Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bab 3


Sampai di rumah, aku menyalakan lampu depan, aku berniat untuk langsung mandi dan mencoba Lingerie yang kubeli tadi, suara seseorang terdengar memanggilku, aku kembali membuka pintu depan dan kulihat Bu Arif tetangga sebelah rumah, aku menghampiri beliau.

“Bu Arif, ada apa bu?” Tanyaku, rumah kompleks kami tidak memiliki pagar.

“Ini mbak maya, tadi ada kurir ngantar ini, dititipkan ke saya.” Jawabnya sambil menyerahkan sebuah kotak karton berwarna coklat.

Aku mengambil kiriman itu dan membaca siapa pengirimnya, rupanya pesanan skincare ku telah datang, “Terima kasih ya bu.” Ucapku.

“Ya, sama-sama mbak, kalau gitu saya piulang dulu ya.” Ujar Bu arif kemudian.

“Ya bu, makasih ya.” Ucapku, bu arif hanya memberikan jempol dan tersenyum padaku.

Aku kembali masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pintu aku menuju kamarku, rumah rasanya sepi banget, andai saja aku sudah memiliki anak, pasti rumah akan ramai, aku melihat jam dinding, hampir jam 7 malam, aku kemudian mandi.

Setelah mandi, hanya dengan menggunakan handuk aku mencari-cari Lingerie yang kubeli siang tadi, aku lupa naruhnya dimana, perasaan tadi setelah Bu Arif datang, aku hanya meletakkan tasku saja, aku mencoba mengingat dimana kuletakkan bungkusan Lingerie yang kubeli.

“Apa jangan-jangan tertinggal di Mobil Taksi Online tadi?” Tanyaku dalam hati.

Pasti tertinggal disana, perasaan aku tak mebawa bungkusan apa-apa saat masuk kerumah, “Ya ampun, pakai ketinggalan segala.” Ujarku kesal.

Aku mencari Hpku didalam tas, aku berniat untuk menelpon kantor taksi online yang membawaku tadi, namun kemudian kuurungkan, aku teringat pada bapak drivernya, besok aja aku tanya ke tempat parkirnya.

Aku kemudian mencari piyama tidurku, “Gak jadi deh pakai lingerie, ahhhhhhhh sebel banget sih pake ketinggalan segala.”

Setelah berganti piyama tidur, aku beranjak ke dapur, perutku rasanya lapar, mau pesan online males juga, akhirnya aku mencari mie instant di dapur, tiba-tiba aku mendengar suara Hpku berbunyi, aku kembali ke kamar, kulihat mas Adam suamiku menelpon.

“yank, kamu sudah dirumah? aku lagi otewe nih, kirain kamu masih di kantor.” Ucap suamiku

“Aku tadi pulang naik Taxol yank, kamu beneran udah pulang? Dah sampe mana?” tanyaku

Suamiku menyebut nama suatu jalan, berarti gak lama lagi suamiku akan tiba, “Yank, hari ini masa Ovulasiku loh..” ujarku.

“Maksudnya yank..ohhhhh ya ya aku paham hehehe, oke yank, aku mau beli sate kambing sekalian buat penambah stamina heheh, kamu mau juga?’ tanya suamiku.

Aku tersenyum mendengar suamiku itu. “gak ah aku gak doyan sate kambing, kamu beliin aku nasgor aja deh, tadinya aku mo bikin mie instant, ya udah aku tunggu ya, cepetan ya..” jawabku.

“Ya sayank, ini aku udah deket rumah kok, oke nanti aku belikan nasi goreng ya, dah dulu ya, love you.” Ujar suamiku menutup pembicaraan.

Aku tersenyum-senyum sendiri, terkadang suamiku itu menyebalkan, terkadang dia bikin kangen juga, “iih pake ketinggalan segala lingerie itu, bikin sebel aja.” Dengusku kesal.

Aku kemudian kembali ke kemar, ku nyalakan TV, kebetulan ada acara komedi di tv, lumayan buat menghibur hatiku yang kesal, setengah jam kemudian kudengar suara mobil suamiku berhenti didepan rumah, aku bangun dan keluar menyambut suamiku.

***​

“Kamu beli dimana yank.” Sambutku sambil mencium tangannya, aku mengambil bungkusan dari tangannya.

“Di perempatan depan, itu loh sebelum masuk kompleks.” Ujar Suamiku.

“Ohh, eh kamu beli nasinya gak, soalnya kan dirumah gak ada nasi.” Tanyaku.

“Udah sekalian dong, aku tau pasti gak ada nasi, Yank, aku mandi dulu ya.” Jawabnya.

“Ya udah, aku siapkan dulu makanannya, eh yank, itu ganti handuknya, yang baru ada di lemari, handuk-handuk yang lama udah aku masukin tas laundri.” Ujarku sambil menuju ke ruang makan.

“Oke bos.” Jawabnya singkat.

Setelah mandi, mas Adam terlihat segar, harum colognenya merebak ke seluruh ruangan tempat makan, Aku dan suamiku makan makanan yang tadi dibawanya, maklumlah aku memang jarang sekali masak, kalaupun masak paling akhir pekan.

Setelah makan, kami berbincang-bincang, mas Adam memberitahu kalau dia sudah mengatur ulang jadwal konsultasi dengan dokter kandungan.

“Yank jumat besok, aku mau ke bandung, ada seminar yang harus aku hadiri, aku nginap disana, sabtu sore aku langsung balik pulang ke Jakarta,” ujarnya.

“Berarti jumat kan dua hari lagi, seminar apa sih yank.” Tanyaku dengan nada sedikit merajuk.

“Ehmm, kamu mau ikut? Kalau mau ikut kita sekalian aja jalan-jalan ke Bandung, pulangnya minggu aja.” Ajak suamiku, tawaran yang cukup bagus sebenarnya.

“Hmmm kayaknya gak bisa deh, besok kan minggu akhir bulan, pasti banyak kerjaan untuk audit yank.” Jawabku.

“hmmm gitu ya, ehh yank..yuk..kita mulai.” Mas Adam menatapku dengan tatapan penuh makna.

“Mulai apaan sih.” Aku tersenyum geli

“ahhhhh suka godain deh kamu.” Tiba-tiba mas Adam membopongku dan membawaku ke kamar, aku terpekik dan tertawa kecil.

“Hus...jangan jerit-jerit gitu, nanti kedengaran tetangga malu.” Ujarnya, aku meletakkan telunjukku ke bibir.

***​

Mas adam mencumbuku, kami saling berpagutan, cumbuannya turun ke leherku yang jenjang. Tangannya sibuk membuka piyama tidurku, aku memang tidak mengenakan dalaman apapun sejak tadi, aku membantu mas Adam untuk membuka bajuku, sedangkan mas Adam mulai membuka kaosnya dan kemudian celana pendeknya, sama sepertiku mas Adam juga tak mengenkan dalaman apa-apa lagi.

Kami berdua telah bugil bagai bayi baru lahir ke dunia, Mas Adam kembali mencumbuku, dia begitu bernapsu melumat habis puting payudaraku, tangannya nakal menjelajah pahaku dan terus naik mengelus belahan vaginaku yang mulai basah.

“Ahmmm sssssssssssss.” Cumbuan Mas Adam di payudaraku sungguh nikmat, aku menyukai saat dia menghisap puting payudaraku.

“aghhhhhhh.” Aku meringis sedikit perih saat penis suamiku mulai menembus vaginaku, kami saling berpelukan, bibir kami saling berpagutan, sekitar 2 atau 3 menit kemudian Mas Adam Mengeram dan mempercepat pompaannya, dan menghentak-hentakkan pantatnya dengan cepat, aku tau kalau dia sudah ejakulasi.

Mas adam melepaskan pelukannya dan beranjak ke sampingku, sebagaimana yang kulihat di artikel, aku kemudian mengangkat pinggulku, menurut artikel cara itu membantu sperma lebih cepat membuahi sel telur, aku menahan pinggulku selama beberapa menit, lalu aku kembali berbaring, aku merasakan ada cairan merayap dipahaku.

Seperti biasa, mas Adam melanjutkan dengan Jarinya, dia menggosok klitorisku sambil mulutnya menghisap puting payudaraku, kali ini tidak seperti biasa, perjalanan orgasmeku agak sedikit lama, saat kurasa orgasme datang, tiba-tiba menghilang, terus seperti itu, hingga akhirnya aku menahan tangan mas Adam, klitorisku terasa perih.

“Kenapa yank, kok kayaknya ketahan terus orgasme kamu.” Tanya mas Adam.

“Gak tau yank, udah ah, perih banget.” Jawabku.

“Beneran? Ya udah besok kita lanjutin lagi ya, kita tidur ya.” Ucap Mas adam, kemudian berbaring di sampingku, dia mengecup keningku lembut, “met malam sayang.”

“Met malam juga sayang.”balasku sambil mememegang lengannya yang memeluk tubuh telanjangku, tak lama terdengar dengkurannya.

Begitulah rutinitas hubungan seks kami, tak pernah ada adegan seks heboh bagai di film-film porno, sejak malam pertama, kami tidak pernah melakukan oral seks, entahlah aku merasa jijik melakukannya, sebenarnya di awal-awal pernikahan kita mencoba melakukan oral seks, namun aku tak tahan dan muntah saat merasakan precum mas Adam.

Begitulah gaya mas adam menyetubuhiku selama ini, hanya dengan satu posisi saja, saat sudah ejakulasi, jari mas Adam yang menggantikan, aku selalu orgasme dengan Jari mas Adam itu.

Aku memandang suamiku yang telah lelap tidur, aku tersenyum dan memejamkan mataku, aku berharap, kali ini sperma mas Adam berhasil membuahi sel telurku, mudah-mudahan.

***

Sebagaimana biasa, rutinitas kami tiap pagi, jam setengah tujuh kami berdua telah keluar dari rumah, mas Adam mengantarku ke kantor, kebetulan kantor kami searah, setelah menurunkan aku didepan kantor, Mas Adam melanjutkan perjalanannya.

Aku melihat Milla temanku melambaikan tangan di kejauhan, aku menunggunya, Milla mengandeng lenganku, kami berjalan bersama memasuki gedung kantor kami.

“May, aku beliin sarapan nih, kamu belum sarapan kan?” tanyanya saat kami sedang mengantri lift untuk naik ke kantor kami.

“Tau aja kamu, wuih nasi bakar, pasti enak nih.” Jawabku sambil mengorek sedikit bungkusan yang dibawa Milla.

“Enak dong, yuk kita masuk.” Milla mendorongku masuk lift, banyak karyawan lain yang juga masuk lift, dan benar saja dugaanku, Lift berteriak keberatan, seorang bapak-bapak gemuk celingak celinguk memandang, sedangkan pandangan kami semua tertuju padanya, akhirnya bapak itu keluar dengan gontai, baru akhirnya pintu lift menutup, kami semua senyum-senyum dikulum. Ya itulah kejadian lucu yang tiap pagi kami lihat.

Tak ada kejadian menarik di kantor, semuanya berlangsung seperti biasa, kebetulan minggu ini banyak audit yang harus dilakukan bagian keuangan, kami semua disibukkan dengan mengecek semua struk pembelian dan struk-struk pengeluaran lain.

Aku sendiri berencana untuk mampir ke Bank, tempat driver online yang mengantarku semalam menjadi petugas parkir, aku berharap pak Anto, driver online itu menyimpan barangku yang tertinggal, dan aku juga berharap pak Anto tidak melihat isinya, aku merasa malu andai pak Anto mengetahui apa isi bungkusanku itu.

Tepat jam 12 saat istirahat siang, aku kemudian meminjam motor dewi, bawahanku di kantor, aku beralasan hendak ke Bank mengambil uang.

“May makan di soto madura yuk.” Ajak Milla siang itu.

“sorry Mill, aku musti ke bank dulu, ini mas Adam nyuruh aku transfer.” Aku berbohong pada Milla.

“Ohh oke deh may, hati-hati ya.” Ujar Milla kemudian pergi bersama teman yang lain.

“ini bu kunci motornya.” Dewi menyerahkan kunci motor padaku.

“kamu gak keluar kan dew, saya cuma sebentar aja kok.” Ujarku.

“gak kok bu, saya tadi pesan makanan online aja, banyak kerjaan soalnya, saya kembali ke tempat saya bu, permisi.”

“Ya dew, makasih ya.” Ujarku, aku lalu bergegas menuju parkiran motor, dan setelah ketemu motor dewi, aku langsung menuju ke bank.

***​

“Mas antonya gak masuk mbak hari ini, apa ada pesan? Biar saya sampaikan.” Ujar petugas parkir yang memperkenalkan dirinya bernama Yono.

“Ohh gitu ya mas, bukannya dia tiap hari jaga parkir disini ya.” Tanyaku.

“ya mbak, tapi tadi pagi mas Anto dapat borongan ngantar orang ke luar kota, saya gak tau apa dia pulang hari ini atau gimana. Coba mbak hubungi langsung aja mas Anto.” Jawab pak Yono.

“Waduh, berarti besok juga Mas Anto belum tentu masuk.” Gumamku dalam hati. “Ehmm pak, boleh saya minta no telepon mas Anto?” tanyaku pada Tukang parkir tersebut

Tanpa bertanya, dia kemudian menuliskan di secarik kertas parkir, dan menyerahkan padaku, “ini mbak, nomornya juga ada Wa nya.”

Aku kemudian pamit padanya, sebelum kembali ke kantor, aku makan siang di warung soto yang tak jauh dari Bank. Sambil makan aku menyimpan nomor yang diberikan pak Yono tadi ke kontak Hpku.

***​

Malam itu setelah mandi dan berganti pakaian tidur aku menelpon nomor mas Anto, namun sepertinya nomornya tidak aktif, aku lalu mengirimkan chat pada mas Anto, aku bertanya apa dia menemukan dan menyimpan barangku yang tertinggal tempo hari, chat yang kukirimkan hanya centang satu. Aku mulai ragu, apakah pak yono tidak salah memberikan nomor.

Aku kemudian membuka bakso yang kubeli tadi sebelum pulang, aku males makan nasi, tapi perutku lapar. Setelah makan aku kemudian berbaring di ranjang sambil menonton TV, tadi mas Adam bilang, dia pulang agak malam karena ada rapat penting, tak lama akupun terlelap.

Aku terbangun saat mendengar suara mobil mas adam, kulihat jam di kamar hampir jam 11 malam, aku merapikan diriku, dan keluar kamar, kulihat mas adam baru saja masuk ke rumah dan sedang mengunci pintu.

“Kok malem banget Yank, ada rapat apa sih sampai malam gini.” Tanyaku setelah mencium tangannya.

“Tadi pak Lukman ngajak makan malam sambil ketemu Klien Yank, ini aku bawa pizza, kamu sudah makan?” mas Adam balas bertanya. Pak lukman adalah pimpinan perusahaan tempat mas Adam bekerja.

“aku sudah makan, malah ketiduran tadi.” Jawabku.

“Aku jadi bangunin kamu ya yank, maaf ya sayang, kita tidur lagi yuk, aku capek banget.” Ujar mas Adam sambil mencubit pelan pipiku.

“kamu gak mandi dulu yank.” Tanyaku heran, biasanya mas Adam selalu mandi sebelum tidur.

“Gak usah ah, udah malem juga ntar masuk angin, yuk kita tidur.” Mas Adam merangkulku menuju ke kamar.

Sepertinya mas Adam memang lelah, di kamar dia langsung tidur tanpa melepas pakaian kerjanya, aku kemudian melepaskan kaos kaki mas Adam, aku kemudian berbaring didekatnya. “Yank.***nti baju dulu dong.” Ucapku lembut, hanya dengkurannya yang menjawab.

Aku mencium aroma sabun seperti sabun-sabun hotel dari tubuh mas Adam, aku mendekatkan hidungku pada tubuhnya, ya ini memang bau sabun hotel, “kenapa mas Adam bau sabun hotel? Ah mungkin itu sabun cuci tangan di restoran tempat dia makan malam dengan bosnya.” Pikirku menepis kecurigaanku.

Aku kemudian keluar kamar hendak pipis, aku juga bermaksud menyimpan pizza yang dibeli mas Adam ke dalam kulkas, tak lupa aku membawa hpku, aku buka aplikasi whatsapp, chat yang kukirim pada mas Anto telah dibalas.

“Ohh ini mbak yang kemaren naik taksi online saya, ya mbak bungkusannya saya simpan, tadinya mau saya kasih kalau ketemu lagi di bank, eh ternyata saya dapat borongan ke luar kota mbak, ini sekarang masih di luar kota, besok sore saya baru sampai Jakarta.”

Demikian balasan dari mas Anto, aku menarik napas lega, baru saja aku ingin membalas, tapi mengingat malam sudah larut, aku mengurungkan niatku. “besok saja aku balas chat ini.”

***


Bersambung
 
BAB 4


Keesokan siang, saat istirahat jam siang, aku menuju Bank, kebetulan aku juga ada urusan disana, tadi saat di kantor aku sudah chat Anto, kalau aku akan mengambil barangku yang tertinggal, dari kantor aku langsung menuju Bank, rencananya setelah dari Bank, baru akan makan siang.

“Halo selamat siang kak.” Sapa Anto sambil menghampiriku yang baru saja tiba. “Silahkan kakak langsung masuk saja, biar saya yang atur parkirnya.” Ujarnya tersenyum ramah.

Duhh!! Aroma ini lagi, aroma maskulin terpancar dari tubuh Anto, “Mas, bawa kan barang yang kemarin?” tanyaku.

“Ohh bawa kak, mau saya ambilkan sekarang?” tanya Anto.

“nanti saja, saya mau ke dalam dulu.” Jawabku.

“Siap Kak.” Ucap Anto. Aku segera masuk kedalam Bank untuk mengurus keperluanku.

Setengah jam kemudian urusanku di Bank selesai, aku keluar celingukan mencari sosok Anto, kulihat Anto sedang mengeluarkan sebuah motor dari barisan parkir, aku menunggunya selesai.

“Sebentar Kak.” Tak lama kulihat Anto menghampiriku, dia lalu mengeluarkan motorku yang sedikit terhimpit di barisan ujung, kulihat juga sebuah bungkusan tergantung di tangkai kaca spion motor.

“Silahkan kak, oh ya ini barang kakak yang tertinggal kemaren.” Ucapnya sambil menunjuk ke bungkusan yang tergantung.

“Terima-kasih ya mas.” Ucapku sambil mengintip ke dalam bungkusan, memang benar isinya adalah lingerie yang kubeli tempo hari.

Aku lalu naik ke motorku, kuberikan selembar uang 10 ribu padanya, dia mencari uang kembalian, “Sudah gak usah kembali mas, buat mas aja.” Ucapku sambil tersenyum, aku sangat senang telah mendapatkan kembali Lingerieku, “Tapi apa dia tau isi bungkusan ini?” benakku sedikit penasaran.

“Ohh gitu, ya terima kasih ya kak, apa sudah kakak periksa isinya? Gak ada yang hilang kan?” tanyanya.

Entah kenapa aku melihat tatapannya sedikit aneh, tapi mungkin perasaaanku saja kali.

“Kayaknya gak mas, ya sudah saya balik kantor dulu, makasih ya.” Jawabku.

“Sama-sama kak, hati-hati di jalan.” Ujarnya, aku hanya tersenyum sambil menyalakan mesin motorku, dan langsung menuju ke rumah makan langgananku.

***

Aku tiba di rumah sekitar jam 5 sore, hari ini aku pulang cepat, karena kebetulan pekerjaan audit telah selesai sejak siang, Pak Budi atasanku mengizinkan pulang semua karyawan di bagian keuangan.

Setelah berganti pakaian, aku lalu mengumpulkan baju-baju kotor di keranjang cucian, untuk baju kerjaku dan mas Adam, aku selalu mengirimkan ke laundri, sedangkan untuk pakaian harian di rumah ada mbak yang bantu nyuci, mbak yang membantuku tidak tinggal bersama kami, dia datang 2 hari sekali untuk mencuci dan membersihkan rumah.

Aku lalu memisahkan pakaian kerja mas Adam, kuperiksa saku kemeja dan celananya, untuk memastikan tidak ada uang receh atau kertas yang ikut ke laundri, di satu celana berwarna hitam, aku menemukan secarik kertas parkir yang sudah lecek, entah kenapa aku kepo melihat tulisan disana, ternyata kertas parkir bertanggal 2 hari lalu, tempat parkir itu di suatu gedung perkantoran di jakarta pusat. Sepertinya ini saat mas Adam pulang malam, saat itu mas Adam bilang kalau dia akan pulang terlambat karena ingin menjamu klien perusahaan, aku membuang kertas parkir itu ke tempat sampah, aku kembali merogoh saku sebelahnya dan kudapati sebuah kartu mirip kartu nama, aku baca tulisannya D’Heaven Spa.

“Spa? Tempat apa ini, kalau dari namanya kayaknya ini panti pijat.” Aku bertanya-tanya dalam hati, naluriku sebagai seorang istri mencium ada sesuatu yang gak beres, aku sendiri gak paham tempat-tempat spa seperti itu, namun aku ingat temanku di kantor pernah bercerita kalau spa-spa seperti ini adalah tempat spa plus-plus, aku terduduk dan terus memperhatikan nama yang ada di kartu itu.

Sebuah panggilan telepon mengejutkanku, dengan malas aku mengambil hpku yang tergeletak di meja, kulihat nama mas Adam yang menelpon.

“Halo mas. Ohh gitu, trus kamu pulang jam berapa, kok malam banget mas, ohh ya sudah hati-hati ya.” Aku meletakkan hpku kembali, Mas Adam memberitahu kalau hari ini dia harus menemani bosnya untuk menjamu klien penting, dan mas Adam bilang kalau dia mungkin akan pulang agak larut.

Entah kenapa dadaku berdesir-desir seolah menyiratkan sesuatu, aku kembali mengambil hpku, dan kubuka sebuah situs primbon, ya aku memang kebiasaan seperti ini, jika hatiku berdesir-desir, aku membuka situs itu, untuk mengetahui pertanda apa. Walau sering gak tepat, namun aku sudah kebiasaan seperti itu, kubaca pertanda yang tertulis disana, aku melihat jam dinding, dikatakan disana jika hati berdesir pada pukul 5-6 sore pertanda akan ada kerugian dan prahara. Dadaku semakin berdesir.

Aku berusaha mengenyampingkan kecurigaanku pada mas Adam, aku tak percaya kalau mas Adam mengunjungi panti pijat plus-plus seperti itu, aku tahu benar watak suamiku, tapi entah kenapa naluriku terus menyiratkan ada sesuatu yang gak beres. Hal itu membuat aku tiba-tiba gak mood untuk melanjutkan aktifitasku.

Aku kemudian menuju kamar, kubawa hpku ke kamar, aku berusaha menghilangkan rasa gelisah ini dengan berencana nonton drakor melalui hp. Kulemparkan tubuhku ke atas ranjang, lalu aku mencari aplikasi streaming langgananku, baru saja aku ingin membuka aplikasi tersebut, suara notif chat masuk terdengar, kubuka chat tersebut.

“selamat sore kak, apa barang kakak yang tertinggal kemaren masih lengkap semua?” kulihat nama pengirim Anto lengerie, aku sedikit tersenyum, kemaren aku menyimpan di kontak dengan nama anto lingerie.

“Ohh, ya mas, masih lengkap semua, gak ada yang hilang kok.” Balasku.

“syukurlah, saya khawatir, takutnya ada yang hilang, soalnya pas saya temukan sisnya jatuh di lantai mobil.

“Apa!! isinya jatuh? jadi dia tahu dong isi bungkusan ini,Aduhh gimana ini??” ujarku dalam hati.

Sekitar 10 menit aku tak membalas chatnya, aku merasa malu ternyata mas Anto tahu isi bungkusan yang tertinggal.

“Kak, apa sudah tidur?” Anto mengirimkan chat kembali.

“ohh ya mas, maaf tadi lagi ke belakang sebentar, oh ya kok bisa ketemu di lantai mobil mas.” Balasku.

Lalu dalam chatnya, Anto menceritakan, setelah mengantarku pulang dia mampir ke SPBU untuk membeli bensin, setelah mengisi bensin, dia kemudian mendapat customer baru di aplikasinya, sebelum menjemput customer, anto membersihkan bagian tengah, menurutnya itu rutin dia lakukan setelah menurunkan penumpang, hanya saat menurunkanku tempo hari dia lupa memeriksa. Saat membersihkan itu dia menemukan bungkusanku yang tertinggal ternyata jatuh ke lantai.

“Jadi, mas tahu isi bungkusan itu dong.” Chatku kemudian, agak lama Anto tak membalas chatku, aku menunggu balasannya namun tak kunjung ada, hingga akhirnya aku letakkan hp disebelahku. “aduh gimana nih, malu banget kalo sampai dia tahu!” aku menggigit ujung telunjukku sambil menerawang ke plafon kamarku.

***

Aku perlahan membuka mata, samar-samar aku dengar suara mobil suamiku masuk ke rumah, mesin mobil diesel suamiku terdengar sangat khas, kulihat jam di dinding, “Astaga!!” aku melompat dari tempat tidur, rupanya aku tertidur cukup lama, aku kemudian merapihkan rambutku, kuikat rambutku dengan kunciran yang ada di meja rias, aku melangkah keluar kamar, tak lupa ku bawa juga hpku dan kukantongi.

Kudengar bunyi tut angka dipencet oleh suamiku, kami memang tidak menggunakan kunci rumah konvensional, kunci pintu depan rumah kami berbentuk tombol kode angka, seprti rumah-rumah di drama korea.

Kulihat suamiku tersenyum melihatku, kelihatannya raut wajahnya segar, “Hai sayang..kamu baru bangun ya.” Dia mencium pipiku dan masuk ke kamar, aku menuju dapur untuk mengambilkannya segelas air putih dingin, aku mengantarkan minuman itu ke kamar.

Di dalam kamar kulihat suamiku telah berganti pakaian dengan kaos, “yank, ini minumannya.” Ujarku .

“Thank you babe.” Suamiku kini mengganti celana panjang dengan celana pendek.

“Kok malem banget sih Yank.” Tanyaku dengan wajah cemberut.

Mas Adam menoleh padaku dan tersenyum manis, senyumannya itu memang ampuh untuk melunakkan hatiku yang agak kesal, dia mendekatiku dan kemudian mengusap rambutku. “Sori ya sayank, tadi kita ngejamu tamu penting, klien pejabat yang punya wewenang untuk memutuskan pemenang tender.” Ujarnya lembut.

Aku menatap matanya, duh!! Matanya yang teduh benar-benar membuatku meleleh, aku pura-pura terus merajuk, mas Adam memeluk tubuhku sambil tertawa. “Ngambek ya, ya yank, aku kan gak bisa ninggalin acara, pliss maafin ya.” Mas Adam mengangkat aguku dan memberikan senyuman manisnya.

Aroma sabun yang kemaren ku cium lagi dari tubuhnya, “kita tidur yuk yank, aku ngantuk banget capek banget.” Mas Adam merangkulku.

“Ya udah kamu tidur duluan aja yank, aku mau masukin baju kotor ke tas laundri, besok mau diantar ke laundri.” Ujarku

“oke, aku tidur dulu ya yank.” Kemudian dia menuju ke kasur dan berbaring sambil menarik selimut.

Aku keluar kamar membawa pakaian kotor mas Adam, di luar kamar ku coba membaui kemejanya, aku tercekat ada sedikit noda berwarna pink di sudut pundak kemeja itu, kudekatkan kemeja mas Adam ke hidungku, aku tau ini adalah bau lipstick wanita.

Aku kembali terduduk di dekat mesin cuci, “lipstick siapa ini? Apa jangan-jangan..ahhh gak mungkin.” Perang prasangka berkecamuk di batinku

Dalam kegalauan yang aku rasakan, aku mengambil hpku dari saku celana tidur, dari notifikasi layar depan, ada chat masuk, kutekan notifikasi itu, ternyata balasan chat dari Anto.

“bukan sengaja lihat kak, tapi karena jatuh di lantai ya aku harus mengambilnya kan, lalu kutaroh lagi di dalam kantongnya.” Chat dari Anto.

Kulihat chat itu dikirim pada pukul 7.30, lalu dibawahnya ada chat lagi, “kak, maaf ya mudah-mudahan kk gak marah, saya benar-benar gak bermaksud membuka isi bungkusannya.” Chat terakhir itu dikirim setengah jam setelahnya.

Rupanya mas Anto menyangka aku marah karena dia tahu isi bungkusan itu, aku sedikit gak enak, lalu jariku mengetikkan balasannya. “Gak kok mas, saya gak marah, tadi ketiduran, ini baru kebangun.” Aku tekan tombol send.

“Ya ampun ini jam 12 malam, aduh maya, kenapa gak besok aja dibales.” Aku sedikit menyesal mengirim chat tanpa melihat waktu, aku merasa tak pantas seorang wanita baik-baik mengirimkan chat pada pria asing tengah malam seperti ini. Aku buru-buru meletakkan hpku di meja, kulirik-lirik hp itu sambil menggigit kuku, tapi entah kenapa aku penasaran dan menunggu balasan dari Anto.

Drrtt, suara getaran Hpku, kulirik ada notifikasi chat, segera ku ambil hpku dan membuka chat tersebut.

“Syukurlah kak, tadinya saya kira kakak marah, karena td gak balas, ohh ketiduran toh, pasti kaka kecapean ya.” Demikian isi chat Anto.

Duhh!! Suamiku saja gak nanya seperti itu, padahal dia tau aku ketiduran.

“Ho oh mas.” Balasku singkat.

“Kalau gitu istirahat lagi saja kak, besok kan kerja lagi.” Chat anto lagi.

“Lho baru saja bangun mas, jadi gak bisa tidur lagi, mas Anto tidur saja kalau sudah ngantuk.” Balasku.

Dan selanjutnya tanpa sadar, kita terus berchat ria, aku tersenyum-senyum sendiri membaca cerita Anto yang lucu, hingga akhirnya setelah mendekati pukul satu dinihari, chat kami berakhir, Anto izin untuk istirahat.

Aku lalu mengambil laptopku, dan entah kenapa browsinganku mampir ke artikel suatu majalah wanita, dalam artikel itu dibahas tanda-tanda suami selingkuh, ada beberapa tanda yang disebutkan, dan dua diantaranya hampir mirip dengan prilaku mas Adam, tiba-tiba dadaku berdesir, ada perasaan tak enak dalam hatiku, kemudian aku teringat akan sesuatu, kuambil kartu nama yang kutemukan di saku celana mas Adam, ku cari di google dengan kata kunci nama yang ada di kartu nama itu, D’Heaven Spa!!

.......

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd