Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

Bimabet
Mungkin nanti pada saat tari datang ke rumah ibu nya dave untuk mencari kabar tentang dave,..
1. Ibu nya dave tidak memberi nomer dave yg baru sesuai pesan dave untuk tidak memberi tahu nmr barunya ke siapa pun.
2. Mungkin dave meninggal kan barang atau sesuatu yg di titipkan ibu nya dave untuk di berikan kepada tari sebagai bentuk kenang"n untuk terakhir kalinya
 
PART V



Surat Cinta untuk Tari



Dear Tari,

Maafin gue karena mungkin saat lu baca surat ini, gue sudah ngga ada di Bogor lagi.
Maafin gue juga jika semua pemberian lu, harus gue kembaliin lagi, karena bagi gue lebih baik gue ngga simpan semua kenangan dan barang-barang pemberian lu.
Doa gue, semoga lu sukses dalam semua apa yang lu rencanakan, baik itu karir, study, ataupun rencana yang lain dalam hidup lu.

Maaf juga gue ngga sempat pamitan baik-baik
Gue selalu berharap lu dapat yang terbaik dalam hidup lu. Makasih banyak untuk semua kebaikan lu sekian lama jadi sahabat gue. Gue ngga bisa balas semua kebaikan hati lu, tapi gue yakin Tuhan pasti akan balas semua apa yang jadi kebaikan hati lu.
Salam buat Tante dan Om di rumah

Maaf juga ke teman-teman semua jika gue ngga sempat pamit, dan sebaiknya biarlah kita menyimpan semua kenangan baik selama kita saling kenal, dan gue berharap kelak kita bisa bertemu di waktu-waktu yang akan datang, dengan kondisi yang jauh lebih baik dari saat ini.

Thanks Tari


Salam selalu

Dave



Airmata Tari bagaikan tidak bisa terbendung saat membaca surat pendek dari Dave untuk dirinya yang diserahkan oleh Iva, sesaat setelah dia tiba di rumah sederhana tempat Dave dan keluarganya tinggal. Tulisan indah yang jadi salah satu bentuk kekagumannya ke Dave, kali ini membuat dia malah jadi kabur matanya membaca setiap untaian kalimat pendek.

Dia sungguh tidak menyangka sosok sahabat yang dia sayangi dan kagumi ini tega meninggalkannya dengan cara diam-diam tanpa pemberitahuan sama sekali. Bulir air mata menetes di pipi mulusnya.

Wiwik ikut bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Tari. Dia tahu bagaimana kedekatan mereka berdua. Bahkan saking dekatnya semua sampai terkecoh kalau mereka berdua itu hanya bersahabat baik. Kemana mana mereka berdua, kadang Tari sampai suka menggandeng tangan Dave, sehingga wajar banyak yang salah menduga.

Sementara kotak kardus berisi barang-barang titipan Dave untuk Tari, seakan jadi saksi bagaimana kekecewaan Dave akan suasana di hari-hari terakhir emnjelang dia pergi, terkait ikatan bathinnya dengan gadis yang diam-diam kagumi dibalik tali persahabatan mereka.

Kemeja, kalung Bali, Topi baseball hingga jam tangan hadiah ulang tahun darinya pun semua dikembalikan dalam kotak yang terbungkus rapi, bersama surat pendek itu. Bahkan ada foto berukuran 4 R yang berlatar belakang Taman Lingkar. Foto yang hanya dia dengan Dave, saat Dave tersenyum tipis dan kepala Tari bagaikan sedikit bersandar di bahu Dave.

“maafin abang yah, Ka…..” ujar Iva

Pagi hari untung Iva belum ke sekolah, karena dia masuk siang. Berta, ibunya sudah dari subuh berjibaku di pasar, sehingga saat Tari dan Wiwik datang hanya ada adik perempuan Dave yang menyambut mereka berdua yang datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Tari hanya bisa tersengguk dalam tangisannya, mata indahnya tergenang oleh air mata di kelopak yang biasanya menyimpan pesona indah yang selalu membuat banyak pria terpukau, termasuk sahabatnya Dave.

“abang mungkin tidak pandai mengungkapkan apa yang dia rasakan…..” ujarnya lagi.

Iva sebagai sosok yang setiap hari ada disamping Dave, tentu bisa melihat dan tahu bagaimana kekaguman dan apa yang dirasakan oleh abangnya ke teman-temannya, terutama ke Tari, yang bisa dibilang gadis yang istimewa di hati Dave. Setiap dia meledek abangnya, muka malu dan semburat bahagia jelas terlihat dari mimik wajahnya.

“hanya saya, Iva lihat beberapa bulan terakhir ini, abang agak murung….” jelasnya lagi

“ dia juga jarang cerita ke Iva….”

“sampai akhirnya menjelang berangkat, saat dia nitipin ini, baru abang cerita…..” agak bergetar suara Iva terdengar

Sebaliknya Tari masih terdiam, sambil menyeka airmatanya. Dia kaget dan sungguh tidak menyangka sama sekali. Dia menyesali dirinya yang terlalu sibuk dengan Yudi, sehingga tidak perduli dengan sahabatnya sendiri, dan saat sahabatnya pergi, barulah dia merasakan bahwa ada kehilangan besar dalam dirinya sendiri.

Pelukannya ke Iva bagaikan sedang menumpahkan rasa bersalahnya ke Dave. Dia bahkan tidak sanggup berkata-kata sama sekali. Airmatanya tumpah di bahu adik sahabatnya itu

“maaf, abang ngga ijinin kita share contactnya…..”tepis Iva saat Tari menanyakan kontak dan nomor telepon Dave di Jepang.

Wajah sembab Tari semakin muram mendengar itu.

Bagaimana mungkin cowok lembut yang selalu ikut apa maunya dia, lalu tiba-tiba memutuskan untuk tidak bisa dihubungi oleh dirinya.

Sesakit apa sih perbuatannya ke diri Dave? Tanya yang seketika muncul di hati Tari

Seketika dia sadar bahwa memang kini Dave benar-benar sudah memutuskan untuk menjauh. Dari kata-kata Iva, caranya dia untuk pergi tanpa pamit, hingga semua media sosialnya yang sudah dia tutup dan tidak bisa diakses lagi, rasanya sudah menjadi signal bahwa Dave memang ingin menjauh dari dirinya, dan sahabat-sahabatnya.

Perginya Dave tanpa berita dan tidak berpamitan secara baik-baik, sepertinya sudah menjawab apa yang jadi pertanyaan Tari selama ini, apalagi dengan surat dan kembalinya semua pemberian nya selama ini, dia yakin ada rasa yang besar yang tidak terungkapkan selama ini, yang akhirnya rasa yang buntu itu mencari jalan sendiri, dengan pergi tanpa pamit seperti yang saat ini diambil oleh Dave.

“sampaikan maaf Mbak Tari buat abang yah….” pesan Tari saat memeluk Iva untuk berpamitan

“bilang dia, telpon mbak kalau dia sudah tenang hatinya….”

Iva menganggukkan kepalanya sambil berusaha tersenyum manis untuk menepis semua rasa yang bercampur aduk dihatinya. Dia sadar, melihat sikap abang nya saat berangkat beberapa hari yang lalu, sepertinya butuh waktu yang panjang untuk dia bisa kembali menata hati, dan menghubungi Tari.



***************************

Meski beberapa hari yang lalu dia santai saja dengan merenggangnya hubungan mereka, namun saat mendapati berita, apalagi mengetahui secara langsung bagaimana pria yang sekian lama selalu ada di-sampingnya, lalu meninggalkannya tanpa berita.

“masa lu ngga sadar sih gimana Dave selama ini ke lu…..” ujar Wiwik saat mereka berjalan bersama di mobil dalam perjalanan balik dari Bogor

“mana gue tahu, Wi….”

Wiwik hanya diam

“ lagian gue kira khan dia sama ama gue…. menganggap ini semua hanya hubungan sahabat…..”

Masih diam yang disebelahnya

Lalu….

“iya sih, Dave memang tertutup…..”

“makanya khan….”

“mungkin dia takut kalo lu tahu dan tolak dia, hubungan pertemanan kalian jadi rusak…..”

Tari hanya bisa terdiam sambil menyeka air-matanya. Dia memang menyukai Dave, sangat menyukai dan sayang malahan. Namun untuk berpikir merubah itu jadi sebuah hubungan yang lebih spesial, rasanya pun sulit baginya. Karena Dave terlalu baik sebagai sahabat, dan dia tidak merasakan adanya rasa cinta seperti yang dia rasakan ketika bersama Yudi.

“dia sahabat yg baik……”

“terlalu baik malah……” timpal Wiwik

“banget…..”

Tari tidak habis pikir kenapa Dave tega untuk pergi tanpa memberitahukan dirinya.

“gue sahabat dia…. suka duka bareng… kok dia tega….”

“justru itu…. “

Tari terdiam kembali, sambil matanya menatap ke arah jalan tol yang agak senggang dan sepi siang ini

“ dia mungkin tidak terima dengan cara lu dengan Yudi….”

“cara gue ama Mas Yudi gimana?

“yah… mungkin lu tanpa bilang dia tau-tau udah pacaran aja ama dia….”

“ bukan kewajiban gue kali harus kasih tahu semua orang, termasuk Dave…..”defense nya Tari masih coba mendesak masuk

“ ribet dah kalo lu rasa diri lu selalu benar….” nada jengkel dari Wiwik

“ trus gue harus gimana??”

Wiwik terdiam kali ini. Lalu dia menghembuskan nafasnya

“ dia kan tertutup, jadi sulit membaca pikiran dia……”

Tari membenarkan ucapan Wiwik

“ gue bahkan ngga tahu kalo dia bisa suka ke gue lebih dari sahabat……”

Wiwik tersenyum tipis

“gue sih bisa tahu….”

Tari menoleh heran ke arah Wiwik

“kok lu bisa tahu?”

Wiwik tersenyum sambil melirik ke Tari

“lu yang terlalu naif…..”

“naif gimana?”

Wiwik dengan agak gusar menjawab

“lu ngga lihat gelagat Dave selama ini?”

“lu lihat ngga dia pernah kasih perhatian ke wanita lain seperti dia memperlakukan lu?”

“Lu lihat ngga kalo apa yang lu minta dia selalu ikutin?”

Agak naik suara Wiwik

“lu lihat apa pernah dia meladeni cewe-cewe lain?”

“lu ngga lihat bagaimana dia menjaga perasaan lu? Takut kalau dimarahin lagi sama sewaktu dia bantuin si Nova dulu?”

Berondongan kalimat Wiwik bagaikan menghantam dada Tari. Dia membenarkan secara tidak langsung apa yang diucapkan oleh Wiwik. Rasanya tidak ada wanita lain dalam hidup Dave selama ini selain dirinya.

“ dia mungkin kecewa saat lu mulai jalan dengan Yudi……”

Tari tertegun.

Dia segera di sadarkan bahwa ada fase di mana dia seperti gagal memahami rasa yang ada selama ini diantara dia dengan David, rasa yang tersamar dengan ikatan persahabatan tulus, yang sebetulnya terlihat tenang seperti kolam yang tak beriak, namun arus dibawah permukaan itu justru yang menyimpan gejolak yang berputar yang justru bisa menenggelamkan.

“khan gue bebas-bebas aja kalo mo jalan sama siapa aja, gue kan….”kilahnya lagi

“iya… itu kata lu… yang dirasakan oleh Dave kan beda….”

Tari terdiam

“mungkin kalo lu bilang ke dia dari awal, dia ngga akan sesakit ini….”

“Ya Allah, Wi… gue mana sangka sih kalo dia punya perasaan ama gue….”

“itulah naifnya lu… maunya dimengerti tapi ngga mau mengerti….”

Tari sedikit terpojok

“gue asli ngga tahu, Wik….”

“karena lu pake kacamata kuda melihatnya…..” tandas Wiwik lagi

“ngga tahulah gue ah….”

“ kalau Dave meladeni cewe lain lu marah ngga?”

Diam kembali Tari

“ngga lah, ngapain marah gue” balasnya akhirnya agak pelan

“yang bener lu? Dia bantuin Nova aja lu marah…..”

“ih, itu mah solidaritas sebagai teman kali…..”

“solidaritas sama cemburu beda tipis kali….”

“yah, cemburu sebagai teman kan bisa juga, Wi…”

“hahahahah, mana ada gitu….”

“emang gitu yang gue rasa ….”

Wiwik juga akhirnya terdiam. Dia pun bingung harus bilang apa. Namanya perasaan kan sulit dijabarkan pakai matematika dan rumus duniawi, yang ada hanya senang dan sakit, dan itu pun tidak kenal siapa, semua bisa saja merasakan hal yang sama tanpa mengenal waktu dan tempat.

Akhirnya

“yah sudah…. ini masalah waktu saja kok… nantinya juga kalian berdua akan saling punya hidup masing-masing….”

Tari termenung sesaat.

“lu bakal punya Yudi…..”

Tapi gue kehilangan sahabat baik gue, bathin Tari

“dia pun demikian…..”

Masih sedikit bengong Tari

“kelak dia akan menemukan wanita lain….” ujar Wiwik lagi

“kalian bisa melalui semua ini…. terutama lu….”

Mata yang kosong itu masih menatap ke jalanan depan pandangannya

“ lu juga udah siap-siap akan menikah kan? ”

Masih diam

“fokuslah dengan hidup lu…” nasehat bijak Wiwik

“ itu jauh lebih penting….”

Anggukan pelan dari Tari

“dave memang sahabat dan teman yang baik… tapi kalo lu ngga cinta kan ngga akan juga bisa jalan kalian….”

Tari membenarkan

“jalani lah hidup kita masing-masing….”

Gadis itu kembali hanya manggut-manggut dalam hatinya. Memang dia punya rencana dengan Yudi. Usia Yudi yang kini sudah menginjak 29 tahun, rasanya ingin segera dia menikahi Tari, dan dalam banyak kesempatan pun orangtuanya mendukung sekali mereka segera menikah

Namun entah kenapa, kepergian Dave bagi Tari bagaikan menyisakan nelangsa hati yang sulit dia gambarkan. Dia yang sempat akan cuek dengan kondisi sahabatnya karena terabaikan dengan hidup barunya bersama Yudi, kini bagaikan di sadarkan bahwa betapa Dave sangat besar efeknya saat hilang dalam hidupnya.

Memang kehilangan orang yang kita anggap selalu ada dalam hidup itu akan terasa berat saat dia sudah tidak ada disamping kita. Ungkapan yang sudah sering didengar dan baca, namun baru kali ini Tari merasakan kebenaran dari kalimat tersebut.

Dia yang selama ini selalu berpikir bahwa Dave selalu ada di sampingnya, kini justru merasakan kehilangan besar dalam dirinya.

Siapa yang akan bantuin dia lagi?

Siapa yang akan antar kemana pun dia mau pergi?

Siapa yang selalu menyemangatinya jika dia sedang drop dan tidak mood dalam belajar? Atau dalam banyak hal?

Siapa tempat dia bertanya jika dia perlu sesuatu?

Siapa juga yang akan jadi tempat dia berkeluh kesah tentang apa pun?

Dave memang bukan kekasihnya.

Bukan juga pria idamannya

Namun tanpa Tari sadari bahwa dia sudah kehilangan seseorang yang selama ini dengan luar biasanya mendampinginya. Seseorang yang selalu mendukungnya tanpa syarat apa pun. Seseorang yang diam dan selalu terima dengan manjanya dia, kolokannya dia, dan resehnya dia jika sedang kumat?

Sekarang barulah Tari menyadari bahwa hatinya bagaikan kosong tanpa Dave. Mungkin hadirnya Yudi akan memberi dia cinta yang dia tidak dapatkan dari Dave, atau kebanggaan sebagai wanita yang memiliki sosok tampan disampingnya. Namun kepergian Dave seperti memberinya pukulan telak, bahwa dia sudah kehilangan topangan tanpa syarat yang selama ini selalu ada bagi dirinya, yang mungkin dia akan tidak bisa temukan di mana pun kelak, bahkan di diri pria yang kini dia cintai.
 
Terakhir diubah:
Seperti biasa
Suhu @Elkintong sungguh piawai dalam mengaduk-aduk emosi pembacanya

Hamba pun langsung mengingat dan memikirkan David Hutasoit yang sudah berada di negerinya kakek Shigeo Tokuda di update ini hu, meskipun di update ini berbicara tentang Tari suhu. Hamba memikirkan bagaimana jika seandainya Dave tahu tentang penyesalan Tari ini.
Update ini sungguh menyayat hati dan momentumnya semakin pas ketika di telinga hamba lagu-lagu berbahasa Negeri Mentari Terbit menggema saat membaca update terkini ini, suhu 🥲

Sekali lagi, terimakasih suhu. 🙏🏻
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd