Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

BAGIAN KE LIMA

Dari hasil pencarian kata kunci itu, aku mengklik salah satu situs, sepertinya ini adalah situs web dari spa tersebut, namun saat di klik ternyata domain situs tersebut sudah tak aktif, ku telusuri lagi hasil-hasil yang di jembreng oleh mbah google, namun tak satupun memuat informasi yang ingin kucari.

Jari telunjukku mengurut pelan kedua kelopak mataku yang mulai lelah dan mengantuk, kumatikan laptopku dan akupun beranjak ke kamar, didalam kamar kulihat suamiku telah pulas, aku memandang suamiku rasanya sulit kupercaya Mas Adam berbuat yang bukan-bukan.

Mas Adam yang kukenal selama ini adalah pria polos, pikirannya hanya sibuk dengan design-design bentuk gedung dan rumah, paling tidak itulah selama ini yang kupikirkan, “apakah kecurigaanku ini beralasan?” batinku, namun sejauh apapun aku berusaha ragu dengan firasatku, hati kecilku berkata ada sesuatu yang terjadi pada suamiku ini, sesuatu yang salah, apa yang harus aku lakukan, bagaimana aku bisa menjawab segala pertanyaan yang ada di benakku ini. Aku lalu membaringkan tubuhku dan mencoba untuk memejamkan mataku, rasa lelah dan mengantuk membuatku tak ingat apa-apa lagi.

Pagi itu aku terbangun ketika matahari telah tinggi, sinarnya menyeruak masuk melalui jendela kamarku, aku tak melihat mas Adam di kamar, dengan mata setengah mengantuk aku lalu duduk di ranjang, kudengar suara air terdengar di luar, sepertinya Mas Adam sedang mencuci mobilnya, rutinitas yang biasa dia kerjakan setiap libur.

Aku menggapai hpku yang di charge di dekatku, kulihat sudah jam setengah delapan pagi, ada notifikasi sebuah chat masuk, kubuka chat tersebut ternyata dari Anto, sebuah gambar fajar pagi dengan disertai tulisan “Selamat pagi, semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin.”, aku menutup hpku dan meletakkan kembali di meja nakas, udara dingin Ac membuatku betah bermalas-malasan, aku kembali merebahkan tubuhku, entahlah aku merasa begitu malas pagi ini.

“Selamat pagi sayang, kok tumben masih tidur.” Ujar suamiku yang tiba-tiba masuk ke kamar, mas Adam duduk disampingku, dirabanya keningku dengan telapak tangannya, “gak demam! kamu kenapa sayang, biasanya kamu sudah bangun jam segini.”

Aku hanya mengulet diatas tempat tidur, kupandangi wajah tampannya, perhatiannya padaku masih sama, sikapnya padaku juga tak ada yang berbeda, semua masih sama, dan aku tak merasa ada kepura-puraan di sikapnya itu, sejenak aku sedikit melupakan prasangka dan kecurigaanku padanya.

“Aku pengen males-malesan yank.” Jawabku, lalu kembali kututup pipiku dengan guling, Mas Adam menarik gulingku, “ya gak apa-apa, tapi kita sarapan dulu yuk, perut aku udah laper banget nih, abis sarapan kamu tidur lagi.” Ucapnya lembut.

“Aku belum ngopi yank, kalau belum minum kopi bikinan kamu, rasanya jadi gak semangat gini.” Ujarnya merajuk, aku tersenyum kecil mendengarnya, setiap pagi memang aku selalu membuatkan kopi untuknya, aku berbalik menghadap ke dirinya, “ya udah, aku cuci muka dulu ya..” ujarku.

Mas Adam kemudian keluar dari kamar, akupun duduk diatas ranjang, kuambil ikat rambut di meja nakas, aku kemudian pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahku agar lebih segar. Di luar kamar aku tak menemui mas Adam, sepertinya dia belum selesai mencuci mobil, Mas Adam selalu teliti dalam mencuci mobil, tak ada secuil debu atau noda terlewatinya, aku kemudian berjalan menuju dapur, kuambil alat pembuat kopi, aku membuat dua gelas kopi, satu untuk suamiku dan satu lagi untukku.

Aku meletakkan kopi-kopi itu di meja makan, aku berjalan keluar menemui suamiku, kulihat suamiku sedang menjemur karpet mobil. “Yank, kamu mau sarapan apa? Nasi goreng atau omlet.” Tanyaku.

“Nasi goreng aja yank, sama omlet hehehe.” Jawabnya menyeringai, “dasar! Ya udah aku bikinin dulu ya.” Mas adam menganggukan kepala dan kembali menjemur karpet mobil.

***​

“Hmm wanginya, bikin tambah laper.” Mas Adam tiba-tiba sudah dibelakangku yang sedang menggoreng nasi.

“Wangi apa nih, aku yang wangi apa nasinya.” Godaku

“Dua-duanya hehehe..” jawabnya sambil memelukku dari belakang.

“Ahh badan kamu basah yank, mandi dulu dih, tuh udah keringetan semua.” Ujarku.

“Oke-oke sayang,” Mas Adam melepaskan pelukannya, dan menyeruput kopi di meja, “Hmmm kopi nikmat banget..aku mandi dulu ya yank.” Ujarnya lagi, aku hanya mendehem, masakanku telah matang, dua piring nasi goreng dengan omlet telur sudah selesai kumasak, aku lalu menatanya di meja makan.

10 menit kemudian mas Adam telah duduk didepanku, penampilannya terlihat segar setelah mandi, “Yank tapi aku belum mandi nih.” Ucapku, Mas Adam menatapku dengan lembut, “Dah nanti aja mandinya, kita sarapan dulu, aku dah laper banget, lagian kamu gak mandi juga cantik kok.” Jawabnya. Aku hanya tersipu dengan ucapannya, ucapan manisnya seperti ini, yang membuatku ragu dengan prasangka yang ada di hatiku.

“Oh ya aku lupa yank, kemaren dokter Gunawan chat ke aku, kalau dia ada tugas seminar selama dua minggu di luar kota, jadi kalau kita mau konsul paling gak nunggu 2 minggu itu.” Ucap mas Adam sambil menyuap dengan lahap nasi gorengnya.

“Loh mendadak gitu ya, dua minggu berarti udah masuk period aku yank, ya sudah deh, kita lihat nanti.” Ujarku.

“Yank aku kemaren nemu kartu nama di saku celana kamu, takutnya penting makanya aku simpan.” Tanyaku setelah melihat ada momen yang pas untuk menanyakan.

“Hmm kartu nama apa yank,” tanyanya, perhatiannya tertuju pada layar Hpnya.

Aku kemudian bangun menuju meja di dekat tv, kuambil kartu nama itu dan kemudian aku kembali menuju meja makan, kulihat mas Adam masih sibuk memperhatikan Hpnya.

“Ini yank kartu namanya.” Aku bersiap-siap untuk melihat respon suamiku itu.

“Hmm.” Mas Adam melihat ke arahku, dan melihat ke arah kartu nama yang kusodorkan, sesaat aku melihat ada perubahan raut wajah suamiku itu, sepertinya dia terkejut. Dadaku berdesir memperhatikan responnya.

“Ohh ini, gak lah, ini gak penting.” Mas Adam mengambil kartu nama itu dan meremasnya lalu melemparkan ke tempat sampah.

“Kartu nama apaan sih itu yank. Spa apaan sih itu.” Aku pura-pura bertanya tak mengerti arti Spa.

“Itu yank tempat refleksi, kemaren saat nemanin pak bos, kami mampir untuk refleksi, oh ya..hari ini kita keluar yuk, kita ke mal, sekalian aku juga mau beli underwear yank.” Ujarnya kemudian.

Tampak sekali mas Adam berusaha mengalihkan pembicaraan, aku juga tak ingin mengungkit masalah kartu nama itu lagi, aku gak ingin hari secerah ini di nodai dengan pertengkaran, aku hanya mengangguk menyetujui rencananya.

Selesai makan, aku berusaha bersikap seprti normal, walau pikiranku sedikit terganggu dengan respon Mas Adam tadi, “aku mandi dulu ya yank.” Ujarku setelah selesai merapihkan piring-piring kotor ke tempat cuci pring.

***

Di mal kentara sekali mas Adam berusaha mengalihkan perhatianku untuk bertanya masalah kartu nama itu lagi, Mas Adam membelikan aku parfum kesukaanku dan beberapa pakaian dalam untukku dan dirinya, sikap mas Adam yang royal seolah sebagai suap untukku, Mas Adam seperti merasa bersalah dan membiarkan aku membeli beberapa stel pakaian untuk kerja yang harganya lumayan mahal, walau aku senang, namun rasa berdesir dihatiku semakin kencang, aku semakin yakin ada sesuatu yang ditutupi oleh suamiku ini, namun aku juga tak bisa sekonyong-konyong mencurigainya tanpa bukti, namun firasatku sebagai seorang istri mengatakan bahwa suamiku ini tidak jujur.

Sekitar Jam sembilan malam kami tiba kembali di rumah, hari ini mas Adam memanjakan aku, suatu hal yang jarang dilakukannya, dia mengajakku nonton, makan, dan membelikan aku beberapa pakaian mahal, namun entah kenapa aku merasa ini hanyalah sebagai konsekuensi rasa bersalahnya, namun aku perlu bukti konkrit daripada hanya berpegangan pada firasatku.

Mas adam membersihkan dirinya di kamar mandi, setelah selesai dia telah mengenakan kaos longgar dengan celana boxer, akupun gantian membersihkan diriku, air hangat yang menyiram tubuhku, mampu mengembalikan kesegaran tubuhku yang lelah seharian memutari mal.

Aku telah selesai mengenakan pakaian tidurku, kemudian aku duduk di meja rias untuk memakai krim wajah untuk menjaga kehalusan dan kesegaran wajahku, dari kaca meja rias, kulihat mas Adam telah tertidur pulas, sepertinya dia juga lelah.

[URL=https://imgbox.com/VmKoFYBn][/URL]

Hari ini seharusnya hari yang tepat untuk berhubungan suami-istri, hari ini berdasarkan perhitunganku adalah masa evolusiku. Kans untuk hamil sangat tinggi di masa-masa seperti ini, namun sepertinya mas dam juga lelah, aku tak tega juga membangunkannya.

----------------------

BERSAMBUNG
 
Episode sebelumnya

Aku menemukan satu kartu nama dari kantong Mas Adam.saat kuserahkan padanya, dia terlihat gugup, tak lama mas Adam mengajakku main ke mal, di sana kami makan dan membeli barang-barang kebutuhan rumah, aku sedikit surprise saat mas Adam membiarkan aku belanja pakaian dan tas baru dengan menggunakan kartu kreditnya, aku merasa seolah ini adalah caranya untuk menutupi kesalahan yang dilakukannya, entah aku belum tahu salahnya dimana.

Seiring dengan itu hubunganku dengan anto semakin akrab, walau masih sebatas chat saja, sungguh aku tak berniat seperti itu, namun pengaruh situasi dan kondisi yang mengarah ke sana, membuatku tak berdaya selain hanya mengikuti aliran instingku menuju.

Berawal dari sepulangnya aku dan suamiku dari mal, setelah mandi, suamiku langsung tertidur bagai bayi karena kelelahan, sedangkan aku sama sekali tak bisa tidur, entah kenapa malam itu gairahku sedang tinggi, mungkin karena pengaruh hormon saat masa-masa evolusiku, ya hari-hari ini adalah masa evolusiku, harusnya aku dan suamiku memanfaatkan masa-masa ini untuk bercinta karena kans untuk hamil tinggi untuk saat-saat seperti ini, namun mas Adam malah mendengkur disampingku, aku tak tega untuk membangunkannya, aku rasanya malu membangunkannya hanya untuk mengajaknya bercinta, beberapa tahun kami menikah aku tak pernah mengambil inisiatif untuk memulai hubungan suami istri.


Bagian
Enam

Ohh Tuhan..! gairah sialan ini semakin meninggi, tubuhku mulai hangat, aku kemudian pergi keluar kamar untuk mengambil minuman dingin, mungkin dengan minuman dingin, gairah ini akan sedikit mereda, aku keluar kamar sambil tak lupa membawa hpku.

Kubuka kulkasku, aku lihat beberapa minuman dingin yang rapih di sisi pintu lemari es, aku mengambil sekotak susu dan menuangkan ke dalam gelas, aku kemudian menuju ruang TV, di sofa bed aku rebahkan punggungku, dan kunaikkan sepasang kaki jenjangku ke atas sofa bed, ku minum susu dingin yang kuambil tadi, Uhhh segar sekali, benar juga perlahan gairahku mulai sedikit mereda.

Notofikasi chat Hpku berbunyi, kubuka chat tersebut, rupanya dari Anto, entah kenapa aku sedikit senang melihat chat darinya, Ohh seharusnya semua ini tak kumulai!!, kami kemudian saling bertukar chat sambil bercanda, aku tersenyum-senyum sendiri membaca chatnya, dan makin lama chat kami semakin intense, dan kami mulai saling bertukar foto, Ohh my God!!


Anto mengirimkan fotonya yang hanya mengenakan celana dalam, aku bisa melihat tonjolan besar dari balik celana dalamnya, spontan aku menelan ludah, imajinasiku mulai membentuk gambaran menegnai bentuk yang tercetak dibalik celana dalamnya, dan konyolnya aku meladeni permintaannya untuk mengirim fotoku saat itu, padahal aku saat itu mengenakan baju tidur satin yang tipis tanpa mengenakan BH, Ohhh Tuhan!! Gairahku yang tadi mereda kini mulai membuat suhu tubuhku menjadi demam, namun untungnya Anto mengatakan kalau fotoku tidak bisa dilihat karena sinyalnya jelek, uppss untung sudah kuhapus foto itu, aku lalu bergegas mematikan hpku, dan menghabiskan susu dingin dan segera berlari ke kamar dengan perasaan berdebar-debar.

Aku menutup sekujur tubuhku dengan selimut, muncul perasaan bersalah pada mas Adam, aku seolah menjadi istri yang binal, memperlihatkan penampilanku yang hampir tak berpakaian pada lelaki lain, namun untung saja fotoku tak bisa dibuka oleh lelaki itu, aku mencoba menenangkan diriku, degup jantungku masih terasa cepat, udara dingin dari ac kamarku tak mampu menahan peluh yang mengalir dari pori-pori dahiku, Ohh Maya apa sih yang kamu lakukan!!

***

Senin Pagi​


Aku sedikit terlambat bangun pagi itu, kudengar suara lembut mas Adam mebangunkanku sambil mengguncang pelan tubuhku, aku membuka mataku pelan-pelan, wajah tampan mas Adam dengan senyumnya yang menawan menatap diriku, wajahnya terlihat segar, dan sepertinya mas Adam sudah rapih berpakaian.

Aku segera bangun dan duduk di ranjang, ku cari hpku, oh hpku mati, mas Adam tersenyum menatapku, aku memandangnya. “jam berapa Yank?” tanyaku.

“hampir jam setengah tujuh sayang.” Jawabnya

“Astaga…..kenapa kamu gak bangunin aku yank..” ujarku panik sambil melompat dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi.

“Aku gak tega bangunin kamu, kamu tidurnya enak banget, emangnya kamu tidur jam berapa sih yank.” Tanya mas Adam.

Aku yang berada di kamar mandi bingung mau menjawab apa, aku tak pernah berbohong pada suamiku ini, aku pura-pura tak mendengar pertanyaannya tadi, “Apa yank, aku gak kedengeran.” Aku sengaja mengeraskan air Showerku, aku tak mendengar lagi suara mas Adam. Aku pun bergegas mandi, sudah cukup telat, apalagi ini senin, pasti jalanan akan macet.

15 menit kemudian aku sudah memakai pakaian kerjaku, aku melihat mas Adam melongo melihatku, “Kenapa Yank, aku kucel ya.” Aku mencoba merapihkan pakaianku.

“Kamu gak dandan dulu?” tanya Mas Adam.

“Gak usahlah, nanti aja di mobil, Maaf ya Yank, aku gak sempet bikinin sarapan, yuk kita berangkat, udah siang banget, nanti macetnya parah.” Ajakku sambil menggapai tasku, dan menjinjing sepatuku.

Mas Adam kemudian mengikuti langkahku keluar rumah, suara remote monil terdengar nyaring mas adam kemudian menyalakan mobil, aku duduk di kursi teras memakai sepatuku dan kemudian bergegas masuk kedalam mobil yang telah berada diluar, karena terburu-buru kepalaku terantuk dengan atap pintu mobil, “Aduh!” aku mengusap kepalaku yang sedikit sakit, mas Adam melirikku.

“Pelan-pelan dong yank, santai aja belum terlalu telat kok.” Ucap Mas Adam lembut sambil tersenyum.

Aku tak menjawab, kukeluarkan peralatan makeupku, aku mulai menata wajahku melalui kaca vanity mirror mobilku. Mas Adam menyalakan radio mobil, dia selalu rutin mendengar stasiun radio El shinta untuk memantau situasi lalu lintas jakarta pagi itu.

***

POV ANTO​


“Abis jogging mas anto?” Sapa pak tomo, tetangga sebelah kontrakanku, dia sedang menggantung sangkar burung murainya pagi itu, suara kicau murai terdengar merdu terdengar berharmonisasi dengan suasana segar pagi itu

“Ya pak Tomo, wah burungnya semakin bagus kicaunya ya.” Aku membalas sapaannya, kuseka peluh yang deras mengalir mebasahi wajahku, kaos jersey sebuah klub sepakbola eropa telah basah oleh keringatku.

“Ya nih mas Anto, oh ya mas Anto kemaren ada saudara saya yang butuh supir, nanti tak kabari kalau jadi ya.” Ujar Pak Tomo.

“Oh siap pak, maaf pak, saya masuk dulu ya, udah gerah banget nih.” Ucapku, Pak Tomo mengangguk, sekilas aku melihat bu Tomo memandangiku di dalam rumahnya, dia terlihat kikuk dan salah tingkah saat aku memergokinya menatap diriku, aku tersenyum dan menganggukan kepala padanya, istri pak Tomo itu membalas tersenyum dengan gaya salah tingkah.

Aku membuka kaosku yang telah basah dengan peluh, kulempar kaos itu ke keranjang cucian yang mulai menggunung, aku mengambil segelas air putih untuk memabasahi keriongkonganku yang kering, satu gelas air putih berpindah cepat ke dalam perutku, aku membuka satu buah tablet vitamin yang larut dalam air, kumasukkan tablet berwarna kuning itu ke dalam segelas air, terdengar suara mendesis saat tablet itu perlahan bercampur dengan air, kuteguk dengan cepat air berwarna juning pucat itu, aku memang rutin menjaga daya tahan tubuhku dengan vitamin c, sehingga aku jarang sakit walau cuaca berubah-ubah.

Ku remas handgrip kettler sambil membuka hpku, ada whatsapp dari temanku Andro, yang mengabarkan kalau hari ini dia tak bisa bertugas menjaga parkir karena sakit, dan kulihat tak ada balasan chat lagi dari perempuan itu, lalu aku membuka galery gambarku, kucari screen shoot foto tadi malam.

Sambil duduk bertelanjang dada di teras, aku memperhatikan foto perempuan yang bernama Maya ini, setiap hari kulihat hanya kulit jemarinya yang putih, kini aku bisa melihat sebagian kulitnya yang mengenakan baju tidur lengan buntung, sungguh berbeda memang kulit perempuan yang terawat, terlihat mengkilap cemerlang, sudut pengambilan fotonya juga dari atas, sehingga aku bisa melihat tonjolan putting dari balik pakaian tidurnya, perempuan ini sungguh membuatku berdebar, kucubit layar hpku, aku ingin melihat lebih jelas tonjolan putting yang menggoda itu.

Perasaanku berkata bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikanku, aku menoleh, dan kupergoki kembali Bu Tomo sedang memandangiku, aku tersenyum padanya, dan kulihat bu Tomo salah tingkah kembali, aku berdiri dan memamerkan tubuhku yang berotot dan penuh tato ini, “selamat pagi Bu Tomo.” Sapaku padanya, aku berjalan mendekatinya yang sedang menjemur pakaian.

“Pagi mas Anto, lagi libur mas?” tanya Bu Tomo, aku menangkap nada suaranya sedikit gemetar, mungkin dia gugup atau salah tingkah, aku terkikik dalam hati, aku terus mendekatinya tanpa terkesan ingin menggoda,

“Ohh gak bu, sebentar lagi juga akan berangkat kerja, wah cuciannya banyak juga ya bu.” Ujarku berbasa-basi, baru saja dia akan menjawab, terdengar suara Pak Tomo memanggil istrinya, perempuan gemuk setengah baya itu terlihat kesal dengan gangguan suaminya itu.

“Maaf ya mas Anto, saya masuk dulu.” Ujarnya pamit, Aku hanya mengangguk dan tersenyum kembali padanya. Aku kembali meremas handgrip kettlerku bergantian di kedua tanganku, sesekali aku membalas sapaan tetanggaku yang berangkat bekerja.

Kulihat pintu gerbang rumah didepan yang berhadapan dengan kontrakanku terbuka, seorang ibu muda dengan berseragam Korpri dan menggunakan hijab mengangguk memberi salam padaku, aku membalas salamnya, tak lama kulihat mobil yang dikendarai suaminya keluar, suaminya tersenyum dan mengangguk padaku, aku kembali membalas sapaan tetanggaku itu, entah kenapa aku merasa setiap lelaki menadangku dengan sungkan dan setiap perempuan memandangku dengan pandangan aneh seolah menelanjangiku, aku sendiri sih tak terlalu pusing dengan sikap mereka, selama mereka sopan, aku akan lebih sopan, begitulah prinsipku, apalagu sudah 5 tahun aku tinggal di lingkungan ini, semua warga disini cukup ramah dan baik.

***

“Hei May, bengong aja lu dari tadi gua liatin.” Aku cukup terkejut dengan kehadiran Mila teman kantorku. Entah sejak kapan dia ada dibelakangku.

“Duh Mil ngagetin aja lo, kalo gua punya sakit jantung, bisa semaput tau.” Ucapku agak sedikit kesal.

“Heheh, lagian dari tadi gue liatin lo gak fokus gitu, senyum-senyum sendiri lagi.” Ujar Mila.

“Masa sih Mil? Bisa ja sih lo.” Tanyaku sedikit malu, Mira hanya tersenyum sambil memonyongkan bibirnya.

“Mil. Sebentar, kamu nanti ke Bank ya, setor SPT Pajak.” Ujar Pak Budi, atasan kami di kantor.

“Yaaa pak, saya nanti mau ke dokter anak, tadi kan saya udah ijin sama bu ratna, makan siang saya akan antar anak saya ke dokter.” Ucap Mila.

“Oh ya, saya lupa, gimana ya.” Pak Budi sedikit bingung.

“Gimana kalau saya saja pak yang ke Bank, sekalian saya ada perlu juga.” Aku kemudian menawarkan diri, “Duh kenapa denganku ya…jujur aja aku pingin banget ketemu dengan mas Anto…ah aku sudah gila barangkali.” Batinku

“Ahh, kebetulan banget, ya udah May, nanti kamu aja yang ke bank, ini dokumennya sama uangnya.” Pak budi meletakkan dokumen pajak dan amplop yang berisi uang untuk setoran pajak perusahaan.

“Makasih ya May.” Ujar Pak Budi.

“Sama-sama pak.” Balasku singkat.

“Thanks ya May.” Mila ikut berterima kasih.

“Gak usah dipikirin Mil, gimana keadaan fajar? Mudah-mudahan cepet sembuh ya.” Ujarku.

Mila kemudian cerita tentang kondisi putranya, aku mendengarkan dengan perhatian, namun sebenarnya pikiranku terus memikirkan sosok Anto, sejak pagi sosoknya menganggu konsentrasiku bekerja, apa yang kupikirkan ya, kenapa aku memikirkan pria itu, jujur saja harus kuakui, memikirkan Anto, sedikit bisa mengalihkan kekusutan pikiranku yang curiga dengan sikap dan prilaku Mas Adam belakangan ini.

Apalagi gundukan di baik celana dalam yang dipamerkan Anto semalam, seolah menghipnotisku, ada perasaan gairah yang sulit kudeksripsikan di dalam hatiku, meletup-letup di dalam sanubariku, membuat tubuhku menghangat..Ughhhhhhhhhhhh..

----------------

Bersambung
 
Maya mantab.... Di tunggu update bergambarnya hu.. Chatnya bikin makin hot
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd