Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI - TAMAT GAUN PENGHANTAR KEMATIAN

Apakah nasib Ratih dan Raka akan selamat diakhir cerita.....?


  • Total voters
    124
  • Poll closed .
Bimabet
Ceritanya yg ringan aja hu.....
Ini terlalu berbelit......
Maaf ini cuma pendapat ane aja ya hu.....
Tetap semangat untuk update
 
Ceritanya yg ringan aja hu.....
Ini terlalu berbelit......
Maaf ini cuma pendapat ane aja ya hu.....
Tetap semangat untuk update
Makasih masukan nya, semoga saja tidak membuat bingung pembaca... udah siap semua kerangka cerita dari part awal hingga ending... Kalo menurut ane ini nggak berat kok, mungkin karena ada beberapa korban jiwa di awal terkesan berat.

Tapi ane sangat menghargai masukan suhu... thanks banget dan semoga berkenan mengikuti cerita ini hingga akhir.
 
PART 6

f19c7ac-0-87c9-4750-a3bc-eaf4df02145.jpg

Wulan Fitriani aka tante Wulan

4394176182_oe8c82322d.jpg

Ratih Puspa Sari aka Ratih

images_1.jpg

Raka Priambudi Gemilang aka Raka

Pov 3rd


"Bagaimana dengan kamar yang tak pernah di buka itu?", bisik Raka dengan pelan.

Bisikan itu membuat bulu kuduk Ratih merinding, dengan mulut terkatup rapat, Ratih menatap Raka penuh kegelisahan.

"Dari mana jalan nya kalau kita ingin naik ke loteng?", bisik Raka lagi, membuat Ratih membelalakan mata nya.

"Kamu mau nekad, Raka?".

Raka mengangguk tegas. "Aku yakin, di dalam kamar itu ada seseorang yang.... yah, mungkin dialah yang membunuh Yuli dengan cara menenggelamkan anak itu di bak mandi".

"Kamu yakin?". Ratih gemetar.

"Aku yakin, aku juga yakin bahwa kematian tante ku, tante Henny, bukan lantaran penyakit kanker, melainkan suatu pembunuhan yang sampai sekarang belum terungkap. Dan di dalam kamar itulah bersembunyi seorang pembunuh berdarah dingin. Aku akan mengintai nya dari atas loteng apa yang ada di dalam kamar tersebut".

Ratih tertegun, benak nya berkecamuk meresahkan, karena tiba-tiba terdengar suara dari luar dapur.

"Apakah itu perlu?".

Seketika Raka dan Ratih sama-sama terperanjat kaget. Oh, tante Wulan sudah berdiri di luar dapur, dan tentu nya perempuan itu sudah mendengar pembicaraan bisik-bisik itu dengan jelas. Raka tergagap, tapi Ratih yang paling jelas kelihatan gugup.

Tante Wulan yang memiliki paras yang cantik, hanya tersenyum sinis dan berdiri dalam keangkuhan nya.

"Bukan hanya kalian berdua saja yang curiga dengan kamar itu, tapi aku sendiri juga punya kecurigaan yang sama seperti kalian berdua. Tapi, aku lebih mengutamakan otak daripada menuruti perasaan. Kalau memang di kamar itu tersimpan kebusukan, kejahatan ataus sejenis nya, suatu saat nanti akan keluar dengan sendiri nya. Tidak perlu mengambil resiko naik ke loteng, sebab di atas sana ada instalasi listrik yang cukup membahayakan....".

Rasa nya tidak enak sekali mendengar perkataan tante Wulan, terutama Ratih, ia sangat malu dan jadi salah tingkah sejak pembicaraan nya dengan Raka kepergok tante Wulan.

"Seharus nya kita tidak bicarakan hal ini", kata Ratih seraya meninggalkan Raka.

Pemuda itu masih diam di tempat nya, seolah sedang berpikir sejenak, "kendati rencana nya sudah terlanjur di ketahui tante Wulan, namun hal itu tidak akan membuat nya mundur. Raka tetap mencari jalan menuju ke loteng. Ia berharap dari dalam eternit dapat melihat apa yang ada di dalam kamar misterius itu.

"Batalkan rencana mu, Raka", kata Ratih ketika malam telah menjelang dan Raka masih gelisah mencari jalan masuk ke atas plafon.

"Raka, paling tidak tunda lah dulu. Jangan malam ini", cegah Ratih sekali lagi.

Raka hanya mendesah, terlihat mimik kecewa dan kesal. Akhirnya Raka menuruti juga perkataan Ratih. Ia masuk ke kamar nya, kamar khusus tamu yang bermalam di rumah mewah ini.

Namun, rasa gelisah kini datang karena penasaran nya dengan kamar tersebut, membuat Raka tidak dapat tidur dengan nyenyak, jangankan tidur, bernafas pun seakan tidak senikmat seperti biasanya.

Semakin merenungkan kematian Yuli, dan kamar yang tak pernah di buka itu, semakin pula membuat nya gelisah. Bahkan ia juga sempat memikirkan kematian tante nya yakni tante Henny yang juga menurut nya kematian tante nya cukup misterius.

Naluri nya bertambah peka, dan keyakinan nya semakin kuat, bahwa rumah mewah ini mempunyai misteri tersendiri. Seumur hidup nya belum pernah melepaskan teka-teki yang belum terpecahkan. Ia selalu mengejar jawaban teka-teki itu, dan kini ia merasa perlu mencari jawaban dari teka-teki yang ada pada saat ini.

Udara di kamar nya menjadi gerah karena keresahan yang melanda pikiran nya, Raka membuka jendela kamar. Semilir angin malam menambah kesejukan di dalam kamar yang ia tempati sekarang, sementara di luar, terlihat bulan separuh dari cahaya nya, masih bisa menyinari malam yang tak begitu pekat, walau cahaya terang nya terlihat samar.

Beberapa saat kemudian, terdengar lonceng jam dinding berdentang sebanyak 12 kali, Raka segera menutup jendela, ia tidak ingin angin malam terlalu banyak menerpa nya, dia takut masuk angin dan ia benci dengan hal itu.

Gerakan tangan nya berhenti seketika saat ingin menutup jendela kamar nya. Pemuda itu mempertajam penglihatan nya dengan melebarkan mata nya. Ia melihat seorang lelaki bertubuh kurus, sedikit pendek, baru saja keluar dari halaman rumah. Lelaki itu berjalan pelan, sedikit terbungkuk-bungkuk, namun terlihat tenang sekali. Lelaki itu membuka pintu pagar besi, kemudian berjalan keluar. Raka segera melompat dari jendela dan mengejar lelaki tersebut.

"Hei, tunggu dulu.....", Seru Raka pelan takut suara nya terdengar oom Hendro atau tante Wulan dari lantai atas.

Lelaki yang mengenakan peci dan hanya berkaos oblong putih serta celana longgar biru tua itu berhenti, memandang Raka, lalu menyunggingkan senyum yang terlihat dingin.

"Mau kemana pak?". Tegur Raka dengan nada kurang ramah.

"Mau....Mau beli rokok, oom", jawab lelaki itu.

Raka memandangi nya sejenak, Ia memperkirakan lelaki yang sudah berada di luar pagar itu berusia kurang lebih 50 tahunan.

"Bapak darimana tadi?".

"Dari....Dari situ". Jawab lelaki itu sedikit gugupm Ia menunjuk bangku taman yang ada di bawah pohon, dekat dengan kolam ikan berbatu karang hias.

"Apakah bapak sering duduk di situ?". desak Raka penuh selidik.

Lelaki itu terkekeh pelan. "Saya kan, memang ditugaskan tuan Hendro untuk menjaga rumah ini setiap malam. Kebetulan saya tidak punya pekerjaan lain, maka tugas itu pun saya jalani dengan senang hati. Ya...***ji nya sih memang tidak seberapa, oom. Tapi, daripada saya nganggur, susah cari kerja, kan lumayan bisa buat makan anak bini, oom".

Raka manggut-manggut. Sialan, gerutu nya dalam hati. Ratih kok tidak pernah cerita kalo ada penjaga malam di rumah ini. Raka merasa malu sendiri, sebab tadi nya ia punya praduga yang bukan-bukan terhadap lelaki berkaos oblong ini. Raka menduga nya sebagai pencuri yang tidak jadi membongkar pintu rumah karena kepergok diri nya.

"Sudah lama kerja disini, pak?".

"Ya....Kira-kira sekitar 3 tahunan...". Lelaki itu kembali terkekeh sejenak, kemudian berkata lagi, "Kalau rumah saya sih.... Tidak jauh dari sini,oom. Itu, di balik tikungan itu....!. Tunjuk nya ke arah jalan kecil yang menikung di sana.

Raka manggut-manggut, "kalau begitu, saya butuh bicara dengan bapak".

"Oh, boleh. Kebetulan sekali kalau begitu, jadi saya ada teman ngobrol, tapi saya perlu beli rokok dulu, oom".

"Eh, saya punya simpanan rokok. Tapi....Rokok putih, mau?".

Bapak itu kembali terkekeh, "saya sih, kalau rokok putih kurang suka, oom. Suka batuk setelah menghisap nya".

Raka angkat bahu, "Kalau begitu, ya.....Silahkan beli rokok dulu, pak".

"Ya...Ya...Saya pergi bentar ya, oom".

"Jangan lama-lama. Saya tunggu di situ, pak!", ucap Raka sambil menunjuk bangku taman yang terbuat dari batu marmer putih.

Lelaki itu berjalan santai perlahan mulai menjauhi Raka yang hanya memperhatikan nya sedari tadi. Raka pun menuju bangku taman tersebut dan kemudian duduk diatas nya. Dalam hati nya bersyukur dapat bertemu penjaga malam tersebut, sebab paling tidak penjaga malam itu tahu banyak tentang rumah mewah milik oom Hendro ini. Ia merasa menemukan tempat bertanya untuk jawaban teka-teki nya belakangan ini. Dan Raka juga yakin bahwa lelaki berpeci miring itu pasti juga mengenal almarhumah tante Henny. Ia sangat mengharapkan informasi lebih lengkap tentang kematian tantenya itu.

Seperti biasa, angin malam selalu membawa serpihan embun. Hanya dingin lama-lama tidak mampu ditahan oleh tubuh nya, Raka terpaksa lompat jendela, masuk kamar untuk mengambil jaket dan rokok putih kesukaan nya.

Ketika ia hendak keluar lagi, tiba-tiba ia berpikir, "Ah, mengapa harus menunggui nya di luar, biarlah ku tunggu bapak tadi di sini saja, paling tidak mengurangi udara dingin".

Raka duduk di kursi, depan jendela yang terbuka. Dari tempatnya duduk, Raka dapat melihat apabila lelaki berkaos oblong putih itu datang, dan ia dapat segera keluar dari kamar melalui jendela lagi. Tapi, agak nya orang tadi kebingungan mencari kios rokok yang masih buka malam ini. Mu gkin ia harus berjalan beberapa meter jauh nya sehingga memerlukan banyak waktu. Raka rasa-rasanya sudah tidak sabar menunggu kedatangan lelaki tersebut.

Raka tidak sadarkan diri. Ia tertidur di kursi, di depan jendela yang terbuka lebar. Begitu ia bangun, ia mendapatkan terpaan sinar mentari pagi yang cukup menyilaukan mata. Raka mencoba melongok ke luar, ke arah bangku taman yang putih. "Oh, penjaga malam itu telah tiada, barangkali ia tak berani membangunkan nya ketika pulang dsri membeli rokok. Ia mendesah dan mengatur nafas nya, hati nya sedikit tenang karena nanti malam, dia bisa ngobrol lama dengan lelaki tersebut.

Ketika Raka menuju kamar mandi yang harus melalui dapur, kamar tertutup dan gudang, Ratih sempat menegur nya dari depan kompor sambil mengiris bawang merah.

"Nyenyak sekali tidur mu semalam. Untung tidak ada pencuri masuk lewat jendela kamar mu".

Raka tersipu sejenak. "Kamu melihat aku tidur di depan jendela, ya?".

"Salah satu tugas ku adalah menyapu halaman depan, termasuk tanah di bawah jendela kamar mu", jawab Ratih sambil tersenyum manis.

Raka memaksakan diri untuk membalas senyum sambil ia menggerutu dan berkata, "Brengsek memang penjaga malam itu. Beli rokok lama sekali, sampi aku tertidur di kursi depan jendela".

"Siapa? ", tanya Ratih singkat.

"Penjaga malam itu. Hei, mengapa kamu tidak pernah cerita tentang penjaga malam itu pada ku?".

"Penjaga malam? Ah, ngaco kamu!". Ratih kebingungan, berhenti merajang bawang merah. "Penjaga malam yang mana?".

"Apakah rumah ini tidak mempunyai penjaga malam?". Raka bertanya sedikit jengkel.

"Raka", Ratih agak berhati-hati berkata, " Selama aku di sini, kami tidak mempunyai penjaga malam. Kompleks ini sudah ada yang menjaga nya sendiri, percuma saja perumahan kelas atas seperti kompleks ini tidak mempunyai security sendiri. Tanpa penjaga malam, di sini sudah aman, Raka".

"Ha.....", Raka seketika kaget mendengar jawaban Ratih.




Bersambung.......
 
Terakhir diubah:
unik ceritanya.***un maut..hehe
apa kisah gaun itu ya...
Heheeh....Ikuti saja suhu cerita nya... banyak teka-teki dan misteri mengenai cerita ini, salah satu nya berkaitan dengan gaun tersebut. Nanti akan terjawab sendiri jika mengikuti nya.
 
aduhhhhh.....

ma'af nih suhu...

kalau bisa di edit di mana dulu gitu. kalau ada yang mau di tambahin... kalau uda selesai baru di up.. kecuali ngedit typo..

bacanya jadi g mana gtu.....!!!
 
aduhhhhh.....

ma'af nih suhu...

kalau bisa di edit di mana dulu gitu. kalau ada yang mau di tambahin... kalau uda selesai baru di up.. kecuali ngedit typo..

bacanya jadi g mana gtu.....!!!
Iya suhu... Ane nulis nya langsung di trit... Udah pernah coba pake cara yang suhu2 ajarin belum bisa, mungkin cara ane yang salah...semoga om pocong mau berbagi cara nya biar mudah utk update.
 
banyak misteri, minim petunjuk..
misteri kembaran ratih, misteri kamar samping gudang, misteri kematian orang2 rumah, belom lagi bapak2 berpeci miring..
:aduh:
tapi ane yakin, hanya butuh 1 jawaban, pasti bisa ngebongkar semua kasus nya.
dan, ane curiga ama om hendro. tapi ane gamau kecolongan. bisa juga si raka yg jadi pelakunya..
ehhmm.. jadi makin seru :papi:
 
banyak misteri, minim petunjuk..
misteri kembaran ratih, misteri kamar samping gudang, misteri kematian orang2 rumah, belom lagi bapak2 berpeci miring..
:aduh:
tapi ane yakin, hanya butuh 1 jawaban, pasti bisa ngebongkar semua kasus nya.
dan, ane curiga ama om hendro. tapi ane gamau kecolongan. bisa juga si raka yg jadi pelakunya..
ehhmm.. jadi makin seru :papi:
Akan terbongkar semua nanti nya perlahan-lahan, asal mengikuti cerita ini dari awal pasti akan terasa feel nya. Dan greget tegang nya saat pas konflik sesungguh nya.
 
Sampe merinding hu bacanya ..
Makasih suhu atas apresiasi nya... ikuti terus kisah ini, yang menyukai cerita misteri, cerita ini bakalan bikin adrenalin kita naik... apalagi kalo baca nya malam... thank sudah mampir dan membaca cerita ala kadar ini.
 
Genre misteri dan komedi ini yang sangat sulit bagiku.biasa aku nulis Drama,Romance,Horor,Action.

walapun tulisanku masih Renda kualitasnya.Salut buat suhu,menulisnya dengan apik dan enak dibaca.Bergenre misteri.Lanjutkan hu aku akan membacanya sampai abizz.
 
Genre misteri dan komedi ini yang sangat sulit bagiku.biasa aku nulis Drama,Romance,Horor,Action.

walapun tulisanku masih Renda kualitasnya.Salut buat suhu,menulisnya dengan apik dan enak dibaca.Bergenre misteri.Lanjutkan hu aku akan membacanya sampai abizz.
Hehehe...Bisa saja suhu Dabin77 merendah, ane masih belajar juga, tapi memang utk menggarap genre misteri ini tantangan nya memang lebih sulit, alur cerita dan kejutan nya mesti ada biar feel cerita terasa sampai ke pembaca, ane banyak baca karya penulis Abdulla Harahap, sebagai referensi, apa yang ada di pikirkan oleh kita, kita tuangkan tapi dicari sisi menarik nya dimana utk dibahas.

Salam buat budi suhu... gimana apa budi sudah bisa dapatkan hati mbak dewi... Kembangkan terus cerita nya jangan patah semangat, menulis merupakan wadah untuk menyalurkan ide dan aspirasi.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Insya Allah kalo nggak ketiduran akan ane rilis PART 7 nya. Semoga pemirsa semua tetap setiap dan mau mengikuti cerita ini hingga akhir.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd