Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI - TAMAT GAUN PENGHANTAR KEMATIAN

Apakah nasib Ratih dan Raka akan selamat diakhir cerita.....?


  • Total voters
    124
  • Poll closed .
Iya hu.. mantap hiburanya..
Ane sering kok baca2 cerita horor di sebelah pas malam hari malah..
Ok...om... semoga terus mengikuti cerita ini hingga akhir ya...:thumbup

lanjut lagi hu...
Siap om...86 pasti dilanjut

ngerii ngerii om. . bahaya ini kalau kerja shift malam hahaha
:ampun:bikin ngeri ya... ya nama nya juga cerita misteri horor om... thanks ya sudah mampir dan mengikuti cerita ini

Eh ada arda,mbak nia nya apa kabar hu :D
pertama kali aja udh bagus gini hu,gmn klo sering :D
bisa saja om ini... semoga saja ya om... masih perlu banyak belajar lagi ane utk mengmbangkan nya... thanks support nya.:thumbup
 
Dilanjut suhu @rad76..
Sudah banyak yg baca tuch suhu..
Semangat..
Pasti nya... sedang prepare dulu buat update nya...

Ikut ngramein cerita misteri nan horor dimari, siapa tahu yg baca ini trit gak cuman manusia aja.:kacau:
:ampun:suhu... ngeri juga kalo sampai dedemit ikutan baca, terima kasih sudah mengikuti cerita ini.
 
PART 14

91617910-16.jpg

ilustrasi Ratih menggunakan gaun tidur warna pink


images_1.jpg

Raka Priambudi Gemilang aka Raka

Untuk PART 14, ini ane sengaja bikin alurnya sedikit berbeda dari PART-PART sebelum nya, jalinan asmara Raka dan Ratih mulai terajut di PART ini....dan ini lah kisah nya....

SELAMAT MEMBACA....

Pov 3rd


Pukul 2.10 wib dini hari, Ratih mulai bisa tenang, ia sudah dapat menguasai diri dari rasa ketakutan nya. Tangisnya berhenti, tinggal sisa-sisanya yang sesekali berupa sendatan-sendatan nafas.

Tubuh nya terbaring lemas dengan rambut acak-acakan karena ketika ia ketakukan seperti beberapa waktu lalu ia sering menjambak rambut nya sendiri untuk menutupi ketakutan yang dialami nya.

Raka merapikan rambut itu dengan penuh kelembutan dan kesabaran, ia menyisir nya sambil terus memberikan senyuman nya membuat Ratih semakin nyaman dan tenang.

"Mereka, sudah pergi, bukan?", ucap Raka pelan sambil tetap tersenyum.

"Tapi, aku merasa seakan mereka masih ada di depan pintu, menunggu saat kelengahan kita, Raka". Jawab gadis itu terlihat wajah nya yang masih diliputi kekhawatiran.

"Hilangkan pikiran itu, Yakin kan pada diri mu bahwa mereka benar-benar telah pergi".

Raka mengusap-usap rambut Ratih dengan lembut, sesekali juga ia dengan penuh perhatian menghapus air mata yang membasahi wajah ayu sang gadis perawan.

Ratih terdiam lemas, bagai seseorang yang habis mengalami siksaan yang berat, siksaan batin yang teramat menyiksa nya.

Sambil menghapus air mata, membelai rambut gadis itu, Raka merenungkan kata-kata Ratih, menjelang ketenangan nya tiba.

Ratih sempat memberitahu apa saja yang dilihat nya, orang-orang yang sudah meninggal seakan bangkit dan memburu nya. Tetapi dia tidak dapat melihat semua itu.

Timbul pemikiran di benak nya, barangkali memang hanya Ratih yang bisa melihat mereka, sebab Ratih lah yang akan jadi korban mereka.

Tetapi mengapa mereka begitu bernafsu ingin membunuh Ratih? Apa latar belakang yang membuat Ratih menjadi terancam sebegitu sadis nya?

Hati pemuda itu sangat terharu melihat keadaan Ratih saat ini. Mata nya masih sayu dan pias, tangan nya masih berpegangan pada lengan kiri Raka, seakan ia tidak ingin kehilangan pegangan nya.

"Raka.....". suara Ratih terdengar parau, namun menyentuh kalbu.

"Ada apa, Ratih?", bisik pemuda itu lembut.

"Jangan pergi, ya?".

Mulut Raka ragu-ragu untuk menjawab, ia menghela nafas sejenak.

Raka menatap sepasang mata yang sembab akibat tangisan nya tadi, sepasang mata itu begitu sayu nya, seakan penuh pengharapan akan lindungan dari Raka.

Dengan suara bernada berbisik akhirny Raka mengatakan.

"Tidurlah, Ratih. Aku menunggui mu di sini. Tidurlah dengan damai".

Raka bergerak mendekati gadis itu, jarak mereka semakin rapat, kemudian pemuda itu memberi kecupan lembut di kening Ratih.

Kecupan tanda sayang seorang pemuda pada gadis yang sekarang ini membuat nya jatuh hati. Lalu beberapa detik kemudian ia menarik wajah nya kembali pelan-pelan, dan berhenti pada jarak tertentu.

Ratih menatapnya dalam-dalam, di hati nya juga muncul rasa sayang nya pada pemuda itu, ada getar-getar asmara yang ia rasakan pada pemuda itu.

"Raka....", bisik Ratih.

Kemudian ia meraih wajah pemuda itu dan entah keberanian datang dari mana, tiba-tiba ia mengecup pipi kanan Raka.

Raka sempat tertegun sejenak dengan mulut yang menganga seakan tidak percaya bahwa Ratih memberikan kecupan pada pipi kanan nya.

Ratih menunduk malu setelah ia menyadari melakukan tindakan itu, dan seketika memeluk Raka membenamkan wajah nya di dada pemuda itu.

"Raka.....Jangan pergi".

Ratih mendongakkan kepala nya, lalu menempelkan pipi nya rapat-rapat ke wajah Raka dengan penuh rasa kehangatan dan kenyamanan.

Raka memberikan elusan di rambut gadis itu, beberapa detik momen itu bisa menciptakan rasa damai, nyaman dan ketenangan buat keduanya.

Mereka berdua makin terbawa dan terhanyut kini kedua nya kian merapatkan tubuh mereka.

Usapan-usapan lembut yang pemuda itu lakukan di awal hanya di rambut, kini ia turunkan ke pundak dan punggung si gadis.

Ratih pun terbawa suasana romantis itu, tangan nya makin memper-erat pelukan nya ke dekapan Raka.

Jantung Ratih semakin berdegup kencang saat merasakan belaian tangan Raka pada punggung nya, rasa nya menjalar hingga ke seluruh tubuh.

Ia memejamkan mata menikmati sensasi yang baru pertama kali di rasakan nya, tangan nya yang awal nya hanya memeluk erat tubuh Raka kini ia gerakan seperti apa yang dilakukan pemuda itu.

Kedua nya semakin hanyut terbawa suasana dingin malam yang kini membangkitkan gejolak birahi kedua nya.

Jarak wajah mereka yang tadi nya saling menempel di pipi kini kedua nya saling berhadap-hadapan, saling menatap satu sama lain.

Kedua nya tersenyum saling mengagumi, Raka pelan-pelan mendekatkan wajah nya semakin mendekat ke wajah gadis itu yang kini sudah terlihat tenang dan bisa tersenyum manis.

Ratih memejamkan mata ketika pemuda itu semakin mendekati nya, ia menunggu dengan berdebar-debar dengan pikiran yang bertanya-tanya dalam batin nya, "apa yang akan di lakukan Raka selanjut nya? Apakah ia akan mencium ku? Kenapa aku jadi berdebar-debar begini?

CUUUUPPPP.....

Dan semua pertanyaan hati nya terjawab sudah.
Saat ini, ia merasakan bibir pemuda itu menempel tepat di bibir nya.

Bagaikan tersengat aliran listrik seketika tubuh gadis itu bergetar, sampai seluruh tubuh nya seperti tersengat, sensasi yang baru ia rasakan seumur hidup nya.

Ya.... itu ciuman pertama nya yang membawa nya seakan melayang, melayang ke alam yang indah, alam yang membawa nya penuh kebahagiaan.

Walau ciuman itu hanya beberapa detik tapi keduanya merasakan begitu bahagia, terutama Ratih.

Kini wajah gadis berparas ayu itu, merah merona, tersipu malu, dan menunduk.

Raka yang memperhatikan perubahan sikap Ratih hanya tersenyum, ia pun sadar tidak seharusnya ia mencium Ratih dalam keadaan seperti ini, tetapi hati nya juga tidak bisa menampik bahwa ia mulai menyukai bahkan merasakan cinta pada gadis ini.

"Maaf, Tih. Tidak seharusnya aku melakukan ini, tapi aku tidak bisa membohongi perasaan ku, aku menyukai mu", ucap Raka pelan.

Ratih yang masih menunduk kemudian mendongakkan kepala nya keatas, menatap Raka lalu membalas senyum pemuda itu.

"Benarkah apa yang kamu katakan barusan, Raka. Atau kamu hanya ingin mempermainkan perasaan ku saja?". Ucap Ratih meminta kepastian.

"Ya, aku menyukai mu, beberapa hari ini aku selalu mengkhawatirkan mu, Ratih".

Gadis itu memeluk tubuh Raka, wajah nya ia benamkan di dada pemuda itu, seraya berkata.

"Aku pun menyukai mu, Raka. Awal nya aku meragukan mu, tetapi aku merasakan sendiri ketulusan mu".

Suasana yang beberapa jam lalu mencekam kini berubah menjadi romantis, tatkala kedua insan itu kini merasakan perasaan yang sama satu sama lain, tidak ada kata yang terucap dari bibir kedua nya melainkan belaian dan usapan penuh kelembutan.

Raka pun mengangkat kepala Ratih supaya memandang nya, kemudian ia kembali melabuhkan ciuman pada gadis itu.

Kedua nya semakin larut terbawa gairah asmara yang mereka ciptakan, ciuman yang awal nya kaku kini mulai mengalir begitu cepat nya Ratih belajar mengimbangi apa yang dilakukan Raka.

Lidah kedua nya saling bertautan, saling memilin dalam kelembutan, sesekali saling menghisap saliva diantara kedua nya.

"Oooouuuggghhh....Raka".

Ratih mendesah sambil menyebutkan nama pemuda itu saat dirasakan nya tangan pemuda itu sudah membelai lembut buah dada nya yang belum pernah terjamah.

Melayang, ringan dan seakan terbang, itu yang dirasakan oleh gadis itu ketika tangan nakal pemuda itu mulai meremas buah dada nya.

Cumbuan-cumbuan yang dilakukan oleh Raka seketika membangkit kan hasrat kewanitaan Ratih, sesuatu yang sama sekali belum pernah dirasakan nya.

Tubuh nya merasakan kegelian bercampur dengan sensasi nikmat di bagian tubuh di bawah nya, celana dalam nya menampakkan basah dan lembab.

"Aaaakhhh....". Raka kamu apakan payudara ku?". Lenguh Ratih.

Raka tak menggubris nya dia terus meremas pelan payudara gadis perawan itu walau dari luar gaun yang di kenakan nya.

Sesekali jari-jemari lentik Ratih mengusap wajah Raka, menandakan ia pun menikmati apa yang dilakukan pemuda itu.

Debar-debar asmara mulai bergemuruh di dalam dada kedua nya, gairah birahi untuk bercinta meletup-letup, membuat darah keduanya seperti berdesir -desir mengalir dengan cepat.

Perubahan rasa itu sangat menonjol dirasakan oleh Ratih, ia bagai seorang putri yang sedang kasmaran kepada pangeran tampan.

Ia pun kemudian menyelusupkan jari-jemari nya yang tadi sempat membelai wajah tampan pemuda itu.

Entah keberanian datang nya dari mana? Ratih membuka kancing kemeja Raka dan setelah kemeja itu terbuka, terpampang tubuh kekar nya. Tubuh pemuda itu banyak di tumbuhi bulu-bulu halus.

Bergetar dada gadis itu ketika melihat tubuh kekar Raka yang penuh dengan bulu-bulu halus, gairah nya seketika terbangkitkan.

Ia tanpa sadar menenggelamkan wajah nya ke dada bidang pemuda itu.

Raka yang menyadari perubahan Ratih yang terlihat menggairahkan dan terkesan binal jadi lebih berani.

Tangan nya mulai menurunkan gaun tidur yang di kenakan oleh Ratih hingga kini di hadapan nya terpampang tubuh molek gadis perawan yang menyisakan pakaian dalam saja.

"Sungguh indah tubuh mu, Ratih....", ucap Raka dengan suara bergetar karena terbawa nafsu nya.

Ratih hanya memejamkan mata, menunggu dengan pasrah apapun yang akan dilakukan oleh Raka, ia yakin dan bersedia memberikan tubuh dan hati nya pada pemuda yang kini telah mengisi lubuk hati nya.

Raka mulai menelusuri setiap jengkal tubuh Ratih, usapan dan belaian ia lakukan selembut mungkin supaya gadis itu bisa menikmati nya dengan penuh kenyamanan.

"Aaaaahhhh....", Raka.

Desah itu keluar dari mulut mungil Ratih ketika tangan Raka sudah hinggap di payudara nya.

Rasa geli bercampur nikmat itu yang dirasakan gadis itu, tubuh nya menggeliat, menahan rasa di tubuh nya.

Setelah puas meremasi kedua gunung perawan tersebut, raka kemudian melepas kaitan bh yang terletak di belakang punggung Ratih ketika tubuh sang gadis miring karena merasakan geli di dada nya.

"Indah...Sangat indah...".

Raka sempat tertegun sejenak. Decak kagum saat menyaksikan langsung keindahan payudara perawan yang kini terpampang jelas tanpa penghalang kain secuil pun.

Ia lalu mendekatkan bibir nya ke puncak gunung yang terlihat berwarna pink, pentil susu itu mulai terlihat mengembang.

Di kecup nya perlahan, lalu ia mulai mengulum dan menyedot puting itu dengan penuh penghayatan.

Ratih melenguh tubuh nya menggeliat, ke kiri dan ke kanan, sementara kedua tangan nya mengeramasi rambut Raka sebagai tanda bahwa ia sedang kegelian tetapi juga menikmati nya.

"Ooohhhh...Raka sayang....".

Lenguhan terucap jelas dari bibir Ratih ketika pentil susu nya sudah di kulum dan di sedot dengan penuh kelembutan oleh Raka, aliran darah di tubuh nya semakin deras mengalirkan hormon-hormon seksual ke seluruh syaraf nya.

"Geli....Raka. Oooohhhh...".

Raka yang merasakan kedua tangan nya menganggur kini mulai menggerakkan kedua tangan nya itu untuk menstimulasi seluruh titik-titik syaraf seksual di tubuh Ratih.

Tangan kanan nya ia taruh di payudara sebelah kiri dengan meremas lembut secara perlahan. Sementara tangan kiri nya mulai mengelus kulit putih nan halus itu di sekitar paha sang gadis.

Semakin dibuat bergejolak nafsu Ratih oleh perbuatan tangan-tangan nakal Raka, belum lagi buah dada nya di serang penuh oleh lidah dan bibir pemuda itu.

Kian lama semakin bergetar, tubuh Ratih berguncang hebat saat tangan kiri Raka hinggap di kemaluan nya.

Tangan itu perlahan mengelus kemaluan Ratih yang hanya dilapisi secarik kain penutup.

"Uuuhhh... Aaaahhhh....Raka....".

Pemuda itu tersenyum setelah mendengar leguhan gadis itu, ia pun membisiki nya.

"Nikmati lah sayang, malam ini milik kita berdua".

Ratih hanya mengangguk, mata nya sayu memandang wajah pemuda itu, tatapan mata yang menyiratkan birahi yang sedang melanda nya.

Pemuda itu sejenak melabuhkan ciuman di bibir Ratih, dan di sambut gadis itu dengan penuh penghayatan.

Setelah puas ia mencumbui kedua payudara gadis itu, kini Raka menempatkan kepala nya di depan ke dua paha Ratih.

Di belai nya sesaat kedua paha yang indah itu sebelum ia menarik pelan kain penutup kemaluan nya, satu-satu nya kain yang tersisa di tubuh gadis itu kini sudah terlolosi.

"Sempurna.... Indah sekali". ucap pemuda itu membatin dalam hati nya.

Ratih yang menyadari kalau Raka sedang tertegun memperhatikan kemaluan nya berusaha menutupi nya dengan menempelkan kedua tangan nya ke kemaluan nya.

"Kok malah di tutupi, sayang....?".

"Jelek ya punya ku!", jawab gadis itu malu.

"Indah, sangat indah malah". puji Raka sambil perlahan ia menyingkirkan pelan kedua tangan Ratih.

Ratih memejamkan mata nya, ia sekarang pasrah di hadapan pemuda itu, seakan lupa bahwa sesaat yang lalu ia tercekam rasa ketakutan yang amat mengerikan.

"Geli....Raka.... Ooohhh....".

Ratih mendesah setelah merasakan bibir pemuda itu sudah menjilati kemaluan nya, bahkan ia merasakan lebih nikmat dibandingkan saat pemuda itu memainkan buah dada nya.

"Jangan Raka! Itu jorok, sayang. Tempat pipis...". Ceracau gadis itu untuk mencegah tindakan Raka.

Tapi apa yang ia katakan barusan berubah menjadi desahan, leguhan dan rintihan nikmat ketika lidah Raka semakin liar menjilati area kewanitaan nya.

Beberapa menit kemudian....

"Ampun Raka...! Sudah...! Stop...! Aku mau pipis!".

Raka tidak mengindahkan, ia semakin bersemangat untuk membuat kekasih nya itu puas dan tanpa jijik ia menjilati nya sampai ke lubang anus Ratih.

"Oooooouuuuggghhhh.... Aku pi....pppiiiiissss..... Raka".

SEEEERRR..... SEEEERRR..... SEEERRR...

Semburan cairan yang berasal dari kewanitaan Ratih menghambur dan sebagian tertelan oleh Raka, manis dan berbau khas kewanitaan.

Tanpa jijik Raka menjilati sisa-sisa cairan orgasme Ratih. Sementara itu tubuh Ratih berkelojotan, tubuh nya meliuk-liuk seperti cacing kepanasan dan di kemaluan nya berkedut-kedut sampai beberapa detik.

Tubuh Ratih lemas, seluruh beban nya terasa hilang seketika, senyum nya kini berubah menjadi senyum kepuasan.

Raka kemudian bangkit, dan kini ia berbaring di sebelah tubuh Ratih, memeluk gadis itu ke dada bidang nya.

Mereka berdua saling menatap, senyum mekar kedua nya di selingi kecupan di kening mereka satu sama lain.

"Raka.... Ambillah harta yang paling berharga di tubuh ku, aku ikhlas menyerahkan nya untuk mu". Ucap Ratih pelan dengan suara sedikit bergetar.

Raka menempelkan jari telunjuk nya di bibir Ratih.

"Tidak, Ratih sayang. Aku mencintai mu sepenuh nya hati ku. Aku ingin kita melakukan nya setelah kita menikah, jadilah pendamping ku dan ibu dari anak-anak kita kelak".

Gadis itu kembali memeluk erat tubuh Raka, tangisan nya pecah ia menangis bukan karena sedih melainkan ia bahagia dan bersyukur mendapatkan hati pemuda yang baik seperti Raka.

"Aku tidak bisa tidur, Raka". bisik nya pelan.

"Tidur lah di sisi ku, aku yakin kamu bisa tertidur dengan nyaman".

Kemudian Raka menarik selimut untuk menutupi mereka dari cuaca dingin, hingga dilihatnya Ratih sudah tertidur dengan pulas.

Raka perlahan-lahan turun dari ranjang Ratih, ia melakukan nya sepelan mungkin supaya gadis itu tidak sampai terjaga dan bangun, ia tidak ingin membuat malu Ratih maupun diri nya sendiri jika sampai kepergok oleh om Hendro ataupun tante Henny.

"Lebih baik aku kembali ke kamar ku, aku yakin taring babi itu bisa menjaga nya, selamat tidur bidadari ku".
.
.
.
Pov Raka

Sesampai nya aku di kamar, aku masih merenungi beberapa kejadian tadi, "kenapa aku sampai terbawa nafsu, seharusnya itu tidak ku lakukan, apakah karena pengaruh gaun itu? Saat aku melihat nya pancaran birahi nya begitu kuat, juga Ratih seperti terpengaruh oleh kekuatan gaun itu! Siapa pemilik gaun itu sebenar nya? Selama ini aku belum pernah lihat Ratih memakai nya!".

Beberapa pertanyaan-pertanyaan dihati ku semakin membuat ku mengerti bahwa ada misteri tersendiri dari gaun tidur yang dipakai oleh Ratih.

"Besok akan ku tanyakan langsung pada nya, darimana ia mendapatkan gaun itu?".

Karena malam sudah semakin larut, aku pun mencoba memejamkan mata, untuk tidur karena keesokan hari nya aku bisa segera ketemu dengan pujaan hati ku.


Keesokan hari nya.....

Aku terbangun kesiangan, ku lihat jam di dinding menunjukkan angka 9.00 wib, tidak biasa nya aku bangun sesiang ini.

Segera aku bangkit dan berniat untuk segera mandi, penat rasa nya seluruh tubuh tetapi ada senyum kebahagiaan saat membayangkan Ratih yang kini mulai aku cintai.

Saat aku berjalan menuju ke kamar mandi aku melihat Ratih sibuk di dapur mempersiapkan sarapan pagi, sesaat kami berdua saling menatap, di iringi senyum manis dari nya kemudian ia menundukkan wajah nya yang terlihat merah merona.

Selesai mandi dan berganti pakaian santai, aku segera menemui Ratih di dapur.

"Selamat pagi, sayang...". sapa ku pada Ratih.

"Pagi, Raka...", jawab nya malu-malu.

"Kok nggak pake sayang", goda ku.

"Memang nya aku pacar mu, Raka".

Aku terkikik, lalu menjawab, "Bukan, tapi calon ibu dari anak-anak ku".

"Dasar gombal, tuh sarapan nya sudah siap, males di gombalin kamu". Jawab Ratih sambil tersenyum sipu.

"Temenin dong sarapan nya, masa dengan calon suami jutek gitu yang".

Ratih cemberut dan ia mendekati ku sambil mencubit gemas lengan tangan ku.

"Nih rasain....Puas ya kamu semalam lihat tubuh ku". Jawab nya sambil memanyunkan wajah nya.

"Semakin cantik kamu, Tih. Kalau cemberut gitu".

"Raka.....", seru Ratih kesal.

"Iya....Maaf deh! Jangan ngambek dong". Ucap ku membujuk nya.

Kami pun sarapan bersama, sepiring nasi goreng ditambah telor dadar dan sepotong ayam kini ada di hadapan ku.

Sambil menyantap sarapan, aku mencoba mengajak bicara pada Ratih tentang kejadian semalam.

"Kamu ingat kejadian semalam, Tih? ".

Ratih sempat berhenti menyuap nasi ketika mendengarkan perkataan ku, ia berubah menjadi pucat dan seperti ketakutan.

"Raka, aku takut mereka datang lagi, wajah mereka mengerikan dan mereka mengincar ku seperti ingin membalas dendam, padahal semasa mereka hidup tidak ada satu pun aku pernah berbuat menyakiti mereka".

Aku mengerti apa yang ia rasakan kemudian bangkit dan mendekati nya, ku bawa wajah nya ke dada ku supaya ia bisa tenang kembali.

"Jangan takut, aku akan menjaga mu, kita lewati semua ini sampai ada kabar dari teman ku Ikam, percayalah pada-Nya".

Ratih mengangguk dan berusaha tersenyum kembali, ia pun memceritakan bahwa semalam arwah Kusno, Maman, Yuli dan Pak Gani yang coba mencelakai nya. Dan ia tidak tahu kenapa arwah itu sampai ingin membunuh nya.

"Boleh aku bertanya sesuatu pada kamu, Tih?". Ucap ku setelah ia dapat menguasai diri kembali.

"Tanya apa, Raka?".

"Tentang gaun yang kamu pakai semalam!".

"Kenapa dengan gaun itu?".

"Saya merasakan gaun itu punya misteri, sejak kamu memakai nya kamu terlihat berubah dan semalam jujur kamu terlihat berani dan binal. Apalagi sejak kamu memakai nya kamu bisa melihat mereka".

Ratih pun terbelalak, ia pun baru menyadari nya. Apa yang di katakan ku barusan membuat nya jadi termenung berpikir sejenak.

"Iya, aku baru menyadari nya, Raka. Semalam aku nggak sengaja pengen saja memakai gaun itu setelah merasakan kegerahan di dalam kamar, yang aneh nya saat aku memakai nya, aku seakan lupa dengan perkataan Ikam bahwa aku menjadi sasaran iblis karena mempunyai tanda silang di dahi ku. Tapi sewaktu aku membuatkan kamu kopi, mereka bisa dengan jelas terlihat oleh ku. Dan saat di kamar tidur aku tidak tahu kenapa aku seberani itu kepada mu. Apa mungkin ini semua karena gaun itu?", aku menjawab dalam renungan ku.

"Hei, ditanyain kok malah bengong?". ucap ku bingung atas sikap Ratih.

"Ta...Tadi mau tanya apaan...?". Jawab Ratih gugup dan kaget.

"Kamu dapat darimana gaun itu, selama aku berada di sini baru semalam kamu memakai nya".

"Gaun itu dikasih oleh om Hendro, Raka. Saat kita memindahkan lemari antik kemaren, kamu ingat!".

"Iya, ingat kita memindahkan lemari itu ke sini, kan. Terus om Hendro memberikan gaun itu pada mu, Tih?".

"Iya, om Hendro bilang ia cemburu pada tante ku karena gaun itu pemberian dari mantan kekasih nya".

"Sebentar.... Maksud mu gaun itu pemberian mantan kekasih tante Wulan?", kata ku memperjelas kembali penuturan nya.

"Iya, Raka".

Aku dan Ratih terdiam beberapa saat, di benak ku ada yang janggal dari cerita om Hendro, mengenai kecemburuan nya pada gaun tidur pemberian mantan kekasih tante Wulan. Apa benar om Hendro hanya motif cemburu atau ada maksud lain ia ingin menyingkirkan gaun itu.

"Aku mesti selidiki lagi, mungkin dengan mendekati tante Wulan dan memancing nya untuk bercerita".

"Ratih, aku janji akan menyelamatkan mu, walaupun nyawa ku taruhan nya".




Bersambung.....
 
Terakhir diubah:
Gaun pembakar nafsu..hehe..

Akhirnya ada adegan SS nya...nunggu giliran Raka dipuaskan oleh Ratih..hihi
 
hadeh masih ada aja typo nya...sorry ya...nanti ane betulin typo yg beleberan.

Selamat membaca...
 
Gaun pembakar nafsu..hehe..

Akhirnya ada adegan SS nya...nunggu giliran Raka dipuaskan oleh Ratih..hihi
Baperan juga ane nulis adegan di part 14... Mungkin suhu...lihat saja nanti...ikutin terus cerita ini... besok insya allah ane update lagi...PART 15....
 
Yg ngeliat gaun tu..jd tegang..yg makai nya..jd basah :pantat:
:tegang:ya hu... nanti ada part-part terakhir akan ada kejadian seperti yg di bilang suhu bangkaim... Pemakai nya diperkosa oleh arwah salah satu di cerita ini...
 
Bimabet
Perasaan tegang nya beda..
:)
biar kayak rooler coaster om... Kalo merinding terus takut jantungan beneran...wkwkkwkw...
Makasih sudah jadi pembaca setia di trit ini
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd