Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Ukhti's Story

Endingnya mau di bikin gimana nih?


  • Total voters
    1.235


Sesampainya di villa tujuan mereka, andre dan iwan pun membopong Ruri menuju salah satu kamar. Villa tersebut tidak terlalu besar, dengan halaman yang luas, dibelakang villa tersebut terdapat perkebunan kopi yang mana masih aktif di kelola oleh para petani. Mereka membopong Ruri ke kamar yang memiliki jendela lebar menghadap ke perkebunan kopi tersebut. "Bentar wan, capek, aku bikin kopi dulu lah" kata Andre meninggalkan Iwan dan Ruri berdua dikamar. "yaudah gantian aku yang pake ya?" tanya Iwan. "pake ajaaa pakee, dia kan lonte kita malam ini" sahut Andre. Iwan menyikap rok gamis Ruri. Gstring Ruri sudah raib entah kemana. Begitu Iwan melihat lebih seksama, ada lelehan cairan putih keluar perlahan-lahan dari vagina Ruri. "sigoblok kenapa di keluarin di dalem astagaaaa. makin riweuh ini ntar" batin Iwan. "ah bodo amat lah". Kontol ngaceng Iwan membuatnya tak memperdulikan hal itu, yang penting dia bisa merasakan memek ukhti cantik idamannya. Iwan mencopot hijab Ruri, dengan susah payah dia memposisikan Ruri sedemikian rupa agar bisa menelanjangi Ruri. Dalam hitungan menit Ruri sudah terkulai lemas di kasur tanpa sehelai benang pun. Tak sabar Iwan menghujam memek Ruri dengan kontol tegangnya. blessssss. Kontol Iwan berhasil bersarang sempurna di liang senggama Ruri. Perlahan dia menggoyang-goyangkan pinggulnya menikmati setiap pijatan. Merasa pijatan meki Ruri masih kurang, dia menindih Ruri, menjilati seluruh bagian puting Ruri kanan kiri sambil meremas-remasnya sementara pinggulnya masih perlahan terus bergerak maju mundur.

Nafsu tak terbendung Iwan membuatnya tak bisa menahan ejakulasinya. Dia merasa ada yg ingin berontak keluar, dia pun mempercepat gerakan pinggulnya. Kedua tangan Iwan mencengkram pinggul Ruri. Goyangan Iwan yang semakin kencang membuat payudara Ruri memantul keatas kebawah. Tanpa disangka kencangnya goyangan Iwan membuat Ruri sadar diri. Sayangnya, sadarnya Ruri dibarengi dengan hilangnya efek obat perangsang+obat tidur yang mereka berikan tadi. "EH BANGSAT" bentak Ruri. Dengan tendangan kedua kakinya, Iwan terpental jatuh dari kasur. "Rur, katanya sesuai perjanjian, nanggung nih dikit lagi keluar" kata Iwan. "perjanjian tai, dasar mesum bangsat" seolah lupa ingatan Ruri tak ingat dengan foto auratnya yang siap disebar oleh Iwan dan Andre. Ruri segera berlari keluar villa tanpa sehelai benang pun. "NDRE RURI KABUR!!" teriak Iwan dari dalam. Andre berdiri dari kursi teras, menghadap ke pintu. BRAAAAK. Pintu terbuka dengan keras menerpa wajah Andre. Andre terpental ke lantai. Ruri terus berlari melewati halaman villa menuju gerbang. Melihat ada mobil lewat, Ruri mencoba meminta pertolongan kepada pengemudi mobil tersebut. "TOLONG PAAAK TOLOOONG" teriak Ruri sambil melambai-lambaikan kedua tangannya. Seseorang keluar dari mobil tersebut. "Pak Edi?" Ruri bertanya-tanya dalam hati, kok bisa ada pak Edi di tempat seperti ini. "Kamu kenapa Rur?" Melihat Ruri telanjang Pak Edi menelan ludah, kontolnya ngaceng. Selama ini dia hanya bisa membayangkan bagaimana Ruri di balik gamisnya. Sekarang dia bisa melihatnya langsung. "tolong pak, saya mau di perkosa" jawab Ruri panik. "Sini Rur masuk" kata pak Edi. Ruri segera berlari ke arah pintu belakang mobil. Ketika berpapasan dengan pak Edi, dengan sigap pak Edi melilitkan tangannya ke leher Ruri. "fiuuuh sukurlah ada pak Edi" kata Andre. "AAAAARRGGHHH" Teriak pak Edi. Ruri menggigit lengan pak Edi, cengkramannya pun lepas. Ruri kembali kabur.

BUGGH. Pukulan keras mendarat di kepala belakang Ruri. Membuatnya jatuh tersungkur ke tanah. Iwan mengambil jalan memutar sehingga bisa mencegat Ruri. Dia seret Ruri kembali ke arah pintu gerbang. "Bantu ndre, berat". Segera Andre berlari ke arah Iwan. Mereka kembali membopong Ruri yang pingsan ke dalam villa. Sekujur tubuh seksi Ruri yang putih mulus kini ternodai oleh tanah kebun. "Kalian mandiin dulu tuh lonte, jangan sampe kabur. cowok dua lawan cewek satu kok bisa kalah." perintah pak edi. "siap pak" Sahut mereka. "ini kalo kita mandiin, bisa sadar dia kena semprot air, gmn?" tanya Andre. "bawa ke halaman belakang aja, kita iket di kayu tuh" kata Iwan sambil menunjuk kayu yang menjadi penyangga genteng. Mereka melanjutkan membopong Ruri ke halaman belakang, mencari tali. Sebisa mungkin mereka mengikat Ruri disana. Kedua tangan Ruri terangkat, terikat ke kayu. "Ambil sabun ndre" perintah Iwan. Andre masuk ke villa lagi mencari sabun sesuai perintah. Iwan mengambil selang dan menyemprot tubuh Ruri, membersihkan noda lumpur dan tanah dari sekujur tubuh Ruri. Ini akan menjadi malam yang melelahkan bagi mereka semua. "nih" Andre kembali dari misinya. Mereka pun menggosok-gosok tubuh Ruri dengan sabun. centi demi centi mereka lumuri tubuh Ruri dengan sabun menggunakan tangan. Dari wajah, ketiak, payudara, perut, punggung, pinggul, paha. Tak lupa bagian vital Ruri mereka bersihkan, mereka tak mampu membendung nafsunya. Aktivitas membersihkan area dalam vagina Ruri mereka lakukan dengan serius. "pake keluar didalem sih, jadi ribet gini" omel Iwan. "Ga tahan wan. dari pada dicrotin di luar, ntar kotor tuh mobil pak Edi yang kita pinjem". Selesai melumuri Ruri dengan sabun, mereka membilasnya dengan selang tadi. Bersih dan Wanginya tubuh Ruri membuat kedua pria mesum ini kembali turn on. Mereka melahap lagi kedua payudara Ruri bergantian. slurp slurp slurp, Iwan menghisap kuat-kuat puting kanan Ruri sampai memerah. Puas dengan payudara Ruri, Iwan beralih ke vagina Ruri, dia jilat kelentit Ruri, kembali dia hisap dalam-dalam. Memang Iwan terlihat lebih nafsu karena kentang belum crot ketika menyetubuhi Ruri tadi. Sementara Andre berimajinasi menjadi pacar Ruri, bisa saling memadu kasih dengan Ruri tanpa paksaan. Dia cium Ruri dan peluk Ruri mesra sekali, dengan tangannya tak lupa menggelitik payudara Ruri dan ketiaknya.

"Udah cukup wan, ayo balik kedalem". Iwan tak menghiraukan perkataan Andre, dia masih asyik mengeksplor tubuh Ruri dengan jilatan-jilatannya. "WAN, WAN WOI" bentak Andre menyadarkan Iwan dari hipnotis tubuh Ruri. Mereka menyemprot sekali lagi tubuh Ruri, membersihkan tubuhnya dari liur Iwan. Kemudian mengeringkan tubuh Ruri dengan handuk dan melilitnya. Mereka membopong tubuh Ruri ke ruang tengah, sudah ada Pak Edi disana menikmati kopi dan rokoknya, mereka dudukkan Ruri yang hanya mengenakan handuk di salah satu sofa. Tanpa dialog apapun, mereka ber 3 terlalu fokus memandang betapa cantik dan seksinya tubuh Ruri. Pak Edi berdiri dari kursinya, dia tarik handuk Ruri dan mencium handuk tersebut. hmmm wangi. Sudah lama sekali mereka memperhatikan akhwat (yang terlihat) suci yang selalu terbungkus gamis syar'i ini di areal kampus. Kini dia duduk mengangkang di hadapan mereka, telanjang. Dari ujung rambut hingga ujung kaki Ruri mereka perhatikan, cerah kulitnya, cantik parasnya, puting merah mudanya, dan bulu kemaluan yang amat sangat tipis. Lamunan mereka pecah ketika Andre melemparkan pertanyaan "ni cewek masi idup ga si? dari tadi ga sadar2 perasaan". "iya juga ya" kata Iwan. Dia kemudian menge-cek hidung Ruri. "masih ada nafas kok" kata Iwan. "kalian pakaikan baju ini dulu ke tuh lonte, terus iket dia di kursi kayu situ sebelum sadar" kata pak Edi sambil menunjuk kursi kayu dan melemparkan baju. "siap pak" sahut mereka berdua. "jangan kasi obat lagi tuh lonte, ga ada serunya kalo dia pasrah, saya mau liat dia teriak-teriak minta ampun"

 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd