Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

Terima Kasih Suhu @Elkintong
Atas waktu yang banyak tersita
Atas pikir yang bekerja ekstra
Atas semua effor sehingga tercipta sebuah karya
Yang istimewa bagi kami para pembaca...
Asli... Seperti kita terbawa ke kehidupan nyata
Kisah Cinta tak kalah dengan telenovela
Yang pasti... Kami serahkan ke Suhu Ell... Kemana emosi pembaca akan dibawa...
Terimakasih Suhu...
💓💓
 
Siklus gue setelah kenal ma karya suhu @Elkintong.
1. Masuk forum
2. Cek lonceng
3. Excited liat updatetan baru suhu el
4. Ambil rokok kopi baca pelan2
5. Baper
6. Ngga sabar nunggu updatetan lagi
Sumpah ngga sembarangan karya yg bisa buat orang kyk gini. Dan kalau ada
Udpasti karyanya keren banget.
Any way thanks updatenya suhu @Elkintong
edit dikit hu,
2a. belum ada update
2b. keluar forum
2c. ada waktu ulang lagi dari no. 1



😁
 
BAB XXIX



Deep Conversation



When the sun goes down
And the band won’t play
I’ll always remember us this way…..


Suara indah Iva terdengar di ruangan studio mereka di lantai 2, yag diiringi oleh petikan gitar abangnya Dave. Lagu I’ll always remember us this way dari Lady Gaga yang dicover dinyanyikan oleh Iva dan sudah menjadi semacam rutinitas bagi dua kakak beradik ini latihan dan bernyanyi bersama, terutama saat hari libur atau akhir pekan.

Latihan kali ini bahkan dibuat live oleh Iva di instagramnya, yang membuat banyak followernya ikut menonton mereka berdua bernyanyi, dan juga ikut berkomentar. Biasanya sebelum Iva tampil sebagai Worship Leader, dia suka latihan di studio juga.

He so sexy on guitar

Sebuah DM masuk ke IG nya Iva, yang dibalas dengan emoticon love oleh Iva.

Iva tersenyum membaca isi dan pengirim DM tersebut. Dia bisa merasakan betapa wanita ini sudah sangat dalam untuk memikirkan pria yang sedang merapikan gitarnya untuk kemudian diletakkan ke tempatnya kembali, meski jarak, dan banyak hal yang berbeda diantara mereka.

Namun dia bisa memahami bagaimana dan apa yang dirasakan oleh wanita ini.

“bang…..”

“ ada acara lagi abang hari ini?” tanya Iva

“ngga…”

“oh…”

“kenapa?”

“ngga apa-apa…. aku tadi buat pisang keju….”

“mau dong….”

Iva tersenyum

“kopinya mau sekalian?”

“boleh….”

“cappucno atau abc moka?”

“moka aja….”

“oke…”

Tidak lama Iva datang dari lantai bawah kembali dengan pisang dan gelas berisi kopi

“lama kali kita ngga ngobrol…..”

Dave tertegun sesaat. Dia dalam hatinya mengiyakan, kalau dia dan adiknya memang meski tiap hari wa an, namun bertemu langsung dan duduk bersama seperti ini sudah sangat jarang karena kesibukan mereka masing-masing. Berbeda jaman mereka dulu sekolah

“iya yah…..”

Iva tertawa

“enak?”

“excellent…..”

Iva kembali tersenyum

“bisnis lancar?” Tanya Dave kini

“Puji Tuhan Bang….. mengalir…..”

“tabungan makin tebel dong….”

Iva tertawa kembali

“tabungan abang tuh mantap….”

“masa sih?”

“makanya dicek cek…..”

Kali ini giliran Dave yang tertawa. Memang pembagian keuntungan setiap bulan dari Iva juga dikirim ke rekening Dave, namun Iva bisa mengeceknya setiap bulan, karena dia tahu pin dan password tabungan abangnya itu.

“puji Tuhan yah…..”

Iva tersenyum sambil menatap abangnya yang sedang mengutak atik vidio hasil rekaman tadi

“Tuhan baik banget yah Bang……”

“selalu De…..”

Dia teringat beberapa tahun lalu kondisi mereka yang hidup dengan penuh keprihatinan. Kini semua sangat berbeda kondisinya.

Lalu

“bang….”

“ya….” Dave mengangkat wajahnya

Iva menatapnya

“ayah gimana kabarnya?” tanyanya pelan

Dave terdiam mendengar pertanyaan adiknya

Dia menghela nafasnya

“baik…..”

Hening menyelimuti mereka

“kata Tante Uly…. anaknya 2… perempuan sama laki….”

Dave terdiam sesaat

Lalu

“meskipun kita kesal dan benci sama bapak……”

Dave lalu memotong

“kita ngga usah bahas ini, De….”

Iva terdiam. Dia sadar Dave tidak nyaman dengan pembicaraan ini

“setidaknya sudah lihat dan tahu kondisinya……”

Iva menganggukan kepalanya

“kita punya hidup kedepan yang harus kita perjuangkan lagi….. “ ujar Dave “ Bapak sudah memilih jalannya sendiri dan punya keluarga barunya, dan biarlah dia demikian……”

Hening kembali

“lagian Mamak pasti marah besar…….”

Iva membenarkan

“mamak harus kita jaga perasaannya……”

Ibu yang tangguh dan hebat, yang suka emosi jika mendengar cerita tentang ayah mereka, membuat Iva sadar bahwa abangnya selalu menempatkan ibu mereka diatas segalanya.

Lalu

“bang….”

“yah…”

“ade boleh nanya ngga Bang…..”

Dave tertawa melihat gaya adiknya

“apa yang ngga boleh?”

Dave tahu, ini ada yang serius yang ingin ditanya oleh adiknya

“mau nanya apa?” ujarnya sambil tersenyum

Iva tertawa melihat wajah Dave yang seperti meledeknya

“nanya apa?”

Iva agak memanyunkan bibirnya

“ntar dijawab ngga serius…..”

Dave tertawa geli

“apa tuh?” kali ini agak serius dia wajahnya

Iva menarik nafasnya pelan

“ini Bang…. abang jadinya mau sama siapa?”

Dave kaget mendapat todongan seperti ini

“ama siapa gimana?”

Iva agak mendelik matanya sambil menatap ke abangnya

“abang itu yah….. suka bikin wanita galau lho…..”

“galau?”

“ih…. makanya pacaran abang…. biar tahu rasanya….” kesel jadinya Iva melihat gaya abangnya yang agak pura-pura tidak tahu

Dave tertawa pelan

“belum lah De….” jawabnya pelan

“belum?”

“yup….” mengangguk Dave

Iva kali ini agak beda nadanya

“Bang… ngga boleh gitu lho…..”

“abang itu sama aja mainin perasaan wanita…..”

“ngga dong….”

“ih… abang yah……”

Dia agak sedikit naik suaranya

“ abang ngga sadar apa tindakan abang sudah bikin beberapa wanita jadi serba menduga??”

“iya kalau cuma menduga, kalau mereka berharap?”

Dave terdiam. Dia meski dari tadi terkesan cuek dan menghindar, sebetulnya dia tahu bahwa apa yang diucapkan adiknya ini betul adanya

“kayak kemarin, abang jalan sama dokter Eliz… mungkin biasa buat abang… tapi dengan dia kan beda tanggapannya??”

Dave terdiam

“ abang ini bukan abang yang masih kuliah…..”

“abang ini punya jabatan, masih bujang, keren…. wanita mana yang ngga berharap jika abang sudah berani ajak mereka jalan berdua??”

Dave memang membenarkan. Belakangan ini Eliz jadi sering menghubunginya semenjak mereka jalan berdua waktu itu.

“belum lagi ka Tari….”

Dave tersenyum

“Tari hanya sahabat” ujar Dave pelan

Iva mendelik kembali

“sahabat?”

“yup….”

“idih…. sampe kudu ngilang ke Jepang buat lupain patah hati trus mo bilang sahabat….”

Dave tertawa agak malu mendengar kata-kata Iva

“itu dulu De…..”

“ya sekarang beda…. Ka Tari sekarang yang berharap sama abang….”

“ngga lah…. mana begitu….”

“ih ampun deh… abang tahu pas aku kerjain kebun di rumahnya??”

Dave ingat Iva pernah kesana untuk keperluan landscape pesanan Tari

“dari awal datang sampai mau pulang…. 90 persen yang dibahas itu abang….”

Diam Dave jadinya

“trus abang masih mau bilang sahabat?”

“abang bisa bilang begitu, tapi Ka Tari??”

Melihat gaya dan tingkah Tari belakangan ini memang membuat Dave banyak merenung dan berpikir panjang. Tari kali ini bagaikan sudah menjadi sosok yang sangat mendominasi hari-harinya, yang selalu mengirim pesan, mengajak bertemu, bahkan dengan terang-terangan sering memeluk dan menggandengnya secara terbuka

“abang perlu hati-hati lho…..”

Masih diam Dave

“ status dia pun masih belum selesai dengan suaminya…..”

Iva menggeser piring pisang agar dekat ke abangnya

“ terakhir dia sempat bilang bahwa dia sudah mengajukan proses untuk bercerai dari suaminya……”

Semakin galau Dave mendengarnya

“ini kan bukan proses yang tanpa sebab Bang…..”

Dave membenarkan dalam hatinya. Tari sudah sempat menyinggung masalah itu sebelumnya.

“aku ngga tahu gimana perasaan abang ke dia sekarang….. cuma sebaiknya abang punya sikaplah…..”

Diam kembali

“Ka Tari memang cantik…. cantik banget dan baik pula……”

“tapi kan belum tentu cocok untuk jadi istri abang…..”

“bukan Iva menggurui abang yah….” dia segera meluruskan

“tapi abang kan tahu mamak gimana?”

Diam dan menunduk Dave jadinya

Hening sesaat mereka

“lagipula Keiko kasihan Bang….”

Dave kaget saat nama itu disenggol oleh Iva

“dia terlihat sangat baik…. mau kenal dan mau dekat sama keluarga…”

“meski beda budaya dan negara, tapi dia berusaha untuk bisa dekat dengan kita….”

Dave terdiam

“belum pernah ketemu, tapi kalo ngobrol kayak udah kenal lama……”

Dave tersenyum, hatinya bagaikan sedikit terusik mendengar nama itu.

Nama yang selalu ada di sampingnya saat dia di Jepang dulu

Nama yang membuat dia sangat bisa maju dan kapabel dengan apa yang dia miliki saat ini

“Iva suka dengan dia…….”

Dave tersenyum. Siapa yang tidak suka dengan wanita ramah dan sopan seperti Keiko? Bisik hatinya

Jarak dan waktu, serta perasaan Dave yang sebetulnya sulit melepaskan dirinya dari bayang Tari yang kini hadir lagi, membuat bayangan Keiko yang sudah hadir menyapa dan memenuhi hatinya, belakangan ini jadi sering tergeser. Apalagi memang komitmen mereka berdua belum terbahas tuntas, karena tidak ada yang menyangka situasi mereka akan jadi rumit seperti sekarang ini.

“bang…..”

“iya….” jawabnya agak kaget

“ atur langkah abang…..”

Dave tersenyum

Lalu

“temenin abang makan mie ayam yuk…..”

Iva kesel mendengarnya

“diajak bicara serius malah ngajak makan….”

“mau ngga?”

Meski kesal akhirnya dia mengangguk

“nah gitu dong……”

Iva tertawa.

‘Ya sudah, ayok…. Mang Babang Baso kan?”

“iya….”

“iva ambil kunci mobil …..”

Mereka lalu segera meluncur di mobilnya Iva

“ ade tenang aja….. ada waktunya abang akan putuskan kok…..” ujar Dave dengan intonasi bicara yang sedikit serius

Iva mengangguk

“memang, ade sreg yang mana?” tanyanya dengan nada bercanda

“ih, abang ini sok laku keras aja…..”

Dave tertawa kencang

“tuh kan giliran ditanya malah ngomong begitu….”

Iva kali ini tertawa

“abang mau jawaban jujur?”

“iya dong….”

Iva tertawa kembali

“jujur Bang…. Iva kalo boleh milih, Iva lebih suka ke Keiko……”

Dave tertawa

“kok kesana milihnya?”

Iva tersenyum

“pertama, keren aja punya ipar orang asing….. wkwkwkwkwk”

“trus… dia itu khan sama abang dari abang masih baru merintis……”

Dave membenarkan argumen Iva

“dan abang juga lebih mudah dengan dirinya untuk memulai……”

“beda sama Ka Eliz…..”

“kenapa dengan Eliz?” tanya Dave

“ngga sih… baik dia nya…. “

Dave melirik ingin tahu lebih

“tapi khan perlakuan mereka ke kita sekarang jauh berbeda dengan jaman dulu kita masih susah……”

Dave terdiam

“apalagi Tante Welhelmina…. “

Diam dan hanya bisa membenarkan

“cuma memang mamak kan maunya karena Ka Eliz sama-sama kita, ngga susah adaptasi, dan Ka eliz aslinya baik emang……”

Dave tersenyum

“tapi Iva tahu…. abang ngga pernah punya hati sama dia….”

Dave tertawa mendnegar tebakan adiknya.

“udah ah…. yuk turun…..”

Mereka sudah tiba di warung bakso langganan mereka.



**************************



To: Mr. David Pardamean Hutasoit

From: Technical Dept - PT Jaring Power Andalas



Perihal : Pembatalan Pembelian produk baru tahun 2023-2024



Dear Pak Dave

Dengan ini kami memohon maaf, karena kerjasama kami dengan PT Hikaru Electric Indonesia dengan sangat terpaksa harus kami hentikan setidaknya untuk satu tahun kedepan. Ada beberapa pertimbangan tekhnis dan juga komersial yang menjadi pertimbangan kami untuk melanjutkan kerjasama yang sudah berjalan sekian tahun ini, yang tentu rasanya tidak bijak jika kami sampaikan secara terbuka ke pihak PT Hikaru.

Kami berharap, di waktu yang akan datang, kami bisa kembali membuka kerjsama yang sudah terjalin ini dengan kesepakatan baru.

Kami juga sangat terbuka untuk membahas kerjasama baru jika ada peluang bisnis yang bisa kita kerjakan bersama di waktu waktu yang akan datang.

Terima kasih

Salam Hormat


Jeremy Paulus
Technical Director
PT Jaring Power Andalas



Email yang tiba pagi ini membuat Dave terkejut, meski sebenarnya dia sudah tidak kaget, karena dia sudah bisa membaca dan mengantisipasi akan terjadinya hal ini. Karena minggu lalu semenjak berita ini mulai muncul desas desusnya, dia sempat bertemu dengan Jeremy dan salah satu technical managernya, Yossy Alvian yang kebetulan dia kenal karena pernah bareng dan bertemu saat sekolah di Jepang dulu.

Jeremy banyak bicara tentang penghematan dan hal-hal normatif yang secara umum dari sisi bisnis mereka melihat masih terlalu tinggi harga Hikaru jika dibandingkan dengan harga kompetitornya selama ini. Yang sebetulnya Dave heran karena perbedaan harga ini malah belakangan justru semakin kecil, bukan membesar disparitasnya seperti yang jadi alasan Jeremy yang buat Dave agak bingung.

Namun lewat pendekatan ke Yossy, Dave pun mendapat titik terang alasan mereka memutuskan untuk tidak lanjut. Karena wajar Dave konsen dengan Jaring Andalas ini, selain punya hubungan yang terjalin lama, semua penjualan produk mulai dari Panel Surya, inverter, hingga battery dari Hikaru, sebesar 28 % pembelinya adalah mereka.

Dave memang dapat pembeli baru untuk produk turunan yang sama, namun hanya 60 % pembelian awal mereka yang bisa menyamai nilai pembelian PT Jaring Power Andalas. Dan meski secara global Dave mampu mendatangkan banyak klien, namun untuk sisi penjualan produk dari divisi produksi Hikaru, ini jadi catatan yang cukup mencoreng bagi Dave.

“pak….” sapa Merry, PA nya Dave

“ya…”

“Galih katanya dipanggil bapak…”

Galih adalah supervisor IT yang menangani perlengkapan GA untuk semua karyawan di kantor Hikaru Indonesia

“suruh masuk….” Ujar Dave yang memang mengirim pesan tadi ke Galih untuk datang ke ruangannya

Lalu

“pagi Pak…”

“pagi Pak Galih….”

Galih duduk di depan Dave

“ langsung aja Pak…. tolong dicek, siapa yang akses file quality technical product?”

Galih terdiam sesaat

“biasanya sih yang punya akses itu level 3, dan GM aja…..”

Dave menganggukan kepalanya

“ cari tahu siapa yang akses dalam sebulan terakhir ini, selain tim dari Pak Fujimori……”

“saya tanya ke Rimba….”

Rimba adalah IT PIC untuk filing support system.

“Kasih saya nama, waktunya dia akses kapan…..”

Diam sesaat Galih

“ini khan high level access file kan?” selidik Dave memastikan

“betul Pak….”

“artinya dengan mudah bapak bisa cek siapa dong….”

Galih mengangguk

“ 30 menit saya tunggu…..”

Galih bangkit dari duduknya

“saya usahakan….”

“oke…..”

Galih pun berlalu, Dave lalu memanggil PA nya Merry, lalu memberikan instruksi penting ke PA nya tersebut.

Dan tidak lama kemudian Galih datang bersama manager IT yang disebut sebagai konsultan IT, dari India Suresh Bhat. Dia disebut konsultan karena memang menghindari pertanyaan terkait adanya pertentangan boleh atau tidaknya orang asing duduk sebagai manager di perusahaan yang punya legalitas di Indonesia

Dan informasi dari Suresh serta Galih, sudah cukup membuat Dave semakin yakin dengan kecurigaannya selama ini.

“akses itu milik Pak Yunarto….”

“ dia yang buka?”

“akses milik dia….. tapi kami sudah tracking tadi, berdasarkan IP addressnya, yang buka bukan dia….”

“tapi akses kan hanya dia yang punya?”

“ke high level access itu hanya BOD dan GM….” Ujar Suresh

Dave menghela nafasnya

“oke…. thank you, Pak Suresh….”

Lalu

“perintah bapak tadi sudah kami cek juga…..”

Dave menatap wajah Galih

“satu jam setelah akses file ini, ada telepon antara Pak Leonard dengan Pak Jeremy…..”

Dave tertegun

“yakin itu nomor Jeremy?”

“kita cek di get contact, dan di list klien dan vendor, konfirm Pak……”

Dave kesal luar biasa

“shit…..”

Suresh terdiam

“apa yang bisa kami bantu Pak?”

Dave diam sesaat, lalu

“close semua akses dari department bisnis dan komersil, kecuali punya saya…..”

“oke noted Pak…. nanti susul dengan written request lewat MS team…..”

“oke….”

Lalu

“jam 12 siang nanti, isolir dan blok semua akses Yunarto dan Leonard ke semua informasi kita, termasuk handphone kantor mereka, email, dan juga sistim komunikasi seperti online approval…..”

“noted Pak…. silahkan request nanti lewat MS Team ke kami….”

“oke Pak…..”

Dia berdua lalu pamit

“thanks Pak Suresh dan Pak Galih….”

“we are happy to help you, Pak…..”



****************************

Mery masuk memberi dua buah surat yang diminta dibuatkan oleh Dave

Dia lalu menanda tanganinya

“ini mau saya serahin ke HRD?”

“ngga usah, biar saya yang kesana….”

“oke Pak…..”

Lalu

“ini apa?”

“approval bapak untuk pembayaran 50% DP ke Bali….”

“oh oke…. minggu depan yah…”

“betul Pak….”

“nanti sore kita meeting sekitar 30 menit untuk saya lihat semua detailnya persiapan kita seperti apa….”

“siap Pak….”

Lalu

“EOnya juga?”

“iya dong….”

“siap Pak…..”

Dave membawa dua buah surat yang tadi dikonsep oleh Merry dan sudah dia tanda tangani. Sebelum dia beranjak, dia mengirim email yang sangat penting isinya ke Level 1,2 dan 3 di Manajemen Hikaru.

Dia seperti tidak mampu menahan emosinya kali ini. Dia kaget karena lewat Yossy, dia mendapat bocoran alasan penolakan lanjutan kerjasama dari Jaring Power Andalas, dimana semua spesifikasi teknis product mereka, Yossy bahkan tahu semuanya. Ini yang membuat Dave curiga ada yang bermain di belakangnya untuk memotong dengan dalih bahwa ada ketidak mampuan tim bisnis dan komersial untuk mempertahankan klien terbesar mereka.

Memang Dave yang memutuskan untuk tetap menjual produk yang sama dengan tahun yang lalu, bukan produk terbaru mereka. Namun karena harganya sedikit dibawah, dan masih banyak stock di plant mereka, maka Dave memutuskan untuk tetap menjual produk yang sama dengan harga sedikit turun.

Produk yang harusnya tidak ada masalah, karena sekian tahun dipakai dan belum ada keluhan berarti. Namun saat jeroan produk mereka dibongkar ke klien dan kompetitor, tentu saja ini menjadi santapan empuk untuk dikuliti dan dibandingkan dengan produk yang lain, sehingga alasan mereka untuk memutuskan ini benar secara teknis, namun secara bisnis dan etika, ini diluar kepatutan karena adanya pelanggaran besar yang dilakukan oleh timnya Dave sendiri dengan memberikan data teknis ke klient.

Yulinda Pujiastuti, manager HRD kaget mendapat surat yang diantar langsung oleh Dave

“pak, ini kan saya sudah bilang……”

“ibu bisa selesaikan ini atau tidak?”

“bukan masalah bisa atau tidak Pak…”

“lalu apa masalahnya?” kejar Dave lagi

“ibu kan sudah tahu lama masalahnya apa?”

“iya Pak…”

“tapi ibu ulur-ulur terus permintaan saya….”

“kami lagi pikirkan tempatnya…..”

“dan sudah 2 bulan lewat masih alasan yang sama…”

“Pak, bapak juga harus tahu wewenang masing-masing departmen…..”

Dave tersenyum tipis

“Saya sudah email ke level 1,2,3….. termasuk ke Pak Kotaro Hanegawa selaku director HRD Group, silahkan ibu diskusi dengan beliau……” Dave seperti tidak ingin bicara lama-lama.

Yulinda kesal sekali dengan Dave

“jam 12 siang ini saya sudah dapat jawaban dari Ibu…..”

Dingin suara Dave

“jika tidak, saya akan email bahwa HRD Manager tidak mengeksekusi permintaan high urgency request saya…….”

Yulinda bingung dengan permintaan Dave kali ini yang sudah berbeda dengan sebelumnya, yaitu kali ini dia minta untuk memecat, bukan lagi mutasi untuk dua orang anak buahnya yang sudah dia bantarkan dari 2 bulan lalu, yaitu Yunarto Astara dan Leonard Tarigan.

“atau karena ada kedekatan personal?” tanya Dave lagi

“bapak jangan suka nuduh” emosi suara Yulinda

“saya ngga nuduh…. kalian khan satu tim golf, sepeda, tenis, karaoke…..”

“kita suka bareng bukan artinya saya diatur atur sama mereka Pak… bapak jangan sembarang nuduh…..” meradang Yulinda jadinya

“kok ibu jadi marah ke saya…..” tanya Dave kalem

“bapak nuduh sembarangan….”

“saya tidak nuduh… saya menduga anda lama mengeksekusi permintaan saya karena kedekatan kalian….”

“tidak ada itu Pak….”

“kalau begitu, laksanakan apa yang saya perintahkan……”

Yulinda diam

“kalau tidak saya akan minta yang lain untuk melaksanakannya…..”

Wanita itu makin meradang

“bapak ngancam saya??”

Dave tersenyum

“saya sudah belasan tahun disini Pak…… bukan bulanan karir saya disini…..” suaranya meninggi

“lalu buktikan lah power ibu yang sudah belasan tahun……”

Mata Yulinda membesar dengan dicampur amarah

“ saya tidak takut yah Pak…. kalau bapak juga mau lapor saya untuk dipecat…”

Dave tersenyum

“anda terlalu jauh Bu…. saya hanya minta tim saya itu dieksekusi…..” dingin suara Dave

“tapi kalau permintaan saya tidak digubris…. saya akan cari cara lain…..”

Dia menatap wajah Yulinda dengan tatapan dingin

“permisi…….” dia berdiri dari kursinya

“ingat, jam 12 saya tunggu…. jika tidak jam 1 siang saya akan action sendiri…..” tegas Dave lagi ke Yulinda sebelum meninggalkan ruangan manager HRD itu

Dave malas mendebat dan bicara banyak lagi. Urusan banyak yang jauh lebih penting didepan. FGD di Bali minggu depan sudah menunggu, dan dia harus mempersiapkan semuanya dengan lebih detail dan rinci, karena Dave tidak ingin ada ruangan untuk sebuah kesalahan. Dia ingin FGD ini bisa tepat sasaran, minimal goal sudah dia tetapkan, dan dia tidak ingin target dia tercapai di bawah dari yang diharapkan.

Setibanya di ruangan, dia kaget mendapat whatsapp

Dave, minggu depan ke Bali?

Kok ngga bilang-bilang?

Berapa hari disana? Sama siapa yang menemani?


Membaca wa tersebut, Dave bertanya tanya, siapa yang bilang ke tari kalau dia mau ke Bali?

Dave langsung tahu siapa yang bilang. Pasti Prasetyo, karena memang perusahaan dia pun diundang untuk ikut ke Bali, karena acara ramah tamah dengan pemda Bali dan jajarannya yang dilaksanakan bukan di hotel, tapi di tempat lain, kateringnya Pras yang ditunjuk, otomatis Pras juga pasti hadir disana.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd