Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

pujangga2000

Tukang Semprot
Daftar
14 Dec 2020
Post
1.466
Like diterima
22.349
Lokasi
Harlow
Bimabet
sekapur sirih

cerita ini telah tayang di sebuah tempat yang karena sesuatu hal tak bisa saya sebutkan linknya disini (kalau mau tau silahkan dm aja), cerita ini adalah cerita premium yang butuh akses untuk membacanya, namun karena saya cukup senang dengan apresiasi dari teman-teman pembaca semua, maka saya putuskan cerita ini akan saya share gratis di forum tercinta ini, tentunya episodenya akan terlambat dari yang disebelah.

plot cerita ini adalah tentang seorang istri, seorang perempuan yang berasal dari keluarga baik-baik, perempuan yang penurut pada suami, namun suatu saat ada perilaku suaminya yang membuat dia kecewa, dan kebetulan ada sosok pria lain yang tanpa sengaja hadir di kehidupan perempuan ini, mereka berbeda kelas sosial, sang wanita adalah berasal dari kalangan mennegah keatas, sedangkan sosok pria yang itu berasal dari kalangan kebanyakan, mereka bertemu karena suatu hal.

mungkin terlalu bertele-tele jika saya panjang lebar disini, sebaiknya ikuti saja cerita ini, jika tak suka silahkan skip tak perlu protes, jika suka silahkan baca, mungkin bisa jadi khasanah bacaan baru buat kalian.

cerita ini minim adegan seks, ini adalah kategori cerita dewasa, adegan seks hanyalah pelengkap, sebagaimana semua cerita yang saya buat, buat momod atau mimin, jika cerita ini tak layak menjadi cerita panas, monggo di beritahukan, saya dengan ikhlas akan menghapusnya. terima kasih

tanpa panjang lebar yuk kita simak kisah ini.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



“Maya, nanti kamu tolong setor cek ini ke Bank ya, nanti seperti biasa, uangnya langsung masukin ke rekening saja.” Pak Budi menyerahkan beberapa lembar cek kontan kepadaku.

Aku menerima lembaran cek tersebut dan memeriksa jumlahnya “ Ada 5 cek ya pak.” Ujarku mengkonfirmasi.

Pak budi mengangguk, “ya benar, nanti kalau sudah, kamu langsung kabari saya ya.”, Pak budi berlalu menuju ke ruangannya kembali.

Aku menyimpan Lembaran Cek tersebut ke sebuah dompet, dan memasukkan dompet itu ke tasku, kulihat jam dinding kantor, baru pukul setengah 10 pagi, “Setengah jam lagi aku akan ke bank.” Batinku.

Menjelang tutup tahun, pekerjaanku sebagai kepala adminitrasi keuangan semakin banyak, piutang jatuh tempo yang harus dikejar, begitupula perhitungan bonus akhir tahun, sebagai orang yang paling bertanggung jawab di bagian ini, aku benar-benar tak boleh lengah, semua mesti cermat dan rapih.

***

Namaku adalah Maya, lengkapnya Dewi Maya, orang-orang yang mengenalku memanggilku dengan Maya, hanya almarhum ayah dan nenek yang selalu memanggil dewi.

Setelah ayah meninggal, aku dibesarkan oleh nenek, Almarhum ayahku adalah seorang selebrity terkenal di jamannya, harta peninggalan ayah, lebih dari cukup untuk menghidupi aku dan nenek berdua.

Sedangkan ibuku, orang bilang ibuku adalah penggemar ayah, mereka berdua berhubungan one night stand hingga kemudian hamil aku, sesuai kesepakatan, setelah lahir, maka aku diambil oleh ayah, sedangkan ibu yang melahirkanku akan diberikan kompensasi berupa uang yang lumayan besar, aku juga gak tahu terlalu persis detail kesepakatannya, itupun kudengar hanya dari rumor.

Aku sendiri tak pernah bertemu ibuku sejak aku lahir, entah apa dilarang ayah, atau hal lain, dari kecil hingga aku besar, aku tak pernah berjumpa dengan ibu kandungku, almarhum ayah juga tak pernah mengajak aku bertemu dengan ibu, bahkan gambar ibu saja tak ada di album lama foto keluargaku.

Sedangkan Ayah, Ayahku meninggal saat usiaku 12 tahun, Ayah mengalami kecelakaan di tol, kematian ayah membuat negeri ini terguncang, maklum saja, saat itu ayah adalah bintang paling terkenal di negeri ini, kepergian Ayah membuat heboh, berhari-hari televisi menayangkan breaking news peristiwa kecelakaan Ayah.

Narasi dan visual saat ayah menggendongku membuat banyak orang menaruh iba padaku, anak semanis dan secantik itu harus kehilangan ayah secepat ini, begitulah ungkapan simpati dari sebagian besar pengemar ayah, aku sendiri sudah tak terlalu ingat detailnya, seingatku banyak sekali tamu-tamu yang datang ke pemakaman ayah.

Bahkan rekan-rekan ayah mengadakan acara perpisahan dengan ayah, dari acara itu terkumpul sumbangan yang cukup besar, dan aku ingat, Om rebun salah satu pembawa acara terkenal meyerahkan secara simbolis hasil sumbangan dari teman-teman ayah.

KIni usiaku sudah 26 tahun, penampilan seharianku selalu mengenakan hijab, kalau ke kantor aku menggunakan pakaian yang longgar dari atasan hingga bawahan, yang biasanya aku mengenakan celana panjang. Alhamdulillah, aku dianugerahi tubuh yang proporsional, kulitku putih, dan wajahku kata orang sih cukup manis, aku juga mengenakan kacamata, bukan karena pengen gaya, tapi memang aku punya mata minus.

Selain sebagai wanita pekerja, aku juga adalah seorang istri, suamiku bekerja sebagai konsultan sebuah perusahaan tambang, sebenarnya tidak bekerjapun secara ekonomi aku sudah berkecukupan, namun aku sendiri merasa bosan di rumah. Aku dan suamiku sudah 4 tahun berumah tangga, namun sampai sekarang kami belum dikaruniai momongan, apalagi pekerjaan suamiku mengharuskan dia untuk pergi jauh, kadang 2 minggu baru pulang lagi ke rumah sehingga aku selalu merasa kesepian.

Aku kemudian meminta izin pada suamiku untuk bekerja, aku ingin menyibukan diri dengan pekerjaan agar aku tak bosan, pada awalnya suamiku keberatan jika aku harus bekerja, namun dengan alasan yang kuberikan, akhirnya dia juga luluh, namun dia juga mengajukan syarat, kalau aku tak boleh larut dalam pekerjaan, andai suatu saat, suamiku meminta aku berhenti, maka aku harus mengikuti perintahnya.

***

Setelah membereskan pekerjaanku, aku kemudian pergi beristirahat makan siang, tadinya aku ingin mengajak nanik, teman kantorku untuk makan siang, namun karena aku harus ke Bank untuk menyetorkan beberapa cek yang tadi di berikan oleh pak Budi, aku memutuskan untuk makan siang sendiri.

Aku makan siang di dekat bank tempat cek-cek ini aku setorkan, disana ada kedai soto mie yang cukup enak, kedai itu cukup ramai pengunjung siang itu, kebanyakan pengunjung memang para pekerja yang sedang istirahat makan siang, aku lalu mencari tempat yang kosong, rupanya meja-meja di kedai ini sudah terIsi semua, untung saja aku melihat teman kantorku di lain divisi sedang makan disana, salah satu dari mereka melambaikan tangan padaku untuk mengajakku bergabung, aku lalu bergabung dengan mereka.

Setelah makan siang, aku kemudian mengendarai motorku menuju Bank, seorang juru parkir tersenyum padaku, aku tak begitu tahu namanya, namun aku sering bertemu dengannya setiap ke bank ini, petugas parkir ini sering bergurau padaku, mungkin karena kita sudah sering bertemu, kadang aku juga meladeni gurauannya.

Mungkin sejak awal aku tak perlu menanggapinya, Andai aku tak meladeni gurauannya, mungkin Affair ini tak pernah terjadi.

Affair??

Ya, sebenarnya aku cukup malu menceritakan semua ini, seorang wanita yang sudah memiliki suami, seorang wanita terhormat, bisa terlibat cinta dan napsu terlarang dengan seorang pria dari kelas bawah, namun aku sulit untuk melepaskan diri dari jeratan godaan pria ini, pria yang berkulit legam terbakar matahari, Pria yang tak lebih tampan dari suamiku, Ahh ntahlah...

Aku benar-benar sudah terbelenggu dalam jeratan asmara, bukan asmara, tapi napsu..Ohh ya Tuhan.

Namun pria ini, mampu memberikan apa yang tak kudapatkan dari suami syahku, pria ini mampu membuatku menjerit-jerit dalam ayunan gairah, setiap aku menyesal, setiap itu hasratku mengatakan untuk mengulangi lagi..

Mungkin pembaca pensaran apa yang sebenarnya terjadi padaku, baiklah akan kuceritakan semua, semoga pembaca bisa mengambil hikmah dari apa yang kualami ini.

***​

BERSAMBUNG
 
BAB 2


Aku sampai di bank sekitar pukul 12.30 siang, walau masih jam makan siang, parkiran bank tersebut cukup ramai, yang parkir disana bukan hanya para nasabah Bank saja, kebetulan Bank tersebut berdampingan dengan gedung-gedung kantor lain, seorang petugas parkir bertubuh tinggi dan ramping berlari mendekatiku.

“Biar saya yang rapihkan kak, silahkan kakak langsung masuk aja ke bank.” Ujar petugas parkir tersebut, walau petugas parkir, namun saat mendekatiku, tercium aroma tubuhnya yang maskulin, entah kenapa sejak dulu aku menyukai aroma seperti itu, maksudku bukan aroma bau badan yang menyengat, tapi entahlah sulit ku deskripsikan.

Aku diam saja, dan menyerahkan sepeda motor kantorku kepadanya, aku segera bergegas masuk ke dalam Bank, dua orang satpam dengan ramah menyambutku dan menanyakan keperluanku, syukurlah, mungkin karena masih jam makan siang, maka aku tak melihat antrian di bangku ruang tunggu depan kasir.

Aku mengambil nomor antrian di mesin, aku memilih antrian Kasir, nah salah satu yang kusuka di Bank ini, para petugas kasir selalu nonstop melayani nasabahnya, meski jam makan siang, mereka bergantian untuk istirahat makan siang, sehingga loket kasir tidak melompong dan membiarkan para nasabah menunggu, seperti Bank plat merah sebelah.

Sekitar 10 menit menunggu, nomor antrianku muncul di layar, suara wanita mesin antrian khas terdengar, aku kemudian berjalan mendekati loket, dan segera ku keluarkan 5 lembar cek yang tadi diberikan pak budi.

“Ini mau di pindahbukukan semua ke rekening atau uang kes mbak.” Tanya petugas kasir wanita yang ramah.

“Langsung dipindahbukukan saja mbak.” Jawabku.

“Baik mbak maya, jika mbak maya berkenan bisa kembali duduk sambil saya proses, nanti kalau sudah, saya panggil kembali, terima kasih.” Ujarnya dengan nada yang ramah.

Aku tersenyum menggangguk padanya, aku kemudian kembali duduk, menunggu petugas tersebut memproses permintaanku, aku mengambil Hp dari tas, aku kadang membayangkan, jika tidak ada hp tercipta, bagaimana caranya menunggu tanpa mati gaya..Hihihihi.

Sepertinya proses di kasir sedikit memakan waktu, sekitar 20 menit lamanya aku menunggu hingga akhirnya, “mbak maya..” petugas teller memanggil namaku.

“ini mbak maya receipt tanda terimanya, silahkan ditanda tangani di sini,” ujar gadis itu sambil menunjuk dimana aku harus tanda tangan, aku mengikuti arahannya, tak lama proses di bank sudah selesai, saldo rekening kantorku telah bertambah sesuai dengan nominal total lima cek yang aku berikan.

“Terima kasih, ada yang bisa saya bantu lagi mbak maya,” ujar teller itu, aku hanya tersenyum dan menjawab tidak, aku kemudian menuju ATM yang terletak di dekat pintu keluar, aku mengambil sejumlah uang untuk pegangan, gak banyak sih cuma 200 ribu.

Saat aku keluar, petugas parkir yang memarkirkan motorku bergegas menghampiriku, “sudah selsai kak? Sebentar say ambilkan motornya ya.” Petugas parkir tersebut berlari kecil menuju motorku, ternyata motorku agak kedalam, namun dengan cepat dan cekatan petugas tersebut mengeluarkan motorku, dan menuntunnya ke arah jalan.

“Silahkan kak.” Ujarnya tersenyum, aku kemudian mencari uang kecil untuk membayar parkir, ya ampun rupanya uangku sudah habis, yang ada hanya uang ratusan ribu yang baru aku ambil di Atm tadi.

“mas ini ada kembaliannya gak ya, maaf bukan sengaja, saya gak tau kalau gak ada uang kecil.” Aku merasa gak enak pada tukang parkir ini, nanti disangkanya aku sengaja gak mau bayar parkir, dan menyerahkan uang ratusan ribu untuk bayar parkir dua ribu perak.

“Gak apa kak, kalau gak ada, gak usah.” Ujar petugas parkir itu, “tapi mas..” aku merasa tambah gak enak.

“Gak apa-apa kak, suer deh heheh.” Ujarnya tersenyum, sejenak aku memperhatikan petugas parkir didepanku ini, tubuhnya kecoklatan terbakar matahari, tampangnya cukup keras seperti tampang preman, ada anting bulat di kedua cuping telinganya, dan aroma badan pria petugas parkir ini menyeruak ke hidungku, aku menyukai aroma ini.

“beneran nih mas? Ya udah aku hutang dulu ya, nanti kalau kesini lagi bayarnya dobel hihihi.” Ujarku tersenyum padanya.

“gak usah dipikirin kak, santai saja.” Sahutnya kalem.

Akhirnya aku naik ke motorku, dan segera kembali ke kantor, sampai kantor aku melaporkan langsung ke pak Budi bahwa semua cek telah di cairkan ke dalam rekening, dan pak budi langsung memeriksa. “oke mbak maya, terima kasih ya.” Ujar pak budi, aku hanya menganggukkan kepalaku.

Pak budi sebagai atasan sangat ramah, sifatnya kebapakan, dia juga sangat religius, aku melihat foto keluarga di mejanya, foto seorang wanita dengan dua orang anak, aku berasumsi foto-foto itu adalah foto istri dan anak-anak pak budi, beliau sendiri tak pernah bercerita tentang kehidupan pribadinya, pak budi menjaga hubungan kami tetap profesional dan berbicara hanya mengenaai pekerjaan saat di kantor.

***

“Yank, nanti kamu pulang pesan grab aja ya, aku ada rapat mendadak di kantor.” Demikian isi chat dari suamiku sore itu.

“Kita kan ada janji ke dokter mas, trus gimana mas?” balasanku, malam ini sebenarnya aku dan suamiku telah berencana untuk menemui dokter kandungan, karena kita berdua sudah memutuskan untuk melakukan program kehamilan.

“Ya sayank, maafin aku ya, nanti aku telpon dokter untuk menunda dan membuat janji baru, maaf banget, soalnya rapatnya mendadak banget.” Chat dari suamiku lagi

“Ya sudahlah mau bagaimana lagi, tapi plis dong mas, lain kali jangan ditunda lagi, soalnya aku bener-bener udah kepingin punya anak, kalau kamu sibuk terus kaya gini, trus gimana, pokoknya lain kali aku gak mau denger penundaan ya.” Aku membalas chat suamiku dengan nada kesal.

“Ya sayang, maafin mas ya, lain kali mas janji gak akan menunda lagi, maaf ya sayang.” Suamiku membalas dengan memberikan stiker permintaan maaf.

Suasana kantor perlahan mulai lenggang, satu persatu karyawan telah meninggalkan ruangannya, “May, gue pulang dulu ya.” Ujar Milla teman satu ruanganku.

“Ya Mil, dijemput hubby Mil?” tanyaku

“Ya May, lu dijemput hubby juga kan.” Milla balas bertanya.

Aku menjelaskan kalau suamiku tidak menjemput, karena sedang ada rapat di kantor, mendengar itu Milla menwarkan tumpangan padaku, namun aku menolak, aku tau rumahku dan Rumah Milla berbeda arah, malah merepotkan Milla dan suaminya nanti.

“Gue naik grab aja Mil, gak apa-apa.” Ujarku.

“Ya udah gue pulang dulu ya, hati-hati ya may.” Pamit Milla.

“Ya Mil, lu juga ya.” Ujarku, kami saling melambaikan tangan.

Setelah Milla menghilang, aku menyender ke kursiku, aku teringat sesuatu, lalu aku mencari buku kecil catatan haidku di tas, dan aku menghitung-hitung dengan jariku.

“Ya benar, harusnya ini masa-masa suburku, malam ini aku dan suamiku harus bercinta, kami harus terus mencoba, walau janji ketemu dokter harus ditunda, namun aku harus dinseminasi malam ini oleh sperma suamiku, ini adalah saat yang tepat, dan mudah-mudahan berhasil membuatku hamil.” Batinku.

Aku mengambil bungkusan plastik dari meja kerjaku, dan membuka isinya, sebuah lingerie berwarna merah menyala, lingerie ini baru kubeli tadi siang di mal dekat kantor, aku tersenyum-senyum sendiri, aku berencana memakainya malam ini, aku akan bercinta dengan suamiku malam ini saat masa suburku, aku merasa horni sendiri membayangkan.

Aku lalu membuka aplikasi ojek online, dan membuat pesanan untuk taksi online, tak lama seorang pengemudi online telah mengambil pesananku, chat masuk dari pengemudi online tersebut, yang mengabarkan dia segera menuju tempat penjemputan, aku melihat posisi pengemudi itu sudah dekat dengan kantorku, aku kemudian merapihkan wajahku dan kemudian turun ke lobi kantor.

***​

Hampir 10 menit aku menunggu, tampak sebuah mobil menghampiriku, setelah dekat, kaca samping pengemudi terbuka, “mbak maya ya.” Sapa pengemudi tersebut, aku hanya mengangguk kemudian masuk dan duduk di belakang supir, aku tak terlalu memperhatikan tampang driver online yang menjemputku.

“Selamat malam mbak, sepertinya jalan DI.Panjaitan agak macet mbak, bagaimana kalau kita lewat jalan alternatif.” Tanya driver online itu padaku, aku melihat ke arah kaca tengah mobil ini, aku sedikit terkejut melihat tampang pengemudi online tersebut, dan sepertinya dia juga terkejut melihatku.

“Mas yang tadi ya? yang jaga parkir di bank.” Tanyaku memastikan.

“Lho ini kakak yang tadi ya, yang di bank? Hehe kebetulan ya kak, jangan-jangan kita jodoh hihihi, maaf becanda kak.” Jawabnya.

Aku hanya tersenyum-senyum menanggapi, namun entah kenapa aku malah menaggapinya juga dengan becanda, “Ya kali mas jodoh, tapi aku sudah ada yang punya hihihi.”

Driver sekaligus tukang parkir yang bernama Anto tergelak mendengar ucapanku.

“Wah kalau sudah ada yang punya, trus kenapa hihihi.” Ucapnya mulai sedikit berani, aku hanya diam tak menaggapi, sepertinya Anto sedikit merasa gak enak.

“maaf ya kak, aku hanya bercanda, jangan ditanggapi serius.” Ujarnya.

“Kok bisa mas, siang jadi petugas parkir, malam jadi pengemudi online, ini mobil sendiri mas.” Tanyaku penasaran.

“Ini mobil sewa kak, ya maklum lah kak demi keluarga di kampung jadi musti rajin cari uang.” Jawabnya sambil melihat diriku melalui kaca tengah.

“hebat ya mas, rajin cari uang, “ ujarku, entah kenapa aku tertarik untuk terus berbincang dengan pria ini.

“anak saya 4 kak, makanya musti rajin cari uang heheh.” Ujarnya.

“Wow empat, banyak juga ya.” Balasku.

“Ya kak, kalau kakak sepertinya masih muda, apa sudah memiliki anak kak.” Tanyanya.

Aku terdiam mendapat pertanyaan klasik seperti itu, pertanyaan yang sama saat aku berkumpul dengan keluarga besarku.

“maaf ya kak, kalau gak berkenan gak usah dijawab.” Ujar Anto dengan nada bersalah.

“Saya belum punya anak mas, oh ya anak-anaknya di jakarta semua mas?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.

“gak kak, anak-anak saya di kampung bersama ibunya.” Jawabnya singkat.

Hening kemudian dalam mobil, aku juga tak tahu harus ngomong apa lagi, kemudian aku mendengar musik mengalun lembut, lagu bruno mars yang sedang hits mengalun sayup di kabin mobil, aku merasa nyaman mendengarnya, aku merebahkan diri, jarak rumahku masih lumayan masih sekitar 10 menit lagi, lambat laun tanpa sadar mataku terpejam.

“kak, maaf sudah sampai.” Suara driver anto mengejutkan aku yang terlelap, aku kemudian merapihkan diriku, ternyata mobil anto sudah berada di gerbang komplek perumahanku.

Rumahku adalah komplek kecil yang berbentuk cluster satu pintu, gerbangnya dikendalikan remot, setiap penghuni memiliki remot masing-masing.

Aku kemudian mencari remot gerbang, dan membuka pintu gerbang komplek rumahku, “mas nanti rumah nomor 15 ya.” Ucapku. Mobil kemudian melaju perlahan melewati gerbang, tak lama mobil online tersebut telah sampai didepan rumahku, aku segera turun dari mobil, mataku sedikit mengantuk, tak lupa aku mengucaokan terima kasih pada driver yang mengantarku pulang, tak lama taksi online itu beranjak pergi.

------------------------

Bersambung



INDEX CERITA :


1. PROLOG
2. AWAL PERTEMUAN
3. BARANG TERTINGGAL
4. KECURIGAAN MAYA
5. PANTI PIJAT
6. CHAT PERTAMA
7. AWAL SELINGKUH
8. KENYATAAN YANG MEMBUAT LUKA
9. CONFESSION
10.TEMAN CURHAT YANG SALAH
11. SALING CURHAT
12. HASRAT MAYA
13. PENYESALAN
14. BERPACU SYAHWAT DENGAN PRIA LAIN PART 1
16. BERPACU SYAHWAT DENGAN PRIA LAIN PART 2
17. PENGALAMAN SEKS YANG LUAR BIASA
18. GALAU
19. PERUBAHAN MAYA
20. MASA LALU
21. ANISSA RAHMAWATI
22. HOT WIFE
23. MAYA SEKSI
24. PERTEMUAN TAK DISANGKA
25. HORNI
26. PERSELINGKUHAN MAYA LAGI
27. RENDEZVOUS
28. KEJADIAN TAK DIDUGA
29. CINCIN KAWIN
30. JATI DIRI ANTO

31. KEBOHONGAN MAYA
32. KEBINGUNGAN MAYA (SOON)
33. RAHASIA ANTO (SOON)

34. KEBINALAN MAYA DI RANJANG (SOON)

 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd