Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Ukhti's Story

Endingnya mau di bikin gimana nih?


  • Total voters
    1.235
Bimabet
---------Memasuki semester 4---------

Berbulan-bulan semenjak kejadian 'itu', kejadian 2 hari penuh pelecehan. Ruri sudah bisa menjalani hari seperti Ruri yang biasanya. Perlahan luka batin dan mentalnya pulih. Tak ada keanehan dalam kesehariannya, selayaknya Ruri sehari-hari. Di kampus pakai hijab lebar, di kos pakai daster tanpa daleman. Yang mengganggu nya hanya 1, kebiasaan pak Abdul yang muncul tiba-tiba ini sering memergoki Ruri sedang tidak menutup auratnya. Entah sengaja atau tidak. Beberapa kali belahan dada Ruri terlihat olehnya, bahkan ketika Ruri duduk-duduk santai di kursi depan kamar kosnya, tiba-tiba pak Abdul datang, tak sekali dua kali kelamin Ruri terlihat olehnya. Meskipun hanya sekian detik terlihat tapi.....tetap saja, aurat. dan Kontol pak Abdul tetap bisa berdiri meskipun vagina Ruri hanya terlihat sekian detik.

Hubungan Ruri dengan Rio? Mereka jarang sekali saling kontak. Hal ini dikarenakan Rio yang sedang dinas di area pelosok yang susah sinyal. Jika Rio ingin menghubungi kekasihnya Rio harus ke kota dulu agar mendapat sinyal. Melihat wajah cantik kekasihnya dari video call, sering membuat Rio kangen ingin mengulang kejadian waktu itu, tapi apa daya keterbatasan jarak dan waktu membuatnya hanya bisa coli menggosok-gosok kontolnya dengan CD Ruri yang sudah dia bawa.

tok tok tok
"Assalamualaikum, nak Ruri? waktunya bayar kos nih" Pak Abdul sudah berada di depan kamar kos Ruri. Tapi tak ada jawaban.
"Assalamualakum? haloo? nak Ruri?" panggil pak Abdul lagi namun masih tak ada jawaban.

Tiba-tiba sesosok bidadari cantik berlari kecil ke arah pak abdul hanya mengenakan selembar handuk biru muda. Memperlihatkan rambut basahnya, paha hingga kaki putih mulusnya, dan belahan dada nya. "Eh maaf pak, tadi masih mandi" Ruri membuka kunci kamarnya. Posisi Ruri yang sedikit membungkuk membuat belahan dadanya terpampang jelas di mata pak Abdul. "emm ini nak Ruri, mau mengingatkan sekarang waktunya bayar kos".
Jarak Ruri dan pak Abdul hanya sekian Cm, aroma wangi Ruri membuat libido pak Abdul meningkat. Pemandangan yang begitu kontras. Pria tua dengan rambut mulai botak dan jenggot panjang yang sudah memutih berhadapan dengan wanita muda cantik yang hanya mengenakan handuk saja. "Sebentar ya pak, uangnya sudah saya siapkan kok". Ruri mencari dimana amplop yang sudah dia siapkan. Pak Abdul yang berada di pintu melihat Ruri dari samping yang sedang jongkok mengobok-obok tasnya. Setelah ketemu buru-buru Ruri berdiri untuk memberikan amplop itu ke pak Abdul yang sudah menunggu di pintu.

Gubraaak
Sialnya kaki Ruri yang basah membuatnya terpeleset. "aduuuuhh" Keluh Ruri sambil memegangi punggungnya. Kakinya yang mengangkang, dan handuk mini yang melilit tubuhnya pun tak sanggup menutupi selangkangannya. Otomatis vagina mulus Ruri terlihat oleh pak Abdul. Pak Abdul menelan ludahnya, sambil melototi Ruri. Keinginan untuk membantu Ruri berdiri pun sampai tidak terpikirkan. Dia hanya fokus memandangi vagina Ruri. "Eh maaf pak, ini uangnya" kata Ruri menyerahkan amplop. "makasi ya nak cantik" Puji Pak Abdul sambil tersenyum dan meninggalkan Ruri.
Ruri menutup pintu kamarnya. "Aduuuuuuh kok apes banget sih pke kepleset segala. aaaaaah mana keliatan sama pak abdul lagi" batin Ruri.

Pak Abdul pulang ke rumahnya dengan sumringah. Tentu saja pemandangan indah tadi tak akan dia lupakan.

-----------------------
"Permisi, assalamualaikum" lamunan Pak Abdul pecah mendengar suara salam dari seorang wanita. "Iya waalaikumsalam" sahut pak Abdul. "eh nak Ruri, mari silahkan masuk". Ruri yang masih mengenakan handuk pun masuk ke ruang tamu pak Abdul. "Gimana kuliahnya?" tanya pak Abdul sambil sesekali melirik ke arah selangkangan Ruri. Mereka berbincang bincang ngalor ngidul sembari pak Abdul terus melirik ke arah belahan dada Ruri dan selangkangan Ruri yang sangat jelas terlihat vagina Ruri. Perbincangan mereka pun kini mengarah sampai ke hal privasi.
A : "Mohon maaf nak Ruri, saya mau tanya, kalo mau jawab gapapa gamau jawab jg gpp....nak Ruri sudah pernah bersetubuh?"
R : "hihihi, sudah pak Abdul"
A : "gmn rasanya? enak? sama pacarnya ya?"
R : "iya pak sama pacar, enak banget"
A : "beruntungnya pacar nak Ruri bisa mencicipi tubuh nak Ruri yang cantik ini. Saya bisa lihat nak Ruri pake handuk gini aja udah bersyukur"
R : "ah bapak bisa aja kalo muji...bapak mau jg?"
A : "mau gimana maksudnya?"
R : "yaaa ini" kata Ruri sambil membuka lebar kakinya memamerkan vaginanya ke pak Abdul.
A : "ya mau laaah. tapi nak Ruri pasti bercanda, mana mungkin mahasiswi cantik kaya kamu mau berhubungan badan sama pak tua kaya saya"
R : "justru tujuan saya kesini pakai handuk aja memang mau muasin bapak. tapi biaya kos bulan depan gratis ya pak?" Ruri mendekat ke pangkuan pak Abdul.
A : "Mari ke kamar aja nak Ruri, malu diliat tetangga".
R : "yuk pak"


Masuk lah mereka ber 2 ke kamar. Ruri melepas handuknya. Pak Abdul melepas sarung dan pakaiannya. Kini mereka telanjang bulat dalam 1 kamar. Pria tua ubanan vs mahasiswi gemes. Tangan Ruri dengan sigap menggelitik puting pak abdul dan membelai dadanya yang berbulu. Mulut mereka bertemu. Tanpa rasa jijik Ruri memasukkan lidahnya ke mulut pak Abdul, menghisap ludah pak Abdul seperti sedang kehausan. sluuurrrp sluurrrrppp. "AAAHHHH" Desah pak Abdul. Ruri melepas ciumannya. Membaringkan tubuh pak Abdul ke kasur. Ruri menjilat puting pak abdul. Kini pak Abdul seperti raja yang sedang dilayani selirnya. Gelitikan lidah Ruri di puting pak Abdul membuat pak Abdul terus mendesah. Sudah lama dia tidak mendapatkan service seperti ini. Terakhir 2 tahun lalu sebelum istrinya meninggal karena kecelakaan. "Pak kok diem aja? gantian dong, susu sama vagina ku nganggur nih, diapain kek".
"oh iya, maaf nak Ruri, jilatan nak Ruri terlalu nikmat sampe saya lupa" sahut pak Abdul. Tangan pak abdul bergerak sesuai perintah Ruri. Meremas ke 2 payudara Ruri dan memainkan puting Ruri.

"Nak Ruri sini dudukin muka saya".
Ruri pun mengambil posisi. Selangkangannya tepat sejajar dengan muka pak Abdul. Tangan pak Abdul menarik pinggul Ruri agar vaginanya menempel dengan bibir pak Abdul. Gelitikan lidah pak Abdul dan gesekan antara vagina dengan kumis dan jenggot pak Abdul membuat Ruri semakin mendesah geli. "AAAH GELI PAK AAAH AH, ENAK" teriak Ruri. Mendengar respon Ruri, lidah pak Abdul semakin masuk ke dalam liang vagina Ruri, menjilat semua bagian dinding vagina Ruri. "EEHHM AAAAH TERUS PAK, TERUUUUS AAAH" Ruri merasa seperti badannya ingin melayang. Tubuhnya bergetar hebat. Tak lama kemudian lidah pak Abdul pun basah oleh cairan cinta Ruri. Semakin liar jilatan pak Abdul membersihkan vagina Ruri. Menelan habis semua cairan yang keluar dari vagina Ruri. "sluuurrrppp ah...***ntian dong sayang" pinta pak Abdul. Ruri mengambil posisi di selangkangan pak Abdul. Mulai mengulum kontol keriput pak Abdul yang sudah tegang. Belaian lidah Ruri di kontol pak Abdul membuatnya merem melek keenakan.
Selesai dengan tugasnya di kontol pak Abdul. "Yuk pak, udah gatahan" Ruri berbaring di samping pak Abdul dengan mengangkangkan kakinya. Dengan 1 kali dorong. bleesssss... "aaahhh sempitnya memekmu Ruri sayang" puji pak Abdul. "hm mm kontol bapak juga gede, enak pak". Mitos kontol keturunan arab gede-gede ternyata benar. Membuat Ruri menggelinjang di setiap goyangan pak Abdul. ah ah ah ah ah desahan dari mulut ke 2 orang ini menyebar ke seluruh sudut kamar. Pak Abdul mempercepat goyangannya. 10 menit berlalu, pak Abdul memeluk tubuh Ruri sambil terus menggoyangkan pinggulnya maju mundur. Dia cium bibir Ruri, Ruri pun membalas ciumannya. "Keluarin dimana nih Ruri cantik?" bisik pak Abdul di telinga Ruri. "Terserah bapak aja" sahut Ruri. Goyangan pinggul pak Abdul pun semakin cepat. Terasa kedutan di kontol pak Abdul pertanda ingin orgasme. aaahhh. dia tekan dalam-dalam kontol panjang nan besarnya sampai menyentuh pangkal lubang vagina Ruri. "OOOOHHHHH" Ruri memejamkan mata sembari mulutnya membuat huruf O ketika kontol pak Abdul seperti mau menerobos rahimnya. crooot crot crot.
-----------------
Pak Abdul keluar dari kamar mandi. Selesai dengan imajinasinya membayangkan bisa bersetubuh dengan Ruri si akhwat cantik.
Kemudian Pria tua itu mengambil kopi panasnya, sambil menghisap batang rokok, dia bersantai di teras rumahnya. Imajinasinya muncul lagi ketika Ruri berjalan lewat depan rumahnya dengan gamis andalannya.
Semoga gak cuma jd bayangan dan buat coli aja ya huu wkwk
 
"Tugas kali ini adalah tugas kelompok, 1 kelompok terdiri dari 4 orang. Untuk anggota kelompoknya akan saya tentukan secara acak. dikumpulkan paling lambat selasa depan kemudian di presentasikan" kata dosen sebelum menutup kuliahnya siang itu.


Pembagian kelompok pun selesai. Ruri 1 kelompok dengan Sari, teman 1 kosnya. 2 lagi yaitu Rahmat dan Andre. Mereka berkumpul dahulu di sudut kampus, ada gazebo yang di kelilingi pohon Rindang. Mereka berdiskusi singkat tentang topik apa yg akan diangkat untuk dijadikan tugas kelompok, dan akan dikerjakan dimana. Mereka pun sepakat untuk mengerjakan tugas mereka di kos Ruri dan Sari esok hari. Karena diantara mereka hanya kos kedua akhwat tersebut yg terpasang WiFi.



sekilas tentang Rahmat dan Andre. Ke 2 pria ini adalah perantauan. Rahmat pria kurus dengan tinggi 170 cm, berambut keriting pendek, berkulit gelap sawo matang dari Jawa Tengah, Ayahnya seorang guru ngaji, ibunya usaha toko kelontong biasa, dibesarkan oleh guru ngaji membuat rahmat menjadi pria alim yg tidak pernah neko2. Selama diskusi tadi saja rahmat tidak berani memandang ke 2 mata para akhwat itu. Dia diajarkan untuk menundukkan pandangan ketika berhadapan dengan lawan jenis. Mengendalikan nafsu adalah hal utama bagi Rahmat.


Sementara Andre, anak seorang petani dari kota L Jawa timur, memiliki tinggi 167 cm dengan badan sedikit berotot dan kulit hitam karena sering membantu orang tuanya di ladang. Dia sudah menaruh hati pada Ruri semenjak awal ospek. Tapi dia tidak berani mendekatinya, selain dia minder dengan status ekonomi keluarga Ruri, dia juga tahu pacar Ruri lebih memiliki masa depan dari pada dia. Hal itu membuat Andre hanya bisa memandang Ruri dari jauh dan sesekali coli membayangkan bisa menyetubuhi Ruri. Selama diskusi di gazebo kampus tadi pandangan Andre tak pernah lepas dari wajah Ruri. Kecantikan Ruri dari balik hijab dan gamis biru dengan luaran jaket coklat membuat pikirannya kemana-mana, terlebih lagi keputusan akhirnya mengerjakan tugas di kos para akhwat ini. Betapa bahagianya dia, nanti bisa memandangi wajah Ruri seharian, wanita yang dia idam2kan.



Mengunjungi kos wanita adalah hal yang pertama kali mereka rasakan. Rahmat bergidik ngeri, berharap tidak ada kejadian yang akan mengganggu keimanannya. Sementara Andre kebalikannya, "Seperti apa ya Ruri kalau sedang di kos?" Andre membayangkan Ruri memakai outfit selain gamis. Selama Andre melihat Ruri, tak pernah Ruri lepas dari gamis panjangnya.


....................................

Tibalah hari sabtu, hari dimana mereka akan mengerjakan tugas kelompoknya.

"Ruuurrr bangun..***riiiii oi" Tiba2 Sari sudah berada di kasur Ruri, menggoyang-goyangkan kaki Ruri berusaha membangunkannya.

"apasih sar?" sahut Ruri masuh mengantuk.

"eh itu anak-anak udah pada didepan, malah tidur...ayooo" Sari menarik tangan Ruri, menyeretnya ke teras depan kos.

"eh eh bentar sar" Ruri belum siap.

"ga ada bentar bentar, udah ditungguin dari tadi" sari masih saja menarik paksa Ruri menuju teras.

kedua mata Andre dan Rahmat melotot kaget. Ruri yang dia kenal selalu memakai gamis kali ini hanya memakai daster putih dengan lengan ikatan tali. Rambutnya yg dicat coklat tertiup angin membuat keseksiannya semakin terpancar.


Andre "waaaaw"
Rahmat "Astaghfirullah" sambil menundukan pandangannya.

Ruri dan sari duduk di kursi berhadap-hadapan dengan Rahmat dan Andre. Ruri melipat kakinya sambil mengucek matanya yg masih ngantuk. Momen ketika kaki kanan Ruri terangkat kemudian tertumpu pada paha kirinya diperhatikan dengan penuh konsentrasi oleh Andre. Berharap bisa terlihat sesuatu namun tidak. "aaah sial ga keliatan" batin andre. Andre yg masih gelisah mencari posisi duduk agar dapat melihat selangkangan Ruri. Kebalikan dari Rahmat dia justru sebisa mungkin tidak melihat aurat teman cantiknya ini, tapi...tetap saja Rahmat adalah laki2 normal, ada wanita cantik dengan pakaian minim didepannya membuat gelisah dalam hatinya. Malaikat dan setan sedang bertarung matian2 dalam diri rahmat. Sisi malaikat rahmat berkata "palingkan pandanganmu" sementara setan ditubuh rahmat terus saja menggoda "ayo lirik aja, momen langka nih, kapan lagi liat Ruri pake daster doang broo, lirik aja dikit. Besok2 kamu liat Ruri pake gamis tertutup lagi. cuma kali ini kesempatanmu".


Sari menjelaskan bagaimana konsep makalah yg akan mereka presentasikan nanti kepada Ruri yang telat kumpul. Sari mengenakan setelan baju tidur lengan panjang dan celana panjang motif kartun. Lengkap dengan hijab hitamnya. Selain dari segi wajah yang lebih cantik Ruri, pakaian Ruri pun lebih menarik. Tentu saja ke 2 pria ini lebih fokus ke arah Ruri.

Sari yg menjelaskan sambil menunjuk file power point dilaptopnya "nanti kamu jelasin yg ini Rur, ini tuh gini....blablablabla" Ruri mendekat ke arah laptop. Kini posisi Ruri semakin membungkuk dengan kaki terlipat, kaki kanan tertumpu pada paha kiri, dan tangannya menopang dagu. Daster Ruri pada bagian dadanya semakin menggantung, menampakkan payudara Ruri dengan jelas tak terkecuali puting Ruri. "oh gitu brati ini gini dong....." jawab Ruri pada Sari.


"Astaghfirullah" kata Rahmat tiba-tiba. "kenapa mat?" tanya Sari.
"engga gapapa" sahut Rahmat.


Ruri kaget, reaksi Rahmat menyadarkannya. Ternyata selama ini daster Ruri tak menutup payudaranya dengan sempurna, kemudian dia membenarkan posisi duduknya, tangannya yg dari tadi menopang dagu kini menahan daster bagian dadanya. Andre melirik Rahmat, memberikan tatapan penuh kekesalan. "gara2 si anjing ini jadi ilang pemandanganku" batin Andre. Perdiskusian pun berlanjut. Setelah selesai membuat makalah dan power point untuk presentasi, kini tiba proses pembagian presentasi. Ruri mengambil alih laptop Sari. Kini Ruri duduk bersila dilantai mengoperasikan laptop diatas meja. "Sini gaes, jadi nanti rahmat jelasin bagian ini...bisa kan mat?" Tanya Ruri. Rahmat mengangguk pelan. "Ndre sini, kamu jelasin bagian ini ya, nanti kamu bilang blablablablabla....." Suara Ruri perlahan menghilang, Suara Ruri tak lagi jelas di telinga Andre. Fokusnya pecah tatkala Andre mendapatkan posisi yang ideal. Posisi yang membuat Andre melotot kaget dan semakin ngaceng. Setelah andre bisa melihat payudara Ruri, kini Andre bisa melihat vagina mulus wanita idamannya. Posisi duduk bersila Ruri membuat daster mininya tak sengaja ketarik sampai ujung paha. Membuat paha putih Ruri terlihat jelas, dan vaginanya mengintip seperti ingin memamerkan dirinya sendiri. Tak disangka keimanan Rahmat luntur juga, pesona kecantikan dan body Ruri yang memperlihatkan aurat seolah bekerja sama dengan setan didalam tubuh Rahmat. Mata Rahmat terus memperhatikan vagina Ruri. "Ndre? andre?? paham??" sahut Ruri. "eh iya iya paham Rur" jawab Andre. Tugas mereka pun selesai tinggal menunggu tanggal presentasi. "Bentar ya aku buatin minum" kata Sari sambil meninggalkan mereka ber 3. "yaudah kalo udah selesai aku pinggirin dlu ya laptopnya. "eh gk usah Rur, sini aku aja yang mindahin kamu duduk disitu aja" kata Andre sambil memindahkan Laptop, bahkan dengan mejanya. Modus Andre agar posisi Ruri tak berubah. Celana training yang dipakai Rahmat tak kuasa menahan batang kontolnya yang sudah sangat tegak. Sehingga terlihat dari luar celana ada bagian menonjol dari selangkangan Rahmat.

Rr (Ruri), A (Andre), Rh (Rahmat)
Rr : "Mat?? kok anumu berdiri hayooo bayangin yg jorok2 pasti, hahaha yaampun Rahmat si paling alim bisa jg mikir jorok"
Rh : "eh engga, ini anu emmm ini" Rahmat panik sambil membetulkan celananya.
A : "ahahahaha gara2 tadi tuh Rur ngintipin susumu"

Ruri terdiam malu. Lagi-lagi auratnya tak sengaja terlihat. Tapi dibalik rasa malunya rasa bangga Ruri juga semakin naik. Setelah Rio, Bapak ojek, pak Abdul, sekarang Rahmat yang berhasil ngaceng karena melihat Ruri. Ruri merasa semakin cantik dan sexy kalau ada orang yang memperhatikannya apalagi sampai ngaceng.

A : "ahahaha udah mat ga usah jaim, ngaku aja yaelah. ngaceng liat Ruri mah normal kali mat. cowok liat cewek cantik apalagi keliatan susunya terus ngaceng, tu normal mat, ni aku aja ngaceng" kata Andre sambil memamerkan celananya ada yang menonjol.
Ruri semakin bangga dengan dirinya sendiri. Ditambah mendengar pujian Andre membuatnya semakin bergairah. "Emang aku secantik itu ya?" batin Ruri.

Rr : "ih apa sih kalian. malu tau, kan ga sengaja"
A : "ngapain malu Rur. kamu emang cantik tau. kalo kita2 ampe ngaceng harusnya kamu bangga bisa bkin kita ngaceng padahal ga ngapa2in. Brati emang kamu tu menarik, ya ga mat?"
Rh : " i-iya, c-cantik"

Degg. Perkataan Andre seolah sejalan dengan batin Ruri.
"Bentar ya aku bantu Sari dulu di dapur" Ruri pamit.

A : "Eh mat, kamu keliatan memek Ruri ga tadi?"
Rh : "keliatan, knp emang?"
A : "gila Ruri, di kampus gamisnya ketutup banget, dikosnya Daster doang gapake sempak sama BH. anjing anjing pengen tak perkosa tu cewek"
Rh : "istighfar kamu ndre. tadi tu ga sengaja juga bisa keliatan"
A : "alah mat mat, ga sengaja tu kalo keliatan sempaknya. Ini mah emang sengaja ga pake dari awal mat."
Rh : "iy juga ya gtau ah, gamau mikir jauh2. takut dosa"
A : "masi aja sok suci mat, udah melototin memek Ruri masiii aja. moga-moga aja Ruri ga ganti baju"
Rh : "aamiin" (kata rahmat dalam hati)

-----sementara itu di dapur------

Sar ini kan udah selesai, kamu balik kamar aja ntar aku ambilin laptopmu. ini minumannya aku bawa aja.

"ih tumben baik, yaudah aku bobo siang dlu deh" kata Sari.

"hehe, tadi kan aku join telat, ini kompensasinya" sahut Ruri sambil membawa minuman ke teras. Padahal Ruri menyuruh Sari ke kamar agar Ruri bisa lebih leluasa bersama kedua teman lelakinya ini. "Ini kopi sama sirup nya teman2" kata Ruri sambil menaruh nampan dan minumannya dilantai. Posisi nya lebih membungkuk dari kejadian tadi. Posisi membungkuk 90 derajat ini tentu membuat payudaranya semakin terlihat. Kali ini Ruri sengaja melakukan itu. Kengacengan teman-temannya dan pujian dari Andre membuatnya ketagihan.

A : "Rur keliatan lagi loh itu"
Rr : "ya gimana lagi, bantuin nih tangan ku bawa gelas ama nampan"
A : "gamau gamau hahahaha"
Rr : "iiiih ayo dong, malu tau"
A : "biarin, kapan lagi bisa liat tetek cewek cantik"

Semakin di puji semakin Ruri bergairah. Prosesi menaruh gelas pun semakin sengaja di lambatkan oleh Ruri. Seperti mempersilah kan mereka melihat payudaranya yang menggantung. Selesai menaruh gelas. Ruri kembali duduk bersila dihadapan mereka. Pujian demi pujian terus dilemparkan oleh Andre, sementara Rahmat nya sebagai penikmat saja sambil senyum-senyum.

A : "Rur nanya dong"
Rr : "nanya apa ndre?"
A : " kamu kalo di kos emang ga pernah pake daleman ya?"
Rr : "ya gapernah, orang di kos doang. knp emang?"
A : "gpp kepo aja sih, knp ga pake daleman gitu"
Rr : "gaenak tau pke BH tu"
A : "ga BH doang tau Rur. yg bawah juga gapake kan?"
Rr : " eh keliatan juga emang?" (Ruri pura-pura gatau)
A : "yee dari tadi kali. tu liat Rahmat ga kelar-kelar ngacengnya hahahahaha"
Rh : "mau gimana lagi ndre, dari tadi disuguhin terus"
Rr : "aduuhh sorry2 gk sadar aku. emang kalo di kos gini gapernah pake daleman sama sekali, biar hemat laundry"
A : "ngapain sorry, kudunya kita yang terima kasih bisa liat asetmu hehehehe"
Rh : "aduuuuh aku pulang dulu deh. takut makin dosa"
Rr : "eh kok pulang mat, ga mau liat lagi? ehhh...anu maksudnya gamau minum lagi?"
Rh : "ha? boleh?"
A : "Rur? serius?"
Rr : "engga, minumannya maksudnya, itu masih banyak kan"
A : "Rur kita denger lhoh kata2mu tadi"
Rh : "kalo dibolehin liat aku duduk lagi nih"

Siaal. keceplosan kan jadinya, aduuh gawat.

Sisi binal Ruri perlahan menguasai tubuhnya. Bahkan bibirnya pun sudah hilang kendali. Bibirnya terlanjur berucap seperti birahinya yang mengambil alih. "aduuuhh gimana nih, terlanjur ngomong lagi" Batin Ruri berpikir keras.

A : "yeeee si paling suci duduk lagi, ditawarin gitu aja langsung ga inget dosa"
Rh : "hehehe momen langka ndre"

Ruri melihat sekitar. Tidak ada tetangga yang lewat, sepertinya aman. Ruri menurunkan 1 lengan dasternya. Memperlihatkan payudaranya dengan jelas. Rahmat dan Andre : "WOOOOWW". Melihat respon kagum mereka ber 2 membuat Ruri menginginkan lebih. Kaki kanan Ruri diangkat, memperlihatkan vagina indahnya ke mereka. Wajah mereka melongo. Mata melotot dan mulut mereka menganga takjub dan ngiler. Melihat Aurat Ruri yang selama ini hanya menjadi angan mereka sekarang dengan sengaja Ruri mempertontonkannya. "udah ya?" Ruri mengembalikan posisi dasternya ke semula.


A : "gila Rur, bagus banget mekimu. bulunya dikit, pink lagi ga kaya di bokep2 yg viral selama ini"
Rr : "emmm anu hehe emm, makasi" (aduuuh kok makasi sih)
A : "pacarmu udah pernah dapet jatah belom?"
Rr : (jangankan pacar, kang ojek aja aku kasi jatah) "belom lah, aku masi perawan tau" kata Ruri berbohong.
A : "serius belom? wah, kita barusan liat memek perawan mat"
Rh : "iya, pertama kali ini aku liat memek secara langsung ndre, asli ngaceng banget"
Rr : "hahaha liat dong....eh" (aduuuuh keceplosan lagi, kenapa si nih mulutku kok jadi gini)
A : "......"
Rh : "li-liat apa Rur?"
A : "ga usah sok ga tau mat, ya liat kontol ngaceng mu itu"
Rr : "eh engga engga, yaudah aku masuk dulu ya gaes. byee"
Rh : "lhoh gajadi liat Rur?"

Setelah nafsunya mengambil alih bibirnya, kini mengambil alih tubuhnya. Tanpa sadar Ruri duduk kembali, penasaran dengan bentuk kontol ngaceng rahmat.

A : "YAAAAA kok balik lagi Rur? wkwkwkkw pengen liat ya?? buruan mat Ruri dah siap tuh"

Buru-buru rahmat menurunkan celananya. tuiingg, kontol ngaceng Rahmat keluar dari sarangnya. Kontol berurat yang dari tadi sudah tegak kini berada dihadapan Ruri. Gantian Ruri yang melotot. Sisi nakal Ruri waktu SMA muncul kembali.

Rh : "udah ya, yaudah aku pulang dlu, yuk ndre, udah cukup, takut kebablasan."
A : "i-iya, mat, padahal masih pengen liat barang ruri, yaudah deh"

Ruri buru-buru mengangkang lagi, memlorotkan ke 2 lengannya, kini kedua susunya terlihat lagi semakin jelas. mencegah mereka ber 2 pulang "nih kalo masih pengen". aduuuuh kok aku malah ngangkang siiiih ah

A : "eh...kok"
Rh : " maaf ya Rur, b-b-boleh pegang gk?"
Rr : "emmmm eeee b-boleh deh"

Mendapat izin seperti itu mereka ber 2 saling berbagi payudara. Pria-pria polos yang tak pernah melakukan hal mesum bahkan pertama kali melihat payudara secara langsung tak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka hanya membelai-belai payudara lembut Ruri. Menyentuh putingnya dengan hati-hati. Andre ingat adegan bokep. Dia remas-remas payudara Ruri. Rahmat yang tidak pernah nonton bokep mengikuti Andre. kedua payudara Ruri diremas oleh 2 pria yang bukan siapa-siapanya. AHHH ehmmmm ahhh desah Ruri.

Ting ting ting. Tiba-tiba ada tukang bakso lewat membuyarkan aktivitas mereka. Dengan panik Ruri mengembalikan kondisi dasternya.
Rh : "aku pulang dulu Rur makasi makasi udah boleh liat dan pegang"
A : "aku juga Rur, kapan2 lagi ya"
Rr : "iya" (eh kok iya siiiiihh aduh lagi-lagi gini)
Rr : "emm maksudnya kalo mau lagi, jangan bilang siapa2 soal kejadian ini"
A : "siaaap"
Rh : "iya Rur"

Mereka berdua pun pulang ke kos nya masing-masing. Ruri kembali membersihkan terasnya, mencuci gelas dan nampan kemudian kembali ke kamar. Masih terbayang-bayang kontol rahmat di teras tadi. Setahun lebih semenjak kejadian di hotel waktu itu, kejadian dimana keperawanan Ruri direnggut pacarnya. Kenikmatan itu Ruri ingin merasakannya lagi. Tapi, baru semester depan Rio kembali ke pulau Jawa.

Rahmat merasakan HPnya bergetar di sakunya, dia berhenti di pinggir jalan.

"Mat sini balik, jangan pulang dulu" chat whatsapp dari Ruri.
 
Maturnuwun update nya suhu, apa yg akan terjadi Hu setelah ini atau ruri di gangbang si rahmat dan tukang bakso 😍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd