Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Inferno!

Jaya Suporno

Guru Besar Semprot
Daftar
18 Jul 2012
Post
2.016
Like diterima
3.118
Lokasi
Ruang Nostalgia
Bimabet
Jaya S
Inferno





"Perjalananmu, kata kau dulu:
adalah perjalanan yang akan mengingatkan mereka yang lupa.
Termasuk aku.

Keterpisahan adalah ilusi.
Dunia jasad dan dunia roh,
dunia materi dan dunia energi;
hanyalah dua sisi dari koin yang sama.

Hidup tidak pernah berakhir mati.
Hidup hanya berganti wujud.

Dan sepanjang perjalanan bernama hidup,
kau dan aku,
kita semua,

hanya berjalan menembusi satu tabir itu saja.
Membolak-balik koin yang sama..."


(Dewi Lestari, Rimba Amniotik)

 
Terakhir diubah:
Warning!
Say No to Spoiler!


Sekali lagi, saya tidak bosan-bosannya mengingatkan agar teman-teman yang sudah tahu jalan cerita dari Inferno tidak mengeluarkan komentar yang membocorkan sebagian atau keseluruhan jalan cerita, dan atau memancing pembaca lain untuk mengeluarkan bocoran serupa. Saya tahu cerita ini adalah cerita lama, tapi masih ada juga teman-teman kita yang belum membaca cerita ini. Oleh karena itu saya mohon kerja sama dari teman-teman semua untuk menjaga trit kita bersama. :ampun:

Selamat menikmati Inferno, perjalanan menuju dasar neraka.

Salam
,
Jaya S
 
“Pendengar yang budiman, diharapken untuk tidak terpengaruh dengan isyu-isyu yang kian meresahken masyarakat, terutama isyu akhir dunia yang dikataken akan terjadi tanggal 12 bulan 12 tahun bbzzzzzzt piiiii…

Dikhawatirken ini hanyalah usaha agitasi dari kelompok ekstrimis untuk mendongkel kekuasaan Padoeka Jang Mulia Presiden, Pemimpin Besar Revolusi… Bzzzt… nggiiiiiing…”

Gelombang radio itu segera berganti menjadi siaran tembang keroncong yang mengalun merdu. Si empunya radio kembali melanjutkan kegiatannya, menunggu pelanggan sambil menguap pelan, menatap mendung yang kian menggantung dari balik etalasenya yang mengusam.


= = = = = = = =


Fragmen 1
The Forgotten Sky
-Sora-

Mendung di langit semakin menghitam ketika seorang pemuda tiba di kompleks pertokoan tua. Berkali-kali pemuda itu memandangi alamat yang tertera di atas secarik kertas, kemudian melihat toko tua di depannya. Melihat kertas, sebelum kembali melihat ke atas. Seolah butuh waktu bagi dirinya untuk meyakinkan diri, bahwa ia sedang tidak salah alamat.

Bangunan itu sudah tua, mungkin peninggalan Belanda. Catnya sudah mengusam dan terkelupas. Papan nama bertuliskan: Djaja Soeporno, Tjoetji Tjetak Photo terdengar berderit-derit diterpa angin dan ditimpali guruh yang menggelegak sesekali. Tak salah lagi, ini dia, batin sang pemuda.

“Permisi… Permisi…” Pemuda itu membuka pintu usang, bel kecil di atasnya beredenting nyaring. Ruangan itu nampak rapi, namun lenggang. Hanya terdengar irama keroncong yang mengalun lamat-lamat dari ruang belakang.

Seorang pria Tionghoa gendut, dengan rambut botak dan kumis tipis sedang sibuk menguap. Melihat ada yang datang, segera ia memperbaiki letak kacamatanya yang bundar, tebal.

“Oh, ah.. maaf-maaf… mau cetak foto? Mau buat pas foto?”

“Saya pegawai baru yang diterima kerja di sini, Pak.”

“Oh.” Si Bapak Gendut manggut-manggut, sedikit kecewa. “Ah, kalau begitu kamu pasti Sora… beda jauh sama yang saya bayangken.”

“Memang seperti apa, bayangan bapak?”

“Sora... ehem... ehem...” Bapak Gendut itu tersenyum mesum.

Sora terdiam sejenak sebelum tergelak, “Ah, sepertinya saya pernah mendengar dialog ini, tepatnya sering, sangat sering! Haha… maaf, bapak…”

“Panggil saja Oom Jay.” Oom Jay memperkenalkan diri, sebelum menjelaskan secara singkat tata letak kedai foto tua itu. Kamar Gelap, tempat persediaan roll film, kertas doff dan glossy, lusinan botol larutan, dan tak lupa studio foto untuk mengambil pas foto dengan latar karpet biru yang sudah usang.

Oom Jay berdehem. “Bagaimana, sudah jelas?”

“Sudah, Pak… lalu, kapan saya bisa mulai kerja?” Sora bertanya.

“Kamu bisa prosesing film?”

“Bisa, Pak.”

“Nah, yang ini tolong di cuci-cetak.” Oom Jay menyerahkan sebuah roll film kepada Sora. “Jangan sampai gagal.”

“Beres. Tenang saja, Pak.”

“Jangan panggil ‘Pak’, kan sudah dibilang panggil saja ‘Oom Jay’,” ia menekankan, sambil mengekeh santai, kembali menyibukkan diri dengan radio tuanya.

“Siap, Oom.”


= = = = = = = = = = =​


Sora menyalakan safelight warna merah redup. Hidungnya segera disambut aroma fixer dan developer yang mirip bau ketiak dicampur bangkai kecoak.

Butuh beberapa proses untuk melakukan cuci cetak film secara manual. Pertama, roll film harus dipindahkan ke dalam cartridge, sebelum direndam beberapa saat di larutan developer yang membekukan emulsi perak halida di atas pita seluloid.

Semua proses harus dikerjakan dengan teliti, termasuk merendam kembali dalam larutan fixer, hingga bagian bagian yang tidak terkena cahaya terlarut, dan didapatkanlah hasil yang disebut negatif, atau klise.

Klise ini kemudian harus dicetak ke atas kertas khusus yang peka cahaya, dan ini adalah proses yang rumit hingga Sora harus ekstra hati-hati mengerjakannya.

Waktu berjalan lambat, saat lamat-lamat mulai nampak gambar patung lembu hitam yang diusung dan orang-orang berjalan dengan wajah murung.

Sora tersenyum puas, membilas dan menggantung kertas basah itu untuk dikeringkan, sebelum tangannya bergerak lincah untuk mengerjakan foto berikutnya. Hingga akhirnya satu demi satu nampak leretan gambar tergantung di hadapan Sora:

Pemandangan sawah yang bertingkat indah, upacara pemakaman yang magis dan eksotis, serta beberapa sudut pandang yang diambil sembarang.

Sora tercenung saat pandangannya tersita oleh sosok yang tiba-tiba saja mengusik pikirannya: gadis cantik dengan wajah blasteran dan tubuh telanjang, tersenyum memukau dengan latar belakang air terjun yang berkilauan.

Entah kenapa, Sora tak bisa berhenti memandangi wajah itu, dan kini ia mencoba menerka siapakah gerangan Sang Bidadari?

Benaknya masih menebak-nebak, ketika lantai yang dipijaknya tiba-tiba berguncang kencang, hingga bak berisi larutan developer beriak-riak, dan safelight mati mendadak.


= = = = = = = = = = = = =​


“Brace yourself! The End of Days is Coming!”

Seorang pria kumal dengan rambut gimbal berteriak di atas mimbar, menyambut tanah yang bergerak dan orang-orang yang panik mendadak.

“Lihat! Inilah diaaaaa!” ia menunjuk-nunjuk langit, “inilah dia! hari yang dijanjikaaaaa…”

Mendadak teriakannya nampak garing, karena tanah tiba-tiba berhenti bergetar, dan kiamat yang dinantikannya tak jadi datang.

“Jangan terlena! Itu hanyalah peringatan! Kita harus kembali kepada ajaran Yang Agung!” kembali ia berkhotbah, namun dengan mudah segera tertelan riuh rendah suara orang-orang yang kasak-kusuk keluar rumah.


= = = = = = = = = = = = =​


“Gempa... Bagaimana, Bung? Hendak dilanjutkan?” Seorang wanita bertanya kepada sekumpulan pemuda. Tangannya nampak sibuk mengancingkan kimono yang belum tertutup sempurna.

Mendengarnya, pemuda-pemuda itu saling bertatapan satu sama lain, sementara mendung yang menggantung kini perlahan menjelma gerimis, membuat orang-orang kembali ke dalam rumah masing-masing.

“Tuh, sudah hujan lho. Pas, momennya, kan?” Wanita itu mengingatkan.

“I-iya, mbak Rina.”

“Raina.” ia mengoreksi.

To Be Continued
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mejeng di tridnya omJay ah....:kk:

Ijin naruh kursi malas disini Master Jaya. Malas-malasan sambil baca inferno!

:beer:
 
dirilis ulang jg nih inferno, :baca: lagi ah, sekalian nostalgia :beer:
 
Mejeng juga ..... Yg ini dulu jga blum baca jadi tungguin lanjutannya ah
 
Masih mencoba memahami jalur cerita... Keren oom... Kalo bisa perkenalan tokoh utama nya di awal cerita aja oom... Maaf kalo nubi lancang...
 
ada apa ini?:huh:

Itu yg di foto, kyk Indira? :huh:
Oom jay, ava? :huh:
Raina, Sheena? :huh:

apa ini dikehidupan yang lain? :huh:
baru baca udh bingung gini... :huh:
sesuai tag ny, [MISTERI]

Ditunggu update selanjutnya om :hore:




Belum pernah sama sekali baca yg versi 2012 :sendirian:
Sabar aja ahh nunggu yg versi 2016, biar greget :hore:
 
Terakhir diubah:
Wuuiihhh ada lagi..ane telat bgt nih taunya cerita2 lama suhu..taunya baru skrg2 hehehehe
 
Jangan ada spoiler diantara kita ya suhu suhu sekalian..ane pendatang baru soalnya yang mau menikmati ceritanya suhu jay..gracias suhu jay
 
Nah... satu lagi calon bacaan yang berkualitas. Pantengin lagi.
 
Ijin baca om Jay Porn :baca:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd