Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Diary Seorang Istri
Bagian Ke Dua Puluh ( Ingatan Masa Lalu )


Maya membuka pintu rumahnya, rumah ini menjadi lebih sunyi dan terasa dingin, Maya menyalakan lampu ruang tamu, matanya mengelilingi seluruh dinding ruang tamu, ada foto besar tergantung di dinding, foto pernikahannya dengan mas Adam, foto-foto lain yang lebih kecil, ada foto dirinya yang terlihat cantik, Mata Maya terpaku pada sebuah foto saat Mas Adam memeluknya dari belakang, Maya teringat betul kapan foto itu diambil, foto itu diambil saat mereka merayakan sebulan mereka berpacaran, Maya tersenyum mengingat salah satu momen yang paling bahagia dalam hidupnya itu.

***​

3 Tahun Lalu

Maya tergesa-gesa memasuki perpustakaan kampus, sebulan lagi deadline Bab Landasan Teori skripsinya harus masuk, Ini semester kedua Maya mengambil skripsi, neneknya yang sering sakit belakangan ini membuat Maya harus membagi konsentrasi antara menyusun skripsi dan mengurus Nenek, sehingga akhirnya kesibukan Maya mengantar Neneknya berkonsultasi dengan dokter membuat skripsinya terbengkalai.

Dosen pembimbing Maya, yang merupakan dosen favorit bagi mahasiswa penyusun skripsi telah memperingatkannya agar lebih serius dalam tugas akhirnya itu, selama menjadi dosen pembimbing skripsi, baru kali ini dia gagal membantu mahasiswanya menyelesaikan skripsi dalam satu semester, mahasiswa yang tidak bisa menyelesaikan skripsi dalam satu semester merupakan aib bagi reputasinya, makanya dengan keras dosen itu mengancam akan mengundurkan diri sebagai dosen pembimbing Skripsi, jika Maya kembali gagal menyelesaikan skripsinya di akhir semester.

Maya menyerahkan secarik kertas kecil pada petugas penjaga perpustakaan, “sebentar ya mbak saya cari dulu.” Petugas itu memeriksa judul buku yang diminta oleh Maya melalui PC, “Wah maaf saya baru inget, buku yang mbak minta ini baru aja dipinjam oleh mas Adam.”

“Ya…kapan tanggal baliknya mbak?” tanya Maya panik.

“Baru aja kok dipinjam, tuh mas Adamnya aja masih disini.” Petugas perpustakaan menunjuk ke suatu arah.

Maya mengikuti pandangan petugas tersebut, ada banyak mahasiswa yang sedang berada disana, “Benarkah masih disini, aku harus menemui dia, ini penting..” Batin Maya.

“Mbak yang namanya Mas Adam itu yang mana sih.” Tanya Maya lagi.

Perempuan petugas perpustakaan itu memandang heran ke arah Maya, “Mbak kayaknya bukan mahasiswi baru, masa gak kenal cowok paling keren di kampus.”

Maya jengkel sekali dengan sikap petugas perpustakaan ini, namun dia menahan diri untuk terlihat kesal, “Harus gitu gue kenal dia! ampun ganjen banget sih bocah.” batin Maya kesal

“Tuh kelihatan kan meja nomor 7, itu Mas Adam.” Petugas itu menunjuk ke suatu arah, Maya melihat ada dua orang cowok disana, keduanya duduk berhadapan dipisahkan sekat pendek, keduanya seperti sedang asyik dengan laptopnya.

“Mbak…” Maya tak jadi bertanya saat melihat petugas penjaga perpustakaan itu sedang sibuk melayani mahasiswa lain, Maya kemudian segera menuju meja yang di katakan oleh petugas tadi.

Maya bingung yang mana diantara dua cowok ini yang bernama Adam, dengan sedikit gugup Maya menjawil pundak cowok yang membelakanginya, Cowok itu menoleh sambil membuka headsetnya, sedikit terkejut Maya melihat penampilan cowok didepannya, kaca mata tebal dengan wajah yang jauh dari keren menyapanya, “Ya kenapa mbak.”

“Dasar cewek gila, kaya gini di bilang keren huh.” Maya mengutuk dalam hati info sesat petugas perpustakaan tadi.

“Ehgghh, maaf mas Adam?” Tanya Maya, cowok itu tak menjawab, dia mengenakan headsetnya kembali, lalu menunjuk ke arah cowok didepannya. Maya baru paham kalau cowok yang bernama Adam ternyata adalah cowok yang berada di depan si kacamata tebal ini.

Maya memperhatikan cowok yang ditunjuk si mata tebal tadi, cowok ini sedang sibuk melihat kearah catatannya di meja, merasa ada seseorang didekatnya, cowok itu menoleh kearah Maya, “duh rupanya benar apa yang dikatakan mbak perpustakaan tadi, cowok ini keren banget, glowing banget.” Ucap Maya dalam hati.

“Ada apa Mbak.” tanya Adam.

Maya tersadar dari rasa terpukaunya, “Mas Adam ya?” Tanya Maya.

“Ya benar, mbak ini ada perlu sama saya?” Adam balas bertanya.

“Eghhhh, gini mas..” Maya lalu mengutarakan maksudnya secara jelas.

“Ohh gitu, maksudnya buku ini? Tapi ini titipan adik saya mbak,” Ujar Adam.

“Hmmm titipan adik apa Adik.” Ucap Maya dalam hati.

“Duh gimana ya mas, saya perlu banget, pliss saya pinjam dulu ya, gak lama kok.” Ucap Maya memelas.

“Gini aja, saya tanya adik saya dulu, kalau dia gak buru-buru, nanti saya kasih ke mbak, ini masukin nomor hp mbak.” Adam menyerahkan hpnya ke Maya.

“Buat apa mas, kok saya musti masukin nomor hp saya.” Tanya Maya bingung, dia mulai curiga cowok keren ini cuma modus.

“Hmm, kan saya musti nanya ke adik saya, kalau adik saya belum buru-buru pakai buku ini, saya mau hubungin mbak kemana?” Ucap Adam tersenyum.

“Oh ya, iya maaf..” Maya lalu memasukkan nomor pribadinya ke hp itu.

Adam mengantungi hpnya kembali, lalu beranjak meninggalkan mejanya, “Mudah-mudahan adik saya belum terlalu butuh buku ini.”

Maya hanya melongo melihat cowok keren itu berlalu meninggalkannya, cowok itu bukan hanya keren tapi juga wangi banget, duh hati Maya malah berdebar-debar.

Dua hari berlalu tanpa ada kabar, Maya benar-benar menyesal tak mencatat nomor cowok itu, kalau dia tahu nomor cowok itu, pasti dia akan langsung bertanya, tanpa menunggu harap-harap cemas kaya gini. Namun siangnya ternyata Adam menelpon Maya, dan meminta Maya menemuinya di sebuah café.

Di Café itu pulalah mereka pertama kali saling bicara, apa yang dikatakan Adam semuanya memang benar, Buku itu dipinjam Adam untuk adiknya yang sedang sakit, Adam sendiri adalah alumni universitas yang sama dengan Maya, Adam lulusan Fakultas Teknik perminyakan sejak 5 tahun lalu, dan kini mulai merintis karier di salah satu perusahaan afiliasi Pertamina.

Sejak pertemuan di café, Maya dan Adam semakin sering bertemu, mereka menemukan kecocokan satu sama lain, dua bulan berkenalan mereka memutuskan untuk jadian, Adam banyak membantu memberikan motivasi bagi Maya dalam menyusun skripsi, terkadang Adam menemani Maya hingga pagi saat menyusun dan mengetik Skripsi, kehadiran Adam membuat Maya semangat menyusun skripsinya.

Pekerjaan Adam mengharuskannya untuk sering ke luar Kota dalam beberapa minggu, Adam adalah pribadi yang ulet dan pekerja keras, tak heran bosnya sangat menyukai kinerjanya yang ciamik, Setahun kemudian Adam diangkat sebagai manajer marketing di perusahaanya sekarang, saat itu pula Adam memberanikan diri untuk melamar Maya.

Nenek Maya sangat menyukai Adam, dia yakin Adam adalah pria yang tepat untuk menjaga Maya, saat Adam menemuinya untuk membicarakan pernikahan dengan Maya, nenek Maya sangat senang, tanpa berpikir panjang, nenek langsung memberikan restu, akhirnya Adam menikahi Maya tepat setahun jadian mereka.

Namun sayangnya sebulan setelah pernikahan, Nenek Maya harus berpulang ke pangkuan Illahi, Maya sangat terpukul dengan kepergian nenek yang sangat dicintainya itu, suaminya Adam selalu hadir di sisi Maya, menguatkan Maya agar tak larut dalam kesedihan, perlahan Maya begitu bergantung dengan sosok Adam, Maya tak bisa membayangkan jika Adam jauh darinya.

Bagi Maya, Adam adalah perpaduan dari Sosok Ayah dan Nenek yang sangat dirindukannya, Adam yang lembut namun tegas, Adam yang sangat memanjakannya persis seperti neneknya, Maya benar-benar sangat mencintai suaminya itu, begitupula Adam, Maya adalah wanita yang terpenting dalam hidupnya, Maya bukan hanya istri, tapi juga sahabat saat gundah dan lelah melandanya, Maya juga penyembuh saat luka dan sakit menerpanya. Keduanya saling melengkapi dan saling mencintai, mereka menjadi pelengkap satu sama lain.

***​

Tak terasa Mata indah Maya basah oleh air mata, di elusnya wajah suaminya dalam bingkai foto, beberapa bulan belakangan dia kehilangan kehangatan sosok pria yang sangat dicintainya ini, Maya menghela napasnya, langkahnya gontai menuju kamar.

Di pintu kamar, Maya teringat saat mereka berdua saling bercanda, saling cekikikan sebelum tidur, Adam selalu iseng menggelitiki Maya hingga membuatnya terpingkal-pingkal geli, setelah lelah tertawa, mereka saling berpelukan merangkai mimpi.

Maya terisak-isak melepaskan semua beban di hatinya, “Kenapa semua harus seperti ini? Kenapa kamu harus tidur dengan pelacur murahan itu mas..” Maya terisak hebat, kembali teringat foto-foto saat Adam mengunjungi panti pijat, dia sangat membenci suaminya..hatinya begitu sakit..

Maya kemudian teringat malam-malam panas bersama Anto, seketika hatinya bergejolak, “kamu malah bercinta dengan pelacur-pelacur murahan daripada dengan istrimu sendiri, apakah salah jika ada orang lain yang menggantikan posisimu dan memberikan aku kehangatan yang kau abaikan, aku benci kamu mas..” kembali Maya terisak-isak hebat.

Setelah merasa dirinya agak lebih tenang, Maya memutuskan untuk mandi, seluruh pakaian yang melekat ditubuhnya telah tanggal, Maya membiarkan air shower membasahi seluruh tubuhnya, terasa nyaman dan segar, Maya menuangkan sabun cair ke telapak tangannya, dibalurkan sabun itu ketubuhnya, saat membalurkan sabun cair itu ke payudaranya, Maya teringat dengan adegan persetubuhannya dengan Anto, Maya mulai horni mengingat kejadian itu, payudara mengkel itu diremasnya perlahan, sedikit meremang seluruh pori-porinya saat jari telunjuknya menyentuh tonjolan putting payudaranya, ughh teringat saat lidah Anto menggelitiik payudaranya, ahhhhhhhh, Terbayang perpaduan rasa perih, geli dan nikmat saat Anto menyedot kencang putingnya ini, tangan Maya terus menyusuri tubuhnya sendiri, matanya terpejam mengingat jejak lidah basah Anto menjilati setiap bagian dari tubuhnya, Maya semakin horni.

Perlahan Tangan kanan Maya mulai menyentuh vaginanya, di belainya lembut bibir Vaginanya sendiri, tangan kiri Maya memilin putting susunya, Maya tengadah, adegan persetubuhannya dengan Anto terputar kembali di memori otaknya, Maya terus menggesek vaginanya, hasratnya mulai bergelora, dua jari tangannya masuk mengocok vaginanya, terbayang penis hitam berurat Anto memompa kencang vaginanya, ahhh masss aahhhh, Maya semakin cepat menyolok lubang senggamanya, ahhhh ahhhhhh ahhhhh, tubuh Maya mengejang, dari vaginanya menyemprot deras air pipisnya, Maya terengah-engah mengatur napasnya. Kedua tangannya bersender pada dinding kamar mandi, pancuran air shower semakin membasahi tubuh indahnya.

Maya mengeringkan tubuhnya dengan handuk, diambilnya pakain tidur satin berwarna putih dengan panjang sebatas paha, sebuah chat whatsapp masuk, Maya menoleh ke hpnya, chat dari suaminya Adam yang mengabarkan akan take off jam 8 pagi, Maya meletakkan hpnya kembali, Maya menatap tubuhnya yang indah dicermin, pakaian tidur ini semakin mengekspos kulit putih mulusnya.

Maya naik keatas kasur, tubuhnya terasa letih, chat whatsapp kembali masuk, ternyata dari Anto, seulas senyum mengembang diwajah cantiknya.

“Malam cantik, kamu udah tidur?” Chat dari Anto.

“Belum mas, aku abis mandi” Balas Maya.

“Ohh, pasti seger ya.”

“Ya dong, kok mas Anto belum tidur.”

“Belum dek, gak bisa tidur nih..banyak pikiran”

“Hmmm lagi mikirin apaan sih?”

“Mikirin kamu dek, aku kebayang yang kemaren.”

“Kebayang apaan, ihh pasti lagi ngelamun yang jorok ya..”

“Hehehe, kebayang ciuman ama kamu, isep putting kamu..” Chat Anto.

Maya terdiam, tubuhnya terasa mulai hangat, entah kenapa tulisan yang menjurus cabul itu perlahan membakar gairahnya.

“Apaan sih, masa sama istri orang chatnya kaya gitu.” Balas Maya.

“Ya bis gimana dong, nih kalau gak percaya..” Anto lalu mengirimkan sebuah gambar.

Terbelalak Maya menatap gambar kontol Anto, hatinya berdegup kencang, perlahan tangannya menuju ke arah vaginanya.

“Ihh apaan sih mas Anto, ngapain kirim gambar kaya gitu..” Maya pura-pura risih.

“emang kamu gak kepikiran dek?”

“kepikiran apaan.”

“itu gambar yang kukirim tadi.”

“Ya…”

“Ya apaan.” Kejar Anto.

“kepikiran sih…nih aku mulai basah..”

“Ihh kamu horni ya sayang..” Goda Anto.

“Mas sih…” Balas Maya.

“Aku lagi bayangin jilatin memek kamu yang merah itu sayang, uhhh lendir kamu rasanya nikmat banget..” Anto semakin menggoda birahi Maya.

“Ahh masss pengen……………….” Rajuk Maya.

“Aku ingin menjilati tubuh indah kamu sayang, ahhh rasanya kontolku ini udah pengin ngaduk memek kamu yang gurih dek..”

“Masss……..ahhhh, pliss..”

Maya terkejut dan kesal saat terdengar suara notifikasi baterei hpnya yang lowbatt, Maya celingukan mencari charger…

“Ahhhhhhhh, hp sialan pake mati lagi.” Maya melempar kesal hpnya, dia malas mencari charger, Maya yang tengah horni mulai menggesek vaginanya kembali bolak balik hingga telungkup, tubuh Maya menghangat akibat gelombang birahi yang menyergap, tak berapa lama orgasmenya kembali datang, namun orgasmenya sedikit tertahan oleh perasaan kesal akibat hpnya yang mati, Maya berbaring menyamping, napasnya tersengal-sengal, duhh dia horni banget malam ini


-------------------------------------

BERSAMBUNG
 
untuk premium nantikan episode ke 25 besok malam
 
wowo terimakasih untuk apresiasinya di premium, ini adalah semangat bagi ane untuk menciptakan karya-karya terbaik lainnya, buat penghargaan ane akan rilis cerita beastiality yang ada di premium yaitu beauty and her beast lover besok malam.
tentunyaa episodenya akan lebih lambat dari di edisi premium, ini sebagai bentuk rasa senang ane, karya ane bisa dihargai begitu besar, terima kasih semua, buat yang belum bisa ikut di premium jangan kuatir cerita diary seorang istri akan tetap ane upload updatenya disini, tapi kalau gak sabar nunggu episode terbaru ya monggo ke ono hehehe.
SAYA TETAP SABAR MENUNGGU KOK
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd