Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI - TAMAT GAUN PENGHANTAR KEMATIAN

Apakah nasib Ratih dan Raka akan selamat diakhir cerita.....?


  • Total voters
    124
  • Poll closed .
Hiiiiii....
Sapa lagi itu yg muncul....
Tumbal pesugihan dari Om Hendro ini kaya e, atau Tante Wulan nya yg bikin..
Tapi biasanya kalo tumbal itu ada rentang waktu nya, tiap malam purnama atau apa gitulah..
Beda lagi kalo arwahnya Tante Heny yg bikin rusuh....
Mending Ratih kemana² berdua aja sama Raka..
Termasuk mandi sama tidurnya..
:adek::adek:
 
PART 10

f19c7ac-0-87c9-4750-a3bc-eaf4df027145.jpg

Wulan Fitriani aka tante Wulan

4394176182_oe8c82322d.jpg

Ratih Puspa Sari aka Ratih


Pov Ratih


Keesokan hari nya.....

Mungkin atas pertimbangan karena karena ikatan hubungan darah antara ku dengan tante Wulan, maka tante Wulan lah orang yang pertama kali mendengarkan cerita ku tentang suara Yuli, bukan kepada Raka.

Mula nya tante Wulan termenung setelah aku menceritakan diri ku terkunci di dalam kamar mandi tamu semalam.

Aku tidak menceritakan kemunculan seorang gadis yang serupa dengan ku, aku berbohong mengenai hal itu, dan mengatakan bahwa pintu kamar mandi terbuka sendiri.

Tetapi seperti nya bukah kisah tertutup dan terbuka nya pintu kamar mandi yang menjadi renungan tante Wulan, melainkan suara Yuli yang memanggil-manggil ku itulah yang beliau renungkan.

Dari kerutan dahi nya, aku tahu kalau tante Wulan juga dalam kecemasan dan kegelisahan. Namun, beberapa saat kemudian, tante Wulan tampak berusaha menetralisir keadaan jiwa nya dengan berkata.

"Seseorang yang mempunyai hubungan kasih sayang, memang sering mengalami hal seperti itu, Ratih. Mungkin karena kau rindu kepada Yuli, maka ilusi-ilusi seperti itu mucul menggoda mu".

"Tapi, tante.....", aku berusaha meyakinkan diri.

"Suara itu sampai berulangkali terdengar, dari aku masih di kamar tidur, sampai aku berada di ruang tamu. Jelas sekali. Yang paling jelas adalah suara Yuli pada saat aku berada di ruang tamu. Dia memanggil ku dari kamar mandi. Karena itulah aku datang ke sana dan ingin membuktikan pendengaran ku. Dan ketika aku masih terkurung di kamar mandi, suara itu memang ada, tapi tidak kelihatan wujud nya".

"Terus terang, tante belum bisa percaya sepenuh nya, Ratih. Lain kalau kau mendengar suara seperti semalam, panggilan aku atau om mu".

Sulit juga membuat tante Wulan mempercayai cerita ku.

Aku mendengus ketika tante Wulan pergi dengan menggendarai mobil BMW nya. Tak tahu apa yang menjadi kesibukan tante Wulan, yang jelas perempuan cantik itu, selalu pergi setiap hari nya, seperti nya mempunyai suatu kesibukan tersendiri. Aku ingin menanyakan tentang itu, tapi aku sadar bahwa aku akan terlalu jauh ikut campur dalam persoalan rumah tangga tante ku.

Pada saat itu, om Hendro sedang berbincang-bincang dengan Raka di taman belakang. Seperti nya cukup serius hingga om hendro tidak menghiraukan kepergian tante Wulan, istri nya.

Aku mencoba untuk menyela obrolan mereka.

"Om, saya mau membersihkan kamar om di atas".

"Oh, ya....Bersihkan saja. Sekalian kamar mandi di lantai atas juga ya, Tih?". Kata om Hendro.

Seperti ada sesuatu yang menyentak di hati ku, begitu om Hedro menyebutkan kamar mandi. Padahal, kamar mandi di lantai atas bukan kamar mandi untuk tamu yang ku masuki semalam. Tapi rasa-rasa nya aku masih gemetar jika ada seseorang yang menyebutkan kamar mandi.

Kamar mandi di lantai atas lebih luas dan lebih mewah ketimbang yang di bawah, apalagi kamar mandi yang biasa ku gunakan, yang ada di samping gudang, jauh lebih sederhana di bandingkan kamar mandi untuk tamu. Sambil membersihkan kamar mandi, menguras bak mandi, benak ku masih belum bisa lepas dari peristiwa semalam.

Pendapat Raka memang benar. Rumah ini punya misteri yang penuh teka-teki tersendiri. Ada apa sebenarnya dengan rumah ini? Apakah aku perlu mencari jawaban nya? Atau barangkali lebih baik aku pergi dari rumah ini sebelum menemukan jawaban nya?

Dua kali aku bertemu dengan gadis yang berwajah kembar dengan ku, dan dua kali pula gadis itu menyarankan ku untuk meninggalkan rumah ini. Tapi, ke mana ia harus pergi? Ini yang sering mengganggu pikiran ku. Perlukah hal ini di bicarakan dengan Raka, selagi pemuda itu belum kembali ke Balikpapan? Karena dengar-dengar Raka akan kembali ke sana lima hari lagi.
.
.
.
"Ratih....!".

Badan ku terguncang karena kaget mendengar panggilan itu.

Om Hendro sudah berada di ambang pintu kamar ketika aku sedang membenahi kamar tidur tersebut.

Lelaki berusia 30 puluh tahunan itu berdiri dengan hanya mengenakan kimonocberbahan satin. Om Hendro merasa heran melihat kekagetan ku, namun hal itu tidak di ucapkan nya.

"Sepertinya kau mulai terpengaruh oleh bualan Raka, Tih".

"Bualan apa, om?". Aku mengerutkan dahi.

Sempat aku berhenti sejenak dalam membenahi ranjang berseprei kuning gading itu.

Om Hendro mendekat, "Apakah Raka tidak pernah menceritakan apa-apa kepada mu?".

"Maksud om apa?". Aku bertanya balik dengan pertanyaan nya barusan.

"Dia tadi berkata pada om, bahwa dia pernah bertemu dengan hantu pak Gani, beberapa malam lalu".

"Oh.....".

Aku hanya menjawab singkat dan berlagak tidak tahu apa-apa.

"Dari mana dia tahu di sini ada hantu pak Gani kalau bukan dari kamu, Tih", kata om Hendro sambil duduk di sebuah kursi.

"Saya rasanya nggak pernah bilang kepada Raka. Entah kalau dia mendengar cerita hantu pak Gani dari mbak Sus", kata ku sambil melanjutkan pekerjaan ku.

Om Hendro termenung sesaat, lalu kembali berucap, "Kalau begitu, Raka sering ngobrol dengan pembatu sebelah, ya?".

"Dua kali saya melihat nya, om". Jawab ku sekenanya.

Kini, lelaki berkumis tipis itu manggut-manggut. "Apa banyak tetangga yang sering membicarakan tentang hantu pak Gani?".

Aku dengan tenang, bicara dengan lancar supaya tidak menimbulkan kecurigaan apa-apa.

"Memang banyak, om. Tapi, belakangan ini saya jarang mendengar orang membicarakan tentang hantu pak Gani. Mungkin mereka mulai bosan mendengarkan cerita yang hanya berupa isapan jempol belaka".

"Isapan jempol, bagaimana maksud mu, Tih? Apa kau tidak percaya dengan cerita mereka?". Om Hendro seakan tertarik untuk mengajak ku bicara masalah ini.

"Orang yang sirik kepada kita, bisa saja membuat seribu macam cerita untuk membuat kesan buruk pada rumah ini, om. Bukti nya, sejak saya tinggal di sini, saya belum pernah menemui hantu pak Gani. Mereka saja yang suka mengada-ada....".

Om Hendro tertawa kecil.

Kelihatan nya beliau lebih lega, lebih senang mendengar pendapat ku daripada merenungkan perkataan Raka.

"Syukurlah kalau kau bisa berpandangan luas dan dewasa begitu".

Om Hendro bangkit, dan menuju ke depan lemari antik, lemari kuno itu berwarna hitam, terbuat dari kayu jati yang telah di plitur dan berukiran cukup antik dan unik. Ia membuka lemari itu seraya berkata, "Ratih....Bawalah pakaian-pakaian ini ke gudang. Setelah itu, mintalah bantuan Raka untuk membawa lemari ini ke dapur, bisa buat menaruh perabot dapur yang masih ada dalam duz itu".

Aku tertegun sejenak. Ada beberapa gaun perempuan yang harus di pindahkan ke gudang. Tetapi, mengapa harus di taruh di gudang? Pakaian-pakaian siapa ini sebenarnya? Dan....wajah om Hendro kelihatan nya mengalami perubahan. Tiba-tiba lesu dan sayu, seperti nya ia sedang menyimpan suatu duka yang dalam, yang selalu berusaha ditutupi dengan senyum dan ketenangan.

"Pakaian siapa ini, om?". Aku memberanikan diri bertanya.

"Bekas pakaian tante mu, dulu waktu pengantin baru, sebagian juga ada pakaian yang ia miliki sebelum menjadi istri ku. Dan....Aku tidak suka kalau dia sampai mengenakan nya lagi".

Lalu om Hendro mendekat pada ku dan agak berbisik, "ada gaun pemberian bekas kekasih tante mu. Aku cemburu kalau dia mengenakan nya, apalagi menyimpan nya begini".

Aku sengaja tersenyum menahan tawa. Om Hendro tampak tersipu.

"Sudah, bawa saja ke gudang sana!", kata om Hendro.

"Kalau ada yang mau membeli nya, biar saja. Duit nya lumayan bisa buat jajan kamu".

Waktu aku membawa pakaian-pakaian itu ke gudang, ada salah satu gaun yang menarik perhatian. Gaun itu terbuat dari bahan sutra berwarna pink, merah muda yang lembut. Aku suka warna pink, ketika dibentangkan, oh.....ternyata sebuah gaun tidur. Pantas dikenakan malam hari.

Ada satu lagi gaun yang sangat cantik, ya gaun pengantin berwarna merah marun yang bercorak etnik dengan panjang dan ukuran yang seperti nya sama dengan bentuk tubuh ku.

gaun_merah.jpg

Mula nya aku ingin berterus terang meminta kedua gaun itu kepada om Hendro. Tapi, setelah ku pikir-pikir aku lebih baik menyimpan nya secara diam-diam.

Sebab om Hendro pasti tidak akan suka jika melihat ku mengenakan gaun-gaun itu, gaun tidur itu sangat tipis tetapi indah, pantas kalau om Hendro cemburu jika tante Wulan mengenakan gaun tersebut. Tentu gaun tidur itu pemberian bekas kekasih tante Wulan dulu.

Aku masih sempat tertawa kecil ketika keluar dari kamar tidur ku, menyimpan kedua gaun itu di lemari pakaian ku. Raka memergoki ku tersenyum-senyum sendiri.

"Kok, seperti orang gila saja kamu, Tih?". Tegur Raka.

Mendengar teguran nya membuat ku tersipu malu.

"Ada apa? Kelihatannya gembira sekali?". Tanya nya yang melihat aneh atas perubahan sikap ku.

"Nggak. Nggak ada apa-apa".

Aku menatap Raka dengan wajah penuh ceria.

Baru sekarang Raka melihat ku amat ceria. Sebenarnya Raka ingin mendesak ku untuk bercerita, tapi suara om Hendro mengurungkan niat nya tersebut.

"Raka.... Tolong bantu angkat lemari yang di atas!".

"Ya, om....!", jawab Raka singkat.

Raka segera pergi ke lantai atas bersama ku.

Mula nya cuma Raka dan aku yang bermaksud mengangkat lemari kecil yang terbuat dari kayu jati.

Tetapi, karena dilihatnya kami keberatan waktu menuruni tangga, akhirnya om Hendro ikut membantu kami.

Kaki ku nyaris terkilir, aku sempat terpelanting, untung nya membentur tubuh Raka, dan reflek tangan Raka memeluk ku, membuat ku malu pada om Hendro.

"Sorry, aku tidak sengaja memeluk mu, tadi", kata Raka ketika lemari itu sudah diletakkan pada posisi nya.

"Aku malah sudah nggak ingat lagi". Jawab ku sambil membersihkan bagian dalam lemari itu, untuk kemudian akan diisi beberapa perabot dapur.

"Syukurlah kalau kamu tidak ingat lagi, mudah-mudahan hanya aku yang ingat". Goda Raka.

Kini, aku melirik Raka dengan pandangan mata tajam, namun jelas di bibir ku tersungging senyum tipis.

"Hai, Raka....Kamu tadi belum sarapan, ya?".

"Memang belum. Aku sedang menunggu".

"Alaaah.... Kayak tuan besar saja, menunggu dilayani, aku bosan melayani kamu terus-terusan".

Raka tersenyum melihat ku cemberut.

"Kalau aku sudah kembali ke Balikpapan, kamu tidak akan melayani ku lagi, Ratih".

Tiba-tiba ada sesuatu yang menyengat di hati ku, mendengar kalimat Raka barusan. Aku terpaksa berpaling menatap Raka dan bertanya dengan suara pelan, "kamu akan kembali ke Balikpapan?".

Raka mengangguk.

"Tidak akan kembali lagi?". Aku tidak sadar melontarkan kata bernada cemas.

"Apakah aku perlu kembali lagi?". Pancing Raka.

Aku menyadari pancingan Raka, lalu aku buru-buru merubah ekspresi, dari sendu menjadi ketus.

"Tidak. Kurasa tidak perlu. Aku nggak mau terlalu capek melayani tamu seperti kamu".

"Hahahaha......", Raka tertawa lepas.

Aku buang muka, karena tidak tahan memendam tawa. Ketika itu, Raka mendekati ku, namun aku buru-buru berbalik dan memasang tampang jutek seraya berucap, "uruslah keperluan kantor mu!".

"Ada yang lebih penting ku urus, Tih".

Aku mengerutkan dahi, mata ku memandang sinis, bibir ku sengaja ku buat cemberut, semua ini membikin gemas para lelaki yang melihat ku sekarang.

Raka berkata lagi dengan suara pelan, "aku harus menemui teman ku yang juga berasal dari Balikpapan itu, Ikam. Ya, aku harus bertemu dengan Ikam dan membawa rambut Yuli kepada nya".

Kerutan dahi dalam kesinisan mulai mengendur, aku menghilangkan kecemberutan yang mewarnai bibir ku, dan kini mulai di liputi kecemasan.

Dan, ingatan ku kembali melayang pada peristiwa semalam. Aku belum menceritakan kepada Raka, aku masih menimbang-nimbang nya untuk menceritakan nya atau tidak.

"Sepertinya, om Hendro hari ini tidak kemana-mana, kita bisa pinjam mobil nya, bukan?", kata Raka mendesak ku. "Atau ....Kamu keberatan mengantarkan ku mencari alamat rumah Ikam?".

"Bagimu, itu sangat perlu, ya?".

"Ya..", jawab Raka serius. "Tadi ketika aku ngobrol-ngobrol dengan om Hendro, ia seperti nya menyembunyikan sesuatu yang amat dirahasiakan nya".

"Tentang apa?", bisik ku semakin tertarik.

"Tentang makam tante Henny".



Bersambung.....
 
Terakhir diubah:
gk ada wife, blm punya
semoga segera mendapatkan jodoh nya...amiiinnn....

Hiiiiii....
Sapa lagi itu yg muncul....
Tumbal pesugihan dari Om Hendro ini kaya e, atau Tante Wulan nya yg bikin..
Tapi biasanya kalo tumbal itu ada rentang waktu nya, tiap malam purnama atau apa gitulah..
Beda lagi kalo arwahnya Tante Heny yg bikin rusuh....
Mending Ratih kemana² berdua aja sama Raka..
Termasuk mandi sama tidurnya..
:adek::adek:
Analisa suhu menarik dan hampir mendekati kebenaran....ikutin terus ya hu.... sudah mulai terkuak teka-tekai nya.... Pada part 10 ini mulai masuk ke inti cerita....


waduh ratih
Kenapa dengan RATIH suhu....:gila:
 
Part 10...dah update....

Semoga semakin menarik untuk di ikuti....

Salam semprot...

rad76
 
Suhu ane numpang baca.. sejauh ini baru nyampe di pejwan aja yg ane baca..

Bagus huu.. prolognya oke, dua part pertama juga oke, straight to the point! Me likey..

Mungkin deskripsiin lebih detil aja kali ya soal rumahnya.. seperti kurang banyak aja gambarannya..

Ijin baca lagi suhuuuu!!
 
njirrr bikin curious bgt nih crita misteri,,mana semalem ane merinding disko lagi,,btw kpn ada ss nya ni?
Ada pasti nya...Ini cerita misteri berbau seks juga... tapi part berapa nya di tunggu saja... Ikuti terus ya hu...

Akhirnya gaun itu muncul juga...
Wulan nya cukul hot hehe
Mau nyoba pake gaun nya hu...

ane kira tadi ratih mau di perkosa sama om hendro :pandaketawa:
Hehehe.... Nggak nafsu om Hendro dengan Ratih...
 
Suhu ane numpang baca.. sejauh ini baru nyampe di pejwan aja yg ane baca..

Bagus huu.. prolognya oke, dua part pertama juga oke, straight to the point! Me likey..

Mungkin deskripsiin lebih detil aja kali ya soal rumahnya.. seperti kurang banyak aja gambarannya..

Ijin baca lagi suhuuuu!!
Wah ada subes Lerlah... Makasih sudah sudi mampir di trit ane...
Memang belum detail soal rumah nya hu... Mungkin deskripsi ane ke sisi lain nya yg jelas misteri yg masih belum terungkap itu kamar belakang dekat kamar mandi dan gudang... Nah di situ ane akan bawa pembaca pelan-pelan mengikuti...soalnya inti cerita ini letak nya di gaun dan lokasi tersebut.
 
Untuk semua semprot mania.

Ane ucapkan terima kasih atas respon dan apresiasi dari suhu-suhu semua warga semprot...

Semoga cerita ini makin menarik untuk di ikuti, dan ane berharap terus mengikuti nya sampai ending cerita.

Salam damai, rad76.
 
Bimabet
Kalau make gaun tu..apa akibat nya?
Jadi virgin lagi ya?hehe
Jadi spoiler kalo ane jawab... inti nya kalo pake 2 gaun itu, akan membawa kedua pemakai nya ke alam kematian... semua makhluk gaib akan hadir dan nyata di hadapan nya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd