Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

BAB XV



Berita dari Timur



Ketimbang menghabiskan waktunya dengan memikirkan suaminya yang serba tidak jelas kondisinya, Tari memutuskan untuk membantu usaha papanya yang bergerak di bidang Tour dan Travel. Sudah seminggu dia mulai ngantor dan bantu-bantu usaha papa, dibanding dia menghabiskan waktunya di rumah dengan ketidak jelasan selama ini.

Tari pun bingung dengan kondisi rumah tangganya. Yudi berkali kali secara tidak langsung mengatakan bahwa jika Tari tidak bahagia dan tidak suka lagi dengan dirinya, silahkan dia boleh pergi, atau Yudi akan mengurus perceraian mereka. Bagi Tari, ini jalan yang dia tidak ingin tempuh, meski dia sakit hati dan kecewa dengan perilaku dari suaminya, namun tetap saja dia merasa dia ingin mempertahankan rumah tangganya.

Namun dia lihat selain suaminya, mertuanya dan ipar-iparnya pun seperti enggan membelanya, mereka lebih cenderung mengatakan bahwa Tari yang tidak bisa mengurus suaminya. Padahal saat pandemi, usaha Yudi pun lagi turun, Tari tetap membantu suaminya semampu dirinya.

Itulah sebabnya dia memilih menghabiskan waktunya dengan bantu kantor papa. Toh selama ini pun papanya memang berniat nantinya kantor ini akan jadi milik Tari kelak, karena kakaknya Tari sudah punya usaha sendiri di bagian investasi keuangan bersama beberapa sahabatnya yang sama-sama lulusan Australia.

Dan Tari pun tetap masih dalam proses belajar, meski dia salah satu pemilik disitu, dia tetap harus banyak belajar lagi, setelah 7 tahun semenjak lulus Tari bisa dibilang tidak pernah merasakan suasana kerja, kecuali dia membantu Yudi dulu di perusahaannya, namun lebih banyak sebagai advisor semata, bukan sebagai salah satu decision maker.

Dan pagi ini, dia memilih menyibukkan dengan memelototi pesanan masuk, proposal kerjasama, serta melihat fluktiasi harga-harga tiket lewat laptopnya. Termasuk mengkaji kerjasama dengan beberapa hotel dan tempat wisata yang selama ini punya jalinan kerjasama dengan mereka.

Bunyi notifikasi di whatsapp nya berdenting dari tadi lebih sibuk dan sering dibanding sebelum-sebelumnya. Namun Tari memilih tetap konsentrasi dengan kerjaannya, meski bunyi denting notifikasi bagaikan tidak berhenti.

Bahkan bunyi panggilan di ponselnya pun dia abaikan, dia lebih memilih konsentrasi di kerjaan, nanti selesai ini barulah dia akan menelpon kembali.

Tiba-tiba bunyi telepon landline di mejanya

“Bu Tari, ada Ibu Dewi menelepon” resepsionisnya memberi tahu kalau Wiwik menelponnya

“oke…”

Lalu

“hei… lu kemana aja sih?”serobotannya langsung masuk

“eh Wik… di kantor..”

“iye tahu… gue telpon ngga lu angkat…”

Tari tertawa

“kenapa, wik?”

“lu lihat grup alumni deh….”

“oh… iya nanti gue lihat…”

“sekarang….” tegasnya lagi

“oh.. oke….”

Dia menutup telponnya, lalu menggapai ponselnya

Ada seratus lebih pesan setelah tadi hampir sejam dia tidak melihat ponselnya, di grup alumni UI khusus kelasnya, saling bersahutan pada masuk pesan whatsapp.

Tari penasaran, apa yang membuat grup mereka seramai pagi ini, sehingga banyak sekali pesan yang masuk, termasuk namanya dia berkali kali ditag. Bahkan ada beberapa pesan yang masuk secara pribadi ke whatsappnya.

Dan betapa kagetnya dia membaca pesan awal dari sekian banyak pesan yang masuk.

Sebuah keterangan muncul di sebuah foto.

Prasetyo Utomo yang saat ini bekerja di perusahaan pengelolaan catering mengunggah foto tersebut, yang seketika membuat gaduh grup di siang hari ini.


Selamat atas ditunjuknya David Pardamean Hutasoit sebagai Corporate and Bussiness Development Director yang baru di PT Hikaru Energi Indonesia.

Sukses untuk sahabat kita Dave yang sudah kembali dari Jepang dan akan menduduki jabatan barunya di PT Hikaru Indonesia.


Wulan : OMG, itu Dave??

Ponco : Dave... apa kabar lu Bro??

Arif : congratulation Dave

Ridwan : Ganbatte Kudasai, Dave

Wiwik: Ya Ampun Dave.... kangen kita2... kemana aja lu.....

semua whatsapp ucapan selamat untuk dirinya, meski Dave belum ada di dalam grup, namun seisi anggota yang merupakan teman sekelasnya di UI dulu dibuat heboh dengan berita terbaru dari Dave, yang menghilang sekian lama dan tidak pernah memberi berita sedikit pun ke sahabat-sahabatnya.

Sony : @PrasetyoU, kapan dia datangnya?

Prasetyo : dari bocoran management mereka, Hari Sabtu akan ada pisah sambut di Ballroom Fairmonth, artinya sebelum hari itu dia sudah di Jakarta

Ponco : Ya Allah…. sahabat kita ngilang bertahun tahun, datang tau-tau jadi orang penting aja….

Ruth : selamat datang Bro Dave….. pantas banget memang dia… pintar dan hebat……

Wiwik : yup, betul banget…. kangen yah

Ridwan : Perusahaan asing lho… ngga main-main

Nova : eih, si ganteng datang juga…. ada no wa ngga?

Wiwik : Jangan, nanti batal tunangan lu…. wkwkkwkwkkw

Nova : apaan sih…..

Ponco : ada contactnya, Bro Pras?

Prasetyo : Ngga ada Bro…. nanti sabtu pas ketemu gue minta

Ruth : @Tari, pacar lama lu balik tuh…. ngga kasih kabar ke lu….

Wiwik : sembarang aja lu bicara ah…. sudah punya hidup masing-masing kali…..

Ponco : Tapi kan first love never dies…. wkwkkwkwkw

Ruth : iye…..

Nova : Makin ganteng dan berkarakter yah…..

Riuh rendah berisiknya grup itu saat tahu Dave teman dan sahabat mereka akhirnya muncul dan akan kembali ke Indonesia. Setelah sekian tahun dia bagaikan menghilang ditelan bumi, yang teman-temannya tahu kalau Dave bersekolah di Jepang, dan tidak ada yang tahu nomor teleponnya, contactnya, bahkan hingga sosial medianya pun tidak tersedia.

Namun ada sepasang mata yang hanya terdiam dan bingung membaca berita di grup whatsapp mereka.

apa kabar kamu, Dave??

sekian tahun kamu ninggalin Indonesia.... masih ingat aku ngga? bathinnya bertanya dalam sepi.

Sekian lama dia berusaha untuk tidak mengingat sahabatnya itu, namun berita kedatangannya pun mau tidak mau membuatnya ikut galau dan bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini. Antara bahagia dan rasa takut. Takut jika Dave ternyata membencinya dan tidak mau menegurnya lagi.

Di satu sisi, dia rindu tidak bisa memungkiri ada rasa rindu yang besar untuk Dave.

Dave yang selama ini selalu lembut

Dave yang selama ini selalu menomor satukan dirinya

Dave yang selalu ada saat dia perlu

Saat cinta sang suami hanya seujung kuku, ternyata kerinduan akan diri Dave semakin mendera bagi Tari. Dia bagaikan diputar kembali dengan kenangan masa lalu mereka. Dave yang selalu ada untuk dirinya, yang selalu kuatir akan kesehatannya. Yang selalu membantunya dalam kondisi apa pun.

Apa masih Dave yang lama?

Atau apa kamu malah membenci aku??’

Dia ingat dengan percakapannya dengan Prasetyo saat dia tahu Pras bertemu dengan Dave di Jepang

“dia ngga mau share no teleponnya…..”

“dia sehat kan?”

“sangat sehat…..”

“sudah nikah?”

“masih sendiri, Ri….. “

Tari hanya terdiam ketika itu

“dia nanyain gue ngga?” tanya dia akhirnya

“sempat nanya…..”

Tari tidak bisa berkata kata apa apa lagi. Dia heran dengan perasaannya sendiri. Kenapa juga dia masih meributkan dan menanyakan perasaan dan keadaan Dave? Sedangkan dia sudah menjadi istri orang?? apa karena hubungannya dengan Yudi yang sedang bermasalah, makanya dia jadi terpikir sebuah way out dengan membandingkannya dengan Dave?

Wanita ini bingung dengan perasaannya sendiri. Dia sendiri memang seperti menyadari bahwa Dave menyukainya semenjak dari dulu. Namun karena Dave belum menyatakan apa-apa, ditambah dengan kondisi mereka yang banyak perbedaan, sehingga Tari selalu menepikan semua kemungkinan ke arah sana.

Hingga akhirnya Yudi hadir dan membetot semua rasa indah diantara mereka dengan pesona yang dia miliki.

Kamu hanya karena sedang kecewa aja, Ri, bisik hatinya

Kamu tidak akan mungkin mengembalikan lagi perhatiannya lagi, dia sudah jadi Dave yang berbeda

Entah kenapa Tari tiba-tiba rindu akan semua itu.

Kangen dengan semua perhatian Dave.

Dave yang matanya tidak pernah melihat wanita lain

Dave, kamu ngga kangen aku? Bisik hatinya lagi

Tiba-tiba

Ponco : @Tari, nanti ajak ketemuan yah reunian kita……

Tari tersadar, lalu dia mulai membuka whatsappya dan mengetikkan beberapa pesan

Tari : Selamat datang kembali untuk Dave… semoga sukses dengan karir barunya….

Richard : Nah, ini muncul mantan terindahnya

Wiwik : hahahahahahah

Tari : :)

Nova : suit suit

Ruth : kirain kalian itu beneran pacaran lho dulu, Ri…. soalnya perhatian Dave ke lu itu ngga kaleng-kaleng……”

Tari tersedak

Ponco : iye…. wkwkkwkwkwk

Wiwik : udah ah…. kita senang Dave sudah kembali…. sekarang semua sudah punya hidup masing-masing….

Ponco : iya, jangan ada CLBK yah… Cinta lama belum kelar…..

Kembali riuh grup gara-gara itu.

Tari kembali dilambungkan ke masa lalu yang baginya masa masa indahnya. Dia ingat dia bagaikan ratu di hati Dave sebetulnya. Semuanya selalu diusahakan semampunya oleh Dave, antar dirinya kemana dia pergi, membantunya mengerjakan tugas-tugas kampus, jadi temannya kemana pun jika dibutuhkan oleh Tari. Belum lagi dia harus hati-hati meladeni wanita lain, karena kalau ketahuan sama Tari, bisa jadi masalah, karena Tari seperti hanya ingin semua perhatian Dave hanya untuk dirinya.

Betapa egosinya aku, bisik hati Tari

Sedangkan saat menemukan Yudi, dia dengan entengnya mengabaikan sebuah rasa dari hati Dave, rasa yang tidak pernah mampu diucapkan oleh bibir itu, karena ada rasa minder dan rasa takut yang jauh lebih besar dari sebuah rasa cintanya yang hanya untuk Tari.

Nelangsah hati Tari mengingat itu semua.

Ratu di hati Dave, kini disia siakan oleh seseorang yang dia anggap raja untuknya.

Bunyi ponselnya berdering, membuat dia harus memutuskan lamunannya

“Hai……”

“ya Wik…..”

“kaget yah….”

“iya….”

“ngga nyangka…. tapi turut bangga….”

Tari terdiam

“perusahaannya itu bonafid lho……”

Perusahaan asing pastilah bonafid

“ kangen yah……”

Tari tertawa pahit

“pastilah, Wik……”

“lu mau nemuin dia nanti?”

Diam kembali Tari. Siapa yang tidak ingin bertemu Dave? Pengen lah

“dia mau ngga ketemu gue?” tanyanya pelan

“astaga Ri…. Dave khan sahabat lu… orang yang paling dekat ama dia itu lu…. masa dia ngga mau ketemu….”

Itu dulu, Wik…. sekarang udah beda mungkin

“kita lihat saja, Wik…..”

Wiwik kali ini tersenyum diujung sana

“ kondisi sudah berbeda yah…. namun setidaknya tali silahturahmi tetap kita jaga…..”

“aamiin, Wik…..”

Dave sekarang bukan Dave yang 7 tahun lalu. Dia sudah jadi sosok yang berbeda sekarang ini, sosok pimpinan di perusahaannya. Dan selama 7 tahun dia tidak bertemu dengan Dave, dia tidak yakin apakah Dave masih yang sama dengan Dave yang dia kenal dulu, yang matanya selalu teduh menatap dirinya, selalu penuh kehangatan ketika menyapanya, dan selalu malu ketika diajak ke kantin.

Tari galau dibuatnya.

Dia bingung jika nanti bertemu dengan Dave secara langsung





***************************

Iva dibuat geli dan ingin tertawa melihat ibunya yang sibuknya minta ampun. Semua sudut rumah, diperiksa oleh ibunya. Bahkan selama beberapa hari bagaikan sulit tidur dirinya. Kamar Dave bahkan setiap hari disuruh mbak yang kerja di rumah harus dipel dua kali.

“ sudah siap-siap kamu, amang?”

Pagi ini pun dia menelpon anaknya menanyakan kesiapan Dave yang besok pagi akan berangkat dari Jepang.

“inang sudah tidak sabar…..”

Lalu

“pesawatnya jam 5 sore yah?”

“oke, sehat-sehat kamu Mang…..”

Meski demikian dia bisa merasakan kerinduan sang ibu. 5 tahun tidak berjumpa bukan waktu yang sebentar, apalagi setelah berhasil abangnya dengan sigap membantu dirinya dan ibunya dalam segala hal, terutama masalah ekonomi, sehingga ini bukan keluarga Berta yang hidup di kontrakan sempit lagi, namun rumah besar yang jauh dari yang mereka bayangkan di awal.

Berta sudah wanti-wanti agar mereka jam 12 siang sudah jalan dari Bogor.

“jangan sampai kita buat abangmu menunggu disana…..”

“kecepetan Mak….”

“tidak apa kita tunggu disana…..”

Iva hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal

“7 tahun kita menunggu… masa mau nunggu 3 jam disana saja ngga bisa?” cetus Berta lagi.

Jam 12 artinya jam 3 paling lambat mereka tiba disana, dan pesawat jam 5 sore baru mendarat, belum lagi bagasi dan imigrasinya bisa sejam sendiri. Menunggu selama itu di bandara lumayan pegal juga. Namun Iva enggan membantah ibunya, dia tahu ibunya sudah tidak sabar ingin bertemu abangnya, seperti juga dirinya.

“kue dari mana?” tanay Iva melihat ada kue di atas meja makan

“itu dari Bu Sibarani……”

Iva tersenyum mendengarnya

Ibu Welhelmina Sibarani memang sangat dikenal di lingkungan mereka sesama komunitas keluarga Batak, dan kebetulan satu gereja juga dengan mereka, dimana Iva suka ikut pelayanan disana. Mereka baru saja buka klinik baru, dan kebetulan anaknya adalah salah satu dokter, yang usianya diatas Iva sekitar 2 tahun, bernama Elizabeth, yang sepertinya bukan rahasia lagi, mulai dijodoh-jodohkan dengan abangnya Dave.

Ibu Sibarani ini pernah ke Jepang, dan secara langsung bertemu dengan Dave disana. Kesannya kali ini berbeda dengan kesan jaman mereka masih susah dulu. Sehingga kondisi kedua anak-anak mereka pun mulai dihubung-hubungkan. Elizabeth sendiri wanita yang menarik dan cantik, apalagi dengan predikatnya sebagai dokter, membuat banyak pria minder mendekatinya, apalagi dari sekeluarga sudah memberi garis tebal, bahwa mereka lebih suka dapat menantu dari suku yang sama.

Dan abangnya Dave, kali ini bukan Dave 10 atau 7 tahun lalu. Dia kembali ke Jakarta dengan kondisi yang berbeda kini.

“siapa yang antar?”

“si dokter Eliz dari sini tadi….”

“oh…..”kaget melihat atensi besar dari Elizabeth

Lalu

“tumben….”

“kok tumben?”

Iva tersenyum

“si Bang udah punya pacar Mak….”cetusnya

Berta kaget

“siapa?”

Iva tersenyum

“mana pernah cerita dia ke mamak?”

Iva tertawa

“belum aja kali…..”

Berta masih bengong

“ngga ada itu….”

“ Mak ngga percaya…. cantik pokoknya… teman kantornya dia….”

“orang jepang?”

“iye…. cakep….”

“macam ngga ada cewe satu suku aja yang cantik….”

“ih, kalo abang maunya ama orang sana?”

Berta kaget dan masih bingung

“dia ngga pernah cerita….”

“nanti juga cerita…..”

Terdiam seketika Berta mendengar

“inang lebih suka dapat yang satu suku….. sama agamanya…..”

Iva tertawa melihat kekagetan ibunya.

Dia memilih tidak berkomentar lagi, karena hanya akan membuat ibunya makin puyeng nantinya. Yang dia tahu meski abangnya tidak pernah menyampaikan secara langsung, melihat foto mereka, dan keberanian serta cara Keiko mulai membuka komunikasi, mengomentari postingan dia di instagram belakangan ini, sampai meminta dirinya menyanyikan lagu Celin Dion, rasanya sulit ditampik jika diantara mereka tidak ada hubungan apa-apa.

“jangan lupa, pagi kamu segera balik dari toko kamu…..”

“iya Mak…..”
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd