Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

BAB XXXI



Pasrah…. untukmu….



Tuntas sudah semua rasa risau dan kuatirnya Dave

Hilang sementara ketakutan dan rasa galaunya usai berkahirnya hari yang berat namun menbahagiakan baginya dan timnya.

Penandatanganan 12 kerja sama konsultasi, pengerjaan dan juga pengadaan malam hari ini menandakan sebuah babak baru bagi Hikaru dalam hal penjualan dan sales bisnis sudah dimulai, dan Dave adalah sosok yang paling dianggap berjasa besar, karena menjadi pioner dalam bisnis development yang bisa dikatakan terbesar dalam sejarah Hikaru Indonesia

Senyumannya yang tidak lepas dari wajahnya saat kilatan blits menghujani setiap dia berdiri bersama dengan pihak klien, sambil berjabatan tangan dan memamerkan sebuah file dalam bentuk map yang isinya sebuah form kerjasama yang sudah ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

Bagi Dave ini adalah titik baru di mana akhirnya dia bisa bernafas lega, meski dia tadi menyampaikan bahwa ini barulah awal, karena dia selalu menitik beratkan bahwa meski mencari klien baru sulit, namun mempertahankan semua capaian mereka saat ini dengan memberi layanan dan kualitas prima ke kliennya, itulah hal tersulit yang mereka harus lakukan ke-depannya.

“congratulation Dave-san…” ujar Mr. Fujimori. Sosok yang selama ini sempat meragukan rencana besar Dave, akhirnya memberinya ucapan selamat kali ini.

“selamat Pak, semua kerja keras bapak terbayar….” ujar Ratih juga.

“selamat yah Pak, akhirnya bisa capai target kita….” ujar Mery

Dave hanya tersenyum, dia tahu bagaimana kedua sosok yang dekat dengan dirinya di kantor ini berjuang keras mewujudkan semua yang mereka capai malam ini, ditengah cibiran dan juga rongrongan dari dalam tim mereka sendiri. Namun semua kegigihan dan pertaruhan mereka akhirnya terbayar.

Di saat semua klien sudah selesai untuk edisi malam ini, dia sengaja mengumpulkan timnya, lalu secara khusus menyampaikan terima kasih atas kerja keras mereka selama ini, sehingga acara ini sukses, dan capaian target mereka pun terlampaui.

“tanpa kalian semua, event ini tidak akan sukses…..”

“Ratih, Merry, dan semuanya…. ini sukses buat kalian semua……” ujarnya lagi yang disambut dengan aplaus dari semua yang timnya.

Puas, senang dan bangga. Itulah yang tim Bisnis Development rasakan. Mereka tahu bagaimana mereka dihina, dipatahkan semangatnya, bahkan direndahkan karena dianggap hanya buang biaya dan tidak akan mampu mencapai target mereka. Namun malam ini semua itu bisa mereka patahkan dengan total transaksi yang jika digabung dengan besok pagi, targetnya mereka berhasil mereka lampaui.

Dave lalu menelpon ibunya dan Iva mengabarkan keberhasilan event yang mereka laksanakan. Nada gembira dan ucapan syukur dari sang inang dan juga adiknya Iva , mereka ikut merasakan kebahagiaan dan kegembiraan yang dirasakan oleh Dave, karena mereka au bagaimana beberapa minggu ini Dave bagaikan sulit beristirahat dan semua energinya terpakai hanya untuk event ini.

Sementara ada rasa yang lain yang dirasakan saat dia menelpon Keiko. Rasa bersalah dan rasa berdosa yang sangat besar karena selama ini dukungan Keiko begitu tulus dan total untuknya, sementara dia bagaikan membalas semua ini dengan jahatnya, karena sudah ada Tari yang menunggunya di kamarnya sendiri

Dave, udah selesai?

Whatsapp dari Tari

Udah

Oke

Bentar lagi aku naik

Oke, aku tunggu


Shit Dave, you dig your own grave…. bisik hatinya sendiri

Dia galau dan bingung

Di satu sisi dia merasa berdosa dengan Keiko karena sudah memberi celah dengan membiarkan Tari datang menyusul nya ke Bali.

Namun di sisi lain, dia sulit memungkiri bahwa nyala api sayang dan cintanya ke Tari memang sulit untuk dipadamkan. Wanita cantik yang sudah membuat dia jadi bodoh dan tolol karena diperbudak cinta, kini bagaikan memberi dirinya ke Dave, setelah sekian tahun pergi untuk sebuah hati yang lain, namun kini kembali dan bagaikan memeluk semua angannya dengan Dave, dan memberi dirinya pasrah hanya untuk Dave.

Semua hal buruk yang dia alamatkan ke Tari agar dia bisa melupakan wanita itu, kini bagaikan semuanya runtuh diterjang badai dahsyat yang berlabelkan sebuah dejavu, dan membuat Dave sulit untuk mengatakan tidak kepada apa yang diminta atau diinginkan oleh Tari.



********************

Bunyi ring bel di kamar type prestige suit membuat Tari yang sedang duduk di living room sambil memegang ponselnya jadi kaget

Dia segera bergegas ke arah pintu, dan membuka pintunya.

Sosok yang menyita perhatiannya belakangan ini muncul dihadapannya. Dengan baju batik dan celana kain warna gelap, meski terlihat gurat wajah lelah, namun senyumannya masih muncul diwajah manis itu.

“hi….”

“hi…..”

Dia masuk

Pintu ditutup

Tari tanpa ragu langsung menghambur memeluk Dave dengan eratnya

“selamat yah….”

Dave tidak mampu menolak, malah dia seperti pasrah…

“Selamat apa?”

Kepala Tari bersandar di pundaknya

“selamat dong, sukses acaranya……”

Dave kaget

“aku lihat di storynya Prasetyo……”

Dave tersenyum kali ini

Tari sedikit merenggangkan pelukannya, matanya menatap ke Dave

“aku bangga…. dan bahagia untuk mu….”

Dave tersenyum kembali

“ banyak ucapan selamat di grup……” ucapnya lagi

Memang Dave belum membuka grup-grup whatsapp yang ada sepanjang hari ini.

Tari kembali menenggelamkan badannya ke dalam pelukan Dave.

Dave bagaikan sulit menolak, tangannya tanpa sadar membelai punggung Tari.

Aroma harum dari rambut dan tubuh Tari bagaikan menghipnotisnya sesaat. Kelembutan badannya Tari yang menempel ke tubuhnya, bagaikan mengembalikan sebuah angan indah yang dulu diimpikan, hilang berpendar, dan kini hadir kembali tanpa dia bisa cegah

“udah makan?”

Anggukan Tari

“tadi pesan di Kekeb…. ada tuh aku pesanin buat kamu…” bisik Tari sambil tetap memeluk Dave

Diam sesaat

“mau ganti baju dulu?”

Dave mengangguk

“iya, mau mandi……”

Tari agak jengah dan tersadar sesaat, lalu dia melepaskan pelukannya

Dave pun demikian. Ada rasa canggung diantara mereka

“mau aku siapin?”

Dave kaget

“siapain apa?”

“pakaian kamu…..”

Dave agak kaget

“sama makan malam kalo kamu mau makan….”

“ ngga usah……”

“masih kenyang?”

“iya….”

Tari menganggukan kepalanya, dia memakluminya

Dave lalu dengan agak gagap masuk ke kamar tidur, mengambil handuk, celana pendek, celana dalam dari dalam dan kaosnya dari lemari. Sepintas dia melihat baju dan koper Tari ada di disisi lemarinya, sudah terbuka dan memang tadi dia lihat Tari sudah berganti baju dengan baju santai yang bisa dibilang seksi. Kaos singlet tanpa lengan ketat membalut tubuhnya, dengan celana pendek santai yang memperlihatkan paha indahnya.

“teh manis mau? Atau kopi?” suara Tari dari living room

“boleh…..”

Tari melongokkan wajahnya dari balik pintu penghubung

“teh atau kopi?”

Dave tersenyum

“teh boleh…..”

“oke siap….”

Dave lalu masuk ke kamar mandi, ada sebuah bathup di kamar tidur dekat jendela. Balkon yang luas dan kolam renang pribadi pun ada di kamar tipe ini. Dia dan beberapa tamu penting emmeang mendapat layanan kamar setipe ini.

Suara gemercik air dari shower dari kamar mandi terdengar deras

Suara yang nyaris tidak mampu menutupi kegalauan dan debar jantung Dave. Bagaimana tidak, disini dan malam ini, wanita idamannya sekian tahun yang merupakan wanita pertama yang dia cintai secara nyata, meski sudah meninggalkannya dulu, namun sekarang ada di dalam kamar ini bersamanya.

Dave benar-benar galau dan bingung.

Ini bukan hayalan, namun ini real dan nyata

Bukannya ini yang dia inginkan dari dulu?

Bukankah ini yang banyak orang cari?

Bukankah ini semua impian pria liar di luar sana?

Semua tanya yang sulit dicari jawabnya oleh Dave, hingga dia selesai mandi.

Handuk digantungkan di kapstok handuk. Dia lalu membilas wajahnya dengan setelah bersih, dia kemudian mengoleskan krim pelembabnya, untuk menjaga kesegaran wajahnya sebelum dia terlelap tidur nantinya.

Dia bingung dan sempat berdiam sesaat di depan cermin besar di kamar mandi.

Nanti Tari tidur dimana? Tidak ada tanda tanda dia akan pindah kamar atau mau ajak Dave cari hotel lain.

Kaos tanpa lengan yang menempel ketat di badannya, dan celana pendek di bagian bawahnya, rasanya jauh dari sebuah kostum untuk jalan keluar. Busana Tari justru terlihat seksi dan seperti hendak memancing Dave lebih tepatnya dalam situasi seperti ini.

“sudah mandinya?” tanya Tari saat mendengar suara gerakan Dave di kamar

Dia lalu masuk sambil membawa segelas the manis

“minum, mumpung hangat…..”

Dave tersenyum, menerima gelas dari Tari, lalu menengguknya sedikit

“pas?”

Dave mengangguk

Tari lalu meletakkan gelas itu di meja kecil dekat TV di ruang tidur itu. Ada sebuah sofa bed juga dan bathup di ruangan itu, dan mata Dave mau tidak mau ikutan menyapu badan indah milik Tari yang dengan kaos ketat dan celana pendeknya.

Pahanya yang indah dan mulus begitu aduhai terpampang. Buah dadanya yang terlihat naik dengan kaos yang ketat tanpa lengan, lalu wajah cantiknya yang selama ini selalu mengisi lamunan Dave pun ikutan menjadi pemandangan indah malam ini.

“kenapa?” tanya Tari sambil senyum saat melihat wajah agak bingung di raut mukanya Dave

“ngga….” ujar Dave membalas senyumannya berusaha menetralisir situasi

“hmmmm, besok jam berapa mulainya?”

“jam 8.30….”

Tari menganggukan kepalanya

“ya sudah, istirahatlah….. “

Dave terdiam

“aku biar di sofa di living room aja….” ujarnya

Dave terdiam kembali.

Tari lalu membongkar kopernya, dia mengambil kain yang sepertinya sengaja dia bawa yang akan dia jadikan selimut dari dalam kopernya, dan hendak beranjak ke living room

“ri….” panggil Dave lirih

“ya…..” wanita itu berbalik menghadap Dave

Wajah cantiknya yang nyaris tidak berubah dari dulu, malah kini semakin terlihat matang dan menggoda. Bibir indahnya yang selalu jadi impian Dave selama ini, dan rambutnya yang sebahu, bagaikan menjadi sebuah bayang indah yang menjadi nyata, dan kini bayang itu ada di hadapannya

Dave pun tdak mampu menahan diri, dia menarik tubuh Tari kedalam pelukannya, dan menenggelamkan tubuh indah itu kedalam pelukan tubuh kekarnya.

Lumer sudah semua kekakuannya selama ini

Hancur sudah semua palang penghalang diantara mereka

Lupa sudah akan sakit hatinya selama ini

Lekang juga dari pikirannya bahwa wanita ini adalah istri orang

Tari pun demikian. Dia membalas pelukan erat Dave. Pelukan yang selama ini dia tunggu sekian lama. Pelukan yang kaku bahkan seperti menolak dengan halus yang membuat Tari kadang suka merasa jadi wanita yang bodoh karena mengejar pria yang terlihat menjaga jaraknya, kini tidak ada lagi.

“dave…..”

“Ya Ri….”

Wajah itu bagaikan sendu jadinya. Dia merasa terharu kalau akhirnya Dave kini memeluknya dengan erat. Dia bagaikan terlepas beban berat di hatinya dengan eratnya pelukan Dave. Pelukan dari pria yang kini hampir penuh isi kepalanya dan ruang dihatinya dengan sosok ini. Sosok yang sangat dia sukai yang makin membuat dia yakin untuk segera meninggalkan istana lamanya untuk mencoba mencari awan perlindungan baru baginya

“makasih yah….” bisiknya menahan haru

“makasih kenapa?”

Diam sesaat, kini wajahnya menempel di leher Dave

“makasih udah ijinkan aku kesini…..”

Dave tersenyum

Dengan lembut dia mencium rambut Tari yang harum.

Aroma yang membuat dia bagaikan dilemparkan kembali ke bertahun tahun silam di mana dia hanya bisa menatap, atau hanya bisa menahan diri jika Tari bermanja kepadanya, kini situasinya sungguhlah berbeda, karena Tari pasrah dalam pelukannya.

Tatapan mereka kini saling berhadapan

Wajah syahdu dan mata yang agak meredup itu menatap wajah Dave…. pasrah….

Dengan lembut Dave lalu mengusap wajah cantik itu dengan kedua telapak tangan. Mata indah itu itu terlihat bertelaga. Ada rasa haru yang membuncah disana, karena akhirnya dia bisa bersama dengan Dave malam ini. Suasana yang dia inginkan sekali, hanya berdua Dave. Dia ingin membuktikan bahwa rasa cinta Dave yang dulu, bukan rasa yang salah, karena akhirnya dia hadir malam ini bersamanya

Dan akhirnya…….

Bibir lembut itu pun disentuh oleh bibir Dave dengan lembut

Sebuah ciuman perdana bagi mereka

Ciuman sebagai tanda sebuah cinta pria ke wanita.

Ciuman itu lepas sesaat, dan kemudian dengan perlahan tapi pasti Tari kembali menyergap bibir Dave. Kini bibirnya menempel erat ke bibir Dave, dan tangannya mengalungkan lengannya ke leher Dave, dan bibirnya bukan hanya menempel sesaat, tapi kini mulai melumat bibir pria itu.

“Dave……”

“hmmmmmmm…….”

Lumatan yang disadari betul bahwa ada yang berbeda diantara mereka. Sebuah nafsu birahi yang terbangun dari sebuah bangunan cinta lama yang kini berkobar kembali, membuat lumatan kedua bibir yang saling menempel itu terasa sangat indah.

Tangan yang memeluk penggang Tari, kini turun kearah bongkahan pantat kenyalnya, dan sambil bibirnya tetap melumat dengan menjulurkan lidahnya untuk saling mendorong, remasan tangan di pantat itu seakan semakin mengunci agar Tari tetap melekat di pelukan Dave.

Sesaat mereka memberi jeda,memebri nafas agar sedikit lega, namun segera kembali bertemu kedua bibir itu.

Kini semakin liar dan semkain ganas. Lidahnya bagaikan mendorong lidah Tari, untuk saling berbelit dan kepalanya memiringkan ke kanan dengan mata terpejam, menikmati kenyalnya bibir indah wanita idamannya.

Suasana indah di Bali, romantisme yang selalu membuat para pasangan menjadikan tempat ini untuk berbulan madu, seakan menambah keindahan bagi mereka berdua.

Kini leher dengan kulit yang mulus dan indah itu menjadi sasaran ciuman Dave. Harumnya Chanel yang melegenda dan selalu melekat di tubuh Tari semenjak dia masih kuliah, membuat kerinduan Dave akan gadis pujaannya semakin memuncak. Bau tubuh dan parfum itu membuat dia susah lupa, dan kini leher indah itu menjadi sasaran ciuman ganasnya.

Rintihan manja dan disertai rasa geli menjalari sekujur badannya. Hampir 8 bulan sudah dia tidak merasakan nikmat sebuah percintaan kembali. Dan kali ini, bersama Dave, pria yang begitu dahsyat mencintainya, dia kembali merasakan sebuah rintihan intim dan rasa ingin bermanja, dan memberikan keindahan yang dimilikinya untuk dinikmati oleh pria yang kini dipujanya itu.

Ciuman dan sentuhan hidung Dave di kulit lehernya membuat dia merintih

“ough….. Dave……”

Ciumannya terus meraja setiap inci kulit lehernya yang sensitif sekali jika disentuh.

“”sayang…….” rintihnya manja

Tari kini lupa diri sudah dengan keadaan.

Bibir Dave dengan lembutnya mencium leher dan kembali melumat bibirnya. Dan tangan yang tadinya meremas pantat dan pinggulnya, kini berpindah kedepan, dan dengan lembut meebelai dan meremas perlahan buah dada indah di depannya dari balik kaos singlet itu, yang kini semakin mengeras dan mengencang, seiring dengan rangsangan yang terus dengan gencar dimainkan oleh Dave.

“Dave…..”

“ya sayang…..” parau suara Dave menjawab

Kini mereka saling bertatapan

Nafas mereka sambil terengah engah.

Tangan Dave lalu meraih tepian kaos singlet Tari.

Perlahan dia lalu mengangkat kaos itu keatas. Tari lalu bersikap sedemikian rupa agar Dave dengan mudah mengangkat dan melepas kaos singlet hitam yang ketat menempel.

Kulit mulus dengan balutan bra hitam menyapa mata Dave.

Tari agak malu mendekap kedua tangannya di dadanya yang membusung indah. Tangan Dave lalu meraih tangan tersebut lalu membentangkannya ke samping tubuh Tari, sehingga keindahan itu bisa dipandangnya lebih terbuka. Dan kembali saat bibir mereka bertautan, tangan dan jemari Dave lalu merayap ke punggung Tari. Dan dengan sekali sentak, kancing bra Pierre Cardin itu pun copot.

Ciuman dan lumatan penuh birahi saling bertemu di bibir mereka berdua. Dan bra itu pun jatuh ke lantai. Tari degan erat memeluk Dave, dia mendekatkan dadanya ke dada Dave, mencari kehangatan sambil bibir mereka tetap saling bertautan dengan mesranya.

Dave tertegun sesaat, melihat keindahan tubuh Tari.

Matanya nanar melihat moleknya pundak wanita itu.

Buah dadanya yang putih mulus, dan puncak putingnya yang indah, aerola kecil membuat payudaranya yang segar dan montok itu terlihat menantang untuk disentuh. Wajah cantik dengan mata pasrah dan bibir setengah membuka, menandakan bahwa birahi sudah mulai menguasai isi kepalanya.

Remasan lembut di buah dada yang terbuka, dan kemudian diikuti sejurus dengan sentuhan bibir Dave, membuat Tari melenguh. Apalagi saat bibir Dave membuka dan melahap puting yang kecil tegang itu dengan bibirnya…..

“ough, Dave……”

Kepalanya terdongak, dadanya membusung menekan ke wajah Dave

Dengan liarnya Dave melumat buah dada indah itu. Buah dada wanita idaman yang sekian tahun tak lekang dari kepala dan ingatannya. Kini pasrah dan memberikan buah dada indahnya untuk dilumat oleh Dave.

Remasan tangan Tari di rambut Dave. Rintihan nya kini semakin terdengar lirih seiring dengan lumatan Dave di buah dadanya. Bergantian payudara indah itu menjadi santapan bibir Dave, dan setiap jepitan bibirnya diselingi dengan jilatan lidahnya, membuat Tari bagaikan terkejang kejang badannya mendapat serangan sedahsyat ini.

Tubuh indah itu bergerak liar bagaikan dialiri listrik. Payudaranya dengan ganas diserang oleh Dave. Bagaikan bayi yang kehausan dan sedang menyusu, lidah, bibir dan kadang gigitan lembutnya menjepit buah dada mulus itu.

Kini bibir Dave kembali bermain di lehernya, naik ke belakang kupingnya, dan kembali bibir mereka bertautan dengan ganasnya

Tari lupa sudah dengan statusnya

Dia tidak ingat dengan kegalauannya sebagai istri

Yang dia rasakan sekarang ialah birahi yang memuncak, buah dadanya yang sedang dijilati oleh Dave, perutnya yang sedang dimainkan oleh lidah Dave yang kini bersimpuh sambil ciumannya menjalari perutnya yang rata dan bersih.

Tangan Tari meremas rambut Dave dengan gemas

Badan Dave kembali berdiri. Bibir mereka kembali bertautan. Sebuah setback yang seperti hendak membayar kerinduan lama untuk saling memadu kasih lewat sebuah ciuman dengan penuh gairah,dimana bibirnya Dave dengan gemas dilumat dan digigit oleh Tari.

Kini tangannya gantian meraih kaos Dave yang baru saja dipakai sehabis amndi itu. Dan Dave gantian mengangkat tangannya, membiarkan kaosnya dilepas oleh Tari.

Badan kekar hasil kerja kerasnya di fitness centre membuat otot dan dan perutnya terlihat indah. Jemari lembut wanita itu dengan lembut merayap di dada dan perut Dave, jemari jentik itu bagaikan hendak meresapi keindahan otot itu.

Ciuman mereka kembali bertautan, dan pelukan Tari mengetat, membuat dada gempalnya itu menempel erat di dada Dave. Kehangatan lewat arus birahi bagaikan mengaliri sekujur tubuhnya saat ujung putingnya bagaikan tergesek dengan dada kekar Dave.

Dia kembali merintih saat Dave melumat buah dadanya dengan ganasnya.

Badannya meliuk liuk dengan liarnya saat lidah Dave menyapu puting susunya, dan remasan disertai gigitan mulut Dave membuat badan Tari bagaikan melengkung liar.

Saat bibir itu lepas dari bibirnya, gantian dia yang memainkan lidahnya menjalari dada kekar hingga ke otot perut Dave. Bau sabun yang lengket di tubuhnya membuat aroma yang merangsang indra penciumannya, dan membuat dia semakin dihantar ke bubungan tinggi jalaran birahinya.

Dengan cekatan lalu dia menarik celana pendek dan sekaligus celana dalam Dave ke bawah.

Dan batang yang sudah mengencang itu pun keluar dari sarangnya.

Tari tercengang melihat batang kokoh dan indah yang mengacung tegang. Dave pernah cerita dulu dia kecil ikutan disunat oleh ayahnya. Dan baru kali ini Tari melihat langsung batang yang kekar, dengan rambut yang terpangkas rapi, sehingga semua uratnya terlihat menantangnya dengan perkasa, lewat acungan dan topi bajanya yang mengkilap.

Sekian bulan lebih dia tidak mendapatkan nafkah bathin dari Yudi. Dan malam ini dia bagaikan mendapat lawan tanding yang baru, yang bukan hanya birahinya saja yang ditantang, namun seluruh perasaan, seluruh perhatiannya, bahkan isi hatinya pun kini tercurah bagi pria ini.

Mulutnya Tari tanpa sadar pun mulai membuka, dan bibirnya mulai mengecup lembut batang keras itu.

Dave mencoba mencegah, namun Tari tetap bersikeras ingin mencumbunya

Sambil membuka mulutnya, akhirnya kepala topi baja yang besar itu masuk kedalam mulutnya.

“argh……sayang…” bisik Dave lembut

Tangannya gemetar, kakinya pun ikut bergetar, saat batangnya itu mulai masuk dengan perlahan kedalam mulutnya Tari.

Tari bagaikan ingin memberi kehangatan dan kepuasan lebih. Bibirnya menjepit, mulutnya maju mundur, dan lidahnya pun ikut mengelitik. Saat batang itu keluar dari mulutnya, lidahnya dengan lincahnya melingkari batang itu, bagaikan sedang mengemut es krim lezat.

Mata Dave setengah terpejam dan bagaikan tidak percaya, wanita idamannya ini sedang memainkan mulutnya di batang kemaluannya yang mengacung dan tidak surut. Uratnya mengencang, dan bijinya pun jadi mainan lidah Tari yang liar dan nakal.

“sayang……”

“hmmmmm….”

Dave lalu menarik tubuh Tari agar bangkir dari posisi bersimpuhnya.

Bibir mereka kembali bertautan dengan ganasnya.

Dave lalu mendorong lembut Tari untuk berbaring di kasur besar di kamar tersebut

Wanita itu pun terbaring pasrah. Tangannya terlentang memperlihatkan ketiak indahnya yang mulus dan licin. Buah dadanya bergoyang seiring dengan gerakan tubuhnya. Lalu Dave dengan perlahan menarik celana pendek dan juga celana dalamnya yang membungkus bawahnya Tari. Wanita itu mengangkat pantatnya, seperti memberi kesempatan agar Dave dengan mudah menariknya turun.

Dan segitiga indah dengan rerumputan yang tertata rapi pun muncul menyapa mata Dave.

Tari tersenyum malu, ditengah cahaya lampu yang belum sempat dimatikan di kamar itu, dia hanya menggigit bibirnya dengan gemas, saat mata Dave dengan nanarnya menatap bagian intim tersembunyi yang selama ini hanya Yudi yang bisa melihatnya.

Ciuman di paha mulusnya itu membuat Tari kegelian

“sayang……” desisnya

Ciuman Dave lalu naik dari paha hingga ke bagian intimnya yang mengeluarkan aroma khas saat pahanya dibuka lebar oleh Dave. Sambil mencium bagian paha dalam Tari yang menggelinjang kegelian, tangannya dengan lembut meremas perlahan bukit di selangkangan Tari itu.

Belahannya yang memerah di balik garis yang membelah gundukan berbentuk bukit itu, seperti hendak meminta Dave untuk menundukkan wajahnya disana. Dan teriakan lirih Tari terdengar saat bibir Dave menyentuh belahan itu. Ciuman Dave dengan lembut mengecup bibir luarnya, dan saat lidahnya bermain di belahannya yang mulai basah, Tari pun merintih penuh kenikmatan

“sayang……. enak….”

Lidah itu bergulir dengan liarnya

Kini belahan semakin basah. Tangan Tari menekan kepalanya Dave dan sedikit menarik ke atasnya agak lidahnya tepat di titik yang diinginkan Tari.

Kamar yang dingin seakan tidak menjadi halangan bagi mereka berdua. Tangan Tari bergerak liar antara meremas kepalanya Dave, atau menekan pundak kekar Dave. Dia bagaikan tidak mampu untuk menahan diri untuk tidak menggoyangkan pantatnya saat lidah itu dengan liarnya mengorek isi vaginanya

Lamunan dan hamparan indahnya sebuah percintaan bagaikan berlarian di kepala Tari saat ini. Dia lupa diri seketika. Yang dia ingat hanyalah Dave dan Dave semata. Dan yang dia inginkan hanyalah ingin berdua dengan Dave, tanpa ada lagi yang menghalangi dirinya bersama Dave

Aliran darahnya kini semakin mengalir deras

Birahinya sulit dia tahan.

Kelentitnya yang rentan dan sudah lama tidak merasakan nikmatnya disentuh, kini bagaikan mendapatkan oase di padang gurun. Jilatan dan lidah Dave yang bermain di situ membuat pantatnya semakin liar bergoyang, dan tangannya menekan kepala Dave agar tidak beranjak disana

“sayang…… udah….” pintanya ke Dave

Namun lidah nakal itu terus bermain seperti hendak memuaskan dahaganya dan rasa ingin tahu menahun yang baru kali ini terjawab

“sayang….. ough…..”

Lidah itu makin liar bermain, diselingi dengan kecupan di bibirnya. Sambil tangannya sesekali meremas buah dada montok itu.

“Dave……”

“ough….”

“ayang…. mau keluar akunya…..”

Dave makin liar dan lincah menggerakkan lidahnya

“mau nyampe akunya…….”

Suara diluar kesadarannya yang keluar. Dan seperti juga dengan desakan dari dalam tubuhnya yang terus mendesak keluar dari dalam dirinya, seperti terpacu oleh liarnya lidah lembut yang memainkan kelentitnya di lubang yang basah dan kini menegang.

Dan sambil menekan kepalanya Dave, Tari pun berteriak lirih seperti wanita yang sedang mengedan, kejang dan pantatnya bergoyang liar bagaikan kejang tanpa henti

“sayang….aku keluar…..”

“Ough….. augh………”

Puncak yang sekian lama dia tunggu akhirnya tiba

Matanya terpejam, dadanya membusung, bibirnya saling menggigit, seiring dengan urat lehernya bagaikan muncul akibat menahan orgasme yang keluar seiring dengan denyutan di dalam vaginanya yang kini basah kuyup.

Tari pun tiba di puncak pertamanya dengan nakalnya lidah Dave.

“sayang…..” bisiknya lirih. Birahinya benar benar membuat dia mabuk kepayang dengan Dave kali

Dave lalu beringsut naik keatas

“nakal lidahnya….” bisik Tari

Tangannya lalu membelai bibir Dave yang basah akibat bercampur dengan cairan vaginanya

“enak banget…..”

Dave tersenyum

Tari lalu melumat bibir Dave dengan penuh birahi. Matanya sampai terpejam menikmati ciuman nakal sang arjuna yang baru saja membuat vaginanya berkedut tiada henti saking nikmatnya permainan olah lidah dan bibir itu.

“ makasih sayang…..” bisiknya sambil memeluk Dave

Memandangi kecantikan wanita yang sekian tahun menjadi pujaan hatinya itu, bagaikan sebuah impian lama yang jadi nyata.

“cantik banget….” bisik Dave sambil membelai wajah Tari

“makasih sayang…”

Binar indah dimata yang sedang menatapnya itu bagaikan sebuah pijar bintang yang sedang berpendar indah di angkasa

Mulut Dave kini turun kembali melumat buah dada indah Tari

“ayang…….”

Bibirnya digigit kembali saat mulut Dave melumat buah dadanya bergantian. Daging montok dan indah itu bergoyang goyang akibat cumbuan Dave

Tari menarik Dave ke atas, mulut mereka kembali bertautan.

Paha Tari kini membuka lebar.

Tangannya dengan lembut meremas batang kemaluan Dave yang sudah mengacung kencang.

Sambil berkonsentrasi, dia lalu menggosokkan kepala batang perkasa itu ke bagian kelentitnya. Tari kembali seperti mengejang badannya saat kelentitnya tersentuh ujung urat perkasa itu. Sentuhan kepala urat itu bagaikan menyetrumnya

Lalu perlahan tapi tapi pasti, batang itu mulai menyeruak masuk kedalam lubangnya.

Aih, sebuah adegan yang sekian tahun bahkan terpikir di sebuah impian terliar Dave pun tidak mampu dia hadirkan. Kini secara nyata dan terang, terjadi di kasur kamar ini.

Paha yang terbuka lebar, vagina basah dan indah, serta sepasang buah dada yang kini menempel ketat ke dada Dave, membuat dia bagaikan sulit membedakan apakah ini sebuah mimpi atau kenyataan indah yang sedang dia rasakan.

“ough…..” rintihan Tari saat semua batang kemaluan Dave tenggelam di dalamnya.

Pelukan ketat Tari bagaikan mengunci Dave agar tidak beranjak.

Pelukan dan ciuman mereka kembali saling memagut

Kamar yang dingin ini seperti berubah menjadi hangat bahkan panas . Tangan dan jemari Tari dengan lembut meremas pinggang dan kadang menekan pantatnya Dave. Matanya terpejam sambil menggigit bibirnya, apalagi saat goyangan Dave mulai bergerak dengan lembut, dan bibirnya menghujam di leher Tari.

Merasakan goyangan dan sodokan urat yang perkasa, didekap tubuh kekar, dan ciuman di lehernya yang sensitif, membuat Tari bagaikan diterbangkan ke langit ketujuh. Bersetubuh dengan pria yang disukai bahkan kini dicintainya, merasakan betapa perkasanya urat itu bermain di liang hangatnya, seperti menggiring Tari kembali bagai dilemparkan ke sebuah lembah nikmat yang indah.

Dadanya dan putingnya bagaikan terus terstimulasi dengan baik saat dada Dave menempel dengan eratnya. Pelukannya kini mendekap leher Dave, dan bibir Dave terus menggosok lehernya dengan cumbuan liarnya, sementara batang itu dengan terus menerus menerjang vaginanya.

Jepitan vagina yang kencang dan seperti menahan batangnya saat dia menghujamkan tetap kedalam dasar vaginanya, membuat Dave harus sedikit bekerja keras menormalkan aliran darah dan aliran cairan kenikmatannya yang bagaikan mulai terakumulasi di ujung penisnya.

“sayang….”

“Hmmmmm..”

“nikmat sayang?” tanya suara sendat Tari disela birahinya yang terus menderanya

“banget, sayang…..” deru nafas Dave tidak kalah kencangnya gemuruh nafsunya

Menikmati percintaan dengan seseorang yang sangat dicintai memang berbeda rasanya. Tubuh indah yang di bawahnya, wajah cantik yang dibalut nafsu, buah dada indah bergoyang dan dijepit oleh dadanya, serta vagina yang menjepit batang kemaluannya, menjadikan sebuah irama indah bercinta yang merdu dan indah alunannya.

Ombak cinta yang terus bergelora bersamaan dengan hentakan dan tempaan panggul Dave yang terus menerus secara kontan menghajar pangkal paha Tari, dan stimulasi batang kemaluan yang keras uratnya menggosok dinding vagina yang basah, membuat kedua ujung kenikmatan dari mereka semakin mendekat

“sayang….” bisik Tari lirih

“iya sayang….”

“iya disitu sayang…”

Goyangan dan lintasan urat kemaluan Dave seperti tepat menyenggol titik klimaksnya Tari

“aku mau keluar lagi sayang kalau gini……”

Semakin ganas goyangan Dave

Nafasnya berderu keras, suara lenguhan Dave dan rintihan Tari bersahutan sambil mengiringi eratnya pelukan mereka yang terkunci rapat dan pantat yang bergoyang liar tapi teratur

“sayang…….”

“ough…….”

Dan kemudian

“sayang…….. ough…. argh……. ouhg…….”

Pelukan Tari mengetat.

Badannya bagaikan mengunci, kakinya menjepit pantat Dave, dan pelukannya juga membetot tubuh Dave, seiring dengan teriakannya yang memenuhi kamar ini. Dia kini terpejam erat matanya menikmati sodokan indah ini, dan semakin intens dan terus menyentuh titik intimnya, yang akhirnya membuat dia pun jebol pertahanannya.

Puncak kenikmatan keduanya pun tiba.

Wajahnya memerah, bibirnya melumat bibir Dave, pelukannya erat mendekap tubuh Dave, dan vaginanya bagaikan mengapit erat urat kemaluannya, menandakan bahwa orgasmenya yang kedua pun tiba, disertai teriakan lirihnya.

Sesaat badannya tiba-tiba lunglai…….

Napasnya terangah engah

Dave kini tidak ingin melewatkan ujung pertempurannya

Dengan cepat dia kini menggenjot batang kemaluannya.

Dia semenjak tadi berusaha menahan agar tidak jebol duluan, dan kini dia berkonsentrasi untuk bisa melepaskan orgasme indahnya kali ini.

Mata yang pasrah, bibir seksi Tari terbuka sedikit, wajahnya yang penuh kepuasan seperti memberi Dave semangat untuk segera tiba di peraduan nikmat terakhirnya.

Dan tidak lama kemudian, Dave tiba-tiba mencabut batang kemaluannya, dan sambil berteriak keras dan memeluk Tari dengan erat, dia lalu menumpahkan semua cairan kenikmatannya yang muncrat dan menembak diatas perut indah Tari, sementara bibirnya menempel di leher Tari dan pelukannya memeluk erat wanita pujaan hatinya itu.

Tubuh Dave pun segera menggelosor di samping tari.

Keduanya mencoba mengatur nafasnya masing-masing, sambil menatap langit-langit kamar, dan seperti masih belum percaya bahwa malam ini akhirnya mereka saling melepaskan semua kerinduan, perasaan yang campur aduk dan saling tumpah tindih, semuanya dihempaskan lewat sebuah percintaan yang sangat dahsyat, bahkan Tari pun dibuat takjub dan puas, karena belum pernah dia mendapat sajian seindah indah selama dia berumah tangga dengan suaminya.



**********************

Dave duluan keluar dari kamar mandi setelah dia mencuci perkakasnya yang mendapatkan orgasme hebat tadi. Dia lalu mencari celana dalam dan celana pendeknya. Saat dia mengenakan celana dalamnya, tiba-tiba dia dipeluk dari belakang.

“enak…..?” tanya Tari yang muncul hanya berbalut handuk

“banget….”

Tari yang setengah bersandar ke tubuh Dave, membuat mereka berdua tumbang ke atas tempat tidur. Dave lalu berbalik telentang, dan Tari kemudian naik diatas tubuhnya, menindihnya…

Wanita itu lalu mencium bibir Dave

Tatapannya menatap wajah dibawahnya itu

“ Dave…..” jerinya menyentuh bibir Dave

“ya….”

“i love you……”

3 kata yang cukup ampuh untuk membuat Dave menarik wajah itu untuk kedalam dekapannya

Ciuman menyusul diatas kepalanya.

Tari lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka. Dia sendiri masih telanjang meski berbalut handuk, sedangkan Dave hanya menggunakan celana dalam. Mereka berpelukan saat Dave telentang, dan Tari menyelusup ke dalam pelukannya

“sayang…..”

“ya….?”

Diam sesaat

“maafin aku yah…..” bisiknya lembut

“maaf kenapa….”

“ngga apa-apa…..” bisikan itu berubah jadi agak parau

Dave bisa memahami perasaan Tari. Dia lalu memeluk erat tubuh wanita itu, dengan lembut tangannya membelai bahu mulus telanjang itu.

Sejenak dia bisa merasakan ada tumpahan airmata di dadanya.

Dav memeluk dan mendekap Tari. Dia membiarkan wanita itu menumpahkan sesaat semua rasa yang tersimpan dihatinya, dan dia hanya bisa menguatkan Tari lewat pelukannya yang hangat.

“Dave…..” suara parau itu menyapa lagi

“Ya sayang…..”

Badannya lalu kini naik ke tubuh Dave, dia lalu menatap wajah Dave yang setengah ditimpanya

“ Dave…..” bisiknya lagi

Mata itu dengan lembut menatap wajahnya yang sedang memanyunkan bibirnya

“ janji…..” bisiknya lembut

“janji apa?”

Tangannya membelai dada Dave

“janji jangan ninggalin aku…..”

Dada Dave bagaikan terkena hantaman yang luarbiasa keras. Dia terdiam sesaat

“Dave…..” sapanya lagi

“eh… iya….”

“janji…..?” tuntutnya lagi

Dave masih terdiam

“aku ngga akan pernah melepaskan dirimu…… aku akan selalu ada di sampingmu sekarang ini….” bisik Tari kembali.

“aku ngga mau ulangi kesalahan aku yang dulu….”

Ucapannya seperti memberi tekanan ke diri Dave, bahwa saat ini adalah saat yang berbanding terbalik dengan masa lalu di region 7-8 tahun lalu, saat Dave yang begitu mencintainya dalam diam. Bedanya saat itu tidak ada keberanian dari Dave untuk mengungkapkannya ke Tari. Namun kini Tari yang berani dan mengungkapkan itu ke diri Dave saat ini, karena dia yakin api cinta Dave tidak mudah padam untuknya.

Anggukan kepala Dave seperti memberi Tari sebuah kekuatan baru.

Dengan erat dia memeluk Dave kini.

“aku bahagia sekali sayang…..”

Tangan Dave membelai punggung telanjang milik Tari

Entah apa yang dipikirkan Dave kali ini. Situasi penuh nafsu tadi bagaikan terjadi begitu cepat tanpa mampu dia mencegahnya lagi. Tubuh indah milik Tari begitu menghipnotisnya sehingga tidak mampu dia untuk menahannya lagi. Dia seperti lupa bahwa Tari adalah istri orang yang masih terikat dalam pernikahan yang sah.

“Dave….”

“yah….”

“mau makan ngga?”

Dave tersenyum

“ngga sayang…”

“serius? Ngga lapar?”

Dave menggelengkan kepalanya

Lalu sambil malu-malu Tari menyelusupkan kepalanya ke ketiak Dave

“Dave….”

“ya…”

“kok tadi dibuang diluar?”

Dave kaget

“nanti jadi pula….”

Tari tertawa

“kan kalo jadi ada bapaknya ini…….”

Dave hanya tersenyum kecut mendengar itu.

Lalu…..

“capek ngga?”

Dave menggeleng

“sebelum bobo sekali lagi yah…..” pinta Tari

Dave hanya tersenyum, lalu dengan mesra dia mencium bibir wanita itu. Tatapannya kini penuh binar, seakan tidak percaya kalau tubuh indah dan wajah cantik yang sekian tahun dia kejar dan membuat dia patah hati dan merana, malam ini ada bersamanya dan saling berbagi kenikmatan bersama dalam sebuah balutan asmara yang sebetulnya sebuah cinta yang terlarang.

Situasi yang Dave sadari betul bahwa akan ada masa dimana hal ini akan jadi polemik dan pertengkaran besar kelak, saat orang lain yang dekat di sisi Dave mengetahui bahwa hubungan dirinya dan Tari mereka sudah jauh dan dalam, dan pastinya dengan adanya hubungan asmara malam ini, Tari pasti tidak akan melepaskannya.

Tidur dengan wanita lain mungkin hal yang tidak pernah dilakukan Dave selain dengan Keiko. Namun perasaan dia terhadap Tari memang berbeda. Dan kondisi saat ini setelah mereka sudah jauh melangkah, akan segera merubah semua peta hati di diri Dave dan Tari, bahwa saat ini sudah bergeser situasi dimana mereka saling mengagumi dalam diam, menjadi terang benderang dan terbuka dalam hal mencintai.
 
Njiiirrrr konflik nya bakalan ngeri ini kyak nya ,, makin tambah penasan bagaimana alur selanjut nya ,,,, apalagi kalau keiko nya sampai datang ke indo ,..belumnlagi konflik di keluarga nya dave ,,, dan seperti nya suami tari ga mau melepasnkan tari secara gampang juga....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd