Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI - TAMAT GAUN PENGHANTAR KEMATIAN

Apakah nasib Ratih dan Raka akan selamat diakhir cerita.....?


  • Total voters
    124
  • Poll closed .
Waahhh....om @rad76 rilis cerita baru, genre misteri lagi:mantap::mantap:
Makasih suhu NAW1 sudah mampir dan ikut meramaikan trit ini..... Semoga nantinya bisa memberikan hiburan ditunggu kripik saran ataupun masukan nya.... thank very much....
 
ane terawang dulu...


kalau bukan pesugihan... mungkin cerita titisan....

adehhhh..


sok jadi para normal aje ni gue
Wah didatangi makhluk astral nih... mkasih sudah mampir buat om @jodoaNG, mantap nih bisa nerawang.... iya cerita tentang pesugihan.... mohon bimbingan nya
 
PART 3

images_1.jpg

RAKA PRIAMBUDI GEMILANG aka Raka

4394176182_oe8c82322d.jpg

RATIH PUSPA SARI aka Ratih

Pov Raka

Perkenalkan nama ku Raka Priambudi Gemilang dipanggil Raka, usia ku kini 23 tahun 6 bulan 15 hari, lahir dari keluarga asli dari Jawa Tengah, tepat nya Semarang, Papa ku bernama Rahardjo Gemilang dan mama ku Retno Puspita, saat ini aku sudah kerja di perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi baja di salah satu perusaan konstruksi yang saham nya dimiliki oleh pemerintah, di tempatkan di pulau Kalimantan, ya di Kalimantan Selatan.

Saat ini aku mendapatkan tugas dari pimpinan ku untuk mengurusi beberapa dokumen proyek di daerah tempat ku bekerja, kurang lebih selama 1 bulan perkiraan aku akan berada di ibukota negara ini.

Selama di Jakarta ini, aku disarankan orang tua ku untuk mendatangi kediaman tante ku yang merupakan adik bungsu papa, tante ku bernama Henny Gemilang yang dikabarkan telah meninggal dunia karena penyakit kanker rahim yang di derita nya.

"Permisi.....", kata ku saat memasuki perkarangan rumah yang terlihat megah bak istana.


"Iya.... Ada perlu apa ya...?", tanya gadis itu terheran- heran sambil kerling mata nya memperhatikan ku dari ujung rambut hingga kepala.

"Apa benar ini rumah tante Henny....? Saya keponakan nya tante Henny... Nama ku Raka", ucap ku santun sambil memperkenalkan diri pada nya.

Gadis itu terheran-heran, tangan nya ia ketukkan di dagu nya mencoba mengingat sesuatu.

"Tante Henny? Siapa tante Henny itu?", jawab nya pelan dengan masih mencoba berpikir untuk mengingat nama itu.

"Cantik, imut dan menggemaskan sekali gadis ini, kok aku jadi deg-degan gini ya?", gerutu ku dalam hati saat memperhatikan nya.

"Ka..Kalau oom Hendro ada...?", tanya ku dengan sedikit bergetar.


"Oh, oom Hendro, ada kok, kenapa mau ketemu sama oom Hendro?", tanya gadis itu seolah ingin menyelidiki ku lebih detail.

Lalu ia tersenyum dan berkata," bentar ya Ratih panggilin dulu oom Hendro, mas Raka duduk dulu saja".

Gadis cantik itu pun melangkah meninggalkan ku, masuk ke dalam rumah.

Selang beberapa menit kemudian.

"Eh kamu Raka, ayo masuk nduk....Oom kira siapa...?", ucap oom Hendro setelah melihat ku di depan teras rumah nya.

Lalu aku bangkit dan mencium buku tangan oom Hendro, dan sesaat kemudian beliau mengajak ku masuk ke dalam rumah.

"Jadi....Kamu langsung dari Kalimantan ya, Ka?".

"Iya, oom, sebenarnya saya bisa menggunakan fasilitas hotel yang sudah disediakan oleh kantor, tetapi....papa minta Raka untuk tinggal di sini selain bisa menghemat juga karena Raka kangen sama oom Hendro".

Gadis cantik itu kini datang membawa nampan, bersama seorang wanita cantik bertubuh sintal kini melangkah mendekati aku dan oom Hendro diruang tamu.

"Ini....Tante Wulan, Ka. Istri oom yang baru. Dan itu Ratih keponakan nya tante Wulan". Ucap oom Hendro memperkenalkan kedua wanita cantik itu pada ku.

Aku lalu bangkit dan mencium buku tangan wanita cantik yang bernama tante Wulan. "Raka...tante keponakan nya tante Henny", kata ku memperkenalkan diri setelah mencium buku tangan beliau.

"Raka....", kata ku mengulurkan tangan pada gadis cantik yang berada di hadapan ku.


"Ratih....", jawab nya sambil tersenyum lalu menundukkan kepala nya.
.
.
.
Pov Ratih


"Kok gugup seperti ini ya", aku membatin. Jujur cowok yang kini masih menjabat tangan ku memang terlihat tampan dan gagah dada ku seketika berdebar dan aku seketika menundukkan kepala.

"Kalian berdua cocok sekali...Hahahaha....", goda oom Hendro pada kami berdua.

Seketika aku langsung melepaskan tangan ku dan kembali duduk disamping tante Wulan.

"Tante dan Ratih ke belakang dulu ya mas, kalian berdua lanjutin saja ngobrol nya sekalian melepas kangen", ucap tante Wulan sambil mengajak ku ke belakang meninggalkan mereka berdua ngobrol.

"Ok tan...". Jawab Raka singkat.

Ia melihat ku sambil memberikan senyum membuat ku semakin menundukkan kepala.

"Saya baru kali ini melihat cowok itu, tan", ujar ku kepada tante Wulan ketika kami sudah berada di dapur. "Siapa dia sebenar nya, tante? Kelihatan nya, tante sendiri kurang akrab dengannya, ya?".

"Dia keponakan tante Henny, istri oom Hendro dulu".

Jawaban itu sudah aku dengar tadi, tapi belum tahu siapa sebenarnya tante Henny, wajah tante Wulan tidak menampakkan keceriaan nya, melainkan justru kurang menyukai kedatangan Raka. Sebenarnya aku ingin menanyakan lebih jauh siapa tante Henny, tapi tidak enak setelah melihat wajah tante sedikit murung.

Malam hari nya baru lah aku bisa akrab dengan Raka, kebetulan oom Hendro dan tante Wulan sedang keluar rumah malam ini, kami berdua langsung akrab setelah makan malam yang sengaja aku masakin tadi bersama tante Wulan.

Sementara itu selain di rumah ini ada oom Hendro, tante Wulan, aku juga ada Yuli Andini. Yuli Andini adalah anak angkat yang di adopsi oleh oom Hendro dan tante Wulan dari usia 3 tahun, kini Yuli sudah berusia 4 tahun.

Tadi sempat aku di repotkan juga mengurusi Yuli yang terlihat rewel karena mungkin ia sedang sakit, setelah mengurus nya dan dipastikan dia sudah tidur baru kini aku bisa santai.

Setelah makan malam berdua aku dan Raka berbincang-bincang di ruang keluarga sambil menyaksikan tv supaya santai dan rileks.

"Maaf sebelum nya, Tih. Ku kira kamu itu pelayan di rumah ini, saat pertama kali aku datang", kata Raka dengan senyum tersipu, dan aku sontak cemberut mendengar perkataan nya barusan. "Aku tidak tahu kalau oom Hendro telah menikah lagi, setelah tante ku meninggal tiga tahun lalu".

Aku kemudian tersenyum, "sebenarnya aku pun tidak tahu siapa tante Henny itu, mas?".

"Oh..ya....?". Raka menatap seakan sangsi terhadap perkataan ku barusan.

"Aku baru setengah tahun disini, ikut oom dan tante ku".

"Ohh...", Raka manggut-manggut.

Ia masih memandang ku, membuat aku menjadi salah tingkah seoalah hati ku di gelitik oleh sorot mata yang teduh milik pemuda itu. Aku berusaha mengatasi getaran hati ku, mencoba menenangkan diri. Aku duduk, lalu bertanya.

"Kamu bisa jelaskan, siapa tante Henny itu? Tante mu....?", aku sedikit mengerutkan dahi. "Dia pernah tinggal di sini?".

"Apakah kamu tidak tau apa-apa tentang keluarga ini?". Tanya balik pemuda itu.

Aku sebenarnya tidak suka mendengar Raka balik bertanya. Namun aku terpaksa mengangguk, karena rasa penasaran ku pada tante Henny.

"Tante Henny adalah istri pertama oom Hendro", ucap Raka.

Membuat aku mengangguk-anggukkan kepala.

"Tante Henny adalah adik bungsu papa ku, dari informasi yang ku dapat dari papa tante Henny meninggal dunia karena penyakit kanker rahim. Lalu setahun kemudian setelah oom Hendro hidup menduda, akhirnya ia terpikat oleh tante Wulan, tante mu itu, dan ia pun menikah dengan tante Wulan. Konon, sejak perkawinannya dengan tante mu itu, rezeki oom Hendro cukup lancar hingga ia dapat mendirikan pabrik tekstil di wilayah Jawa Tengah. Wah, kurasa tante mu itu benar-benar perempuan yang membawa rezeki tersendiri".
Ucap Raka panjang lebar bercerita.


Aku manggut-manggut ketika Raka meneguk segelas air putih. Beberapa saat lama nya. Aku tercenung, seperti nya ada sesuatu yang tak beres yang dirasakan dalam hati ku. Ya, sesuatu itu adalah kisah tentang tante Henny. Mengapa selama ini tante Wulan tidak pernah menceritakan kepada nya tentang kisah tante Henny? Apakah cerita itu tabu bagi anak seusia ku? Apakah tak pantas seorang gadis berusia 17 tahun mengetahui perihal kehidupan seorang duda yang kemudian tak tahan sendiri? Rasa-rasanya gadis seusia dia membutuhkan juga pelajaran tentang cara menanggapi perasaan hati seorang duda. Ah, tante Wulan terlalu menabukan masalah ini. Mengapa harus dirahasiakan sih?", pikir ku saat itu.

"Kamu belum ingin tidur?", tanya ku ketika Raka. masih asyik duduk di depan pesawat TV. Raka hanya menggeleng, tanpa memandang ku. Tapi ketika aku hendak meninggalkan ruangan itu, Raka seketika bicara.

"Kalau kamu nggak keberatan, aku masih ingin ngobrol dengan mu, Tih?".

Langkah kaki ku terhenti sejenak, lalu menoleh ke arah nya, kami berdua saling memandang.

"Tentang apa itu?". Ucap ku singkat.

"Tentang diri mu. Aku belum tahu banyak tentang kamu, tapi kamu telah banyak mengetahui tentang diri ku. Nggak adil itu, kan?", jawab nya seketika sambil terus menatap ku dalam.

Aku membalas tatapan mata nya dengan memberi senyum indah, sepasang lesung pipit ku terlihat menambah indah senyuman ku.

Pemuda itu menatap ku seakan ingin menyatakan kekaguman nya pada paras cantik ku, selama ini aku tidak banyak mengenal lelaki, maklum gadis kampung yang tidak berpendidikan seperti ku hanya anak petani. Aku tidak merawat tubuh ku dengan dandanan seperti gadis kebanyakan, tidak pernah ke salon, merias tubuh ku dengan perlatan make up. Pokok nya apa ada nya, natural alami hehehe.

"Kurasa tidak ada yang perlu kamu ketahui tentang diri ku, selain yang sudah ku ceritakan tadi", ucap ku setelah sesaat lalu sempat tertegun memandang wajah tampan pemuda tersebut.

"Ada yang ketinggalan, Ratih". Pemuda itu menyunggingkan senyum tipis. "Kamu kuliah?", sambung nya.

Aku menggeleng. "Aku hanya sampai tamat SD, itu pun ku syukuri karena aku bisa baca, nulis dan menghitung, kamu malu pasti dengan gadis yang hanya tamat SD?".

Raka menggeleng lalu ia tersenyum dan bicara. "Kenapa mesti malu? Tidak semua orang seberuntung ku bisa sekolah hingga perguruan tinggi, tapi aku mesti katakan kamu itu gadis cerdas, cantik dan baik hati".

Aku seketika tersipu mendengar jawaban dari nya, perasaan ku melayang tinggi mendengar kata sanjungan Raka barusan.

"Aku disini diminta untuk mengasuh Yuli, dan yah....sebagai pelayan di rumah ini". Sambil mengerakkan mata dan alis ku.

"Kamu akan selama nya di sini?".

"Mungkin....". Jawab ku singkat kemudian aku melangkah memasuki kamar dimana Yuli tidur sendirian.
.
.
.
Pov 3rd


Raka hanya dapat memandangi Ratih yang melangkah gemulai masuk ke kamar Yuli. dalam hati nya, ia mengagumi sosok dan kepribadian gadis itu yang dinilai nya polos dan bersahaja.

Belum sempat habis rasa kagum nya kepada Ratih, kini gadis itu kembali menemui nya dengan wajah yang cukup tegang, sehingga membuat Raka heran atas sikap gadis itu.

Lalu ia bangkit dan mendekati gadis itu dan berbicara pada nya, "ada apa, Tih?".

Ratih terbata-bata dan gemetaran mengucapkan kata perkata, "Yu....Yu...Yu....Yuli....". Hanya itu kata yang bisa ia ucapkan seakan-akan bibir nya kelu untuk mengucapkan kata-perkata.

Kemudian ia segera lari ke kamarnya, membuka kamar sejenak dengan mata membelalak mencari-cari sesuatu, kemudian kembali menatap Raka dengan wajah yang tegang.

"Kenapa Yuli....?". Tanya Raka bingung.

"Anak itu tidak ada di kamar nya....". Jawab Ratih segera.

Lalu ia berlari ke lantai atas, menaiki anak tangga yang berbentuk melingkar dan beralaskan karpet merah. Raka yang menyadari keadaan sebenarnya, segera mengikuti Ratih menyusul ke lantai atas .

Ratih sedang menutup kembali kamar tidur oom Hendro, kemudian meneliti keadaan sekeliling. Nafas nya kelihatan terengah-engah. Ia memanggil nama anak itu.

"Yuli.....!".

"Bukan kah tadi ia tidur di kamar nya?", ujar Raka dengan wajah heran.

"Tapi sekarang ia tidak ada di sana!".

"Lantas kemana?".

"Mana aku tahu". Seru Ratih yang terlihat semakin panik.

Raka menjadi ikut bingung memikirkan hilang nya si kecil Yuli. Sementara Ratih mencari di berbagai tempat. Raka masuk ke kamar gadis kecil itu, "ya...Yuli tidak ada di kamar nya padahal ia juga tadi melihat gadis itu masuk bersama Ratih sesaat sebelum mereka berdua makan malam", gumam pemuda itu. Lalu ia memeriksa jendela, di lihat nya jendela itu terkunci rapat, kemudian memeriksa kolong ranjang, di lemari pakaian, semua nya nihil. "Tidak ada, dimana dia?", gerutu pemuda itu di hati.

"Apakah ia biasanya senakal ini?",
tanya Raka sewaktu ia menemui Ratih yang masih tampak kebingungan dan panik. Ratih hanya menggelengkan kepala, lalu berseru memanggil nama Yuli kembali.

"Yuli.....! Di mana kau? Jangan nakal, ya! Ayo, bobok kembali, Yul!".

"Barangkali dia di dapur....?".

"Tidak mungkin. Kalau Yuli ke sana, pasti kita melihat nya".

"Cobalah kamu cari ke kamar mandi, aku akan memeriksa dapur dan garasi mobil". kata Raka sambil bergerak, ia jadi ikut tegang juga.

"Celaka kalau sampai Yuli hilang secara misterius, bukan hanya menyedihkan tetapi juga menakutkan, sudah tentu oom Hendro dan tante Wulan akan menyalahkan ku, kalau sampai terjadi apa-apa pada diri Yuli.", batin gadis itu berkata.

Ratih tidak dapat membayangkan betapa marah nya oom Hendro dan tante Wulan menerima kenyataan ini, sebab mereka berdua sangat menyayangi Yuli, mereka menganggap Yuli sebagai anak sendiri yang amat dikasihi.

Pukul 23.00 wib, Yuli belum ditemukan, Ratih mulai menangis, seluruh tempat sudah ia cari, Yuli tetap tidak ditemukan. Raka datang dari taman belakang rumah dengan loyo. Ia duduk disamping Ratih yang tengah terisak-isak. Raka menghempaskan nafae kecewa.

"Mungkin kah ia keluar rumah?", kata Raka dengan lesu.

"Tidak mungkin", jawab Ratih dengan tangis yang lirih. "Kalau Yuli keluar rumah, lantas ia lewat dari mana, sedangkan pintu menuju keluar dalam keadaan terkunci?".

Raka masih mengumam pelan. Ia masih memutar otak, mencari kemungkinan dimana Yuli berada. Suara nya cukup pelan ketika ia bertanya, "Kamu yakin kalau semua tempat sudah kamu periksa?".

Ratih mengangguk.

"Gudang...?".

"Aku sudah dua kali mengobrak-abrik gudang". Jawab Ratih sambil menghentikan tangis nya.

"Bagaimana dengan kamar disamping gudang itu?".

Ratih menggelengkan dalam keraguan nya. Raka merasa ada yang dirahasiakan di balik gelengan kepala gadis itu. Raka jadi berkerut heran. "Sungguh....?!", desak Raka, dan hal itu membuat Ratih kebingungan.

"Pintu kamar itu tidak ada kunci nya", jawab Ratih setelah menimbang-nimbang sesaat. "Pintu itu tidak pernah di buka". lanjut nya.

"Kenapa?", Raka bertambah heran.

"Entah. Oom Hendro pernah melarang ku untuk tidak berusaha membuka pintu kamar tersebut".

"Oh, ya?". Raka menatap arah belakang tempat kamar yang dimaksud berada. "Aku jadi ingin mengetahui nya, Tih". Raka bergerak hendak ke belakang.

"Jangan.... Raka!". Cegah Ratih.

Ratih buru-buru menarik tangan Raka. Raka menatap Ratih dalam-dalam. Ratih menggeleng penuh permohonan. "Jangan......", bisik nya.

"Mencurigakan.....", ucap Raka pelan.

"Memang. Aku juga sependapat dengan mu. Tapi..... Ah, sudah lah. Jangan sampai kita kena marah oom Hendro dan tante Wulan". Jawab Ratih seketika.

Raka mengumam dan berpikir-pikir, lalu tiba-tiba ia bergerak cepat menuju ke belakang. "Aku harus ke sana.....!".

"Raka.....", Ratih memburu Raka. "Jangan, Raka. Tidak perlu. Kita.....".

Tiba-tiba Ratih berhenti berkata-kata. Langkah Raka pun berhenti, dan mereka berdua terbengong memandang seorang bocah berusia 4 tahun keluar dari kamar tersebut dengan tenang, kemudian menutupnya kembali, juga dengan tenang.

Ratih tidak dapat bicara apa-apa. Ia menghampiri Yuli yang tengah berjalan pelan-pelan menuju arah nya. Ratih buru-buru memeluk Yuli dengan perasaan haru dalam kelegaan. Sementara itu, Raka kebingungan di tempat. Mata nya memandang pintu kamar misterius itu, bak sedang membayangkan sesuatu dalam benak nya.

Ratih mengangkat Yuli, menggendong nya dengan berkata pada Raka, "Baru sekarang aku melihat nya, Raka".

"Kamu bersungguh-sungguh?".

Ratih mengangguk dengan debar-debar di jantung nya yang kian terasa tidak jelas. Raka masih mengerutkan dahi pertanda dalam kebingungan. Kemudian ia bergerak menuju pintu kamar tersebut. Dan bermaksud membuka nya, namun sekali lagi Raka jadi tercenung heran.

"Pintu ini terkunci....!", ucap nya pada Ratih.


Bersambung......

nb:
Jangan lupa cendol, kripik, saran, dan komen nya demi perbaikan cerita ini supaya makin menarik selanjut nya.
 
Terakhir diubah:
wihihi update, baca ntar malem aja:pandajahat:
Selamat membaca....nanti ane beresin dulu PART 3 nya belum selesai....

penasaran kelanjutannya
ada ss nya gak hu ?
Pasti ada kok.... ini masih awal2.. suhu... masih perkenalan dengan tokoh2 di cerita ini. Ikuti saja terus... Cerita panas berbau mistis dan misteri.....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sepertinya bakal seru nih hu
Jangan mandek ya hu ceritanya.....
Tetap semangat
 
Updatenya makin terasa mistisnya & bikin makin penasaran
Makasih @dokter-crottt... semoga berkenan terus mengikuti cerita nya.


Sepertinya bakal seru nih hu
Jangan mandek ya hu ceritanya.....
Tetap semangat
Insya Allah ane pastiin cerita ini pasti TAMAT, karena file nya 95% sudah ada tinggal masalah waktu update dan kesibukan RL ane yang mesti di sesuaikan.

Hmmmmmmm sex dengan demit, wow
Hahahaha... Seperti nya nggak suhu... SS nya ada diantara tokoh tersebut. Makasih suhu sawah515 sudah mampir di tunggu saran dan kripik nya...
 
Aku bimbang, jika harus pergi, kemana aku harus pergi? Aku tidak punya orang tua lagi, rumah ku sudah terkena gusuran, aku anak tunggal, tanpa kakak dan tanpa adik. Satu-satunya saudara yang masih mau merawat nya adalah oom Hendro dan tante Wulan.
.


"satu-satunya saudara yang masih mau merawat-KU .......
 
"NDUK" setahuku untuk anak perempuan.. kalau cowok itu "TOLE"..
Koreksi dikit om hehehe
Makasih saran nya suhu... ane bukan orang jawa... masukan nya berharga... ane akan ganti sesuai saran suhu Mr.Lawliwet.

"satu-satunya saudara yang masih mau merawat-KU .......
Oiya... seharus nya ku... thanks masukan nya ane sangat suka dg reader kritis seperti suhu MrLawliet... Artinya cerita ane ini menarik buat di ikuti... Salam kenal dari ane... Thanks very much.
 
Bimabet
Sedikit merinding jg pas ngebayangin mimpi di cekek gitu..........
Keep update om,
Ups,......izin nyimak
Jangan baca nya malam hu... bisa kebawa mimpi...#bercanda... Thanks sudah mampir di mari... Dinantikan kritik dan saran nya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd