Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

PART III



AWAL SEBUAH RUMPANG



6 Bulan sebelum take off



Ri, dimana?

Whatsapp Dave tidak terbaca sekian menit.

Dave yang datang dan belum sempat bertemu Tari, mencoba menghubunginya. Tadi di kelas ada wajahnya, tapi saat bubaran kelas tiba-tiba dia menghilang dan saat dicari diantara kerumunan anak-anak lain, malah sosok cantik itu menghilang.

Ri, gue udah muter kemana mana ngga ada lu

Masih belum terbaca

Dave mencoba menelpon, masih tidak diangkat juga

P

P

P


Masih belum ada reaksi, membuat Dave hanya bisa menghela nafasnya.

Tidak lama kemudian

Sorry, Dave. Gue udah balik. Lupa bilang ke lu tadi

Dave meski kaget, namun berusaha tersenyum

Ini tugas lu udah gue kerjain

Makasih yah, besok gue ambil deh

OK, Ri

Makasih y

Sama-sama


Dave meski sedikit bingung, namun mencoba menentramkan hatinya

“Dave....” suara seorang gadis memanggilnya

“eh, Wik....”

“ baru nyampe lu?”

“iya.....”

“pantas tadi ngga ada di kelas....”

Dave tersenyum mendengar celotehan teman sekelasnya itu

“ Tari dijemput yah?”

Dave kaget

“ngga tahu gue....”

“oh.... tadi sih datang naik grab .... pulangnya dijemput kayaknya, soalnya gue lihat mobil yang biasa jemput dia ada tadi....”

Dave hanya bisa merasakan seperti ada sesuatu yang menusuk hatinya mendengar itu. Mobil yang dimaksud oleh Wiwik ialah Audi Q7 yang sering dipakai untuk menjemput Tari belakangan ini.

“gue balik yah...”ujar Wiwik sambil meninggalkan Dave yang masih bengong

“oke Wi... take care yah...”

Wiwik segera berbelok ke arah parkiran, meninggalkan kebingungan di diri Dave yang hanya termangu mendengar kalau Tari dijemput oleh sosok yang sama. Sosok yang selama ini selalu ada di sampingnya, kini punya kehidupan baru dengan orang lain, dan bukan dirinya.

Rasa aneh sebetulnya yang dirasakan oleh Dave, karena selama ini dia dan Tari bagaikan perangko yang kemana mana bersama. Sehingga jika di kampus dan mereka tidak berjalan bersama, ada rasa yang hilang di diri Dave, demikian juga sebaliknya, Tari dalam banyak hal jika Dave sakit atau ada halangan tidak masuk sehari, dengan gamblangnya dia mengungkapkan kerinduannya akan sahabatnya itu.

Namun beberapa saat belakangan ini, semua berubah dan menjadi lain. Ada situasi yang dirasakan oleh keduanya menjadi berbeda, sehingga kebersamaan yang tulus diantara mereka jadi terusik oleh kehadiran sosok lain, sosok yang tanpa sengaja hadir, namun kemudian mengambil semua yang selama ini ada diantara Dave dan Tari, yaitu sebuah kebersamaan yang tulus diantara mereka.

Meskipun bukan miliknya, namun tetap saja rasa sakit itu hadir di diri Dave. Rasa sayang dan rasa memiliki meski bukan miliknya jadi emndominasi isi hatinya. Dia seperti sulit untuk menerima jika ada sosok lain yang kini mendampingi Tari.

Termenung lemas dan bingung……

Sakit yang dia rasakan membayangkan Tari kini dengan pria lain…..



*************************



Yudi Rahmadi namanya.

Pengusaha muda yang masih berusia 28 tahun, dari keluarga mapan, dan sedang merintis usahanya di bidang apparel dan distro. Kondisi ekonomi yang mapan serta gayanya yang selalu terlihat dandy dan tampan, memang memikat hati banyak lawan jenisnya.

Pertemuan mereka terjadi saat Tari menghadiri acara ulang tahun teman SMAnya yang kini berkuliah di UGM. Yudi merupakan sahabat dari abangnya Atilla sahabat Tari, yang kebetulan hadir di acara ulang tahun di rumahnya Atilla.

Pertemuan pertama mereka yang kebetulan sama-sama jomblo, dengan cepat akrab dan percakapan awal langsung seperti seirama dan tidak perlu waktu lama. Tari yang memang cantik dan menawan, sulit rasanya mata Yudi untuk memalingkan matanya dari pesona wanita yang duduk di tingkat akhir di kampusnya itu.

Sedangkan bagi Tari, sosok Yudi tentu merupakan sosok idaman para wanita. Muda, tampan, menarik dan penuh percaya diri, membuat dirinya terpikat dengan pengusaha ganteng dan sudah sukses di usia muda ini. Perkenalan pertama, disusul dengan undangan pertemuan berikutnya, dan berlanjut hingga acara jemput menjemput, hingga puncaknya Tari diajak untuk menemani Yudi ke kawasan Serpong untuk ikut membuka salah satu gerai barunya di sebuah mall di kawasan Serpong.

Sulit rasanya menolak pesona pria semenarik Yudi. Itu juga yang dirasakan oleh Tari. Saat dia sekian lama menyendiri tanpa ada pria yang menemaninya secara khusus, kehadiran Yudi yang dengan paket yang sangat lengkap, membuat dia menyambut dengan penuh rasa sukacita.

Bagaimana tidak, pengusaha muda, tampan, dan penuh dengan atribut sebagai pria sukses di usia belia, dari keluarga yang punya background bisnis yang mumpuni, rasanya wanita mana yang sanggup menolak pesona sedemikian kuatnya. Semua cek list sebagai calon suami idaman rasanya ada di diri Yudi.

Tari terlihat begitu bangga saat diajak berfoto bersama dengan Yudi di acara pembukaan gerai Yudi. Bahkan Yudi pun ikut memposting semua kegiatannya hari itu bersama Tari di account media sosial miliknya, dan milik apparel miliknya. Dia pun tidak segan memperkenalkan Tari dengan semua hadirin yang ada disitu.

Rasa bangga dan merasa sangat diakui oleh Yudi, membuat wanita ini mabuk kepayang dengan rasa indah yang baru kali ini dia rasakan. Wanita mana yang bisa menolak sesuatu yang indah dan penuh kesan seperti yang dia rasakan saat ini. Hal yang sama pun dirasakan oleh Tari.

Orangtuanya pun membuka diri dengan sangat terbuka saat Yudi berkunjung ke rumahnya pertama kalinya. Sosok Yudi yang percaya diri dan sangat confident, dengan mudah dia menarik simpati orangtua Tari, terutama mamanya yang sama-sama memiliki background sebagai pengusaha.

Dan kemudian bisa ditebak selanjutnya seperti apa yang terjadi. Dalam seminggu beberapa kali Yudi mulai menjemput Tari di kampusnya. Intensitas komunikasi mereka pun jadi semakin sering, dan itu mulai menggerus waktu Tari yang selama ini banyak dia habiskan untuk bersama teman-temannya di kampus.

Jika sepulang kuliah dia suka bertahan dulu di kampus atau di area tongkrongannya dengan teman-temannya, kini situasi itu sudah berubah dan banyak dia habiskan bersama Yudi.

Tanpa dia sadari ini pun berimbas dengan kedekatannya dengan Dave. Sahabat terbaiknya selama ini.

Bagi Tari, Dave adalah sahabat terbaik yang dimilikinya. Kemampuan otak dari Dave bukan hanya Tari saja yang terpukau, tapi hampir semua teman sekelasnya mengakui kepintaran sosok ini.

Selain pintar, Dave adalah sosok yang pendiam dan tidak banyak bicara. Namun sifatnya yang suka menolong, rendah hati, dan selalu untuk Tari, itu yang membuat dia disukai banyak orang, termasuk Tari. Tari bahkan sangat mengerti kondisi ekonomi Dave yang tidak seberuntung dirinya dan teman-teman lain. Namun dia tetap merasa nyaman dan selalu mengajak Dave untuk selalu percaya diri dan merasa nyaman di lingkungan dan cirlce persahabatannya.

Selama ini memang Dave sangat tulus dalam bersahabat dengan Tari. Dia tahu diri dengan kondisinya, maka dia membantu Tari dengan cara lain. Mulai membantu tugas, atau mengantar Tari kemana pun Tari merasa perlu diantar. Dia bagaikan segala-galanya bagi Tari, tempat berkeluh kesah, tempat Tari meminta tolong, tempat yang selalu ada buat Tari.

Meski ke hampir semua Dave berlaku demikian ke sahabat-sahabatnya, namun ke Tari memang berbeda. Mereka bagaikan perangko dan sampul surat yang selalu nempel. Bahkan banyak yang menyangka kalau mereka berdua punya hubungan spesial yang lebih dari sekedar persahabatan.

Bagi Tari, Dave adalah sahabat terbaiknya. Dia menyukai Dave karena ketulusannya, kebaikan hatinya dan otaknya yang encer. Namun, semua itu hanya sebuah rasa seorang sahabat, tidak lebh dari itu, setidaknya selama ini. Karena memang Dave juga memang tidak pernah berlebihan dalam bersikap.

Dia cenderung diam jika ada pria lain yang berusaha menarik perhatian Tari. Namun selalu ada setiap keperluan dari Tari, maka dia adalah tangan yang selalu terulur untuk membantu Tari.

Dave bahkan tidak pernah terlihat marah atau emosi selama ini. Dia selalu hanya tersenyum dan diam meski banyak tingkah sahabatnya atau juga Tari yang adang menyinggung hatinya. Dia seperti merasa rendah diri dengan kondisi ekonomi keluarganya. Kereta merupakan alat transportasi utamanya, karena satu-satunya motor di rumahnya dipakai ibunya untuk ke pasar, atau kadang dipakai adiknya, sehingga dia banyak mengalah untuk masalah ini.

Meski banyak yang menyinggung dan menanyakan masalah kedekatan mereka, namun Tari hanya tertawa dan merasa bahwa dia dan Dave adalah sahabat baik. Dan dia tidak melihat bahwa mereka akan sepasang kekasih. Baginya, selain dia nyaman dengan persahabatan mereka, sosok Dave adalah sosok yang cocok untuk jadi sahabat, temannya berkeluh kesah, dan ada gap besar diantara mereka, yaitu sebuah keyakinan yang rasanya akan jadi halangan terbesar.

Ganteng adalah relatif, namun ada sorot mata tulus di wajah itu. Meski tidak se tampan looks banyak mahasiswa keren lain di kampus, namun wajah Batak khas dengan mata agak sipit, Dave bukanlah sosok yang tidak menarik, meski penampilannya tidak seperti banyak mahasiswa yang dari kalangan mampu. Dia tetap saja punya penampilan yang berbeda, ditambah kemampuan otaknya yang memang pintar.

Ketulusan dan kebaikan hatinya ini yang selalu membuat dia disukai oleh banyak orang, terutama oleh Tari. Herannya, meski terkesan Dave tidak membatasi pergaulan Tari dengan sikapnya, namun dari sorot mata dan wajah kecewanya tak urung suka muncul saat Tari terkadang meladeni satu dua orang pria yang mencoba mendekatinya.

Kondisinya dia membuat Dave memang tahu diri dan sadar, bahwa kekaguman-nya ke Tari hanyalah akan bertepuk sebelah tangan. Karena selain sebagai sahabat, Tari tidak punya perasaan lebih kepada dirinya.

Ini juga yang membuat Dave selalu ragu untuk mencoba mengungkapkan perasaannya. Dia takut dianggap sahabat yang tidak tahu di-untung. Sudah sering ditraktir oleh Tari, namun dia malah mengkhianati kebaikan hati sahabatnya itu dengan rasa yang lain, yang mungkin hanya dia yang memiliki, sebaliknya di sisi Tari justru rasa itu tidak ada.

Namun sebaliknya, dia pernah mendapat dampratan dari Tari, saat menolong Nova, salah satu mahasiswi sekelas yang bukan dari sesama lingkaran persahabatan mereka. Tari seperti tidak terima sahabatnya itu dimanfaatkan oleh orang lain. Niat Dave membantu membuatkan website pribadi bagi Nova yang memang sedang merintis dunia blogger, justru berujung dampratan dari Tari.

Dave meski heran, namun dia memaklumi kemarahan Tari ketika itu. Ada rasa senang dan bahagia dibalik itu, karena baru kali itu dia melihat Tari marah kepadanya, karena dia menolong wanita lain. Dan semenjak saat itu, dia selalu meminta ijin ke Tari jika ada yang meminta tolong darinya, agar tidak ada salah paham diantara mereka.

“jangan mau lu dimanfaatin…..” ujar Tari waktu itu

“sok kecakepan lagian, bukannya suruh pacarnya yang kerjain, ini nyuruh orang lain…”

Ujaran kekesalan Tari yang selalu diingat Dave saat Tari marah dan sempat tidak bicara dengannya selama 2 hari ketika itu.

Sayangnya semua suasana indah selama sekian tahun diantara mereka, kini mulai pupus dengan hadirnya sosok lain. Sosok yang kini menyita semua hari, perhatian, dan bahkan kebersamaan mereka.

Dave ingat bagaimana rasanya hatinya bagaikan remuk saat diperkenalkan oleh Tari ketika itu. Dia yang sudah siap-siap untuk mengantar Tari ke sebuah acara seminar, ternyata dibatalkan oleh Tari hari itu juga, dan makin di perparah dengan hadirnya Yudi, yang tersenyum penuh percaya diri saat memperkenalkan diri ke dirinya dan teman-teman Tari, yang hampir semua terpukau saat Yudi hadir pertama kali menjemput Tari.

Sosok sukses dan tampan, dan kendaraan yang dikendarainya memang sulit untuk dibendung kekaguman banyak mata, karena sukses yang dimiliki Yudi belum tentu banyak orang yang bisa menyaingi-nya diusia semuda ini.

Dan dibalik senyum masgulnya, Dave mencoba menghibur dirinya. Meski dalam perjalanan pulang ke rumahnya, dia hanya bisa menahan sakit dan perih hatinya, karena gadis pujaan hatinya yang sekian tahun dikaguminya dan selalu ada dsampingnya sebagai sahabat, kini menggandeng tangan pria lain.

Dia bagaikan tidak percaya melihat situasi itu. Senyum malu-malu dan bahagia dari Tari yang untuk pertama kalinya dia lihat bertingkah seperti itu, ternyata menggoreskan rasa sakit yang sangat dalam bagi dirinya.

Ucapan maaf lewat whatsapp dari Tari rasanya hanya bisa ditatap dengan tatapan nanar dan hati yang sakit. Tangannya bahkan bergetar saat membalas sepotong kata no worries untuk membalas whatsapp dari Tari saat itu, yang tidak bahkan sanggup untuk mewakili kekecewaan hatinya.

Senyum kecutnya dibalik canda tawa sahabatnya yang lain, berusaha dia sembunyikan saat itu. Dia mencoba menghibur dirinya sendiri.

Kamu bukanlah tipe dia

Kamu hanya sahabatnya

Kamu hanya tempat dia jika dia perlu

Kamu cuma anak tukang sayur miskin Dave…..

Semua kata-kata intimidatif itu bermunculan di isi kepalanya memenuhi hingga ke relung hatinya.

Dia bagaikan di sadarkan bahwa memang dia harus sadar diri siapa dirinya. Tari adalah sosok yang nyaris sempurna. Cantik, menarik, dari keluarga berada, maka wajar pria yang dia cari selama ini adalah pria yang sepadan, bukan seperti dirinya yang untuk ke kantin pun malah Tari yang harus bayarin.

Dia akhirnya harus belajar untuk mulai mengikhlaskan semua, meski sakit dan perih dihatinya. Melihat kondisi Inangnya, keluarganya, dia bagaikan terpecut untuk segera bangkit dari kondisinya. Dan walau dia terus mencoba untuk menerima kondisi ini, tetap saja rasa sakit dan harus bisa menerima tanpa harus membenci sosok yang dia sayangi dan cintai diam-diam itu selalu muncul dan bergelantungan setiap dia berada di sisi Tari, yang dianggapnya sudah menjadi sosok yang berbeda saat ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd