Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

Mungkin formulanya setelah dave pulang dari jepang kembali bertemu dengan tari yg sudah menikah akan tetapi Rumah tangga tari dan suaminya bermasalah, tari sendiri mungkin memendam penyesalan saat tau dave pergi tanpa pamit sama sekali , di saat bertemu kembali itulah mungkin nanti lembaran baru perasaan yg belum kelar akan berlanjut
 
Akhirnya keluar juga cerita tentang si Dave ini......perjuangan para orangtua di suku Batak bahkan sampai ada lagunya itu...Anakkon Ku Do Hamoraon Di Au....setelah beratus ratus purnama jd pembaca di forum ini, harus gw akui klo cerita satu ini terasa begitu dekat dengan kehidupan gw, pastinya karna gw orang Batak makanya bisa feel connected yg into deep bgt(asyik jd ketauankan gw anak selatannya) 😊, last but not least for sure...Mauliate Ma di Hamu Laeku Elkitong, di sude karyamu, tarlumobi ma na sada on, sehat selalu di RL Lae, asa boi lanjut cerita on, horas...horas...horas
 
PART II



Saat Mimpi itu masih ada……



8 Bulan sebelumnya

“Dave....” suara gadis sedikit melengking memanggilnya

Dave lalu menoleh ke belakang arah suara berasal

“Hi... baru datang?”sapanya lembut menyapa sang gadis

“iya.....”

Senyuman Dave yang jarang tersungging, kali ini muncul bersamaan dengan mendekatnya sang gadis ke arah nya.

“ngga masuk dong jam pagi?”

Gadis itu tersenyum nyengir.

Dave pun hanya tersenyum sendiri, menyesali pertanyaannya yang dia rasa bodoh sekali ditanyakan, harusnya dia tahu bahwa pertanyaannya tidak perlu jawaban, karena dia yang di kelas pun tahu kalau Tari tidak masuk tadi pagi.

“nanti gue pinjam dari lu yah....”

“iya siap...”

“asyik... lo emang teman baik gue....”

“selalu...”

Gadis itu memamerkan senyuman manis-nya ke arah sahabatnya itu

“kantin yuk....”

“eh.....”agak enggan dan malu dari suaranya

“ayo...”

“gue temenin aja yah...”tolak Dave halus

“ikutan minum juga ngga apa-apa...”

Dave tersenyum malu

“gue yang traktir....”

Makin masgul hati Dave. Selama bertahun tahun mereka bersama, Tari yang kebanyakan mentraktir kalau makan atau ke kantin.

“yuk... masih kaku aja lu ama gue.....”ujar Tari sambil menarik lengan Dave

Dave lalu mengikuti Langkah Tari dari belakang, mereka masuk ke kawasan kantin mahasiswa, lalu mencari tempat duduk kosong, dan kemudian memesan minuman dan cemilan.

“ Tugas akhir lu gimana?”

“ok....”

Tari tersenyum

“pasti lu selalu ok lah...”

Kini giliran Dave yang tersenyum sambil menata minuman yang datang, digeser mendekat ke arah Tari, lalu mengambil pesanannya sendiri.

Gadis itu lalu mengaduk es jeruk pesanannya.

“ Pak Hasan agak ribet kata anak-anak” ujar Tari menanggapi dosen pembimbingnya

Dave tersenyum mendengarnya

“kalau benar hasil tugas kita, harusnya sih ngga perlu kuatir....”timpal Dave lembut

“lu enak..... kesayangan dosen....” agak mendumel Tari

“mana ada kesayangan dosen?”sergah Dave pelan

“itu buktinya? Bu Yeni yang killernya minta ampun dan sadis kalo kasih nilai ke anak-anak, ama lu jinak-jinak aja....”

Dave tertawa tipis

“kan gue ngga pernah absen dan selalu tepat waktu kerjain tugas.....”

Tari membenarkan apa yang dikatakan Dave. Dia memang menyadari kalau sahabatnya ini sangat tekun dan kerja keras dalam belajar. Dia bisa dibilang pintar banget di kelasnya, dan banyak disukai oleh para dosen.

“lu rencana kemana setelah lulus?” tanya Tari

“entah.... kerja mungkin....”Dave menjawab sambil matanya agak kosong menatap ke kerumunan mahasiswa di kantin.

“ngga lanjut S2?”

Dave menggeleng

“kan banyak tawaran untuk beasiswa S2?”tukas Tari kembali

Dave tersenyum sambil memperhatikan para mahasiswa lalu lalang

“ngga lah.... kasihan nyokap....”

Tari tertegun sesaat. Dia kenal dengan Dave sejak hari pertama mereka daftar, hingga sekarang mau menginjak semester akhir. Dia tahu kondisi keluarga Dave, harapan dan impiannya, termasuk suka dukanya selama ini. Dia seakan maklum dengan kondisi sahabatnya ini.

Hanya saja kemampuan Dave memang luar biasa. Di tengah keterbatasan kondisi keluarganya, buku yang minim, dia tidak pernah menyerah, dan selalu bisa memanfaatkan waktunya dan juga banyak membaca lewat laptop tuanya dengan mengandalkan free wifi, dan itu yang membuat dia bagaikan kamus berjalan.

“lu?”

“gue?”

Dave tersenyum menganggukan kepalanya

“belum tahu juga.... Mas Agung sih minta ikut dia ke Aussie, ambil s2 disana....”

“bagus dong....”

“ngga ah.... males...”

Dave tersenyum mendengar jawaban sahabatnya

“I love Jakarta dan jajanannya....” tawa Tari melebar

Dave hanya tersenyum dan menundukkan wajahnya. Dia senang sekali melihat gaya Tari jika tertawa lepas seperti ini. Gadis ini sangat menawan jika sudah tersenyum dan tertawa sambil memamerkan deretan giginya yang rapi dan putih.

“ya... dimanapun kita berada, semoga semuanya berjalan sesuai rencana kita.....”

“aamiin......”

Mereka kembali meneguk minuman mereka

“ Ponco katanya mau langsung kerja, Bambang dan Ridho juga sama.....” urai Dave tentang teman-teman mereka

“iya, kecuali Rini yah.... Kayla, Wiwik, Lusi... semua juga mau kerja dulu....”

“iya sih... Rini kan emang obsesi belajarnya masih kuat...”

“betul....”

Lalu Tari bangun dari duduknya, dia membayar minuman mereka berdua, lalu kembali menghampiri Dave, dan menggamit tasnya yang dipegang oleh Dave

“cus....”

“yuk....”

Lalu

“masuk kan?”

Tari tersenyum

“masuk dong....”

“ Ayo.....”

Mereka lalu berjalan bersisian menuju kelasnya untuk masuk ke jam kuliah selanjutnya. Di dalam perjalanan mereka sesekali menyapa teman-teman mereka yang kebetulan ikut beriringan masuk menuju kelas mereka.



*******************

Lalita Utari namanya. 22 tahun menjelang 23, saat ini duduk di semester 7 program manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Dia terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Putut Wicaksono yang merupakan pejabat teras di kementerian pariwisata, dan ibunya Dyah Ayu, yang memiliki bisnis sebagai penyedia bahan pembuatan kue dan makanan.

Dengan tinggi 167 cm, berat 54 kg, Tari yang memiliki kulit putih yang warisan dari sang ibu, memang berparas cantik dan menawan hati. Matanya yang indah, bibirnya yang selalu terlihat merah, membuat banyak kaum adam sungguh menggilai wanita keturunan jawa ini, baik dari fakultas yang sama, maupun dari fakultas lain.

Sayangnya, semenjak mantan pacarnya pergi kuliah pindah ke Jogja, mereka pun perlahan putus dan merenggang saat Tari berada di semester II, dan hingga kini bertahun tahun Tari bisa dibilang betah menjomblo sendirian tanpa pacar.

Dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan sahabat-sahabat kampusnya, baik yang sekelas maupun yang kebetulan suka nongkrong bareng dengan dirinya.

Dan diantara teman-temannya itu, yang dia paling dekat bahkan sangat dekat ialah David Pardamean Hutasoit, yang akrab dipanggil Dave.

Dave, pria baik hati dan pendiam, namun punya otak encer luar biasa, adalah sahabat baiknya semenjak mereka kenal dari daftar ulang pertama kali, hingga saat ini. Pria batak dengan tinggi 178 cm itu sungguh jauh berbeda dengan tipikal anak-anak Medan yang dikenal oleh Tari. Mungkin karena dia asli dari Batak tapi sudah lahir dan besar di Kawasan Bogor, membuat gaya dan logatnya jauh dari khas logat anak Medan.

Persahabatan mereka bahkan sampai jadi bahan perbincangan karena saking dekatnya. Banyak yang menyangka mereka adalah pasangan yang saling berpacaran. Karena hampir setiap hari ada Dave, pasti ada Tari, demikian pula sebaliknya.

Bagi Tari, Dave adalah sahabat terbaiknya. Dia teman curhat, teman jalan, teman diskusi, dan Dave bagaikan Wikipedia berjalan, pengetahuannya sungguh diluar kebiasaan orang. Dia selain rajin melahap semua artikel-artikel ekonomi dan ilmu manajemen, sejarah, musik dan olahraga pun ikut dilahapnya sebagai bahan bacaan.

Meski pintar, Dave sosok yang rendah hati dan jarang bicara. Tari memakluminya, karena memang dari sisi ekonomi, Dave sedikit memprihatinkan kondisinya. Ibunya berjualan sayuran di pasar, dan harus menghidupi Dave dan adiknya Iva yang kini di SMA. Mereka hidup bertiga di kontrakan sederhana, sedangkan ayahnya sudah pergi lama meninggalkan mereka bertiga.

Mangara ialah contoh brutal seorang suami dan ayah. Pekerjaannya sebagai sopir angkot, justru penghasilannya dihabiskan di meja judi, mabuk-mabukan, dan perempuan. Dan kebiasaan terakhirnya ini yang kemudian membawa dirinya menghilamg dari keluarga inti yang harusnya dia hidupi dan bertanggung jawab atas mereka.

Melihat kondisi ibunya, Dave sebetulnya enggan untuk kuliah lagi. Namun ibunya selalu memberi semangat agar mereka harus jadi orang hebat kelak, dan hanya lewat pendidikanlah maka semua apa yang mereka cita-citakan bisa tercapai. Berta selalu mendorong anaknya untuk sekolah dan punya Pendidikan tinggi.

Dan semua itu pun membuahkan hasil. Beasiswa penuh didapat oleh Dave untuk dia kuliah di UI, meski untuk ongkosnya dan jajannya, sering kali Berta harus bertebal muka meminjam ke kerabatnya, jika dia sedang kesulitan.

Dave pun tahu diri, dia banyak membantu ibunya.

Dia tidak pernah risih dan malu dengan kondisi keluarganya.

Bahkan Tari bukan sekali dua kali sering datang dengan membawa mobil nya Mazda 2 merah ke kawasan rumah Dave yang sederhana itu, meski dia harus parkir di halaman SD yang dekat rumah kontrakan Dave. Itu sebabnya dia tahu dan sangat mengerti akan kondisi sahabatnya.

Tante Berta, sapaan akrabnya ke ibunya Dave pun sudah kenal dengan baik, termasuk dengan adiknya Iva. Karena memang meski anak pejabat, Tari bukan sosok yang sombong dan memilih teman, dia sangat mudah bergaul dan tidak risih dengan kondisi rumah Dave.

Bagi Tari, Dave adalah sahabat terbaiknya. Semua hal yang dia butuhkan dari seorang pria, dia bisa dapat dari Dave, baik itu teman diskusi, teman jalan, tempat untuk berlindung, hingga teman untuk menumpahkan curahan hatinya selama ini. Baginya Dave adalah sahabat terbaik, yang membuat dia lupa untuk punya pacar selama sekian tahun.

Orang banyak yang menyangka mereka pacaran, bahkan banyak suka meledek karena tahu kondisi ekonomi yang timpang, serta tampang Dave yang sederhana. Berbeda dengan tampang-tampang elit dan penuh pesona dari pria-pria yang selama ini banyak mendekati Tari.

Tari suka dengan kesederhanaan Dave, pandangannya yang tajam namun teduh, nasihatnya dan telinganya yang selalu siap mendengar apa yang disampaikan oleh Tari. Dia juga suka dengan rendah hatinya sang sahabatnya ini. Sehingga semua gosip dan ucapan orang selalu dia abaikan.

Sedangkan bagaimana dengan perasaan Dave sendiri?

Pria ini sangat pintar menyimpan perasaannya.

Setelah sering gagal dan putus sambung dengan pacar pertamanya, dia sempat pacaran lagi dengan seorang gadis yang tinggal di dekat rumahnya, karena sama-sama aktif di kegiatan karang taruna. Namun sorotan tetangga, ditambah dengan sikap inangnya yang tegas dan menginginkan Dave konsentrasi dengan sekolahnya, hubungan itu pun bubar.

Di kampus, Dave sendiri ada saja wanita yang menyukainya. Tampangnya meski sederhana, namun tetap saja kepintarannya dan sikapnya yang selalu penuh hormat dengan banyak orang, dtambah dengan gayanya yang tidak banyak tingkah, membuat dia disukai banyak orang, termasuk oleh beberapa wanita.

Tapi, kedekatannya dengan Tari yang suka membuat orang multitafsir dengan kondisi itu, membuat para wanita mundur teratur, meski mereka tahu bahwa kedekatan kedua anak muda ini tidak lebih dari sahabat, seperti yang sering Tari ungkapkan, dan juga Dave.

Dan di lubuk hatinya Dave, sebetulnya tersimpan rasa yang sulit dia ungkapkan.

Rasa itu hanya bisa dia sampaikan secara tersirat, dan lewat sikapnya yang selama ini selalu ada untuk Tari.

Kapan pun Tari memerlukannya, hampir tidak pernah Dave tidak menyanggupinya. Mulai dari bantuin tugasnya, antarin Tari kemana pergi, menemaninya kapan pun Tari perlu, tanpa harus memperdulikan keadaanya sendiri, itu dia lakukan dengan sepenuh hati.

Bahkan ibunya sampai pernah menegurnya, karena banyak hal yang sering dilakukan oleh Dave untuk Tari, dan bagi ibunya, ini signal yang kurang bagus untuk hubungan hanya sekedar sahabat. Berta tahu, Tari anak baik dan tidak memilih teman dalam bergaul, namun dia kuatir dengan kondisi anaknya yang dia dengan kasat mata bisa melihat kalau Dave memang menyukai Tari.

Barang-barang pemberian dari Tari, nyaris tersimpan rapi di kamarnya di belakang, bahkan kemeja pemberian dari Tari pun saat dia ulang tahun, nyaris jarang dipakainya, kecuali untuk acara yang sifatnya istimewa, belum lagi jika sudah dimintain tolong oleh Tari, Dave dengan cepat bereaksi.

Dan bagi Dave, inilah dilema terbesar baginya. Di satu sisi dia takut kehilangan sahabatnya jika cintanya tidak berbalas, namun di sisi lain, dia juga takut kalau cintanya yang terpendam selama ini, akan hilang dengan perginya sang gadis yang sangat dia cintai, meski secara diam-diam tanpa ada yang tahu.

Melihat kedekatan mereka, banyak orang atau teman mereka yang sering juga menganjurkan untuk jalan sebagai pasangan. Namun tanggapan dari Tari selalu hanya tawa lepas dan senyuman saja. Selain baginya Dave hanyalah sahabat, perbedaan adat, terutama perbedaan agama juga akan jadi halangan terbesar bagi mereka berdua.

Namun yang terutama ialah meski dia menyukai Dave, dia merasa Dave hanyalah seorang sahabat baginya. Tidak terlintas di pikirannya untuk merubah itu, meski dia menyukai Dave dan mengaguminya, namun dia tetap bisa menjaga itu dalam koridor sahabat.

Sedangkan bagi Dave, yang dia tahu hanyalah dia bahagia jika bersama dengan Tari. Dia bingung dengan hatinya sendiri, namun saat berdua dengan Tari, dia sebagai laki-laki sangatlah senang. Dia juga sering diam-diam bangga ketika berjalan bersama dan orang-orang yang tidak kenal mereka beranggapan bahwa Tari adalah kekasihnya.

Kecantikan Tari memang sulit dicari bandingannya, apalagi di-mata Dave. Wajah mulusnya yang begitu alami, tubuhnya yang menjulang ideal, sosoknya yang sangat ramah dan baik hati, dia pun tidak sungkan main ke rumah Dave, membuat Dave secara diam-diam mengagumi pribadi Tari. Bahkan tetangga di sekitar rumah Dave berpikir bahwa Dave adalah pria beruntung, karena meski ada beberapa sahabat Dave yang suka datang main, hanya Tari yang datang sendirian dari Kawasan Bintaro hingga ke Bogor, hanya untuk menemui sahabatnya.

Dan simpanan asa di hati Dave yang tertumpuk sekian tahun, terus terjaga seiring kebersamaan mereka berdua, dan tanpa disadari oleh Dave, dia sudah memupuk sebuah rasa yang salah, rasa yang hanya membuat dia akhirnya jatuh ke jurang kepedihan, karena meski sifatnya abstrak dan tidak berbatas, namun yang namanya cinta pun perlu di sadarkan saat disandarkan ke realita yang ada.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd