Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Diary Seorang Istri

BAGIAN KE DELAPAN BELAS



Mila terdiam memegang Hpnya, pikirannya mulai menerawang kemana-mana. Andi yang melihat istrinya terdiam setelah menerima telepon lalu menghampiri Milla. “Ada apa bun, Mas Adam nanya apa?” Tanya Andi, Milla hanya memandang suaminya, “Yah, aku pergi ke rumah Maya sebentar ya, tolong nanti, kalau bangun, bikinin susunya ya, sebentar aja ya..”

Andi hanya mengangguk memberikan izin, dia yakin ada sesuatu yang harus dilakukan istrinya itu, kalau dari pembicaraan anatara mas Adam dan Milla, sepertinya Mas Adam mencari Maya. Tanpa mengganti dasternya, Milla hanya mengenakan cardigan untuk menutup dasternya, “Nanti bunda cerita semua ya yah…” Milla mengecup pipi suaminya lalu bergegas mengambil kunci mobil.

Di dalam mobil, Milla teringat jumat kemarin, sahabatnya itu pulang kAntor lebih cepat, wajahnya juga terlihat pucat saat itu, “Duh apa jangan-jangan Maya sakit trus pingsan di rumah, aduhhh.., tapi kenapa dia bilang ama mas Adam jalan sama aku ke mal, duh nih anak ngapain sih..” Milla memacu mobilnya, untung saat itu hari sabtu hari libur, jalanan masih cukup lengang pagi itu.

Setengah jam kemudian Mobil Milla telah sampai di gerbang perumahan Maya. Kebetulan ada beberapa warga disana yang sedang bersiap-siap olahraga Gowes, sehingga Milla bisa masuk ke dalam kompleks perumahan Maya, di depan rumah Maya, Milla menghentikan mobilnya dan turun, seingat dia Maya kemaren ke kAntor menggunakan mobil, tapi kini dia tak melihat ada mobil parkir disana.

“Sepertinya Maya gak ada di rumah, kemana dia sih? Bikin orang cemas saja, handphonenya juga mati lagi,” Milla tetap penasaran, dibunyikan bel rumah Maya, Milla lalu masuk dan mengintip melalui jendela, namun jendela itu tertutup hordeng.

“Maaf, Mbak cari siapa ya?” Suara seorang perempuan mengejutkan Milla, dia menoleh ke arah suara, seorang perempuan setengah baya menatapnya dari balik tembok, sepertinya wanita itu adalah tetangga Maya, Milla menghampiri Bu Arif yang tadi menyapanya.

“Maaf ya bu, jadi ganggu istrirahat ibu, ini saya cari teman saya, apa ibu tahu yang punya rumah ini kemana ya?” Tanya Milla.

“Ohh itu, kemaren sih Mas Adam berangkat ke Surabaya pagi-pagi dan Mbak Maya ke kAntor.” Jawab Bu Arif, “sek..sek…kayaknya mbak Maya sejak berangkat ke kAntor kemaren, hingga sekarang belum pulang.”

“Ohh gitu ya bu, ya sudah terima kasih atas informasinya bu, kalau begitu saya pamit dulu.” Ujar Milla.

Didalam mobilnya Milla menatap kembali rumah Maya, hatinya bertanya-tanya ada apa dengan Maya, gak seperti biasanya sahabatnya itu pergi tak memberi kabar, apalagi informasi dari tetangga sebelah rumah yang mengatakan Maya sejak jumat gak pulang, “lantas Maya sekarag dimana? duh bikin cemas aja nih orang.” Milla bersungut kesal.

Di sisi lain Milla juga khawatir dengan sahabatnya itu, setahunya, Maya tak memiliki banyak kerabat di Jakarta, biasanya dia paling main kerumahnya. Dan sekarang dimana dia, duh hati Milla berdebar-debar kencang, Milla yakin kalau Maya baik-baik saja, namun yang membuat Milla tidak habis pikir adalah Maya membohongi mas Adam suaminya , bilang kalau pergi dengannya, Mila teringat beberapa perubahan perilaku sahabatnya ini sejak seminggu terakhir, Milla sering memergoki sahabatnya itu tersenyum-senyum sendiri, apa mereka berdua sedang ada masalah, tapi kayaknya kalau melihat wajah Maya yang cerah, rasanya tak mungkin.

Milla melihat panggilan dari suaminya, segera diangkatnya panggilan itu, “Ya yah..” jawab Milla.

“Gak tahu, ini bunda dirumahnya, kata tetangga sebelah rumah, Maya sejak jumat gak pulang ke rumah, bingung bunda mau cari kemana, khawatir juga sih.” Lanjut Milla.

“Bunda tahu barangkali teman-teman Maya atau kerabatnya yang dekat disini.” Tanya Andi suaminya.

“Setahu bunda, Maya itu gak punya teman lain selain bunda, apalagi kerabatnya, Maya gak pernah cerita mengenai keluarganya, yang bunda tahu, Maya itu cuman punya nenek, tapi neneknya juga udah lama meninggal, duh trus gimana nih Yah..” Milla balas bertanya meminta pertimbangan suaminya.

“Ya udah, gimana lagi, Bunda pulang aja deh, oh ya bun, nanti mampir sebentar di mini market ya, kayaknya pampers fajar habis deh..” ucap Andi.

“Ya udah, bunda pulang aja, ya nanti bunda mampir, salamualaikum..” Milla menutup teleponnya.

***

“Ahhh…hsss,ohhh trus masss..ohhhhh aku mau nyampe mass….ahhhh.” Tubuh Maya terkulai diatas tubuh Anto, napasnya tersengal-sengal, peluh membasahi tubuh mulusnya hingga mengkilat, Anto memeluk punggung perempuan cantik itu, dalam posisi tubuh Maya diatas, Anto menghentakkan penisnya kembali ke lubang senggama Maya, terdengar rintihan serak dari mulut Maya seiring semakin cepatnya Anto memompa vaginanya.

Anto kali ini memompa vagina indah itu dengan kecepatan tinggi, tubuh Maya bergetar menerima sodokan Anto dari bawah, wajah Maya terkulai didada Anto, dia sudah tak berdaya untuk bersuara, seluruh tubuhnya telah letih, Maya benar-benar tak berdaya dengan keperkasaan pria tegap penuh tato ini, kembali Maya mulai merasakan gelombang orgasme datang menghampiri, sosokan Anto tak surut, malah semakin kencang, dan Maya dalam keletihannya sangat menyukai apa yang dirasakan oleh vaginanya ini, Maya hanya pasrah tak mampu untuk membalas saat bibir Anto mencaplok mulutnya, tak lama tubuh Maya mengejang, berbarengan dengan suara eraman Anto, “hgggggggggggg..aghhhhhhhhhhhhhh.” Anto menghentakkan penisnya berkali-kali untuk mengosongkan kantung benihnya ke dalam rahim Maya, keduanya kembali berciuman, kali ini ciuman mereka penuh perasaan, Maya mencurahkan segenap perasaannya dalam ciuman itu, ciuman itu bukan hanya berbalut napsu, namun ada perasaan mereka mulai terlibat disana, ini adalah titik yang telah dilangkahi oleh Maya, dia tahu resikonya kalau dia mungkin tak bisa kembali ke titik semula.

Seorang Pria hadir dalam hidupnya, hadir saat perasaannya kecewa dan sedih dengan pria yang dicintainya, apa yang dilakukan suaminya membuat hatinya terluka di bagian yang sangat dalam, dan kini pria yang sedang memeluknya, bukan!! Tepatnya pria yang kini sedang dia peluk datang menemani hatinya yang kesepian, hatinya yang rapuh seolah terangkai kuat dengan kehadiran pria ini.

Pria yang bukan siapa-siapa, pria yang jauh berbeda kelas sosial dengannya, bahkan pria ini kalah tampan dari suaminya, namun pria ini telah memberikan sebuah ranjang empuk sebagai penahan hatinya yang terpelanting sakit, pria ini memberikan obat manis untuk mengoles hatinya yang luka perih, bahkan pria ini telah membuat dirinya mengerti arti seks sesungguhnya, pria ini membuatnya menjadi wanita seutuhnya..”ohh apakah aku telah jatuh cinta padanya? Lalu bagaimana dengan Mas Adam, apakah cintaku padanya telah menguap? Sungguh aku tak tahu, namun yang aku tahu 2 hari ini aku sangat bahagia sekali..” Maya diliputi kebimbangan, namun tubuhnya terasa begitu letih, hingga tak sadar dia terlelap.

***​

“Dek…Deekk.” Suara mas Anto dan guncangan lembutnya membuatku membuka mata, dihadapanku tampak wajah mas Anto yang terlihat segar, senyumnya mengembang, aku membalas senyumnya.

“Dekk…kita mau tambah hari atau gimana, tadi resepsionis nelpon, 1 jam lagi checkout.” Ujar Mas Anto.

Duh pingin banget aku disini terus sampe besok, tapi kayaknya Mas Adam besok pulang, aku belum siap untuk menghadapi semua konsekuensi ini, aku masih butuh waktu untuk meyakinkan hatiku.

“Kita pulang aja ya mas, soalnya besok suamiku kembali..” ujarku sambil menggemgam tangan mas Anto, kulihat sekilas ada sinar ketidak sukaan pada matanya saat aku menyebut suami.

“Ya sudah, kamu siap-siap dulu, kalau mas tadi sudah mandi.” Mas Anto membantuku berdiri, duh rasanya aku pingin tidur dua jam lagi, tubuhku terasa sangat lelah..

“Mas sudah mandi..” tanyaku sambil mengikat rambut, aku tak peduli dengan tubuhku yang telanjang bulat, Mas Anto hanya mengangguk, aku memonyongkan bibirku padanya, tanpa kuduga dia segera menyambar bibirku.

“Ihh nyosor aja sihh.” Ucapku tersipu, aku melangkah sambil menggoda mas Anto, kugoyangkan pantatku sambil berjalan ke kamar mandi, tak kuduga mas Anto mengejarku lalu mendekapku erat, dia kembali melumat bibirku, aku pun melingkarkan tanganku ke lehernya dan membalas lumatannya, tak lama dia melepaskan cengkaraman bibirnya di bibirku, dia menepuk pantatku, “sudah mandi sana..”.

Aku tersenyum dan entah setan binal mana yang merasukiku, “Mas mandiin adek dong…” ucapku menggoda sambil kugigit bibir ranumku, Mata mas Anto berkilat, tanpa menjawab dia membopong tubuhku ke kamar mandi, aku menjerit jerit manja dalam gendongannya…

Di bawah shower yang mengguyur tubuh kami berdua, kembali kami saling melepaskan hasrat dan syahwat, mas Anto menyetubuhiku sambil berdiri, disanalah pertama kali aku mencoba rasanya penis pria, dan penis itu malah penis laki-laki yang bukan suamiku, entah kenapa aku sangat ingin melakukannya, aku sangat ingin mengulum penis besar dengan urat tebal itu, penis yang telah membuatku menggelepar dalam orgasme.

Setelah orgasmeku datang, aku segera memposisikan tubuhku di depan penis mas Anto, aku menghisap penis itu dengan naluriku, aku tak lagi merasakan jijik saat kurasakan precum mas Anto dan sisa lendirku disana, syahwatku mengalahkan semua akal sehatku, kuhisap penis itu dengan penuh gairah, aku menyukai saat mas Anto menengadah penuh nikmat saat kuhisap dalam penisnya, tak lama penis itu memuntahkan spermanya yang tak terlalu banyak di mulutku, ohhh entah kenapa aku tak merasa jijik, aku malah menyukai rasa sperma ini, mas Anto mengangkat tubuhku hingga saling berhadapan, kembali kami saling melumat satu sama lain, seolah kami tak ingin membuang waktu untuk memanjakan semua hasrat dan syahwat kami..

sese​

Aku kini telah kembali rapih mengenakan pakaianku, wajahku juga sudah kupoles dengan make up tipis lembut, aku memperhatikan apa ada yang ketinggalan atau tidak, kulihat beberapa bungkus ampah camilan berserakan di meja, aku lalu memeriksa hpku, rupanya hpku mati, namun aku juga tak ada keinginan untuk menghidupkan hpku, aku memasukkan hp itu ke dalam tas.

“Udah semua dek? Gak ada yang ketinggalan kan.” Tanya Mas Anto, aku menggeleng, lalu kami berdua meninggalkan kamar yang penuh kenangan ini.

Saat berjalan di koridor menuju lift, mas Anto mengambil jemariku dan menggenggamnya, aku hanya tersenyum dan membiarkan jarinya menggenggam jemariku, kami sudah benar-benar terlihat seperti pasangan pengantin baru.

Mas Anto mengenbalikan kartu kamar ke resepsionis, aku menunggunya di Lobbi, tak lama dia telah kembali menghampiriku, “yuk..sudah beres..” kami kemudian menuju ke mobil, entah kenapa kali ini kami berdua menahan diri untuk saling pegangan tangan, padahal rasanya tak ada yang mengenal kami disini.

Mas Anto duduk di belakang kemudi pajeroku, aku duduk disampingnya, tiba-tiba suara perutku berbunyi, mas Anto memandangku, aku hanya tersenyum, aku baru sadar keasikan bercinta membuat kami belum makan apapun sejak pagi tadi.

“nanti kita mampir makan dulu ya..dek Maya mau main ke pantai dulu sebelum pulang?” tanya Mas Anto, aku mengangguk cepat, “Ok, tapi makan dulu yak, laper banget..” mas Anto kembali menggenggam jemariku, aku membalas genggamannya dengan erat, aku menatap wajahnya dengan tersenyum, harus kuakui, pria ini telah membuatku menjadi wanita sesungguhnya, mas Anto sesekali menatapku.

“kenapa, kok liatin terus..” Tanyanya, Aku mencibirkan bibir menggodanya, “emangnya gak boleh?” tanyaku, “Jangan lama-lama, nanti kamu gak bisa pulang loh..” jawabnya, jawaban mas Anto entah mengapa membuat hatiku bergetar, dia benar, ini adalah titik yang telah kulewati, rasanya aku tak akan bisa menjadi Maya seperti sebelum semua ini terjadi.

Aku memandang jalanan Di depan dengan perasaan campur aduk, hatiku berdesir tak karuan, tiba-tiba senyum mas Adam melintas di kepalaku, senyumnya setiap pagi saat membangunkanku, terbayang raut cemasnya saat aku sakit, aku… ahhh kelopak mataku menjadi buram, genangan air mata membuat penglihatanku buram, tiba-tiba aku merasa sangat berdosa pada mas Adam..

“Dek…ada apa?” suara lembut pria disampingku mengagetkan lamunanku, aku mengusap mataku dengan tissue yang ada di mobil, tiba-tiba bayangan perbuatan mas Adam di panti pijat, foto-foto yang kemaren kulihat, membuat hatiku menjadi benci pada suamiku itu, hatiku tiba-tiba seperti diperas sungguh nyeri..

***

--------------------------------

BERSAMBUNG
 
besok lanjut part 19, mau update kok dari tadi no responsive terus...
untuk yg premium hari jumat update DSI bab 23 dan 24 serta lanjutan beuaty and her beast lover part 10

sori yang udah nunggu2 kesel, sekali lagi mohon maklum karena ts juga harus kerja jadi baru sempet sekarang di update, jangan nesu-nesu, jika cerita ini gak menarik skip aja, cari cerita yang menarik lain, kalau Ts hanya ini kemampuannya..terima kasih
 
Sungguh tega suhu kau memainkan perasaanku 🤣🤣🤣,amazing..feelnya dpt bnget maya mulai berubah krn perhatian anto...skrg tinggal adam nich jika tau perselingkuhan istrinya akan gmn perasaannya....mdah2 an tdk berlanjut ke cuckload krn kenyataannya penikmat cuckload ga banyak....makasih update nya suhu
 
Bimabet
May may, kamu sama aja kayak mas Adam jadinya, heuu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd