Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

still the best author in this forum... selalu selesai dan selalu bisa membawa emosi readers untuk masuk ke dlm story nya...
TOP BANGETTTT !!!
SANGAT MENUNGGU KARYA SELANJUTNYA

jangan lupa ☕️ dan 🥨 sangat menarik di sekitaran kuta.. enjoy it...
semangattt master @Elkintong
 
Cerita nya , natural banget, laki2 yg introvert akibat ekonomi kluarga, jika di hadapkan problematika spt tari & keiko pst plin plan, dan lum dtg elizabeth pst dia merasa slow shg terasa cuex, dan lizbeth malah jd semangat krn sosok dingin dan ga peka, shg terlihat seolah2 laki - laki baik & setia
 
BAB XXIII



Bintang tinggi yang mulai mulai berkabut



“lihat sini Pak…” komando para wartawan

Bunyi jepretan kamera dari beberapa wartawan peliput di salah satu hotel berbintang di Jakarta pagi ini terdengar nyaring bersahutan memoret kejadian penting bagi kedua pihak yang sedang saling bersalaman.

Dan sosok yang berjabatan tangan itu adalah Mark Jacob, CEO Island Hotels Group, dengan Corporate and Bussiness Development Director dari Hikaru Energy Indonesia, David Pardamean Hutasoit.

Island Hotels Group adalah perusahaan pemilik dan pengelola jaringan hotel, penginapan dan resort kelas dunia yang punya banyak hotel di kawasan Indonesia. Dan untuk daerah bagian timur yang infrastrukturnya dari segi kelistrikan masih terbatas, ini yang mereka prioritaskan untuk menggunakan EBT terlebih dahulu, termasuk di kawasan Papua, Likupang, dan juga di Labuan Bajo.

“ dengan adanya kerjasama ini, kami selaku pemilik dan pengelola group hotel terkemuka di dunia, terutama di Indonesia, dengan sangat bangga menyampaikan dukungan kami terhadap energi terbarukan, yang rendah emisi karbon dan ramah lingkungan….”

“kami sangat bersyukur, bisa bekerja sama dengan PT Hikaru, karena dengan dukungan teknologi mutakhir di bidang energi terbarukan dari perusahaan ini, semua program termasuk menjaga ekosistem lingkungan dan alam Indonesia yang sangat indah ini, tetap kami jaga dan kami lakukan…..”

Demikian sambutan dari Mark Jacob, sesaat setelah penandatangan naskah kerjasama B to B dengan Hikaru

Lalu Dave dengan gagahnya memberi sambutan mewakili Hikaru

“terima kasih kepada Island Hotels Group, Pak Mark Jacob selaku pimpiman dari sebuah entitas bisnis yang merupakan salah satu pemegang share besar di industri hotel dan resort, atas kepercayaannya kepada Hikaru dalam membantu komitmen Island Group menjaga langit kita tetap selalu biru”

“bagi kami ini sebuah kepercayaan, sekaligus sebuah penegasan akan tingginya hasrat dan komitmen kami untuk menjaga alam kita agar emisi karbon semakin diturunkan, sekaligus memanfaatkan teknologi terbaru kami yang selalu kami kembangkan setiap saat, untuk mensukseskan program ini…..”

Link pemberitaan dan foto mereka pun segera muncul di beberapa platform media online. Ini adalah penjualan perdana dari Dave semenjak dia memimpin. Kerja sama yang bisa dibilang sangat cepat, yang dalam waktu dekat akan disusul oleh proyek di Timor Leste, dan beberapa kabupaten yang sedang dalam proses asessment. Termasuk rencana pengadaan instalasi tenaga surya untuk sebuah stadion modern di salah satu kawasan pertambangan besar di Kalimantan, yang kini sudah masuk ke penawaran harga.

Iva bahkan memajang link dan screenshoot berita ini di IG nya.

Ibunya Berta pun tidak mau kalah, di status whatsapp nya dia pajang foto anaknya dan screenshoot beritanya.

Jahoba tontong mamasumasu anaha asi, demikian captionnya dalam bahasa Batak dengan penuh kebanggaan, yang artinya Tuhan memberkatimu anakku sayang.

Dear, congratulation. You fully deserved it. Whatsapp dari Keiko

Keren banget deh, Dave. Bangga deh aku lihatnya. Tari mengirim whatsapp

Diberkati terus Dave… masih nunggu traktirannya lho…. dr. Elizabeth

Belum lagi dari karyawannya yang selama ini mendukungnya. Bahkan di grup pun mereka mulai membagikan ini dan mengucapkan selamat kepada Dave. Dan ini membuat beberapa wajah murung semakin kecut melihatnya, karena semenjak Dave datang kenyamanan kerja mereka jadi terganggu sekali.



***********************

Di ruangan kerja Dave…..

“amin, Opung…..” terdengar suaranya lewat telepon.

Opungnya sengaja menelpon memberi selamat setelah melihat postingan ibunya di wa status.

“jangan tinggi hati yah….”

“iya Pung….”

Nasehat dan ucapan selamat bergulir dari mulut kedua kakek dan neneknya itu.

Hingga kemudian

“kamu ngga ada niat nengok bapak kamu?”

Dave seperti terusik hatinya mendengar kata-kata itu.

Sosok yang dia sangat tidak ingin dengar lagi namanya di rumah. Sosok yang dia anggap malah sudah tidak eksis lagi, karena namanya dan bahkan fotonya sudah tidak ada di rumah mereka.

“mamak kau mungkin boleh benci bapakmu…. tapi kau dan adekmu, jangan yah…”

Karena yang bicara opungnya, Dave hanya diam mendengar saja

“ memang salah besar bapakmu itu…..”

“dia sudah telantarkan kamu dan ibu kamu….”

“tapi ingat, dia bagaimanapun adalah bapak kamu…. orang yang membuat kamu ada di dunia ini…..”

“tidak ada bekas bapak, bekas anak… bekas istri ada….”

“jika ada waktu, kau pergilah ke Cengkareng sana….. cari bapakmu….”

Pembicaraan yang bagaikan melukai apa yang sedang dia nikmati hari ini. Apa yang opungnya sampaikan benar-benar sedikit mengguncang hatinya

“Mangara tetaplah bapak kamu….”

Betul, secara biologs iya, bisik hati Dave

Hampir 20 tahun lebih mereka tidak bertemu semenjak ayahnya meninggalkannya di usia 10 tahun. Dia masih ingat dengan jelas bagaimana bapaknya di hari terakhir itu ribut dengan ibunya, karena pulang tidak membawa uang, sedangkan Dave hari itu terakhir harus membayar biaya outing kelas nya ke Taman Mini.

Dan bisa ditebak, Dave pun tidak ikut outing saat itu. Dan itu bukan yang pertama kalinya, sudah sering itu terjadi, dan dia selalu mengalah dan menerima semua itu. Belum lagi setiap hari dia disuguhkan oleh perilaku bapaknya yang pulang mabuk, uang tidak ada karena hasil narik dihabiskan di meja judi.

Gerahamnya suka mengeras jika mengingat itu. Penderitaan dia dan ibunya serta Iva selama sekian tahun, yang membuat tekadnya membaja untuk segera bangkit, semua karena ulah bapaknya. Meski dia mensyukuri semuanya yang menjadikan ini indah pada waktunya, namun tetap saja kekecewaan dan kebenciannya akan ayahnya, sulit dia lupakan.

Meskipun selama ini Mangara sebetulnya sosok ayah yang baik-baik saja. Dia sayang dengan anak-anaknya, terutama Iva. Tidak pernah dia pukul anaknya selama ini. Hanya saja, kebiasaannya mabuk, judi, hingga kemudian tergiur dengan wanita lain, itu yang membuat dia kemudian menjadi sosok yang paling dibenci oleh anak dan istrinya.

Konon dia sudah menikah lagi dengan wanita lain, yang sebelumnya jadi selingkuhannya. Menetap di kawasan Cengkareng, dan masih suka menarik angkot di daerah Cengkareng dan Kalideres. Ada dua anaknya dia, atau adik tiri Dave.

Namun bagi Dave, tidak ada alasannya untuk mencari ayahnya. Meskipun kadang terbersit di hatinya untuk tahu kondisi ayahnya. Sosok pria yang setidaknya pernah mendidiknya hingga dia kelas 5 SD, sebelum kemudian menghilang tanpa berita sama sekali, meninggalkan ibunya banting tulang sendirian menghidupi anak-anaknya.

Ketukan di pintu kaca membuyarkan lamunannya

“ya Bu Merry….”

Personal Assistantnya muncul. Dia memang meski yang masih muda pun dipanggilnya Ibu atau bapak. Dave sangat menjaga profesionalisme termasuk dalam hal memanggil koleganya di kantor

“Pak Surya dan Pak Yunarto mau ketemu……”

Dave mengernyitkan keningnya

“ada perlu apa?”

“ngga bilang Pak… cuma bilang mau menghadap…”

“oh… mana mereka?”

“masih di ruang meeting tadi…..”

Dave tersenyum dalam hatinya

“silahkan aja…..”

“ada 4 orang mereka Pak….”

“oke….”

4 orang tepatnya 5 sebetulnya termasuk Amina yang direkomendasikan untuk dipecat oleh Dave, namun kali ini hanya mereka berempat yang direkomendasikan untuk dikembalikan ke HRD, kemungkinan yang akan menghadap.

Ruangan Dave berukuran 24 meter persegi. Dibandingkan direksi lain menggunakan sofa sebagai tambahan jika ada tamu datang, maka Dave lebih suka meja meeting di depan meja kerjanya, jika ada tamu atau staff nya yang datang konsultasi.

“silahkan duduk” ujar Dave saat mereka datang

Total ada 6 orang termasuk Dave dan Merry yang ada di ruangan itu

“kami mau protes Pak…” ujar Yunarto tiba-tiba

“protes apa?” tenang suara Dave

Wajahnya terlihat penuh emosi

“kenapa kami tidak dilibatkan dalam pekerjaan marketing belakangan ini??” tanyanya lagi

Dave tersenyum kecil. Ruangan untuk protes terhadap keputusan dan arahan atasan sebetulnya tidak ada dalam sistim hirarki pekerjaan, karena tanggung-jawabnya jelas siapa yang memberi perintah. Namun Dave masih tenang dan memberi ruangan bagi mereka untuk mengeluarkan apa yang ada dalam kepala mereka.

“ngga apa-apa…. saya memang ingin handel….” alasan Dave

“pak, itu pekerjaan kami Pak…..” bantah Yunarto.

Dave masih diam

“ maksud bapak apa dengan menggeser kami??” cecarnya lagi.

Dave tersenyum

“ngga apa-apa….”

“kami perlu tahu pak…. kalau memang kami tidak perform dengan pekerjaan kami, harusnya ada teguran atau surat peringatan… bukan main geser tanpa bicara dengan kami…..”

Dave masih diam

“ kita profesional Pak…. walaupun bapak masih muda kami hargai sebagai pimpinan… namun jangan kami disepelekan seperti ini Pak….” sambung Surya

“ harusnya kerjaan dikonsultasikan ke kami, ini kerjaan kami yang sebetulmya kami yang kerjakan malah kami tidak diberitahu….” lanjutnya

“iya…. apa maksudnya ini, Pak….” kali ini salah satu manager marketing Leonard Tarigan yang berkata.

Dave hanya diam, dia sadar mereka ini sedang emosi.

“tolong kami dibimbing… atau diberitahu lah sesuai prosedur yang ada, Pak Direktur…” ujar Yunarto lagi setengah menyindir

“kami tidak berpolitik di kantor…..”

Masih diam Dave

“jika kami salah, sebagai pimpinan bapak panggil kami dong… jangan main suruh HRD geser kami…..”

“ sekalian kami ingin tahu prosedur apa yang kami langgar… sampai kami ikut digeser…..” ujar Leonardo, manager yang dibawah koordinasi Yunarto yang ikut digeser

“kan bapak selalu bilang prosedur… kami ingin tahu prosedur yang mana…..”

Dave masih diam, dia membiarkan mereka bicara dulu

“jika karena laporan yang bapak minta kami lambat beri…. itu kan bapak tidak kasih deadline… dan jika hanya karena laporan pertama yang diminta kami delay kirim, apa pantas kami kemudian digeser??”

Anak batak yang ini memang berani dan vokal

“ kami bukan anak probation Pak……” sambungnya lagi

Dave masih membiarkan mereka menumpahkan kekesalan dan kemarahan mereka dan juga sindiran mereka

“coba jelasin Pak…. kami butuh penjelasan Bapak…..”

Dave lalu membuka mulutnya

“harusnya ini tugas HRD menjelaskan… bukan saya…”

“lho, kan bapak usernya Pak…. bapak pimpinan kami….” cecarnya lagi

Diam kembali Dave

“saya ini sudah 4 tahun Pak di merketing…. 6 tahun jika ditambah di Product…. sebagai GM lho… baru kali ini kami mendapat perlakuan tidak menyenangkan seperti ini….” serang Yunarto Astara kembali “ bahkan oleh direksi asing kami meski sering dimarahin, tapi kami dibimbing….”

“ jasa kami pun sudah banyak di perusahaan ini…. bukan anak kemarin sore kami ini, Pak….”

Dave hanya tersenyum

“silahkan Pak… “ agak kesal mereka karena Dave masih diam

Masih diam Dave

“kami butuh penjelasan Bapak…..”

Dave menghela nafasnya

“betul Pak… sebaiknya beri penjelasan Pak… kami ini menjaga agar tidak ada gejolak di deprtemen ini…. “ tambah Surya

Dave tersenyum kembali, 3 orang ini bicara terus, dan hanya satu orang yang bernama Ricko Kurniawan yang diam dari tadi, meskipun dia juga sedang memperjuangkan nasibnya yang ikut digeser oleh Dave

“betul Pak… ini bahkan di pabrik sudah ada rencana mau demo…..” ujar Leonard menyambung

“karena kebijakan bapak ini membuat solidaritas pekerja jadi terusik….”

Dave tertawa kecil kali ini, dan membuat mereka semakin kesal karena terkesan diremehkan.

“bapak-bapak agar tahan emosinya….” Merry mencoba menenangkan koleganya

“lu jangan suruh kami tenang, Mer…. “ bantah Leonard lagi

“kau PAnya dia…. wajar kau bela Boss….”

Melihat suasana yang agak panas dan makin memanas serta bentakan Leonard ke Merry, Dave lalu segera menengahi….

“oke-oke, cukup saya rasa…..”

Ucapannya membuat mereka malah makin emosi

“cukup apa nih maksudnya?” bantah Leonard

“nasib kami digantung begini bapak malah cuma bilang cukup….”

Melihat suasana yang kurang memungkinkan, Dave lalu berkata

“kalau kalian datang dengan emosi begini, lain kali saja kita bicara….”

Mendengar itu mereka makin emosi, karena melihat Dave seperti menghindari mereka dengan mengatasnamakan emosi mereka.

“jangan gitu Pak….”

“iya dong… jangan mentang-mentang…..” sambung Yunarto lagi

Merry agak kuatir, dia mau berdiri

“oke… kita bicara baik-baik…. jangan dengan emosi….”

“yah bapak bicara dong… kami nanya malah bapak diam aja dan mau serahin ke HRD… lari dari tanggngjawab namanya….”

Dave sadar, penolakan terhadap dirinya semenjak dia belum datang sudah muncul. Ditambah dengan keputusan kontroversi kemarin itu, makin membuat kondisi makin runyam. Gossip dan isu liar dibelakang yang berhembus jadi jadi kemana mana, karena ada isu bahwa Dave akan merombak semua tim di bawahnya, ini membuat banyak pekerja yang mau tidak mau jadi terpengaruh.

Dave juga tahu mereka ini sudah manuver kemana mana, termasuk bicara dengan para pejabat di Tokyo. Bahkan ke klien-klien yang mereka bawah ke Hikaru pun mereka sudah share masalah kisruh ini.

“baik…. saya akan sampaikan…. tapi mari kita bicara baik-baik….” suara dia agak tegas

“bicara lah Pak… kami dari tadi datang untuk minta penjelasan itu….” ucap Leonard

“bapak bisa pelan tidak bicaranya?” tegurnya ke Leonard

“dari tadi juga pelan saya Pak, bapak mutar-mutar makanya saya merasa bapak menyepelekan kami…..”

Dave menatap wajah anak itu dengan tajam

Lalu

“Tidak ada pemecatan ke bapak-bapak…..”

“hanya Aminah?” potong Yunarto

“itu terserah HRD….”

“kata HRD itu keputusan bapak….”

“rekomendasi saya…..”

“lalu kami ini juga hasil rekomendasi Bapak?” potong Surya

Diam sesaat Dave

“iya… betul….”

Langsung bergolak kembali

“apa apa alasan bapak?”

Masih diam Dave

“berdasarkan suka tidak suka?”

Dave tersenyum

“ada penilaian saya….”

“apa dasarnya penilaian anda, Pak? Anda baru juga sebulan disini…..” Yunarto agak mendelik suaranya

“ probation saja belum selesai mungkin…..” sindir Leonardo

“saya sudah lebih dari 5 tahun di Hiakru…. ngga ada masa percobaan lagi…”

“tapi kan di posisi ini juga masih baru Pak….” Yunarto kembali

“dan kami ini sudah jauh lebih lama mengabdi Pak…..” Surya menimpali

“saya diposisi ini sudah 3 tahun… Pak Yunarto sudah 6 tahun total….. sebagai GM…”

Dave diam mendengar bantahan mereka yang seperti mengadili dirinya yang memgambil keputusan untuk mereka yang sudah lama mengabdi sedangkan dia yang baru sebulan datang, seakan time frame yang mereka kembangkan ini jadi alasan untuk menjudge kalau keputusan Dave itu tidak valid.

“selama ini dengan Pak Tetsuya bahkan dengan Pak Kagawa, tidak ada gejolak seperti ini…. malah bapak yang orang kita sendiri yang buat kita tidak nyaman…..” ujar Surya lagi

Dave menggelengkan kepalanya

“Pak…. saya bukan Pak Tetsuya… dan saya punya kebijakan berbeda dengan pendahulu saya…”

“dasar kebijakan bapak apa?”

Dave kali ini kesal dan mulai kehilangan kesabaran menghadapi mereka. Merry pun kasihan melihat boss nya seperti dipojokin. Dia mengirim whatsapp ke teman-temannya yang diluar untuk berjaga-jaga dan bersiap memanggil satpam jika terjadi sesuatu diluar kendali. Karena dia tahu Leoardo ini termasuk yang panasan dan suka berdebat.

“dasar kebijakan saya?” Tanay Dave. “dasar kebijakan saya ialah KPI bapak-bapak, target dan hasilnya….”

“perusahaan selalu untung Pak….” sergah Yunarto

“betul, tapi bukan seperti yang diharapkan….”

“ kami marketingnya meningkat setiap tahun…. bahkan melewati target….”

“target apa?”

“target yang perusahaan inginkan….” tinggi suara Yunarto

“penjualan kami meningkat terus tiap tahun Pak….. dimana ceritanya KPI kami gagal?” sambung Leonard lagi.

Dave diam sesaat

“kenaikan penjualan dan target penjualan dua hal yang berbeda Pak….” ujar Dave mencoba membawa masalah ini agak ke tengah

“tapi kan meningkat….. jika targetnya tidak sesuai yah diarahkan kami Pak…. supaya sesuai dengan apa yang bapak inginkan…..”

Dave pusing dengan anak buah yang denial dan excuses seperti mereka ini. Selalu merasa benar dan tidak mau melihat sisi lain.

“ Bapak-bapak, saya yakin manfaat dan tujuan adanya KPI untuk masing-masing karyawan pasti bapak-bapak sekalian sudah paham….”

“tapi buat perusahaan, ini jadi medium untuk membuat pengukuran dan evaluasi kinerja karyawan dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan, lalu jadi parameter bagi perusahaan untuk membuat sistem reward dan punishment yang lebih obyektif, lalu membuat karyawan menjadi lebih paham ekpektasi manajemen atau perusahaan”

Kali ini mereka diam

“dan ini yang membuat saya harus mengambil keputusan itu……”

Suara Dave kali ini bagaikan menghentak kepala mereka

“ wacana dan teorinya kan demikian Pak…. tapi kami ini kerja atas arahan dan semua kami laporkan ke atasan kami…..” ujar Yunarto lagi

“itulah Pak…. selama ini semua melenceng dari target, dibiarkan.. begitu kita mau tertibkan, jadi sulit….” jawab Dave

“Pak, artinya bapak mengatakan bahwa KPI ini tidak dilakukan oleh Mr. Tetsuya dengan baik?”

Dave tertawa mendnegar pancingan Leonardo

“saya tidak bilang demikian…”

“tapi dengan begini kan secara tidak langsung bapak bilang demikian….”

“bukan saya yang akan menilai itu, apa yang tejadi di jakam Pak Tetsuya dan Pak Kagawa, itu domain mereka…..” potong Dave

“tugas saya sekarang ini adalah menjalankan apa yang job desk saya, dan menjalankan semua prosedur yang ada, serta menyiapkan langkah marketing strategis kedepan….” tegasnya lagi

“masalah direksi yang lama, itu urusan Preskom menilainya….” lanjutnya lagi

“Tapi Pak…. kami ini…” Kilah Surya

“gini Pak…. saya tanya ke bapak? Berapa repeat order customer kita selama ini?”

Diam sesaat mereka

“ 21% memang konsider bagus, tapi hanya sedikit dari garis batas bawah sebesar 20%… sedangkan KPI bapak-bapak diatas 50%…..” lanjut Dave yang memang dia kuasai data dan laporan yang ada.

“lalu new costumer malah hanya 1-2 %…. jauh dibawah target…..”

Diam kali ini mereka

“tapi kan cara bapak dengan mengerekomdasikan kami pindah itu sama saja dengan mengusir kami secara halus…..” ujar Surya agak perlahan

Dave menggelengkan kepalanya

“sementara bapak tidak memberi kami kesempatan…..”

“itu kebijakan saya sendiri….”

“kebiajkan bapak sendiri? KPI bapak bawa aturan perusahaan, giliran kebijakan bapak bawa otoritas bapak…..” sembur Leonardo

“ Peraturan Perusahaan dan juga isi perjanjian kerja itu memberi ruang kepada saya untuk melakukan itu….” jawab Dave kalem

Mereka hanya bisa melongo mendengar apa yang disampaikan oleh Dave.

“dan BOD serta Kantor Pusat yang punya kebijakan yang sama untuk diri saya…..”

Mereka agak lemas mendengar

“bapak sungguh tega…..” ujar Leonard

Dave tersenyum kembali

“ lebih tega mana dengan karyawan yang belum tahu dan kenal tapi sudah menjudge duluan?” tanya Dave kembali

Mereka agak bingung mendnegarnya

“saya kasih tahu bapak-bapak, Tokyo jika berpandangan sama dengan bapak-bapak, bahwa kepintaran dan kemampuan orang diukur dari panjangnya jenggot, maka mereka akan kirim kambing kesini, Pak……” ujar Dave lagi

Mereka seketika teringat jokes mereka di wa grup, bahwa direktur baru adalah anak kemarin sore yang tidak berjenggot. Ungkapan yang merendahkan kemampuan Dave, karena hampir semua direktur Jepang di Indonesia memang memelihara jenggot. Seketika mereka sadar bahwa ada yang membocorkan itu ke Dave.

“ masalah permintaan laporan… sampai dua mingggu lebih… padahal saya ingatkan di grup.. Merry juga ingatkan secara japri….”

Diam semua

“ saya tidak yakin anda akan sabar sampai dua minggu, kalo laporan penting yang anda minta tidak dikerjakan oleh bawahan anda…..”

Kemudian

“saya perintahkan untuk diproses masalah pembelian Bromo Energy, bukannya Pak Rizal dibantu… bapak-bapak malah sibuk melaporkan saya ke Dirut dan ke Tokyo…..”

“lalu kebijakan dan kesempatan apa yang harus saya kasih?” tandas Dave lebih lagi

“bagi saya ini bentuk insubordinasi…..”

“karena kalian main golf bisa…. karaokean juga bisa, masak buat kirim laporan ke saya yang saya minta berkali kali tidak bapak-bapak kerjakan juga?” sindir Dave kini

Terdiam semua setelah tahu jika kebiasaan mereka bareng itu bocor ke telinga Dave.

Lalu

“kami tetap tidak bisa terima ini Pak….” agak kelu bibir Surya

“tidak masalah bagi saya….”

“tindakan bapak ini mempermalukan kami…. dan kami tidak akan terima….” ujar Yunarto lagi

“terserah… jika itu pandangan bapak, saya tidak masalah….”

Mereka saling berpandangan

“terima kasih atas waktu bapak…. kami disini tahunan kerja disini… energi kami banyak juga tercurah disini… jika bicara kontribusi terhadap perusahaan…” ujar Yunarto

“penjualan kami juga diapresiasi…. “ sambungnya

“ untuk itulah bapak-bapak dapat fasilitas dan dibayar tiap bulan kan??” dingin suara Dave

Mereka benar-benar emosi dibuat Dave.

“ yang pasti kami tidak terima… kami menunggu keputusan dari Tokyo untuk hal ini…..” sambung Leonard

“ hak bapak-bapak untuk itu….. tapi keputusan saya sudah fix…. dan itu wajib diikuti untuk dibawah bagian saya…..” tegas Dave kali ini.

Mereka lalu segera bangkit dari duduknya, tanpa bicara langsung keluar dengan wajah marah dan emosi. Pembicaraan yang tanpa solusi kembali terjadi siang ini.

Dave bisa melihat bahkan sepintas mendengar Leonard seperti memakinya dari luar

“sesama batak kita, tapi ngga seanjing ini juga perlakuan nya….” umpatnya dari luar pintu

Dave hanya tersenyum tipis, matanya dengan tajam menatap ke luar ke arah mereka yang berjaaln keluar ke arah lobby depan.

“ mereka emosi sekali kelihatannya, Pak…” ujar Merry

“ngga apa-apa… hak mereka….”

Karyawan lain yang kini banyak mendukung Dave terlihat saling berbisik semua

“ Bu Merry, saya minta satu form pemberhentian karyawan yah…..”

Merry kaget mendengarnya. Namun dia segera sadar, siapa yang akan mendapat kibasan pedang dari sang boss kali ini. Namun dia kagum akan keberanian Dave dalam melakukan tindakan ini, termasuk penguasaan data dan laporan di bagian mereka.

“siap Pak.

“oke…. makasih….”

Dave kembali ke laptopnya, mengerjakan semua tugasnya kembali, seolah tidak terjadi apa-apa siang ini di ruangannya. Dia semakin terbiasa dengan kelakuan para bawahannya disini, dan dia pun mulai harus bertindak tegas untuk menyingkirkan para pengganggu tujuan dari perusahaannya, yang sudah terlena dan santai dan menikmati fasilitas perusahaan tanpa melihat kinerja mereka sudah sampai dimana dibandingkan dengan target yang harus mereka capai.



**********************



“ke Singapura, Bang?” Berta kaget saat Dave bilang akan ke Singapore sore ini

“iya Mak.. ada rapat dadakan makanya abang harus kesana…”

“sabtu Bang…”

“iya, mana kenal hari kita….”

“balik kapan?”

“minggu dah balik….”

Masih belum nalar Berta

“kok tiba-tiba…. baju abang?”

“ada di mobil… “

“cukup?”

“cukup Mak….”

“yah sudah… hati-hati di jalan….”

“makasih Mak….”

“mendadak sekali…”

Dave enggan berpanjang bicara dengan ibunya. Keberangkatannya ini memang dadakan dia rencanakan, dan baru sore ini dia bilang ke ibunya dan Iva.

“lho? Tiba-tiba?’

“iya…..”

“hmmmmm, ngga bisa makan malam bareng dong…”

“next week yah…. “

“lagian ke Singapore ngga bilang duluan…. khan aku bisa ngikut….”

“hahahhaha…. digorok sama Yudi aku…”

“ish… alasan biar aku ngga ikut….”

Dave tertawa

“ya sudah… pulang kapan?”

“minggu….”

“siang? Pagi? Sore?”

“belum tahu… pagi mungkin…”

“ya sudah… aku jemput yah….”

Dave kaget mendengarnya

“hmmm…. gampanglah…”

“ada yang mau jemput?”

“ngga adalah… siapa juga….”

“ya sudah… boleh dong aku jemput….”

“aku bawa mobil, parkir di sana….”

“ya sudah… aku naik grab…. pulangnya bareng….”

Dave kehabisan akal untuk menolak

“oke… kalo ngga mengganggu…”

“ngga lah…. pokoknya aku mau nebus waktu yang hilang semenjak kamu pergi….”

Dave tertawa mendengarnya.

Perasaaan kamu yang buat waktu itu hilang, Ri. Bisiknya dalam hati.

“sesampai disana telpon dan whatsapp aku yah….”

“iya…..”

Tari agak kecewa sebetulnya. Dia sudah menjadwalkan makan malam dengan Dave malam ini, dan sabtu dia ingin ajak Dave nonton berdua. Namum Dave malah tiba-tiba berangkat ke Singapore

“padahal mau ajak kamu nonton….”

“nonton apa?”

“denzel… equalizer 3…”

Dave tertawa

“equalizer 1 kan favorit kita dulu…..”

Dave ingat mereka nonton film itu tahun 2014 di Megaria XXI, mereka naik kereta dari UI ke Cikini untuk menonton disana.

“Equalizer 2 malah yang satunya di Jepang….”

And you with your husband, Tari. Bisik hati Dave.

“oke…. nantilah yah…”

“ya sudah, hari-hati dijalan…”

“thanks Ri…”

Jam 16.00 Dave sudah di tol dalam kota, menuju ke Bandara Soekarno Hatta.

Singapore Airline pukul 19.00 akan jadi pesawatnya kali ini.

Kei, I’m on my way to Airport

10 menit kemudian whatsapp nya terbalas

10 PM I will be in Changi to pick you up.

See you Kei

See you Dave, updated me once you boarding the plane

OK


Dave tersenyum. Sebulan lebih mereka tidak bertemu, dan selama itu juga Dave berusaha menahan hasratnya untuk bercinta. Dan Ascott Orchard tempat Keiko menginap malam ini akan jadi tempat mereka bertemu nanti malam.

Hati Dave sebetulnya agak galau belakangan ini. Masalah pekerjaan dia bisa handle dan tangani sendiri. Namun masalah lain yaitu wanita, ini yang buat dia pusing 7 keliling sebetulnya.

Di sisi lain dia tahu bagaimana kondisi Tari sekarang. Rumah tangganya yang diujung tanduk malah sekarang seperti sudah dibiarkan begitu saja olehnya. Dia lebih mementingkan pekerjaannya sendiri dan mengatur waktu untuk bisa selalu bertemu dengan Dave, yang ini yang membuat Dave pusing. Dia tidak bisa memungkiri rasa cintanya ke Tari tidak pernah padam, bahkan kini mulai membara karena setia hari dia selalu bertemu dengan Tari. Ini akan sangat rentan untuk berlanjut kemana mana, karena Tari sudah tahu rasa yang Dave selalu ada untuk dirinya. Membalas waktu yang hilang selalu jadi alasan dia untuk tetap bisa bertemu dengan Dave, dan Dave pun tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya setiap bertemu dengan wanita yang dia cintai itu, meski dulu pernah melukainya dengan menikahi pria lain.

Sementara dia tahu kalau ibunya pun getol mulai mengarahkan dirinya untuk dekat dengan Elizabeth, yang terlihat membuka hati dan waktu agar Dave juga melakukan hal yang sama. Budaya, agama dan akar yang sama, ditambah dia sudah dekat dengan Berta dan Iva, membuat Elizabeth mendapat porsi yang sangat besar di rumah mereka.

Keiko?? bagi Dave Keiko adalah sosok yang sangat dia butuhkan sebetulnya. Wanita ini sudah sangat memahaminya. Namun untuk melangkah lebih jauh butuh komitmen dan visi yang sama. Bukan visi diatas tempat tidur saja, tapi di usianya yang sudah menginjak kepala 3, ibunya sudah berkali kali secara tidak langsung bilang bahwa rumah mereka besar namun sunyi, dan akan ramai kalau nanti ada cucu untuknya. Keiko sendiri terlihat tidak siap untuk itu sejauh ini.

Namun wanita ini disukai oleh Iva. Wajah cantiknya dan cara bertuturnya yang lembut, cara pendekatannya dengan Iva pun terlihat alami dan berjalan bagus. Pasti dia yakin jika Keiko bisa berbahasa Indonesia dengan baik, dia pasti sudah mendekati ibunya, seperti juga Dave dekat dan kenal dengan orangtua Keiko. Iva teranga-terangan bilang kalau dia menyukai Keiko ke abangnya.

Satu hal lain yang buat Dave nyaman ialah wanita ini selalu hadir di dalam hidup Dave ketika mereka bersama dulu, membuat Dave nyaman dengan wanita ini. dia juga yang selama ini membantu Dave bangun konfiden dan juga kematangannya mengasah permasalahan terkait di kantor. Bersama dia juga Dave belajar banyak hal, termasuk bercinta dan memuaskan wanita.

Dave pusing jadinya berpikir. Karir sudah ada, uang pun ada, rumah dan mobil juga tersedia untuknya. Tinggal menunggu siapa yang akan jadi wanita yang tepat untuk dirinya meniti bahtera rumah tangga kelak.
 
Dave Dave Dave.....

Udah berulang kali saya bilang, Ama suhu @Elkintong. Kalo dalam setiap cerita nya yg mana pemeran laki2 nya lagi kelabakan atau pusing 7 keliling menghadapi para wanita-wanita nya.
Nih..... Saya ada, udah lama nunggu pojokan di kursi cadangan sambil ongkan kaki, yg siap mengatasi masalah beginian, yg apabila kena tunjuk untuk maju. Gk peduli berapa wanita, baik satu ataupun lebih gw bisa sikat tu wanita. Apalagi modelan Keiko yg mirip Tsubasa amami. Hm..... Mantap.


Thanks suhu @Elkintong, sungguh amazing, langsung updatenya double. Hahahaha. Thank you bertubi tubi suhu @Elkintong

:jempol::jempol::ampun::ampun::n1::n1::alamak:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd