ursagemini
Semprot Kecil
- Daftar
- 18 Mar 2021
- Post
- 61
- Like diterima
- 1.296
Sinopsis.
Valerie Alexandra adalah pacarku, dia adalah seorang model amatir. Dengan paras yang rupawan, tinggi semampai, beserta asetnya yang mempesona yang menunjukan keseksian lekuk tubuhnya yang selalu mampu menarik perhatian pria. Dibalik sisi penampilan glamor dan elegannya sebagai model dia mempunyai fantasi eksibisionis untuk memamerkan keindahan tubuhnya tidak terbatas hanya di depan kamera. Bisakah diriku sebagai pasangan mampu memuaskan hasrat seksualnya?
Index Cerita
Namaku Harris dan saat ini bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum ternama. Tuntutan kerja yang tinggi serta tugas yang menumpuk sudah menjadi keseharian bagiku. Frasa yang mengatakan “work hard, play hard” mungkin menggambarkan diriku yang sebenarnya, dibalik kerja keras yang tinggi harus diselingi oleh hal-hal yang disenangi. Kesenangan bagiku adalah mampu meluangkan waktu bersama pacarku.
Namanya Valerie Alexandra seorang wanita dengan penampilan menawan yang mampu memikat perhatian banyak orang. Aku mengenalnya di masa SMA dimana saat itu aku adalah seniornya di kelas tiga sedangkan dia adalah junior dari angkatan baru. Sejak masa ospek dia telah menjadi primadona sekolah, aku bahkan merasa kecewa ketika tahu dia sudah mempunyai pacar dan aku memendamnya sampai kelulusan tiba.
Waktu berselang aku mengetahui pacarnya masih dalam lingkup pergaulan denganku dan dia baru saja tertangkap basah sedang selingkuh, mereka pun putus dan saat itu aku yang masih single bergerak cepat dan mendekati Valerie yang saat itu sedang down di tahun terakhirnya di SMA. Mungkin terkesan sombong tetapi aku adalah sesosok cowok yang beruntung yang bisa menjadi pacarnya. Dapat kukatakan kalau aku sangat menikmati waktuku sebagai pacarnya.
Kita berdua memiliki kesibukan berbeda saat kita masih kuliah. Aku yang saat itu sedang fokus menyelesaikan studiku sedangkan Valerie adalah mahasiswi baru dikampus yang berbeda walaupun kita masih ada di Kota Jakarta. Disela-sela kesibukan aku selalu meluangkan waktu untuk date atau sekadar bertemu dengannya yang membuat hubungan kita semakin dekat.
Hubungan romansa semakin dekat dan intim sampai di momen kita berhubungan badan. Walaupun dia sudah tidak perawan tetapi aku tidak memusingkan masa lalunya dan kita bercinta dengan mesra, bahkan dia mengatakan kalau aku jauh lebih baik dalam seks dibanding mantannya dan tentu saja lebih besar dan nyaman. Setidaknya aku puas dengan prestasi itu, haha.
Kembali ke saat ini kita telah menjalin hubungan sebagai pacar selama hampir 2,5 tahun dan banyak hal yang terjadi. Selama itu pula Valerie diberikan kebebasan untuk tinggal sendiri dan dia memutuskan untuk tinggal bersama di apartemen pribadiku yang untungnya dekat dengan kampus dia berkuliah. Selayaknya pasangan kekasih kita menghabiskan waktu sehari-hari berdua dengan mesra.
Libur semester adalah yang ditunggu-tunggu olehnya, selama tiga bulan dia bisa bebas dari banyaknya tugas di perkuliahan dan tentu saja dia bisa menghabiskan waktunya dengan bersantai. Namun hal ini berbeda dariku karena aku masih bekerja, aku menyarankannya untuk bisa mencari hobi atau pekerjaan sampingan untuk menghabiskan waktu. Dan secara kebetulan dia tiba-tiba datang kepadaku dan berkata kalau dia mendapat tawaran menjadi seorang model.
Bukan hal yang aneh memang, malah aku terkejut dia tidak melakukannya sejak awal. Dengan tubuhnya yang tinggi dan paras yang menarik dia bisa langsung ditarik sebagai model dari agensi besar untuk tampil di berbagai media. Aku menghargai keputusannya dan mengiyakan selama dia mengatakan jenis pemotretan apa yang akan dia lakukan.
Dia membagikan “laporan” ketika melakukan berbagai pemotretan. Mayoritas dia berpose untuk produk kecantikan dan fashion namun pada beberapa momen dia meminta izinku untuk menjadi model produk pakaian renang atau bikini. Aku tentu saja mengizinkannya dan entah mengapa senang melihat berbagai pose seksinya di depan kamera dari hasil gambar yang kuterima. Jujur saja kalau aku ada waktu aku ingin ikut dia melakukan pemotretan.
Setelah melewati minggu yang panjang dengan pekerjaan yang menumpuk serta klien yang menyebalkan akhirnya kantorku memberikan liburan dua minggu tanpa dipotong cuti. Betapa beruntungnya memiliki bos yang sebaik dirinya. Aku langsung mengajak Valerie untuk berlibur di Bali.
Bali memang destinasi wisata yang klise khususnya bagi orang Jakarta, dari banyaknya kota di Indonesia pasti memilih berlibur di Bali, lagi dan lagi. Setelah mengemas banyak barang bawaan di dalam koper kita pun terbang dan akan menghabiskan seminggu kedepan untuk dapat bersantai dan mendekatkan hubungan kita.
Sebelum aku berangkat aku menyempatkan diri untuk membeli sebuah perlengkapan kamera profesional dan mulai mempelajari tentang teknik pemotretan. Aku sejujurnya ingin ini sebagai kejutan dan menjadi fotografer amatir selama kita berlibur dan menjadikan Valerie sebagai model pribadiku. Pacarku merespon dengan senang dan mau menjadi objek berlatih bagiku.
“Sayang sini fotoin aku, harus kelihatan pemandangan yang di belakangnya ya,” ucap Valerie yang sudah jauh di depan dan sedang menunggu di pinggiran kolam renang.
“Oke kamu pose yang seksi ya, 3.. 2.. 1..” ucapku memberikan aba-aba.
Meskipun kemampuan membidik kamera tidak sebaik fotografer profesional Valerie cukup puas dengan hasil gambar tangkapan yang kuberikan dan lebih nyaman untuk difoto olehku. Dia merasa bebas dan rileks dan bisa menampilkan pose tanpa rasa canggung di hadapan pacarnya sendiri.
Puluhan gambar sudah kuambil dan aku mulai mengerti mengapa fotografer tidak pernah bosan untuk mengambil gambar seorang model. Rasanya aku bisa menikmati hobi baruku kali ini.
“Kamu mau ikut masuk juga atau mau foto-foto dulu yang?” tanya Valerie yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam kolam renang dengan memegang tangga kolam.
“Sebentar, coba lihat sini aku foto dulu,” kataku yang langsung berjongkok di depannya.
“Hihi, kayaknya kamu udah punya hobi ketiga nih,” goda Valerie yang masih berpose di depan kamera.
“Hobi ketiga? Hobi aku yang pertama kan otomotif, yang baru ini fotografi, hobi yang ketiga apa dong?” tanyaku atas godaan Valerie.
“Yang ketiga hmm.. hobinya ngewe sama aku, haha,” ucap Valerie yang langsung melompat masuk ke dalam air sebelum aku lemparkan air kearahnya.
Masih berada di pinggiran kolam renang, aku pun mengambil gambar Valerie yang sedang asyik berenang dan bermain air. Tidak lupa aku memotretnya sebagai koleksi pribadiku.
Dia pun berhenti dan naik di ujung kolam renang. Konsep kolam renang infinity pool ini membuat ujung kolam terbuka dan memperlihatkan pemandangan yang indah di belakang tempat pacarku duduk. Kemudian dia memberikan sebuah gerakan seolah menyuruhku untuk memotretnya dari kejauhan.
Aku tidak pernah bosan memperhatikan tubuh pacarku. Dia benar-benar cewek rupawan dengan wajahnya yang sangat cantik. Lekuk tubuhnya sempurna dengan dada yang besar dan padat, meskipun begitu dada itu sangatlah kenyal ketika diremas. Begitu pula tubuh bawahnya yang sempurna, pinggulnya ramping dan pantatnya yang kencang serta kaki jenjangnya mampu menghipnotis semua orang.
Disaat aku sedang fokus memandangi dirinya aku tersadar Valerie mulai menggerakan tangan yang diarahkan ke area pundaknya tempat tali atasan bikininya terikat. Dalam satu tarikan atasan bikini itu terlepas dan menunjukan kedua gunung kembarnya yang indah dan menggoda birahi itu.
Tanpa menunjukan rasa malu dan canggung Valerie membuka atasan bikininya dan menunjukan belahan dadanya yang sangat seksi. Menampilkan pose menggoda aku tidak menyia-nyiakan momen ini dan memotretnya. Pose dengan menunjukan paha serta tubuh atasnya yang topless dengan bikini yang ditahan oleh tangan adalah momen yang sangat sensual.
Seolah tidak memperdulikan dirinya yang sedang berada di ruang terbuka tanpa tembok pembatas dengan pantai, Valerie menunjukan tubuh atasnya yang polos kepadaku. Menyimpan kamera di atas meja aku langsung melompat masuk air dan ikut berenang bersamanya.
Hari telah beranjak petang dan kita sudah puas menikmati waktu dengan berenang bersama. Berjalan keluar dari kolam renang kita langsung melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi untuk mandi bersama setelah puas menghabiskan sore, sebelum aku menyalakan shower pacarku mendekat dan memberikan sebuah permintaan yang langsung aku kabulkan.
Meskipun ini bukan pertama kalinya aku merekam aksi pacarku yang sedang mandi, ini adalah yang pertama dengan menggunakan kamera profesional dan dalam keadaan lampu mati dengan mengandalkan pencahayaan dari kamera. Layaknya videografer aku mulai merekam aksi Valerie yang sedang memandikan tubuhnya di hadapan kamera. Seperti tidak peduli dengan kamera pacarku benar-benar tampil bergairah.
Duduk di bibir bathtub Valerie menggerakan tangannya dengan lincah menyusuri tubuh atasnya. Melumuri jarinya dengan sabun dia mulai membasahi tubuh atasnya yang membuat kulitnya bersinar memantulkan cahaya kamera. Tangannya bergerak seolah sedang meremas kedua buah dadanya yang tergantung indah.
Sesi pemotretan mandi ini bukanlah sesi mandi biasa, Valerie benar-benar bergerak dan berpose selayaknya dia sedang memuaskan hasrat birahinya. Kedua tangannya bergerak menari menyusuri tubuh atasnya dan berakhir di area dadanya. Memilin kedua putingnya, aku benar-benar dimanjakan oleh aksi sensualnya.
Tampil dengan penuh percaya diri Valerie mulai ke tahap selanjutnya dengan menurunkan tali bawahan bikininya. Aku terpesona bahkan tidak bisa mengucap sepatah kata apapun, walaupun aku berkali-kali melihatnya telanjang rasanya aku tidak pernah puas. Aku ingin melihat betapa seksi dirinya lagi dan lagi.
Jarinya bergerak turun menuruni perutnya yang rampit. Menyimpan kedua jari telunjuk di tali bikini dia mulai melonggarkannya dan membiarkan bawahannya turun memperlihatkan kedua pantatnya yang besar dan padat. Tubuhnya yang sudah nyaris telanjang tampak begitu sempurna.
Kembali melumuri jarinya dengan sabun, dia mulai menggerakan tangannya menyusuri punggung dan turun melewati belahan pantatnya. Diantara daerah intimnya dia mulai menyabuni area terlarang itu dan bergerak selayaknya bermasturbasi. Terdengar suara lembut desahan keluar dari mulutnya.
Menggerakan jarinya di belahan vagina, pacarku mulai memanjakan tubuhnya. Semakin intens aku bisa melihat cairan kewanitaannya mengalir turun di sepanjang kaki jenjangnya. Meloloskan tali bikininya sekarang dia sepenuhnya telanjang bulat. Terlihat seluruh bagian tubuhnya yang sempurna dengan vaginanya yang mulus tanpa ditumbuhi rambut pubis.
Aku sudah tidak bisa menahan birahiku, penisku sudah ereksi dan aku langsung menurunkan celanaku sambil tetap melanjutkan rekaman ini. Valerie hanya tersenyum dan melanjutkan posenya. Sekarang kita berdua sudah telanjang.
“Sayang ayo kita pindah ke shower,” kata Valerie yang membangunkan lamunanku.
“Ehh?” aku bingung dan tidak menyangka dia melanjutkan penampilannya di atas bathtub.
Membantu Valerie keluar dari bathtub, sekarang dia meminta untuk berada di luar bilik shower yang dibatasi oleh sekat kaca karena dia takut membasahi kamera dan merusaknya. Dari arah kejauhan aku mulai merekamnya namun cahaya kamera lumayan redup karena baterai sudah terkuras banyak.
“Sayang kamu rekam ya,” kata Valerie sambil menyalakan shower yang diarahkan kepadanya.
“Okay sayang,” jawabku yang dengan cepat merespon dengan merekamnya.
Guyuran air mulai membasahi tubuhnya yang seksi itu. Sabun yang dipakai sebelumnya tidak memberikan banyak efek busa yang malah semakin membuatnya tampil lebih sensual. Aroma wangi dari sabun mandinya layaknya sebuah parfum yang mampu membuat pikiranku melayang.
Memandikan tubuhnya. Dia mulai membasahi setiap inci permukaan tubuhnya tanpa terkecuali. Dari leher hingga kaki, dia membasahi seluruhnya dengan shower ini. Aku terus mengarahkan kamera untuk mendapatkan sudut terbaik yang menangkap keseluruhan tubuhnya.
“Aaah.. ahhh.. sayaangg ahhh..”
Membiarkan suara desahan terlepas dari mulutnya, suara rintihannya terasa merdu dan lembut layaknya nyanyian. Bunyi air yang mengalir dan desahan silih berganti mengisi kehampaan suara. Payudara yang lembut dan kenyal berayun seiring dia menggerakan tubuhnya ke kanan dan kiri.
Aku yang sudah tidak bisa menahan birahi mulai menggerakan tangan kiriku ke arah bawah dan mulai mengocokan penisku. Terus menonton aksi sensualnya di depanku, Valerie benar-benar menikmati diriku yang sudah penuh nafsu.
Membalikan tubuh pacarku kemudian berdiri menghadap ke arahku dan berjalan mundur sampai menyandarkan punggungnya ke arah dinding. Kemudian intensitas air di showernya dinaikkan dan diarahkan ke daerah selangkangannya dan Valerie bermasturbasi dengan dimanjakan oleh pancuran air.
Dengan tekanan air yang tinggi aku sudah bisa membayangkan kenikmatan yang pacarku rasakan. Semburan air itu mungkin memijat area intimnya memberikannya rasa rileks dan nyaman namun kenikmatan layaknya sedang bercinta. Menahan kenikmatan ini pacarku mulai menggoyangkan tubuhnya seolah sedang berdansa. Maju dan mundur, dia bergerak mengikuti arah semburan air ke daerah intimnya.
“Aaahh sayaangg.. ahhh.. masukiin ahh.. ahh..”
Dia terus mendesah memanggil namaku seolah mengajakku untuk langsung mencumbuinya. Aku harus sabar, aku ingin melihat aksinya lebih lama dan melihat aksi selanjutnya. Aku terus mengocok penisku sambil membayangkan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Valerie kemudian membalikan tubuhnya dan menyandarkan tangan ke arah dinding. Berdiri membelakangiku dan dia memundurkan pantatnya ke arah kamera. Aku sudah tidak bisa menahan birahiku lagi. Aku benar-benar ingin menyetubuhinya.
Tidak bisa menahan birahiku, aku langsung meninggalkan kamera yang masih merekam di atas wastafel dan langsung melompat masuk. Penisku yang sudah ereksi kemudian aku gesekan ke bibir vaginanya sebelum aku arahkan tepat ke lubang vagina. Tanpa memakai pelumas aku langsung mendorong penisku masuk yang membuat Valerie tersentak dan mendesah.
“Aahh sayaangg enaak.. sukaa.. aku sukaa.. penis kamuu ahhh..”
“Hentakin yang kuat ahhh.. sayang.. sayang..”
“Aahh.. pelan sayang ahh..”
Suara desahannya berubah menjadi jeritan. Campuran rasa geli, ngilu, sakit, dan nikmat berpadu seiring aku menghentakan penisku. Maju dan mundur, aku membiarkan dia dapat beradaptasi dengan penisku yang panjang ini sebelum mendorong masuk sepenuhnya.
Vaginanya terasa basah oleh air dan cairan kewanitaannya. Sensasi pijatan lembut namun kencang serta kehangatan didalamnya benar-benar membuatku gila menahan kenikmatan ini. Rasanya aku tidak ingin mencabut penisku dari vaginanya.
Hentakan demi hentakan aku terus memberikannya teknik bercinta terbaikku. Mendorong tangannya ke arah dinding, aku mulai menggempurnya semakin liar dan dalam. Kedua tanganku langsung mencaplok kedua dadanya yang berayun dan meremasnya.
“J-jangan dicubit sayang ahh..” desah Valerie dengan nada manja.
Meremas kedua gunung kembar pacarku dari belakang. Putingnya yang ranum ku pijat dan kupilin pelan. Semakin aku mengocokan penisku didalam vaginanya, putingnya semakin keras dan membuatku sangat gemas untuk mencubit dan menariknya. Aku tahu Valerie dapat mencapai orgasme hanya dengan dimainkan putingnya.
Sejak aku merekam aksi mandinya Valerie sudah mengalami berkali-kali orgasme. Rasanya dia mempunyai energi seks yang tinggi, aku bahkan meragukan diriku bisa menang darinya dalam bercinta. Aku terus menggempurnya sampai aku merebut shower yang sudah terjatuh dilantai dan mengarah ke vaginannya.
“Aahh j-jangan sayang.. anehh.. rasanya gelii ahh..” Valerie terus mendesah menahan rasa geli dari siraman air di vaginannya serta hentakan penisku.
“Udah tahan aja aghh..” ucapku sambil terus memompa penisku di dalam tubuhnya.
Dari luar aku mengarahkan shower ke daerah intimnya yang memberikan sensasi pijatan sedangkan dari dalam penisku terus bergerak keluar masuk ke dalam vaginannya. Sensasi ini membuatnya keenakan dan vaginanya terasa semakin menjepit. Rasanya aku sudah mencapai klimaks.
“Sayang aku mau keluar agh..” ucapku yang sudah tidak bisa kutahan.
“Sayang-sayang ahhh.. aku jugaa.. ahh keluarin.. aku mau air mani kamu ahh..” desah Valerie yang sudah mencapai orgasme.
Mempercepat hentakan penisku di dalam vaginannya. Aku sudah tidak bisa menahan kenikmatan ini dan mulai mendorong penisku semakin dalam. Penisku berkedut dan aku mulai ejakulasi di dalam tubuhnya.
“Sayang aku keluar ahh..”
Crot.. Crot.. Crot..
“Aahh enakk.. sayang ahh..” jerit Valerie ketika aku menumpahkan maniku di dalam.
Semburan maniku mulai mengisi rahimnya. Valerie yang bersamaan dengan itu mencapai orgasmenya dan langsung berteriak disusul oleh desahan panjang. Kita pun beristirahat sebentar dengan berpelukan. Kemudian aku mendekat ke telinganya.
“Sayang bersihin vagina kamu dong, aku mau lagi,” bisikku memberikan tantangan.
“Hah masih mau lagi-i..” Valerie berbalik dan melihat penisku yang kembali ereksi.
Aku mengecek kamera baterai hanya cukup untuk merekam video berdurasi satu menit, pas untuk merekam sisa aksi Valerie yang sedang membersihkan vaginanya. Pacarku berdiri dan menggenggam tiang shower sebelum mengarahkan semburan air ke dalam vaginannya. Membiarkan semburan air mengisi vaginannya dia mulai memasukan jarinya dan membersihkan sisa persetubuhan pertama.
Kita pun berpindah ke dalam bathtub dengan aku meminta Valerie berlutut dalam posisi doggy style. Di belakangnya aku bisa melihat tubuhnya yang indah dan pantatnya yang begitu menggoda. Mandi kali ini akan benar-benar lama.
“Aku masukin sekarang ya sayang,” ucapku di telinganya.
“Iyaa ahh..” balas Valerie yang siap untuk ronde kedua.
Sebuah desahan merdu kembali terdengar yang membuatku bersemangat melanjutkan ronde kedua. Aku kembali lagi menggempur dirinya yang kembali memanas. Seks ini berjalan begitu intens dan aku benar-benar menikmati bersetubuh dengannya.
Kedua bongkahan pantatnya kuremas dan kutampar secara lembut secara bergantian begitu pula dengan dadanya yang terus kumanjakan. Kita benar-benar terlarut dalam kenikmatan ini. Berganti posisi kita terus bercinta dan membagikan kasih sayang.
“Sayang aku mau keluar agh..” racauku setelah klimaks untuk kedua kalinya
“Iya sayang ahh.. enaaak ahh..” rintih pacarku.
Sore ke malam kita terus bercinta tanpa henti, berkali-kali pula aku terus menumpahkan maniku di dalam rahimnya. Rasanya begitu nikmat dan Valerie sangat senang merasakan penisku yang masuk tanpa memakai kondom, dia menyukai sensasi kulit penisku bertemu dinding vaginanya. Aku tidak menyangka pil anti kehamilan ini membuat nafsunya meningkat berkali-kali lipat.
Menghabiskan makan malam kita pun langsung membaringkan tubuh di atas ranjang. Seluruh energiku sudah habis begitu pula dengan Valerie yang langsung terpejam. Mendekatinya aku langsung memberikan ciuman sebelum tidur.
“Selamat tidur sayang,” kataku di sampingnya.
…
Valerie tampak duduk bersimpuh di depanku dengan tangannya yang diarahkan ke arah atas tepat di bawah ujung penisku. Kocokanku semakin intens dan tidak butuh waktu lama sampai aku ejakulasi di atas telapak tangannya.
“Ini aku telen ya.. mmphh..”
Air mani yang ada di telapak tangannya langsung dia jilat dan telan. Lidahnya bergerak menyapu sisa air mani yang tersisa dan yang menempel di ujung penisku.
Valerie Alexandra adalah pacarku, dia adalah seorang model amatir. Dengan paras yang rupawan, tinggi semampai, beserta asetnya yang mempesona yang menunjukan keseksian lekuk tubuhnya yang selalu mampu menarik perhatian pria. Dibalik sisi penampilan glamor dan elegannya sebagai model dia mempunyai fantasi eksibisionis untuk memamerkan keindahan tubuhnya tidak terbatas hanya di depan kamera. Bisakah diriku sebagai pasangan mampu memuaskan hasrat seksualnya?
Cerita ini adalah revisi dari “Karir di Dunia Modeling” oleh Ursagemini dari segi cerita yang berfokus pada karakter Harris dan Valerie Alexandra sebagai pasangan dan fantasi seksual mereka.
Index Cerita
I. Prolog
Namaku Harris dan saat ini bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum ternama. Tuntutan kerja yang tinggi serta tugas yang menumpuk sudah menjadi keseharian bagiku. Frasa yang mengatakan “work hard, play hard” mungkin menggambarkan diriku yang sebenarnya, dibalik kerja keras yang tinggi harus diselingi oleh hal-hal yang disenangi. Kesenangan bagiku adalah mampu meluangkan waktu bersama pacarku.
Namanya Valerie Alexandra seorang wanita dengan penampilan menawan yang mampu memikat perhatian banyak orang. Aku mengenalnya di masa SMA dimana saat itu aku adalah seniornya di kelas tiga sedangkan dia adalah junior dari angkatan baru. Sejak masa ospek dia telah menjadi primadona sekolah, aku bahkan merasa kecewa ketika tahu dia sudah mempunyai pacar dan aku memendamnya sampai kelulusan tiba.
Waktu berselang aku mengetahui pacarnya masih dalam lingkup pergaulan denganku dan dia baru saja tertangkap basah sedang selingkuh, mereka pun putus dan saat itu aku yang masih single bergerak cepat dan mendekati Valerie yang saat itu sedang down di tahun terakhirnya di SMA. Mungkin terkesan sombong tetapi aku adalah sesosok cowok yang beruntung yang bisa menjadi pacarnya. Dapat kukatakan kalau aku sangat menikmati waktuku sebagai pacarnya.
Kita berdua memiliki kesibukan berbeda saat kita masih kuliah. Aku yang saat itu sedang fokus menyelesaikan studiku sedangkan Valerie adalah mahasiswi baru dikampus yang berbeda walaupun kita masih ada di Kota Jakarta. Disela-sela kesibukan aku selalu meluangkan waktu untuk date atau sekadar bertemu dengannya yang membuat hubungan kita semakin dekat.
Hubungan romansa semakin dekat dan intim sampai di momen kita berhubungan badan. Walaupun dia sudah tidak perawan tetapi aku tidak memusingkan masa lalunya dan kita bercinta dengan mesra, bahkan dia mengatakan kalau aku jauh lebih baik dalam seks dibanding mantannya dan tentu saja lebih besar dan nyaman. Setidaknya aku puas dengan prestasi itu, haha.
Kembali ke saat ini kita telah menjalin hubungan sebagai pacar selama hampir 2,5 tahun dan banyak hal yang terjadi. Selama itu pula Valerie diberikan kebebasan untuk tinggal sendiri dan dia memutuskan untuk tinggal bersama di apartemen pribadiku yang untungnya dekat dengan kampus dia berkuliah. Selayaknya pasangan kekasih kita menghabiskan waktu sehari-hari berdua dengan mesra.
Libur semester adalah yang ditunggu-tunggu olehnya, selama tiga bulan dia bisa bebas dari banyaknya tugas di perkuliahan dan tentu saja dia bisa menghabiskan waktunya dengan bersantai. Namun hal ini berbeda dariku karena aku masih bekerja, aku menyarankannya untuk bisa mencari hobi atau pekerjaan sampingan untuk menghabiskan waktu. Dan secara kebetulan dia tiba-tiba datang kepadaku dan berkata kalau dia mendapat tawaran menjadi seorang model.
Bukan hal yang aneh memang, malah aku terkejut dia tidak melakukannya sejak awal. Dengan tubuhnya yang tinggi dan paras yang menarik dia bisa langsung ditarik sebagai model dari agensi besar untuk tampil di berbagai media. Aku menghargai keputusannya dan mengiyakan selama dia mengatakan jenis pemotretan apa yang akan dia lakukan.
Dia membagikan “laporan” ketika melakukan berbagai pemotretan. Mayoritas dia berpose untuk produk kecantikan dan fashion namun pada beberapa momen dia meminta izinku untuk menjadi model produk pakaian renang atau bikini. Aku tentu saja mengizinkannya dan entah mengapa senang melihat berbagai pose seksinya di depan kamera dari hasil gambar yang kuterima. Jujur saja kalau aku ada waktu aku ingin ikut dia melakukan pemotretan.
Setelah melewati minggu yang panjang dengan pekerjaan yang menumpuk serta klien yang menyebalkan akhirnya kantorku memberikan liburan dua minggu tanpa dipotong cuti. Betapa beruntungnya memiliki bos yang sebaik dirinya. Aku langsung mengajak Valerie untuk berlibur di Bali.
Bali memang destinasi wisata yang klise khususnya bagi orang Jakarta, dari banyaknya kota di Indonesia pasti memilih berlibur di Bali, lagi dan lagi. Setelah mengemas banyak barang bawaan di dalam koper kita pun terbang dan akan menghabiskan seminggu kedepan untuk dapat bersantai dan mendekatkan hubungan kita.
Sebelum aku berangkat aku menyempatkan diri untuk membeli sebuah perlengkapan kamera profesional dan mulai mempelajari tentang teknik pemotretan. Aku sejujurnya ingin ini sebagai kejutan dan menjadi fotografer amatir selama kita berlibur dan menjadikan Valerie sebagai model pribadiku. Pacarku merespon dengan senang dan mau menjadi objek berlatih bagiku.
“Sayang sini fotoin aku, harus kelihatan pemandangan yang di belakangnya ya,” ucap Valerie yang sudah jauh di depan dan sedang menunggu di pinggiran kolam renang.
“Oke kamu pose yang seksi ya, 3.. 2.. 1..” ucapku memberikan aba-aba.
Meskipun kemampuan membidik kamera tidak sebaik fotografer profesional Valerie cukup puas dengan hasil gambar tangkapan yang kuberikan dan lebih nyaman untuk difoto olehku. Dia merasa bebas dan rileks dan bisa menampilkan pose tanpa rasa canggung di hadapan pacarnya sendiri.
Puluhan gambar sudah kuambil dan aku mulai mengerti mengapa fotografer tidak pernah bosan untuk mengambil gambar seorang model. Rasanya aku bisa menikmati hobi baruku kali ini.
“Kamu mau ikut masuk juga atau mau foto-foto dulu yang?” tanya Valerie yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam kolam renang dengan memegang tangga kolam.
“Sebentar, coba lihat sini aku foto dulu,” kataku yang langsung berjongkok di depannya.
“Hihi, kayaknya kamu udah punya hobi ketiga nih,” goda Valerie yang masih berpose di depan kamera.
“Hobi ketiga? Hobi aku yang pertama kan otomotif, yang baru ini fotografi, hobi yang ketiga apa dong?” tanyaku atas godaan Valerie.
“Yang ketiga hmm.. hobinya ngewe sama aku, haha,” ucap Valerie yang langsung melompat masuk ke dalam air sebelum aku lemparkan air kearahnya.
Masih berada di pinggiran kolam renang, aku pun mengambil gambar Valerie yang sedang asyik berenang dan bermain air. Tidak lupa aku memotretnya sebagai koleksi pribadiku.
Dia pun berhenti dan naik di ujung kolam renang. Konsep kolam renang infinity pool ini membuat ujung kolam terbuka dan memperlihatkan pemandangan yang indah di belakang tempat pacarku duduk. Kemudian dia memberikan sebuah gerakan seolah menyuruhku untuk memotretnya dari kejauhan.
Aku tidak pernah bosan memperhatikan tubuh pacarku. Dia benar-benar cewek rupawan dengan wajahnya yang sangat cantik. Lekuk tubuhnya sempurna dengan dada yang besar dan padat, meskipun begitu dada itu sangatlah kenyal ketika diremas. Begitu pula tubuh bawahnya yang sempurna, pinggulnya ramping dan pantatnya yang kencang serta kaki jenjangnya mampu menghipnotis semua orang.
Disaat aku sedang fokus memandangi dirinya aku tersadar Valerie mulai menggerakan tangan yang diarahkan ke area pundaknya tempat tali atasan bikininya terikat. Dalam satu tarikan atasan bikini itu terlepas dan menunjukan kedua gunung kembarnya yang indah dan menggoda birahi itu.
Tanpa menunjukan rasa malu dan canggung Valerie membuka atasan bikininya dan menunjukan belahan dadanya yang sangat seksi. Menampilkan pose menggoda aku tidak menyia-nyiakan momen ini dan memotretnya. Pose dengan menunjukan paha serta tubuh atasnya yang topless dengan bikini yang ditahan oleh tangan adalah momen yang sangat sensual.
Seolah tidak memperdulikan dirinya yang sedang berada di ruang terbuka tanpa tembok pembatas dengan pantai, Valerie menunjukan tubuh atasnya yang polos kepadaku. Menyimpan kamera di atas meja aku langsung melompat masuk air dan ikut berenang bersamanya.
Hari telah beranjak petang dan kita sudah puas menikmati waktu dengan berenang bersama. Berjalan keluar dari kolam renang kita langsung melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi untuk mandi bersama setelah puas menghabiskan sore, sebelum aku menyalakan shower pacarku mendekat dan memberikan sebuah permintaan yang langsung aku kabulkan.
Meskipun ini bukan pertama kalinya aku merekam aksi pacarku yang sedang mandi, ini adalah yang pertama dengan menggunakan kamera profesional dan dalam keadaan lampu mati dengan mengandalkan pencahayaan dari kamera. Layaknya videografer aku mulai merekam aksi Valerie yang sedang memandikan tubuhnya di hadapan kamera. Seperti tidak peduli dengan kamera pacarku benar-benar tampil bergairah.
Duduk di bibir bathtub Valerie menggerakan tangannya dengan lincah menyusuri tubuh atasnya. Melumuri jarinya dengan sabun dia mulai membasahi tubuh atasnya yang membuat kulitnya bersinar memantulkan cahaya kamera. Tangannya bergerak seolah sedang meremas kedua buah dadanya yang tergantung indah.
Sesi pemotretan mandi ini bukanlah sesi mandi biasa, Valerie benar-benar bergerak dan berpose selayaknya dia sedang memuaskan hasrat birahinya. Kedua tangannya bergerak menari menyusuri tubuh atasnya dan berakhir di area dadanya. Memilin kedua putingnya, aku benar-benar dimanjakan oleh aksi sensualnya.
Tampil dengan penuh percaya diri Valerie mulai ke tahap selanjutnya dengan menurunkan tali bawahan bikininya. Aku terpesona bahkan tidak bisa mengucap sepatah kata apapun, walaupun aku berkali-kali melihatnya telanjang rasanya aku tidak pernah puas. Aku ingin melihat betapa seksi dirinya lagi dan lagi.
Jarinya bergerak turun menuruni perutnya yang rampit. Menyimpan kedua jari telunjuk di tali bikini dia mulai melonggarkannya dan membiarkan bawahannya turun memperlihatkan kedua pantatnya yang besar dan padat. Tubuhnya yang sudah nyaris telanjang tampak begitu sempurna.
Kembali melumuri jarinya dengan sabun, dia mulai menggerakan tangannya menyusuri punggung dan turun melewati belahan pantatnya. Diantara daerah intimnya dia mulai menyabuni area terlarang itu dan bergerak selayaknya bermasturbasi. Terdengar suara lembut desahan keluar dari mulutnya.
Menggerakan jarinya di belahan vagina, pacarku mulai memanjakan tubuhnya. Semakin intens aku bisa melihat cairan kewanitaannya mengalir turun di sepanjang kaki jenjangnya. Meloloskan tali bikininya sekarang dia sepenuhnya telanjang bulat. Terlihat seluruh bagian tubuhnya yang sempurna dengan vaginanya yang mulus tanpa ditumbuhi rambut pubis.
Aku sudah tidak bisa menahan birahiku, penisku sudah ereksi dan aku langsung menurunkan celanaku sambil tetap melanjutkan rekaman ini. Valerie hanya tersenyum dan melanjutkan posenya. Sekarang kita berdua sudah telanjang.
“Sayang ayo kita pindah ke shower,” kata Valerie yang membangunkan lamunanku.
“Ehh?” aku bingung dan tidak menyangka dia melanjutkan penampilannya di atas bathtub.
Membantu Valerie keluar dari bathtub, sekarang dia meminta untuk berada di luar bilik shower yang dibatasi oleh sekat kaca karena dia takut membasahi kamera dan merusaknya. Dari arah kejauhan aku mulai merekamnya namun cahaya kamera lumayan redup karena baterai sudah terkuras banyak.
“Sayang kamu rekam ya,” kata Valerie sambil menyalakan shower yang diarahkan kepadanya.
“Okay sayang,” jawabku yang dengan cepat merespon dengan merekamnya.
Guyuran air mulai membasahi tubuhnya yang seksi itu. Sabun yang dipakai sebelumnya tidak memberikan banyak efek busa yang malah semakin membuatnya tampil lebih sensual. Aroma wangi dari sabun mandinya layaknya sebuah parfum yang mampu membuat pikiranku melayang.
Memandikan tubuhnya. Dia mulai membasahi setiap inci permukaan tubuhnya tanpa terkecuali. Dari leher hingga kaki, dia membasahi seluruhnya dengan shower ini. Aku terus mengarahkan kamera untuk mendapatkan sudut terbaik yang menangkap keseluruhan tubuhnya.
“Aaah.. ahhh.. sayaangg ahhh..”
Membiarkan suara desahan terlepas dari mulutnya, suara rintihannya terasa merdu dan lembut layaknya nyanyian. Bunyi air yang mengalir dan desahan silih berganti mengisi kehampaan suara. Payudara yang lembut dan kenyal berayun seiring dia menggerakan tubuhnya ke kanan dan kiri.
Aku yang sudah tidak bisa menahan birahi mulai menggerakan tangan kiriku ke arah bawah dan mulai mengocokan penisku. Terus menonton aksi sensualnya di depanku, Valerie benar-benar menikmati diriku yang sudah penuh nafsu.
Membalikan tubuh pacarku kemudian berdiri menghadap ke arahku dan berjalan mundur sampai menyandarkan punggungnya ke arah dinding. Kemudian intensitas air di showernya dinaikkan dan diarahkan ke daerah selangkangannya dan Valerie bermasturbasi dengan dimanjakan oleh pancuran air.
Dengan tekanan air yang tinggi aku sudah bisa membayangkan kenikmatan yang pacarku rasakan. Semburan air itu mungkin memijat area intimnya memberikannya rasa rileks dan nyaman namun kenikmatan layaknya sedang bercinta. Menahan kenikmatan ini pacarku mulai menggoyangkan tubuhnya seolah sedang berdansa. Maju dan mundur, dia bergerak mengikuti arah semburan air ke daerah intimnya.
“Aaahh sayaangg.. ahhh.. masukiin ahh.. ahh..”
Dia terus mendesah memanggil namaku seolah mengajakku untuk langsung mencumbuinya. Aku harus sabar, aku ingin melihat aksinya lebih lama dan melihat aksi selanjutnya. Aku terus mengocok penisku sambil membayangkan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Valerie kemudian membalikan tubuhnya dan menyandarkan tangan ke arah dinding. Berdiri membelakangiku dan dia memundurkan pantatnya ke arah kamera. Aku sudah tidak bisa menahan birahiku lagi. Aku benar-benar ingin menyetubuhinya.
Tidak bisa menahan birahiku, aku langsung meninggalkan kamera yang masih merekam di atas wastafel dan langsung melompat masuk. Penisku yang sudah ereksi kemudian aku gesekan ke bibir vaginanya sebelum aku arahkan tepat ke lubang vagina. Tanpa memakai pelumas aku langsung mendorong penisku masuk yang membuat Valerie tersentak dan mendesah.
“Aahh sayaangg enaak.. sukaa.. aku sukaa.. penis kamuu ahhh..”
“Hentakin yang kuat ahhh.. sayang.. sayang..”
“Aahh.. pelan sayang ahh..”
Suara desahannya berubah menjadi jeritan. Campuran rasa geli, ngilu, sakit, dan nikmat berpadu seiring aku menghentakan penisku. Maju dan mundur, aku membiarkan dia dapat beradaptasi dengan penisku yang panjang ini sebelum mendorong masuk sepenuhnya.
Vaginanya terasa basah oleh air dan cairan kewanitaannya. Sensasi pijatan lembut namun kencang serta kehangatan didalamnya benar-benar membuatku gila menahan kenikmatan ini. Rasanya aku tidak ingin mencabut penisku dari vaginanya.
Hentakan demi hentakan aku terus memberikannya teknik bercinta terbaikku. Mendorong tangannya ke arah dinding, aku mulai menggempurnya semakin liar dan dalam. Kedua tanganku langsung mencaplok kedua dadanya yang berayun dan meremasnya.
“J-jangan dicubit sayang ahh..” desah Valerie dengan nada manja.
Meremas kedua gunung kembar pacarku dari belakang. Putingnya yang ranum ku pijat dan kupilin pelan. Semakin aku mengocokan penisku didalam vaginanya, putingnya semakin keras dan membuatku sangat gemas untuk mencubit dan menariknya. Aku tahu Valerie dapat mencapai orgasme hanya dengan dimainkan putingnya.
Sejak aku merekam aksi mandinya Valerie sudah mengalami berkali-kali orgasme. Rasanya dia mempunyai energi seks yang tinggi, aku bahkan meragukan diriku bisa menang darinya dalam bercinta. Aku terus menggempurnya sampai aku merebut shower yang sudah terjatuh dilantai dan mengarah ke vaginannya.
“Aahh j-jangan sayang.. anehh.. rasanya gelii ahh..” Valerie terus mendesah menahan rasa geli dari siraman air di vaginannya serta hentakan penisku.
“Udah tahan aja aghh..” ucapku sambil terus memompa penisku di dalam tubuhnya.
Dari luar aku mengarahkan shower ke daerah intimnya yang memberikan sensasi pijatan sedangkan dari dalam penisku terus bergerak keluar masuk ke dalam vaginannya. Sensasi ini membuatnya keenakan dan vaginanya terasa semakin menjepit. Rasanya aku sudah mencapai klimaks.
“Sayang aku mau keluar agh..” ucapku yang sudah tidak bisa kutahan.
“Sayang-sayang ahhh.. aku jugaa.. ahh keluarin.. aku mau air mani kamu ahh..” desah Valerie yang sudah mencapai orgasme.
Mempercepat hentakan penisku di dalam vaginannya. Aku sudah tidak bisa menahan kenikmatan ini dan mulai mendorong penisku semakin dalam. Penisku berkedut dan aku mulai ejakulasi di dalam tubuhnya.
“Sayang aku keluar ahh..”
Crot.. Crot.. Crot..
“Aahh enakk.. sayang ahh..” jerit Valerie ketika aku menumpahkan maniku di dalam.
Semburan maniku mulai mengisi rahimnya. Valerie yang bersamaan dengan itu mencapai orgasmenya dan langsung berteriak disusul oleh desahan panjang. Kita pun beristirahat sebentar dengan berpelukan. Kemudian aku mendekat ke telinganya.
“Sayang bersihin vagina kamu dong, aku mau lagi,” bisikku memberikan tantangan.
“Hah masih mau lagi-i..” Valerie berbalik dan melihat penisku yang kembali ereksi.
Aku mengecek kamera baterai hanya cukup untuk merekam video berdurasi satu menit, pas untuk merekam sisa aksi Valerie yang sedang membersihkan vaginanya. Pacarku berdiri dan menggenggam tiang shower sebelum mengarahkan semburan air ke dalam vaginannya. Membiarkan semburan air mengisi vaginannya dia mulai memasukan jarinya dan membersihkan sisa persetubuhan pertama.
Kita pun berpindah ke dalam bathtub dengan aku meminta Valerie berlutut dalam posisi doggy style. Di belakangnya aku bisa melihat tubuhnya yang indah dan pantatnya yang begitu menggoda. Mandi kali ini akan benar-benar lama.
“Aku masukin sekarang ya sayang,” ucapku di telinganya.
“Iyaa ahh..” balas Valerie yang siap untuk ronde kedua.
Sebuah desahan merdu kembali terdengar yang membuatku bersemangat melanjutkan ronde kedua. Aku kembali lagi menggempur dirinya yang kembali memanas. Seks ini berjalan begitu intens dan aku benar-benar menikmati bersetubuh dengannya.
Kedua bongkahan pantatnya kuremas dan kutampar secara lembut secara bergantian begitu pula dengan dadanya yang terus kumanjakan. Kita benar-benar terlarut dalam kenikmatan ini. Berganti posisi kita terus bercinta dan membagikan kasih sayang.
“Sayang aku mau keluar agh..” racauku setelah klimaks untuk kedua kalinya
“Iya sayang ahh.. enaaak ahh..” rintih pacarku.
Sore ke malam kita terus bercinta tanpa henti, berkali-kali pula aku terus menumpahkan maniku di dalam rahimnya. Rasanya begitu nikmat dan Valerie sangat senang merasakan penisku yang masuk tanpa memakai kondom, dia menyukai sensasi kulit penisku bertemu dinding vaginanya. Aku tidak menyangka pil anti kehamilan ini membuat nafsunya meningkat berkali-kali lipat.
Menghabiskan makan malam kita pun langsung membaringkan tubuh di atas ranjang. Seluruh energiku sudah habis begitu pula dengan Valerie yang langsung terpejam. Mendekatinya aku langsung memberikan ciuman sebelum tidur.
“Selamat tidur sayang,” kataku di sampingnya.
…
Valerie tampak duduk bersimpuh di depanku dengan tangannya yang diarahkan ke arah atas tepat di bawah ujung penisku. Kocokanku semakin intens dan tidak butuh waktu lama sampai aku ejakulasi di atas telapak tangannya.
“Ini aku telen ya.. mmphh..”
Air mani yang ada di telapak tangannya langsung dia jilat dan telan. Lidahnya bergerak menyapu sisa air mani yang tersisa dan yang menempel di ujung penisku.
Terakhir diubah: