Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

PART IV


1 Hari untuk selamanya



Terminal 3 yang baru diresmikan itu terasa berbeda nuansanya hari ini bagi Berta Marpaung. Bangunan baru yang jadi ikon bandara Soekarno Hatta yang jadi kebanggaan bangsa, berdiri gagah dan seakan menantang banyak warga untuk mengunjungi dan juga menggunakannya sebagai layanan penerbangan.

Mata sembab dari wajah tua dengan penampilan sederhana, kalau tidak dibilang lusuh milik seorang ibu bernama Berta, hari ini matanya bagaikan sulit untuk menahan air matanya. Hitungan menit maka dia akan segera ditinggalkan anaknya untuk merantau ke negeri orang, dan akan tinggal di sana entah kapan kembali.

“pintar-pintar kau nak jaga diri….”

“rajib berdoa nak….”

“telpon mamakmu dan adikmu…”

“makan kau jangan lupa….”

“jaga kondisi kamu agar tidaks ampai sakit….”

Nasehat dan doa serta harapan dari sang ibu terlontar dari bibir keluh dan tangan yang tak henti membelai rambut sang anak yang sedang duduk di atas kopernya itu. Dia selalu ingat anaknya yang kadang harus dia ingatkan untuk makan. Yang selalu lahap kalau dimasakin pepes tahu dan ikan asin buatan mamanya.

“inang doakan abang selalu…..”

Kata-kata singkat yang memang jarang keluar dari mulut sang anak, membuat Berta makin meradang dalam tangisan. Dari tadi malam dia selalu menangis. Dave yang selama ini selalu bantu dia. Angkat aqua, ambil sayuran, ikut bantu cuci, masukin ke kantong lalu ditumpuk di jok motor, kadang dia yang mengantar langsung ke pasar jika masuk kuliah siang.

Kenangan yang membuat Berta yang selama ini kuat dan kerap menyuruh anaknya berangkat, malah kini jadi sosok yang lemah untuk ditinggalkan sang buah hati. Untung Iva selalu ada di sampingnya dan senantiasa menguatkannya ibunya, meski dia pun tidak kalah sedihnya.

Hujan deras membasahi kawasan Cengkareng bagaikan ikut menumpahkan kesedihan dari langit untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh dua wanita yang mengantar anak dan abang mereka untuk meninggalkan mereka dalam waktu yang lama, demi sebuah cita-cita yang harus dia kejar di depan sana.

Hari ini, saudaranya meminjamkan mobilnya dan ikut mengantar Dave ke bandara, meski Berta sudah wanti-wanti untuk tidak perlu keluarga besar untuk mengantar ke bandara. Malah uang sewa mobil, tadi diserahkan kembali untuk jadi sangu Dave, yang oleh Dave dikembalikan ke mamaknya.

Bathin sang ibunda yang berkecamuk membayangkan anak lelakinya yang selama ini ada di jangkauannya, kini bakal pergi dan entah kapan dia kembali. Bisa 2 tahun, 3 tahun, atau mungkin jika mau lanjut bisa lebih lama lagi.

Siapa yang perhatiin makan kau nanti disana nak?

Siapa yang akan rawat kau kalau kau sakit disana, nak?

Siapa yang akan makan panggang jika ada yang kirim itu ke rumah nanti? Sedangkan kau yang paling lahap makan itu, nak?

“abang disana sudah ada yang jemput, ini buat inang sama ade aja….” bisik Dave, yang tahu mamaknya habis-habisan untuk biar ada pegangan untuk anaknya.

“abang akan rindu inang dan ade….”

Pelukan dan tangisan pun pecah saat anaknya akan masuk ke area cek in. Tangisan Berta sampai mengundang tatapan dari pengunjung lain. Banyak tanya yang hanya ada timbul sebuah dugaan sebagai jawaban karena sebuah perpisahan sudah menjadi ribuan kisah yang terjadi di sebuah bandara besar seperti di sini

“kuat-kuat kamu di sana amang…..”

“mamakmu dan adikmu selalu doakan kamu….”

Lalu

“abang sukses dan selalu dijaga Tuhan yah……”ucap sang adik yang semenjak dari rumah terus bersandar di lengan abangnya.

“iva akan kangen sama abang….”

Dave memeluk adik satu-satunya itu

“ Tuhan jaga kamu selalu, De……”

Hati Berta bagaikan mau robek melihat adegan itu. Kasih sayang abang dan adik selalu jadi penguat lelahnya selama ini. Didikan kerasnya ke anak-anaknya, terlihat dari buahnya dengan bagaimana mereka berdua yang saling menyayangi, menghormatinya sebagai ibu, dan selalu dengar-dengaran apa yang diperintahkan oleh sang Inang.

Meski sudah menguatkan hati dan jiwanya, namun orangtua mana yang tidak sedih dan galau dengan kepergian anak sulungnya yang sekian tahun dari dia membuka matanya, hingga berusia 23 tahun, lulus kuliah dan kini harus meninggalkan keluarganya yang selama ini selalu ada di-sampingnya.

Berat rasanya hati Dave untuk berlalu dari pintu masuk untuk cek in, dia sempat menengok dan melambaikan tangan ke ibu dan adiknya serta saudaranya yang mengantarnya, dan menatapnya hingga punggungnya hilang dari tatapan mereka, untuk kemudian pergi hingga waktu yang tidak mereka tahu kapan akan bertemu kembali.



********************

Tatapannya yang kosong dari balik jendela pesawat Japan Airlines ke arah apron bandara terbesar di negeri ini, seakan mewakili kegalauan hatinya.

Harus kuat…. bisik hatinya

Harus berhasil… tekad bathinnya

Langkah pertamanya pun sudah bisa dikatakan sesuai yang dia inginkan. Tidak ada temannya yang dia pamiti, kecuali Wiwik yang terakhir tanpa sengaja bertemu dengannya. Memang selain dengan Tari, teman wanita yang lumayan suka berinteraksi dengan dirinya ialah Wiwik, dan tentunya Ponco.

Dave mengganti semua nomor teleponnya, dia juga menutup semua akun medsosnya yang selama ini dia gunakan selama ini. Dia sudah memutuskan untuk mengubur semua kenangan yang selama ini hadir dengan dirinya dan terutama dengan Tari.

Dia pun berpesan ke orangtua dan adiknya untuk tidak membagi nomor contactnya dan alamatnya ke siapa pun. Dave benar-benar hancur hatinya dengan kejadian ini. Sikapnya yang selama ini selalu cenderung introvert dan suka memendam sendiri masalahnya, membuat tekanan ini bagaikan menghantam dirinya sendiri.

Dia memang tidak membenci Tari

Dia juga tidak menyesali akan semua ini

Namun tetap saja sakit hati dan kecewanya tidak bisa dia tutupi

Rasa cintanya yang dalam, dan tidak terungkapkan selama ini, akhirnya menjadi bom waktu yang meledak dalam hatinya, begitu tahu akan kenyataan bahwa secara diam-diam seseorang hadir dan memisahkan waktu dan semua kebersamaannya dengan Tari dengan cepatnya.

Rasanya waktu bertahun-tahun yang dipupuk bersama, bagaikan hancur lebur dengan hadirnya orang baru yang baru dikenal Tari. Dan tidak mampunya dia memberitahu Tari akan perasaannya sendiri, jadi bumerang bagi dirinya, bumerang yang menyakiti semua rasa indah yang dia miliki selama ini.

Lamunan dan impian indah yang dia pupuk selama ini, di mana dia berharap akan ada momen yang tepat dia bisa menyampaikan apa yang dia rasakan selama ini, momen di mana dia sudah punya harga yang tepat, dan keberanian serta sebuah kondisi yang jauh lebih elok bagi dirinya, untuk kemudian mengungkapkan apa yang dia pendam selama ini.

Sayangnya sebelum momen itu tiba, Tari sudah menemukan dahan kokoh untuk berpegang dan menggantungkan semua rasa yang harusnya menurut Dave itu untuk dirinya, dan bukan untuk orang lain. Dan saat tangkapan lengan Tari menggenggam lengan pria lain, dan bukan memegang tangannya seperti yang suka Tari lakukan ketika mereka menyeberang jalan, atau sekedar bermanja dengannya, menjadikan bathin Dave porak poranda jadinya.

Pengumuman dari pramugari bahwa pesawat Japan Airline akan segera lepas landas sedikit memupuskan lamunan Dave. Dia sempat membalas whatsapp dari Iva, sebelum mematikan ponselnya, dan kemungkinan baru akan hidup 8 jam ke depan, setiba pesawatnya di Tokyo nantinya.

Hidup baru, harapan baru, dan kisah yang baru.

Airmatanya sempat menggenang mengingat dia harus meninggalkan inangnya, adiknya, dan kamar sempitnya di rumah. Ruang tamu dan juga sekalian ruang makan dan tempat Dave belajar selama ini, akan selalu menjadi kenangan yang dia akan rindukan jika dia sudah di negeri orang.

Namun Dave sudah meneguhkan hatinya.

Jogi pa au Tuhan i Be langka Hu , demikian bisik hatinya sambil meminta Yang Diatas untuk memberinya kekuatan.

Masih terngiang suara lembut dan renyah milik Tari. Tawa yang selalu menghiasi kebersamaan mereka selama ini. Senyuman yang selalu terlihat indah, dan mata yang selalu berpijar setiap melihat wajahnya, seakan berlarian di kepalanya, lamunan indah wajah pujaan hati yang berterbangan di angannya, seiring dengan naiknya pesawat dari landasan pacu bandara Soekarno Hatta

Haneda, Tokyo. Disana lah dia akan bertolak. Tanah dan tempat baru yang selama ini hanya dia dengar, nonton di youtube dan website, kini jaraknya hanya sekitar 8 jam dari dirinya saat ini, dan bergerak semakin dekat seiring dengan makin naiknya pesawat Japan Airlines di langit Jakarta.

Baju lusuh sang ibu

Dandanan sederhana adiknya yang sudah duduk di bangku SMA kelas XI

Banyak keterbatasan yang hanya mereka bertiga di rumah yang tahu, seakan membuat tekad Dave semakin membaja. Dia ingin kembali dengan Dave yang baru, bukan Dave yang lama. Dia ingin membuktikan bahwa dia bisa merubah semua kehidupan susah keluarganya dengan belajar yang giat, dan kelak jadi modal untuk punya karir yang cemerlang di hari depannya.

Wajah Tari kembali menghadang lamunannya, di tengah isi kepalanya sedang penuh dengan semua impian dan angannya untuk punya hidup yang lebih baik di depan hari.

Mungkin jika dia dari keluarga mampu, setidaknya dia akan punya pertimbangan dan keberanian untuk melangkah dan bicara dengan lebih dalam dengan gadis pujaannya itu.

Sayangnya dia hanya anak yang kebetulan punya otak pintar dari keluarga sederhana. Meski dia tidak pernah menyesali itu semua, namun tak urung teralihkannya perhatian dan semua hidup Tari yang selama ini ada bersama dengan dirinya, membuatnya jadi ikut berpikir bahwa bagaimanapun dia tidak akan mampu untuk membahagiakan Tari dengan kondisinya saat ini, apalagi semua yang dia rasakan hanya bisa dia pendam tanpa mampu dia suarakan dan sampaikan.

Wajahnya kembali bergolak sedih…..

Bye Tari…..

Selamat tinggal cinta pertamaku…

Cnta yang tidak pernah terucap, namun selalu terukir indah

Meski sakit dirasakan……



****************************

Bunyi ketukan di layar iphone milik Tari terdengar jelas saat dia sedang mengetik pesan dengan wajah serius dan agak galau, sambil sesekali terhenti menunggu jawaban dari lawan penerima pesan dari ujung sana.

Dia ambil MEXT ke Jepang

Really??? kok ngga bilang??

Ke lu juga ngga bilang??

Ngga

Kok bisa?

Kirain gue dia lagi sakit atau ganti nomor

Emang ngga aktif nomornya

Lu siapa yang bilang dia ke Jepang?

Anak Trisakti ada yang bareng dia pas ketemu di Kedutaan, dia bilang ketemu anak UI namanya David Hutasoit

Gila tuh bocah yah…. tega dia pergi ngga bilang2

You sud know better

Ngga percaya gue. Btw, lu ada nomor barunya

Kagak punya

Benar-benar tuh bocah


Whatsapp antara Wiwik dan Tari pagi itu, atau tepatnya 3 hari setelah Dave meninggalkan Jakarta untuk ke Tokyo.

Better lu cek ke rumahnya deh….

Iya sih, maksudnya kok tega dia pergi tapi ngga ngasih tahu kita??

:)

Masih ngga aktif nomornya

Emang sengaja dimatiin atau ganti nomor kayaknya

Gue ngga punya nomornya si Tante ama Iva juga

Apalagi gue


Terjeda beberapa saat pertukaran pesan diantara mereka

Lu mo temenin gue?

Kemana?

Ke rumah dia lah

Bogor?

Iye

Yuk….. minggu depan gue mo ke KL ama Nyokap

OK, besok jam 8 gue jemput lu

Cuzz


Tangannya masih gemetar begitu selesai bertukar pesan dengan Wiwik

Tari dibuat kaget dengan keputusan Dave, yang tidak memberitahukannya sama sekali, dan kini dia menghilang seakan raib dari muka bumi rasanya. Semua telepon dan whatsappnya bagaikan tidak berwujud lagi. Foto profil whatsappnya yang bergambar sebuah topi dengan logo D, yang merupakan pemberiannya untuk hadiah natal bagi Dave, kini hanya centang satu semenjak 3 hari yang lalu.

Udah dirumah, Ri. Maaf tadi lupa kasih tahu. Bilang sama Teman Om, gue masih ada yang harus urusan keluarga dikerjakan, jika sudah selesai gue segera kabarin.

Selamat malam, n sleep tight Tari


Whatsapp terakhir dari Dave, yang besoknya dibalas oleh Tari dan hingga kini semuanya whatsapp nya hanya memiliki satu centang saja, tanpa ada perubahan sama sekali, saat dia memberi tahukan jikalau teman ayahnya butuh staff di kantor, dan yang diutamakan laki-laki, fresh graduate dan jika bisa dari lulusan universitas ternama, yang membuat Tari ingat akan Dave yang sebelum-sebelumnya bilang ingin langsung kerja.

Tapi, rasanya hari ini setelah mendapat berita dari Wiwik, dia segera tahu apa yang jadi sebab semua misteri selama 3 hari, dan kenyataan bahwa sahabat baiknya ini pergi tanpa pesan, sungguh diluar kebiasaannya sekian tahun, menyadarkan Tari, bahwa ada sesuatu yang terjadi di diri sahabatnya, sehingga memutuskan untuk pergi diam-diam, tanpa memberitahukan dirinya akan sebuah rencana yang dia susun lama, tanpa setahu dirinya, sahabat sekaligus sosok terdekatnya selama ini.


Note :

Jogi pa au Tuhan i Be langka Hu : Kuatkan aku Tuhan disetiap langkahku
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd