Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY The Ukhti's Story

Endingnya mau di bikin gimana nih?


  • Total voters
    1.235
sabar ya lagi di ketik...akhir2 ini buka semprod berat banget knp yak? server down kah?
 
"kamu itu udah mahasiswa, harusnya lebih bisa mikir, masa nyari judul kaya gini aja ga bisa, judulmu ini kaya tugas kelompok anak SD" Bentak Pak Edi, dosen pembimbing Iwan. "Tapi pak, judul ini bisa langsung saya praktekkan nanti di peternakan ayah saya". "tetap saja judulmu itu terlalu receh, gk ada bobot".

An : "kenapa wan? lemes amat"
Iw : "judul skripsi ku dicoret-coret ndre, disuru ganti."
An : "waduhh, ngopi dulu lah sambil sebat deh wan, biar tenang"
Iw : "udah seminggu lebih Ruri masi mens aja, biasanya berapa lama si cewe kalo mens?"
An : "gatau juga wan, udah ga sabar ini kontolku pengen ngebobol memek Ruri, dari jaman ospek udah ku incer tu anak"
Iw : "butuh kesegaran ni ndre, pusing mikir skripsi"

Tak lama Ruri melintas di hadapan mereka. "tuh Ruri, mau kemana dia?" tanya Andre. Kedua pria sange itu memerhatikan kemana kaki Ruri melangkah. Iwan dan Andre saling bertatap muka seolah memberikan kode ketika melihat Ruri memasuki masjid kampus. "ndre, kalo cewek mens ga boleh solat kan?". "iya wan". "kalo Ruri solat berarti....??" Tiba-tiba ide setan terlintas di benak Iwan. "bentar ndre, kamu urus Ruri dlu, aku ada ide". Iwan segera berlari entah kemana. Sementara Andre masih merokok menunggu Ruri di parkiran masjid kampus. "eh Ruri, makin cantik aja nihhh" sapa Andre. "eeeh, s-sejak kapan kamu disini ndre". "baru aja kok, kayanya udah selesai nih mensnya, masi inget perjanjian kita kan?" ancam andre. "inget kenapa emang? kalo aku gamau kamu mau jelek2in aku ke temen2 kan? silahkan aja, aku ga peduli emang anak2 bakal percaya? heh gk bakal". Ruri beranjak menuju ruang kelas dimana perkuliahan selanjutnya akan diadakan, meninggalkan Andre yang penuh kekesalan.

Kuliah pun dimulai, kali ini mempresentasikan didepan kelas terkait tugas kelompok 3 hari lalu. Tiba giliran kelompok Andre untuk presentasi di depan. Andre bertugas untuk mengoperasikan powerpoint. Materi mereka ditampilkan di sebuah layar besar. "Pada kesempakan kali ini kelompok saya akan mempresentasikan tentang .....blablablablabla" Rekan kelompok Andre memulai presentasi.

Tiba-tiba HP Ruri berdering. "KALO GAMAU FOTO INI TAMPIL DI LAYAR, INGET2 PERJANJIAN KITA" sebuah chat whatsapp dari Andre dengan foto terlampir. Foto Ruri terduduk dibelakang panggung saat agenda penggalangan dana beberapa waktu lalu. Terlihat Ruri teler dengan gamis bagian dada terbuka, memperlihatkan payudaranya dan roknya yang tersikap memamerkan vagina basahnya. "IYA IYA AKU TURUTIN JANGAN DISEBARIN TOLONG" balas Ruri. Terlihat Andre tersenyum dari balik laptopnya.

Hari demi hari Ruri lewati dengan perasaan gelisah, takut, sedih, kecewa. Kenapa nasibnya jadi seperti ini. Dirinya harus dilecehkan berkali-kali oleh orang yang berbeda-beda, bagaiman kalau Rio tau, bagaimana kalau orang tuanya tau apa yang dilakukan Ruri diperantauan pasti akan kecewa berat. Ruri menghapus air mata nya yang dari tadi mulai menetes "gapapa, asal orang tuaku dan Rio ga tau, nama baikku udah tercoret, jangan sampai nama baik mereka ikut terseret ke masalah ini, aku harus bisa lewati ini semua" batin Ruri menguatkan diri. Hari jumat pun tiba, hari dimana Ruri harus melayani kedua teman sangenya. Ruri terbangun dari tidurnya, segera menuju kamar mandi untuk mandi kemudian berangkat ke kampus, lepas kuliah mereka bertiga akan meluncur langsung menuju TKP yang sudah disiapkan Iwan. Ruri kembali ke kamar kosnya setelah mandi. Dia membuka lemari. "lhoh kok?? aneh" betapa kagetnya Ruri melihat semua pakaian dalamnya lenyap seketika. Semua BH dan celana dalam Ruri hilang. "eh sapa sih yang ngambil, kayanya kemarin masih ada lho" Ruri bertanya-tanya dalam hati. Di ujungpojok bawah lemari terdapat Gstring, namun bukan Gstring pemberian Rio. Gstring putih dengan renda-renda. "ini pasti ada yg iseng nih, tp siapa". Lamunan Ruri pecah ketika dia melihat jam sudah menunjukkan pukul 7.50. 10 menit lagi kuliah dimulai. Mau gamau Ruri segera mengambil gamisnya, dan beberapa baju ganti untuk di hotel nanti. Tak lupa Ruri memakai Gstring karena tak ada pilihan lain. Dengan terburu-buru Ruri memacu mobilnya menuju kampus. Dari parkiran mobil menuju ruang kuliah Ruri berlari -lari kecil tak ingin terlambat kuliah. Payudara Ruri memantul keatas kebawah dengan bebasnya tanpa penyangga. Gesekan-gesekan antara puting dan kain gamis terasa sedikit nikmat. Geli-geli enak, puting Ruri pun semakin mengacung. Tepat didepan pintu kelas, Ruri mengatur nafasnya, membetulkan posisi hijabnya yang sedikti acak-acakan karena berlari. "tok tok tok, assalamualaikum" Pintu kelas terdapat di depan, sambil papan tulis, otomatis ketika Ruri memasukin kelas, seluruh mahasiswa dan dosen akan melihatnya. "permisi pak, maaf terlambat". "silahkan duduk". Terdapan satu kursi kosong di barisan terdepan. Hari ini mata kuliahnya Pak Edi, dosen pembimbing Iwan.


Hijab Ruri yang terlilit di leher membuat bagian dadanya tak terhalang apapun selain kain gamis. Dengan puting yang sudah mengacung tegak tentu saja tercetak jelas dari luar gamisnya, ada 2 buah bulatan kecil menonjol. Pak Edi yang mencoba profesional terus menjelaskan materi meskipun sesekali melirik ke arah Ruri. Pikiran Pak Edi terganggu oleh bayang-bayang seperti apa Ruri dibalik gamisnya, puting mahasiswi cantiknya ini merusak konsentrasinya.

Kuliah berakhir. Ruri digiring masuk ke mobil Iwan. Dengan perasaan ogah-ogahan Ruri masuk ke toyota camry punya Iwan. Sudah ada Andre disana. "sejak kapan Iwan punya mobil keren gini" batin Ruri merasa ada yang aneh. "mau ke hotel mana kita?" tanya Ruri. "ada deh, ga ke hotel kok, ke villa di lereng gunung sana, biar sepi. kamu bisa teriak-teriak lepas nanti sayang hahahaha". Ruri tak merespon, menatap mereka sinis. "minum dulu Rur" kata Andre menawarkan sebotol Teh. Tanpa kecurigaan sama sekali Ruri meminum teh yang di berikan Andre. Mobil pun melaju, perlahan-lahan menuju batas kota.
An : "diem mulu Rur"
Rr : "......"
An : "Rur, inget waktu kita kerja kelompok di kosmu ga?"
Rr : "inget, kenapa?"
An : "ga bisa lupa aku, cantik banget kamu kalo pake daster kaya waktu itu Rur, pake gamis aja cakep, apalagi daster"
Iw : "wah aku bayanginnya aja udah kebayang ndre, gmn liat langsung"
Rr : "oh, iya, makasi"

Pujian Andre dan Iwan belum mempan. Ruri masih merespon mereka dengan sinis.
Rr : " udah cepetan bawa mobilnya, buruan ngewe, kelar, pulang"
An : "eh sabar dulu cantik, sensi amat wkkwk. mau dienakin kok marah-marah"

Andre dan Iwan belum menyerah menghadapi sifat sinis Ruri. Bincang-bincang mereka terus dilanjutkan smbari sesekali melempar pujian ke arah Ruri. Andre yang paham Ruri lebih mudah meleleh ketika di puji. Perlahan-lahan benteng Ruri pun jebol, Ruri pun larut dalam buaian Andre. Seperti seorang sahabat, percakapan mereka mulai lumer. Dari membahas film, sampai membahas hal-hal seksual pun Ruri merespon dengan ramah. Dari spion tengah, Iwan melihat kaki Ruri mulai gelisah, Ruri menggesek-gesekkan kedua pahanya bergantian, sembari sesekali mendesah. "efek obatnya udah bekerja nih kayanya" batin Iwan. " kenapa Rur?" tanya Iwan. "gapapa wan, emmmh"

Iw : "udah ngapain aja sama pacarmu Rur?"
Rr : "hmmmm yaaa ngewe wan"
Iw : "wah ukhti cantik ini udah pernah ternyata"
Rr : "gmn lagi wan, aku jg wanita normal, pnya nafsu"
Iw : "pertama kali begituan kapan tuh?"
Rr : "tahun kemarin, waktu dia main ke sini"
Iw : "lhoh, baru-baru ini dong? wah masih rapet nih wkwkwk"
Rr : "rapet apanya?"
Iw : "itu cengkraman memek mu, pasti masih enak hahaha"
Rr : "hehehe, gatau ya, pacarku sih mesti merem melek keenakan, alaaaah ntar juga kalian bisa nyoba sendiri"

Mendengar jawaban Ruri seperti itu kontol mereka pun semakin berontak dari balik celana.
An : "kalo sama Rahmat gmn Rur?"
Rr : "apanya gmn? aku ga ada apa-apa kok sama Rahmat"
An : "kok di mobilmu waktu itu ada CD mu di dashboard, kamu 1 mobil sama rahmat kan?"
Rr : "oh itu, anu, emmm gini. sebelum Rahmat dateng aku udah lepas, buat pasang telur waktu itu."
An : "jadi sama Rahmat ga pernah ngapa2in?"
Rr : "ga pernah"
An : "kasian amat Rahmat cma bisa liat CDnya hahahaha"

Mereka belum tau, level Rahmat sudah berada jauh diatas mereka, bukan cuma liat CD lagi. Bahkan Ruri sendiri yang meminta Rahmat untuk melayaninya.
Perjalanan mereka pun tak terasa sudah memasuki area perkebunan. "ini kita dimana sih?" tanya Ruri. "mau ke villa Rur, kan udh bilang tadi, kita mau enak-enak sambil liburan bareng". Ruri merasa semakin geli di area sensitifnya, seolah-olah ada yang menggelitik dari balik kulitnya. Memeknya berkedut dengan sendrinya. Tingkah Ruri semakin tidak tenang, dia selalu menggesek-gesekkan pahanya, membelai kedua tangannya, menoleh kekanan-kekiri seperti tak bisa diam. "kamu kenapa sih Rur gelisah amat?" tanya Iwan pura-pura gatau. "emmm bisa cari rest area ga? aku kebelet pipis". "di tempat kaya gini mana ada rest area Rur, kalo mau tuh disana di pohon karet wkwkwk" kata Iwan bercanda. "yaudah deh brenti" jawab Ruri. Tak disangka becandaan Iwan dianggap Serius oleh Ruri. Segera Iwan mencari tempat parkir di pinggir jalan. Kondisi jalan tersebut berada di lereng gunung, dikelilingi perkebunan karet, kondisi jalan yang sangat sedikit sekali ada orang lewat. Ruri bergegas membuka pintu mobil, berjongkok di sebelah kiri mobil. Ruri mengangkat rok gamisnya sampai ke pinggang. Menurunkan Gstringnya sampai ke lutut. Setelah melihat sekitar dirasa aman, Ruri berjongkok dibalik mobil. Ide iseng Iwan terlintas. Melihat Ruri dari spion sudah posisi jongkok, dia memajukan mobilnya sehinga Ruri tak terhalang apapun. "EEHHHH KOK EH JANGAN DI MAJUIN WOE". Iwan keluar mobil kemudian berjalan menuju ke depan Ruri sambil membawa sebotol Air. "udah kencing aja katanya kebelet, toh lg sepi juga, gk ada orang lewat" perintah Iwan. cuuuuuuuuuuurrrrr suara gemercik kencing Ruri yang beradu dengan batu kerikil dibawahnya. "fiuuuwiiiit" "cakep2 kok kencing sembarangan neng" "enak tu memeknyaaa" tiba-tiba ada beberapa rombongan sepeda motor dan mobil melintas menggoda Ruri. "aduuuh jadi di godain kan kamu sih" kata Ruri kepada Iwan. "aneh, digodain kok marah, itu berati kamu cantik smpe mereka tergoda, toh cma digodain ga di apa2in". Bner juga kata Iwan. cuuuuuuuuuuurrrrr Ruri masih menyelesaikan kencingnya. "banyak banget Rur, ga kelar-kelar". "nahan dari tadi nih". kencangnya semprotan kencing Ruri sampai terciprat ke kaki dan gamisnya. crut crut crut aaaaaahhh. Semprotan kencing terakhir Ruri diiringi desahan lega kelua dari bibir manisnya. "wan tolong dong airnya, mau cebok". "hehe ga boleh, aku yang cebokin, kalo gamau yaudah". "iiiihhh yaudah deh buruan". Iwan bergegas jongkok di hadapan Ruri. Botol airnya dia siramkan dengan tangan kirinya, dan tangan kanannya menggosok-gosok vagina Ruri. Ruri menggigit bibir bawahnya. "udah ya" Iwan berdiri. "lagi" kata Ruri pelan. "ha?? apa Rur? ga denger" "LAGI WAN LAGIII" bentak Ruri. Wajah iwan menyeringai, tersenyum nakal. Dia kembali menyiram vagina Ruri dan menggosok-gosoknya, gosokkan Iwan berpindah ke paha dan kaki Ruri yang terkena cipratan air kencingnya sendiri. Kembali ke vaginanya dia gosok-gosok lagi, tapi kali ini jari tengahnya menusuk lubang memek Ruri. "aahhhhh, terus wan". Dengan senang hati Iwan menghujam liang senggama Ruri dengan jari tengahnya. "WUUUU TERUS BRO SAMPE MUNCRAT" teriak salah satu orang yang lewat dan melihat aktivitas mereka. "dah ah Rur, yuk lanjut, udah sore ini keburu gelap ntar" kata Iwan. "yaaah wan tanggung banget nih". "ntar aja dilanjut di villa, yuk". "iiihhh kentang tau" kata Ruri.


Mereka pun masuk mobil lagi. Ruri yang berada di belakang tiba-tiba menaikkan kedua kakinya mengangkang d kursi belakang, menarik gamisnya lagi. Gstringnya masih berada di lutut sedari tadi. Efek obat dan hawa nafsu menyelimuti diri Ruri. "eh eh mau ngapain Rur" tanya Andre. Ruri tak menjawab, dia terus melanjutkan aktivitasnya. "wan abis lu apain ni cewek? kok jadi beringas gini". "udah diem aja ndre, enjoy the show, hahaha". Ruri menggelitik perlahan sekitar bibir vaginanya. Kemudian memasukkan kedua jari lentiknya kedalam vaginanya sendiri, dia kocok-kocok sendiri vaginanya. Andre menoleh kebelakang melihat Ruri yang asyik sendiri, sementara Iwan yang masih menyetir sesekali melihat Ruri dari spion tengah. ah ah ah ah desah Ruri yang asyik sendiri. "maaf ya teman-teman, udah ga tahan, nanggung...oOOOOOHHHHHHH" Ruri mendesah dan menggelinjang seolah akan orgasme. Andre yang tak tahan melihatnya berpindah ke kursi belakang berniat membantu Ruri ejakulasi. Andre mencium vagina Ruri dengan liar. Seolah berciuman bibir namun ini bibir vs vagina. Dia lumat vagina Ruri dan lidahnya menggelitik bagian dalam vagina Ruri. "AAHHHH TERUS NDRE ENAK. TERUUUSSS AAAHHHH, HAMPIR KELUAR NDREEEEEEE". jilatan Andre terus bergerak tak henti-hentinya menggelitik dinding vagina Ruri. "aaaaaahhh GA TAHAN NDREEE, AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH OOOOOOOOHHH" Ruri melolong, teriak kencang sekali. Pinggulnya terangkat, badannya bergetar. CROOOOOOOT vagina Ruri menyemprotkan lahar hangat ke muka Andre. Mobil toyota camry itu pun basah oleh semprotan vagina Ruri. Ruri squirty deras sekali sampai lemas tak berdaya. Sementara Andre menjilat dan meminum semua semprotan memek Ruri. "sluuurrrpp ah seger banget". Ruri yang sangat lemas pun sampai tertidur karena kelelahan. "Wan, aku duluan deh ya". "sok atuh" kata Iwan. Ruri yang sudah terlelap tak berdaya pun dihajar Andre. Bergantian Andre yang kentang kali ini. Ruri tertidur dengan gamis basahnya terangkat memperlihatkan vaginanya membuat Andre tak tahan lagi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd