Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

Bimabet
Diary Seorang Istri
Bagian Ke Sembilan Belas ( Maya Yang Berubah )



POV Author

Anto memarkirkan mobilnya di sebuah rumah makan padang, Maya merapihkan dirinya di mobil, lalu turun, Anto menjulurkan tangannya, Maya tersenyum mengambil tangan Anto, mereka berpegangan tangan masuk kedalam rumah makan.

“Mas pesan aja dulu, aku mau ke toilet dulu ya,” Ucap Maya pada Anto, “Jangan lama-lama ya dek.” Ujar Anto, Maya tersenyum mengangguk.

Maya mencuci tangannya di wastafel, dia teringat hpnya belum dinyalakan, Maya mengambil hpnya dari dalam tas, dinyalakan hpnya itu dan diletakkan di meja wastafel, tak lama hpnya berdering, Maya mengambil tissue mengeringkan tangannya, “Milla?”

“Halo Mil..” Sapa Maya.

“May, lu dimana?” Tanya Milla, suara Milla terdengar gusar.

“Ada di rumah?” Jawab Maya santai.

“Dirumah siapa?” tanya Milla lagi, Maya melihat kearah hpnya, suara Milla terdengar kesal.

“Kenapa si Mil, kok kelihatannya lu lagi bete.” Maya balas bertanya.

“Ya lah gue bete, lo tau gak, mas Adam tadi pagi nelpon gue, katanya lu gak bisa dihubungi, dan yang bikin gue bete, lo bilang ke mas Adam kalau lo nganterin gue ke Mal, sebenernya lo kemana sih May? gue ingat terakhir dikAntor wajah lo pucat, makanya gue khawatir dan nyusul ke rumah lo, tapi kata tetangga lo sejak jumat malah lo gak pulang.” Ujar Milla panjang lebar.

“Gue di rumah sudara Mil.” Ucap Maya berbohong.

“Sudara dimana?” Tanya Milla seperti wartawan yang penasaran.

“Ya lu gak kenal deh, soal mas adam..” Maya menghentikan ucapannya, terdengar ketukan pintu toilet, “Dek..kamu gak apa2?” Tanya Anto, Maya menutup microphone hpnya, “Ya mas, sebentar ya.”

“Siapa tuh May?” Tanya Milla, duh kedengeran juga!

“Siapa apa sih.” Jawab Maya.

“Itu kedengeran manggil lo, May, lo gak macem-macem kan?” Milla mulai curiga.

“Ih lo apaan sih, ini gue lagi dirumah sudara, itu sudara gue manggil, apaan sih lo mil, ya uadah ya, nanti gue telpon lagi, oh ya tar gue telpon mas Adam, kalau mas Adam nelpon lo, bilang aja gak tau ya, bye mil.” Maya menutup telponnya sebelum sahabatnya itu mulai nyerocos lagi, duh sudah berapa kali dia ngebohong sejak kemaren.

Maya sekali lagi melihat riasannya, setelah dirasa cukup semppurna, dia lalu keluar dari toilet menemui pria yang telah menghantarnya ke surga dunia tadi malam.

***​

Milla menatap Hpnya, “Kenapa si Maya nutup hpnya gitu aja? Rasanya tadi aku gak salah dengar ada yang memanggil namanya, dimana dia sekarang ya?”

Milla membawa hpnya ke ruang tamu, suaminya sedang sibuk mencuci mobil, Fajar tengah tertidur setelah minum obat, Milla tiduran di depan TV, acara Tv tidak menarik perhatiannya, pikirannya tengah diliputi kecemasan

“Pasti ada sesuatu yang terjadi, apa jangan-jangan Maya…ah gak mungkin..” Tiba-tiba milla teringat perilaku aneh sahabatnya beberapa hari belakangan, Maya sering tersenyum sendiri saat chatting, senyumnya bukan senyum mendengar hal lucu, tapi senyum tersipu saat hati berbunga, “apa Maya chatingan dengan orang lain? Masa sih, rasanya gak mungkin duh..kok gue jadi deg-degan gini sih.”

“Bun ada tukang sayur, mau belanja gak?” suara suaminya menhentikan lamunan Milla.

“Ya yah…bentar.” Milla bergegas keluar.

***​

Adam selesai memberikan presentase kepada Kliennya, dan sambutan kliennya cukup baik, mereka berjanji akan memberikan keputusan dalam beberapa hari mendatang, sepertinya itu hanyalah formalitas, menurut salah seorang direksi, proposal yang diajukan Adam sudah menarik perhatian Big Bos perusahaan tersebut.

“Mas Adam langsung balik ke jakarta?” Tanya Tommy salah seorang manajer di sana.

“Belum mas, besok pagi jadwal tiketnya, tadinya aku kira bakalan lama, tapi ternyata lancar juga.” Jawab Adam.

“Ya lah, sejak awal memang direksi sudah tertarik dengan proposal yang mas Ajukan, presentase yang tadi, saya rasa semakin kuat keputusan mereka bekerja sama dengan perusaahaan Mas Adam.” Ucap Tommy.

“Aamiin mas, mudah-mudahan ya.” Balas Adam.

“Wah gede nih feenya, bisalah buat beli mobil Tesla hahaha..” Ujar Tommy tertawa.

“Kalau memang saya dapat proyek ini, saya akan gunakan fee ini untuk ajak istri liburan ke luar negeri mas, sambil bulan madu dan juga program kehamilan di singapura.” Jawab Adam.

“Wah bagus juga itu, mudah-mudahan semua bisa terkabul ya mas, oh ya saya ke dalam dulu, sampai ketemu lagi mas, safe flight oke!” Ujar tommy bersalaman dengan Adam.

“Thanks Mas Tommy.” Balas Adam.

***​

Maya hanya duduk diam memandangi laut didepannya, pantai hari ini banyak dikunjungi wisatawan, Anto membawakan es kelapa muda dan menyerahkan satu gelas pada Maya, “Kok bengong, ada apa, lagi mikirin apa?” Tanya Anto.

Maya tak menjawab, diputar-putarnya ujung sedotan dalam gelas yang dipegangnya, tentui saja pikirannya sekarang bingung, Milla mulai mencurigainya, dan Maya menyadari kalau dia sudah menjadi pembohong sejak kemarin, Maya bingung bagaimana menghadapi Milla di kantor, pasti Milla akan membombardir dirinya dengan sejuta pertanyaan.

Anto hanya diam memandangi sisi wajah Maya, sejak di rumah makan tadi, wanita cantik ini lebih banyak diam. Apa yang sedang dipikirkannya, apa dia menyesali semua yang telah terjadi? Anto tak ingin mengganggu Maya untuk saat ini, dia hanya menunggu wanita cantik disampingnya ini selesai dengan waktunya sendiri.

“Tadi pagi saat kamu sedang tidur ada panggilan telepon, mas hanya lihat saja, sepertinya yang nelpon itu suami dek Maya.” Ujar Anto sambil melirik Maya.

Maya menoleh pada Anto, lalu kembali memandang ke arah anak-anak yang sedang sibuk berlarian dipantai, Maya tersenyum melihat mereka yang terlihat gembira saling bercanda.

“Apa mas Anto rindu dengan anak-anak mas?” Tanya Maya menoleh pada Anto.

“Selalu dek, di kampung jaringan internet gak selancar disini, susah untuk video call, kalau telpon biasa kaya telkom gitu sih lancar, paling kalau kangen pengen dengerin suara anak-anak, aku nelpon ke rumah saudara istri, bilang kalau nanti aku akan nelpon anak-anak.” Jawab Anto.

“Aku anak satu-satunya mas di keluarga, sejak kecil aku tinggal sama nenek, jadi aku gak pernah tau rasanya punya adik atau kakak, rasanya lihat mereka bercanda aku kok jadi ngiri, karena aku gak pernah mengalami masa kecil seperti mereka.” Ucap Maya sambil menatap anak-anak yang sedang bermain dan bercanda di pasir.

“Dek.... apakah adek menyesali apa yang sudah kita lakukan?” Tanya Anto

Maya menatap Anto, merekapun saling menatap, tak lama wajah Maya tersenyum tersipu, “gak usah nanya itu ah, aku malu.”

“Kita kesana yuk dek, kelihatannya bagus disana.” Anto menunjuk suatu tempat yang agak sepi, Maya melihat ke arah yang ditunjuk Anto, kemudian dia mengangguk.

Mereka kemudian berjalan menuju tempat yang ditunjuk Anto, Maya membiarkan Anto memegang erat jemarinya, mereka saling tersenyum menatap satu sama lain, andai pantai ini tidak ramai pasti Anto sudah melumat kembali bibir indah wanita cantik di sampingnya ini.

Anto menyewa tikar dan membeli beberapa snack, mereka duduk saling merapat, Maya merebahkan kepalanya di bahu kekar Anto, tiba-tiba hpnya berbunyi, Maya melihat yang menelpon adalah Mas Adam.

“Sebentar mas..” Maya bangkit dan menjauh dari Anto, lalu mulai menjawab telpon suaminya itu, Anto hanya memandang kepergian Maya, hatinya berdesir merasa cemburu.

“Halo yank.” Sapa Maya.

“Halo, kamu dimana yank, kok aku telpon gak bisa-bisa.” Maya menggigit bibirnya, berpikir sejenak mencari jawaban .

“Aku bete yank, makanya aku jalan-jalan ke Anyer.” Jawab Maya.

“Anyer? Ngapain jauh-jauh kesana?” Tanya Adam.

“Gak tau, pulang kerja aku terus mengemudi, tau-tau di anyer, ya udah aku main aja disini dulu, nyewa hotel.” Jawab Maya.

“Hmmm..bete kenapa sih yank, akhir-akhir ini aku lihat kamu sering ngelamun deh..” Tanya Adam.

“Sejak kapan kamu perhatikan aku mas!” ucap Maya dalam hati.

“Kamu pulang kapan yank?” tanya Maya.

“Besok aku naik pesawat pagi yank, oh ya kamu mau oleh-oleh apa?” Tanya Adam.

“Ohh... aku mau membicarakan sesuatu ama kamu yank.” Ucap Maya, tanpa menjawab pertanyaan Adam.

“Sama aku juga, banyak hal yang mau aku bicarakan nih.” Balas Anto.

“Kamu mau bicarakan apa mas?” Tanya Maya, tiba-tiba hatinya berdesir.

“Nanti aja kalau aku sudah pulang, ada sesuatu yang penting yang harus kamu tau.” Jawab Adam, hati Maya berdegup keras mendengar ucapan suaminya itu, pikirannya mulai kalut, “apa jangan-jangan Mas Adam mengetahui sesuatu?” Benaknya mulai bertanya-tanya.

Setelah pembicaraan dengan suaminya selesai, Maya duduk termenung, kini dia mulai kalut, apa dia siap dengan semua konsekuensi yang akan dia hadapi? “Cepat atau lambat pasti Mas Adam akan tahu kalau aku selingkuh, Mas Adam itu cerdas dan kenal benar dengan sifatku, dia tahu saat aku bohong atau jujur, dan aku memang tak bisa berbohong dihadapannya.”

Maya memandang lautan yang bergulung-gulung membawa air laut ke daratan, anak-anak meyambut jilatan ombak yang datang ke arah pantai, Maya tahu dia tak bisa kembali menjadi Maya yang dulu, namun Maya juga bimbang, apa yang dia lakukan semalam bersama Anto adalah suatu dosa besar sebagai istri, namun semua terjadi karena ada pemicunya, ya mas Adam duluan yang selingkuh.

Kalau ditanya apakah dia masih mencintai suaminya, Maya tentu saja masih mencintai suaminya, namun kini Maya juga mulai memiliki perasaan pada lelaki lain, lelaki yang membawanya menjadi wanita sesungguhnya, “duh apa yang harus kulakukan setelah kembali nanti.” Kebimbangan menyergap seluruh ruang sanubarinya.

“Hmm disini kamu dek, mas tunggu kok gak balik-balik.” Suara Anto mengejutkannya, dia menoleh kepada Pria yang telah memberikan pengalaman hebat sebagai wanita dewasa.

“Telpon dari suami dek Maya?” Tanya Anto, entah lah Anto merasa gak senang melihat suami wanita ini menelpon, namun dia juga tak ingin gegabah, sebagai pria berpengalaman, Anto melihat wanita cantik disampingnya ini sedang bimbang.

Deburan Ombak terdengar bergemuruh seperti hati kedua manusia yang sedang berdiam diri menatap lautan.

***​

“Jadi pulang besok Dam?” Tanya Santoso saat mengajak sahabatnya itu minum kopi disebuah Mal.

“Jadi bro, kalau gue tahu rapatnya lancar kaya gitu, harusnya gue ambil penerbangan sore tadi aja.” Adam menyeruput kopinya

“Dah gak sabar ya pengen ketemu Maya, heheh..” Ujar SAntoso, “Oh ya besok gue anterin lo ke bandara bro..”

“Ah gak usah repot-repot bro, gue naik taksi aja, lagian penerbangannya pagi.” Tolak Adam.

“No, gak apa, gak ada yang repot, sewajarnya aja, lo kan temen gue, masa nganterin ke bandara aja repot.” Ujar SAntoso

“Oke deh, thanks bro.” ucap Adam.

“Wah hampir lupa, ini kartu nama dokter Singapura yang gue ceritain ama lo kemaren, lo hubungin aja, bilang rekomendasi dari gue.” Santoso menyerahkan sebuah kartu nama, Adam melihatnya sebentar, dan menyimpannya di dompet.

“Dam lo tenang aja, pasti dapet lah tuh projek, direksi perusahaan itu temen gue main golf, dia bilang proposal lu paling menarik, kalau umpama gak dapet, dah lo kerja aja ama gue, lu kelola tuh perusahaan gue yang ada di Singapura.” Ujar SAntoso.

Adam tau sahabatnya ini ingin dia bergabung ke perusahaannya, namun Adam selalu menolak, “Kalau gue gabung ke perusahaan lo, maka persahabatan kita gak akan senyaman sekarang bro, makanya gue gak mau.” Jawab Adam tegas.

“Ya mungkin lu bener Dam.” Ucap SAntoso.

***

Mobil Pajero putih berhenti di depan Alfamart tempat Maya menjemput Anton, didalam mobil, Maya Dan Anto terdiam, tak banyak obrolan yang mereka lakukan dalam perjalanan pulang, sepanjang perjalanan Maya pura-pura tidur, sebenarnya dia ingin mempersiapkan diri untuk menuntaskan semua permasalahannya dengan Adam suaminya, dia ingin bertanya apa yang dilakukan suaminya, dia ingin mendengar alasan suaminya melakukan itu.

Anto sama sekali tak ingin menganggu Maya, dia biarkan perempuan cantik itu tertidur, sedikit banyak Anto mulai bisa membaca karakter perempuan cantik ini, Anto merasa secara langkah dia sudah unggul, sedikit lagi wanita itu akan jatuh kepelukannya, yang bisa dilakukannya hanya bersabar dan mengambil setiap kesempatan yang ada.

“Sudah sampai dek, apa perlu mas Anter ke rumah? Udah malam gini.” Ucap Anto.

Maya memperbaiki duduknya, diperbaiki hijab yang dikenakannya, “Gak usah mas, kalau mas Anto anterin aku, ntar anter-anteran dong heheh.”

Hati Maya tiba-tiba berdebar saat tangan besar Anto menyentuh tangannya, dia menatap Anto, dibiarkan jemarinya di elus oleh pria disampingnya ini.

“Kemaren adalah hal paling indah yang pernah terjadi dihidupku dek,” Anto menatap lembut Maya. Lalu Anto merengkuh tangan Maya dan menciumnya dengan lembut.

Maya hanya diam terpaku, hatinya berdesir tak karuan, dilihatnya Anto memajukan wajahnya, Maya menunggu sambil menutup mata, bibir kenyal Anto merengkuh bibirnya, Maya membuka sedikit mulutnya dan mereka kemudian mulai saling melumat kembali, Anto akhirnya melepaskan lumatannya, kedua kening mereka saling beradu, napas keduanya tersengal.

“Mas turun dulu ya..sampai jumpa lagi dek Maya.” Anto mengelus pipi halus Maya.

‘Mass…” suara Maya tercekat.

----------------------------------------------

BERSAMBUNG

NB
Chapter 23 dan 24 Diari Seorang Istri telah rilis di premium..
 
ediaan, mengaduk-aduk perasaaan, heuu
 
Mksh apdate nya suhu ...
Baca lanjutan ceritannya ... Rasanya kok aku jd lemes ... Uasem ki ...
Tambah lemes ntar hu karena episode selanjutnya akan semakin bikin nyereh hate
 
Wanjay Ampe ribuan cewek penasaan yah
Bukan ribuan yang penasaran hu, tapi itu jumlah yang baca menurut statistik di wp, tapi rata2 yang beli pdf iml itu emang cewek banyakan

Mereka rata2 menyukai iml, suami kedua istriku, sama hasrat dan obsessi
 
Bimabet
Matur nuwun sanget nggih atas apresiasi cerita sederhana ini, apresiasi kalian membuat saya semangat untuk update bab selanjutnya..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd