Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

BAB XXXVI



Matahari yang terbelah



Pukul 20:20 WIB



Tari menyandarkan kepalanya ke bahu kekasihnya. Macet di Kawasan Pancoran memang semakin menggila. Mereka yang baru selesai makan malam bersama sepulang kantor, dan kini sedang jalan menuju apartemen Dave.

“macet banget….” keluhnya

“kayak ngga tau Jakarta aja….”

Bunyi klakson bersahutan dan motor yang berseliweran membuat Dave agak mengalihkan perhatiannya ke kaca spionnya.

“sabar…..”

Dave melirik ke arah Tari dan tersenyum

“aku cari jalan….”

Tari tersenyum geli

“tahu sayang….”

Dave kembali konsentrasi ke arah jalan depan

Dalam kondisi seperti ini Tari kadang suka nakal tangannya. Dengan lembut jemarinya terulur ke arah selangkangannya Dave, dan mengelus lembut area itu, membuat Dave suka kegelian dan salah fokus.

“jangan dong….” Tepis Dave

“kenapa?”

“Geli…..”

Tari tertawa

Wanita ini sangat bahagia belakangan ini, karena dia akhirnya bisa merasakan sebuah suasana hati yang sangat bertolak belakang dengan suasana hatinya selama ini. Hadirnya Dave, meski di awal mereka masih kagok, dan Tari harus berjuang dengan keras untuk mendapatkan perhatian Dave kembali seperti dulu, namun akhirnya dia merasa bahwa perjuangannya sudah membuahkan hasil, dan Dave sudah kembali menjadi Dave yang dulu.

Percintaan pertama mereka di Bali, kini berlanjut secara rutin saat mereka sudah kembali ke Jakarta. Dan memang kepuasan yang dia dapatkan dari Dave sangatlah berbeda dengan apa yang dia rasakan selama ini. Dave mampu memberinya kepuasan dan selalu klimaks yang dia impikan untuk dia dapatkan.

Meski hubungannya dengan Yudi masih menggantung, namun tanggal persidangan pertama sudah diset oleh pengacaranya. Kali ini, Tari dengan penuh keberanian untuk mengakhiri pernikahannya dengan Yudi, setelah sekian tahun mereka bersama dan untungnya tidak ada anak yang menjadi batu sandungan dalam setiap perceraian diantara mereka.

Jika dulu Tari selalu berkilah dan berusaha mempertahankan rumah tangganya, kini kebalikannya, Tari justru ingin segera mengakhiri pernikahannya dengan Yudi, karena dia merasa ujung dari bahtera rumah tangga mereka sudah di tepian perjalanan.

Tatapannya melirik ke arah Dave….

Pria sederhana yang kini sudah sangat sukses dalam karirnya, namun memiliki cinta dan sayang yang luar biasa bagi dirinya inilah yang semakin memantapkan dirinya untuk menyelesaikan hubungan perkawinannya dengan Yudi.

Meski tantangan besar pun ada di depan mata mereka, namun Tari yakin, cintanya dia ke Dave kali ini akan ada buah manis dan jalan keluar untuk mereka berdua.

Menikah di luar negeri

Menikah ikut agama Dave, atau Dave ikut agama Tari, namun mereka tetap dengan keyakinan masing-masing.

Atau menikha di catatan sipil terlebih dahulu

Semua opsi itu ada di kepala Tari.

Yang pasti dia tidak ingin berpisah lagi dengan Dave.

Hubungan mereka pun sudah jadi rahasia umum di kalangan kawan-kawan dekat mereka. Meski ada banyak yang kurang setuju, namun mereka tahu dan sadar, bahwa cinta mereka adalah hak dan urusan pribadi Dave dan Tari. Senyuman dan tawa Tari yang sekian lama hilang, kini sudah timbul dan muncul seiring suasana hatinya yang riang dan gembira, karena ada Dave di hari-harinya kini.



*************************

Sambil bergandengan tangan mereka berdua jalan dari parkiran menuju lift apartemen untuk naik ke unit milik Dave.

Tiba-tiba

“maaf Pak Dave…..” tegur salah seorang petugas keamanan apartement

“iya Pak….”

“ada tamu bapak nungguin bapak dari tadi….”

Dave kaget.

Tamu?? tamu siapa? pikirnya lagi. Dia melirik ke arah Tari dengan penuh tanya

“tamu saya?”

“iya Pak, dari tadi tiduran di sofa lobby… katanya menunggu bapak….”

Dave dengan rasa penuh ingin tahu lalu melangkah mengikuti satpam tersebut.

“bang……”

Alangkah kagetnya Dave melihat Ica yang duduk tiba-tiba berdiri dan menghambur memeluknya sambal menangis

“kenapa De…?”

Anak itu hanya diam sambil menangis dan memeluk abangnya.

Dave tentu bingung, karena tadi sore ditinggalkan di depan rumahnya, anak ini tersenyum bahagia

“Dave…..” bisik Tari mengagetkannya

Tari mengisyaratkan kalau lengan Ica yang memeluknya ada yang janggal.

Dave dengan cepat melepaskan pelukannya

Betapa kagetnya dia melihat memar dan bilur di sekujur lengan dan kaki adiknya

“kenapa ini?”

“siapa yang mukul?”

Wajah cemas bercampur emosi muncul seketika di wajah Dave.

Ica hanya bisa tersengguk menangis. Bahkan suaranya pun tidak keluar saking dia merasa trauma dan bingung.

Dave segera memeluk adiknya dengan erat

“ayo…..”

“iya sayang, bawa naik dulu……”

Dengan cepat dia merangkul adiknya, lalu memapahnya untuk masuk ke dalam lift. Dia tidak banyak bertanya lagi, melihat kondisi Ica yang memar dan kesakitan, dia jadi tidak tega dan kasihan.



********************

Baju kaosnya agak lusuh dan masih dengan rok seragam yang belum digantinya dari mereka bertemu tadi pagi, membuat Dave yakin anak ini digebukin belum lama pulang dari bertemu dengan dirinya.

Yang jadi pertanyaan Dave ialah siapa yang melakukan ini?

Tari membantu membuka baju Tari, dia memberi kaosnya yang dia taruh di apartemennya Dave, yang kebetulan muat di badan Ica. Dan betapa kagetnya Tari, ternyata di punggung pun terlihat memar seperti bekas cambukan.

“sakit?”

Ica mengangguk

Sebotol air mineral habis diminum anak itu

“kamu sudah makan?”

Anak itu menggelengkan kepalanya

Lalu

“dokter Aprillya akan segera naik kesini….” Bisik Tari, karena tadi melihat kondisi Ica, dia berinisiatif menghubungi klinik di lantai dasar apartemen, dan meminta layanan dokter jaga untuk memeriksa kondisi Ica.

Dave menganggukkan kepalanya

“punggungnya pun dipukul….”

Dave tersentak mendengarnya

Dia lalu masuk ke kamar

“de, nanti dokter datang bentar lagi yah…..”

Ica mengangguk

Tangan Dave membelai rambut adiknya. Dia mengusap dahi Ica. Miris dan pedih hatinya melihat bekas sabetan di sekujur kaki, lengan dan bahkan punggung adiknya itu. Dia bisa merasakan bagaimana perihnya dan bagaimana dia menahan kesakitan dan memaksa untuk bisa jalan hingga tembus ke apartemen dia.

“naik apa tadi kesini?”

Diam

“de, tadi naik apa…..” tanya Dave lagi

“naik taksi Bang….”

Tari masuk

“aku panasin bubur…. Nanti makan yah…”

Ica mengangguk perlahan

Lalu

“siapa yang mukul…?”

Diam sesaat

“de…….”

Isak tangis Ica kembali turun dan terdengar

“Sayang…. Jangan dipaksa dulu….” bisik Tari

Dave diam sejenak

Dia membiarkan adiknya agak reda. Dia bisa merasakan betapa dalam trauma dan sakit yang dialami adiknya ini. Dan sepertinya, ini bukan yang pertama kalinya dialami oleh Ica.

“mama…..” suara Ica terdengar dibalik sesunggukan tangisnya

“mama?” tanya Dave heran

Ica menganggukkan kepalanya

“kenapa?”

“ngga tau Bang…….”

Dave benar-benar heran dengan cerita Ica

“gi…gimana ceritanya?”

Ica melap airmatanya, dia berusaha duduk dari posisi berbaringnya.

Dave dan Tari sampai ikut membantunya

“ tadi marah, karena Ica ngga bilang kalau pulang telat…….”

Diam Dave mendengarnya

“ trus… pas lihat banyak belanjaan abang…. Mama nanya dari siapa……”

Airmata anak itu turun lagi

“ica bilang, dari Bang Dave……” sesunggukan lagi

“mama marah tiba-tiba……”

Dave seakan membara dadanya mendengar cerita Ica

“trus, tiba-tiba ambil kemoceng…… Ica dipukulin…….” Anak itu tidak mampu melanjutkan ceritanya. Dadanya bagaikan sesak, airmatanya tumpah dan tangisannya pecah kembali.

Dave segera memeluk adiknya

Wajahnya memerah menahan amarah mendengar adiknya dipukulin oleh ibunya

“apa alasannya, De?” Tanya Tari lembut sambil membelai pundak Ica.

“ngga tahu Ka……”

Suara tangis Ica terdengar saat Dave dan Tari saling berpandangan

“sering Ica dipukul?” tanya Tari lagi

Diam anak itu

“De……” tegur Dave lagi

Ica mengangguk pelan

“sering Bang…… kalo mama lagi kesal sama ayah, Ica atau ade sering jadi sasaran kemarahan…. “

Dave sungguh kaget mendengarnya

“ mukul dan nyubit biasanya……”

“tapi kali ini mama mukulnya lama dan banyak……” rintih Ica, saat bekas bebar dikasih kompres handuk dan es oleh Tari.

Dave kehilangan kata-kata untuk mengungkapkan kemarahannya.

Untung dokter cepat datang. Segera dia memberi pertolongan ke Ica yang terlihat sekali babak belur badannya dipukul mamaknya.

“saya kasih parasetamol agar reda nyerinya yah……” terang sang dokter setelah selesai memeriksa Ica

“trus ini beli thrombopop di apotik dibawah untuk salepnya, agar cepat hilang memarnya…..”

“baik Dok……”

Tari kemudian segera membereskan pembayaran jasa dokter tersebut.

“nanti aku yang beli obatnya….” ujar Dave

Dia termenung melihat adiknya. Ternyata dengan modal uang di atm, dia kemudian naik angkot menuju Grogol, dan kemudian lanjut naik taksi ke apartementnya, yang alamatnya dia dapat dari hasil browsing di ponselnya. Untung dia ingat nama apartement abangnya, dan kebetulan abangnya juga pulang kesini.

Dave lalu berlalu dan turun kebawah untuk membeli obat di apotek, dan Ica kemudian mulai menyantap bubur yang dipanaskan Tari. Sesekali terdengar rintihan anak itu, karena memang rasa memar dan sakit yang dia tahan dari sore tadi.



*******************



Pukul 22.00 WIB

Di kediaman Ully di kawasan Jakarta Utara

“iya Bang……”

“iya-iya……”

“ya sudah…. yang penting kita tahu dia disana…..”

“iya amang…. iya-iya…..”

Suara Ully terdengar menelpon seseoarang.

Dia lalu menutup teleponnya

“ada sama David dia……”

Suara lega terdengar dari seisi orang di ruang tamunya rumah Ully.

Menghilangnya Ica membuat mama dan papanya pun ikut kalut dan ketakutan akhirnya. Mereka kuatir karena Ica kabur dan menghilang, dan ponsel lamanya ditinggal, yang dibawa hanya ponsel barunya dengan nomor yang baru, karena barang itu yang dipegang olehnya saat mamanya menggila menggebukinya

“lagipula eda kenapa sih harus mukulin dia?” suara Ully meninggi

“ apa salah dia ketemu abangnya?”

Ellen hanya bisa terdiam dan menangis menyesali diri

“kebiasaan kalian ini, setiap ada masalah anak yang jadi pelampiasan…….”

“sudah untung abangnya mau bantu lihat dia….. bukannya berterima kasih….”

Mangara hanya terdiam disamping istrinya mendengar omelan adiknya yang tidak henti-hentinya semenjak mereka datang.

“coba pikir, meski dia marah dan tadinya bilang tidak mau bantu… tapi dibayarin semua sekolah adiknya…….”

Hening dan hanya tangisan Ellen terdengar

“kalian pergilah minta maaf dan jemput Ica besok pagi-pagi…..”

Mangara terdiam seketika. Dia menatap wajah adiknya, iparnya dan istrinya bergantian

“kesana pagi-pagi… saran saya….” Tegas Ully lagi

“nanti marah pula dia……” galau hati Mangara

Ully kesal bukan main

“kesana segera besok pagi……” tegasnya

“jangan malam ini, masih emosi dia sama kalian……”

Diam sesaat

“kalau besok pagi kalian telat datang, dia bisa-bisa lapor kalian ke polisi……”

Ucapan Ully membuat kedua orang ini kaget bukan kepalang. Mendengar laporan ke polisi seketika badan Ellen lemas bukan main. Dia sadar dan tahu banyak kekerasan terhadap anak yang membuat pelakunya termasuk orangtua yang melakukan itu harus berakhir dengan meja penegak hukum.

Dia menyesal luar biasa. Emosinya yang selama ini sulit dia kontrol membuatnya lepas kendali kemarin itu, dan kini dia harus menerima konsekuensinya, termasuk harus menjemput anaknya di rumah anak tirinya itu, dengan harapan mereka mau memaafkannya atas tindakan kekerasan yang dia buat terhadap Ica.

***********************



Rumah besar di kawasan Bintaro yang sunyi itu kini sangat terlihat makin hilang nyawanya.

Setelah sekian lama dia tidak menyambangi rumah kediamannya ini, kali ini untuk pertama kalinya dalam sebulan ini dia kembali hadir melihat kondisi rumahnya. Selama ini dia banyak tinggal di apartementnya dia di Botanica Apartement Simprug.

Yudi hanya bisa menghela nafasnya melihat betapa sepinya rumah pemberian orangtuanya sebagai hadiah pernikahannya dengan Tari. Kondisi kamar yang sepi, meski selalu rapih karena ada asisten rumah tangga yang rutin membersihkannya, namun soul rumahnya kini hilang seiring dengan perginya tangan lembut yang selama ini mengurus dan membuat rumah ini homey.

Sesaat dia mencoba menelepon via aplikasi whatsapp ke sebuah nomor, namun hingga beberapa saat masih saja memanggil tanpa ada notifikasi berdering. Lewat telepon biasa pun nomor tersebut dinyatakan tidak aktif.

Shit…… makinya dalam hati

Rika Amalia, seorang selebgram sekaligus model cantik dan seksi, adalah sosok yang membuat dia mabuk kepayang, sehingga melupakan sosok manis dan cantik yang selama ini setia menunggunya di rumah, yaitu istrinya sendiri Lalita Utari.

Meski berusia 12 tahun lebih muda dari dirinya, namun Rika dirasa oleh Yudi, mampu memberi sesuatu yang lebih kepadanya, sehingga dia lupa akan rumah dan istrinya. Mereka tinggal bersama di apartemennya yang sengaja dia sewa untuk ditinggali bersama Rika.

Sayangnya belakangan ini pertengkarannya dengan Rika pun mulai timbul.

Bulan madu indah diawal pun mulai hilang dan kini banyak diisi dengan keributan mulai dari kecil hingga keributan besar. Padahal awal mula kenapa dia sampai jatuh hati dan berani untuk menepikan Tari demi Rika ialah banyak hal didiri Rika yang dia tidak temukan di Tari.

Pelayanan yang total, keseksiannya, gaya Rika yang selalu percaya diri dan tampil menawan, hingga ke masalah tempat tidur.

“ kamu ceraikan istri kamu….. aku siap untuk kasih kamu anak…..” demikian ungkapan Lova ketika itu

Dan memang Lova benar-benar memanjakannya. Di usia yang amsih muda, namun masalah layanan di ranjang, Rika sungguh lihai dan mumpuni. Dan sebagai model yang digandrungi banyak fans, ada rasa bangga di diri Yudi saat berjalan bersama dengan Rika, karena meilhat Rika begitu digandrungi dan digilai banyak pria, dia justru bangga karena Rika memilihnya sebagai pasangan.

Namun Rika bukan Tari yang mudah dikendalikan oleh Yudi

“maaf sayang, aku punya karir sendiri yah…. aku ngga mau kamu kungkungi diriku dengan prasangka atau curiga yang berlebihan…..” ucapnya saat ditegur Yudi ketika dia mengambil pekerjaan tanpa berdiskusi dengan Yudi.

Dan ini sudah yang kesekian kalinya

“ aku bukan kayak istri kamu yang hanya bisa tinggal di rumah menunggui suami…. “ sindirnya waktu itu

“aku punya karir sendiri……”

“dan aku bisa cari uang sendiri….”

Ini yang membuat Yudi emosi.

Padahal setiap bulan Yudi membanjiri dengan uang bulanan dan belanja yang tidak sedikit, ditambah dengan kendaraan plus sopirnya. Dia bahkan berani untuk memberikan share perusahaan ke Rika, sebagai imbalan untuk tetap stay dengannya, dan jadi model serta brand ambassador untuk produk apparel milik Yudi

Dan dua hari ini Rika menghilang dengan alasan pemotretan di Phuket dan Khao Sok, Thailand. Sebuah brand kecantikan yang menggunakan jasanya memang betul dan Yudi tahu, tapi lawan modelnya yang jadi pasangannya ini yang tidak disukai oleh Yudi. Aldebaran, foto model macho yang menjadi sosok yang dikagumi oleh Rika, membuat Yudi cemburu.

Rika sendiri tahu bahwa Yudi pasti tidak akan mengijinkan jika dia menerima tawaran pekerjaan ini, karena dia sadar Yudi selalu cemburu dan curiga terhadap dirinya dengan Aldebaran. Karena itu diam-diam dia menanda tangani kontrak kerja dengan brand tersebut, dan itu memicu pertengkaran hebat diantara mereka berdua.

Dan yang makin membuat Yudi emosi ialah hingga sekarang telepon Rika dan juga managernya, tidak bisa dihubungi sama sekali.

Yudi merasa sudah memberi segalanya, bahkan mengorbankan rumah tangganya dengan Tari, untuk bisa hidup bersama dengan Rika, bersama harapan dia akan menikah, punya anak dari Rika, dimana itu tidak dia dapat dari Tari selama sekian tahun menikah, namun sayangnya bukan harapan indah yang dia temui, justru situasi yang bertolak belakang, termasuk sulitnya dia mengatur diri Rika, meski dia sudah mengorbankan banyak hal untuk wanita ini.

Mendapat perlakuan seperti ini, seketika dia jadi teringat dengan istrinya Tari. Wanita yang selama ini lembut hatinya, selalu sabar dan menerima apapun kelakuan Yudi selama ini, yang sebetunya Rika bukan yang pertama. Ada beberapa wanita yang hadir dalam hidup Yudi, namun Rika yang paling lama dan paling berani tampil bersama dengan Yudi.

Sayangnya, saat dia kembali ke rumahnya, dia sudah tidak mendapati Tari dirumahnya.

Makin gusar Yudi rasanya saat pagi hari dia mencoba menelpon Tari juga, namun tidak dijawab. Dia mengirim whatsapp pun tidak dibaca sama sekali oleh istrinya itu. Bahkan saat dia mencoba menelpon ke kantor istrinya, resepsionisnya bilang Tari belum datang. Yudi menelpon ke rumahnya, dan dengan dingin mertuanya Dyah mengatakan bahwa Tari dari pagi sudah jalan ke kantor.

Shit……. Fuck….. makinya dalam hati.

“akhir bulan ini sidang pertama yah…..” ujar pengacaranya beberapa hari lalu.

Tari yang dulu keukeuh tidak ingin bercerai, kini sudah menunjuk pengacara untuk menggugat cerai Yudi. Bahkan dalam materi gugatannya, tidak ada sedikitpun dia menuntut harta gono gini, tunjangan dari suami atau apalah. Tari hanya ingin segera resmi bercerai dan selesai.

Yudi kini bingung dengan situasi ini.

Seketika dia disadarkan bahwa betapa Tari kini bukan Tari yang beberapa bulan yang lalu yang hanya diam setiap mereka ribut. Tari yang sekarang bahkan tidak peduli dengan dirinya sama sekali. Tidak ada lagi ucapan atau whatsapp menanyakan dia dimana, atau menanyakan kondisinya, bahkan saat Yudi ulang tahun pun tidak ada ucapan selamat dari istrinya itu.

Kini dia tersadar bahwa kelakuannya yang sudah berselingkuh dan menyia nyiakan Tari selama ini, harus dia bayar mahal dengan diajukannya perceraian oleh istrinya. Dia pikir Tari akan selalu seperti dulu, menerima dirinya kembali saat dia khilaf dan balik ke rumahnya. Ternyata kali ini dia salah menilai tindakan Tari.

Pasti ada sesuatu….. bathinya berbisik

Dan emosinya kembali memuncak saat dia membuka ponselnya, dia melihat semua pesannya sudah tercentang dua ke whatsapp milik Rika, dimana pasti itu sudah sampai di handphone Rika, namun kembali dia mencoba menelpon, signalnya tidak tersambung kembali, bahkan ke line seluler pun tidak tersambung.

Bangsat….. makinya kembali.

Dan betapa kagetnya lagi saat dia membuat whatsapp Tari, semua pesannya sudah terbuka dan bercentang biru, namun foto Tari kini hilang dari contactnya. Dia pun sadar bahwa kini Tari sudah memblokirnya dan tidak ingin dihubungi lagi olehnya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd