Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

BAB XVIII



Lain Ladang, Lain Hujannya



Dave sengaja mengambil libur beberapa hari setelah masuk di hari pertama di hari senin, kemudian dia libur di hari selasa, rabu dan kamis, lalu di jumat dia masuk untuk rapat dengan Board Of Director, lalu siangnya dia rapat kembali dengan calon investor baru yang akan kerjasama dengan Hikaru, dan sabtu serta minggu pun dia habiskan dengan melakukan riset dan review semua pekerjaan dari para manager yang di bawah divisinya.

Meski dari Jepang dia sudah melakukan ini, namun fakta di lapangan dengan laporan serta riset yang sudah dia lakukan, kembali dia coba dan laksanakan simulasi, bahkan semua SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) dia kembali uji berkali kali, sebelum dia akan ajukan ke forum nantinya.

Dave mereview apa yang sudah dilaksanakan oleh Mr. Tetsuya, dia lihat dan revisi yang gagal, namun yang sudah berjalan bagus dia laksanakan dan perkuat kembali. Ini merupakan pertaruhan pertama baginya sebagai direktur, dan juga sebagai kepala Pegembangan Bisnis pertama orang Indonesia, dia tidak ingin ada ruangan untuk kegagalan. Di Jepang dia belajar banyak semua isi dan apa tentang Hikaru, kini saatnya dia datang dan menguji semua pengetahuannnya, serta hasil assesmennya selama ini untuk dijadikan kebijakan dan prosedur agar direktoratnya bisa berjalan.

Keiko pun membantu sekali dengan mengirimkan data-data yang dia butuhkan. Dave bahkan meminta KPI dari HR untuk melihat apa saja yang sudah dilakukan oleh anak-buahnya selama ini, sehingga dia bisa dengan lebih mudah mentracking semua record dan data yang selama ini berjalan di divisinya.



********************

“halo…. apa kabar… selamat hari minggu….” keluarga Gultom Sibarani menghampiri Berta dan Iva, yang baru saja selesai ibadah di hari minggu ini.

“selamat hari minggu juga….”

“mana Dave?”tanya Elizabeth yang ikut dengan rombongan keluarganya

“ada tuh… lagi salaman sama Pak Gembala…”

“oh… minggu lalu ibadah sore yah?’

“iya, Iva pelayanan sore soalnya….”

“oke….. “

Lalu yang ditunggu pun muncul….

“shallom…..”

“Shallom Dave…”

“shallom Tante, Om…. Bu Dokter…”sapa Dave

“bu Dokter lagi….”

Dave menyalami Bapak Mulia Gultom dan Ibu Welhelmina Sibarani

Lalu dia menyalami Elizabeth, yang menyambut dengan sukacita, bahkan tanpa basa basi, Elizabeth mencium pipi kiri dan kanan Dave di depan keluarga mereka masing-masing.

“ makin sukses saja nih….”puji Elizabeth

“biasa aja….”


Suasana akrab pun langsung terbangun, karena memang Elizabeth tipikal yang mudah bergaul, dan dia sudah kenal lama dengan keluarga Berta, dan makin dekat semenjak nama Dave mulai disebut sebut di kalangan keluarganya sendiri

“kapan makan-makan kita?”

“waduh… kapan yah…”Dave agak bingung

“sibuk terus sih yah….”

Ujarnya sambil jalan ke arah parkiran gereja

“ngga juga sih, cuma masih probation, jadi agak banyak belajarnya….’

“probation?? ngga salah…..” sedkit berseloroh Elizabeth yang disambut oleh senyuman Dave

“main ke rumah….”

“iya… nanti main kok…”

Dave mengantar hingga ke mobil keluarga Eliz

Mereka lalu saling pamitan, dan tidak lupa Eliz meminta nomor telepon yang baru dari Dave.

“call me …..”

“i will…”

Mereka berpamitan dan kembali ke rumah masing-masing

“dr. Eliz itu baik, cantik, halak hita juga…..” puji Berta

Dave tersenyum mendengar pujian ibunya yang duduk di kursi belakang, dia tahu arah pembicaraan ibunya

“ yuhu……” ujar Iva yang duduk disamping abangnya di kursi depan

“pasti banyak pria yang antri….” timpal Dave

“mana ada?” cetus Berta

“lho, namanya wanita cantik pasti banyak yang naksir……”

“iya, pastilah itu, tapi kan dia pemilih… ngga sembarang pria….”

Iva tersenyum mendengar celotehan ibunya

“ makan yuk…. laper ade….”

“yuk….”

“makan dimana?”tanya Berta

“terserah Inang….”

“ Samosir?”usul ibunya

“ih… masa kaki pendek mulu, Mak….”keluh Iva

“lah, trus mau dimana?”

“sushi aja…..”

“bah…. mana masuk ke perut mamakmu ini….”

Dave tertawa mendengar ucapan Berta

“inang kan waktu di jepang makan itu….”

“yang mana?”

“sushi….”

“oh yang itu…”

“iyalah…”

“bolehlah kalo itu….”

Dave tertawa.

Dia senang kembali ke Indonesia salah satunya ialah bisa berkumpul kembali dengan ibunya dan adiknya. Sementara ini, Dave masih tinggal di Bogor, meski kemarin sabtu mereka sempat lihat dan membersihkan apartemennya Dave di kawasan Pancoran, namun untuk saat ini Dave memilih tinggal di Bogor dengan ibu dan adiknya.



***********************

Dari hari Senin, hingga hari rabu, rapat marketing dan bisnis development plan yang diminta oleh Dave, belum bisa dilaksanakan.

Ada saja halangan dan alasan anak buahnya untuk berkilah.

Ada 3 departemen besar dibawah tanggung jawab Dave, yang dikepalai oleh GM sebagai kepala departmen, dan masing-masing department terdapat 3 sampai 4 divisi dari total 10 manager sebagai kepala divisi.

Yang pertama ialah Bussiness and Product Development yang dipegang oleh Surya Tandi sebagai GM.

Yang kedua ialah Public Relation Department yang dikomandoi oleh Ratih Savitri sebagai GM

Dan yang terakhir ialah Marketing dan Komersial yang dipegang oleh Yunarto Astara.

Dari 3 department itu, baru Ratih yang memberi data yang diminta dari awal Dave masuk. Sedangkan dua department lainnya, dari GM hingga ke manager-managernya, belum ada laporan yang masuk ke meja Dave, sesuai yang diminta olehnya.

Yunarto merupakan orang lama yang sudah menjabat sebagai general manager dari jabatan junior manager di divisi research bussiness, lalu naik sebagai senior manager, GM di department Bussiness and Product Development, sebelum 4 tahun lalu dia dipindahkan sebagai GM Comersial dan Marketing.

Dari sebelum pindah, Dave sudah bisa tahu siapa-siapa sosok yang tidak menyukai kehadirannya. Karena selama setahun terakhir ini memang dari dua GM yang sudah senior, sedang dalam tahapan penilaian dari BOD pusat untuk ada prospek promosi untuk jadi direksi, namun malah sosok manager yang baru 1,5 tahun menjabat sebagai manager yang dikirim ke Indonesia sebagai direksi, mengalahkan mereka yang sudah tahunan jadi GM.

Bahkan kedekatannya dengan Keiko pun jadi sumber gossip yang sedap untuk dibahas oleh timnya sendiri. Karena memang saat ada karyawan yang ke Jepang pernah melihat kedekatan mereka, foto-foto Dave di IG Keiko seperti menegaskan bahwa ada hubungan spesial, dan jabatan Keiko sebagai Manager Divisi Hubungan International pun ikut diusik sebagai salah satu pelicin Dave untuk naik jabatan.

“ngga perlu kerja lama dong kita…cukup S2 aja ke Jepang, jadi deh direktur…” Dave mendengar ada ucapan seperti itu

“macarin manager jepang pun bisa lompat jabatan….”

Banyak lagi omongan yang Dave dengar, dari ada beberapa orang yang membocorkan ke Dave, karena memang tingkah karyawan lama sering membuat karyawan baru seperti terintimidasi, makanya dengan kehadiran Dave seperti ada angin segar bagi mereka.

Dave melihat ini sebagai contoh yang dia sendiri pernah alami di Jepang saat dia diangkat jadi manager pertama kali. Cobaan dan cibiran dari warga lokal pun dia hadapi, meski demikian dia mampu atasi itu. Makanya dengan situasi yang hampir mirip, Dave pun lebih tenang menghadapinya.

Jam 14.00 semua wajib hadir meeting.

No excuses


Whatsapp Dave di grup Bussiness dan Development, hanya dibalas oleh beberapa orang saja, padahal dibawah Dave itu ada 3 GM, 10 manager dan 22 Supervisor. Namun kali ini dia mengundang hanya GM dan Manager saja untuk hadir rapat bersama dia.

Ocehan dan whatsapp pun berseliweran menanggapi whatsapp dari Dave.

Jam 2 siang, Merry, personal assistantnya Dave sudah siap 10 menit sebelumnya, dan Dave pun sudah hadir 5 menit kemudian, disusul oleh beberapa manager, dan GM Ratih, sedangkan Surya hadir 10 menit lewat, bahkan 15 menit berlalu Yunarto masih belum hadir, sampai harus disusul oleh Merry ke ruangannya.

“maaf Pak, tadi ada telepon dari kementrian perindustrian….” kilahnya ke arah Dave tanpa merasa bersalah sambil berjalan dan duduk di kursi yang kosong

Dave lalu membuka rapat tersebut, dan dia meminta masing-masing GM agar melaporkan apa yang dimintanya dari hari pertama dia masuk, untuk dijabarkan. Masing-masing GM lalu menjabarkan semua planning dan hasil kerjanya selama ini, yang oleh Dave ditanggapi sambil dia menulis beberapa catatan.

Dia sebetulnya sudah kesal dan muak dengan kelakuan bawahannya ini yang bertemu hanya sekali saat dia datang pertama kali, di hari senin di rapat awal yang Yunarto tidak datang, dan lalu mereka seakan sibuk sendiri tanpa ada feed back atau membalas email-email yang dikirim baik oleh Dave ataupun PAnya dia.

“ ada data market research kompetitor kita untuk PLTA?”tanya Dave

“ada Boss….”jawab Surya dengan nada santai

Dave mengangkat wajahnya menunggu

“harga pembelian tenaga listrik merupakan harga yang digunakan dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik atau PJBL dan berlaku sejak operasi komersial atau Commercial Operation Date…” terang Surya

“saya tahu harganya untuk kapasitas 1 MW, dipatok harga tertinggi 11,23 cent/kWh x faktor lokasi pada tahun pertama sampai 10 tahun…..”potong Dave

Surya dan karyawan lain agak kaget

“yang saya tanya harga pokok produksi dari kompetitor kita, sampai kita gagal terus setiap ada tender ….”kejar Dave

“ untuk IPP atau independent Power Producer kalau mau tender selain harus punya Badan Usaha yang merupakan perusahaan dari Indonesia atau negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, juga untuk kualifikasi, Badan Usaha harus menunjukkan bahwa mereka memiliki pengalaman dalam melaksanakan setidaknya 1 (satu) Kontrak IPP, atau Kontrak EPC Pembangkit Listrik yang telah diselesaikan dalam sepuluh tahun terakhir dan mencapai catatan yang memuaskan selama satu satu tahun operasi untuk setiap unit Pembangkit Listrik…..” ujar Surya

“ ini saja kita sulit untuk penuhi…..” sambungnya lagi

“ide Pak Surya?”

“ide saya?”

“iya….” datar suara Dave

“yah, harus bisa menang tender…”celotohnya bagai sedang bercanda dengan anak buahnya saja.

“caranya?”

“kita dekati para pemangku kebijakan agar setidaknya kita bisa punya kontrak kerja dulu dalam setahun….”

“lalu? Prosesnya?”

“belum dapat Pak…. ini khan ngga segampang kita membayangkan…. anda tahu sendiri proses lelang di Indonesia bukan seperti di negara maju….”

Dave tersenyum

“jadi belum …??”

“ya belum Boss…. jika ada yang mampu tembus, luar biasa…..”

“ada cara lain?”

Diam semuanya

Dave kembali hanya tersenyum mendengar pemaparan dari Surya, yang mengkerut wajahnya akibat kesal dengan cara Dave yang terkesan seperti menginterogasinya. Menurut Dave, timnya ini terlihat bekerja, tapi tidak optimal dibandingkan dengan remunerasi dan gaji bulanan mereka yang luarbiasa tinggi.

Lalu dia ke GM Marketing

“ untuk Departemen Marketing, Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang kita produksi sendiri bagaimana progressnya?”

“Berjalan baik….”jawab Yunarto dengan tidak kalah santai

“seberapa baik?”

“sangat baik….”

“kualitatifnya?”

“secara total sudah terjual selama ini 5 MWp….”

Dave tersenyum

“kalau tidak salah target bapak Yunarto itu 3 tahun lalu harus bisa kuasai 5 % dari pasar nasional, dan tahun ini naik 10 % dari pasar nasional….”

Yunarto kaget, dia sendiri agak lupa target yang dia pasang 3 tahun lalu

“betul Pak….. banyak halangannya….”

Dave diam sesaat

“pasar nasional itu 4,68 GW….”

“jadi jika hanya 5 MW, artinya hanya 0,14 % dari pasar nasional…. “ tambahnya lagi

“yah…. itu yang saya bilang… banyak halangan…”

“apa saja?”

Yunarto tersenyum

“banyak Pak…. harus sering turun lapangan agar tahu….”

Dave menatap dengan wajah serius ke arah Yunarto yang agak cengar cengir seperti meremehkan.

“ hasil turun lapangan dari Pak Yunarto?”

Yunarto kini agak kesal dan merah wajahnya, dia seperti sedang dipermalukan oleh Dave

“ harga… dan mungkin pendekatan kita…..”

“sudah disampaikan ke department lain sebelumnya?”

“sudah disampaikan ke Mr. Tetsuya….”

“ada kajian formalnya?”

“setahu saya sudah saya sampaikan ke department lain…”

“ ada kajian dan reviewnya, Pak Surya? Dari dept marketing?” tanya Dave ke Surya kini sambil bertanya terkait jawaban Yunarto barusan.

“saya harus cek…”jawab Surya, cepat

“tidak usah…..” potong Dave

“saya sudah cek semua korepondensi dan laporan monthly meeting, tidak ada kajian formal terkait ini….”

Semua terdiam

“jika ada, bawa evidence ke meja saya selesai rapat ini…..”

Hening seketika

“ibu Ami…..”ujar Dave lagi memanggil salah satu manager marketing

“saya pak…”

“ apa alasan kita kalah dengan Celebes Energy saat tender PLTS di Halmahera 6 bulan lalu?”

Aminah terkejut mendapat pertanyaan itu

“harga kalau tidak salah Pak…”

“harga?”

“betul Pak…..”

Dave tertawa kecil

“ saya sudah cek, harga yang kita tawarkan Rp 15,5 per KWp, sedangkan Celebes Energy 16,6 per KWp…. lalu kenapa mereka bisa menang?”

Aminah bengong

“saya tidak tahu harga mereka Pak… kan tender waktu itu…”

Dave tersenyum

“ bukannya kita kalah karena ada dokumen yang lama dimasukan?”

Aminah kaget

“saya dengar NIBnya telat masuk…..”

“oh itu Pak, kami memang telat memasukannya, dan pihak pengadaan tender pun memajukan tanggalnya…..”

Dave tertawa dalam hatinya. Dia sudah mempelajari dan melakukan investigasi. Celebes Energy marketingnya adalah Laksono, tunangan Aminah. Dan ada unsur yang ditenggarai kesengajaan dari proses pengurusan NIB di sisitem One Single Submission saat mengurus dokumen tender, yang dicurigai dilakukan oleh Aminah.

Dave lalu bertanya kembali

“ini siapa manager in charge untuk research?”

“saya Pak…. Rizal Pak…”

Lalu

“Pak Rizal, saya akan email ke bapak, mohon dipelajari, dan segera balas apa yang saya instruksikan…. lalu konsultasi ke kantor pusat di Tokyo, bahas dengan legal, dan segera eksekusi….”

Tidak lama berbunyi ponsel Rizal dan beberapa orang disitu.

“maaf Boss…. apa mungkin ini?” tanya Surya, GMnya Rizal ke Dave, setelah dia membaca sepintas dengan cepat isi email Dave yang dicopykan ke mereka.

“maksudnya?”

“apa ini sudah dibahas dan disetujui oleh Pak Hashemoto selaku direktur utama?”

Dave tersenyum

“nanti beliau akan tanya saya…..”

Surya menatap dengan tatapan tajam ke arah Dave

“saya bahkan tidak dilibatkan selaku kepala departmen…..”tajam tatapannya ke arah Dave

“saya sudah tunggu jawaban bapak dari minggu lalu…..”

“betul Boss… tapi bukan berarti langsung ambil tindakan seperti ini….”

Dave hanya diam dan tetap tenang

“ini bukan coba-coba….. “ kali ini bersuara Yunarto

“betul Pak….” timpal Surya lagi

Agak panas kali ini ruangan meeting, karena kedua GM senior ini agak keberatan dengan tindakan Dave yang dia jabarkan di emailnya, untuk mengakusisi sebuah perusahaan EPC ( Engineering Procurement Construction) kecil bernama Bromo Lintas Benua.

“boss…. ini Indonesia, bukan Jepang….. “

“masalahnya dimana?”

“masalahnya dimana?? kami ini di lapangan lebih lama dari total durasi kerja anda, boss….” suara Yunarto agak tinggi

Dave tersenyum kembali. Idenya memang agak aneh, namun itu cara yang paling tepat untuk mereka saat ini, mengakusisi perusahaan kecil untuk ukuran kontraktor PLN, yang sedang perlu investor besar, lalu menggunakan track dan profile perusahaan tersebut agar gerbong besar Hikaru bisa masuk dalam tender yang ada.

“ada ide lain?”tanyanya kembali

“kita bahas sama-sama, cari solusinya….”ujar Yunarto lagi

“ya itu lah solusinya, setidaknya saat ini paling cepat dan biayanya relatif murah”potong Dave

Mereka berdua geram dibuat oleh tindakan Dave

“solusi dari bapak berdua juga ngga ada kan?”

Diam dan hati mereka berdua menyimpan kekesalan yang sangat dalam, karena merasa dipermalukan di depan anak-anak buah lain oleh anak muda yang mereka anggap masih bocah ingusan itu.

“laksanakanlah…. agar target anda 3 tahun lalu bisa terlaksana…..”perintah Dave

Yunarto merasa agak dipojokan dan marah jadinya

“meeting kita sudah selesai…..”tutup Dave

“perusahaan ini bukan kelinci percobaan…..”ujar Yunarto mengejar lagi

“dan kebijakan ini terlalu naif….”

Tatapan Dave kini bergantian menatap wajah dua orang itu setelah emndapat tuduhan naif dari Yunarto

“lalu kasih saya usulan lain, agar kita bisa ikut berkompetisi dalam tender yang diadakan PLN untuk PLTA dan PLTS?”

Diam mereka berdua

“tidak ada kan?”

“jika tidak, maka laksanakan usulan naif saya itu…” tandasnya lagi.

Dave tersenyum sambil berdiri dan hendak meninggalkan ruang rapat.

“well…. “ Dave berdiri dan menatap bergantian ke arah mereka berdua

“ saya ingin sampaikan satu hal ke anda bapak-bapak dan ibu-ibu disini…..”

“ saya datang… bukan untuk meminta tolong, atau mengatakan please…..” tegas Dave kali ini.

“Tapi saya datang untuk memberi arahan dan perintah…..” kini sangat berbeda suara Dave

“anda sekalian bisa suka bisa tidak… tapi ini perintah saya…..”

Dave lalu bergegas untuk keluar, dan sebelum berlalu, dia kembali bicara

“ lama waktu kerja bukanlah sebuah arti dari pengalaman…. tapi hasil dari proses belajar dan implementasinya, itulah yang saya sebut pengalaman…..”

“saya tunggu laporan anda semua…. selamat siang….”

Dave lalu keluar dan segera berjalan menuju ke ruangan kerjanya. Rapat yang harusnya jadi rapat konsultasi, berubah menjadi menegangkan karena banyaknya penolakan dari anak buahnya sendiri terhadap dirinya dan kebijakan yang dia ambil ke depannya.

Namun Dave tidak gentar. Dia sudah mempelajari semuanya, dia memiliki data dan semua planning kedepannya, sehingga bagi yang mencoba merintangi apa yang dia rencanakan, dia tidak akan segan mengambil tindakan preventatif agar apa yang sudah dia susun dan arahkan, bisa berjalan baik.

Dan bahkan hasil rapat dan meeting barusan, sudah cukup bagi Dave untuk mengambil tindakan terhadap jajaran dibawahnya, yang semenjak dia masih di Tokyo, sudah dia cek dan pelajari semua performa mereka, termasuk target dan kinerja mereka baik secara prosedur maupun secara komersil untuk keuntungan perusahaan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd