Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bimabet
Lebih baik dari kedua pihak sama sama jujur dulu terus lihat responnya setelah itu kalau salah satu tidak terima ya konfliknya diperkuat bumbunya. Harusnya Maya yg memulai membongkar dan menayakan Adam yg selalu pergi ke tempat pijat karena dia punya bukti tapi lemahnya Maya ini gak punya keberanian malah di pendam terus. Kalau seperti ini terus kecurigaan yang gak beralasan selalu bakal muncul terus dan bertambah parah.
 
Kalau ketahuan, kan maya bisa buka kartu AS-nya. Nunjukin kalau lakinya juga sering jajan(selingkuh). Kalau sisuami bisa kenapa, istri tk bisa.
Geger-geger dah , , , Saling nyalahin.
Duh, jadi teringat story Markus Sarah !!!
 
Diary Seorang Istri
Part 30 – Jati Diri Anto



Anto meletakkan kunci mobil di meja sebelah TV plasma besar, Anto memutuskan untuk kembali ke apartemen, sebenarnya dia merasa kurang puas bersama Maya, waktunya terlalu singkat bagi Anto, perempuan cantik itu semakin jinak padanya, ingin rasanya Anto menikmati tubuh indah perempuan cantik itu semalaman suntuk.

Maya berbeda dari perempuan yang pernah ditidurinya, Maya sangat pasif dan harus di bimbing, Anto sangat yakin kalau Maya hanya pernah bercinta dengan suaminya sebelum ketemu dengannya, yang disukai Anto adalah kulit perempuan itu sangat halus lembut dan warnanya juga segar, apalagi bagian intimnya benar-benar sangat terawat, tak ada bau sedikitpun dari vagina Maya, dan Anto yakin itu adalah bau alami dari perempuan yang menjaga kebersihannya.

Satu lagi yang Anto suka dari Maya adalah saat akan mencapai orgasme, wajahnya terlihat begitu cantik dan menggairahkan, Anto merasa bahwa Maya ingin melepaskan ekspresinya secara bebas, namun tertahan oleh sifat malunya, dan hal itu malah membuat Anto menjadi gemas dan kontolnya semakin tegang melihat raut wajah Maya saat orgasme.

Anto membuka kaos dan celananya hingga hanya menyisakan boxer hitam dengan gundukan besar didepannya, Anto menatap ke ranjang, memorinya memutar kembali persetubuhannya sore itu dengan seorang perempuan cantik yang terkesan alim dan sopan, Anto meremas kontolnya, “duh kenapa sih kamu pulang buru-buru, padahal kontolku masih ingin menikmati memekmu sayang..” Anto tersenyum dan melompat ke atas ranjang, semilir angin sejuk dari Ac membuat matanya terkantuk, namun baru saja hendak pulas, suara Hpnya terdengar menyalak.

Anto dengan malas beringsut mengambil celananya, diambilnya hp yang disimpan di saku celananya, “siapa sih yang telpon malem-malem, apa jangan-jangan Maya minta jemput hehehe.” Wajah Anto berkerut saat melihat nama yang menelponnya.

“Hai beb….” Anto menyalakan video call.

“Hai beb sayang..” suara perempuan terdengar dari hpnya, di layar terlihat seorang wanita yang wajahnya mirip dengan foto besar di ruang tamu apartemen ini.

“Hai Oliv, lagi dimana nih beb?” Tanya Anto.

“Aku lagi siap-siap berangkat ke kantor beb, kamu udah ngantuk ya, tumben jam segini udah mau tidur.” Jawab Olivia jansen wanita pemilik apartemen ini.

“Ho oh beb, abis mau ngapain lagi, gada kamu rasanya males ngapa-ngapain beb.” Ujar Anto.

“Duh ciannn, kok gak main ke mana kek, club atau kafe daripada suntuk.” Ucap Oliv.

“Mau ngapain kesana, kalo kesana malah keinget ama kamu kok, bikin hati sesek karena kangen.” Sahut Anto.

“Ihh so sweet banget beb..beneran tuh..” olive tersenyum manis.

“Beneran, ini aja aku lagi di apartemen kamu, karena kangen banget ama kamu, makanya aku kesini, siapa tau aku bisa merasakan kehadiran kamu disini.” Ujar Anto.

“Eh ya, kamu di apartemen ya, kan aku dah bilang, kamu pindah aja ke apartemen, ngapain juga ngontrak di rumah itu terus.” Balas Olive.

“Males beb di apartemen aku gak bisa ketemu orang, ini karena gak tahan kangen aja, aku jadi kesini.” Anto terus melancarkan gombalannya.

‘Hmmm aku jadi sedih deh..” ujar Olive.

“Kamu kapan kesini beb..aku kangen banget nih.” Tanya Anto.

“Im sorry Beb, aku masih banyak kerjaan, mungkin sebulan atau dua bulan lagi aku baru bisa kesana, pas libur paskah.” Jawab Olive.

“Duh lama banget..” Anto berkata lirih, ditatapnya perempuan cantik di layar dengan tatapan lesu.

“Ya sabar ya beb..aku juga kangen ama kamu, eh itu jemputanku sudah datang, aku berangkat dulu ya, bye love you..” Olive menghentikan pembicaraannya pagi itu, tak lama setelah itu sebuah chat masuk, berupa screen shoot kiriman Uang dari Olive, dibawahnya Olive menulis Buat jajan ya beb..Love you

Anto meletakkan hpnya di atas meja, sepasang tangannya naik dan menjadi alas kepalanya, Anto kini teringat dengan Olive, sosok perempuan berusia 42 tahun yang menjadi tantenya dalam 3 tahun terakhir ini, Olivia Jansen adalah perempuan berdarah campuran Indonesia dan swedia, dia adalah seoarang diplomat karier dan kini ditempatkan di new York Amerika, di usianya yang kepala empat Olivia jansen tak pernah memikirkan pernikahan atau membangun sebuah keluarga, pernikahannya yang seumur jagung saat usianya kepala tiga membuatnya trauma untuk kembali terperangkap dalam sebuah komitmen, menurutnya pernikahan adalah sesuatu yang membuat langkahnya terbatas, Olivia hanya butuh seorang lelaki untuk memuaskan hasrat libidonya saja, tak lebih dari itu. Dan sosok Anto telah memberikan apa yang di butuhkan Olivia dari seorang Pria.

Olivia begitu tergila-gila dengan permainan ranjang Anto, bagi publik, Olivia adalah sosok diplomat yang keras menyuarakan dan membela kepentingan negara, namun bagi Anto, Olivia tak lebih dari kelinci betina yang selalu menjerit-jerit terperangkap dalam jala syahwat yang ditebarkannya. Tak ada yang salah dalam hubungan timbal balik itu, keduanya merasa hubungan mereka adalah bersifat menguntungkan, Anto bisa memberikan apa yang Olivia butuhkan, dan Olivia juga bisa memenuhi apa yang Anto inginkan secara materi, tak ada komitmen apapun dalam hubungan mereka, Olivia tak peduli Anto berhubungan dengan siapapun, karena Olivia tahu, kalau Anto bisa menjaga dirinya dengan baik, Olivia percaya Anto tak akan meniduri wanita sembarangan.

Anto meletakkan hpnya di meja sebelah ranjang, tiba-tiba perhatiannya terpusat pada sebuah benda kecil berkilauan, Anto duduk di ranjang dan mengambil benda yang merupakan sebuah cincin, bentuk cincin itu putih bermata berlian, sesaat kemudian Anto tersenyum, dia pernah melihat cincin ini dikenakan oleh Maya, ya benar setiap mereka bersetubuh, Maya selalu membuka cincinnya, dan biasanya Maya tak pernah lupa untuk memakainya kembali saat akan pulang, namun kali ini Maya sepertinya lupa dengan cincinnya, Anto membuka laci meja dan mencari sebuah wadah untuk menyimpan cincin ini, setelah menemukan sebuah plastik bekas obat, Anto menyimpan cincin itu di saku celana panjangnya.



***​



Milla mencoba menelpon kembali sambungannya yang terputus, namun berkali-kali dia mencoba, hanya jawaban operator yang memberitahu kalau nomor Maya sedang tidak aktif, Milla tertegun memandang Hpnya, panggilan dari petugas apotik sepertinya tak terdengar olehnya.

“Anak Fajar Putra Pratama…” kembali petugas apotik memanggil nama Fajar.

“Ya…” Setelah kedua kali baru Milla mendengar panggilan dari petugas apotik tersebut, Milla bergegas menghampiri petugas apotik.

“Ini bu, obat yang dan perlengkapan yang diminta, semua sudah lengkap, ada lagi yang bisa saya bantu.” Ucap petugas apotik.

“Sementara cukup ini dulu mbak, makasih ya.” Milla kemudian kembali ke ruangan tempat Fajar dirawat, dalam perjalanan ke ruangan Fajar, kembali Milla terusik dengan perubahan perilaku sahabatnya Maya, sudah dua kali Maya membohongi suaminya dengan mengatakan sedang bersama Milla, dan selama Milla mengenal Maya, baru kali ini Maya bersikap demikian.

Milla juga sering memergoki Maya tersenyum-senyum sendiri saat chating di telepon, kadang Milla melihat Maya tergopoh-gopoh mencari tempat sepi saat teleponnya berbunyi, sungguh Milla tak ingin berparasangka buruk terhadap sahabatnya, namun Milla yakin ada sesuatu yang terjadi dengan sahabatnya itu, dan Milla juga baru menyadari bahwa bukan Adam yang membuat Milla senyum-senyum saat chatting, bahkan Milla yakin 100 persen bukan Adam tapi orang lain yang menelpon sahabatnya itu sehingga harus repot mencari tempat sepi.

“Apa yang sedang kamu lakukan May?” Milla bergumam dan terkejut tiba-tiba telah sampai di depan pintu kamar Fajar dirawat, Milla menghela napasnya, dia harus fokus dengan Fajar, urusan Maya biarlah di kesampingkan dulu, Milla membuka pintu kamar Fajar dan melihat Andi suaminya menyambut dengan senyum, “Baru aja pules tidurnya bund.” Ucap Andi sambil melihat ke arah fajar yang sedang tertidur pulas.

***

Adam berbaring disamping Maya yang tengah memunggunginya, Adam berbaring menyamping ditatapnya punggung istrinya, Hatinya sangat penasaran ingin bertanya kenapa Maya tak mengenakan cincin pernikahannya, selama ini Maya tak pernah menanggalkan cincinnya itu.

Adam teringat peristiwa saat dirinya dan Maya berlibur dengan teman-teman kantornya, suatu siang ada acara tarik tambang antara keluarga para staf kantor, dan Maya harus melepaskan cincinnya karena takut mata berlian cincinnya terlepas, setelah perlombaan itu Maya lupa meletakkan cincinnya, Maya begitu panik dan hampir menangis mencari-cari cincinnya, walau akhirnya cincinnya bisa ketemu kembali yang ternyata di titipkan ke suaminya Adam.

Maya saat itu benar-benar marah pada Adam yang pura-pura tak tahu dimana cincinnya berada, padahal niat Adam Cuma ingin menggoda istrinya, namun ternyata Maya benar-benar marah dan mendiamkan dirinya selama seminggu.

Saat mereka kembali berbaikan, dan Adam juga meminta maaf, Maya mengatakan kalau dia tak ingin Adam bercanda seperti itu lagi, “Cincin itu sangat berarti buat aku yank, karena apa? Karena kamu yang memberikan padaku, itu simbol ikatan cinta kita, dan jika hilang entah apa yang terjadi padaku.” Demikian ucapan Maya saat itu.

Dan kini Adam tak melihat cincin itu di jari istrinya, dan istrinya itu malah tertidur pulas, “Apakah Maya tak menyadari kalau tidak mengenakan cincin?” Gumam Adam sambil terus memandangi punggung Maya.

Adam tiba-tiba duduk, sekelebat dadanya berdesir, perasaan tak enak menyelimuti hatinya, Maya yang selama ini kalem, kemaren tiba-tiba berubah menjadi binal dalam urusan seks, bahkan kata-kata kotor yang tak pernah terbayang oleh Adam bisa diucapkan istrinya, kemaren dengan lancar di ucapkan Maya, kembali hati Adam berdesir aneh, Adam berusaha menyingkirkan perasaannya itu, Adam mendekati wajahnya ke lengan istrinya yang putih mulus, diciumnya lengan itu, Maya hanya menggeliat sesaat dan kembali terlelap.

“Sepertinya kamu capek banget ya yank, pasti kamu lelah ya, pulang kerja ikut bantu Milla antar Fajar, maafin aku ya udah curiga ama kamu, mungkin di rumah sakit kamu harus lepas cincin karena bantu Milla, ya mungkin itu, aku aja yang terlalu curiga…” Adam mendekati Maya dan mengecup pipi istrinya dengan lembut, tak lama Adam berbaring menghadap ke punggung Maya, “Selamat tidur sayang..” Gumam Adam.

--------------------------------------

Bersambung
 
Wkkkkk adam polos amat, tp jadi seru sih
 
Keterlaluan Anto. Udah jelek. Tatoan. Melarat. Playboy cap Kadal lagi..

Lemah banget beraninya sama istri orang.

Saya nunggu Nisa dan Maya berkenalan hu. Dan biar maya tau kalo Adam udah ada penggemarnya sendiri...

Lebih lebih nanti Nisa mergokin kalo Maya punya gandengan "melarat" si Anto..
 
Bimabet
Keterlaluan Anto. Udah jelek. Tatoan. Melarat. Playboy cap Kadal lagi..

Lemah banget beraninya sama istri orang.

Saya nunggu Nisa dan Maya berkenalan hu. Dan biar maya tau kalo Adam udah ada penggemarnya sendiri...

Lebih lebih nanti Nisa mergokin kalo Maya punya gandengan "melarat" si Anto..
Nah komen kaya gini bikin semangat, mulai esmosi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd