam saja, dia lalu menandatangani kedua form tersebut

“terima kasih Pak……”

“ Aminah?”

“Bu Aminah sudah Pak…. dari minggu lalu….”

Lalu

“Clearingsheetnya cukup manager yang sign…. kecuali senior Manager dan GM, itu bapak yang harus sign…..”

“oke…. thank you….”

Trianata lalu pamit dari ruangannya

Dave mengerti jika di Bali kemarin dia gagal, maka bisa saja semua rekomendasi dia terkait pegawai yang sering menentangnya sulit untuk dilaksanakan. Namun begitu hasil kerjanya terlihat, dengan sekejap saja semua yang dimintanya segera dilaksanakan. Meski agak geram dengan Yulinda, HR Manager yang terkesan mengulur waktu, namun dia masih menahan dirinya untuk tidak bertindak lebih jauh.

Rumor di belakangnya bahwa ada semacam gerakan untuk membuat mosi tidak percaya lewat surat terbuka ke BOD di Jepang dia dengar salah satu inisiatornya ialah Yulinda. Faktor lamanya mereka bekerja dan punya hubungan baik dengan para petinggi di Tokyo, menjadi salah satu penggerak utama kenapa mereka berani untuk mencoba meneruskan langkah mereka untuk mengganjal Dave.

Namun prestasi Dave dalam pengembangan pasar belakangan ini, membuat nyali mereka untuk mencoba menjegal, langsung ciut. Kini dengan apa yang dilakukan oleh Dave, rasanya sulit bagi mereka untuk bermain politik menggesernya. Selain bonus akhir tahun yang besar menanti untuk Dave dan timnya, kepercayaan BOD di Tokyo pun kini semakin menebal untuk meyakini bahwa Dave adalah pilihan terbaik untuk di posisinya saat ini.



*************************

Siang setelah kembali dari meeting yang sangat konstruktif di kantor Kementrian Koordinator Maritim dan Investasi, Dave tiba di kantor kembali pada pukul 14.15, karena dia harus menemani pejabat terkait untuk makan siang bersama

“ Permisi Pak, ada tamu bapak…..” Ujar resepsionis begitu Dave tiba di resepsionis.

“siapa?” Dave mengingat ingat dia tidak ada janji untuk orang yang datang ke kantor

“ Ibu Frisca Ully….”

Ternyata tantenya Ully yang datang

“dimana?”

“di ruang Bayu, Pak….”

“oke….”

Seketika dia ingat kalau ponsel pribadinya tertinggal di ruangan dan dia tidak bawa karena terburu buru dan hanya ponsel kantor yang dia bawa

Dave lalu ke ruangannya sebentar, mengambil ponselnya, bicara dengan Merry sesaat, lalu kembali ke ruangan depan dan menuju ke ruangan meeting kecil yang diberi nama ruangan Bayu, untuk menemui tantenya Ully.

“shallom Tan….” sapanya ketika melihat dua orang itu

“Shallom Dave….”

Tantenya dengan Om nya Robert yang datang ternyata. Dave lalu mencium tangan kedua tante dan pamannya itu, lalu memeluk mereka satu persatu.

“ Kok ngga bilang-bilang dulu?”

“ tadi nelpon ke hapemu, tapi ngga diangkat….

“ Iya, tadi ke kantor kementerian, hape saya lupa kebawa….”

“ya ngga apa-apa, tadi reseptionis kamu juga bilang, Tante bilang biar tunggu saja… tanggung kalau mau balik….”

Pastilah, secara rumah tantenya ini di kawasan Alur Laut Tg. Priok.

“sudah makan, Tan? Amangbou?”

“sudah…. tadi kami makan dulu dibawah, jam 1 baru naik keatas…..”

Dave tersenyum mendengar ucapan kedua paman dan bibinya ini.

Mereka tadi naik transjakarta, kata Tantenya. Dan Dave bisa tahu bahwa pasti ada yang penting yang ingin disampaikan oleh adik ayahnya ini, sampai mereka datang ke kantornya tanpa pemberitahuan seperti ini.

“gini Bang…. “ buka Tantenya

Diam sesaat, terlihat Tante Ully bagaikan sulit untuk membuka maksud dan tujuannya datang

“gini…. kemarin pas abang kesana itu kan….”

“ke Cengkareng maksud Tantemu…. “ sambung Robert

Dave masih diam menunggu

“ jadi, pas abang datang itu kan, ada amplop yang abang kasih ke bapakmu itu…..”

Ekspresi Dave masih dingin

“ kata Bapakmu, semua orang jadi tahu karena abang kasih amplop…….”

Masih tenang wajah Dave

“ nah, pada datanglah orang-orang tahu bapakmu dapat uang…..”

Agak nelangsah suara Tante Uly.

“ pada nagih utang semuanya…… “

“habis lah uang itu…. hanya sedikit saja yang tersisa untuk beli makan mereka berempat….”

Dave masih diam, dia ingat ada 20 juta uang di amplop yang dia kasih waktu itu.

“maksud Tante…… ada adikmu dua orang disana… Melisa sama Marlon…..”

Dave tersenyum sinis

“ kasihan mereka…. uang sekolah mereka nunggak lama sekali….”

“ kemarin itu uang dari abang tadinya mau bayar sekolahnya si Ica…. dia SMA swasta dapatnya…. tapi keburu habis…..”

Dave masih dengan dingin menanggapinya

“mereka anaknya ayah…. bukan adikku…..”

Ully menatap Robert yang duduk disampingnya

Mereka tahu betapa terluka dan emosi Dave selalu labil jika bahas masalah ini. Namun mereka tidak punya pilihan lain selain bicara dengan Dave terkait masalah ini. Bisa dibilang hanya Ully yang sangat dekat dan perhatian dengan keluarganya Mangara, meski itu ditentang oleh Berta.

“bang….. “kali ini Robert yang bicara “ kau boleh marah ke ayah kamu…. tapi adik dua ini tidak berdosa……”

“bukan kewajiban aku juga kan, Amangbou….” potong Dave cepat

“betul, tapi ingat…. mereka bawa nama Hutasoit juga….”

“dari pernikahan yang tidak jelas…..” tepis Dave

Robert terdiam sesaat

“bang…. kedua adikmu itu tidak bisa pilih siapa orang tua mereka…..”

Dave tahu kemana arah pembicaraan ini. Dia enggan diajak untuk ikut memikirkan nasib anak-anak dari ayahnya. Selain dia masih kesal dan sakit hati, dia juga menjaga perasaan ibunya dan adiknya Iva

“ saya tidak wajib, Amangbou… itu kewajiban orang tua mereka……”

Robert hanya bisa menunduk mendengar apa yang disampaikan oleh Dave.

“Bang…. ini saran Tantemu saja…. kau bisa terima bisa juga tidak….” timpal Ully kali ini

“ abang saat ini sangat diberkati….. punya semua apa yang orang lain tidak punya….”

“jangan sampai kebencian abang menutupi kebaikan hati abang…..”

“tante tahu…. abang pasti punya nurani…..”

Dave masih diam mendengar gelontoran kalimat tantenya.

“mereka berdua itu ada aliran darahnya yang sama dengan kau, Bang…. “

“jangan ayah kamu yang salah mereka juga kau hukum dengan caramu…..”

Dave masih sulit menerima itu

“ ayah sudah memilih jalannya dulu…. dan bagi saya, ayah hanya sosoknya saja yang ada… namun artinya bagi saya sudah tidak ada…..” dingin suaranya

“saya menemuinya hanya ingin tahu keadaan dia…. setelah itu saya tidak akan bertemu lagi dengan dirinya…..”

Ully hanya bisa terdiam. Dia agak kesal dengan dirinya sendiri yang harus ikut terlibat dengan masalah ini. Namun baginya miris rasanya melihat nasib keponakannya yang tidak punya dosa, dan bagi dia mereka harus dia perjuangkan juga, meski itu bukan keponakan yang diakui oleh keluarga besar mereka

“Bang, jika Amangboru dan Tantemu ini berkecukupan, kami tidak akan membuang waktu kamu dan waktu abang untuk datang kesini……”

Diam kali ini Dave

“ mereka anak baik Bang…….”

Tidak ada suara kembali Dave, saat Tante Ully mulai berkaca kaca matanya menyampaikan itu

“mereka juga ingin bertemu kamu, Bang……”

“tapi malu mereka…. takut kamu marah dan usir mereka, terutama si Ica ”

Diam kembali dan hanya menunduk

“kamu marah sama ayah kamu… semua orang kamu hukum…. “ terisak suara Tante Ully kini

“ jika itu bisa menambah berkat buat abang, Tante ngga masalah……”

Dada Dave seperti tertohok

“uang 20 juta bukan uang besar buat kamu Bang…… tapi sangat berarti buat mereka……”

Tantenya masih terisak

“Ica itu pintar… sama kayak kamu dan Iva…..”

“tapi kasian anaknya telat melulu bayar uang sekolah dan nunggak sekian bulan…. konsentrasi belajar dia sering terganggu….”

“abang bisa bilang itu bukan urusan abang….. “ Mata Tante Ully kini menatap wajah Dave

“tapi dia tetap ponakan Tante….. ada darah Hutasoit di badan mereka… dan karena itulah Tante datang buang malu untuk memohon ke abang……”

Dave masih termenung

“Tante tahu hati abang gimana….. tapi kalau abang masih mau tetap keraskan hanya karena amarah abang ke ayah kamu, itu silahkan saja…… hak kamu, Bang…..”

“tapi Tante ngga bisa membiarkan ini…. mereka juga keponakan Tante, sama seperti abang dan Iva…..” tutur Ully lagi

“mereka lahir dari penikahan yang zinah…. tapi mereka anak yang ngga bisa pilih orangtua mereka……”

Dave terdiam mendengar ucapan Tantenya. Dia hanya menunduk dan diam serta tidak bersuara. Hatinya bagaikan kecamuk ombak pikiran yang menerjang tanpa arah karena dihajar badai.

“Amangbou dan Tante hanya bisa datang menggugah hati abang… tapi kalo abang punya pertimbangan lain…. kami tidak bisa bilang apa-apa..” ujar Robert kali ini.

Suasana hening seketika

“ya sudah, Amangboru sama Tante ngga mau ganggu waktu abang……”

Dave mengangkat wajahnya, dia masih membisu dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun

“Mellisa itu mirip Iva wajahnya…….” suara Tante Ully terdengar pelan “ mereka adikmu Bang….”

Diam Dave

“ tapi ngga apa-apa….. Tante hargai semuanya…..”

Dia lalu mengambil tasnya yang diletakkan di kursi di samping tempat duduknya

“Tante sama Amangboru pamit……”

Dave terhenyak, meski masih berusaha menahan perasaannya.

“Nanti biar Pak Sadiman yang antar…..” ujar Dave

“Ngga usah Bang…. kami naik umum aja…” tolak Ully dengan sedikit tegas

“ngga apa-apa Tan…”

“ngga usah Bang….. “

Dave terdiam akhirnya

“kami ngga mau ganggu waktu kamu dan fasilitas kamu, Bang…..”

“iya, kami naik umum saja…. kami tidak ingin merepotkan “ sambung Robert lagi

“makasih ya Bang….”

Agak pahit rasanya suasana pamitan kali ini, meski Dave mencium tangan kedua paman dan bibinya itu, namun sikap kecewa mereka atas jalan yang diambil Dave siang ini, membuat mereka pun jadi enggan dengan tawaran Dave untuk mengantar mereka pulang.

Sepeninggal Tante Ully dan Om Robert, Dave hanya bisa terdiam di ruangannya. Pikirannya mengembara ke arah yang tidak menentu.

Wajahnya mirip Iva…… dia teringat kata-kata Tantenya tadi.

Dave bingung bagaimana dia harus bersikap menghadapi ini. Di satu sisi dia sangat dendam dengan sikap ayahnya, juga dengan sikap wanita itu yang dia anggap sudah merebut ayahnya dari mereka.

Namun di lain sisi, dia agak miris juga mendengar cerita Tantenya tadi.

Dia bisa merasakan dulu susahnya keluarga mereka. Bagaimana dia dan adiknya juga sering tidak ikut acara sekolah, karena mereka kesulitan membayar biaya kegiatan sekolah. Dia meski sering memaklumi kondisi ibunya, namun tetap saja sebagai siswa ada rasa kecewa dan sedih di hatinya.

Galau sekali hati Dave dibuat dengan pemikiran yang berseliweran di kepalanya. Rasa dendamnya yang besar membuat dia jadi egois. Betul kata tantenya, 20 juta saat ini bukan jumlah yang berat bagi Dave untuk dia hasilkan, tapi di sisi lain mungkin adik tirinya itu hanya perlu sedikit saja, yang meski pun sedikit tetap juga belum mampu dipenuhi oleh ayahnya.

Dave betul betul dilema dalam hatinya.

Membantu adiknya itu bukan hal yang sulit buat dia, membayar uang sekolah mereka yang tertunggak hanya dengan menjentikkan jari tangannya pun bisa. Namun apa kata inang nanti? Jika sampai inang tahu.

Dia teringat akan wajah adiknya. Apa betul anak itu wajahnya mirip Iva?

Bingung dan sulit rasanya Dave menjawab semua tanya yang kini mengalir di tepian hatinya yang kini bagaikan diliputi kegalauan, karena memang pada hakikatnya Dave bukanlah pria yang mendendam. Dia hanya belum bisa menerima kenyataan pahit yang dia alami sekian tahun akibat perbuatan ayahnya, dan harus dia ampuni dan maklumkan itu semua dengan dasar sebuah pengampunan dan kasih yang selama ini selalu dia dengung kan betapa besarnya kasih Tuhan untuk dirinya dan keluarganya.

Dilema……

Bingung…….
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd