Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Pertama

BAB XXII



Matahari Kecilku yang kini pudar



The scariest part about loving someone, is knowing that you're going to lose them somehow in some way

Postingan Keiko di instagramnya yang dipinned beberapa hari ini. Postingan itu bahkan dikomentari oleh Iva dengan kata-kata menghibur serta ujungnya Iva bergurau mengatakan agar Keiko segera menyusul.

Keep your spirit and smiles, whatever happen, sista. I suggest you to chase the someone you love, don’t let him lose…. :)

Komen Iva yang dilike dan dibalas oleh Keiko dengan mengatakan I will, Lil Sister.

My Little Sunshine

Itu sebutan sayang Keiko untuk Dave.

Semenjak Dave pergi, rasa di hati Keiko bagaikan nelangsah. Hari-harinya kini tidak sama lagi. Dia pun sadar bahwa ungkapan kalau semua akan terasa saat orang itu tidak bersama kita, maka kita akan ke-hilangnya, kini terjadi pada Keiko.

Dia banyak mengurung diri dan mencoba menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Setelah Dave pergi, dia baru sadar betapa dia sangat menyayangi pria itu. Pria yang sama sekali tidak pernah membuka hati untuk orang lain. Meski hubungan mereka lebih layak disebut Friend with Benefit atau TTM, namun kebersamaan mereka selama bertahun tahun ternyata sudah menggiring mereka atau tepatnya Keiko ke rasa yang lebih dalam.

I feel like I can not live without you, Dave

Bisiknya saat diawal awal Dave pergi

Meski dia yang awalnya ingin Dave pergi, karena dia memandang itu baik untuk karir Dave, namun kini hati kecilnya sulit untuk disembunyikan bahwa dia mulai menyadari dia sulit tanpa Dave disisinya.

Ranjangnya kini sepi tanpa Dave

Tidak ada pergulatan yang biasa mereka lakukan 3 hari sekali, bahkan saat liburan sehari bisa 3-4 kali mereka bergulat. Keiko sungguh rindu akan suasana itu. Bukan hanya karena masalah seks, tapi ke kebersamaan mereka yang mereka bina selama ini. Memasak bersama, berlibur bersama, olahraga bersama.

Tanpa sadar, mereka sebetulnya sudah seperti suami istri, hidup bersama meski jarang tidur sama-sama. Namun mereka setia dengan pasangan mereka, meski tidak ada komitmen untuk jalan lebih jauh.

“Hai Baby….”

“Hai Kei…”

Pagi ini pukul 07.30 Jakarta, Dave sudah di kantor dan di Tokyo pukul 09.30, dia lalu membuka aplikasi whatsapp vidio call dan menelpon Keiko.

“apa kabar kamu pagi ini?’

“fantastis….”

“ almost a month, yah…”

“yup….”

“biasanya seminggu tidak bertemu kamu selalu cari aku….”

“ini aku cari kamu….”

Kaiko tertawa

“ada girl friend disana?”

Dave menggeleng

“you lie…”

“seriously…”

Lalu

“you?”

“me? Why me?”

“any boyfriend?”

“pertanyaan bodoh…. aku merindukanmu malah ditanya begitu….”

Agak manyun wajah Keiko

“sorry, sweetie…..”

Mereka galau dan bingung saat ini. Dulu ketika bersama tidak akan ada rasa seperti ini, karena mata dan wajah mereka akan saling beradu kapan pun mereka mau. Kini dengan situasi yang berbeda dan jarak yang terpisah, rasa curiga, cemas, cemburu suka muncul tiba-tiba

“it’s OK… mungkin cuma aku yang rindu…”

Dave tersenyum

“aku telpon dan vidio call pagi-pagi, karena aku ingin lihat wajah kamu….”

Senyuman tipis muncul disana

“aku ingin ke Jakarta, boleh?”

Dave tertawa

“tentu boleh….”

Meski ada rasa deg-deg an di hati Dave, namun dia tentu tidak bisa mencegah jika Keiko datang. Meski di lain sisi dia agak memperhatikan dengan perasaan Tari, yang dilihatnya beberapa hari ini sangat intens dan selalu memperhatikannya.

“glad to hear that….”

Lalu

“oke, semangat yah Dave…”

“sure…..”

“malam nanti boleh saya telpon?”

“boleh dong….”

Keiko tertawa disana

“miss you, Dave….”

“miss you much too, Kei…..”



**********************

Tawa bercampur airmata Tari saat Dave memakai topi pemberiannya yang hari ini khusus dia bawa untuk bertemu Dave. Tari mengusap bulir airmatanya di sudut mata, sambil mengambil foto dari ponselnya memotret Dave yang sedang memakai topinya, yang 7 tahun tersimpan di kamar Tari.

Malam ini mereka makan berdua di restoran Rembulan resto di Pondok Indah.

“akhirnya….”

Dave tertegun melihat barang itu saat dibawah

“masih disimpan?”

“masih lah…..”

Tangannya gemetar melihat topi itu. Topi kesayangannya yang dia simpan dan pakai untuk acara tertentu, bahkan dia DP whatsapp nya pun foto topi ini dulunya.

“setidaknya, ini kenangan yang aku bisa selalu lihat…. saat aku kadang rindu dengan kehadiran kamu…..” mata itu agak bergolak

“jujur Dave……” terdiam sesaat

Dave terdiam dan tidak mampu menatap wajah Tari

“kalau aku lagi terpukul…. lagi down gara-gara ribut dengan Yudi…..”

“aku selalu keingat kamu….”

Kaca di mata itu berubah menjadi telaga

“kamu selama ini selalu baik ke aku…. ngga pernah jahat… selalu ada disamping aku kapan pun aku perlu….”

Bulir itu jatuh kembali

“ namun aku malah ngga pernah sadari itu…. “

“sampai kamu pergi meninggalkan aku…..”

Dave terdiam, dia hanya menganggukkan kepala perlahan

“ aku minta maaf Dave……”

Agak reda

“ aku ngga tahu gimana kondisi aku dengan Yudi….. aku sudah pasrah….”

“yang jelas, aku ingin menikmati kebahagiaan aku sendiri….”

Tatapan Dave agak kosong

“ dan ketemu kamu…. aku kembali merasa senang…..”

Dave tersenyum

“ aku harap… kamu ngga marah lagi ke aku…..”

Dave tertawa kecil

“aku ngga pernah marah….”

“tapi pergi diam-diam sama aja….” potong Tari

Pria itu tertawa

“ tapi ada sisi bagusnya juga…..”

“apa tuh?” tanya Dave

“kalau kamu langsung kerja dulu disini….. mungkin karir kamu ngga secepat ini…..” lirih suara Tari

Dave tersenyum. Selalu ada dua sisi dalam setiap permasalahan atau pun dimensi hidup, termasuk dalam kasusnya kali selama ini.

“ kantor gimana hari ini?” tanya Dave

Tari tersenyum

“baik… masih belajar banyak sih…. tapi perlahan aku yakin pasti bisa…”

“sure…..”

“makanya dukung dan bantu aku yah….”

Dave tersenyum

“dulu, kamu selalu ingatin dan dukung aku… ayo Ri, kamu bisa… ayo Ri, percaya sama diri kamu… ayo Ri, kamu keren kok….” ujarnya sambil tersenyum

“cuma kamu yang begitu luar biasa dukung aku……” ucapnya dengan mata penuh binar yang sulit diartikan oleh Dave.

Dave menggeser makanan yang sudah datang

“ ngga lah… banyak yang mau dukung kamu…..”

“tapi kamu yang paling hebat…..”

Senyuman kecil muncul mendengar kata-kata Tari

“makan yuk….”

“selamat makan…..”

Lalu

“ Beli rumah lagi yah?” Tanya Tari tiba-tiba

Dave kaget

“siapa?”

“kamu….”

“ngga…”

“itu aku lihat di postingan Iva….”

“emang follow IG Iva… ?”

“ngga….” agak malu Tari karena ketahuan stalking ig adiknya Dave

“trus….”

“yah, khan IGnya ngga dikunci… jadi aku bisa lihat….” malu rasanya Tari

Dave tersenyum

“bisnis kecil…. sama teman aku, Dimas… tadinya dia minta tolong, trus aku pikir kenapa ngga sekalian kita jadiin side bisnis…..”

“oh gitu….”

“iya, bangun rumah, ruko, borong perumahan…. kecil-kecilan… tapi lumayan ada bergerak….”

Tari tersenyum

“senang dengar nya…..”

Lalu

“betah kayaknya di Hikaru yah…”

“yah… tempat pertama aku kerja dan hingga sekarang….. ngga ada alasan buat aku untuk pergi juga….”

“iya sih….”

Binar indah di bola mata Tari, membuat Dave terpukau melihatnya

“kenapa?”

“ngga…”

“ngelihat aku sampe begitu amat….”

“gitu gimana….”

Tari tertawa melihat Dave memungkiri kalau dia ketahuan menatap matanya.

“ semakin kesini… aku belajar banyak hal… termasuk menyadari segala sesuatu yang terjadi di sekeliling aku….”

Dave sepertinya tahu kemana arah pembicaraan ini

“cukup sekali aku gagal memahami kode alam itu….”

Dia menatap Dave dengan tatapan yang agak berbeda

“sekarang ini aku ngga mau gagal lagi…..”

Dada Dave seperti dihantam palu godam.

Situasi ini jika terjadi sekian tahun yang lalu mungkin sebuah kabar ter-indah dalam hidup Dave. Namun di situasi yang jauh berbeda seperti ini, bukanlah hal yang menyenangkan baginya untuk mendengar ini, meski dia bahagia dan senang, namun dia tahu akan adanya potensi bahaya besar kelak jika ini bergulir.

Meski pun jauh di lubuk hatinya, dia tidak mampu menolak akan pesona mata indah, senyuman yang selalu terlihat renyah dipandang, rambutnya yang selalu harum dan mengundang mata untuk menatapnya, belum lagi body Tari sekarang ini, yang semenjak menikah semakin terlihat menggoda, dan itu disadari betul oleh Dave, akan jadi bom waktu nantinya.



*************************

Dave menepati janjinya kali ini. Dia mengajak Tari ke sebuah gerai tas, dan membelikan tas yang Tari inginkan. Aigner hitam tipe Delia Handbag, ditebus oleh Dave untuk Tari, sebagai hadiah untuk sahabatnya itu.

“mahal…..” ucap Tari

Dave bingung kategori mahal untuk istri pegusaha dan anak pejabat sekelas Tari. Apa mungkin karena Tari masih sungkan dan menganggap kalau Dave masih seperti dulu?

“ngga apa-apa….”

Tari terharu melihat itu

“makasih yah…..”

“it’s OK…. “

Lalu

“dulu, setiap mau ultah, aku selalu hanya bisa kasih ucapan ke kamu….”

“no Dave…. doa dan perhatian kamu itu jauh lebih berarti….” ucapnya Tari penuh haru. Dia dari dulu memang tidak pernah berharap ada kado dari Dave, karena bantuan dna perhatian Dave sudah sangat luar biasa, mengingat kesederhanaan Dave dan keluarganya saat itu.

Dave tersenyum.

“ini ngga apa-apa kita jalan berdua disini?”

“ngga lah…”

“takut ada yang ngenalin?”

“trus… masalahnya dimana?” tantang Tari

Dave hanya tersenyum

Masalahnya ialah tangan Tari ini yang kadang tanpa sadar suka menggandeng lengan Dave. Di tengah mall sebesar ini kemungkinan bertemu dengan orang yang mereka kenal tentu sangat besar sekali. Apalagi lokasi mall di kawasan selatan Jakarta ini tentu tidak begitu jauh dengan kawasan Bintaro, dimana rumah Tari dan juga rumah Yudi berada.

Namun Tari dengan cueknya berjalan seperti jaman mereka masih kuliah dulu. Bedanya kini Dave dengan pakaian rapih, tubuhnya yang tinggi tegap, kulit yang lebih putih terlihat bisa mendampingi Tari yang memang memiliki kecantikan yang seperti model terkenal.

Dave sebetulnya tahu, meski dia tidak melihat ponselnya, namun dia hapal dengan kebiasaan Keiko. Pasti ada whatsapp dan telepon dari Keiko di ponselnya, apalagi sekarang sudah jam 8.15 malam, pasti dari tadi dia sudah menelepon karena malam ini mereka janjian untuk bertemu.

Malam ini dia sengaja meminta Pak Sadiman mengambil mobilnya di apartemen, dan dia pulang sendiri, agar besok pagi dia dijemput Pak Sadiman di Bogor.

“pak Sadiman nanti jemput besok?”

“iya…”

“kalo dia ke Bogor gimana pulangnya?”

“dikontrakin rumah di dekat rumah…”

“oh gitu….”

“sabtu minggu dia pulang ke rumah keluarganya…”

Arah jalan pulang lumayan lancar ke Bintaro

“ ngga kapok kan janjian sama aku…”

Dave tersenyum dan menggelengkan kepalanya

“ besok aku ada pertemuan dengan PT Batan di Serpng….”

“oh oke…. “

“ada relasi papa disana, jadi aku diminta datang untuk tawarkan kerjasama untuk ticketing…”

“keren dong…..”

Tari tersenyum

“iya… ternyata setelah terjun langsung baru terasa betapa susah bangun pasar……”

“betul sih…..”

Lalu

“ pelanggan lama ada kan?”

“ada… ada beberapa yang masih bertahan… ada yang juga pindah atau ngga pake travel agent lagi….”

Dave sambil konsentrasi di jalanan

“ ada masukan?” tanya Tari sambil melirik kearah Dave

“masukan apa?”

“tentang bisnis aku….”

Tari tahu, Dave adalah kamus atau komputer berjalan. Begitu dulu julukan mereka untuk sosok Dave

“sudah Ok kok…..”

“basa basi…. sebel ah….”

Dave tertawa…..

Lalu

“ kamu harus punya 3 sosok yang kuat dan kamu percaya….. “ tutur Dave

Tari tertegun

“ IT yang bagus… Admin yang punya basis financing dan accounting…. dan marketing yang lincah….”

Tari menganggukkan kepala

“ tantangan kamu ada 3 juga….”

“pertama gempuran startup dan online ticketing….”

“kedua harga tiket lokal flight saja udah gila-gilaan….”

“ketiga, perilaku pelanggan yang ngga mau ribet…. gampang pesan lewat online….”

Tari membenarkan

“iya sih…. betul banget, kalo ingat itu udah kayak mau nyerah aja…..”

Dave tertawa kecil

“kawasan timur Indonesia…. atau tempat-tempat lain selain Bali… kamu survey dulu… lihat lokasi wisata, akses, ketersediaan fasilitas penginapan, dan paling penting lokal agent disana… pastikan punya kualitas yang bagus…. karena mereka yang akan jadi ujung tombak disana….”

“lalu adain promosi… ambil untung tipis dulu… asal jalan… “

“Pastikan semuanya lancar…. ada komplain cepat ditangani…”

“pelanggan lama juga didatangi… jangan calon kostumer saja yang didatangi, pelanggan lama ngga….”

Tari tersenyum

“ bikin online software untuk control……”

“ingat… meski ada traveloka dan situs situs lain… tapi yang dimiliki oleh Travel agent ialah tempo dan waktu pembayaran yang bisa dicicil dalam tempo yang relatif cukup….”

Tari membenarkan

“ kalau sudah jalan bagus…. mulai garap yang luar negeri… kerja sama dengan travel asing….”

Anggukan kepala Tari terlihat

“ dengan portofolio yang bagus, mereka pasti akan sangat senang kerja sama….”

Tari seakan mendapat semangat

“makasih yah Dave…..”

“sama-sama…”

“you always the same old Dave, deh….”

“hah??”

“yup… selalu punya saran dan ide yang keren….”

“ngga lah…. kamu aja belum kepikiran mungkin….”

Tari tertawa

“thanks yah…… aku makin semangat jadinya….” binar itu muncul dimata indahnya.

Mobil mereka lalu berhenti di depan rumah Tari

“mampir?”

“ngga lah… udah malam….”

Tari tersenyum

“Makasih sekali lagi….”

Tangan Tari menempel di lengan Dave, sambil matanya menatap dengan hangat pria yang disampingnya

“aku sangat senang…..”

“makasih Ri….”

“aku kini punya semangat untuk bangkit….”

“harus dong…..”

“makasih ya Dave….”

Senyumannya tersungging

Keduanya saling bertatapan dengan penuh arti

Tiiiittttttttt

Klakson mobil dari belakang mengagetkan mereka

Ternyata orangtua Tari baru pulang juga.

Tari tertawa kecil malu

Dave akhirnya turun dulu, menyalami orangtuanya Tari yang mobilnya berhenti tepat di belakang Dave. Mereka berbasa basi sedikit, lalu Dave pun pamitan pulang.

“take care Dave….”

“sama-sama Ri…”

“telpon aku kalo udah nyampe rumah…”

Dave mengangguk…..



**************************

Dengan tergesa gesa Dave membuka ponselnya, dan benar saja, banyak panggilan yang tidak terjawab di ponselnya.

Dia segera memasang True Wireless Stereo eraphone airpods di telinganya, lalu menelpon ibunya mengabarkan jika dia baru selesai dan dalam perjalanan pulang. Ibunya masih tetap seperti dulu, jika anaknya belum ada kabar untuk pulang, pasti menelepon menanyakan posisi anaknya dimana, baik itu Dave maupun Iva.

Lalu dia menelpon Keiko

Agak berdebar dia, karena Keiko pasti sudah tidur, dan disana sudah jam 11 malam

“halo Dave….” suaranya agak berat disana

“hi Kei….”

“aku menelepon kamu dari jam 8 malam, baru sekarang dijawab….”

“maaf, tadi ada meeting dadakan…”

“meeting? PA kamu bilang kamu jam 5.30 sudah pulang…”

“meeting di luar….”

“dan kasih tahu saya…. jadi saya tidak menunggu dan mencarimu…” suara agak sedih dan kecewa terdengar disana

“maaf Kei….”

Diam sejenak

“kamu sedang menyetir?”

“iya….”

“yah sudah, hati-hati….”

Dave tahu Keiko kecewa dengan dirinya

“ maafin aku Kei…’

“it’s OK Dave….”

Diam sejenak

“safe drive home…..”

Diam

“Dave…..”

“yes Kei…”

“tutup teleponmu… tidak aman berkendara sambil menelpon…”

“aku pakai earphone….”

Kei tertawa kecil

“sayangnya saat meeting tidak bisa dipakai yah….”

Dave merasa makin tidak enak

“aku minta maaf sekali lagi….”

“it’s OK Dave… sudah mau 4 kali kamu minta maaf….”

Diam kembali Dave

“aku hanya merasa agak aneh saja… kamu biasanya suka memberi kabar, kini malah menghilang dan suka tidak membuka ponsel….”

Dave bagaikan tertohok mendengar itu

“aku tidak enak bicara dengan mereka lalu pegang handphone….”

“ya sudah…. maaf kalau aku terlalu …”

“tidak Kei, aku yang salah kok….”

“it’s OK…..”

Diam kembali

“aku rindu kamu…..”

“aku juga merindukanmu…..”

“really?”

“iya….”

“aku lihat semenjak di Indonesia, belakangan ini kamu banyak berubah dan suka menghilang….”

“tidak Kei… aku janji akan lebih sering menghubungimu….”

Diam disana

“kalau aku ganggu kamu… tolong bilang….” suara agak serak di kuping Dave

“No, Kei… bagaimana mungkin kamu ganggu aku….”

Keiko dilema jadinya. Dave pun merasakan hal yang sama sebetulnya. Dia galau dengan hatinya sendiri

Kemudian

“ Kamis aku akan ke Singapore…..”

Dave kaget

“tadinya ingin ke Indonesia juga… tapi Direktur bilang nanti saja next quarter….”

“dave….”

“ya…” Dave berusaha menyembunyikan kekagetannya

“aku di Singapore Kamis sampai Jumat, sabtu pagi mungkin balik ke Tokyo….”

“oke….”

“kamu sabtu libur kan?”

“iya….”

“kamu datang ke Singapore, jumat malam bisa?”

Dave kaget

“iya… bisa….” dia menjawab cepat

“aku pulang nanti minggu pagi dengan singapore airlines jam 10.25, jadi kamu bisa balik ke jakarta juga di hari yang sama….”

Diam Dave

“Dave…”

“yes Kei….”

“bisa datang kan?”

“tentu bisa, honey….”

“mau bertemu dengan aku kan?”

“kenapa kamu bertanya pertanyaan bodoh seperti itu?”

“karena aku jadi bodoh belakangan ini memikirkan kamu….” ujarnya sambil tertawa

Dave juga ikut tertawa.

“tiket kamu mau aku yang booking?”

“no Kei… aku bisa book sendiri….”

“oke….”

Lalu

“safe drive Dave…..”

“selamat beristirahat…..”

“aku tidak sabar ingin bertemu kamu nanti….”

Dave tertawa lembut

“me too, honey…..”

“bye Dave…. “

“bye Kei….”

Dave menutup teleponnya

Dia kaget saat melihat ada 2 misscalled di wa call listnya, dan semuanya dari Tari.

Segera dia menekan nomor tersebut

“Halo….” dia menelpon balik

“halo Dave…”

“telpon tadi…”

“iya, di wa ngga dijawab, pas ditelpon malah sibuk….”

“oh, iya nelpon nyokap karena tadi nelpon dua kali ngga diangkat….”

“nyokap atau nyokap…”

“mamaku, Tari….”

“ya sudah…”

Dave terdiam

“itu jepitan rambut aku sama tumbler minum ketinggalan di mobil….”

Dave kaget, dia menoleh ke sampingnya. Ada jepitan rambutnya di jok dan tumbler di pintu

“ada nih…”

“oh yah sudah…”

“besok aku kirim….”

“iya gampang-lah….”

“oke….”

“jangan dikirim… antar lah sendiri….”

Dave tertawa

“kayak ngga mau ketemu lagi….”

“iya siap…..”

“ya sudah… hati-hati di jalan…..”

“iya… thank you….”

Dave mulai merasakan adanya tekanan kini.

Di sisi lain dia bahagia dengan bertemunya kembali dirinya dengan Tari. Dia sadar bahwa Tari belakangan ini sangat terlihat menunjukkan rasa yang berbeda dengan Tari yang dulu. Jika dulu dia terlihat senang dan bahagia dan selalu meminta tolong dan banyak egonya yang muncul jika menghadapi Dave.

Kini suasana-nya berbeda. Dia terlihat membuka diri sekali untuk Dave. Tidak sungkan untuk bicara dan bertindak, mungkin karena dia tahu dan dia sadar akan rasa sayang Dave yang besar terhadapnya, sehingga dia pun merasa rasa itu selalu ada dan akan tetap ada di diri Dave, tanpa memikirkan apa dampak dan resikonya dengan kondisi saat ini.

Dan Keiko yang kini terpisah jauh pun makin sering mengontrol-nya, karena memang bisa terasa dengan sangat jelas, ada perubahan dari Dave yang dulu mudah ditemui dan dihubungi, kini suka menghilang dengan berbagai alasan, dan itu bukan kebiasaan dia yang diketahui oleh Keiko selama mereka bersama.
 
Tari memgejar Dave karena kegagalan rumah tangganya istilahnya istri yang kesepian... Sedang Keiko emank benar2 meletakkan hatinya pada Dave dengan Tulus. Kalo Tari karena ego dengan kondisi rumah tangganya.. Kemunculan Dave layaknya Hujan dikemarau panjang. berharap Dave tetap sama Keiko pada saatnya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd