Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI - TAMAT GAUN PENGHANTAR KEMATIAN

Apakah nasib Ratih dan Raka akan selamat diakhir cerita.....?


  • Total voters
    124
  • Poll closed .

rad76

Pertapa Semprot
Daftar
11 May 2017
Post
5.240
Like diterima
3.386
Lokasi
Bandung
Bimabet
Salam semprot
Mohon ijin subes, suhu sekalian dan semua semprot mania, ane minta ijin menulis cerita misteri....

Semoga saja cerita ini bisa memberikan hiburan.....

Jangan di baca pada waktu tidur....

Ane nggak tanggung jawab jika nanti ente semua terbawa mimpi....

Salam semprot..... :ampun:



Gaun_Merah.jpg

GAUN PENGHANTAR KEMATIAN

Indeks Cerita:

PROLOG (klik or scroll ke bawah)

PART 1 (klik or scroll ke bawah)
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5


PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10


PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15


PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20


PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25


PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30


PART 31
PART 32 TAMAT

EPILOG
 
Terakhir diubah:
PROLOG
Ratih merasa menemui banyak keganjilan selama tinggal bersama keluarga oom Hendro.

Rumah mewah yang mirip istana itu ternyata mempunyai banyak kemisterian, satu diantaranya sebuah kamar yang tidak pernah dibuka oleh siapapun.

Ketika ia mengalami peristiwa kematian beruntun yang menimpa orang-orang yang dekat pada nya di dalam rumah tersebut, Ratih mulai yakin bahwa rumah itu menyimpan kemisterian tersendiri.

Raka, pemuda dari pulau Kalimantan datang ke rumah itu mencari tante nya, yaitu tante Henny, tetapi Ratih tidak merasa tidak pernah mengenal seseorang bernama tante Henny yang tinggal di situ.

Raka juga merasa ketidakberesan di dalam rumah tersebut, sehingga ia perlu menanyakan nya kepada seorang kenalan nya yang berasal dari Kalimantan, keturunan dari suku Dayak.

Ikam, kenalan Raka itu, mengatakan bahwa rumah itu akan membawa banyak korban, satu diantara nya Ratih sendiri, dan juga dalam proses berikut nya Ikam mengatakan, bahwa Raka juga dicalonkan menjadi korban, namun tidak seistimewa Ratih.
 
MULUSTRASI
Tokoh Utama :

1. Ratih Puspa Sari aka Ratih

4394176182_oe8c82322d.jpg
Dara cantik berasal dari desa di provinsi Jawa barat berusia 17 tahun, sejak kedua orang tua nya meninggal dunia ia diajak tinggal sama tante nya Wulan Fitriani (28 tahun).

2. Tante Wulan Fitriani aka Wulan
f19c7ac-0-87c9-4750-a3bc-eaf4df027145.jpg
Wanita cantik berusia 28 tahun yang menikah di bawah tangan (nikah siri) dengan Hendro Budimansyah 30 tahun, merupakan adik kandung dari ibu nya Ratih Puspa Sari yang meninggal dunia 2 tahun lalu.

3. Raka Priambudi Gemilang aka Raka

images_1.jpg
Lelaki muda berusia 23 tahun, tinggal dan bekerja di kalimantan merupakan keponakan dari almarhumah istri pertama oom Hendro,

 
Terakhir diubah:
PART 1
Pov 3rd

Sudah beberapa hari ini Ratih merasa ada sesuatu yang mengikutinya terus. Ketika ia di kamar mandi dan mengunci pintu untuk membersihkan badan, ia merasa adw sesuatu yang ikut masuk bersama nya ke kamar mandi itu.

Beberapa saat ia memandang kian-kemari, tapi tak ada siapa-siapa di dalam kamar mandi itu, kecuali diri nya sendiri.

Kemudian, malam ini, setelah jam dinding berdentang 12 kali, Ratih juga merasa sedang diperhatikan oleh sepasang mata yang tak diketahui siapa pemilik nya.

Mata nya sendiri terasa sulit diajak tidur, padahal malam kian sepi dan semakin larut. Suara tetes-tetesnair dari kran kamar mandi terdengar samar-samar bagai langkah-langkah kaki seseorang.

Ratih menarik nafas panjang, setelah ia tahu pasti bahwa jantung nya sedang berdebar-debar. Menggelisakan sekali malam ini, sudah beberapa kali Ratih memeriksa kamar nya, ternyata memang hanya dia saja yang ada di kamar itu. Tidak ada seorang pun selain dirinya.

Tapi, mengapa ia merasa ada sesosok makhluk yang hadir di kamar itu, hal itu menimbulkan kegelisahan yang sangat menyiksa nya.

Ratih terpaksa mengerutkan alisnya dan menajamkan teliganya ketika ia mendengar ketukan pintu kamar. Ketukan itu sangat samar sekali, andai malam tak begitu sepi, mungkin ia tak akan mendengar ketukan pintu itu.

Lembut dan sangat tipis kedengaran nya. Ratih merasa ragu sejenak, dalam hati nya bertanya-tanya benarkah ia mendengar suara ketukan pintu? Siapakah yang ingin bertemu dengan nya malam ini? Tante nya? Atau Oom Hendro? Atau mungkin si kecil Cindy?

Sekalipun Ratih merasa tidak yakin kalau yang mengetuk pintu kamar nya itu salah satu dari keluarga oom nya, namun ia terpaksa bergegas turun dari ranjang dan membukakan pintu.

Ratih nyaris menjerit setelah mata nya menatap siapa yang ada di depan kamar nya itu. Ia membelalakan mata lebar-lebar, menatap sosok yang ada di depan nya yang membuat nya sempat tidak percaya pada penglihatan nya sendiri.

Dengan tubuh gemetar dan jantung berdegup kian keras, Ratih masih belum dapat berpaling mengalihkan pandangan nya. Sepasang mata nya yang bening masih tertuju pada orang yang berdiri di depan nya, yang memiliki wajah, rambut, bibir, dan segala nya.... Mirip sekali dengan diri nya. Bahkan orang itu bisa dikatakan serupa betul dengan dirinya.

Hanya gaun malam yang berbeda yang membuat Ratih yakin bahwa ia tidak sedang berdiri di depan cermin.

Gadis yang berada di depan Ratih mempunyai sorot mata yang sedikit sayu, tetapi ketebalan alis nya yang indah sama persis dengan alis yang di miliki nya. Potongan rambut nya yang panjang terurai sebatas pinggang, sama persis dengan rambut nya, juga wajah dan potongann tubuh nya yang ramping tidak ada bedanya dengan yang dimilik nya.

Gadia itu menggunakan gaun malam yang longgar, dengan warna kain sutra merah muda dan berenda putih pada bagian leher gaun. Sedangkan saat ini ia hanya menggunakan gaun longgar dari bahan katun berwarna biru tua.

Dengan bibir gemetar dan keheranan yang tak terbatas lagi, ia memberanikan diri nya menegur gadis itu, "Siapa kamu? Ada perlu apa datang pada ku?".

Gadis itu bersandar pada kusen pintu, ia tampak kalem dan tenang, suara nya begitu pelan, namun cukup jelas di dengar oleh nya.

"Ada sesuatu yang perlu ku katakan kepada mu".

"Jawab dulu pertanyaan ku, siapa kamu?", desak Ratih menahan gemetar tubuh nya. "Siapa nama mu? Katakan!".

Gadis tersebut memandang Ratih, kemudian bibir nya merekah indah, yang serupa dengan bibir nya, ia berkata, nama ku..... Ratih Puspa Sari....".

Ratih terpekik tertahan, nafas nya terhentak bak ingin terlontar lewat mulut. Akibat nya, hanya mulutnya yang dapat ternganga mendengar jawaban gadis itu. Sepasang tangan nya be4usaha menutupi mulut nya sendiri seraya ia bergerak mundur dan menggeleng-gelengkan kepala.

"Tidak.....Kau bukan Ratih Puspa Sari. Itu namaku. Akulah Ratih Puspa Sari....".

Gadis asing yang kehadiran nya sangat menegangkan Ratih itu tersenyum tipis, gayanya mirip sekali dengan diri nya jika sedang tersenyum dalam ketenangan, gadis itu berdiri dengan santai, seakan sangat bahagia dapat bertemu dengan diri nya.

Ratih menegaskan sekali lagi. Aku Ratih Puspa Sari. Bukan kau".

Gadis itu mengangguk, tetap tenang dan menyunggingkan senyum tipis. "Kau memang Ratih Puspa Sari", kata nya.

"Mengapa kau tadi mengaku mempunyai nama seperti nama ku?".

Gadis itu menjawab dengan ramah, "aku adalah kamu, Ratih.....".

"Oh.....?!", Ratih semakin bingung dan ketakutan.

"Aku yang mendampingimu sejak kau dalam kandungan ibu, aku yang ada bersama kamu, bersama penderitaan mu, bersama kehidupan mu selama ini. Aku sangat menderita sejak kematian ayah, lalu kematian ibu, dua tahun lalu, dan sekarang aku hadir sengaja ingin menemui mu, kau dalam bahaya, kau tidak boleh tinggal di rumah ini, bawalah pergi raga mu pergi jauh dari sini, Ratih.....".

Ratih semakin di cekam ketakutan, ia tak tahan menatap senyum gadis itu, yang tipis namun terasa dingin di hati. Ratih segera buang muka seraya duduk di tepi ranjang. " Aku tak percaya.......! Aku tak.........".

Ratih berhenti meneruskan kata-kata nya, karena begitu ia berpaling lagi untuk memandang gadis itu, ternyata ia hanya menemukan kesunyian diambang pintu. Gadis itu tidak ada. Dari kamar ia hanya memandang sebagian meja makan dan beberapa kursi serta lorong menuju dapur yang saat itu diterangi lampu 25 watt.

"Oh.....?Kemana dia....?!", gumam ratih bertanya. Detak-detak dalam dada nya bertambah keras sejak hilang nya gadis itu. Rasa takut kini berbaur dengan rasa penasaran.

Rasa itulah yang membuat diri ny melangkah perlahan-lahan menuju ruang makan. "Oh...Sepi..? Tidak ada siapapun di ruang makan", batin nya berkata.

Gerak mata Ratih begitu jalang dan tegang, suar tetesan air kran mandi sangat monoton, sehingga menimbulkan suasana yang menyeramkan. Rasa penasaran Ratih tak dapat di cegah, kaki nya melangkah setapak demi setapak, tanpa mengenakan alas kaki, ia menuju dapur yang bercahaya remang-remang.

"Oh..Di dapur makin lengang, hanya kesepian yang jelas ada disana. Perabot dapur tergantung, menimbulkan kesan suasana seram. Ia meneliti keadaan sekitar dengan hati-hati dan dengan degub jantung yang berdebar semakin menyesakkan pernafasan nya, "Ah, ternyata tidak ada siapa-siapa di dapur, lantas kemana lari gadis itu? Ke kamar mandi?", gerutu nya di hati.


Lanjutan nya di bawah....
 
Lanjutan nya....



Pov Ratih


Tetes-tetes air kran di kamar mandi kini terasa bagai hentakan sebuah martil yang memekak kan telinga, mata ku memandang tajam ke arah kamar mandi. Aku harus melalui serambi yang berhadapan dengan perkarangan belakang rumah jika mau ke kamar mandi, dan harus melewati depan gudang dan depan kamar yang pintu nya selalu tertutup.

Rasa penasaran ku rupanya tidak menyerah begitu saja, perlahan aku melangkah menuju kamar mandi, mata ku bergerak-gerak liar karena ketakutan masih mencekam kuat jiwa ku, udara dingin mulai terasa menyentuh kulit tubuh ku, angin bertiup tak begitu kencang namun cukup membuat merinding kulit tubuh ku.

Semakin dekat kamar mandi, semakin jelas tetes-tetas air terdengar menegangkan, langkah kaki ku semakin kuperlambat ketika aku sudah dekat dengan kamar mandi.

Setelah menahan nafas, aku mulai mengintip dari tepian pintu kamar mandi, kemudian sangat hati-hati sekali aku melongok ke dalam kamar mandi. "Oh, tidak ada siapapun di situ?", batin ku.

Tetes-tetes air terdengar menitik dalam hitungan tertentu, stabil bagai detak nadi nya, suara tetasan air menggema di kamar mandi dan membuat bulu kuduk ku bertambah meremang.

Aku menggigit bibir ku, kegelisahan bercampur aduk dengan ketakutan, namun benak nya masih bertanya-tanya, kemana pergi nya gadis yang serupa dengan diri nya itu? Mungkinkah masuk gudang?

Telapak kaki menapak perlahan-lahan sekali mendekati pintu gudang, mendadak aku terpaksa menajamkan pendengaran ku, ada suara yang terdengar dari dalam gudang, aku sengaja menahan nafas supaya aku dapat lebih jelas lagi mendengarkan suara itu.

"Oh, ternyata bukan dari dalam gudang, melainkan dari kamar sebelah nya". gumam ku dalam hati. Ya, dari kamar yang tak pernah dibuka itulah terdengar suara bagai seseorang sedang meggeram, samar-samar sekali, aku merasa perlu berdiri di depan kamar tersebut.

Keringat dingin mengucur, tapi aku masih nekat ingin tahu apa yang terjadi di kamar tersebut. Kamar itu cukup misterius sekali, setengah tahun aku tinggal bersama keluarga oom Hendro, tapi tak sekalipun kamar itu pernah di buka oleh siapapun.

"Apa sebenarnya yang ada di dalam kamar itu? Gudang, aku pernah melihat isi nya, bahkan pernah ikut membersihkan dan mengatur barang-barang yang tak terpakai yang di masukkan ke dalK gudang. Tapi, kamar ini? Mengapa oom dan tante melarang ku untuk membuk kamar ini? Bahkan aku tidak diijinkan untuk mengintil kamar ini".

Suara orang menggeram masih terdengar samar-samar di dalam kamar itu, aku tambah penasaran karena mengira gadis yang tadi muncul di depan kamar ku itu berada di dalam kamar tersebut. Aku ingin mengetahui apa yang dilakukan gadis itu, karena nya aku berusaha mengintip dari lubang kunci.

Namun, sebelum aku sempat mengintip, tiba-tiba angin berdesir dengan kencang, rambut ku meriap tak karuan sehingga aku perlu merapikan rambut ku sesaat.

Sial nya, angin menjadi bertiup kencang beberapa lama, bagai terjadi topan ditengah malam. Aku jadi gemetar, dan pada saat itu, aku mendengar suara seseorang memanggil ku dari ruang tengah.

Aku kebingungan, itu suara tante Wulan, pikir ku, aku jadi ragu-ragu, ingin dan penasaran melihat isi dalam kamar ini, sebab suara erangan tersebut adalah suara erangan seorang perempuan. Perempuan yang mengerang atau menggeram, entah lah.

"Ratih......?!". Suara tante Wulan terdengar lagi.


Bersambung......
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
cerita baru keknta menarik, mejeng dulu di pejwan....
Iya baru rilis.... semoga terhibur atas sajian cerita ini.

Wah mantab nih cerita misteri....
Lanjutkan suhu kayaknya bakalan booming nih cerita
Semoga saja suhu...Mohon kritik dan saran nya hehehhe....

menjanjikan nih kayaknya
:ngeteh:
Semoga berkenan mengikuti cerita nya.

siapin bantal ama cemilan
Wah bukan bantal dan cemilan suhu tapi selimut buat nutupin muka heheheh.... Selamat mengikuti cerita nya.

ijin baca hu
Silahkan suhu... Semoga bisa menghibur.... mohon kritik dan saran nya.

mantab..
menurut ane, feelnya belum ane rasain hu, soalnya ane baca nya pagi2 hehehe..
:Peace:
Hehehhe.... Masih awal suhu... Ane nggak berani juga nulis pas malam jum'at kliwon wkwkwkwk

matuk dulu Guru..


sekalaian nunggu kelanjutannya
Mangga... Diaturi suhu...jodoang thanks bangets suhu bersedia mampir ... jangan lupa kripik dan saran nya hehehe

Lanjut suhu, menyeramkan
Siap suhu... Belum seram kok...

Izin buka tenda dan ngopi suhu..

Mantap...
Ikut.... yuk ngopi2...hehhehe.....Makasih suhu sudah bersedia mampir meramaikan trit ane.... mohon kripik dan saran nya.

Woow, cerita seram....
Sangat menyeramkan.... Di ikuti saja....semoga bisa membuat bulu kuduk merinding....

Cukup menjanjikan nih :D

Ijin gelar lapak dimari hu...
Silahkan suhu.... Makasih dah mampir ... Mohon kripik dan saran nya

lesehan dulu
Mangga... Jangan lupa kripik dan saran nya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd