Keluarlah Ruri dari kamar mandi menggunakan gamis dan kerudung hitam pemberian Rio. Bak permaisuri mengenakan gaun panjang, si cantik Ruri berjalan menuju kasur.
Pantat kenyal dan kasur yang empuk pun saling beradu. Ruri berbaring di sebelah Rio
"Cantik banget kamu sayang"
"ahh bisa aja kalo ngegombal, pasti ada maunya....btw makasi ya kadonya"
"ehehehe cuma mau peluk kok...sekalian lepas kangen"
tanpa menunggu respon Ruri. Rio merangkul tubuh Ruri. Melepaskan sejuta kerinduan yang selama ini dipendam Rio. Ruri membelai rambut Rio perlahan sambil menonton TV hotel.
"aku kangen kamu yang"
"aku juga sayang, ini kan udah ketemu"
Perlahan Rio mendekatkan wajahnya ke wajah Ruri. Ruri memejamkan mata ingin menolak tapi Ruri juga sebenernya pengen. Bibir mereka pun bertemu. Rio melumat bibir Ruri. Menjilati centi demi centi bibir Ruri. Ruri yang sedari tadi menahan hasratnya akhirnya luluh juga. Ruri membalas ciuman Rio, berganti Ruri yang melumat bibir Rio. Rio yang selama ini hanya bisa masturbasi membayangkan pacarnyapun tak kuasa menahan nafsunya. Tangan kanan Rio dengan sigap dan cepat meremas susu kiri Ruri. "Kok....langsung pentil, ga pake BH nih?" batin Rio.
"MAU NGAPAIN KAMU" bentak Ruri sambil mendorong Rio.
"CIUM SAMA PELUK AJA UDAH CUKUP YA, JANGAN MINTA LEBIH, KITA BELUM NIKAH" tegas Ruri.
"yang, udah lah..*** usah sok suci, aku tau kamu sama mantanmu di SMA udh ngapain aja"
"emang aku ngapain aja ha? ga usah soktau kamu"
"hahaha, seisi sekolah tau sayangkuuu. semua mantanmu kamu sepong di sekolah, di kelas, di belakang sekolah. kamu kira aku gatau? aku mau nyium bibir yang pernah dimasukin kontol temenku sendiri harusnya kamu udah bersyukur"
Ruri terdiam, seolah membenarkan apa yang dikatakan Rio. Air mata pun tak kuasa dia pendam. Ruri menangis menyadari dirinya sudah tak suci lagi. Meskipuuun belum pernah having sex, tapi dia pernah melakukan oral ke orang yang bukan muhrimnya.
"tenang ya, aku sayang kamu apapun masa lalumu. aku akan nikahi kamu sesudah lulus pendidikan ku nanti" Rio mencoba menenangkan Ruri. Sembari mendekat kembali ke arah Ruri, Rio melanjutkan aksinya, dia mencumbu Ruri lagi. Tangannya mencoba bergerilya lagi ke payudara Ruri. Ruri masih menolak, dia dorong lagi tubuh Rio semakin menjauh.
"Kalo aku bilang engga, ya enggaaa, jangan maksa" bentak Ruri.
"Anjing, masih aja sok suci...lonte" balas Rio
Pikiran Rio sudah dikuasai hawa nafsu. Dia tak peduli yang di depan ini adalah pasangannya. Rio menindih tubuh Ruri, mencengkram tangan kanan dan kiri Ruri. Rio masih mencoba dengan keras melumat bibir Ruri. Tapi kepala Ruri terus membanting ke kanan ke kiri, menghindari serangan Rio. Rio yang semakin kesal akhirnya melepaskan Ruri. Dia berjalan menuju kamar mandi. Ruri bernafas lega akhirnya bisa terbebas dari cengkraman Rio. Ruri mulai mengatur nafas, tenaganya habis terbuang untuk melawan serangan Rio tadi. Tak lama Rio kembali membawa 2 sabuk, Dia dorong tubuh Ruri hingga Ruri telentang di kasur, sekuat tenaga Rio posisikan Ruri tepat ditengah2 kasur, kemudian mengikat tangan kanan dan kiri Ruri ke kayu kasur. Dari segi tenaga tentu saja Ruri kalah telak, lawannya adalah seorang abdi negara. pria yang makanan sehari-harinya adalah latian fisik. Ingin Ruri teriak tapi dia masih tidak tega, dia tidak ingin Rio di gerebek kemudian di pukuli warga. ya, Dia masih sayang sekali dengan kekasihnya yang brengsek ini. Tak butuh waktu lama bagi Rio untuk mengikat Ruri. Kini tangan kanan dan kiri Ruri terikat. Tidak ada halangan bagi Rio untuk menjamah tubuh Ruri.
"Sayang plis jangan, tolooong..."
"sayaaang, kita udah pacaran 2 tahun lebih, 2 tahun ini aku cuma dapet apa? cium doang, mantanmu?? pacaran itungan bulan kontolnya udah kamu isep. wajar dong kalo aku minta lebih"
"tolooong sayang....jangan"
Rio mengangkat rok gamis Ruri, dia tarik paksa celana dalam Ruri. Terpancar jelas vagina putih bersih merona dan sedikit rambut halus tersebut. Rio melotot kaget dengan pemandangan indah ini, akhirnya dia bisa melihat vagina milik wanita cantik tersebut. Jauh seperti bayangan Rio, vagina ini lebih indah dari video bokep yang dia tonton selama ini, yang mempertontonkan jembut lebat. Tapi ini tidak.
Celana dalam ruri yang sudah di tarik paksa oleh Rio, dia masukkan ke mulut Ruri agar Ruri tidak bisa teriak. Ruri hanya bisa menangis sambil menggelinjang sekenanya. Kaki Ruri ingin berontak, tapi sudah terlambat, Rio sudah menduduki paha Ruri. Rio menciumi dan menjilati seluruh paha Ruri, perlahan naik ke atas, dia hirup dalam2 aroma vagina Ruri, hmmmmm tidak berbau seperti lonte-lonte yang sebelumnya pernah dia sewa. Rio melanjutkan perjalanannya. Dia sibakkan kerudung Ruri hingga leher Ruri terlihat jelas. Dia cium dan jilati leher wanita cantik tersebut. Ruri memejamkan mata menahan geli sambil terus menitikkan air mata. Dia cium kembali bibir Ruri meskipun ada celana dalam Ruri yang basah oleh liur Ruri di dalam mulutnya. Rio semakin bernafsu, dia gigit dah hisap celana dalam itu hingga ludah Ruri meresap ke mulut Rio. Sluuuuurrrrpppp, aaahhh. Tak lupa tangan Rio meremas-remas payudara Ruri kanan dan kiri bergantian dari luar gamis lembut nya. Di bagian dada dari gamis tersebut ada sebuah lapisan dimana kalau lapisan kain tersebut diangkat, terdapat resleting yang langsung menuju tepat ke payudara Ruri. sreeeeeeeeet, Rio membuka resleting dan terpampang jelas puting mungil Ruri. Seperti bayi yang haus akan susu ibu, Rio menghisap dalam-dalam puting Ruri, sementara tangannya meremas payudara Ruri yang lain, sambil memilin-milin putingnya. Ruri hanya bisa mendesah, hatinya berusaha melawan tapi fisik dan pikirannya tak sejalan. Gamau, tapi kok enak, tapi dilecehkan, tapi geli, tapi enak...aaaahhhh.
Petualangan Rio tak berhenti sampai disitu. Dia beralih turun ke selangkangan Ruri. Rio sangat penasaran seperti apa rasanya menjilat memek perawan yang masih suci dan selalu merawat diri. Dia buka labia mayora milik Ruri dengan jari telunjuk dan jempol Rio. Ruri memberikan banyak kejutan bagi Rio. Mulai dari memek yang tidak berbulu, tidak berbau, setelah dibuka aaahhh pink merona seperti daging segar. Dia sentuh dinding-dinding vagina Ruri dengan lembut. Basah?? Merasakan memek Ruri yang sudah mulai becek, rasa penasaran Rio semakin menjadi-jadi. Dia jilat dan hisap sampai bersih seluruh bagian vagina Ruri. sluuurrrppp, sluuurrrpppp aaahhh. "EMMM HMMMMMM EHHHMMMM EEEHHHMMM" desah Ruri dari balik celana dalam yang menyumpal mulutnya. Air mata Ruri mulai berhenti. Tidak ada harapan lagi bagi dia, sudah pasti Rio akan memerkosa nya, kini harapan Ruri adalah semoga Rio tidak meninggalkannya setelah mengubah Ruri menjadi wanita kotor.
Klitoris Ruri mulai terlihat, eksplorasi Rio bergerak kearah sana. Lidahnya menggelitik-gelitik klitoris merah nan menggemaskan itu. Sementara jari tengah Rio mengobok-obok vagina Ruri. Rintihan-rintihan Ruri perlahan tapi pasti berubah menjadi desahan-desahan kenikmatan. "EEEEEEEEEEEEEHHHHMMMMMMMMMM EEEH" desah panjang Ruri. Rio yang kaget mendengar itu, menarik jari tengahnya, terlihat jari tengahnya di penuhi lendir putih pertanda Ruri yang orgasme akibat serangan lidah yang di barengi tusukan-tusukan jari tengah. Rio bergerak mendekati wajah Ruri. "hahaha, enak kaaan?" kata Rio sambil mengusap jari tengah nya yang penuh lendir putih ke pipi Ruri. Ruri hanya memejamkan mata sambil memberikan ekspresi jijik. Cairan yang keluar dari tempat yang sama dengan air kencingnya di usap ke pipi nya sendiri. Kemudian Rio memasukkan jari tengahnya ke mulutnya, Rio menghisap jari tengahnya sendiri seperti menjilati ice cream. Tanpa rasa jijik dan penuh nafsu. Rio kembali ke pos nya semula, dia angkat kedua kaki Ruri dan melebarkannya. vagina cantik milih Ruri yang cantik pula semakin terpampang jelas. Rio mulai mengarahkan kontolnya sampai menempel dengan memek Ruri. Silaturahmi kelamin pun terjadi. Rio coba menerobos masuk gerbang kehormatan Ruri, tapi....susah. Ruri menghempas-hempaskan kepalanya memberikan isyarat penolakan. Tapi yang dilakukan Ruri hanya membuang-buang tenaga, tidak akan merubah keadaan. Rio meludahi tangannya, dia basahi kontol dia dengan ludahnya. Dia coba masukkan lagi. Masih susah, tapi terasa bagian kepalanya mulai masuk. Ruri semakin mencoba berontak. tapi hasilnya masih sama, nihil. Dengan 1 dorongan keras, seluruh batang Rio berhasil memasukin lubang kenikmatan Ruri. "AAAAAAAAAAAHHH" "EEEEEEEEEEHMMMMM" desahan mereka bebarengan. Rio memejamkan mata menahan nikmat. Ruri melotot menahan sakit. Sambil terus mengerang dan menangis Ruri berusaha menahan rasa sakit di selangkangannya dan sakit karena sekarang dia sudah tidak perawan lagi. Perlahan Rio menarik mundur kontolnya. Darah segar membasahi kontol Rio. "waaaaah bener ternyata cuma mulut kamu aja yang kemasukan kontol, memek kamu engga. pantes susah masuknya"
Rio memaju mundurkan perlahan kontolnya di memek ruri. Seperti ingin benar-benar menikmati gesekan demi gesekan antara kulit kontol rio dengan dinding vagina Ruri. Selayaknya manusia yang tak mengenal rasa puas. Rio pun sama, menggenjot vagina Ruri tak cukup. Ke dua tangannya kemudian mendarat tepat di payudara kanan dan kiri Ruri. Rio mempercepat gerakannya sembari tangannya terus meremas, memijt, dan memainkan puting Ruri. Ruri yang masih bingung dengan perasaannya, antara sakit, enak, malu, dan merasa kotor, teruss saja menangis. 10 menit berlalu, perasaan campur aduk Ruri mulai kalah, kenikmatan kini mendominasi. Rintihan sakit dan tangisan terlecehkan kini berganti dengan desahan-desahan nikmat. Rio yang masih bertahan dengan posisi itu pun tak henti-hentinya menghujam memek Ruri dengan serangan kontolnya. "ah ah ah ah ah" desahan mereka berkolaborasi.
"sayang aku mau keluar aaaah memek kamu enak bangeet cantikkuuu aaahhh.....aku keluarin di dalem ya cantiiiik?"
mendengar pernyataan itu Ruri melotot sambil menggeleng-gelengkan kepala. Goyangan Rio semakin cepat, cengkramanya di payudara ruri pun semakin kuat.
"SAYAAAAAAAAANGGGGGG".
crot crot crot, Rio keluarkan spermanya di gamis Ruri. Rio yang sudah lemas berbaring tepat di samping ukhti cantik tersebut. Setelah beberapa menit mengatur nafas, Rio melepaskan ikatan Ruri. Kemudian memeluk Ruri. Ruri yang masih marah memukul-mukul Rio. "kok kamu tegaaaaaaaaa. hiks hiks"
"aku kotor Rioooo aku sudah kotoooorrr"
"iya iya maaf. jangan bilang gitu, kamu ga kotor, kamu tetep suci dimataku. terlepas apapun masa lalumu. dan lagi.....kamu enak" kata Rio memuji Ruri.
"tapi kan...tapi huaaaaaaaaa" tangis Ruri semakin menjadi-jadi.
"udah ga usah nangis cantikku. makasi ya"
"jangan tinggalin aku. kamu yang bikin aku kotor, kamu harus tepatin janjimu buat nikahin aku, tolong jangan tinggalin aku"
"siapa yang mau ninggalin kamu? sebodoh apa aku ninggalin cewek cantik kaya kamu? udah cantik, memeknya bagus, enak lagi, besok lagi ya?"