Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Slowly, Din! × updt. 20/2/24

e.nam (6) - Duet​



Masih dengan terengah-engah dan mencari udara sebanyak mungkin untuk mengisi paru-paruku, dan tentu saja masih dibalue keringat yang membasahi seluruh tubuh telanjangku, aku membuka chat dari Putri yang mengejutkan itu. Aku tak mengira bahwa 'keseruanku' (atau kegilaan?) barusan diketahui olehnya,


"Duh, gawat, jangan-jangan dia denger?", pikirku

"Kalo dia denger, yang lain juga bisa denger dong?"

"Semoga cuma Putri yang denger", pikirku mencoba menenangkan diri,


Aku kalut, membayangkan kemungkinan tak hanya Putri yang mengetahui aktivitasku barusan, melainkan juga orang lain di sekitar tendaku.


"Eh, belom tidur lo? Emang asik apaan?", balasku mencoba menghindar

"Tadinya sih mau tidur, tapi baru aja gue merem, eh ada suara lo grasak-grusuk hahaha..",
"..Enaaak?", balas Putri

"Ah, ini gue abis rapihin barang doang", balasku lagi

"Barang atau 'barang' nih? Wkwk..",
"..Emang barang lo becek ya? Enak ga rapihin 'barang' lo? Hahaha", tanya Putri
"Gue ke tenda lo ya", balasnya lagi

"Anjir, dia mau kesini, mana gue lagi telanjang gini, masih basah semua", pikirku panik sambil menatap matrasku yang amat basah.


Belum sempat aku berpikir jernih dan segera setidaknya mengenakan pakaian untuk menutupi tubuh telanjangku yang berkeringat, resleting tendaku seperti mendapat tarikan yang berusaha membukanya. Celakanya, kaitanku tadi tidak cukup kuat untuk menahan orang yang berupaya membuka resleting tendaku ini.

Benar saja, resleting tendaku itu langsung terbuka dengan lebar, membebaskan udara pengap tendaku yang lalu tergantikan dengan udara segar perkemahan, sekaligus menampakkan orang yang sedikit membuka paksa resleting tenda ini, Putri.


"Tuh kan bener tebakan gue hahaha, colmek lu yaa?", ucapnya sambil tertawa

"Ihhhh, gue ga pake baju gini lo liat, panas soalnya mau tidur ga bisa", ucapku asal

"Yaelah, gue bentaran aja udah dingin, yakali lo kepanasan, ngaku aja lagi hahaha", ledeknya lalu mencoba masuk ke dalam tenda

"Terus basah-basah gini apaan? Pipis lo? haha", tanyanya lagi sambil menunjuk area matras yang basah kuyup akibat keringatku

"Udaah, gapapa lagi, gue juga sering ginian mah, tapi ga senekat elu sih, colmek di tenda gini..",
"..tapi seru juga sih kayaknya ya", ucapnya mencoba menenangkanku

"E..eh, ga gue ga colmek kok, itu bisa ditutup dulu kalii, kebuka gitu, ntar ada yang liet ah", suruhku padanya, mengingat kami masih berada di tempat umum

"Jam segini mana ada orang, kecuali gue sih..",
"..tapi heboh juga ya, kalo orang pada liat Dini si ukhti kelas lagi bugil gini hahaha", ucapnya sambil tertawa

"Iiihhh, tutup ga?! Gue geplak lu ya", omelku, lalu bergidik ngeri karena kembali membayangkan tubuhku diperhatikan orang banyak,

"Yeee, iyaiya gue tutup nih", ucapnya lalu perlahan merapatkan kembali resleting tenda ini


Aku yang masih shock dengan kehadiran Putri yang tiba-tiba itu, seakan lupa dengan kondisiku yang tanpa pakaian sama sekali, jadilah aku masih dalam keadaan telanjang bulat di hadapan Putri, berusaha memproses yang sedang terjadi.


"Kok lu belom tidur sih?", tanyaku pada Putri

"Gue emang lama baru bisa tidur, kalo di rumah mah jam 3 baru molor", jawab Putri
"Baru aja mau nyoba merem, kedengeran suara grasak-grusuk, gue kirain anjing liar gitu ato apa..",
"..pas gue perhatiin suaranya bener-bener, kok malah ada suara desahan yang ketahan, dan arahnya dari tenda lo, pas udah berenti baru dah gue WA lo", jelasnya

"Lagian lu ngapain colmek di tenda Din? Udah gila lo ya? hahaha, tapi gokil sih, gue aja ga seberani elo", ucapnya seakan memuji

"Eh, i..itu, ga sengaja gue", jawabku terbata-bata

"Yakali colmek ga sengaja, pasti lo kecanduan, ya kan?", tuduhnya

"Engga ih, beneran ga sengaja, gue baru kali ini 'ginian' tau", jawabku

"Ebuset, lo baru pertama kali colmek? dan di tenda? di tengah-tengah orang yang lagi pada tidur? gokiiilll", sergah Putri kaget, dan sedikit kagum mungkin

"Y..ya gitu, tapi gue ga sengaja, gue beneran ga tau", jawabku, lalu menjelaskan kejadian yang kualami tadi, tentu tanpa menjelaskan bagian dimana aku berjalan dengan telanjang bulat di luar tenda.

"Tapi gue di rumah juga suka tidur bugil sih, disini doang pake baju gini", terang Putri


Aku lalu kembali baru menyadari, bahwa Putri sedari tadi hendak masuk ke tendaku, sedang hanya mengenakan sepasang tanktop tanpa tali yang bahkan tidak menutupi pusarnya, aku tidak terlalu mengerti karena aku baru pertama kali melihat tanktop sejenis itu, bersama dengan celana kain pendek yang membentuk jelas selangkangannya, dan tentu saja tanpa jilbab. Atasannya itu juga memberikanku gambaran jelas akan bentuk dari sepasang payudaranya yang gemuk itu, padahal tubuhnya tidak terlalu berisi, yang jelas saja tanpa bh dibaliknya, karena aku dapat melihat titik yang menonjol di tengah-tengah pakaiannya itu.


"Lo ngapain pake gituan keluar tenda?", tanyaku

"Jam segini udah ga ada orang, jadi aman lah, ga perlu pake tambahan dari tenda gue tadi", jelas Putri

"Btw, lo ternyata seksi juga ya, baru sadar gue, padahal udah liat sekilas kemaren, kebanyakan lo tutupin sih kalo di sekolah", ucapnya lalu sedikit meremas payudara kiriku gemas

"Aduh, geli tau", ucapku menyingkirkan tangannya

"Tapi kayaknya masih gedean gue sih ya?", ucapnya lalu menurunkan tanktopnya itu yang terang saja langsung mempertontonkan payudaranya yang memang sedikit lebih besar dari milikku,

"Lo masih pengen ga?", tanya Putri

"Pengen apa?", aku bertanya balik

"Colmeeek", jawabnya gemas

"E..eh, engga ah, ngapa emang?", jawabku


Lalu tanpa menjawabku, Putri mulai melepaskan atasannya, beserta celana pendeknya yang ternyata tanpa celana dalam di baliknya, alhasil dalam tenda ini aku tidak bertelanjang bulat sendirian, melainkan kini ditemani oleh Putri yang tubuhnya seringkali juga menjadi bahan tontonan laki-laki di kelasku bila sedang berolahraga.


"Gue numpang bentaran ya, lo seksi banget, ga tahan gue", ucapnya,


Aku sedikit kebingungan dengan maksud ucapannya itu,

Dan Putri pun melancarkan aksinya, ia tanpa jijik meniduri bekas keringat dan cairan kewanitaanku yang membasahi matras, perlahan ia meremas payudara kanannya, tangannya bahkan tak cukup untuk menampung seluruh bongkahan dadanya itu.
Ia memainkan payudara kiri dan kanannya bergantian, memilin puting coklat mudanya yang kini tampak tegak, sedang tangan kirinya mulai turun ke arah selangkangannya, lalu perlahan mengusap permukaan vaginanya yang ditumbuhi tidak begitu banyak bulu, lalu membelah vaginanya dan mengusapnya dengan tempo yang lumayan cepat.

Mata Putri terpejam, seakan-akan betul-betul menikmati masturbasinya saat ini, tubuhnya mulai banyak bergerak ke kiri dan kanan, bahkan terkadang sampai sedikit mengejang.

Aku, yang juga bertelanjang bulat, memperhatikan dengan lekat gerakan-gerakan yang Putri lakukan, aku seperti terpesona melihat tubuhnya yang meliuk. Tak terasa tubuhku kembali hangat, keringat yang tadi mengering, sedikit demi sedikit mulai membaluri kulitku, ya, aku terangsang.

Vaginaku perlahan mengeluarkan pelumasnya, aku mengetahuinya setelah menggunakan tangan kiriku untuk mengecek keadaan di bawah sana.


"Ahhh, enghhh, ah-hah hah", desah Putri tak karuan,


Aku yang khawatir suaranya akan terdengar ke luar tenda, menutup mulutnya menggunakan tangan kananku, namun karena posisiku yang sulit, aku lalu duduk mendekat pada sisi kiri tubuh Putri yang berbaring, aku duduk bersila sehingga menampakkan vagina basahku tanpa halangan.

Sembari tetap menutup mulut Putri yang masih saja mendesah dengan cukup kuat, aku yang kini memperhatikan masturbasinya dari dekat justru semakin terangsang.

Dengan tangan kiriku yang bebas, aku mulai menirukan apa yang Putri lakukan pada payudaranya, aku meremas dan memilin puting payudara kiri dan kananku bergantian, aku merasa seperti tersetrum listrik, namun tetap kulanjutkan.

Merasa bahwa aku mendekat pada tubuhnya, Putri membuka matanya lalu menoleh ke arahku, dimana ia mendapati seorang gadis bertelanjang bulat duduk bersila di dekatnya, sehingga ia dapat melihat dengan jelas sepasang payudara juga vaginaku yang kini telah basah, atau becek, karena memang di bawah sana sudah amat becek. Dengan pemandangan seperti itu, aku merasa Putri menjadi semakin menjadi-jadi melakukan masturbasinya, ia semakin liar memainkan payudaranya, juga mengusap vaginanya.


"Engghhh, l..lo ga ma.. aahh.., lo gamau ikut..an?", ucapnya tersengal-sengal setelah menyingkirkan tangan kananku yang menutupi mulutnya


Aku tanpa menjawab mulai mengalihkan tangan kiriku, yang sebelumnya meremas payudaraku, untuk turun dan bermain di vaginaku, sedangkan tangan kananku tak lagi menutupi mulut Putri, aku seperti tak lagi peduli desahan kami akan keluar tenda, meskipun aku masih terus mati-matian menahan desahan, begitu juga Putri.

Aku yakin, bila ada orang yang masih terjaga di sekitar tenda ini, pasti akan mendengar desahan kami yang tertahan, namun aku berharap tidak ada satupun dari mereka yang masih sadar.

Jadilah dalam tenda ini, tak hanya dua gadis yang sama-sama bertelanjang bulat, melainkan juga saling bermain dengan tubuhnya, berusaha menggapai puncak kenikmatan yang untukku, baru saja kurasakan.


"Ahh hah hah, engghhh, hah uhh", desahku dan Putri bersautan


Sampai pada akhirnya aku kembali merasa akan buang air kecil,


"Gue m..mauu, pip..ishh", ucapku terputus-putus

"Akhh, gue jug.***a, oohh", saut Putri yang badannya mulai mengejang
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd