Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bimabet
BAB KE DELAPAN
Kenyataan Yang Membuat Luka



“Mas, tolong antar saya ke kantor suami saya, untuk menghilangkan semua gelisah ini saya rasa saya harus melihatnya dengan kepala saya sendiri.” Ujarku saat air mataku telah sedikit reda, Anto hanya mengangguk, tangannya masih mengelus jemariku, aku segera melepaskan tanganku yang digenggamnya.

“Maaf kak, saya gak bermaksud apa-apa, hanya ingin agar kakak lebih tenang, mohon maafkan kelancangan saya telah menyentuh kakak.” Ujar Anto lembut.

“Gak apa mas, saya mengerti, gimana mas, bisa antar saya memata-matai suami saya malam ini? Jangan kuatir berapapun biaya yang mas Anto minta akan saya bayar.” Kataku mencoba memastikan.

“Jangan Kuatir Kak, saya akan membantu kakak semampu saya, yuk kita berangkat sekarang, sepertinya hujan telah berhenti.” Ajak Anto sambil berdiri, aku pun ikut berdiri dan memperbaiki penampilanku yang terlihat kusut akibat menangis.


Kita berdua berjalan menuju motor, Anto mengambil kanebo dari bawah jok motornya, dikeringkannya jok motor yang basah, Setelah itu Anto memberikan Helm padaku, dan lagi-lagi tubuh Anto begitu dekat denganku, aku bisa mencium aroma maskulin yang terpancar dari tubuhnya, aroma maskulin yang menghanyutkan.

Anto membantuku memasang pengaman Helm, “Nah sudah selesai, sebentar saya putar motor dulu.”

***

Anto melajukan sepeda motornya dengan cepat, aku hanya bisa memegang erat ujung jaket dipinggangnya, aku tak ingin memeluk pinggang pria ini, aku merasa sungkan untuk melakukan itu, Anto melajukan kendaraannya menuju kantor Mas Adam.

Tak butuh waktu lama untuk kami tiba di halaman kantor Mas Adam, dari kejauhan aku masih melihat mobil mas Adam terparkir disana, hampir 15 menit kami menunggu, akhirnya kulihat Mas Adam keluar dari gedung kantornya menuju mobil.

“Loh katanya rapat sama klien, kenapa dia pergi sendiri, bukankah katanya dia harus menemani bosnya rapat.” Batinku, Dadaku bergemuruh cepat, lalu aku mencoba menelponnya, dari tempatku berada, aku melihat Mas Adam menjawab panggilan telponku.

“Halo yank, kamu udah pulang?” Sapa Mas Adam.

“Ohh belum yank, ini sebentar lagi aku mau pulang, oh ya kamu jadi rapat gak?” tanyaku.

“Jadi yank, ini aku bersama bosku, kita mau ke tempat klien, kebetulan Klien big nawarin makan malam, ya mau gak mau kita harus memenuhi undangannya.” Jawab suamiku, padahal dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat dia hanya sendiri di depan mobil, tidak ada bosmya disana.

“Ohh gitu, ya udah, trus nanti kamu pulang jam berapa yank.” Tanyaku lagi.

“Hmm ya secepatnya acara selesai, aku langsung pulang ke rumah yank, oh ya kamu pulang hati-hati ya, eh udah dulu ya yank, bosku udah mau berangkat. Bye I love You.” Mkesalas Adam menutup telponnya.

Aku memandangnya dengan perasaan kesal, bisa-bisanya dia membohongiku seperti ini. “gimana kak? Sepertinya mobil suami kakak segera jalan tuh, apa kita jadi mengikuti dia?” Ucapan Mas Anto menyadarkan lamunanku.

“Ya mas, kita ikutin dia ayuk..” aku segera naik kembali ke motor, Mas Anto mengikuti mobil Mas Adam dari jarak yang cukup aman, kecekatan mas anto mengendarai motor membuatnya tak kehilangan jejak mobil Mas Adam, kami melihat mas Adam memasuki komplek Ruko, Mas Anto berhenti sejenak, dia memandang sebuah plang besar, aku mengikuti pandangannya, aku terkesiap, Plang itu adalah penunjuk nama Tempat yang sama dengan kartu nama yang kutemukan, kembali hatiku berdebar-debar, walau aku curiga, namun mendapatkan kenyataan yang sama dengan kecurigaan adalah sesuatu yang menyakitkan. Aku mencoba menahan gelisahku.

Mas Anto memandangku, matanya bertanya apakah kita akan masuk ke dalam kompleks ruko ini? Aku mengangguk cepat, “kita masuk mas!” Ujarku tegas.

Setelah memarkirkan motor, kami berdua berjalan menuju Ruko tempat panti ijat itu berada, namun bukannya berjalan terus, tiba-tiba Mas Anto membawaku ke sebuah restoran fried Chicken ternama, “kenapa dia malah membawaku kesini, apa dia lapar?” Tanyaku bingung dalam Hati.

Aku mencoba protes, namun Mas Anto meletakkan telunjuknya di depan bibirnya, aku mengikuti saja, Mas Anto memesan es krim untukku, dan membawanya ke tempat ku duduk.

“Kakak tunggu disini ya, biar saya yang memeriksa, gak enak, kalau seorang perempuan masuk kesana, apalagi nanti kalau diketahui oleh suami kakak, bisa runyam nanti, biar saya aja yang masuk.” Ucap Mas Anto memberikan penjelasan tentang semua ini.

Aku mengangguk dan menyadari kalau aku terlanjur emosi dan tak berpikir panjang, mas Anto benar, pasti Mas Adam akan marah besar jika mengetahui aku menguntitnya, dan bisa jadi dia akan mencari alasan lain untuk keberadaannya disana, “Ahh ternyata Mas Anto cukup cerdas juga.” Kataku dalam hati.

Hampir setengah jam aku menunggu di restoran Ayam goreng ini, es krim yang tadi telah habis ku seruput, akhirnya kulihat Mas Anto masuk ke restoran ini dan duduk di hadapanku, aku tak sabar menanti kabar darinya.

“Gimana Mas?” tanyaku tak sabar.

Mas Anto menghela napas, “Saya akan berikan foto-foto yang tadi saya ambil kak, tapi mudah-mudahan kaka tidak terlalu reaktif ya, tetap santai menanggapinya.”

Aku hanya memandangnya tajam, aku sungguh tak sabar, “gimana kak, janji ya.” Ucap Mas Anto lagi.

Aku hanya mengangguk, “ Ya mas saya janji, coba kasih saya foto-fotonya.”

Mas Anto membuka galeri fotonya, dan memberikan padaku, aku melihat dengan hati bercampur aduk, disana aku melihat foto-foto mas Adam sedang diantar seorang pria masuk ke sebuah ruangan, dan digambar lain aku melihat mas Adam di sebuah kolam berbincang dengan perempuan cantik berpakaian minim yang ada disana, dalam foto lain, mas Adam menggandeng perempuan itu dengan mesra, dan mereka berjalan menuju suatu tempat.

Aku memandang Mas Anto, mencoba bertanya dan mencari penjelasan tentang foto-foto itu, Mas Anto menjelaskan kalau tempat itu adalah tempat spa high class, di lantai dua, adalah tempat jacuzi dimana pelanggan memilih terapis, foto yang kusaksikan saat Mas Adam berada di sebuah kolam adalah contohnya, lalu setelah cocok, pelanggan membawa terapis ke ruangan yang telah dia book. Dan rupanya perempuan yang di foto terakhir saat berjalan dengan mas Adam, adalah terapis yang dipilih olehnya.

Aku terpekur memandang foto-foto dalam galery handphone mas Anto itu, kembali tanpa sadar air mataku berjatuhan, rasanya sungguh perih terasa didadaku, pria tampan dan baik hati yang selama ini ku kenal ternyata tega membohongiku, dan selama ini dia telah membohongiku, saat kami janji dengan dokter kandungan, dan saat aku menunggunya hingga larut malam, saat aku begitu iba dengan kerja kerasnya hingga larut malam, ternyata semuanya hanyalah palsu, Oh Tuhan!! Aku sesenggukan sambil menutup wajah dengan kedua telapak tanganku.

“Mas kita pergi dari tempat ini ya..” aku berdiri dan keluar dari restoran itu, Mas Anto tanpa bicara mengikutiku di belakang,

“Apa kakak mau langsung pulang ke rumah?” Tanya Anto saat kita berdua telah ada di atas motor, Aku menggeleng.

“Gak tahu mas, jalan aja kemana aja sekarang ini mas..biar aku tenang dulu pliss.” Jawabku.

“Baiklah, saya tahu tempat yang pas untuk kakak teriak atau menangis sepuas hati kakak.” Ucapnya dan melajukan motornya dengan cepat.

***​

Mas Anto membawaku ke sebuah atap gedung, walau tidak begitu tinggi, namun Atap ini tearasa sunyi dan tenang, pergaulannya yang luas membuat dia begitu mudah masuk ke gedung ini bahkan sampai ke atapnya.

“Silahkan kak, mau teriak atau nangis, menangislah sepuas hati kakak, dengan menangis maka semua beban akan terangkat, setelah itu kakak akan lega.”

Aku memandang pria bertampang keras di depanku ini, aku kemudian menuju pagar pembatas, kulihat langit jakarta yang cerah terlihat terang, padahal baru saja sesaat lalu hujan lebat, namun kini hatiku yang sedang mendung, air mataku perlahan kembali mengalir turun deras, semakin deras, dan semakin deras, punggungku naik turun, napasku sesengukan mengeluarkan semua beban di hatiku.

“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…” aku menjerit sekencang-kencangnya, lalu aku terduduk berjongkok melipat lututku didada, kutenggelamkan wajahku di sana, kembali aku menumpahkan semua rasa di hatiku ini, rasanya begitu sakit dan nyeri luka hati ini.

Sebuah tangan kurasakan menyentuh pundakku, sesaat berikutnya suara berat namun lembut kudengar, “Sudah kak, cukup.”, Mas Anto membantuku berdiri, aku membiarkan tangannya memegang bahuku, aku hanya tertunduk, tangannya mengangkat daguku, kami saling bertatapan, entah siapa yang memulai, kami kemudian terlibat ciuman yang membara.


Bibir Mas Anto melumat bibirku dengan penuh napsu, lidahnya mencari-cari lidahku, aku tenggelam dalam suasana ini, kubalas lumatannya dengan tak kalah bernapsu, hampir sebulan aku tak disentuh suamiku, gairahku menjadi tinggi, Lumatan Mas Anto begitu menghanyutkan, terasa jantan dan penuh dominasi disana, belum pernah aku diperlakukan seperti ini oleh suamiku sendiri.

Aku mengalungkan sepasang lenganku di lehernya, bibir kami terus saling melumat satu sama lain, ludah kami telah bercampur dan membasahi sekitar mulut kami, lipstick merahku telah berpindah ke bibirnya.

Ciuman Mas Anto perlahan turun ke leher jenjangku yang dibungkus hijab, aku membiarkan bibir itu melata permukaan jilbabku, napasku memburu, syahwatku mulai terbakar, dan aku sedikit terkejut saat kurasakan tangan Mas Anto meremas lembut payudaraku. Seketika kesadaranku bangkit, aku tak boleh seperti ini, aku ..aku biar bagaimanapun adalah istri orang, ohhh no..!, “mass, jangan mas..” ucapku lirih, Benarkah aku ingin dia berhenti??

Mas Anto rupanya juga tersadar, dia lalu memelukku dan menghentikan aksinya, tak lama dia melepaskan pelukannya, “Maaf kak, aku..aku terlalu lancang, maaf..” Ucap Mas Anto.

“Sebaiknya aku pulang mas..semua yang telah terjadi biarlah selesai disana, kita gak boleh melakukan ini, pliss antar aku pulang mas.” Aku kembali sesenggukan, bukan karena sedih mengingat perbuatan Mas Adam, tapi aku..aku sedih harus membohongi perasaanku sendiri yang menginginkan hal yang lebih dari lumatan bibir kami, ohhhh aku mungkin sudah gila.

Mas Anto mencium tanganku lembut, dia meremas jemariku dengan penuh kelembutan, sesaat aku kembali terhanyut, “Maafkan saya ya kak, mari saya antar kakak pulang.” Aku membiarkan jemarinya mengelus lembut jemari lentikku, sungguhkah aku ingin pulang?? Ohhhh aku sungguh bingung…

--------------

Bersambung
Hu @pujangga2000 always joss penyampaian critanya..

Inii tinggal tunggu aja Reaksi Adam ketika lihat Maya sama Anto "jadian".

Di tunggu update lanjutannya hu
 
Mantul suhu.. Sudah mulai terjerat oleh anto. Tinggal nunggu goyah sedikit lagi langsung sikat. Dahaga sex terpuaskan oleh pejantan baru.
 
Nanti adam bakalan dikasih jatah nggak yah kalo sudah nyaman sama anto. Makin menarik ceritanya.
 
Update nya kereen...makasih suhu...apakah adam bner selingkuh,kita tunggu update selanjutnya
 
Trimakasih suhu apdatenya yg mendebarkan ...
Ini baru cerita yg romantis ... Romantic stories yg ngacengi 🤣 ... Tp tukang parkir nya kok tajir banget motornya suhu?? 😁😁😁
 
Trimakasih suhu apdatenya yg mendebarkan ...
Ini baru cerita yg romantis ... Romantic stories yg ngacengi 🤣 ... Tp tukang parkir nya kok tajir banget motornya suhu?? 😁😁😁
Tukang parkir bisa dapet sehari 500 rebu om, ya kalo buat kredit xmax atau ninja 250 mah kecil lah
 
Update nya kereen...makasih suhu...apakah adam bner selingkuh,kita tunggu update selanjutnya
Nah ini, apa bisa2an si anto aja ya, mengompori tanpa kesan menghasut
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd