Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ternyata Namamu Bukan Amanda (berdasarkan kisah nyata)

“Cari Amanda, ya?” tanya perempuan itu dari balik pintu.


“Iya. Betul ini kos Amanda?”


“Iya. Betul kok. Enggak usah tegang begitu. Ayo masuk. Amanda lagi di kamar mandi.” jawabnya.


Lega perasaan penulis. Ketakutan karena salah alamat hilang seketika. Setelah melepas sepatu, penulis masuk ke dalam kamar kos itu.


Kamar kos itu cukup besar. Ukurannya lebih mirip kontrakan petak. Kamar kos itu gelap. Gorden menutup seluruh jendela. Penerangan hanya dari lampu kecil dan televisi. Di tengahnya ada spring bed queen size dengan karpet kecil di depan televisi. Di dekat kamar mandi ada lemari dan kulkas di sebelahnya.


“Enggak usah malu-malu. Amanda masih mandi. Kamu santai saja. Sini duduk di kasur. Enggak ada kursi.”


“Iya. Terima kasih.” jawab penulis sambil memberikan pasta itu kepada perempuan yang membukakan pintu tadi.


“Amanda sudah cerita sedikit tentang kamu tadi.”


“Oh iya?” jawab penulis masih dengan gugup.
Penulis coba mengobrol dengan perempuan itu untuk memecah keheningan dan mengusir kegugupan. Rupanya pembicaran jadi lancar dan hangat. Perempuan ini sangat supel dan pandai mencairkan suasana. Sekitar 15 menit kemudian Amanda keluar dari kamar mandi.


Rambutnya masih basah. Sambil mengusap rambutnya Amanda menyapaku.


“Eh, sudah datang.” kata Amanda sambil mengecup pipi penulis sebelah kanan.


Penulis tidak menyangka Amanda langsung sehangat itu bahkan pada saapan pertama.


“Kalian sudah kenalan belum? Ini temanku Puput. Kebetulan dia mampir jadi aku minta saja sekalian untuk tunggu kamu. Takutnya aku masih di kamar mandi waktu kamu datang.” kata Amanda.


Kami bertiga melanjutkan obrolan sambil Amanda mengeringkan rambutnya. Rupanya Amanda tidak hanya mengeringkan rambut. Dia bahkan bersolek lengkap layaknya mau pergi berkencan.


“Aduh, kok kamu belum dikasih minum. Sebentar aku ambilkan minum.” kata Amanda begitu selesai bersolek.


Amanda kembali dengan gelas yang tersisi setengah. Dia berikan gelas itu sambil bicara sedikit mendekat ke telinga penulis.


“Ini vodka. Kamu kuat habiskan?” tanyanya menantang. Puput cuma tersenyum mendengar itu. Penulis tenggak habis tanpa menunda. Amanda mengambil gelas itu dan menuangkan lagi.


“Masih kuat?” kata Amanda. Tanpa menjawab, penulis habiskan lagi. Amanda tersenyum.


“Lagi, ya.” kata Amanda sambil menuang untuk ketiga kalinya. Untuk ketiga kalinya juga penulis menghabiskan.


“Keren kamu.” lanjut Amanda. Untuk keempat kalinya Amanda menuang lagi. Kali ini ke tiga gelas. Untuk penulis, Puput, dan Amanda sendiri.


Obrolan kami makin cair dan sesekali diselingi candaan. Di obrolan itu kami banyak berbagi cerita tentang Kemang dan kehidupan malamnya. Tak terasa pasta yang penulis bawa sudah kami habis makan bertiga sambil banyak cerita. Hampir 2 jam obrolan kami. Waktu sudah hampir jam 4 sore. Puput pamit. Sambil pamit, Puput sedikit berseloroh. “Jangan takut sama Amanda, ya.”


Amanda mengantar Puput sampai pintu. Setelah Puput pergi, Amanda mengunci pintu dan mematikan televisi yang dari tadi kami acuhkan sewaktu mengobrol. Tinggal penulis dan Amanda di kamar itu.


“Duduk di kasur, yuk. Aku mau rebahan.” ajak Amanda.


Kami berdua beranjak ke kasur.


Kami saling menatap. Tidak ada pembicaraan. Amanda mencium bibir penulis pelan. Penulis membalas ciuman pelan sambil menikmati perubahan suasana. Bibir kami berpagutan. Lidah beradu lidah. Amanda melepaskan ciuman kami dan kembali menatap penulis.


“Kamu mau, kan?” Pertanyaan Amanda hanya penulis jawab dengan anggukan kecil.


“Aku mau tahu kamu jago atau enggak.” lanjut Amanda. Pertanyaan yang mendesirkan hasrat itu belum sempat penulis jawab dan sudah ditimpa dengan pertanyaan lagi.


“Perlu vodka lagi untuk bikin kamu beringas?”


“Enggak. Aku enggak perlu minum untuk jadi beringas.”


Amanda tersenyum. Dia turunkan tali tank top sebelah kiri. Payudara kiri Amanda menyeruak. Diremasnya sedikit. Lalu dibusungkannya ke arah wajah penulis. Kulit payudara yang coklat dengan ukuran yang sama sekali tidak kecil membuatnya terlihat sangat erotis.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd