Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Slowly, Din! × updt. 20/2/24

tristaaa

Senpai Semprot
Daftar
4 Jun 2018
Post
802
Like diterima
1.477
Bimabet

Akhirnya, atau awalnya?​


Sekian lama nongkrong (banyakan jadi sider xixi) di cerbung semprot, menyaksikan buah imajinasi para suhu lahir dan berkembang menjadi mahakarya, meskipun tak sedikit yang punya potensi tapi mati sebelum sempat berlari.

Dengan banyak kenekatan dan tak sedikit kebodohan, akhirnya penulis yang sama sekali asing dengan kegiatan tulis-menulis, mencoba dan berusaha berbagi imajinasi dan pengalaman dengan sebenar-benarnya istilah 'ala kadarnya', so don't expect too much on me.

Di thread pertama ini penulis bakal nyoba berbagi imajinasi juga pengalaman yang terlintas dan penulis alami secara pribadi, ataupun pengalaman teman-teman terdekat penulis dalam beberapa tahun ke belakang, real atau tidaknya silahkan ditebak dan dinilai sendiri, yang jelas ga 100% imajinasi, dan juga ga 100% pengalaman, tebak aja mana yang real mana yang fiktif hehe.

DISCLAIMER:


1. NO SARA, jelas ya, tidak ada unsur kesengajaan ataupun ajakan oleh penulis dalam mendiskreditkan pihak-pihak tertentu baik dari segi Suku, Agama, Ras, maupun Antar Golongan dalam bentuk apapun, semua murni dengan tujuan menghibur.

2. Waktu update ataupun kelanjutan cerita tidak penulis sertakan karena thread ini sementara hanya sebagai selingan dari RL.
SLOW PACE is real.

3. Untuk mulustrasi mungkin tidak akan penulis sertakan dalam thread, penulis ingin pembaca mengedepankan imajinasi masing-masing dalam proyeksi karakter dalam cerita, jadi imajinasi kalian sangat berperan dalam menikmati cerita.

4. Komennya jangan jahat2 ya, santai aja, gampang nangis hehe.

Sooo, let's begin, i guess.


INDEKS​

 
Terakhir diubah:

sa.tu (1) - Putih Abu-Abu​


Terlahir dari keluarga yang terbilang cukup ketat dalam urusan agama, aku tumbuh sebagai pribadi yang lumayan kurang berinteraksi dengan lawan jenis secara berlebihan, meskipun aku memiliki satu sahabat laki-laki, terlebih dengan pergaulan yang tidak bermanfaat bahkan cenderung merugikan dalam pandangan keluargaku. Meskipun belakangan aku mulai mendapat kelonggaran dalam bergaul, aku masih sering secara tidak sadar membatasi diri padahal aku sudah merasa cukup gerah dengan aturan-aturan yang ketat itu, tapi tak apalah.

Aku tinggal di sebuah daerah yang agak sulit terjangkau oleh derasnya gaya pergaulan kota besar di Indonesia, bahkan untuk pergi ke kota besar aku harus menempuh perjalanan darat hampir seharian penuh, ditambah dengan perjalanan laut, begitu banyak usaha dan tenaga yang diperlukan untukku agar bisa merasakan carut-marutnya kota besar.

Desaku sendiri, meskipun sangat jauh dari perkotaan, tetap saja sedikit banyak mendapatkan pengaruh dari gaya pergaulan modern, khususnya pada remaja. Setidaknya itulah yang kutemui pada teman-teman yang cukup dekat denganku, yakni Risa, si gadis super aktif yang cerewet dan hampir tidak bisa diam, suasana sekitar cenderung akan selalu ramai bila dia dalam mode aktifnya, biasanya sih dia akan sedikit pendiam bila sedang lapar, atau patah hati, itu saja. Juga ada Wawan, bisa dibilang dia adalah satu-satunya teman laki-laki yang paling dekat denganku, selain rumah kami saling berdekatan (ya, aku, Risa dan Wawan masih dalam baris rumah yang sama), dia ini juga laki-laki yang memiliki hobi yang sama dengan Risa, berhubung Wawan dan Risa sangat dekat, dan aku juga sangat dekat dengan Risa, secara tidak langsung aku juga akan sangat sering bertemu dengan Wawan, maka jadilah kami sebagai teman baik di sekolah, di rumah, bahkan dimanapun.

Aku bersekolah di satu-satunya sekolah menengah yang kupikir masih dalam jarak tempuh wajar yang ada di daerahku, meskipun tidak bisa terbilang dekat bila dibandingkan ketersediaan sarana pendidikan di kota-kota besar, karena membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 30 sampai 45 menit berkendara dari rumahku, namun di daerah tertinggal ini, jarak itu masih kusebut sebagai dekat. Bila di kota waktu tempuh itu juga biasa ditemui dan dirasakan anak sekolah, namun kebanyakan itu disebabkan karena macet dan sebagainya, di desaku waktu tersebut murni ditempuh karena jarak yang tidak dekat.

Pagi ini, aku sudah bersiap berangkat ke sekolah dengan seragam putih abu-abu yang belakangan kurasa sudah agak ketat, mungkin tidak ketat, hanya sedikit mengecil, padahal aku masih ingat betul beberapa bulan yang lalu seragam ini masih terasa longgar kukenakan. Ditambah dengan jilbab putih menutupi rambut hitam panjangku, entah mengapa aku sangat suka memanjangkan rambutku, bahkan sampai menyentuh pinggangku, meskipun saat ini sudah kupotong sedikit karena kelamaan aku makin kesulitan merawat dan beraktivitas dengan rambut sepanjang itu.

Meskipun dirumahku terdapat sepeda motor yang bisa saja kupakai untuk ke sekolah, tetapi aku lebih suka untuk dibonceng. Simpel saja, aku masih sangat mengantuk untuk mengendarai motor sepagi itu, untung saja sahabatku, baik Risa ataupun Wawan selalu bersedia dan tak pernah keberatan direpotkan dengan keberadaanku hahaha.

Pagi ini aku dibonceng oleh Risa, karena sepertinya Wawan agak terlambat bangun akibat nongkrong sampai terlalu larut di rumah temannya yang lain.
Risa, sama denganku, juga mengenakan seragam putih abu-abu dengan jilbab putih, namun bedanya seragamnya memang agak ngepress karena memang dia yang menginginkannya seperti itu.

"lebih pede tau", katanya saat kutanya soal seragamnya itu.
Akupun hanya manggut-manggut mendengarnya.

Dalam perjalanan kami ke sekolah, kami melewati pemandangan khas daerah pedesaan pada umumnya, sawah, gunung, hutan, dan sebagainya. Juga berpapasan dengan beberapa teman sekolahku, baik yang kukenali, hingga teman sekolah yang Risa kenal namun tak kukenali. Maklum, aku tidak terlalu banyak bergaul, apalagi sampai ke kelas lain yang letaknya cukup jauh dari ruang kelasku.

Saat kami sampai, di kelas masih lumayan sepi, hanya ada beberapa siswi teman kelasku yang sedang mengobrol, dan beberapa sibuk dengan urusan masing-masing, untuk teman laki-laki khususnya di kelasku, terlambat sudah menjadi kebiasaan, jadi tak heran batang hidung mereka belum terlihat.
Di kelas, aku duduk bersebelahan dengan siapa lagi kalau bukan Risa, kami duduk di bangku paling belakang namun berada pada sisi kelas yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk.

"Ris, pinjem hp dong", pintaku kepada Risa, dengan agak malas karena masih mengantuk.
"Nih..", sembari menyodorkan HP-nya kepadaku.
"Aku mau ke WC dulu, kebelet", pamitnya.

Ya, aku dan Risa memang sudah terbiasa saling bertukar dan menggunakan HP masing-masing, aku meminjam HP-nya, begitu juga sebaliknya, entah mengapa kami sangat suka berlaku demikian, sehingga tak ada rahasianya yang tak kuketahui, termasuk obrolannya bersama pacarnya lewat WA dari kelas sebelah, dan ia tak pernah keberatan bahkan terkadang cenderung memaksaku untuk membaca obrolannya yang kadang menjurus ke arah mesum, begitu juga dengannya, dia tahu semua aktivitasku dengan HPku, agak aneh memang tapi sepertinya itu karena kami sudah terlalu dekat, sehingga tak ada lagi yang perlu kami sembunyikan.

Namun kali ini ada yang berbeda, dan itu menarik perhatianku, yaitu sebuah grup chat dengan nama "Pemersatu Bangsa", dengan foto profil sebuah gambar wanita yang belakangan kuketahui sebagai aktris film dewasa Jepang.

"Apaan nih..", kataku, sembari membuka obrolan grup tersebut dengan penasaran.

Entah bagaimana ekspresi wajahku saat melihat isi dari obrolan di HP Risa ini, yang jelas, rasa kantukku lenyap entah kemana dan spontan aku menutup mulutku dengan tangan kiri ku agar tidak berteriak.
Aku langsung disuguhi dengan foto seorang wanita yang melakukan selfie-mirror, terdengar biasa, namun yang tak biasa adalah wanita ini melakukannya tanpa menggunakan atasan, serta hanya mengenakan celana dalam model mini yang hanya menutupi sebagian area selangkangannya. Meskipun kagetku belum usai, tanganku seolah bergerak sendiri dan menggeser layar HP untuk melihat obrolan grup itu

"Mantep banget, pagi2 udah ada modelan gini", ketik seorang anggota grup yang nomornya tak disave oleh Risa.

Dan ya, semakin aku melihat lebih jauh isi grup "Pemersatu Bangsa" ini, semakin banyak pula aku disuguhkan foto dan video yang tak pernah kulihat sebelumnya, bahkan untuk membayangkannya saja aku tak pernah. Mulai dari foto wanita tanpa pakaian, foto penis pria, sampai video yang berisikan adegan seksual wanita dan pria juga ada di grup tersebut.

Dengan shock yang tak kunjung reda, aku segera mengunci HP Risa tersebut, layarnya menghitam dan gelap, namun aku seolah masih bisa melihat apa yang tadi kulihat di layar ini, lalu aku membalikkan layarnya menghadap ke permukaan meja.

"Kok ada begituan sih..", ucapku berbisik dengan tidak percaya.

Aku menutupi wajahku dengan kedua tanganku, ingin rasanya menghilangkan bayangan atas penampakkan yang tak seharusnya kulihat itu. Namun tetap saja, gambaran akan wanita yang bertelanjang dada dan dihiasi dengan bulir keringat di tubuhnya masih melekat dalam bayanganku.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke toilet untuk mencuci muka, sekaligus menyusul Risa yang tak kunjung kembali sedari buang air. Tak lupa HP Risa yang membuatku kaget tetap kumasukkan dalam kantong baju seragamku, meskipun itu membuat dadaku menjadi lebih terlihat busung, namun aku tak ambil pusing.

"Semoga abis cuci muka bisa mendingan", pikirku.

Sesaat sebelum masuk ke dalam toilet, bertepatan Risa yang keluar dan sepertinya baru saja selesai buang air.

"Eh, kok nyusul? Mau ngapain?", ucap Risa agak kaget.
"Lu lama banget, sekalian mau cuci muka, ngantuk banget", ucapku sedikit berbohong.
"Ooh, gue duluan ya", ucap Risa
"Yaelah, tungguin ngapa..", pintaku sedikit memaksa, karena toilet sekolahku ini lumayan suram.
"Yaudah, buruan neng, pegel ini", suruh Risa.

Lalu aku bergegas masuk ke toilet sembari mencuci wajahku. Ya, perlahan bayanganku akan penampakkan 'mengerikan' di HP Risa tadi sedikit demi sedikit mulai memudar, dan digantikan dengan keheranan.

"Kok bajunya Risa agak kusut ya?..", pikirku heran
"..perasaan tadi masih rapi, mana keringetan lagi"

"Ah, mungkin karena buang air tadi jadi agak ribet", pikirku mencari pembenaran.

"Yuk", ajakku kepada Risa yang menunggu lalu menggandeng tanganku sampai ke kelas.

Setibanya di kelas ternyata kelas mulai ramai, dan tak lama aku harus mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas yang membosankan dan monoton lagi dan lagi.

Namun, perlahan bayangan wanita dan video sensual tadi kembali mengganggu pikiranku. Sial.

__________________

Gambaran masing-masing tokoh (khususnya pemeran utama) akan dikupas sedikit demi sedikit, jadi sabar yaash.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd